SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
ASESMEN MANAJEMEN RISIKO
BERBASIS ISO 31000:2009
Disampaikan pada kuliah online : Kedua (kuliah ke-6)
Mata kuliah : IKK-363 - Manajemen Risiko dan Pencegahan Kerugian
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kantor Perburuhan Internasional (ILO) pada tahun 2005 memperkirakan bahwa diseluruh dunia
setiap tahun 2.2 juta orang meninggal karena kecelakaan-kecelakaan dan penyakit-penyakit akibat kerja.
dan diperkirakan bahwa setiap tahun terjadi 270 juta kecelakaan-kecelakaan yang akibat kerja, dan 160
juta penyakit-penyakit baru akibat kerja.
Untuk itu berbagai pendekatan dilakukan dalam menghadapi risiko dalam organisasi atau
perusahaan, seperti Framework Qualiti (ISO 9001), AS NZS 4804-2001 Occupational Health and Safety
Management, EMS ( ISO 14001) dan Manajemen Risiko ISO 31000:2009 menggunakan prinsip PDCA
atau Plan Do Check Action, untuk perbaikan berkelanjutan (continual improvement) sebagai basis
framework dan proses manajemen risiko. PDCA ini digambarkan secara jelas pada gambar di bawah.
Salah satu pendekatan sering dilakukan dalam menghadapi risiko dalam organisasi atau
perusahaan salah satunya yaitu menerapkan konsep manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja pada era tahun 1980-an setelah berkembangnya teori Accident
Model dari ILCI dan juga semakin maraknya isu lingkungan dan keseselamtan dan kesehatan keja.
Tujuan dari manajemen risiko adalah minimalisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan
ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident model dari ILCI, maka
manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya
tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian
maupun ‘accident’.
The International Organization for Standardization (ISO) 31000: 2009 Risk Management –
Principles and Guidelines merupakan sebuah standar internasional yang disusun dengan tujuan
memberikan prinsip dan panduan generik untuk penerapan manajemen risiko. Standar internasional
yang diterbitkan pada 13 November 2009 ini dapat digunakan oleh segala jenis organisasi dalam
menghadapi berbagai risiko yang melekat pada aktivitas mereka. Walau ISO 31000: 2009 menyediakan
panduan generik, standar ini tidak ditujukan untuk menyeragamkan manajemen risiko lintas organisasi,
tetapi ditujukan untuk memberikan standar pendukung penerapan manajemen risiko dalam usaha
memberikan jaminan terhadap pencapaian sasaran organisasi. ISO 31000: 2009 menyediakan prinsip,
kerangka kerja, dan proses manajemen risiko yang dapat digunakan sebagai arsitektur manajemen risiko
dalam usaha menjamin penerapan manajemen risiko yang efektif.
1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup proses manajemen risiko terdiri dari:
a. Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya
b. Identifikasi risiko,
c. Analisis risiko,
d. Evaluasi risiko,
e. Pengendalian risiko,
f. Pemantauan dan telaah ulang,
g. Koordinasi dan komunikasi.
Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari pelaksanaan sistem
manajemen perusahaan/ organisasi. Proses manajemen risiko Ini merupakan salah satu langkah yang
dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Proses
manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi. Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu
rangkaian kegiatan: penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi
risiko.
Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan, jabatan, proyek, produk ataupun asset.
Manajemen risiko dapat memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan. Walaupun
demikian manajemen risiko seringkali dilakukan pada tahap pelaksanaan ataupun operasional kegiatan.
1.3. Pengertian :
Manajemen Risiko didefinisikan
1. Menurut Smith (1990 dikutip dalam Anonim 2009) Manajemen Resiko didefinisikan sebagai proses
identifikasi, pengukuran,dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan
penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau
kerugian pada perusahaan tersebut.
2. Menurut Clough and Sears (1994 dikutip dalam Anonim 2009), Manajemen risiko didefinisikan
sebagai suatu pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang
menimbulkan kerugian.
3. Menurut William, et.al (1995 dikutip dalam Anonim 2009) Manajemen risiko juga merupakan suatu
aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani
sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
4. Dorfman (1998 dikutip dalam Anonim 2009) Manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses
logis dalam usahanya untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian.
Beberapa definisi tentang risiko, sebagai berikut::
1. Risk is the change of loss,
risiko diartikan sebagai kemungkinan akan terjadinya kerugian,
2. Risk is the possibility of loss,
risiko adalah kemungkinan kerugian,
3. Risk is Uncertainty,
risiko adalah ketidakpastian,
4. Risk is the dispersion of actual from expected result,
risiko merupakan penyebaran hasil actual dari hasil yang diharapkan,
5. Risk is the probability of any outcome different from the one expected,
risiko adalah probabilitas atas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan.
6. Risiko,
Peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak terhadap sasaran. Ini diukur dengan
hukum sebab akibat. Variabel yang diukur biasanya probabilitas, konsekuensi dan juga
pemajanan.
7. Penerimaan Risiko (acceptable risk),
Keputusan untuk menerima konsekuensi dan kemungkinan risiko tertentu.
8. Analisis risiko.
Sebuah sistematika yang menggunakan informasi yang didapat untuk menentukan seberapa
sering kejadian tertentu dapat terjadi dan besarnya konsekuensi tersebut.
9. Penilaian risiko,
Proses analisis risiko dan evalusi risiko secara keseluruhan.
10. Penghindaran risiko,
Keputusan yang diberitahukan tidak menjadi terlibat dalam situasi risiko.
11. Pengendalian risiko,
Bagian dari manajemen risiko yang melibatkan penerapan kebijakan, standar, prosedur
perubahan fisik untuk menghilangkan atau mengurangi risiko yang kurang baik.
12. Evaluasi risiko,
Proses yang biasa digunakan untuk menentukan manajemen risiko dengan membandingkan
tingkat risiko terhadap standar yang telah ditentukan, target tingkat risiko dan kriteria lainnya.
13. Identifikasi Risiko,
Proses menentukan apa yang dapat terjadi, mengapa dan bagaimana.
14. Pengurangan Risiko,
Penggunaan/ penerapan prinsip-prinsip manajemen dan teknik-teknik yang tepat secara selektif,
dalam rangka mengurangi kemungkinan terjadinya suatu kejadian atau konsekuensinya, atau
keduanya.
15. Pemindahan Risiko (risk transfer),
Mendelegasikan atau memindahkan suatu beban kerugian ke suatu kelompok/ bagian lain melalui
jalur hukum, perjanjian/ kontrak, asuransi, dan lain-lain. Pemindahan risiko mengacu pada
pemindahan risiko fisik dan bagiannya ke tempat lain.
16. Konsekuensi ;
Akibat dari suatu kejadian yang dinyatakan secara kualitatif atau kuantitatif, berupa kerugian, sakit,
cedera, keadaan merugikan atau menguntungkan. Bisa juga berupa rentangan akibat-akibat yang
mungkin terjadi dan berhubungan dengan suatu kejadian.
17. Kejadian ;
Suatu peristiwa (insiden) atau situasi, yang terjadi pada tempat tertentu selama interval waktu
tertentu.
18. Analisis Urutan Kejadian ;
Suatu teknik yang menggambarkan rentangan kemungkinan dan rangkaian akibat yang bisa
timbul dari proses suatu kejadian.
19. Analisis Urutan Kesalaha ;
Suatu metode sistem teknik untuk menunjukkan kombinasi-kombinasi yang logis dari berbagai
keadaan sistem dan penyebab-penyebab yang mungkin bisa berkontribusi terhadap kejadian
tertentu (disebut kejadian puncak).
20. Frekuensi ;
Ukuran angka dari peristiwa suatu kejadian yang dinyatakan sebagai jumlah peristiwa suatu
kejadian dalam waktu tertentu. Terlihat juga seperti kemungkinan dan peluang.
21. Bahaya (hazard);
Faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu dan mempunyai potensi untuk menimbulkan kerugian.
22. Monitoring/ Pemantauan ;
Pengecekan, Pengawasan, Pengamatan secara kritis, atau Pencatatan kemajuan dari suatu
kegiatan, tindakan, atau sistem untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan yang mungkin
terjadi.
23. Probabilitas ;
Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau frekuensi.Kemungkinan dari kejadian
atau hasil yang spesifik, diukur dengan rasio dari kejadian atau hasil yang spesifik terhadap jumlah
kemungkinan kejadian atau hasil. Probabilitas dilambangkan dengan angka dari 0 dan 1, dengan
0 menandakan kejadian atau hasil yang tidak mungkin dan 1 menandakan kejadian atau hasil
yang pasti.
Manajemen risiko dapat diterapkan di setiap level di organisasi. Manajemen risiko dapat
diterapkan di level strategis dan level operasional. Manajemen risiko juga dapat diterapkan pada proyek
yang spesifik, untuk membantu proses pengambilan keputusan ataupun untuk pengelolaan daerah
dengan risiko yang spesifik.
1.4. Kebijakan Manajemen Risiko
Kebijakan manjemen risiko harus relevan dengan konteks strategi dan tujuan organisasi, objektif
dan sesuai dengan sifat dasar bisnis (organisasi) tersebut. Manejemen akan memastikan bahwa
kebijakan tersebut dapat dimengerti, dapat diimplementasikan di setiap tingkatan organisasi.
a. Perencanaan Dan Pengelolaan Hasil
1. Komitmen Manajemen.
Organisasi harus dapat memastikan bahwa:
a. Sistem manejemen risiko telah dapat dilaksanakan, dan telah sesuai dengan standar
b. Hasil/ performa dari sistem manajemen risiko dilaporkan ke manajemen organisasi, agar
dapat digunakan dalam meninjau (review) dan sebagai dasar (acuan) dalam pengambilan
keputusan.
2. Tanggung jawab dan kewenangan
Tanggung jawab, kekuasaan dan hubungan antar anggota yang dapat menunjukkan dan
membedakan fungsi kerja didalam manajemen risiko harus terdokumentasikan khususnya untuk
hal-hal sebagai berikut:
a. Tindakan pencegahan atau pengurangan efek dari risiko.
b. Pengendalian yang akan dilakukan agar faktor risiko tetap pada batas yang masih dapat
diterima.
c. Pencatatan faktor-faktor yang berhubungan dengan kegiatan manajemen risiko.
d. Rekomendasi solusi sesuai cara yang telah ditentukan.
e. Memeriksa validitas implementasi solusi yang ada.
f. Komunikasi dan konsultasi secara internal dan eksternal.
3. Sumber
Organisasi harus dapat mengidentifikasikan persyaratan kompetensi sumber daya manusia
(SDM) yang diperlukan. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualifikasi SDM perlu untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan yang relevan dengan pekerjaannya seperti pelatihan manajerial, dan lain
sebagainya.
b. Elemen Utama Manjemen Riseko
Elemen utama dari proses manajemen risiko, meliputi:
a. Penetapan tujuan
Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan
dilakukan.
b. Identifkasi risiko
Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
risiko untuk analisis lebih lanjut.
c. Analisis risiko
Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi.
Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut
(probabilitas X konsekuensi).
d. Evaluasi risiko
Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar. Setelah itu tingkatan risiko
yang ada untuk beberapa hazards dibuat tingkatan prioritas manajemennya. Jika tingkat
risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat diterima
dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendalian.
e. Pengendalian risiko
Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan
menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.
f. Monitor dan Review
Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta
mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.
g. Komunikasi dan konsultasi
Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak
lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.
II. ASESMEN MANAJEMEN RISIKO BERBASIS ISO 31000:2009
2.1 Pengantar
Asesmen manajemen risiko berbasis ISO 31000:2009 yang agaknya menjadi trending topic di
beberapa perusahaan saat ini dan ISO 31000 dianggap bisa mewakili standar manajemen risiko pada
beberapa perusahaan di Indonesia. Sebelum membahas mengenai asesmen manajemen risiko, ada
beberapa hal yang perlu dibedah dari ISO 31000:2009.
Organisasi yang telah mengimplementasikan AS/NZS 4360:2004 Risk Management Standard
(standar manajemen risiko dari Australia) akan langsung melihat kemiripan antara proses manajemen
risiko yang diperkenalkan ISO 31000:2009 di atas dengan proses manajemen risiko menurut AS/NZS
4360:2004. Memang demikian karena ISO mengadopsi proses manajemen risiko AS/NZS 4360:2004
untuk mendukung kerangka kerja yang dikembangkannya
Organisasi yang berminat menerapkan manajemen risiko berbasis ISO 31000:2009 perlu
memperhatikan tiga aspek penting yang ditekankan dalam standar ini yakni, pertama, penerapan
manajemen risiko harus disertai komitmen yang tinggi dari pengurus organisasi (corporate boards),
dalam perusahaan berarti Direksi dan Komisaris; kedua, manajemen risiko harus diintegrasikan ke dalam
seluruh proses organisasi dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari core responsibilities para
pemilik/penanggung jawab proses (dalam perusahaan adalah para manajer dan staf di setiap
departemen), dan manajemen risiko harus merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan baik
pada tingkat governance maupun manajerial
Gbr- 01, Ketidakpastian
Defenisi
Perlu dipahami terlebih dahulu mengenai definisi risiko dan manajemen risiko menurut ISO 31000:2009.
 Definisi risiko adalah dampak dari ketidakpastian terhadap pencapaian obyektif. Dampak
menurut ISO 31000 adalah deviasi dari apa yang diharapkan, bisa bersifat positif dan/atau
negatif.
 Definisi manajemen risiko adalah aktivitas yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan
mengendalikan sebuah organisasi dalam menangani risiko
Definisi memberikan kita pemahaman awal bagaimana ISO 31000 memberikan arti mengenai keluasan
dan kedalaman sebuah risiko yang menjadi obyek sebuah asesmen.
2.2. Prinsip Pengelolaan Risiko
Menurut ISO 31000:2009, manajemen risiko suatu organisasi harus mengikuti 11 prinsip dasar agar
dapat dilaksanakan secara efektif. Berikut penjabaran prinsip-prinsip tersebut.
1. Manajemen risiko menciptakan nilai tambah (creates value)
Manajemen risiko berkontribusi terhadap pencapaian nyata objektif dan peningkatan, antara lain,
kesehatan dan keselamatan manusia, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, penerimaan
publik, perlindungan lingkungan, kinerja keuangan, kualitas produk, efisiensi operasi, serta tata
kelola dan reputasi perusahaan.
2. Manajemen risiko adalah bagian integral proses dalam organisasi (an integral part of
organizational processes)
Manajemen risiko adalah bagian tanggung jawab manajemen dan merupakan suatu bagian
integral dalam proses normal organisasi seperti juga merupakan bagian dari seluruh proses proyek
dan manajemen perubahan. Manajemen risiko bukanlah merupakan aktivitas yang berdiri sendiri
yang terpisah dari aktivitas-aktivitas utama dan proses dalam organisasi.
3. Manajemen risiko adalah bagian dari pengambilan keputusan (part of decision making)
Manajemen risiko membantu pengambil keputusan mengambil keputusan dengan informasi yang
cukup. Manajemen risiko dapat membantu memprioritaskan tindakan dan membedakan berbagai
pilihan alternatif tindakan. Pada akhirnya, manajemen risiko dapat membantu memutuskan
apakah suatu risiko dapat diterima atau apakah suatu penanganan risiko telah memadai dan
efektif.
4. Manajemen risiko secara eksplisit menangani ketidakpastian (explicitly addresses
uncertainty)
Manajemen risiko menangani aspek-aspek ketidakpastian dalam pengambilan keputusan, sifat
alami dari ketidakpastian itu, dan bagaimana menanganinya.
5. Manajemen risiko bersifat sistematis, terstruktur, dan tepat waktu (systematic, structured
and timely)
Suatu pendekatan sistematis, tepat waktu, dan terstruktur terhadap manajemen risiko memiliki
kontribusi terhadap efisiensi dan hasil yang konsisten, dapat dibandingkan, serta andal.
6. Manajemen risiko berdasarkan informasi terbaik yang tersedia (based on the best available
information)
Masukan untuk proses pengelolaan risiko didasarkan oleh sumber informasi seperti pengalaman,
umpan balik, pengamatan, prakiraan, dan pertimbangan pakar. Meskipun demikian, pengambil
keputusan harus terinformasi dan harus mempertimbangkan segala keterbatasan data atau model
yang digunakan atau kemungkinan perbedaan pendapat antar pakar.
7. Manajemen risiko dibuat sesuai kebutuhan (tailored)
Manajemen risiko diselaraskan dengan konteks eksternal dan internal organisasi serta profil
risikonya.
8. Manajemen risiko memperhitungkan faktor manusia dan budaya (takes human and cultural
factors into account)
Manajemen risiko organisasi mengakui kapabilitas, persepsi, dan tujuan pihak- pihak eksternal
dan internal yang dapat mendukung atau malah menghambat pencapaian tujuan organisasi.
9. Manajemen risiko bersifat transparan dan inklusif (transparent and inclusive)
Pelibatan para pemangku kepentingan, terutama pengambil keputusan, dengan sesuai dan tepat
waktu pada semua tingkatan organisasi, memastikan manajemen risiko tetap relevan dan
mengikuti perkembangan. Pelibatan ini juga memungkinkan pemangku kepentingan untuk cukup
terwakili dan diperhitungkan sudut pandangnya dalam menentukan kriteria risiko.
10. Manajemen risiko bersifat dinamis, iteratif, dan responsif terhadap perubahan (dynamic,
iterative and responsive to change)
Seiring dengan timbulnya peristiwa internal dan eksternal, perubahan konteks dan pengetahuan,
serta diterapkannya pemantauan dan peninjauan, risiko-risiko baru bermunculan, sedangkan yang
ada bisa berubah atau hilang. Karenanya, suatu organisasi harus memastikan bahwa manajemen
risiko terus menerus memantau dan menanggapi perubahan.
11. Manajemen risiko memfasilitasi perbaikan dan pengembangan berkelanjutan organisasi
(facilitates continual improvement and enhancement of the organization)
Organisasi harus mengembangkan dan mengimplementasikan strategi untuk memperbaiki kematangan
manajemen risiko mereka bersama aspek-aspek lain dalam organisasi mereka.
2.3. Pola Kerja Manajemen Risiko ISO 31000 : 2009
Pemahaman mengenai pendekatan yang disajikan dalam ISO 31000 terhadap pengelolaan risiko di
dalam sebuah organisasi melalui gambaran relasi antara prinsip, kerangka kerja, dan proses pengelolaan
risiko
Sumber: ISO 31000: 2009 Risk Management – Principles and Guidelines
Gbr-02 , Framework (Pola kerja ) Manajemen Risiko ISO 31000:2009
Framework Manajemen Risiko ISO 31000:2009 dalam klausul 4 (lihat gambar 03 di bawah)
Mandat (pemberian wewenang) dan komitmen (amanah) di klausul 4.2.
1. Rancangan Pola kerja untuk mengelola risiko di klausul 4.3.
2. Penerapan manajemen risiko di klausul 4.4.
3. Pemantauan dan review terhadap framework di klausul 4.5.
4. Perbaikan framework berkelanjutan di klausul 4.2.
Gbr-03 , Framework Manajemen Risiko ISO 31000:2009 dalam klausul 4
Setelah pemberian mandat dan komitmen, kerangka kerja ISO 31000: 2009 dilanjutkan dengan
kerangka implementasi “Plan, Do, Check, Act”, yaitu dengan melakukan:
(1) perencanaan kerangka kerja manajemen risiko;
(2) penerapan manajemen risiko;
(3) monitoring dan review terhadap kerangka kerja manajemen risiko;
(4) perbaikan kerangka kerja manajemen risiko secara berkelanjutan
Plan – mendefinisikan dan analisis suatu masalah serta mengidentifikasi akar masalahnya
 Mengkomunikasikan dan melatih.
 Rencana komunikasi dan pelaporan.
 Strategi training.
 Jaringan manajemen risiko.
Gbr – 04 , kerangka implementasi “Plan, Do, Check, Act”,
Do – melaksanakan solusi, membuat rencana kerja secara terinci dan menarapkannya secara
sistematis.
Yang masuk dalam Do ini antara lain :
 Mengelola dan mengalokasikan
 Komite manajemen risiko komisaris/dewan pengawas.
 Komite manajemen risiko eksekutif /direksi.
 Manajer manajemen risiko.
 RM Champions.
 Risiko, pengendaliannya, ownernya.
 Penyedia asuransi/penjaminannya.
Check – Memeriksa hasil kerja dibandingkan dengan rencananya dan mengidentifikasi
penyimpangannya serta masalah-masalahnya.
Yang masuk dalam Check ini antara lain :
 Mengukur dan mengkaji.
 Mengendalikan asuransi/penjaminannya.
 Kemajuan rencana manajemen risiko.
 Pelaporan taka kelola.
 Benchmarking / study banding.
 Kriteria unjuk kerja.
Act – Menstandarisasi solusi. Mengkaji ulang dan mendefinisikan masalah-masalah yang akan datang.
Yang masuk dalam Act ini antara lain :
 Komitmen dan Mandat dari atasan kepada bawahannya, mulai dari pemegang saham,
Komisaris, Direksi, sampai dengan karyawan level terendah dalam masalah manajemen
risiko.
 Pernyataan kebijakan manajemen risiko.
 Rencana manajemen risiko.
 Rencana Asuransi.
 Standar-standar manajemen risiko.
 Prosedur dan petunjuk-petunjuk kerja.
Secara lebih detail klausul 4 dengan PDCA nya digambarkan dengan gambar 05,berikut ini :
Gbr – 05, detail klausul 4 dengan PDCA
Framework Manajemen Risiko ISO 31000:2009 dalam klausul 5 (lihat gambar 06 di bawah) terdiri atas
Kerangka kerja manajemen risiko ISO 31000: 2009 Risk Management – Principles and Guidelines
dimulai dengan pemberian mandat dan komitmen. Pemberian mandat dan komitmen merupakan hal
yang sangat penting karena menentukan akuntabilitas, kewenangan, dan kapabilitas dari pelaku
manajemen risiko
.Hal-hal penting yang harus dilakukan pada pemberian mandat dan komitmen adalah:
• Membuat dan menyetujui kebijakan manajemen risiko;
• Menyesuaikan indikator kinerja manajemen risiko dengan indikator kinerja perusahaan;
• Menyesuaikan kultur organisasi dengan nilai-nilai manajemen risiko;
• Menyesuaikan sasaran manajemen risiko dengan sasaran strategis perusahaan;
• Memberikan kejelasan peran dan tanggung jawab;
• Menyesuaikan kerangka kerja manajemen risiko dengan kebutuhan organisasi.
Gambar. Komponen-komponen Kerangka Kerja Manajemen Risiko ISO 31000:2009 dalam klausul 5
Sumber: Broadleaf Capital International. Strategic, Enterprise and Project Risk Management.
Gbr -06 , Framework Manajemen Risiko ISO 31000:2009 dalam klausul 5
2.4. Kerangka Kerja Implementasi Manajemen Risiko
Risk Management Framework Based on ISO 31000
Perencanaan kerangka kerja manajemen risiko mencakup pemahaman mengenai organisasi dan
konteksnya, menetapkan kebijakan manajemen risiko, menetapkan akuntabilitas manajemen risiko,
mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam proses bisnis organisasi, alokasi sumber daya manajemen
