Advertisement

makalah lobelin

aufia w
Oct. 14, 2015
makalah lobelin
makalah lobelin
makalah lobelin
makalah lobelin
Advertisement
makalah lobelin
makalah lobelin
makalah lobelin
makalah lobelin
makalah lobelin
Upcoming SlideShare
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Loading in ... 3
1 of 9
Advertisement

More Related Content

Advertisement
Advertisement

makalah lobelin

  1. 1 Tugas Farmakognosi Metabolit sekunder Lobelin DOSEN: Candra Eka Puspitasari, S.Farm, Apt. Oleh: Wafa Aufia 35.2014.7.1.0974 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DARUSSALAM DIVISI MANTINGAN TAHUN AJARAN 2015-2016 M / 1436-1437 H
  2. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lobelin termasuk metabolit sekunder golongan alkaloid dengan rumus kimia 2-(2-Hydroxy-2-phenethyl)-N-methyl-6-phenacyl-piperidin; 2- (6-(2-Hydroxy-2-phenethyl)-l-methyl-2- piperidinyl)-l-phenylethanon; 2-(6- (ß-Hydroxyphenethyl)-l-methyl-2-piperidinyl)-acetophenon; Metabolit sekunder adalah senyawa yang dihasilkan tumbuhan yang berfungsi untuk melindungi tumbuhan tersebut dari jamur, bakteri, serangga dan jenis pathogen yang lainnya, serta tumbuhan itu menghasilkan vitamin untuk tumbuhan itu sendiri, serta hormon-hormon yang merupakan sarana bagi tumbuhan itu untuk berkomunikasi antara organnya dan jaringannya dalam mengendalikan dan mengkoordinasi pertumbuhan dan perkembangannya. Metabolit sekunder merupakan senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan disintesis dalam jumlah sedikit untuk memepertahankan diri dari perubahan lingkungan sekitar. Alkaloid senyawa yang mengandung substansi dasar nitrogen basa, biasanya dalam bentuk cincin heterosiklik, yang merupakan senyawa kimia yang mengandung atom cincin selain karbon seperti belerang, oksigen ataupun nitrogen. efek farmakologis yang di sebabkan senyawa ini adalah rasa pahit atau getir. Lobelin adalah senyawa alkaloid yang terkandung pada tanaman tembakau india, bunga kardinal,dan kitolod yang merupakan metabolit sekunder dari tanaman-tanaman tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pemberhenti rokok dan dapat juga menyembuhkan kelainan pada mata. B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian dari senyawa Lobelin? 2. Bagaimana Cara ekstraksi senyawa Lobelin? 3. Bagaimana menganalisis secara Kuantitatif dan Kualitatif? 4. Apa saja Manfaat senyawa lobelin pada Manusia? C. Tujuan 1. Untuk memenuhi tugas makalah farmakognosi 2. Untuk memberikan informasi tentang cara mengekstrak senyawa lobelin dari tumbuhan lobelia inflata 3. Untuk memberikan informasi bagaimana analisa senyawa lobelin secara kualitatif dan kuantitatif 4. Untuk memeberikan informasi tentang manfaat senyawa Lobelin
  3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Lobelin Lobeline merupakan alkaloid yang berasal dari daun tanaman tembakau India ( Lobelia inflata ) di " tembakau India " ( Lobelia inflata ) , " tembakau Setan " ( Lobelia Tupa ) , " bunga kardinal " ( Lobelia cardinalis ) , " lobelia besar " ( Lobelia siphilitica ) , dan Hippobroma longiflora . Selain itu, juga ditemukan dalam Lobelia chinensis . Dalam bentuk murni itu adalah bubuk amorf putih yang bebas larut dalam air . Mulai disintesis di awal 1900-an dan diklasifikasikan sebagai agonis nicotinic parsial . Terlapor penggunaan pertama dalam membantu berhenti merokok adalah di tahun 1930-an ( Dorsey 1936) , Sejak itu telah diuji dalam berbagai dosis dan formulasi , dan telah cukup konfirmasi Instan digunakan dalam obat merokok proprietary. Schwartz ( Schwartz 1969) mengidentifikasi 16 studi atau ulasan tentang tingkat keberhasilan klinik di mana lobeline telah digunakan . Beberapa ini plasebo digunakan atau kontrol lain , atau memiliki menindaklanjuti luar akhir perlakuan . Davison (1972 ) juga meninjau bukti dan menyimpulkan bahwa kualitas metodologi miskin dicegah kesimpulan tentang kemanjuran ditarik . Pada tahun 1993 FDA melarang semua produk berhenti merokok OTC di Amerika Serikat , termasuk