SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR/ SEMI
PADAT
“LARUTAN”
OLEH:
KELOMPOK V
LABORATORIUM FARMASETIKA
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Salah satu bentuk sediaan farmasi adalah sediaan cair yang terdiri
dari larutan, suspensi dan emulsi.Sediaan cair yang mengandung dua
atau lebih zat terlarut obat, baik berupa zat padat, cair atau gas yang
molekulnya terdispersi kedalam pelarut yang cocok untuk membentuk
sistem termodinamika yang stabil secara fisika dan kimia disebut sebagai
larutan.Jadi, komponen larutan terdiri dari zat terlarut (solut) dan zat
pelarut (solven).Adapun kemampuan zat terlarut untuk terdispersi kedalam
pelarut yang sesuai disebut sebagai kelarutan.
Dalam percobaan ini sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu
dilakukan preformulasi dan formulasi, kemudian hasil formulasi
dipraktekkan di laboratorium.Adapun hasil formulasi terdiri dari zat aktif
dan zat tambahan yang dipilih sesuai dengan literatur yang ada.
Contoh formula yang dibuat dalam percobaan ini yaitu obat batuk
asma yang mengandung zat aktif salbutamol sulfat dan ambroksol HCl
serta zat tambahan seperti pemanis, pengawet, pewarna, pengaroma
serta pelarutnya.
Sebagai seorang farmasis dituntut untuk belajar menjadi formulator
yang baik, sehingga nantinya akan dengan mudah dalam pembuatan
sediaan yang menimbulkan kenyamanan bagi pasiennya. Hal inilah yang
melatarbelakangi percobaan ini.
I.2. Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1. Maksud Percobaan
Dapat mengetahui dan memahami caraformulasi sediaan
larutan dan pembuatan sediaan tersebut.
I.2.2. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui dan memahami caraformulasi larutan
obat batuk asma dan cara membuat sediaan tersebut.
I.3. Prinsip Percobaan
Berdasarkan pemilihan bahan aktif dan bahan tambahan dalam
preformulasi sampai formulasi sediaan larutan obat batuk asma.Dan
dengan pembuatan sediaan tersebut sesuai prosedur kerja, yang
ditempatkan dalam botol coklat, dimasukkan kedalam wadah dan diberi
etiket dan brosur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Umum
Larutan merupakan sediaan cairan berupa campuran homogen
yang terdiri atas satu atau lebih zat terlarut baik berupa padatan,
cairan atau gas dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut
yang bercampur membentuk system termodinamika yang stabil
secara fisika dan kimia dimana zat terlarut terdispersi dalam sejumlah
pelarut untuk membentuk cairan jernih.
Kelarutan merupakan kemampuan suatu zat untuk melarut atau
terdispersi dalam pelarut yang sesuai pada temperatur 200
C dan
banyaknya jumlah zat terlarut pada zat yang dapat dilarutkan oleh
sejumlah zat terlarut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain:
1. Polaritas
Sifat polar atau non-polar dapat mempengaruhi kelarutan dimana
senyawa yang bersifat polar hanya bisa dilarutkan oleh senyawa
atau pelarut polar.Begitupun sebaliknya, senyawa yang bersifat
non-polar hanya bisa melarutkan senyawa yang bersifat non-polar
juga dan biasanya disebut dengan istilah “Like dissolve like”.
2. Kosolvensi
Suatu zat yang ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan dari
elektrolit lemah dan molekul non-polar dalam air.Kosolven hanya
melarutkan bagian zat yang tidak bisa dilarutkan sepenuhnya oleh
air.Jadi, zat terlarut ditambah kosolven, kemudian ditambahkan
pelarut air.Contoh kosolven adalah etanol, gliserol, propilenglikol,
sorbitol, dll.
3. Temperatur
Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat
tersebut bersifat endoterm karena proses kelarutannya
membutuhkan panas.
4. Salting out dan salting in
Salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang
mempunyai kelarutan lebih besar dibandingkan zat utamanya,
sehingga menyebabkan penurunan kelarutan zat utama,
sedangkan salting in adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu
yang mempunyai kelarutan lebih kecil dibandingkan zat utamanya,
sehingga menyebabkan kenaikan kelarutan zat utama.
5. Pembentukan kompleks
Adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tidak larut
dan zat yang larut dengan membentuk senyawa kompleks yang
larut.
6. Hidrotropi
Adalah peristiwa bertambahnya kelarutan suatu senyawa yang
tidak larut atau sukar larut dengan penambahan senyawa
lainnamun bukan surfaktan. Mekanismenya mungkin salting in,
kompleksasi atau kombinasi beberapa faktor.
