Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas manajemen risiko perusahaan dengan menjelaskan komponen-komponen dan proses manajemen risiko serta manfaat penerapannya pada PT Unilever Indonesia.
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017
1. Judul : Risk Management
Tugas : Forum BE & GG minggu 10
Nama Mahasiswa : Warinah
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110088
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Persaingan bisnis global dari tahun ketahun semakin ketat dengan berbagai macam
jenis persaingan usaha. Bisnis persaingan global adalah ibaratnya memasuki perang
tanding suatu arena. Para pelaku usaha era globalisasi memasuki persaingan total
dimaana memenangkan persaingan akan menjadi makin sulit dalam persaingan yang
ketat. Kemampuan beradaptasi terhadap perubahan jaman menjadi kuncinya, Dunia
sudah berubah bahkan begitu cepat berubahnya,bukan yang lama dan perfect produknya
yang akan unggul, tetapi yang cepat dan adaptif terhadap perubahan yang akan menjadi
pemenang. Kemudian, apa hubungannya dengan keberadaan management risiko pada
suatu perusahaan ? Apabila Manajemen risiko dijalankan dengan tepat, fungsi
management risiko dapat mengantisipasi dari awal sebuah kejadian dan dapat
mengurangi dampak kejadian persaingan global yang bersifat “surprise” bagi sebuah
perusahaan.
Definisi Manajemen Risiko menurut AS/NZS 4360: 2004 :
The culture, processes, structures that are directed towards realizing potential
opportunities while managing adverse effects
Definisi Manajemen Risiko menurut Enterprise Risk Management – COSO: A process ,
effected by an entity‟s board of directors, management and other personnel, applied in
strategy-setting and across enterprise, designed to identify potential events that may
affect the entity, and manage risk to be within its risk appetite, to provide reasonable
assurance regarding the achievement of entity objectives (COSO)
Manajemen Risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan
mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi
yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang
timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian,
serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang
dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang
berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat
diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan
oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan
manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi
entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).
· Risiko Operasional
· Risiko Hazard
· Risiko Finansial
2. · Risiko Strategik
Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian
risiko, mitigasi,monitoring dan evaluasi.
Komponen manajemen risiko terdiri dari 8 komponen yang saling berhubungan.
Komponen ini diambil dari cara bagaimana manajemen melaksanakan organisasinya dan
diintegrasikan dengan proses manajemen. Kedelapan komponen manajemen risiko ini
adalah:
1.Internal environment
Filosofi manajemen risiko; seperangkat keyakinan dan perilaku yang dirasakan
bersama, yang mencirikan bagaimana organisasi ini mempertimbangkan risiko
dalam segala aspek di organisasi Risk appetite; risiko dalam wawasan dan
tingkatan yang luas di mana organisasi masih dapat menerimanya
Direksi dan komisaris; struktur, pengalaman, independensi, dan peran
pengawasan yang dimainkan oleh dewan Integritas dan nilai-nilai etika; terutama
standar perilaku dan gaya kepemimpinan serta berbagai tindakan yang secara
etika diterima dan berlaku di organisasi
Komitmen terhadap kompetensi; pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
Struktur organisasi; suatu kerangka untuk merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan, dan memantau berbagai aktivitas
Pembebanan wewenang dan tanggung jawab; tingkatan di mana setiap individu
dan tim diberikan wewenang dan didorong untuk menggunakan insiatif untuk
mengarahkan berbagai isu dan memecahkan masalah-masalah, sebatas apa yang
menjadi tanggung jawabnya
Standar atau kriteria sumber daya manusia; praktik-praktik berkenaan dengan
rekrutmen, orientasi, pelatihan, evaluasi, konseling, promosi, kompensasi, dan
tindakan –tindakan perbaikan yang diambil
2. Objective setting
Tujuan ditetapkan di tingkat strategi dan menjadi dasar untuk menentukan tujuan
operasi, pelaporan, dan kepatuhan. Setiap organisasi menghadapi berbagai macam
risiko baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal.