lobeline , karena kurangnya data kemanjuran klinis dapat diterima ( FDA 1993) . Ini telah menyebabkan minat baru dalam menyelidiki kemanjuran , dan satu percobaan jangka pendek baru-baru ini dilaporkan dengan yang lain direncanakan ( Schneider ) Dengan rumus kimia Penggunaan awal dari dosis tinggi ( tablet 8mg ) dari lobeline sulfat memunculkan efek samping yang cukup ; ( Wright 1937) memperingatkan terhadap penggunaan obat karena efek antagonis pada lambung . Injeksi enteral meskipun dilaporkan sangat efektif , menyebabkan pusing, mual dan muntah ( Ejrup 1967) . Bahkan buffered tablet atau rasa pastiles dapat menyebabkan iritasi tenggorokan lokal , dengan kemungkinan bahwa setiap keberhasilan jangka pendek bisa disebabkan efek antagonis non – spesifik Di Indonesia Lobelin banyak terdapat pada tanaman korejat atau kitolod yang biasa kita temukan di pinggir jalan dan di dekat selokan, selain mengandung senyawa lobeline dia juga mengandung senyawa lobelamine dan isotamine. Dimana lobeline adalah senyawa yang
  4. 4 mengandung piperidina sebagai pelarut dalam berbagai macam obat- obatan. Lobelinepada kitolod ini dimanfaatkan pada kelainan mata seperti rabun hingga katarak, juga dapat dipakai pada mata normal. Pada umumnya lobelin memiliki sifat yang sebanding dengan alkaloid karena lobelin sendiri adalah senyawa alkaloid sifatnya antara lain, Umumnya isolasi bahan bakal sediaan galenik yang mengandung alkaloid dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : 1. Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino. 2. Berupa Kristal atau serbuk amorf. 3. Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N oksida atau dalam bentuk garamnya. 4. Mempunyai rasa yang pahit. 5. Tidak larut dalam air, tetapi larut dalam kloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative non polar. 6. Dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air. 7. Bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada atom N- nya. 8. Dapat membentuk endapan dengan bentuk iodide dari Hg, Au dan logam berat lainnya (dasar untuk identifikasi alkaloid). Metabolisme yang terjadi pada lobelin dengan kadar konsentrasi lobelin biasanya sekitar 5% dari per 100 gram berat tembakau. Layaknya zat additive lainnya, lobelin terserap dalam tubuh manusia melalui : kulit, paru-paru dan mucous membranes (contoh: bagian dalam mulut, atau lapisan dalam hidung). Setelah terserap melalui salah satu cara di atas, lobelin akan masuk ke dalam system peredaran darah menuju ke otak dan diedarkan ke seluruh system tubuh. Di Amerika Serikat, Lobelia penghasil utama senyawa lobelin selalu memegang tempat yang kuat dalam sejarah herbal Amerika Utara. Masyarakat adat dari Amerika Utara yang digunakanLobelia untuk mengatasi, masalah pernapasan, dan untuk meregangkan kejang otot. Biasanya disebut sebagai "Tembakau India" itu biasa digunakan dalam campuran dalam rokok di medis tradisional B. Ekstraksi Dalam proses ekstraksi atau isolasi pada lobelin digunakan cara pada ekstraksi alkaloid antara lain dengan, 1. Dengan menarik menggunakan pelarut-pelarut organik berdasarkan azas Keller. Yaitu alkaloida disekat pada pH tertentu dengan pelarut organik. Prinsip pengerjaan dengan azas Keller yaitu alkaloida yang terdapat dalam suatu bakal sebagai bentuk garam, dibebaskan dari ikatan garam tersebut menjadi alkaloida yang bebas. Untuk itu ditambahkan basa lain yang lebih kuat daripada basa alkaloida tadi. Alkaloida yang