risiko, dan menetapkan mekanisme komunikasi internal dan eksternal. Setelah melakukan perencanaan
kerangka kerja, maka dilakukan penerapan proses manajemen risiko.
Dalam penerapan manajemen risiko, perlu dilakukan monitoring dan review terhadap kerangka kerja
manajemen risiko. Setelah itu, kerangka kerja manajemen risiko perlu diperbaiki secara berkelanjutan
untuk memfasilitasi perubahan yang terjadi pada konteks internal dan eksternal organisasi. Proses-
proses tersebut kemudian berulang kembali untuk memastikan adanya kerangka kerja manajemen risiko
yang mengalami perbaikan berkesinambungan dan dapat menghasilkan penerapan manajemen risiko
yang andal.
ISO 31000 menyediakan kerangka kerja sebagai pedoman dalam implementasi manajemen risiko yang
efektif.
Tujuan dari kerangka kerja implementasi pengelolaan risiko antara lain:
 Pemastian bahwa informasi mengenai pengelolaan risiko yang dihasilkan dari proses
pengelolaan risiko telah cukup dilaporkan dan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan
 Pemenuhan akuntabilitas pada setiap tingkatan organisasi yang relevan
2.5. Proses pengelolaan risiko
Risk Management Process Based on ISO 31000
Proses pengelolaan risiko menurut ISO 31000 seharusnya merupakan bagian yang terintegrasi, melekat
dalam budaya dan praktik manajemen, dan terkustomisasi menurut proses bisnis organisasi.
Menurut ISO 31000, asesmen risiko merupakan bagian yang paling penting dan fundamental dalam
proses pengelolaan risiko. Oleh karena itu, organisasi perlu melakukan asesmen risiko yang benar agar
memperoleh laporan profil risiko yang tepat sehingga organisasi dapat secara cermat mengelola
risikonya.
Sumber: Asesmen Risiko Berbasis ISO 31000: 2009. Diane Christina, 2012.
Gbr -07 , Risk Management Process Based on ISO 31000
Proses manajemen risiko merupakan kegiatan kritikal dalam manajemen risiko, karena merupakan
penerapan dari pada prinsip dan kerangka kerja yang telah dibangun. Proses manajemen risiko terdiri
dari tiga proses besar, yaitu:
(1) Penetapan konteks (establishing the context)
Penetapan konteks bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan sasaran organisasi,
lingkungan dimana sasaran hendak dicapai, stakeholders yang berkepentingan, dan
keberagaman kriteria risiko, dimana hal-hal ini akan membantu mengungkapkan dan menilai sifat
dan kompleksitas dari risiko. Terdapat empat konteks yang perlu ditentukan dalam penetapan
konteks, yaitu konteks internal, konteks eksternal, konteks manajemen risiko, dan kriteria risiko.
(i) Konteks internal memperhatikan sisi internal organisasi yaitu struktur organisasi, kultur
dalam organisasi, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran
organisasi.
(ii) Konteks eksternal mendefinisikan sisi eksternal organisasi yaitu pesaing, otoritas,
perkembangan teknologi, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran
organisasi.
(iii) Konteks manajemen risiko memperhatikan bagaimana manajemen risiko diberlakukan dan
bagaimana hal tersebut akan diterapkan di masa yang akan datang.
(iv) Terakhir, dalam pembentukan manajemen risiko organisasi perlu
mendefinisikan parameter yang disepakati bersama untuk digunakan sebagai kriteria risiko.
(2) Penilaian risiko (risk assessment)
Penilaian risiko terdiri dari:
(i) Identifikasi risiko: mengidentifikasi risiko apa saja yang dapat mempengaruhi pencapaian
sasaran organisasi.
(ii) Analisis risiko: menganalisis kemungkinan dan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi.
(iii) Evaluasi risiko: membandingkan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko untuk
menentukan bagaimana penanganan risiko yang akan diterapkan.
(3) Penanganan risiko (risk treatment)
Dalam menghadapi risiko terdapat empant penanganan yang dapat dilakukan oleh organisasi:
(i) Menghindari risiko (risk avoidance);
(ii) Mitigasi risiko (risk reduction), dapat dilakukan dengan mengurangi kemungkinan atau
dampak;
(iii) Transfer risiko kepada pihak ketiga (risk sharing);
(iv) Menerima risiko (risk acceptance).
Ketiga proses besar tersebut didampingi oleh dua proses yaitu:
(1) Komunikasi dan konsultasi
Komunikasi dan konsultasi merupakan hal yang penting mengingat prinsip manajemen risiko yang
kesembilan menuntut manajemen risiko yang transparan dan inklusif, dimana manajemen risiko
harus dilakukan oleh seluruh bagian organisasi dan memperhitungkan kepentingan dari seluruh
stakeholders organisasi. Adanya komunikasi dan konsultasi diharapkan dapat menciptakan
dukungan yang memadai pada kegiatan manajemen risiko dan membuat kegiatan manajemen
risiko menjadi tepat sasaran.
(2) Monitoring dan review
Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa implementasi manajemen risiko telah berjalan sesuai
dengan perencanaan yang dilakukan. Hasil monitoring dan review juga dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan terhadap proses manajemen risiko.
Manajemen risiko merupakan proses esensial dalam organisasi untuk memberikan jaminan yang
wajar terhadap pencapaian tujuan organisasi. ISO 31000: 2009 Risk Management – Principles
and Guidelines merupakan standar yang dibuat untuk memberikan prinsip dan panduan generik
dalam penerapan manajemen risiko. Standar ini menyediakan prinsip, kerangka kerja, dan proses
manajemen risiko. Prinsip manajemen risiko merupakan fondasi dari kerangka kerja dan proses
manajemen risiko, sedangkan kerangka kerja manajemen risiko merupakan struktur pembangun
proses manajemen risiko. Proses manajemen risiko merupakan penerapan inti dari manajemen
risiko, sehingga harus dijalankan secara komprehensif, konsisten, dan terus diperbaiki sesuai
dengan keperluan. Implementasi manajemen risiko berbasis ISO 31000: 2009 secara mendetail
dan menyeluruh pada ketiga komponen tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektivitas
manajemen risiko organisasi.
Setelah kita membedah ISO 31000, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana metodologi asesmen
manajemen risiko berbasis ISO 31000:2009. Sebagai seorang asesor independen atas sistem
manajemen korporat, jawaban sederhana yang bisa saya bagi adalah asesor akan melakukan penilaian
terhadap kerangka kerja implementasi pengelolaan risiko seperti yang telah dibedah di atas dengan
unsur-unsur penilaian antara lain tanggung jawab, akuntabilitas, strategi, dan praktik manajemen risiko.
Sistem manajemen risiko yang baik seharusnya dapat memberikan keyakinan bahwa dengan penerapan
manajemen risiko, organisasi dapat mengurangi ketidakpastian yang membayangi dalam setiap
pengambilan keputusan namun tetap dapat berinovasi sesuai dengan kapabilitas yang dimiliki.
2.6. Proses Manajemen Risiko ISO 31000:2009
Proses Manajemen Risiko ISO 31000:2009 digambarkan kembali secara lebih detail sebagaimana
gambar di bawah ini. Proses pertama adalah Establishing The Context (Menetapkan Konteks).
Gbr-08, Gambar detail Proses Manajemen Risiko ISO 31000:2009
Dalam proses manajemen risiko langkah awal yang sangat penting adalah Establishing The Context .
Menetapkan konteks ini meliputi penetapan tujuan, strategi, ruang lingkup dan parameter-parameter lain yang
berhubungan dengan proses pengelolaan risiko suatu organisasi..
Penetapan konteks ini menunjukkan hubungan antara masalah atau hal yang akan dikelola risikonya
dengan lingkungan organisasi (eksternal & internal), proses manajemen risiko dan ukuran atau kriteria
risiko yang dijadikan standar
Kriteria risiko atau Risk Criteria adalah ukuran standar seberapa besar dampak atau konsekwensi yang
mungkin akan terjadi dan seberapa besar kemungkinan atau frekeunsi atau likelihood risiko akan terjadi.
Gambar di bawah semoga dapat dijadikan contoh kriteria risiko itu.
Dalam penetapan konteks ini ditetapkan pula sumber daya, struktur organisasi (tanggung jawab dan
wewenang) yang diperlukan dalam pengeloaan risiko. Dalam dokumen rencana risk manajemen (Risk
Management Plan), penetapan konteks ini dapat dijadikan bab Latar Belakang Masalah, bab struktur
organisasi pengeloaan risiko dan bab Kriteria Risiko.
Gbr-09 , Risk = Consequences x Likelihood).
Proses kedua adalah Risk Identification atau identifikasi risiko, yaitu melakukan identifikasi risiko-risiko
yang dapat terjadi di masa yang akan datang (yaitu : risiko apa, kapan, di mana, bagaimana, mengapa
suatu risiko bisa terjadi). Identifikasi ini termasuk pengidentifikasian poses-proses/tugas-tugas/aktifitas-
aktifitas kritikal atau kunci, pengenalan area-area risiko dan katagorinya.
Proses ketiga adalah Risk Analysis atau analisis risiko-risiko, yaitu proses menentukan berapa besar
dampak (impact atau consequences) dan kemungkinan (frequency atau likelihood) risiko-risiko yang
akan terjadi, serta menghitung berapa besar level risikonya dengan mengalikan antara besar dampak
dan besar kemungkinan (Risk = Consequences x Likelihood).
Proses keempat adalah Risk Evaluation atau membandingkan risiko-risiko yang sudah dihitung diatas
dengan Kriteria Risiko yang sudah distandarkan (menempatkan posisi risiko-risiko pada gambar kriteria
risiko), apakah risiko-risiko itu acceptable/dapat diterima, menjadi issue/diwaspadai, atau
unacceptable/tidak diterima, serta memprioritaskan mitigasi atau penangannya. Lihat gambar di bawah
ini, risiko nomor 1 dan 5 terletak di daerah warna merah Unacceptable Risk dan menjadi prioritas untuk
dilakukan penanganan atau mitigasinya.
Gbr- 10, Risk Management Framework
Proses kelima adalah Risk Treatment atau mitigasi risiko-risiko. Mitigasi risiko-risiko harus direncanakan
sebaik-baiknya dan dipertimbangkan semua alternatif solusinya, sebelum dilaksanakan
mitigasinya, agar mendapatkan hasil yang diharapkan ecara efektif dan efisien. Beberapa alternatif bisa
dipertimbangkan untuk digunakan, seperti :
 membagi risiko,
 mengurangi likeliihood dan/atau mengurangi konsekwensi,
 menghindari risiko atau membatalkan aktifitas yg berisiko tinggi,
 menerima risiko.
Proses keenam adalah Monitor & Review (Pemantauan & Pengkajian Ulang). Pemantauan &
Pengkajian Ulang dilaksanakan terhadap seluruh proses manajemen risiko termasuk konteksnya
(lingkungan, proses, organisasi, strategi, stakeholder dsb.). Catatan-catatan hasil Pemantauan &
Pengkajian Ulang disimpan sebagai bukti dan laporna bahwa aktifitas itu telah dilaksanakan dan sebagai
masukan bagi Risk Management Framework yang telah disiapkan sebelumnya.
Selama melaksanakan ke enam proses manajemen risiko itu Communication & Consultation
(komunikasi dan konsultasi) selalu dilaksanakan kepada semua stakeholder, secara kontinyu dan
iterative.
Skema lain yang menambah kejelasan mengenai langkah-langkah penerapan proses manajemen risiko
ISO 31000:2009 dapat dilihat pada gambar di bawah.
Gbr -11, Skema langkah-langkah penerapan proses manajemen risiko
Referensi :
1. COSO ERM Executive
Summary (http://www.coso.org/documents/coso_erm_executivesummary.pdf ).
2. International Organization for Standardization (ISO). “ISO 13000:2009—Risk
Management: Principles and Guidelines.” Geneva,
2009. (http://www.iso.org/iso/home/standards/iso31000.htm).
3. Kevin W Knight AM “Applying ISO 31000:2009 in Regulatory Work”.
4. Diane Christina “Asesmen Manajemen Risiko berbasis COSO ERM“.
5. Diane Christina “Asesmen Manajemen Risiko berbasis ISO 31000:2009“.
 ISO 31000:2009