Penetapan tujuan merupakan prasyarat untuk efektifnya proses identifikasi
kejadian, penilaian risiko, dan respon terhadap risiko.
Tujuan menjadi acuan untuk menentukan risk appetite organisasi yaitu sebagai
batas toleransi risiko bagi organisasi yang dapat diterima. Sedangkan, risk
tolerance adalah tingkat ukuran yang dapat diterima berkaitan dengan pencapaian
tujuan organisasi.
3. Even Identification
3. Manajemen mengidentifikasi kejadian yang berpotensi terjadi, dan jika memang
terjadi akan mempengaruhi entitas dan menentukan apakah kejadian-kejadian
tersebut merupakan peluang atau ancaman yang mempengaruhi pencapaian
tujuan.
Kejadian-kejadian yang berdampak negatif merupakan risiko yang mungkin dapat
menghambat organisasi mencapai tujuannya.
Sementara, kejadian-kejadian yang memberikan dampak positif merupakan
peluang yang harus segera direspon organisasi untuk memperlancar pencapaian
tujuan. Dalam mengidentifikasi kejadian, berbagai faktor baik internal maupun
eksternal harus dipertimbangkan.
4. Risk Assesment
Penilaian risiko (risk assessment) memungkinkan suatu entitas
mempertimbangkan luasnya kejadian-kejadian potensial memiliki pengaruh untuk
suatu pencapaian tujuan.
Manajemen menilai kejadian dari 2 (dua) perspektif, yaitu: kemungkinan terjadi
(likelihood) dan dampak (impact). Umumnya, penilaian risiko menggunakan
metode kuantitaf atau kualitatif, atau kombinasi di antara keduanya.
Dampak dari kejadian potensial harus diuji, baik secara tersendiri atau kategori,
lintas entitas. Risiko dinilai baik dari hal yang melekat (inherent) dan sisanya
(residual).
Inherent risk adalah risiko yang melekat di organisasi sebelum upaya tindakan
untuk mengubah kemungkinan dan dampak risiko.
Residual risk adalah risiko yang tetap ada setelah manajemen merespon risiko,
misal dengan mengurangi atau memindahkan risiko.
Penilaian risiko pertama harus dilakukan terhadap inherent risk. Setelah respon
terhadap risiko dikembangkan, manajemen kemudian mempertimbangkan
residual risk (relatif pada risk appetite organisasi).
5. Risk Response
Setelah risiko dinilai, majajemen menentukan bagaimana risiko tersebut
direspon.
Berbagai model merespon risiko, diantaranya adalah:
Menghindari risiko (avoiding)
Mengurangi (mitigating)
Memindahkan (sharing/transferring)
Mengendalikan (controlling)
Mengoptimalkan (exploiting)
6. ControlActivities
Kegiatan pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dapat membantu
memastikan bahwa respon terhadap risiko yang dilakukan manajemen
dilaksanakan.
4. Berapa contoh kegiatan pengendalian, yaitu:
a) Review oleh pimpinan (misal: review terhadap budget, monitoring tindakan
komptetior)
b) Fungsi atau aktivitas langsung manajemen (misal: rekonsiliasi)
c) Pemrosesan informasi (misal: pengendalian operasi sistem, pengendalian atas
sistem implementasi, pembuatan disaster recovery plan)
d) Pengendalian fisik (misal: penghitungan fisik kas, pengamanan langsung)
e) Penggunaan indikator kinerja (misal: analisis dan tindak lanjut penyimpangan dari
target atau kinerja yang direncanakan)
f) Pemisahan tugas (misal: pemisahan wewenang dan tanggung jawab antara
petugas yang mengotorisasi rekanan, membayarkan, dan mencatat transaksi
yang berkaitan)
7. Information & Communication
Informasi harus cukup dalam konsistensinya dengan kebutuhan entitas untuk
mengidentifikasi, menilai, dan merespon risiko, dengan tetap dalam risk
tolerance-nya.
Sistem informasi yang digunakan secara internal, berasal dari dari data dan
informasi yang berasal dari sumber eksternal, menyajikan informasi untuk
mengelola risiko dan membuat keputusan yang informatif berkaitan dengan
pencapaian tujuan.
