2. Tujuan
◼ Merefresh Kembali tentang alat pemadam api ringan secara
aman, tepat, dan efisien sesuai regulasi yang berlaku
◼ Mampu mengidentifikasi dan menempatkan alat pemadam
berdasarkan sumber kebakaran (fire classification).
◼ Memahami tindakan yang harus dilakukan dalam emergency
condition.
3. Filsafat Pemadaman Kebakaran
⚫ Jika terjadi kebakaran dalam operasi kita, keselamatan
manusia dalam penanggulangan darurat selalu
merupakan prioritas tertinggi dan tidak boleh sekali-kali
dinomor duakan.
⚫ Kebakaran awal/kecil digolongkan sebagai kebakaran yang dapat
dikendalikan dengan alat pemadam kebakaran jinjing, dry
chemical / foam hose station, atau selang air pemadam dengan
diameter 1-1/2 inci atau lebih kecil. Pemadaman kebakaran
tahap awal ini menjadi tanggungjawab orang yang melihatnya
baik karyawan, tamu atau kontraktor. Tidak diperlukan PPE
khusus pada waktu menggunakan alat pemadam kebakaran ini
dan kebakaran masih dalam tahap awal
⚫ Kebakaran lanjutan/besar, digolongkan sebagai kebakaran yang
membesar dan tidak dapat dikendalikan dengan APAR,
menjadi tanggungjawab petugas pemadam kebakaran
yang sudah terlatih, telah mendapatkan pelatihan dan
menggunakan PPE khusus (Bunker gear & SCBA)
4. Norma K3 Penanggulangan Kebakaran
• Melindungi para pekerja dan orang lainnya di tempat
kerja
• Menjamin setiap sumber produksi agar dapat dipakai
secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan lancar
UU No 1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
Sasaran
K3
Zero
Accident
5. Norma K3 Penanggulangan Kebakaran
Pasal 9 ayat (3).
Pengurus wajib membina K3 penanggulangan kebakaran
• mencegah, mengurangi, dan memadamkan
kebakaran,
• mencegah, mengurangi peledakan
• memberikan kesempatan jalan menyelamatkan diri
dalam bahaya kebakaran
• pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu
Pasal 3 ayat (1).
Dengan peraturan perundangan ditetapkan
syarat syarat keselamatan kerja untuk :
STRATREGI
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
6. Manajemen Penanggulangan Kebakaran
Manajemen Penanggulangan Kebakaran (MPK) atau Fire
Safety Management (FSM) adalah segala upaya
memobilisasi personil, pemanfaatan biaya, penggunaan
bahan, peralatan dan metoda termasuk informasi untuk
pencegahan dan penanggulangan terhadap kebakaran dan
bahaya terkait lainnya yang sewaktu-waktu terjadi di
bangunan / unit industri.
7. Manajemen Penanggulangan Kebakaran
Lingkup MPK :
1. Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem dan
peralatan proteksi kebakaran
2. Membentuk tim keadaan darurat yang dinamis
3. Membina dan mengembangkan pelatihan personil
4. Menyusun fire emergency & response plan (FERP)
5. Melaksanakan latihan kebakaran dan evakuasi
6. Melakukan audit keselamatan kebakaran secara berkala
7. Menyusun SOP-SOP menyangkut pelaksanaan kerja yang aman
terhadap bahaya kebakaran
8. Menerapkan fire-safe housekeeping
9. Menyelengarakan sosialisasi, kampanye tentang aman
kebakaran dan bencana lainnya
8. Manajemen Penanggulangan Kebakaran
Unit penanggulangan kebakaran dalam sebuah perusahaan
(No.KEP.186/MEN/1999):
a. Petugas peran kebakaran (Klas D);
b. Regu penanggulangan kebakaran (Klas C);
c. Koordinator unit penanggulangan kebakaran (Klas B);
d. Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai
penanggung jawab teknis (Klas A)
10. Manajemen Penanggulangan Kebakaran
Rasio jumlah minimum klasifikasi, kualifikasi dan kompetensi
Personil penanggulangan kebakaran Di tempat kerja dikaitkan
dengan resiko bahaya:
Keterangan :