  5. 5 bebas tadi diekstraksi dengan menggunakan pelarut –pelarut organic misalnya Kloroform. Tidak dilakukan ekstraksi dengan air karena dengan air maka yang masuk kedalam air yakni garam-garam alkaoida dan zat-zat pengotor yang larut dalam air, misalnya glikosida-glikosida, zat warna, zat penyamak dan sebagainya. Yang masuk kedalam kloroform disamping alkaloida juga lemak- lemak, harsa dan minyak atsiri. Maka setelah alkaloida diekstraksi dengan kloroform maka harus dimurnikan lagi dengan pereaksi tertentu. Diekstraksi lagi dengan kloroform. Diuapkan, lalu didapatkan sisa alkaloid baik dalam bentuk hablur maupun amorf. Ini tidak berate bahwa alkaloida yang diperoleh dalam bentuk murni, alkaloida yang telah diekstaksi ditentukan lebih lanjut. Hal-hal yang harus diperhatikan pada ekstraksi dengan azas Keller, adalah : a. Basa yang ditambahkan harus lebih kuat daripada alkaloida yang akan dibebaskan dari ikatan garamnya, berdasarkan reaksi pendesakan. b. Basa yang dipakai tidak boleh terlalu kuat karena alkaloida pada umumnya kurang stabil. Pada pH tinggi ada kemungkinan akan terurai, terutama dalam keadaan bebas, terlebih bila alkaloida tersebut dalam bentuk ester, misalnya : Alkaloid Secale, Hyoscyamin dan Atropin. c. Setelah bebas, alkaloida ditarik dengan pelarut organik tertentu, tergantung kelarutannya dalam pelarut organik tersebut. Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai yang diasamkan yang melarutkan alkaloid sebagai garam, atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium karbonat dan sebagainya dan basa bebas diekstaksi dengan pelarut organik seperti kloroform, eter dan sebagainya. Radas untuk ekstraksi sinabung dan pemekatan khusunya digunakan untuk alkaloid yang tidak tahan panas. Beberapa alkaloid menguap seperti lobelina dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari larutan yang diabasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam dan mengandung alkaloid dapat dibasakan dan alkaloid diekstaksi dengan pelarut organik , sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut dalam air tertinggal dalam air. Cara lain yang berguna untuk memperoleh alkaloid dari larutan asam adalah dengan penjerapan menggunakan pereaksi Lloyd. Kemudian alkaloid dielusi dengan dammar XAD- 2 lalu diendapkan dengan pereaksi Mayer atau Garam Reinecke dan kemudian endapan dapat dipisahkan dengan cara kromatografi pertukaran ion. Masalah yang timbul pada beberapa kasus adalah bahwa alkaloid berada dalam bentuk terikat yang tidak dapat dibebaskan pada kondisi ekstraksi biasa. Senyawa pengkompleksnya barangkali polisakarida atau glikoprotein yang dapat melepaskan alkaloid jika diperlakukan dengan asam.
  6. 6 2. Pemurnian alkaloida dapat dilakukan dengan cara modern yaitu dengan pertukaran ion. 3. Menyekat melalui kolom kromatografi dengan kromatografi partisi. Cara kedua dan ketiga merupakan cara yang paling umum dan cocok untuk memisahkan campuran alkaloid. Tata kerja untuk mengisolasi dan mengidentifikasi alkaloid yang terdapat dalam bahan tumbuhan yang jumlahnya dalam skala milligram menggunakan gabungan kromatografi kolom memakai alumina dan kromatografi kertas. 4. Dengan proses destilasi, dengan penguapan yang kemudian dikondensasikan dan diambil cairan minyak essensial uap yang telah dikondensasi dengan memasukkan air dingin dan mengeluarkan air panas C. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Salah satu contoh analisis kualitatif untuk mengetahui keberadaan senyawa lobelin pada tanaman tersebut dengan analisis cara kolorimetri dengan prinsip kerja yaitu perbandingan warna larutan yang konsentrasinya tidak diketahui, dengan larutan standar yaitu larutan yang diketahui konsentrasinya. Kolorimetri merupakan suatu metode analisa kimia yang didasarkan pada tercapainya kesamaan besaran warna antara larutan sampel dengan larutan standar dengan menggunakan sumber cahaya polikromatis dan detektor mata. Metode ini didasarkan pada penyerapan cahaya tampak dan energi radiasi lainnya oleh suatu larutan. Analisis dengan cara histokimia memiliki prinsip kerja yaitu dengan menggunakan pereaksi spesifik agar zat-zat metabolit sekunder yang berada dalam sel laticifer akan memberikan warna tertentu. Warna tersebut juga dapat dikarenakan oleh pH reagen yang sangat rendah sehingga mempermudah sel latisifer berikatan dengan reagen. Dengan perubahan warna tersebut maka keberadaan metabolit dapat dengan mudah dideteksi, Reagen-reagen yang digunakan yaitu reagen Dragendorff untuk mengetahui kandungan alkaloid