Pada akhirnya, informasi harus cukup berkualitas untuk pengambilan
keputusan. Kualitas informasi berhubungan dengan:
a) Informasi harus sesuai dengan tingkat kerinciannya benar dan akurat.
b) Informasi tepat waktu dan tersedia setiap saat jika dibutuhkan.
c) Informasi selalu baru, mencerminkan informasi keuangan dan operasional
yang paling terkini.
d) Informasi harus akurat dan dapat diandalkan (dipercaya)
e) Informasi mudah untuk diakses oleh siapa pun yang memiliki otorisasi
untuk mengakses dan membutuhkan informasi tersebut
8. Monitoring
Proses manajemen risiko harus dimonitor, yaitu dinilai keberadaan dan
berfungsi efektifnya untuk setiap komponen yang ada di dalamnya secara
terus menerus.
Model yang digunakan untuk melakukan monitoring adalah melalui
monitoring kegiatan secara terus menerus, penilaian terpisah, atau kombinasi
di antara keduanya.
Monitoring secara terus menerus dilakukan dan melekat dalam aktivitas rutin
manajemen
Ruang lingkup dan frekuensi penilaian terpisah tergantung terutama pada hasil
penilaian risiko dan efektifitas prosedur monitoring yang terus menerus.
5. Kelemahan atau kekurangan program manajemen risiko dilaporkan ke atas
dan untuk permasalahan yang sangat serius harus dilaporkan kepada direksi
dan komisaris
Adapun manfaat Risk Management bagi perusahaan antara lain:
1. Membantu pencapaian tujuan perusahaan
2. Mencapai kesinambungan pemberian pelayanan kepada stakeholders, sehingga
meningkatkan kualitas dan nilai perusahaan
3. Mencapai hasil yang lebih baik berupa efisiensi dan efektivitas pelayanan, seperti:
meningkatkan pelayanan kepada publik dan atau meningkatkan penggunaan sumber
daya yang lebih baik (masyarakat, informasi, dana, dan peralatan)
4. Memberikan dasar penyusunan rencana strategi sebagai hasil dari pertimbangan yang
terstruktur terhadap elemen kunci risiko
5. Menghindari biaya-biaya yang mengejutkan, karena perusahaan mengidentifikasi dan
mengelola risiko yang tidak diperlukan, termasuk menghindari biaya dan waktu yang
dihabiskan dalam suatu perkara
6. Menghindari pemborosan, dan membuka peluang bagi perusahaan untuk memberikan
pelayanan yang terbaik
7. Mencapai pengambilan keputusan yang terbuka dan berjalannya proses manajemen
8. Meningkatkan akuntabilitas dan corporate governance
9. Mengubah pandangan terhadap risiko menjadi lebih terbuka, ada toleransi
terhadap mistakes tapi tidak terhadap hiding errors. Perubahan pandangan ini
memungkinkan perusahaan belajar dari kesalahan masa lalunya untuk terus
memperbaiki kinerjanya
10. Perusahaan akan lebih focus dalam melaksanakan kebijakan-kebijakannya sehingga
dapat meminimalkan „gangguan-gangguan‟ yang tidak dikehendaki.
Kunci Keberhasilan Management Risiko :
• Dukungan penuh manajemen dan staf
• Ketersediaan informasi dan proses yang mudah dipahami
• Tanggung jawab dari pelaksana/pemilik kegiatan/pemilik risiko
• Sumberdaya yang memadai untuk mendukung pelaksanaan manajemen risiko
• Komunikasi dan pelatihan yang berkelanjutan
Implementasi Manajemen risiko pada PT Unilever Indonesia
Sistem Manajemen Risiko
Direksi bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan menilai risiko yang dihadapi
Perseroan dan memastikan bahwa risiko-risiko tersebut dikelola secara efektif. Direksi
6. didukung oleh Tim Manajemen Risiko Korporasi, yang mengatur desain, implementasi
dan pemutakhiran sistem manajemen yang efektif secara teratur. Komite ini terdiri atas
Kepala Audit Internal, Financial Controller, Commercial Manager, Business System
Manager dan Sekretaris Perusahaan, dan diketuai oleh Chief Financial Officer.