More Related Content

What's hot

Linear Programming Project
Linear Programming ProjectLinear Programming Project
Linear Programming ProjectLenny Rosadiawan
 
Edk2007190 ta (penerapan cpm pada jembatan musi iv)
Edk2007190  ta (penerapan cpm pada jembatan musi iv)Edk2007190  ta (penerapan cpm pada jembatan musi iv)
Edk2007190 ta (penerapan cpm pada jembatan musi iv)LIANDAAKTILEO
 
Kuliah Tata dan teknik Pementasan
Kuliah Tata dan teknik PementasanKuliah Tata dan teknik Pementasan
Kuliah Tata dan teknik PementasanRiyan Hidayatullah
 
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLEPENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLELukmanulhakim Almamalik
 
Tabel perbandingan jurnals
Tabel perbandingan jurnalsTabel perbandingan jurnals
Tabel perbandingan jurnalsAnisa EF
 
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...Syaiful Ahdan
 
Ancaman dan tantangan dalam membangun integritas nasional
Ancaman dan tantangan dalam membangun integritas nasionalAncaman dan tantangan dalam membangun integritas nasional
Ancaman dan tantangan dalam membangun integritas nasionalcristianyedogawa
 
Simulasi - Pertemuan III
Simulasi - Pertemuan IIISimulasi - Pertemuan III
Simulasi - Pertemuan IIIDimara Hakim
 
Rps praktikum pembelajaran berbicara
Rps praktikum pembelajaran berbicaraRps praktikum pembelajaran berbicara
Rps praktikum pembelajaran berbicaraDaman Al-Qostholany
 
Nilai Nilai Universal Pancasila
Nilai Nilai Universal PancasilaNilai Nilai Universal Pancasila
Nilai Nilai Universal PancasilaShintaAndrianie
 
simulasi proses pembuatan kerupuk
simulasi proses pembuatan kerupuksimulasi proses pembuatan kerupuk
simulasi proses pembuatan kerupukNurul Chaira
 
Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomReski Aprilia
 
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002Muhammad Sirajuddin
 
6. konfigurasi jaringan
6. konfigurasi jaringan6. konfigurasi jaringan
6. konfigurasi jaringanRizky Akbar
 
Tugas pmri kelompok 4 b
Tugas pmri kelompok 4 bTugas pmri kelompok 4 b
Tugas pmri kelompok 4 bRusmaini Mini
 

What's hot (20)

Linear Programming Project
Linear Programming ProjectLinear Programming Project
Linear Programming Project
 
Edk2007190 ta (penerapan cpm pada jembatan musi iv)
Edk2007190  ta (penerapan cpm pada jembatan musi iv)Edk2007190  ta (penerapan cpm pada jembatan musi iv)
Edk2007190 ta (penerapan cpm pada jembatan musi iv)
 
TEORI BAB 11
TEORI BAB 11TEORI BAB 11
TEORI BAB 11
 
REVIEW SKRIPSI
REVIEW SKRIPSI REVIEW SKRIPSI
REVIEW SKRIPSI
 
Kuliah Tata dan teknik Pementasan
Kuliah Tata dan teknik PementasanKuliah Tata dan teknik Pementasan
Kuliah Tata dan teknik Pementasan
 
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLEPENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN  VENSIM PLE
PENGENALAN PEMODELAN SISTEM DINAMIK MENGGUNAKAN VENSIM PLE
 
Tabel perbandingan jurnals
Tabel perbandingan jurnalsTabel perbandingan jurnals
Tabel perbandingan jurnals
 
Proposal Usaha Angkringan
Proposal Usaha AngkringanProposal Usaha Angkringan
Proposal Usaha Angkringan
 
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...
Bab vi hakikat,instrumentasi dan praksis demokrasi indonesia berlandaskan pac...
 
Tugas 2 cash flow
Tugas 2 cash flow Tugas 2 cash flow
Tugas 2 cash flow
 
Ancaman dan tantangan dalam membangun integritas nasional
Ancaman dan tantangan dalam membangun integritas nasionalAncaman dan tantangan dalam membangun integritas nasional
Ancaman dan tantangan dalam membangun integritas nasional
 
Simulasi - Pertemuan III
Simulasi - Pertemuan IIISimulasi - Pertemuan III
Simulasi - Pertemuan III
 
Rps praktikum pembelajaran berbicara
Rps praktikum pembelajaran berbicaraRps praktikum pembelajaran berbicara
Rps praktikum pembelajaran berbicara
 
Nilai Nilai Universal Pancasila
Nilai Nilai Universal PancasilaNilai Nilai Universal Pancasila
Nilai Nilai Universal Pancasila
 
simulasi proses pembuatan kerupuk
simulasi proses pembuatan kerupuksimulasi proses pembuatan kerupuk
simulasi proses pembuatan kerupuk
 
Struktur Beton - Kolom
Struktur Beton - KolomStruktur Beton - Kolom
Struktur Beton - Kolom
 
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002
 
Unsur intrinsik novel
Unsur intrinsik novelUnsur intrinsik novel
Unsur intrinsik novel
 
6. konfigurasi jaringan
6. konfigurasi jaringan6. konfigurasi jaringan
6. konfigurasi jaringan
 
Tugas pmri kelompok 4 b
Tugas pmri kelompok 4 bTugas pmri kelompok 4 b
Tugas pmri kelompok 4 b
 

Similar to Manajemen-Resiko-ISO-3001-2009.pdf

Manajemen Risiko ke 2
Manajemen Risiko ke 2Manajemen Risiko ke 2
Manajemen Risiko ke 2Al Marson
 
Be&GG ruslan hapzi ali_risk management_universitas mercu buana_2017
Be&GG ruslan hapzi ali_risk management_universitas mercu buana_2017Be&GG ruslan hapzi ali_risk management_universitas mercu buana_2017
Be&GG ruslan hapzi ali_risk management_universitas mercu buana_2017Ruslan -
 