• Tingkat D = Petugas Peran
Kebakaran
• Tingkat C = Regu
Penanggulangan Kebakaran
• Tingkat B = Koordinator
Unit Pananggulangan
Kebakaran
• Tingkat A = Ahli K3
Spesialis Penanggulangan
Kebakaran
12. Bagaimana Proses Timbulnya Kebakaran?
Tiga elemen yang diperlukan:
FUEL
O2
PANAS
BAHAN BAKAR (FUEL) – bisa berupa material yang mudah
terbakar yang berbentuk padat, cair atau gas
OKSIGEN (O2) – udara di atmosfir mengandung 21%
oksigen
PANAS – panas adalah energy yang diperlukan untuk
menaikkan suhu bahan bakar sehingga mencapai titik api
pertama
Kebakaran adalah terjadinya api liar yang
tidak dikehendaki
13. Bagaimana Proses Timbulnya Api?
Reaksi Kimia API
API AWAL = FIRE TRIANGLE
Bisa ditimbulkan oleh reaksi yang melibatkan ketiga
elemen ini.
API LANJUTAN = Karena panas yg ditimbulkan
berlebihan mengakibatkan bahan kimia disekitar
bereaksi, menimbulkan API YANG MEMBESAR,
dapat menimbulkan ledakan dan gas beracun (FIRE
TETRAHEDRON = Kebakaran yang melibatkan
Reaksi Kimia = O2 + Fuel + Heat/Fire + Reaksi
kimia).
Oxigen
Fuel Heat/Fire
chemical
Oxigen
Fuel Heat/Fire
14. Proses Pembakaran
Apakah yang sedang terbakar dan Bentuk bahan bakar
secara fisik:
◼ Padat (Solid)
◼ Cair (Liquid)
◼ Gas
Pembakaran terjadi saat bahan bakar berubah bentuk
menjadi gas.
15. Proses Pembakaran
Proses pembakaran menghasilkan asap dan material lainnya.
Hasil yang spesifik dari proses pembakaran tergantung dari:
❑ Bahan bakar
❑ Suhu
❑ Jumlah oxygen yang tersedia
Di beberapa kejadian kebakaran mengkonsumsi semua bahan
bakar yang tersedia.
16. Cairan Mudah Terbakar
❑ Sifat fisik dari cairan : Molekul - molekul dari cairan adalah
bergerak bebas diantara mereka, namun molekul - molekul
tersebut tidak mempunyai kecenderungan untuk berpisah
sebagaimana sifat gas.
❑ Bahan bakar cair harus menguap sebelum terbakar.
❑ Konsentrasi minimum ataupun maksimum harus ada untuk dapat
menyalakan uap.
❑ Sebagian besar cairan mudah terbakar (flammable liquids) dapat
menyala dengan baik dibawah titik didih (boiling point). Kondisi-
kondisi yang diperlukan untuk pengapian (ignition):
▪ Campuran bahan bakar – udara dalam
batas yang memenuhi flammable limits.
▪ Sumber api dengan cukup energi.
▪ Terjadi kontak berkelanjutan antara sumber
api dan campuran bahan bakar – udara
17. Titik Nyala (Flash Point)
Titik Nyala adalah Suhu terendah dimana suatu cairan
mengeluarkan uap dalam konsentrasi yang cukup untuk
membentuk suatu campuran mudah terbakar dengan udara
yang terdapat diatas permukaan cairan. Mudah tidak nya suatu
bahan bakar cair untuk terbakar antara lain adalah ditentukan
oleh Titik Nyala.
Titik Nyala :
Gasoline 19.4° F (-7°C)
Diesel fuel 125° F (51.7°C)
Kerosine 140° F (60°C)
Propane gas
Butane gas
Condensate 20° F (-6,7°C)
18. Batasan Mudah Terbakar
Batasan Mudah Terbakar (Flammable Range) adalah batas
antara minimum (LFL) dan maksimum (UFL) konsentrasi
campuran uap bahan bakar dan udara normal, yang dapat
menyala/ meledak setiap saat bila diberi sumber panas. Di luar
batas ini tidak akan terjadi kebakaran.
Dalam penanganan cairan dan gas mudah terbakar yang perlu
diperhatikan adalah nilai LFL dan UFL.