Evaluasi Efektivitas Sistem Manajemen Risiko
Manajemen risiko yang efektif merupakan hal mendasar untuk pengelolaan bisnis
yang baik, dan keberhasilan Unilever Indonesia sebagai organisasi bergantung pada
kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi berbagai risiko utama dan
peluang untuk bisnis kami. Unilever mengelola risiko dan peluang tersebut dengan cara
yang dipertimbangkan matang-matang, terstruktur, terkontrol dan efektif. Pendekatan
manajemen risiko kami tertanam dalam kegiatan usaha sehari-hari.
Kami telah menempatkan jaminan internal dan pemantauan kepatuhan untuk
meninjau pengaturan risiko strategi kami. Jaminan internal yang independen (audit
internal dan audit perusahaan) dan jaminan eksternal memainkan peran kunci dalam
memastikan bahwa risiko operasional dan risiko pelaksanaan bisnis benar-benar
diperhatikan dan dikelola.
Di 2015, matriks risiko bisnis Perseroan telah ditinjau dan dibahas dengan Direksi.
Kami tidak mencatat adanya perubahan signifikan dalam lingkungan risiko yang baru dan
Direksi yang bersangkutan telah ditugaskan untuk mengelola risiko di dalam area mereka
masing-masing.
Jenis-Jenis Risiko pada Manjemen Risiko PT Unilever Indonesia:
No Tipe
Risiko
Penjelasan Mitigasi Risiko
1 Keuangan Perubahan nilai mata uang dapat berfluktuasi secara tajam
dan berdampak secara signifikan pada kinerja bisnis.
Nilai tukar yang tidak stabil juga dapat mengakibatkan
naik turunnya harga bahan baku yang dibutuhkan untuk
memproduksi produk-produk kami.
Kami mengelola eksposur terhadap mata uang
dalam batas yang ditentukan dan dengan
menggunakan kontrak valuta berjangka. Selain
kontrak tersebut, kami juga melakukan lindung
nilai beberapa eksposur kami melalui penggunaan
pinjaman mata uang asing atau kontrak berjangka.
2 Pilihan
brand
Selera dan perilaku konsumen senantiasa berubah. Kami
harus mampu mengantisipasi dan menyikapi perubahan
ini dengan terus membuat brand dan produk kami unik
dan berbeda dengan yang lain. Kami mengandalkan kami
dalam menciptakan produk-produkbinovatif yang
memenuhi kebutuhan konsumen kami.
Kami terus memantau tren pasar eksternal dan
mengumpulkan masukan dari para konsumen,
pelanggan dan pembelanja kami untuk
mengembangkan kategori dan strategi brand yang
sesuai dengan kebutuhan konsumen.
kemampuan Divisi Riset dan Pengembangan kami
secara aktif mencari cara untuk menerjemahkan
preferensi dan selera konsumen menjadi teknologi
baru untuk menciptakan produk-produk kami di
masa mendatang.
3 Ekonomi
Eksternal
Kondisi ekonomi yang terus berubah dapat
mengakibatkan menurunnya permintaan konsumen untuk
produk kami, yang dapat mempengaruhi satu atau lebih
Beragamnya portofolio Unilever dan model bisnis
yang fleksibel membantu kami untuk
menyesuaikan portofolio dan cepat merespon
7. negara di dalam satu kawasan, atau bahkan secara global.
Langkah pemerintah, seperti stimulus fiskal, perubahan
perpajakan, dan kontrol harga dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan profitabilitas operasi lokal kami.
dengan menciptakan inovasi baru untuk memenuhi
kebutuhan konsumen dan pelanggan yang berubah
saat ekonomi melemah.
Kami secara teratur memperbarui perkiraan hasil
bisnis dan arus kas dan, jika perlu,
menyeimbangkan prioritas investasi kami.