jika positif maka akan berubah menjadi warna merah kekuning-kuningan atau orange. Dari Analisis Kuantitatif pada lobelia inflata dengan uji kromatografi lapis tipis pada lobelin standar didapatkan nilai Rf sebesar 0,468. Sedangkan pada pengujian daun in vitro didiapatkan 2 buah nilai yaitu 0,489; 0,659. Nilai 0,489 cukup mendekati nilai Rf dari lobelin standar. Pada pengujian akar in vitro didapatkan nilai 0,51. Untuk hasil kromatografi tipis daun ex vitro didapatkan 2 buah nilai yang berbeda yaitu 0,425; 0,702. Untuk akar ex vitro didapatkan nilai sebesar 0,489 yang juga cukup mendekati lobelin standar seperti daun in vitro. Selain itu, dari hasil kromatografi dapat disimpulkan kadar kandungan lobelin dari beberapa eksplan. Semakin dekat Rf eksplan dari Rf lobelin standar, maka semakin banyak kadar lobelin dalam eksplan. Dan sebaliknya, semakin berbeda jauh dari rf lobelin standar, maka
  7. 7 semakin sedikit kandungan lobelin pada eksplan. Dari data Rf diketahui bahwa dalam daun in vitro dan akar ex vitro mengandung lobelin paling banyak dibanding akar in vitro dan daun ex vitro. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari uji lieberman Burchard kandungan alkaloid terbanyak yaitu pada akar in vitro, sedangkan pada uji Dragendorff kandungan terpenoid terbanyak pada daun ex vitro. Pada uji kromatografi lapis tipis, kandungan lobelin paling bnayk terdapat pada daun in vitro dan akar ex vitro. . D. Manfaat Lobelin pada tanaman lobelia dapat diindikasikan untuk asma dan penyakit pernapasan lainnya . Ini mempengaruhi beberapa mekanisme yang terlibat dalam berfungsinya saluran pernapasan termasuk merangsang pernapasan , mendukung refleks batuk , dahak mempromosikan , dan meningkatkan tonus pembuluh darah . terapi , Lobelia harus dirumuskan dengan bumbu yang menenangkan tenggorokan dan paru-paru dan memiliki antispasmodic efek untuk efek stimulasi dari Lobelin Lobelia digunakan dalam teh dan tincture untuk asma, batuk,bronkokonstriksi-serta untuk ketegangan saraf dan kejang otot. Lobelia juga digunakan untuk mempersiapkan pngobatan paru-paru dan kompres ditempatkan langsung di atas dada dan paru-paru. Dalam "A Modern Herbal "yang diterbitkan pada tahun 1930, Maude Grieve dijelaskan formula tapal untuk pernafasan masalah menggunakan Lobelia dan Ulmus bubuk kulit kayu dikombinasikan dengan larutan alkali lemah solution.jurnal medis dari tahun 1800 dan 1900-an menggambarkan penggunaan Lobelia untuk pengobatan difteri dan angina. Dukun masih umum digunakan Lobelia untuk masalah pernapasan Lobeline alkaloid, yang dikenal untuk efek menguntungkan pada fungsi saluran pernapasan termasuk merangsang pernapasan, mendukung refleks batuk dan meningkatkan tonus pembuluh darah. Lobelia penting sebagai pengobatan alternatif untuk pasien asma untuk mengurangi atau menghilangkan kebutuhan untuk obat-obatan umumnya terkait dengan efek samping. Namun, karena sifat-sifatnya sebagai stimulan pernapasan dan ekspektoran, Lobelia harus digunakan pada dosis yang benar dan bersama-sama dengan bumbu yang menenangkan tenggorokan dan paru-paru, dan sering digunakan dalam herbal sinergis formula yang mencakup Lobelia herbal dan benih, Zingiber officinale (jahe), dan Hyssopus officinalis (hisop). Lobelia tidak boleh digunakan sebagai pengganti obat terapi selama serangan asma dan penggunaannya merupakan kontraindikasi selama kehamilan. Lobelia tidak diketahui interaksi obat yang merugikan dan oleh karena itu menjanjikan Terapi komplementer untuk pengelolaan
