1. Pengertian Risk Management
Risk Management / Manajemen Resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang
sebuah resiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana
untuk mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang
ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari
resiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko
tertentu.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang berbeda-beda
yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal
ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, manusia, teknologi, dan
politik.
Resiko dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk :
Resiko Spekulatif (Business Risk) :
Yaitu suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat
memberikan kerugian.
Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Resiko yang
dihadapi seperti ini adalah resiko spekulatif.
Resiko Murni (Pure Risk) :
Yaitu sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin
menguntungkan.
Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan
tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan
demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada
kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu.
Fungsi Manajemen Resiko
Fungsi manajemen resiko sering diterjemahkan dalam tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian:
a. Perencanaan
Perencanaan manajemen resiko dapat dimulai dengan menetapkan visi, misi, tujuan yang berkaitan
dengan manajemen resiko. Kemudian, perencanaan manajemen resiko dapat dilanjutkan dengan
penetapan target, kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen resiko. Akan lebih baik
2. lagi jika visi, misi, kebijakan, dan prosedur tersebut dituangkan secara tertulis untuk memudahkan
pengarahan, sekaligus menegaskan dukungan manajemen terhadap program manajemen resiko.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan manajemen resiko meliputi aktivitas operasional yang berkaitan dengan manajemen risiko
.Proses identifikasi dan pengukuran resiko diteruskan dengan manajemen (pengelolaan) risiko yang
merupakan aktivitas operasional yang utama dari manajemen resiko.
1) Identifikasi resiko
dilakukan untuk mengidentifikasi resiko-resiko yang dihadapi oleh organisasi
2) Evaluasi dan pengukuran resiko
Tujuan evaluasi resiko adalah memahami karakteristik resiko dengan lebih baik.
3) Pengelolaan Resiko
Resiko harus dikelola karena jika organisasi gagal mengelola konsekuensi yang diterima cukup besar.
Berbagai cara pengelolaan resiko adalah sebagai berikut:
a) Penghindaran
Cara paling mudah dan aman untuk mengelola resiko adalah menghindar. Akan tetapi, cara semacam itu
tidak optimal.
b) Ditahan (Retention)
Dalam beberapa situasi, lebih baik jika kita menghadapi sendiri resiko tersebut
c) Diversifikasi
Berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehingga tidak terkonsentrasi pada satu atau dua eksposur
saja.
d) Transfer resiko
Yaitu keputusan mengalihkan risiko dengan cara mengalihkan risiko yang diterima tersebut ke tempat
lain sebagian. Jika tidak ingin menanggung risiko tertentu, kita dapat mentransfer risiko tersebut kepada
pihak lain yang lebih mampu menghadapi risiko tersebut.
e) Pengendalian Resiko
Yaitu upaya mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya resiko atau kejadian yang tidak kita
inginkan. Keputusan mengontrol risiko adalah dengan cara melakukan kebijakan antisipasi terhadap
timbulnya risiko sebelum resiko itu terjadi
f) Pendanaan Resiko
Yaitu upaya untuk “mendanai” kerugian yang terjadi jika suatu resiko muncul. Keputusan pendanaan
resiko menyangkut penyediaan sejumlah dana sebagai cadangan untuk mengantisipasi timbulnya resiko
pada kemudian hari, seperti perubahan nilai tukar dolar terhadap mata uang domestik dipasaran.
c. Pengendalian
Meliputi evaluasi secara periodik pelaksanaan manajemen resiko, outputpelaporan yang dihasilkan oleh
manajemen risiko dan umpan balik
Manfaat Manajemen Resiko :
3. Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit.
Memudahkan estimasi biaya..
Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam cara yang benar.
Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan ketidakpastian dalam
keadaan yang nyata.
Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak informasi yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.
Manfaat Manajemen Resiko yang diberikan terhadap perusahaan dibagi dalam 5 kategori utama yaitu :
Manajemen resiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
Manajemen resiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
Manajemen resiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan terhadap risiko
murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
Manajemen risiko melindungi perusahaan dari resiko murni, dan karena kreditur pelanggan dan
pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong
meningkatkan public image.
Sasaran yang akan dicapai Manajemen Resiko antara lain :
Survival
Memperkecil biaya
Menstabilkan pendapatan perusahaan
Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan
Melanjutkan pertumbuhan perusahaan
Merumuskan tanggung jawab social perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.