4 Aspek
hukum dan
peraturan
Unilever patuh terhadap hokum dan peraturan lokal,
regional, dan global yang berlaku di berbagai bidang
seperti keamanan produk, klaim produk, merek dagang,
hak cipta, paten, persaingan, kesehatan dan keselamatan
kerja, lingkungan, tata kelola perusahaan, keterbukaan
informasi, ketenagakerjaan, serta pajak.
Kegagalan untuk mematuhi peraturan yang berlaku
dapat mengakibatkan adanya tuntutan perdata dan/atau
pidana yang menyebabkan kerusakan, denda dan sanksi.
Hal ini dapat mempengaruhi reputasi Perseroan, dan
membebani biaya kami dalam berbisnis.
Unilever berkomitmen untuk mematuhi
undang-undang dan peraturan yang berlaku di
Indonesia. Pada area-area khusus, tim yang
relevan di tingkat global, regional atau lokal
bertanggung jawab untuk menetapkan standar
terperinci dan memastikan bahwa semua karyawan
memahami dan mematuhi peraturan dan undang-
undang yang spesifik dan relevan dengan peran
mereka.
Spesialis hukum dan peraturan kami sangat
terlibat dalam memantau dan meninjau praktek
kami untuk memberikan jaminan yang memadai
bahwa kami tetap memahami dan sejalan dengan
seluruh peraturan dan kewajiban hukum terkait.
5 Hubungan
Industri
Dengan peraturan ketenagakerjaan yang terus
berubah-ubah, kami wajib menjalin hubungan yang baik
dengan para karyawan dan serikat pekerja kami.
Gangguan terhadap hubungan industrial dapat
mempengaruhi kegiatan operasional, biaya, dan reputasi
kami.
Untuk mengurangi risiko ini, kami senantiasa
memantau perubahan peraturan ketenagakerjaan
dan menjalin komunikasi yang baik dengan serikat
pekerja kami. Kami melakukan diskusi secara
rutin untuk lebih memahami setiap kepentingan
dan menjaga keharmonisan diantara para
pemangku kepentingan industri kami.
6 Karyawan
dan
Talenta
Penting bagi kami untuk dapat menarik,
mengembangkan, dan mempertahankan orang-orang yang
berkualitas dalam jumlah yang tepat untuk dapat bersaing
dan berkembang secara efektif.
Di negara berkembang, memungkinkan terjadinya
persaingan yang ketat untuk mendapatkan talenta-talenta
berbakat yang jumlahnya terbatas. Lepasnya talenta pada
posisi manajemen atau posisi inti lainnya, atau
ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, menarik atau
mempertahankan karyawan yang berkualitas, akan
mempersulit pengelolaan bisnis dan mempengaruhi
operasi dan hasil keuangan.
Kami telah membentuk dan menerapkan tim
sumber daya manusia di seluruh lini bisnis kami.
Tim ini memiliki tanggung jawab untuk
mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan dan
kemampuan yang diperlukan di masa mendatang,
mengembangkan jalur karir dan mengidentifikasi
talenta utama dan pemimpin di masa depan.
Kami memiliki proses pengembangan
manajemen terpadu yang meliputi penilaian
kinerja rutin yang ditopang oleh seperangkat
perilaku kepemimpinan, keterampilan dan
kompetensi. Selain itu, kami juga telah
menerapkan program yang ditargetkan untuk
menarik dan mempertahankan talenta terbaik dan
kami secara aktif memantau kinerja dalam
mempertahankan talenta dalam Unilever.
7 Sistem dan
Informasi
Karena kami berinteraksi secara elektronik dengan
para pelanggan, pemasok, dan konsumen, kami sangat
membutuhkan sistem dan inftrastruktur TI yang aman dan
dapat diandalkan.
Piranti keras (hardware) yang menjalankan
dan mengelola data operasional inti kami
didukung sepenuhnya oleh sistem kontingensi
terpisah untuk menyediakan operasi cadangan
8. Gangguan dalam sistem TI kami dapat menghambat
operasi bisnis di berbagai area, termasuk menghambat
penjualan, produksi, dan siklus arus kas kami.