KONSULTAN MANAJEMEN RESIKO - RISK MANAGEMEN CONSULTANT I telp 081380163185
KONSULTAN MANAJEMEN RESIKO - RISK MANAGEMEN CONSULTANT I telp 081380163185KONSULTAN MANAJEMEN RESIKO - RISK MANAGEMEN CONSULTANT I telp 081380163185
KONSULTAN MANAJEMEN RESIKO - RISK MANAGEMEN CONSULTANT I telp 081380163185DP Konsultan
 
manajemen risiko insurance
manajemen risiko insurancemanajemen risiko insurance
manajemen risiko insuranceTommy Wibowo
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 10  Risk Ma...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 10  Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...parluhutan silitonga
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 10  Risk Ma...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 10  Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...parluhutan silitonga
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 10  Risk Ma...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 10  Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...parluhutan silitonga
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 10  Risk Ma...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 10  Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...parluhutan silitonga
 
Sistem Manajemen K3
Sistem Manajemen K3Sistem Manajemen K3
Sistem Manajemen K3yahyaadja
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017warinah warinah
 
KONSULTAN RISK MANAGEMENT | CONSULTANT MANAJEMEN RISIKO | CONSULTANT RISK ASS...
KONSULTAN RISK MANAGEMENT | CONSULTANT MANAJEMEN RISIKO | CONSULTANT RISK ASS...KONSULTAN RISK MANAGEMENT | CONSULTANT MANAJEMEN RISIKO | CONSULTANT RISK ASS...
KONSULTAN RISK MANAGEMENT | CONSULTANT MANAJEMEN RISIKO | CONSULTANT RISK ASS...djidanbp
 
10, si pi, asalila, hapzi ali , membandingkan kerangka pengendalian internal ...
10, si pi, asalila, hapzi ali , membandingkan kerangka pengendalian internal ...10, si pi, asalila, hapzi ali , membandingkan kerangka pengendalian internal ...
10, si pi, asalila, hapzi ali , membandingkan kerangka pengendalian internal ...ASA LILA
 
Si pi, asalila, hapzi ali , membandingkan kerangka pengendalian internal (cos...
Si pi, asalila, hapzi ali , membandingkan kerangka pengendalian internal (cos...Si pi, asalila, hapzi ali , membandingkan kerangka pengendalian internal (cos...
Si pi, asalila, hapzi ali , membandingkan kerangka pengendalian internal (cos...ASA LILA
 
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransiTugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransiHan Doko
 
BE & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Risk Management. Universita...
BE & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Risk Management. Universita...BE & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Risk Management. Universita...
BE & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Risk Management. Universita...vanset98
 
BE & GG, hendra martha fauzy, hapzi ali, ethics and business; risk management...
BE & GG, hendra martha fauzy, hapzi ali, ethics and business; risk management...BE & GG, hendra martha fauzy, hapzi ali, ethics and business; risk management...
BE & GG, hendra martha fauzy, hapzi ali, ethics and business; risk management...hendramarthafauzy
 
manajemeen resiko pada perusahaan air daerah
manajemeen resiko pada perusahaan air daerahmanajemeen resiko pada perusahaan air daerah
manajemeen resiko pada perusahaan air daerahTaufik Ardi Hidayat
 

Similar to Manajemen-Resiko-ISO-3001-2009.pdf (20)

Manajemen Risiko ke 2
Manajemen Risiko ke 2Manajemen Risiko ke 2
Manajemen Risiko ke 2
 
Manajemen risiko k3
Manajemen risiko k3Manajemen risiko k3
Manajemen risiko k3
 
Be&GG ruslan hapzi ali_risk management_universitas mercu buana_2017
Be&GG ruslan hapzi ali_risk management_universitas mercu buana_2017Be&GG ruslan hapzi ali_risk management_universitas mercu buana_2017
Be&GG ruslan hapzi ali_risk management_universitas mercu buana_2017
 
KONSULTAN MANAJEMEN RESIKO - RISK MANAGEMEN CONSULTANT I telp 081380163185
KONSULTAN MANAJEMEN RESIKO - RISK MANAGEMEN CONSULTANT I telp 081380163185KONSULTAN MANAJEMEN RESIKO - RISK MANAGEMEN CONSULTANT I telp 081380163185
KONSULTAN MANAJEMEN RESIKO - RISK MANAGEMEN CONSULTANT I telp 081380163185
 
Manajemen Risiko IT
Manajemen Risiko ITManajemen Risiko IT
Manajemen Risiko IT
 
manajemen risiko insurance
manajemen risiko insurancemanajemen risiko insurance
manajemen risiko insurance
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 10  Risk Ma...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 10  Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 10  Risk Ma...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 10  Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 10  Risk Ma...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 10  Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...
 
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 10  Risk Ma...BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA   “ BE & GG Minggu 10  Risk Ma...
BE & GG , Parluhutan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA “ BE & GG Minggu 10 Risk Ma...
 
Sistem Manajemen K3
Sistem Manajemen K3Sistem Manajemen K3
Sistem Manajemen K3
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017
BE & GG, Warinah, Hapzi Ali, Risk Management. Universitas Mercu Buana, 2017
 
KONSULTAN RISK MANAGEMENT | CONSULTANT MANAJEMEN RISIKO | CONSULTANT RISK ASS...
KONSULTAN RISK MANAGEMENT | CONSULTANT MANAJEMEN RISIKO | CONSULTANT RISK ASS...KONSULTAN RISK MANAGEMENT | CONSULTANT MANAJEMEN RISIKO | CONSULTANT RISK ASS...
KONSULTAN RISK MANAGEMENT | CONSULTANT MANAJEMEN RISIKO | CONSULTANT RISK ASS...
 
10, si pi, asalila, hapzi ali , membandingkan kerangka pengendalian internal ...
10, si pi, asalila, hapzi ali , membandingkan kerangka pengendalian internal ...10, si pi, asalila, hapzi ali , membandingkan kerangka pengendalian internal ...
10, si pi, asalila, hapzi ali , membandingkan kerangka pengendalian internal ...
 
Si pi, asalila, hapzi ali , membandingkan kerangka pengendalian internal (cos...
Si pi, asalila, hapzi ali , membandingkan kerangka pengendalian internal (cos...Si pi, asalila, hapzi ali , membandingkan kerangka pengendalian internal (cos...
Si pi, asalila, hapzi ali , membandingkan kerangka pengendalian internal (cos...
 
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransiTugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransi
 
BE & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Risk Management. Universita...
BE & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Risk Management. Universita...BE & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Risk Management. Universita...
BE & GG, Ivan Setiawan, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Risk Management. Universita...
 
BE & GG, hendra martha fauzy, hapzi ali, ethics and business; risk management...
BE & GG, hendra martha fauzy, hapzi ali, ethics and business; risk management...BE & GG, hendra martha fauzy, hapzi ali, ethics and business; risk management...
BE & GG, hendra martha fauzy, hapzi ali, ethics and business; risk management...
 
manajemeen resiko pada perusahaan air daerah
manajemeen resiko pada perusahaan air daerahmanajemeen resiko pada perusahaan air daerah
manajemeen resiko pada perusahaan air daerah
 

Recently uploaded

415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1YudiPradipta
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsSOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsedyardy
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 

Recently uploaded (12)

415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1manajemen analisis data export data epidata 3.1
manajemen analisis data export data epidata 3.1
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkmsSOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
SOP MEDIA KOMUNIKASI DAN KOORDINASI pkms
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 