Tujuan Manajemen Resiko
Ada beberapa yang menjadi tujuan dalam penerapan manajemen resiko yang diyakini mampu untuk :
4. a. memastikan resiko-resiko yang ada diperusahaan telah identifikasi dan dinilai, serta telah dibuatkan
rencana tindakan untuk meminimalisasi dampak dan kemungkinan terjadinya.
b. memastikan bahwa rencana tindakan telah dilaksanakan secara efektif dan dapat meminimalisasi
dampak dan kemungkinan terjadinya resiko.
c. meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen karena semua resiko yang dapat menghambat
proses perusahaan telah diidentifikasikan dengan baik, termasuk cara untuk mengatasi gangguan
kelancaran proses perusahaan telah diantisipasi sebelumnya sehingga jika gangguan tersebut terjadi,
perushaan telah siap untuk menanganinya dengan baik.
d. membantu manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan dengan menyediakan informasi
mengenai resiko-resiko yang ada di perusahaan, baik resiko strategis maupun kegiatan fungsi-
fungsi/proses bisnis di unit kerja.
e. lebih memberikan jaminan yang wajar atas pencapaian sasaran perusahaan karena terselenggaranya
manajemen yang lebih efektif dan efisien, hubungan dengan pemangku kepentingan yang semakin
membaik, kemampuan menangani resiko perusahaan yang juga meningkat, termasuk resiko kepatuhan
dan hukuman.
Dalam praktiknya tujuan sebelum terjadinya resiko antara lain adalah mengetahui:
a. hal-hal yang bersifat ekonomis
b. hal-hal yang bersifat non ekonomis
c. kewajiban pihak ke-3/ diluar perusahaan.
Adapun tujuan sesudah terjadinya resiko, yaitu:
a. menyelamatkan operasi perusahaan
b. menjalankan operasi perusahaan sehingga tetap berlanjut.
c. mencegah agar pendapatan peusahaan tetap mengalir.
d. pertumbuhan usaha bagi perusahaan yang sedang melakukan pengembangan usaha tetap berlanjut.
e. tanggung jawab sosial perusahaan.
Daftar Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_resiko
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/manajemen-resiko-definisi-dan-manfaat.html
http://nightshin12.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-risk-management.html
http://makalah-xyz.blogspot.co.id/2017/11/konsep-pengertian-tujuan-dan-fungsi.html
5. Quiz pertemuan 10 :
Pengertian Risk Management
Risk Management / Manajemen Resiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam
memandang sebuah resiko dan menentukan dengan tepat penanganan resiko tersebut. Ini
merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari resiko dan ketidakpastian, dan
memperkirakan dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan
untuk menanggapi resiko.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain,
menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi resiko tertentu.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang
berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima
oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan,
manusia, teknologi, dan politik.
Resiko dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk :
Resiko Spekulatif (Business Risk) :
Yaitu suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga
dapat memberikan kerugian.
Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat menghadapi dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan. Resiko
yang dihadapi seperti ini adalah resiko spekulatif.
Resiko Murni (Pure Risk) :
Yaitu sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak
mungkin menguntungkan.
Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran,maka perusahaan
tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran.
Dengan demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan,
kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan maksud-maksud tertentu.
Fungsi Manajemen Resiko
Fungsi manajemen resiko sering diterjemahkan dalam tiga langkah, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian:
a. Perencanaan
6. Perencanaan manajemen resiko dapat dimulai dengan menetapkan visi, misi, tujuan yang
berkaitan dengan manajemen resiko. Kemudian, perencanaan manajemen resiko dapat
dilanjutkan dengan penetapan target, kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen
resiko. Akan lebih baik lagi jika visi, misi, kebijakan, dan prosedur tersebut dituangkan secara
tertulis untuk memudahkan pengarahan, sekaligus menegaskan dukungan manajemen terhadap
program manajemen resiko.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan manajemen resiko meliputi aktivitas operasional yang berkaitan dengan manajemen
risiko .Proses identifikasi dan pengukuran resiko diteruskan dengan manajemen (pengelolaan)
risiko yang merupakan aktivitas operasional yang utama dari manajemen resiko.
1) Identifikasi resiko
dilakukan untuk mengidentifikasi resiko-resiko yang dihadapi oleh organisasi
2) Evaluasi dan pengukuran resiko
Tujuan evaluasi resiko adalah memahami karakteristik resiko dengan lebih baik.
3) Pengelolaan Resiko
Resiko harus dikelola karena jika organisasi gagal mengelola konsekuensi yang diterima cukup
besar.