Hydrogen 4% - 75%
Methane (Fuel gas) 5% - 14%
Propane (LP-gas) 2% - 9%
Butane (LP-gas) 2% - 8%
Condensate 2.1% - 7.1%
Gasoline 1% - 7%
Kerosine 1% - 5%
Acetylene 2% - 81%
Crude Oil 1% - 10%
19. Gas dan Cairan yang Mudah dan
Dapat Terbakar
DIFINISI
Menurut NFPA 30,
Flammable Liquid adalah suatu cairan yang mempunyai titik
nyala (Flash Point) dibawah 100ºF (37.8ºC) dan mempunyai
tekanan uap tidak lebih dari 40 psi pada suhu 100ºF,
Combustible Liquid mempunyai titik nyala (Flash Point) diatas
100ºF, meskipun cairan tersebut tidak mudah terbakar
sebagaimana cairan yang dikatagori kan sebagai Flammable
Liquid,namun mereka dapat terbakar pada keadaan tertentu dan
harus diperlakukan dengan baik
Risk classification:
Klas 1 = Kurang dari 100oF (resiko tinggi)
Klas 2 = 100 – 140oF (resiko sedang)
Klas 3 = Lebih dari 140oF (resiko rendah)
20. KLASIFIKASI KEBAKARAN (FIRE CLASS)
GOLONGAN KEBAKARAN (Permenakertrans No 04/MEN/1980)
▪ Kebakaran Bahan Padat Kecuali Logam (Klas A)
▪ Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar (Klas B)
▪ Kebakaran Instalasi listrik berteganan (Klas C)
▪ Kebakaran Logam (Klas D)
NFPA 10 - 2002
▪ Kebakaran Bahan Padat Kecuali Logam (Klas A)
▪ Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar (Klas B)
▪ Kebakaran Instalasi listrik berteganan (Klas C)
▪ Kebakaran Logam (Klas D)
▪ Kebakaran yang melibatkan media memasak (Minyak atau lemak
Nabati atau Hewani (Klas K)
21. Klasifikasi Kebakaran
Class A
Bahan mudah terbakar atau bahan berserat seperti
kayu, kertas, karet atau plastik
Biasanya setelah terbakar akan meninggalkan abu.
Class B
Bahan mudah menyala atau cairan yang mudah
terbakar seperti bensin, minyak tanah, cat, thiner cat
Class C
Peralatan yang menggunakan listrik seperti alat-alat
listrik (kotak panel, kabel), peralatan listrik
Class D
Material logam yang mudah terbakar seperti
magnesium, Litium dan sodium
D
K
D
Class K
Kebakaran dapur yang menyangkut minyak sayur
dan minyak hewani
22. Karakteristik Alat Pemadam Api Ringan
6
TIPE APAR PEMADAMAN EFEKTIFITAS
PRESSURIZED
WATER
CARBON
DIOXIDE
MULTIPURPOSE
DRY CHEMICAL
HALON
/Pengganti
COMBUSTIBLE
METAL
COOLING
SMOTHERING,
COOLING
SMOTHERING
SMOTHERING
SMOTHERING
Breaking Chain
Reaction
D
WET CHEMICAL
COOLING/
SMOTHERING Breaking
Chain Reaction
23. Teknik Pemadaman Kebakaran
6
a. Penurunan suhu (Cooling)
c. Pemisahan Bahan Bakar (Starvation)
b. Menghambat Oksigen (Smothering)
d. Memutus Rantai Reaksi Pembakaran
(Breaking Chain Reaction)
24. Sistem Proyeksi Aktif
APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN)
Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980
▪ Dapat di gunakan (di operasikan) oleh satu orang
▪ Digunakan hanya untuk kebakaran Kecil (Awal)
Harus Siap Pakai pada waktunya
✓Mudah di lihat dan di ambil
✓Kondisi Baik
✓Setiap orang dapat mengoperasikan dengan ben
ar, tidak membahayakan dirinya
25. TIPE/JENIS ALAT PEMADAM KEBAKARAN
JENIS BASAH :
1. Air
2. Busa
JENIS KERING :
1. DRY POWDER
2. CO
3. CLEAN AGENT
26. Pemeriksan Singkat Alat Pemadam Api
6
◼ Pastikan jenis pemadam sesuai dengan tipe kebakaran
yang mungkin terjadi di area tsb
◼ Pastikan pin masih terpasang pada tabung pemadam
◼ Lihat pressure gauge dan ukur beratnya
⚫ Tipe yang mempunyai pressure gauge. Tekanan yang
diperlukan harus berada pada posisi “Hijau”
⚫ Tipe yang tidak mempunyai pressure gauge, harus
diukur beratnya
◼ Pastikan pin, nozzle dan nameplat masih utuh terpasang
27. Sebelum Menggunakan Alat Pemadam
6
Hal - hal yang perlu di perhatikan sebelum
Menggunakan Alat Pemdam Api Ringan:
• Terlatih untuk menggunakan Alat Pemadam Api
Ringan
• Mengetahui Apa yang terbakar
• Api belum dengan cepat menyebar
• Asap dan Panas belum memenuhi ruangan
• Terdapat Jalan keluar dari ruangan yang terbakar
28. Cara Penggunaan Alat Pemadam
Api Ringan
6
1. Tenang, jangan panik.
2. Letakkan APAR dilantai, dan cabut PIN pengamannya
3. Pastikan anda berdiri searah angin dan punggung mengarah ke pintu keluar
4. Pegang gagang Nozzle (Jangan pegang selangnya) dan tekan lever
penghembus
5. Lakukan test fungsi arahkan nozzle keatas. Jika APAR tidak berfungsi baik,
maka ganti dengan yang lain .