Manajemen-Resiko-ISO-3001-2009.pdf

  • 1. ASESMEN MANAJEMEN RISIKO BERBASIS ISO 31000:2009 Disampaikan pada kuliah online : Kedua (kuliah ke-6) Mata kuliah : IKK-363 - Manajemen Risiko dan Pencegahan Kerugian I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kantor Perburuhan Internasional (ILO) pada tahun 2005 memperkirakan bahwa diseluruh dunia setiap tahun 2.2 juta orang meninggal karena kecelakaan-kecelakaan dan penyakit-penyakit akibat kerja. dan diperkirakan bahwa setiap tahun terjadi 270 juta kecelakaan-kecelakaan yang akibat kerja, dan 160 juta penyakit-penyakit baru akibat kerja. Untuk itu berbagai pendekatan dilakukan dalam menghadapi risiko dalam organisasi atau perusahaan, seperti Framework Qualiti (ISO 9001), AS NZS 4804-2001 Occupational Health and Safety Management, EMS ( ISO 14001) dan Manajemen Risiko ISO 31000:2009 menggunakan prinsip PDCA atau Plan Do Check Action, untuk perbaikan berkelanjutan (continual improvement) sebagai basis framework dan proses manajemen risiko. PDCA ini digambarkan secara jelas pada gambar di bawah. Salah satu pendekatan sering dilakukan dalam menghadapi risiko dalam organisasi atau perusahaan salah satunya yaitu menerapkan konsep manajemen risiko mulai diperkenalkan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja pada era tahun 1980-an setelah berkembangnya teori Accident Model dari ILCI dan juga semakin maraknya isu lingkungan dan keseselamtan dan kesehatan keja. Tujuan dari manajemen risiko adalah minimalisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun ‘accident’. The International Organization for Standardization (ISO) 31000: 2009 Risk Management – Principles and Guidelines merupakan sebuah standar internasional yang disusun dengan tujuan memberikan prinsip dan panduan generik untuk penerapan manajemen risiko. Standar internasional yang diterbitkan pada 13 November 2009 ini dapat digunakan oleh segala jenis organisasi dalam menghadapi berbagai risiko yang melekat pada aktivitas mereka. Walau ISO 31000: 2009 menyediakan panduan generik, standar ini tidak ditujukan untuk menyeragamkan manajemen risiko lintas organisasi, tetapi ditujukan untuk memberikan standar pendukung penerapan manajemen risiko dalam usaha memberikan jaminan terhadap pencapaian sasaran organisasi. ISO 31000: 2009 menyediakan prinsip,
  • 2. kerangka kerja, dan proses manajemen risiko yang dapat digunakan sebagai arsitektur manajemen risiko dalam usaha menjamin penerapan manajemen risiko yang efektif. 1.2. Ruang Lingkup Ruang lingkup proses manajemen risiko terdiri dari: a. Penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola risikonya b. Identifikasi risiko, c. Analisis risiko, d. Evaluasi risiko, e. Pengendalian risiko, f. Pemantauan dan telaah ulang, g. Koordinasi dan komunikasi. Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari pelaksanaan sistem manajemen perusahaan/ organisasi. Proses manajemen risiko Ini merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Proses manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan: penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko. Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan, jabatan, proyek, produk ataupun asset. Manajemen risiko dapat memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan. Walaupun demikian manajemen risiko seringkali dilakukan pada tahap pelaksanaan ataupun operasional kegiatan. 1.3. Pengertian : Manajemen Risiko didefinisikan 1. Menurut Smith (1990 dikutip dalam Anonim 2009) Manajemen Resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran,dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset dan
  • 3. penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut. 2. Menurut Clough and Sears (1994 dikutip dalam Anonim 2009), Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan kerugian. 3. Menurut William, et.al (1995 dikutip dalam Anonim 2009) Manajemen risiko juga merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi. 4. Dorfman (1998 dikutip dalam Anonim 2009) Manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam usahanya untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian. Beberapa definisi tentang risiko, sebagai berikut:: 1. Risk is the change of loss, risiko diartikan sebagai kemungkinan akan terjadinya kerugian, 2. Risk is the possibility of loss, risiko adalah kemungkinan kerugian, 3. Risk is Uncertainty, risiko adalah ketidakpastian, 4. Risk is the dispersion of actual from expected result, risiko merupakan penyebaran hasil actual dari hasil yang diharapkan, 5. Risk is the probability of any outcome different from the one expected, risiko adalah probabilitas atas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan. 6. Risiko, Peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak terhadap sasaran. Ini diukur dengan hukum sebab akibat. Variabel yang diukur biasanya probabilitas, konsekuensi dan juga pemajanan. 7. Penerimaan Risiko (acceptable risk), Keputusan untuk menerima konsekuensi dan kemungkinan risiko tertentu. 8. Analisis risiko. Sebuah sistematika yang menggunakan informasi yang didapat untuk menentukan seberapa sering kejadian tertentu dapat terjadi dan besarnya konsekuensi tersebut. 9. Penilaian risiko, Proses analisis risiko dan evalusi risiko secara keseluruhan. 10. Penghindaran risiko, Keputusan yang diberitahukan tidak menjadi terlibat dalam situasi risiko. 11. Pengendalian risiko, Bagian dari manajemen risiko yang melibatkan penerapan kebijakan, standar, prosedur perubahan fisik untuk menghilangkan atau mengurangi risiko yang kurang baik.
  • 4. 12. Evaluasi risiko, Proses yang biasa digunakan untuk menentukan manajemen risiko dengan membandingkan tingkat risiko terhadap standar yang telah ditentukan, target tingkat risiko dan kriteria lainnya. 13. Identifikasi Risiko, Proses menentukan apa yang dapat terjadi, mengapa dan bagaimana. 14. Pengurangan Risiko, Penggunaan/ penerapan prinsip-prinsip manajemen dan teknik-teknik yang tepat secara selektif, dalam rangka mengurangi kemungkinan terjadinya suatu kejadian atau konsekuensinya, atau keduanya. 15. Pemindahan Risiko (risk transfer), Mendelegasikan atau memindahkan suatu beban kerugian ke suatu kelompok/ bagian lain melalui jalur hukum, perjanjian/ kontrak, asuransi, dan lain-lain. Pemindahan risiko mengacu pada pemindahan risiko fisik dan bagiannya ke tempat lain. 16. Konsekuensi ; Akibat dari suatu kejadian yang dinyatakan secara kualitatif atau kuantitatif, berupa kerugian, sakit, cedera, keadaan merugikan atau menguntungkan. Bisa juga berupa rentangan akibat-akibat yang mungkin terjadi dan berhubungan dengan suatu kejadian. 17. Kejadian ; Suatu peristiwa (insiden) atau situasi, yang terjadi pada tempat tertentu selama interval waktu tertentu. 18. Analisis Urutan Kejadian ; Suatu teknik yang menggambarkan rentangan kemungkinan dan rangkaian akibat yang bisa timbul dari proses suatu kejadian. 19. Analisis Urutan Kesalaha ; Suatu metode sistem teknik untuk menunjukkan kombinasi-kombinasi yang logis dari berbagai keadaan sistem dan penyebab-penyebab yang mungkin bisa berkontribusi terhadap kejadian tertentu (disebut kejadian puncak). 20. Frekuensi ; Ukuran angka dari peristiwa suatu kejadian yang dinyatakan sebagai jumlah peristiwa suatu kejadian dalam waktu tertentu. Terlihat juga seperti kemungkinan dan peluang. 21. Bahaya (hazard); Faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu dan mempunyai potensi untuk menimbulkan kerugian. 22. Monitoring/ Pemantauan ; Pengecekan, Pengawasan, Pengamatan secara kritis, atau Pencatatan kemajuan dari suatu kegiatan, tindakan, atau sistem untuk mengidentifikasi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi. 23. Probabilitas ; Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau frekuensi.Kemungkinan dari kejadian atau hasil yang spesifik, diukur dengan rasio dari kejadian atau hasil yang spesifik terhadap jumlah kemungkinan kejadian atau hasil. Probabilitas dilambangkan dengan angka dari 0 dan 1, dengan
  • 5. 0 menandakan kejadian atau hasil yang tidak mungkin dan 1 menandakan kejadian atau hasil yang pasti. Manajemen risiko dapat diterapkan di setiap level di organisasi. Manajemen risiko dapat diterapkan di level strategis dan level operasional. Manajemen risiko juga dapat diterapkan pada proyek yang spesifik, untuk membantu proses pengambilan keputusan ataupun untuk pengelolaan daerah dengan risiko yang spesifik. 1.4. Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan manjemen risiko harus relevan dengan konteks strategi dan tujuan organisasi, objektif dan sesuai dengan sifat dasar bisnis (organisasi) tersebut. Manejemen akan memastikan bahwa kebijakan tersebut dapat dimengerti, dapat diimplementasikan di setiap tingkatan organisasi. a. Perencanaan Dan Pengelolaan Hasil 1. Komitmen Manajemen. Organisasi harus dapat memastikan bahwa: a. Sistem manejemen risiko telah dapat dilaksanakan, dan telah sesuai dengan standar b. Hasil/ performa dari sistem manajemen risiko dilaporkan ke manajemen organisasi, agar dapat digunakan dalam meninjau (review) dan sebagai dasar (acuan) dalam pengambilan keputusan. 2. Tanggung jawab dan kewenangan Tanggung jawab, kekuasaan dan hubungan antar anggota yang dapat menunjukkan dan membedakan fungsi kerja didalam manajemen risiko harus terdokumentasikan khususnya untuk hal-hal sebagai berikut: a. Tindakan pencegahan atau pengurangan efek dari risiko. b. Pengendalian yang akan dilakukan agar faktor risiko tetap pada batas yang masih dapat diterima. c. Pencatatan faktor-faktor yang berhubungan dengan kegiatan manajemen risiko. d. Rekomendasi solusi sesuai cara yang telah ditentukan. e. Memeriksa validitas implementasi solusi yang ada. f. Komunikasi dan konsultasi secara internal dan eksternal. 3. Sumber Organisasi harus dapat mengidentifikasikan persyaratan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang diperlukan. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualifikasi SDM perlu untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang relevan dengan pekerjaannya seperti pelatihan manajerial, dan lain sebagainya. b. Elemen Utama Manjemen Riseko Elemen utama dari proses manajemen risiko, meliputi: a. Penetapan tujuan Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan. b. Identifkasi risiko