Pembatasan akses ke informasi rahasia serta
pemisahan tugas juga berada dalam prioritas tertinggi
kami.
secara real time jika terjadi kondisi darurat.
Kami menggunakan sistem global untuk
mengontrol dan melaporkan akses ke sistem TI
kami yang vital. Hal ini didukung oleh program
pengujian kontrol akses yang dilaksanakan setiap
tahun.
Kami memiliki kebijakan yang meliputi
perlindungan untuk bisnis maupun informasi
pribadi, serta kebijakan penggunaan sistem TI dan
aplikasi oleh karyawan kami, di mana mereka
telah terlatih untuk memahami berbagai kebijakan
tersebut.
Kami telah menstandarisasi cara pemuatan
informasi di situs publik kami dan memiliki sistem
untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan
kami sendiri dan hokum serta peraturan mengenai
privasi yang berlaku.
8 Produk
yang
Aman dan
Berkualitas
Tinggi
Pada proses manufaktur Unilever Indonesia, juga
terdapat risiko bahan terkontaminasi secara tidak sengaja
ataupun terkontaminasi oleh bahan berbahaya; atau cacat
produk lainnya. Risiko ini dapat disebabkan oleh
kesalahan manusia, kegagalan peralatan atau faktor
lainnya.
Kami memiliki proses dan kontrol kualitas
produk yang komprehensif, dari hulu sampai hilir,
mulai dari produk dirancang sampai produk
tersebut ada di rak toko. Kami memverifikasi
proses dan kontrol tersebut setiap tahun, dan
secara teratur memantau melalui indicator kinerja
yang mendorong kegiatan perbaikan terus-
menerus. Pemasok utama kami telah bersertifikat
secara eksternal dan kami memantau kualitas
bahan yang diterima secara teratur untuk
memastikan bahwa kami memenuhi standar
kualitas tinggi yang diperlukan oleh produk kami.
Jika terjadi insiden yang berkaitan dengan
keselamatan konsumen atau kualitas produk, kami
mengaktifkan tim manajemen insiden di bawah
arahan mereka yang berkompeten dalam hal
kualitas produk, sains dan komunikasi , untuk
memastikan kami melakukan tindakan yang tepat
dan efektif.
Daftar Pustaka:
Modul Perkuliahan Universitas Mercubuana. Business Ethics and Good Governance.
Risk Management. Prof Dr.Ir.H.Hapzi Ali pre-Msc MM CMA. (Diperoleh tanggal 18
November 2017; pukul 19:00)
https://www.unilever.co.id/investor-relations/pedoman-tatakelola-
perusahaan/manajemen-risiko/sistem-manajemen-risiko.html (Diperoleh tanggal 18
November 2017; pukul 20:00)
10. Judul : Risk Management
Tugas : Quiz BE & GG minggu 10
Nama Mahasiswa : Warinah
Nomor Induk Mahasiswa : 55117110088
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
Pengertian Risk Management:
Definisi Manajemen Risiko menurut AS/NZS 4360: 2004 :
The culture, processes, structures that are directed towards realizing potential
opportunities while managing adverse effects
Definisi Manajemen Risiko menurut Enterprise Risk Management – COSO: A process ,
effected by an entity‟s board of directors, management and other personnel, applied in
strategy-setting and across enterprise, designed to identify potential events that may
affect the entity, and manage risk to be within its risk appetite, to provide reasonable
assurance regarding the achievement of entity objectives (COSO)
Manajemen Risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia
termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan
mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi
yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang
timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian,
serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang
dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang
berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat
diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan
oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan
manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi
entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).
· Risiko Operasional
· Risiko Hazard
· Risiko Finansial
· Risiko Strategik
Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi
Korporasi (Enterprise Risk Management).
Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian
risiko, mitigasi,monitoring dan evaluasi.
11. Fungsi Risk Management bagi Perusahaan :
1. Early warning system
Risiko merupakan potensi kejadian yang dapat menghambat pencapaian tujuan
perusahaan, di dalamnya terdapat dampak serta probabilitas kejadian. Apabila kita sudah
mengenali dari awal risiko-risiko yang berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan,
maka kita sudah dapat melakukan antisipasi sejak dini.