Jika baik maka teruskan ke langkah 6
6. Dekati api dari arah angin dan berhentilah pada posisi kira kira 3 Meter dari api.
7. Mulailah menyemprot pangkal api sambil maju dan mengibaskan nozzle kekiri
dan kanan
8. Segera menghindar bila media APAR habis namun api belum padam.
9. Bila api padam , yakinkan . Kemudian balikkan posisi tabung dan semprotkan
keatas , untuk membunag sisa gas pendorong tanpa mengikutkan bubuknya .
ARAH ANGIN
29. Cara Penggunaan Alat Pemadam
Api Ringan
6
Ingat singkatan P.A.S.S
P...Pull (tarik) pin
A...Aim (Arahkan) nozzle ke titik nyala api
S...Squeeze (Tekan) trigger sementara pegang tabung
dalam posisi tegak
S...Sweep (Sapuan) bahan pemadam dari sisi ke sisi,
menutup area api dengan bahan pemadam
30. Cara Penggunaan Alat Pemadam
Api Ringan
6
Jenis CO2
1. Tarik Ring Pin Pengaman
2. Tarik Horn dari Tempatnya
(Jangan memegang horn karena ia akan menjadi sangat dingin, gunakan handle yang
tersedia)
3. Tekan Tuas Handle Pengoperasian
4. Arahkan dan Kibaskan Semburan CO2 Kepangkal Nyala
Api Hingga Padam
31. Penyebab Kebakaran
Beberapa Penyebab Kebakaran antara lain :
Listrik
Housekeeping yang kurang baik
Penanganan Bahan mudah terbakar yang tidak baik
Kegiatan Memasak yang tanpa diawasi (unattended cooking)
Merokok
• Faktor Manusia
• Faktor Peralatan
• Faktor Alam
• Faktor Bahan Berbahaya
• Faktor Kecelakaan
32. Penyebaran Panas (Heat Transfer)
Ada 3 cara penyebaran panas yaitu :
1. Radiasi – Benda dapat terbakar bila diletakkan di dekat sumber panas yang
menyala. Energi panas akan berpindah melaui gas / udara secara langsung
2. Konveksi – Penyebaran panas dapat terjadi dari tingkat yang lebih rendah ke
tingkat yang lebih tinggi, sejalan dengan meningkatnya gas panas yang diproduksi
sumber api tersebut.
3. Konduksi – Panas dan Api dapat menjalar melalui benda padat dari bahan yang tak
terlindung
33. Sistem Proteksi Pasif
6
• MEANS OF ESCAPE
• KOMPARTEMEN
• SMOKE CONTROL
• FIRE DAMPER
• FIRE RETARDANT
34. Evakuasi
6
• Jangan panik.
• Jangan menggunakan lift.
• Berjalan dengan cepat dan teratur.
• Jangan lari.
• Segera menuju tangga darurat terdekat.
• Ikuti petunjuk petugas evakuasi.
• Dahulukan penghuni yg cacat/kelainan lain.
• Bantu terhadap tamu yg kurang mengetahui seluk beluk bangunan.
• Lepaskan sepatu yang berhak tinggi.
• Segera keluar menuju tempat berkumpul yang telah ditetapkan.
• Jangan berhenti atau kembali kelantai.
35. Posisi Saat Menghindari Asap
6
Jika terperangkap dalam ruangan berasap, SELAMATKAN DIRI
DENGAN CARA MERANGKAK. Udara dibagian bawah relatif lebih
bersih dari pengaruh asap
36. INGAT.....
◼ Bila jalan ke pintu keluar terancam tertutup oleh api
◼ Bila bahan pemadam kebakaran habis
◼ Bila pemadam kebakaran terbukti tidak efektif
◼ Bila anda tidak mampu untuk memadamkan kebakaran
dengan aman
...MAKA TINGGALKAN AREA SEGERA
Anda Tidak diharapkan menjadi Pemadam
Kebakaran maka jangan mengambil
resiko yang tidak perlu