  • 6. Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebih lanjut. c. Analisis risiko Dilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dan konsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatan risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (probabilitas X konsekuensi). d. Evaluasi risiko Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar. Setelah itu tingkatan risiko yang ada untuk beberapa hazards dibuat tingkatan prioritas manajemennya. Jika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendalian. e. Pengendalian risiko Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain. f. Monitor dan Review Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan. g. Komunikasi dan konsultasi Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan. II. ASESMEN MANAJEMEN RISIKO BERBASIS ISO 31000:2009 2.1 Pengantar Asesmen manajemen risiko berbasis ISO 31000:2009 yang agaknya menjadi trending topic di beberapa perusahaan saat ini dan ISO 31000 dianggap bisa mewakili standar manajemen risiko pada beberapa perusahaan di Indonesia. Sebelum membahas mengenai asesmen manajemen risiko, ada beberapa hal yang perlu dibedah dari ISO 31000:2009. Organisasi yang telah mengimplementasikan AS/NZS 4360:2004 Risk Management Standard (standar manajemen risiko dari Australia) akan langsung melihat kemiripan antara proses manajemen risiko yang diperkenalkan ISO 31000:2009 di atas dengan proses manajemen risiko menurut AS/NZS 4360:2004. Memang demikian karena ISO mengadopsi proses manajemen risiko AS/NZS 4360:2004 untuk mendukung kerangka kerja yang dikembangkannya Organisasi yang berminat menerapkan manajemen risiko berbasis ISO 31000:2009 perlu memperhatikan tiga aspek penting yang ditekankan dalam standar ini yakni, pertama, penerapan manajemen risiko harus disertai komitmen yang tinggi dari pengurus organisasi (corporate boards), dalam perusahaan berarti Direksi dan Komisaris; kedua, manajemen risiko harus diintegrasikan ke dalam seluruh proses organisasi dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari core responsibilities para pemilik/penanggung jawab proses (dalam perusahaan adalah para manajer dan staf di setiap departemen), dan manajemen risiko harus merupakan bagian dari proses pengambilan keputusan baik pada tingkat governance maupun manajerial
  • 7. Gbr- 01, Ketidakpastian Defenisi Perlu dipahami terlebih dahulu mengenai definisi risiko dan manajemen risiko menurut ISO 31000:2009.  Definisi risiko adalah dampak dari ketidakpastian terhadap pencapaian obyektif. Dampak menurut ISO 31000 adalah deviasi dari apa yang diharapkan, bisa bersifat positif dan/atau negatif.  Definisi manajemen risiko adalah aktivitas yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan sebuah organisasi dalam menangani risiko Definisi memberikan kita pemahaman awal bagaimana ISO 31000 memberikan arti mengenai keluasan dan kedalaman sebuah risiko yang menjadi obyek sebuah asesmen. 2.2. Prinsip Pengelolaan Risiko Menurut ISO 31000:2009, manajemen risiko suatu organisasi harus mengikuti 11 prinsip dasar agar dapat dilaksanakan secara efektif. Berikut penjabaran prinsip-prinsip tersebut. 1. Manajemen risiko menciptakan nilai tambah (creates value) Manajemen risiko berkontribusi terhadap pencapaian nyata objektif dan peningkatan, antara lain, kesehatan dan keselamatan manusia, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, penerimaan publik, perlindungan lingkungan, kinerja keuangan, kualitas produk, efisiensi operasi, serta tata kelola dan reputasi perusahaan. 2. Manajemen risiko adalah bagian integral proses dalam organisasi (an integral part of organizational processes) Manajemen risiko adalah bagian tanggung jawab manajemen dan merupakan suatu bagian integral dalam proses normal organisasi seperti juga merupakan bagian dari seluruh proses proyek dan manajemen perubahan. Manajemen risiko bukanlah merupakan aktivitas yang berdiri sendiri yang terpisah dari aktivitas-aktivitas utama dan proses dalam organisasi. 3. Manajemen risiko adalah bagian dari pengambilan keputusan (part of decision making)
  • 8. Manajemen risiko membantu pengambil keputusan mengambil keputusan dengan informasi yang cukup. Manajemen risiko dapat membantu memprioritaskan tindakan dan membedakan berbagai pilihan alternatif tindakan. Pada akhirnya, manajemen risiko dapat membantu memutuskan apakah suatu risiko dapat diterima atau apakah suatu penanganan risiko telah memadai dan efektif. 4. Manajemen risiko secara eksplisit menangani ketidakpastian (explicitly addresses uncertainty) Manajemen risiko menangani aspek-aspek ketidakpastian dalam pengambilan keputusan, sifat alami dari ketidakpastian itu, dan bagaimana menanganinya. 5. Manajemen risiko bersifat sistematis, terstruktur, dan tepat waktu (systematic, structured and timely) Suatu pendekatan sistematis, tepat waktu, dan terstruktur terhadap manajemen risiko memiliki kontribusi terhadap efisiensi dan hasil yang konsisten, dapat dibandingkan, serta andal. 6. Manajemen risiko berdasarkan informasi terbaik yang tersedia (based on the best available information) Masukan untuk proses pengelolaan risiko didasarkan oleh sumber informasi seperti pengalaman, umpan balik, pengamatan, prakiraan, dan pertimbangan pakar. Meskipun demikian, pengambil keputusan harus terinformasi dan harus mempertimbangkan segala keterbatasan data atau model yang digunakan atau kemungkinan perbedaan pendapat antar pakar. 7. Manajemen risiko dibuat sesuai kebutuhan (tailored) Manajemen risiko diselaraskan dengan konteks eksternal dan internal organisasi serta profil risikonya. 8. Manajemen risiko memperhitungkan faktor manusia dan budaya (takes human and cultural factors into account) Manajemen risiko organisasi mengakui kapabilitas, persepsi, dan tujuan pihak- pihak eksternal dan internal yang dapat mendukung atau malah menghambat pencapaian tujuan organisasi. 9. Manajemen risiko bersifat transparan dan inklusif (transparent and inclusive) Pelibatan para pemangku kepentingan, terutama pengambil keputusan, dengan sesuai dan tepat waktu pada semua tingkatan organisasi, memastikan manajemen risiko tetap relevan dan mengikuti perkembangan. Pelibatan ini juga memungkinkan pemangku kepentingan untuk cukup terwakili dan diperhitungkan sudut pandangnya dalam menentukan kriteria risiko. 10. Manajemen risiko bersifat dinamis, iteratif, dan responsif terhadap perubahan (dynamic, iterative and responsive to change) Seiring dengan timbulnya peristiwa internal dan eksternal, perubahan konteks dan pengetahuan, serta diterapkannya pemantauan dan peninjauan, risiko-risiko baru bermunculan, sedangkan yang ada bisa berubah atau hilang. Karenanya, suatu organisasi harus memastikan bahwa manajemen risiko terus menerus memantau dan menanggapi perubahan. 11. Manajemen risiko memfasilitasi perbaikan dan pengembangan berkelanjutan organisasi (facilitates continual improvement and enhancement of the organization) Organisasi harus mengembangkan dan mengimplementasikan strategi untuk memperbaiki kematangan manajemen risiko mereka bersama aspek-aspek lain dalam organisasi mereka.
  • 9. 2.3. Pola Kerja Manajemen Risiko ISO 31000 : 2009 Pemahaman mengenai pendekatan yang disajikan dalam ISO 31000 terhadap pengelolaan risiko di dalam sebuah organisasi melalui gambaran relasi antara prinsip, kerangka kerja, dan proses pengelolaan risiko Sumber: ISO 31000: 2009 Risk Management – Principles and Guidelines Gbr-02 , Framework (Pola kerja ) Manajemen Risiko ISO 31000:2009 Framework Manajemen Risiko ISO 31000:2009 dalam klausul 4 (lihat gambar 03 di bawah) Mandat (pemberian wewenang) dan komitmen (amanah) di klausul 4.2. 1. Rancangan Pola kerja untuk mengelola risiko di klausul 4.3. 2. Penerapan manajemen risiko di klausul 4.4. 3. Pemantauan dan review terhadap framework di klausul 4.5. 4. Perbaikan framework berkelanjutan di klausul 4.2.
  • 10. Gbr-03 , Framework Manajemen Risiko ISO 31000:2009 dalam klausul 4 Setelah pemberian mandat dan komitmen, kerangka kerja ISO 31000: 2009 dilanjutkan dengan kerangka implementasi “Plan, Do, Check, Act”, yaitu dengan melakukan: (1) perencanaan kerangka kerja manajemen risiko; (2) penerapan manajemen risiko; (3) monitoring dan review terhadap kerangka kerja manajemen risiko; (4) perbaikan kerangka kerja manajemen risiko secara berkelanjutan Plan – mendefinisikan dan analisis suatu masalah serta mengidentifikasi akar masalahnya  Mengkomunikasikan dan melatih.  Rencana komunikasi dan pelaporan.  Strategi training.  Jaringan manajemen risiko.
  • 11. Gbr – 04 , kerangka implementasi “Plan, Do, Check, Act”, Do – melaksanakan solusi, membuat rencana kerja secara terinci dan menarapkannya secara sistematis. Yang masuk dalam Do ini antara lain :  Mengelola dan mengalokasikan  Komite manajemen risiko komisaris/dewan pengawas.  Komite manajemen risiko eksekutif /direksi.  Manajer manajemen risiko.  RM Champions.  Risiko, pengendaliannya, ownernya.  Penyedia asuransi/penjaminannya. Check – Memeriksa hasil kerja dibandingkan dengan rencananya dan mengidentifikasi penyimpangannya serta masalah-masalahnya. Yang masuk dalam Check ini antara lain :  Mengukur dan mengkaji.  Mengendalikan asuransi/penjaminannya.  Kemajuan rencana manajemen risiko.  Pelaporan taka kelola.  Benchmarking / study banding.  Kriteria unjuk kerja. Act – Menstandarisasi solusi. Mengkaji ulang dan mendefinisikan masalah-masalah yang akan datang. Yang masuk dalam Act ini antara lain :  Komitmen dan Mandat dari atasan kepada bawahannya, mulai dari pemegang saham, Komisaris, Direksi, sampai dengan karyawan level terendah dalam masalah manajemen risiko.  Pernyataan kebijakan manajemen risiko.
  • 12.  Rencana manajemen risiko.  Rencana Asuransi.  Standar-standar manajemen risiko.  Prosedur dan petunjuk-petunjuk kerja. Secara lebih detail klausul 4 dengan PDCA nya digambarkan dengan gambar 05,berikut ini : Gbr – 05, detail klausul 4 dengan PDCA Framework Manajemen Risiko ISO 31000:2009 dalam klausul 5 (lihat gambar 06 di bawah) terdiri atas Kerangka kerja manajemen risiko ISO 31000: 2009 Risk Management – Principles and Guidelines dimulai dengan pemberian mandat dan komitmen. Pemberian mandat dan komitmen merupakan hal yang sangat penting karena menentukan akuntabilitas, kewenangan, dan kapabilitas dari pelaku manajemen risiko .Hal-hal penting yang harus dilakukan pada pemberian mandat dan komitmen adalah: • Membuat dan menyetujui kebijakan manajemen risiko; • Menyesuaikan indikator kinerja manajemen risiko dengan indikator kinerja perusahaan; • Menyesuaikan kultur organisasi dengan nilai-nilai manajemen risiko; • Menyesuaikan sasaran manajemen risiko dengan sasaran strategis perusahaan; • Memberikan kejelasan peran dan tanggung jawab; • Menyesuaikan kerangka kerja manajemen risiko dengan kebutuhan organisasi. Gambar. Komponen-komponen Kerangka Kerja Manajemen Risiko ISO 31000:2009 dalam klausul 5