Program-program mitigasi untuk mengurangi dampak suatu risiko akan digulirkan
oleh management. Dibandingkan kita tidak melakukan assessment awal terhadap risiko-
risiko yang mungkin akan terjadi di masa datang, maka ketika risiko tersebut terjadi, kita
tidak dapat mengantipasinya karena dampaknya sudah sangat besar dan meluas sehingga
sangat sulit untuk ditanggulangi.
Sebagai contoh ketika revenue perusahaan telekomunikasi mulai berkurang dari
pendapatan SMS, akibat semakin booming nya IP message (WA, Line, BBM, etc) maka
program optimalisasi pemakaian data internet dicanangkan.
Program ini tidak perlu menunggu sampai customer benar-benar tidak menggunakan
SMS sebagai sarana untuk mengirim pesan. Karena dari sekarang sudah dapat diketahui
trend penurunan penggunaan SMS.
Early warning system dalam management risiko dapat berupa KRI (Key Risk
Indicator) yaitu peristiwa atau kejadian yang memberikan indikasi terjadinya suatu
peristiwa risiko. Ketika sudah mengenali indicator-indicator awal sebuah risiko, maka
mitigasi dapat dilakukan sebelum dampak dari risiko tersebut semakin meningkat.
2.Support Corporate Strategic Planning
Strategic planning merupakan rancangan yang digunakan sebagai guideline untuk
pengelolaan perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Program di dalam strategic
planning diturunkan dalam beberapa program dalam bentuk strategic direction serta
target-target capaian dalam tahun berjalan.
Bagi BUMN dalam penyusuan RKAP (Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan) yang
merupakan bagian dari strategic planning sebuah perusahaan, sesuai dengan Peraturan
Menteri Negara BUMN Nomor Per-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)
pada Badan Usaha Milik Negara
Dalam Permen tersebut dinyatakan bahwa dalam rangka penerapan GCG, Direksi,
dalam setiap pengambilan keputusan/tindakan harus mempertimbangkan risiko usaha dan
wajib membangun serta melaksanakan program manajemen risiko korporasi secara
terpadu yang merupakan bagian dari pelaksanaan program GCG. Salah satu keluaran dari
Permen tersebut adalah program RKAP berbasis risiko.
12. Disinilah fungsi risk management sebagai bagian dalam memberikan masukan dalam
penyusunan program perusahaan agar program-program tersebut dapat dipertanggung
jawabkan secara terbuka terutama dalam laporan keuangannya.
3. Sebagai Fasilitator dan Integrator
Fungsi ketiga risk management adalah sebagai fasilitator dan integrator dalam
melakukan penyusunan risiko perusahaan dan control assessment. Fasilitator dengan
membangun kerjasama, memberikan informasi dan aturan dalam penyusunan risk
register. Sedangkan integrator adalah menyatukan dan mengintegrasikan risiko-risiko
yang berasal dari risk owner.
Hal ini diperlukan karena adakalanya satu risiko dengan risiko lainnya saling
berkaitan atau bahkan saling bertentangan terutama ketika berkaitan dengan target-target
capaian masing-masing risk owner.
Pada akhirnya satu hal yang perlu kita pahami bersama adalah tujuan management
risiko bukanlah untuk menghilangkan risiko itu sendiri, karena jika kita berusaha untuk
menghilangkan risiko sampai pada level paling rendah (zero), artinya kita dalam proses
untuk membunuh/mematikan bisnis kita sendiri.
Manfaat Risk Management bagi Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya yang semakin
Kompetitif saat ini.