  8. 8 gangguan pernapasan, khususnya di terang kenaikan baru-baru prevalensi penyakit pernapasan alergi. Dalam beberapa pendapat Lobelin juga dapat berfungsi sebagai pemberhenti candu rokok namun berdasarkan percobaan yang telah diterbitkan dalam enam puluh tahun terakhir tidak ada bukti bahwa lobeline memiliki efek jangka panjang pada berhenti merokok. Uji coba dengan jangka panjang menggunakan validasi berkelanjutan nence absti- adalah standar emas untuk mengevaluasi berhenti merokok meth- ods. Uji coba dengan jangka pendek mungkin melebih-lebihkan baik tingkat pantang keseluruhan dan ukuran efek pengobatan. Karena pantang jangka pendek belum tentu bukti penghentian jangka panjang ulasan ini belum sistematis disintesis dan dievaluasi bukti dari studi jangka pendek. Namun bahkan ini tampaknya tidak memberikan bukti yang konsisten bahwa lobeline memiliki efek pada perilaku merokok. Dalam beberapa percobaan jangka pendek menyimpulkan bahwa lobeline tidak berpengaruh pada merokok; (Selamat 1963; BTA 1963; Edwards 1964 A; Edwards 1964 B; Ross 1967; Leone 1968; Davison 1972). Schneider dan rekan (Schneider 1996) baru-baru ini menyarankan bahwa perumusan lobeline dengan bioavailabilitas yang lebih baik bisa menjadi efek samping. Mereka telah melakukan uji coba klinis yang membandingkan 7,5 mg sublingual lobeline 9 kali / hari dengan plasebo selama 6 minggu. Kedua kelompok menerima konseling individu mingguan. Titik-akhir utama dalam sidang ini adalah pantang selama empat minggu terakhir dari masa pengobatan. Menggunakan Niat untuk Mengobati analisis 10/34 lobeline diperlakukan subyek bertemu kriteria ini pantang, dibandingkan dengan 8 /47 menerima plasebo (p = 0,28). Mereka berencana studi lebih lanjut. Sebuah studi multisenter dari lobeline sublingual dengan 750 subjek telah dilaporkan tetapi tidak dipublikasikan secara penuh (Dynagen 1997). Secara keseluruhan itu tidak menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik antara placebo dan tablet sublingual lobeline pada 6 minggu tindak lanjut, meskipun salah satu dari tiga situs lakukan menunjukkan khasiat yang signifikan. Dynagen kini telah dihentikan program penelitian, tetapi formulasi lobeline untuk hidung, transdermal patch yang dan penggunaan patch yang Transbuccal mungkin diteliti lebih lanjut oleh perusahaan lain. Lobelin yang terdapat pada tanaman kitolod atau korejat dapat menyembuhkan berbagai penyakit, khususnya pada mata seperti miopi, hipermetropi, katarak, tumor mata, hingga kebutaan namun getah tanaman ini mengandung racun, sehingga dalam mengonsumsinya perlu diperhatikan dosis penggunaannya. Pada penggunaannya belum terbukti secara uji klinis namun telah terbukti secara empiris.
  9. 9 BAB III PENUTUP Kesimpulan Lobelin adalah senyawa alkaloid yang merupkan metabolit sekunder dari tanaman Lobelia inflata dan tanaman Kitolod. Khususnya tanaman Kitolod mudah sekali ditemukan di Indonesia di pinggiran sungai dan pinggiran jalan raya sangat bermanfaat untuk menyembuhkan kelainan pada mata seperti miophy hinga kebutaan dapat di sembuhkan dengan senyawa lobelin yang ada didalamnya namun belum adanya uji klinis yang membuktikan manfaat senyawa ini, masih berdasarkan uji empiris. Salah satu contoh senyawa Lobelin dalam tanaman ini membuktikan bahwa masih kurangnya pengoptimalan pemakaian bahan alamdalam pengobatan diIndonesia padahal Indonesia memiliki potensi besar dengan kekayaan bahan alamnya. Apabila kita lebih mengoptimalkan senyawa metabolik sekunder pada setiap tanaman maka akan lebih banyak ditemukan obat yang bermanfaat. DAFTAR PUSTAKA Stead.L.F,Hughes.J.R, 2009 “Lobelin Smoking Cessation” The Cochrane Collaboration,Wihley. Daunderer,2007. “Lobelin” Medikamete klinische toxikologis-19. Nikmah.N,2013. “PSDAL Kitolod sebagai obat Mata” Academia.edu John.D,Anczak,2003. “Tobacco Cessation in Primary care: Maximizing Intervention Strategles” Clinical medicine & research Vol 1 No 3: 201-216. Irda.F,Igna.S, 2004, “Analisis Nikotin dalam beberapa Organ Mencit Jantan Yang Telah Menghirup Asap Rokok” Majalah Farmasi Indonesia W.Strom.V.L 2010, “On The Effect of Lobelin on the rice of Blood pressure by Nicotin” Royal Netherland Academy of Arts and Science, KNAW. Jill.S.ND 2013 “The Use of Lobelia in the Treatment of Asthma and Respiratory illness” journal compilation Amsterdarm. Gertude.N.M.D,Norman.O, 2012, “On The Action of Lobeline upon the Circulatory Organs” The Oklahoma academy of Science.
Advertisement