  • 13. Sumber: Broadleaf Capital International. Strategic, Enterprise and Project Risk Management. Gbr -06 , Framework Manajemen Risiko ISO 31000:2009 dalam klausul 5 2.4. Kerangka Kerja Implementasi Manajemen Risiko Risk Management Framework Based on ISO 31000 Perencanaan kerangka kerja manajemen risiko mencakup pemahaman mengenai organisasi dan konteksnya, menetapkan kebijakan manajemen risiko, menetapkan akuntabilitas manajemen risiko, mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam proses bisnis organisasi, alokasi sumber daya manajemen risiko, dan menetapkan mekanisme komunikasi internal dan eksternal. Setelah melakukan perencanaan kerangka kerja, maka dilakukan penerapan proses manajemen risiko. Dalam penerapan manajemen risiko, perlu dilakukan monitoring dan review terhadap kerangka kerja manajemen risiko. Setelah itu, kerangka kerja manajemen risiko perlu diperbaiki secara berkelanjutan untuk memfasilitasi perubahan yang terjadi pada konteks internal dan eksternal organisasi. Proses- proses tersebut kemudian berulang kembali untuk memastikan adanya kerangka kerja manajemen risiko yang mengalami perbaikan berkesinambungan dan dapat menghasilkan penerapan manajemen risiko yang andal. ISO 31000 menyediakan kerangka kerja sebagai pedoman dalam implementasi manajemen risiko yang efektif. Tujuan dari kerangka kerja implementasi pengelolaan risiko antara lain:  Pemastian bahwa informasi mengenai pengelolaan risiko yang dihasilkan dari proses pengelolaan risiko telah cukup dilaporkan dan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan  Pemenuhan akuntabilitas pada setiap tingkatan organisasi yang relevan
  • 14. 2.5. Proses pengelolaan risiko Risk Management Process Based on ISO 31000 Proses pengelolaan risiko menurut ISO 31000 seharusnya merupakan bagian yang terintegrasi, melekat dalam budaya dan praktik manajemen, dan terkustomisasi menurut proses bisnis organisasi. Menurut ISO 31000, asesmen risiko merupakan bagian yang paling penting dan fundamental dalam proses pengelolaan risiko. Oleh karena itu, organisasi perlu melakukan asesmen risiko yang benar agar memperoleh laporan profil risiko yang tepat sehingga organisasi dapat secara cermat mengelola risikonya. Sumber: Asesmen Risiko Berbasis ISO 31000: 2009. Diane Christina, 2012. Gbr -07 , Risk Management Process Based on ISO 31000 Proses manajemen risiko merupakan kegiatan kritikal dalam manajemen risiko, karena merupakan penerapan dari pada prinsip dan kerangka kerja yang telah dibangun. Proses manajemen risiko terdiri dari tiga proses besar, yaitu: (1) Penetapan konteks (establishing the context) Penetapan konteks bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan sasaran organisasi, lingkungan dimana sasaran hendak dicapai, stakeholders yang berkepentingan, dan keberagaman kriteria risiko, dimana hal-hal ini akan membantu mengungkapkan dan menilai sifat dan kompleksitas dari risiko. Terdapat empat konteks yang perlu ditentukan dalam penetapan konteks, yaitu konteks internal, konteks eksternal, konteks manajemen risiko, dan kriteria risiko.
  • 15. (i) Konteks internal memperhatikan sisi internal organisasi yaitu struktur organisasi, kultur dalam organisasi, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi. (ii) Konteks eksternal mendefinisikan sisi eksternal organisasi yaitu pesaing, otoritas, perkembangan teknologi, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi. (iii) Konteks manajemen risiko memperhatikan bagaimana manajemen risiko diberlakukan dan bagaimana hal tersebut akan diterapkan di masa yang akan datang. (iv) Terakhir, dalam pembentukan manajemen risiko organisasi perlu mendefinisikan parameter yang disepakati bersama untuk digunakan sebagai kriteria risiko. (2) Penilaian risiko (risk assessment) Penilaian risiko terdiri dari: (i) Identifikasi risiko: mengidentifikasi risiko apa saja yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi. (ii) Analisis risiko: menganalisis kemungkinan dan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi. (iii) Evaluasi risiko: membandingkan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan bagaimana penanganan risiko yang akan diterapkan. (3) Penanganan risiko (risk treatment) Dalam menghadapi risiko terdapat empant penanganan yang dapat dilakukan oleh organisasi: (i) Menghindari risiko (risk avoidance); (ii) Mitigasi risiko (risk reduction), dapat dilakukan dengan mengurangi kemungkinan atau dampak; (iii) Transfer risiko kepada pihak ketiga (risk sharing); (iv) Menerima risiko (risk acceptance). Ketiga proses besar tersebut didampingi oleh dua proses yaitu: (1) Komunikasi dan konsultasi Komunikasi dan konsultasi merupakan hal yang penting mengingat prinsip manajemen risiko yang kesembilan menuntut manajemen risiko yang transparan dan inklusif, dimana manajemen risiko harus dilakukan oleh seluruh bagian organisasi dan memperhitungkan kepentingan dari seluruh stakeholders organisasi. Adanya komunikasi dan konsultasi diharapkan dapat menciptakan dukungan yang memadai pada kegiatan manajemen risiko dan membuat kegiatan manajemen risiko menjadi tepat sasaran. (2) Monitoring dan review Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa implementasi manajemen risiko telah berjalan sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Hasil monitoring dan review juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan terhadap proses manajemen risiko. Manajemen risiko merupakan proses esensial dalam organisasi untuk memberikan jaminan yang wajar terhadap pencapaian tujuan organisasi. ISO 31000: 2009 Risk Management – Principles and Guidelines merupakan standar yang dibuat untuk memberikan prinsip dan panduan generik dalam penerapan manajemen risiko. Standar ini menyediakan prinsip, kerangka kerja, dan proses manajemen risiko. Prinsip manajemen risiko merupakan fondasi dari kerangka kerja dan proses manajemen risiko, sedangkan kerangka kerja manajemen risiko merupakan struktur pembangun proses manajemen risiko. Proses manajemen risiko merupakan penerapan inti dari manajemen risiko, sehingga harus dijalankan secara komprehensif, konsisten, dan terus diperbaiki sesuai dengan keperluan. Implementasi manajemen risiko berbasis ISO 31000: 2009 secara mendetail
  • 16. dan menyeluruh pada ketiga komponen tersebut diharapkan dapat meningkatkan efektivitas manajemen risiko organisasi. Setelah kita membedah ISO 31000, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana metodologi asesmen manajemen risiko berbasis ISO 31000:2009. Sebagai seorang asesor independen atas sistem manajemen korporat, jawaban sederhana yang bisa saya bagi adalah asesor akan melakukan penilaian terhadap kerangka kerja implementasi pengelolaan risiko seperti yang telah dibedah di atas dengan unsur-unsur penilaian antara lain tanggung jawab, akuntabilitas, strategi, dan praktik manajemen risiko. Sistem manajemen risiko yang baik seharusnya dapat memberikan keyakinan bahwa dengan penerapan manajemen risiko, organisasi dapat mengurangi ketidakpastian yang membayangi dalam setiap pengambilan keputusan namun tetap dapat berinovasi sesuai dengan kapabilitas yang dimiliki. 2.6. Proses Manajemen Risiko ISO 31000:2009 Proses Manajemen Risiko ISO 31000:2009 digambarkan kembali secara lebih detail sebagaimana gambar di bawah ini. Proses pertama adalah Establishing The Context (Menetapkan Konteks). Gbr-08, Gambar detail Proses Manajemen Risiko ISO 31000:2009 Dalam proses manajemen risiko langkah awal yang sangat penting adalah Establishing The Context . Menetapkan konteks ini meliputi penetapan tujuan, strategi, ruang lingkup dan parameter-parameter lain yang berhubungan dengan proses pengelolaan risiko suatu organisasi..
  • 17. Penetapan konteks ini menunjukkan hubungan antara masalah atau hal yang akan dikelola risikonya dengan lingkungan organisasi (eksternal & internal), proses manajemen risiko dan ukuran atau kriteria risiko yang dijadikan standar Kriteria risiko atau Risk Criteria adalah ukuran standar seberapa besar dampak atau konsekwensi yang mungkin akan terjadi dan seberapa besar kemungkinan atau frekeunsi atau likelihood risiko akan terjadi. Gambar di bawah semoga dapat dijadikan contoh kriteria risiko itu. Dalam penetapan konteks ini ditetapkan pula sumber daya, struktur organisasi (tanggung jawab dan wewenang) yang diperlukan dalam pengeloaan risiko. Dalam dokumen rencana risk manajemen (Risk Management Plan), penetapan konteks ini dapat dijadikan bab Latar Belakang Masalah, bab struktur organisasi pengeloaan risiko dan bab Kriteria Risiko. Gbr-09 , Risk = Consequences x Likelihood). Proses kedua adalah Risk Identification atau identifikasi risiko, yaitu melakukan identifikasi risiko-risiko yang dapat terjadi di masa yang akan datang (yaitu : risiko apa, kapan, di mana, bagaimana, mengapa suatu risiko bisa terjadi). Identifikasi ini termasuk pengidentifikasian poses-proses/tugas-tugas/aktifitas- aktifitas kritikal atau kunci, pengenalan area-area risiko dan katagorinya. Proses ketiga adalah Risk Analysis atau analisis risiko-risiko, yaitu proses menentukan berapa besar dampak (impact atau consequences) dan kemungkinan (frequency atau likelihood) risiko-risiko yang
  • 18. akan terjadi, serta menghitung berapa besar level risikonya dengan mengalikan antara besar dampak dan besar kemungkinan (Risk = Consequences x Likelihood). Proses keempat adalah Risk Evaluation atau membandingkan risiko-risiko yang sudah dihitung diatas dengan Kriteria Risiko yang sudah distandarkan (menempatkan posisi risiko-risiko pada gambar kriteria risiko), apakah risiko-risiko itu acceptable/dapat diterima, menjadi issue/diwaspadai, atau unacceptable/tidak diterima, serta memprioritaskan mitigasi atau penangannya. Lihat gambar di bawah ini, risiko nomor 1 dan 5 terletak di daerah warna merah Unacceptable Risk dan menjadi prioritas untuk dilakukan penanganan atau mitigasinya. Gbr- 10, Risk Management Framework Proses kelima adalah Risk Treatment atau mitigasi risiko-risiko. Mitigasi risiko-risiko harus direncanakan sebaik-baiknya dan dipertimbangkan semua alternatif solusinya, sebelum dilaksanakan mitigasinya, agar mendapatkan hasil yang diharapkan ecara efektif dan efisien. Beberapa alternatif bisa dipertimbangkan untuk digunakan, seperti :  membagi risiko,  mengurangi likeliihood dan/atau mengurangi konsekwensi,  menghindari risiko atau membatalkan aktifitas yg berisiko tinggi,  menerima risiko.
  • 19. Proses keenam adalah Monitor & Review (Pemantauan & Pengkajian Ulang). Pemantauan & Pengkajian Ulang dilaksanakan terhadap seluruh proses manajemen risiko termasuk konteksnya (lingkungan, proses, organisasi, strategi, stakeholder dsb.). Catatan-catatan hasil Pemantauan & Pengkajian Ulang disimpan sebagai bukti dan laporna bahwa aktifitas itu telah dilaksanakan dan sebagai masukan bagi Risk Management Framework yang telah disiapkan sebelumnya. Selama melaksanakan ke enam proses manajemen risiko itu Communication & Consultation (komunikasi dan konsultasi) selalu dilaksanakan kepada semua stakeholder, secara kontinyu dan iterative. Skema lain yang menambah kejelasan mengenai langkah-langkah penerapan proses manajemen risiko ISO 31000:2009 dapat dilihat pada gambar di bawah. Gbr -11, Skema langkah-langkah penerapan proses manajemen risiko Referensi : 1. COSO ERM Executive Summary (http://www.coso.org/documents/coso_erm_executivesummary.pdf ). 2. International Organization for Standardization (ISO). “ISO 13000:2009—Risk Management: Principles and Guidelines.” Geneva, 2009. (http://www.iso.org/iso/home/standards/iso31000.htm). 3. Kevin W Knight AM “Applying ISO 31000:2009 in Regulatory Work”. 4. Diane Christina “Asesmen Manajemen Risiko berbasis COSO ERM“. 5. Diane Christina “Asesmen Manajemen Risiko berbasis ISO 31000:2009“.  ISO 31000:2009