Ketika kasus krisis ekonomi tahun 2008 melanda dunia, menyebabkan negara-negara
maju mengalami pertumbuhan ekonomi yang turun drastis, beberapa negara
pertumbuhannya bahkan minus. Banyak masyarakat yang tidak menyangka dampaknya
yang begitu besar, beberapa perusahaan Amerika berguguran satu persatu, spt Lehman
Brother, sebuah bank investasi yang usianya lebih dari 158 tahun dan merupakan bank
investasi terbesar ke-empat di AS dipaksa untuk menyatakan bangkrut akibat krisis ini
atau seperti yang terjadi pada Nokia, sebuah perusahaan Telekomunikasi yang
menyediakan hand phone dengan merk yang begitu dikenal, pada akhirnya harus kandas
juga kemudian dijual ke Microsoft. Begitu juga yang dengan perusahaan-perusahaan
elektronik Jepang yang harus tersingkir dan kalah bersaing dengan perusahaan elektronik
dari Korea dengan symbol Samsung nya yang begitu mendunia. Kemampuan beradaptasi
terhadap perubahan jaman menjadi kuncinya, ternyata dunia sudah berubah, bahkan
begitu cepat berubahnya, bukan yang lama dan perfect produknya yang akan unggul, tapi
yang cepat dan adaptif terhadap perubahan yang akan menjadi pemenang.
Inilah contoh beberapa kejadian yang melanda beberapa perusahaan raksasa di dunia.
Apakah mereka tidak mengantisipasi kejadian-kejadian tersebut ,sehingga harus
menerima kenyataan perusahaan yang sudah mempunyai reputasi pada akhirnya gulung
tikar. Hal ini karena mereka sebagian besar terlambat mengantisipasinya, sehingga pada
akhirnya harus menerima kenyataan pahit. Lalu, apa hubungannya kejadian-kejadian
diatas dengan keberadaan management risiko pada suatu perusahaan? . Apabila
13. dijalankan dengan tepat, fungsi management risiko dapat mengantisipasi dari awal
sebuah kejadian dan dapat mengurangi dampak kejadian tersebut yang bersifat “surprise”
bagi sebuah perusahaan.
Adapun manfaat Risk Management bagi perusahaan antara lain:
1. Membantu pencapaian tujuan perusahaan
2. Mencapai kesinambungan pemberian pelayanan kepada stakeholders, sehingga
meningkatkan kualitas dan nilai perusahaan
3. Mencapai hasil yang lebih baik berupa efisiensi dan efektivitas pelayanan, seperti:
meningkatkan pelayanan kepada publik dan atau meningkatkan penggunaan sumber daya
yang lebih baik (masyarakat, informasi, dana, dan peralatan)
4. Memberikan dasar penyusunan rencana strategi sebagai hasil dari pertimbangan yang
terstruktur terhadap elemen kunci risiko
5. Menghindari biaya-biaya yang mengejutkan, karena perusahaan mengidentifikasi dan
mengelola risiko yang tidak diperlukan, termasuk menghindari biaya dan waktu yang
dihabiskan dalam suatu perkara
6. Menghindari pemborosan, dan membuka peluang bagi perusahaan untuk memberikan
pelayanan yang terbaik
7. Mencapai pengambilan keputusan yang terbuka dan berjalannya proses manajemen
8. Meningkatkan akuntabilitas dan corporate governance
9. Mengubah pandangan terhadap risiko menjadi lebih terbuka, ada toleransi
terhadap mistakes tapi tidak terhadap hiding errors. Perubahan pandangan
ini memungkinkan perusahaan belajar dari kesalahan masa lalunya untuk terus
memperbaiki kinerjanya
10. Perusahaan akan lebih focus dalam melaksanakan kebijakan-kebijakannya sehingga
dapat meminimalkan „gangguan-gangguan‟ yang tidak dikehendaki.
Daftar Pustaka:
Modul Perkuliahan Universitas Mercubuana. Business Ethics and Good Governance.
Risk Management. Prof Dr.Ir.H.Hapzi Ali pre-Msc MM CMA. (Diperoleh tanggal 18
November 2017; pukul 19:00)
https://risktelco.wordpress.com/2016/07/27/3-fungsi-risk-management-for-company-
long-life/ (Diperoleh tanggal 18 November; pukul 20:00)
http://itjen.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/04/Manajemen-
Risiko_Ristekdikti.pdf ( Diperoleh tanggal 18 November; pukul 20:00)