Berbagai cara pengelolaan resiko adalah sebagai berikut:
a) Penghindaran
Cara paling mudah dan aman untuk mengelola resiko adalah menghindar. Akan tetapi, cara
semacam itu tidak optimal.
b) Ditahan (Retention)
Dalam beberapa situasi, lebih baik jika kita menghadapi sendiri resiko tersebut
c) Diversifikasi
Berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehingga tidak terkonsentrasi pada satu atau dua
eksposur saja.
d) Transfer resiko
Yaitu keputusan mengalihkan risiko dengan cara mengalihkan risiko yang diterima tersebut ke
tempat lain sebagian. Jika tidak ingin menanggung risiko tertentu, kita dapat mentransfer risiko
tersebut kepada pihak lain yang lebih mampu menghadapi risiko tersebut.
e) Pengendalian Resiko
Yaitu upaya mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya resiko atau kejadian yang tidak
kita inginkan. Keputusan mengontrol risiko adalah dengan cara melakukan kebijakan antisipasi
terhadap timbulnya risiko sebelum resiko itu terjadi
f) Pendanaan Resiko
Yaitu upaya untuk “mendanai” kerugian yang terjadi jika suatu resiko muncul. Keputusan
pendanaan resiko menyangkut penyediaan sejumlah dana sebagai cadangan untuk
mengantisipasi timbulnya resiko pada kemudian hari, seperti perubahan nilai tukar dolar
7. terhadap mata uang domestik dipasaran.
c. Pengendalian
Meliputi evaluasi secara periodik pelaksanaan manajemen resiko, outputpelaporan yang
dihasilkan oleh manajemen risiko dan umpan balik
Manfaat Manajemen Resiko :
Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah-masalah yang rumit.
Memudahkan estimasi biaya..
Memberikan pendapat dan intuisi dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dalam cara
yang benar.
Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi resiko dan ketidakpastian
dalam keadaan yang nyata.
Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak informasi
yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.
Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.
Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.
Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan-pilihan alternatif.
Manfaat Manajemen Resiko yang diberikan terhadap perusahaan dibagi dalam 5 kategori utama
yaitu :
Manajemen resiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.
Manajemen resiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
Manajemen resiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan
terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu.
Manajemen risiko melindungi perusahaan dari resiko murni, dan karena kreditur pelanggan
dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung
menolong meningkatkan public image.
Sasaran yang akan dicapai Manajemen Resiko antara lain :
Survival
Memperkecil biaya
Menstabilkan pendapatan perusahaan
Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan
Melanjutkan pertumbuhan perusahaan
Merumuskan tanggung jawab social perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.
8. Tujuan Manajemen Resiko
Ada beberapa yang menjadi tujuan dalam penerapan manajemen resiko yang diyakini mampu
untuk :
a. memastikan resiko-resiko yang ada diperusahaan telah identifikasi dan dinilai, serta telah
dibuatkan rencana tindakan untuk meminimalisasi dampak dan kemungkinan terjadinya.
b. memastikan bahwa rencana tindakan telah dilaksanakan secara efektif dan dapat
meminimalisasi dampak dan kemungkinan terjadinya resiko.
c. meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen karena semua resiko yang dapat
menghambat proses perusahaan telah diidentifikasikan dengan baik, termasuk cara untuk
mengatasi gangguan kelancaran proses perusahaan telah diantisipasi sebelumnya sehingga jika
gangguan tersebut terjadi, perushaan telah siap untuk menanganinya dengan baik.
d. membantu manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan dengan menyediakan
informasi mengenai resiko-resiko yang ada di perusahaan, baik resiko strategis maupun kegiatan
fungsi-fungsi/proses
bisnis di unit kerja.
e. lebih memberikan jaminan yang wajar atas pencapaian sasaran perusahaan karena
terselenggaranya manajemen yang lebih efektif dan efisien, hubungan dengan pemangku
kepentingan yang semakin membaik, kemampuan menangani resiko perusahaan yang juga
meningkat, termasuk resiko kepatuhan dan hukuman.
Dalam praktiknya tujuan sebelum terjadinya resiko antara lain adalah mengetahui:
a. hal-hal yang bersifat ekonomis
b. hal-hal yang bersifat non ekonomis
c. kewajiban pihak ke-3/ diluar perusahaan.
Adapun tujuan sesudah terjadinya resiko, yaitu:
a. menyelamatkan operasi perusahaan
b. menjalankan operasi perusahaan sehingga tetap berlanjut.
c. mencegah agar pendapatan peusahaan tetap mengalir.
d. pertumbuhan usaha bagi perusahaan yang sedang melakukan pengembangan usaha tetap
berlanjut.
e. tanggung jawab sosial perusahaan.