7. Parameter kelarutan
Hanya untuk memprediksi apakah larut atau tidak dalam suatu
sistem tersebut dengan menggunakan rumus.
8. Efek ion
Jika zat yang terisonisasi sempurna akan larut sempurna,
sedangkan jika terionisasi sebagian tidak larut seluruhnya.
9. Ukuran partikel
Makin halus zat terlarut, makin kecil ukuran partikel, makin luas
permukaannya yang kontak dengan pelarut, sehingga zat terlarut
makin cepat larut.
10.Bentuk dan ukuran molekul
Sifat-sifat dapat melarutkan oleh air sebagian besar disebabkan
oleh ukuran molekulnya yang kecil.
Pembagian larutan antara lain:
1. Pembagian larutan secara umum.
- Larutan sederhana adalah larutan yang terdiri dari satu jenis zat
terlarut.
- Larutan campuran adalah larutan yang terdiri dua jenis atau
lebih zat terlarut
- Larutan stok adalah larutan yang dibuat sebagai bahan / pelarut
pada pembuatan resep.
2. Larutan berdasarkan banyaknya zat terlarut
- Larutan encer adalah sejumlah kecil zat terlarut dalam larutan.
- Larutan pekat adalah fraksi besar larutan yang terdiri dari zat
terlarut.
- Larutan jenuh adalah mengandung sejumlah zat maximum dari
zat terlarut yang dapat bercampur dengan air pada suhu dan
tekanan tertentu.
- Larutan lewat jenuh adalah sejumlah zat terlarut yang melebihi
batas kelarutannya dalam air pada suhu kamar.
3. Berdasarkan fungsi
- Collyrium adalah Larutan yang dimaksudkan digunakan pada
mata.
- Collunarium adalah Larutan yang dimaksudkan digunakan pada
hidung.
- Collutorium adalah Larutan yang dimaksudkan sebagai obat
kumur.
- Gargle adalah Larutan yang dimaksudkan digunakan pada
mulut dan tenggorokan.
- Spray adalah Larutan yang dimaksudkan digunakan dengan
cara disemprot.
- Injeksi adalah Larutan yang dimaksudkan digunakan dengan
cara disuntikkan.
- Dauche adalah Larutan yang dimaksudkan digunakan pada
vagina.
- Larutan oral adalah Larutan yang dimaksudkan pada
penggunaan oral seperti potiones, eliksir, sirup, saturation, dll.
- Enema adalah Larutan yang dimaksudkan untuk disisipkan ke
rektum.
4. Berdasarkan sifat fisika-kimia
- Larutan langsung (direct)
Larutan yang terjadi karena semata-mata peristiwa fisika, buka
peristiwa kimia. Misalnya, NaCl atau KBr dilarutkan kedalam air,
jika pelarutnya (air) diuapkan, maka NaCl atau KBr akan
diperoleh kembali.
- Larutan tidak langsung (indirect)
Larutan yang terjadi semata-mata karena perubahan kimia,
bukan peristiwa fisika. Misalnya jika Zn ditambahkan H2SO4,
maka akan terjadi reaksi kimia menjadi larutan ZnSO4 yang
tidak dapat kembali menjadi Zn dan H2SO4.
5. Berdasarkan ukuran
- Larutan mikromolekuler
Adalah suatu larutan yang secara keseluruhan mengandung
mikrounit yang terdiri atas molekul atau ion, seperti alcohol,
gliserin, ion natrium, dan ion klorida dengan ukuran 1-10 Å.
- Larutan miseler
Suatu larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa
agregat (misel) baik dalam bentuk molekul atau ion.Jadi, larutan
miseler dapat dianggap sebagai larutan perserikatan koloid.
- Larutan makromolekuler
Larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa larutan
mikromolekuler, tetapi ukuran molekul atau ionnya lebih besar
dari mikromolekuler, misalnya larutan PGA, larutan CMC,
larutan albumin, dan larutan polivinil pirolidon.
Adapun istilah kelarutan antara lain:
Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut yang
dapat melarutkan 1 gram zat
Sangat mudah larut
Mudah larut
Larut
Agak sukar larut
Sukar larut
Sangat sukar larut
Praktis tidak larut
<1
1-10
10-30
30-100
100-1.000
1.000-10.000
>10.000
Keuntungan dan kerugian larutan:
 Keuntungan
- Dosisnya dapat atau mudah divariasikan.
- Aksi obat terjadi cepat karena obat lebih mudah atau cepat
diabsorpsi dalam bentuk larutan.
- Sediaan larutan mudah diberikan perasa, pemanis dan
pewarna.
- Keuntungan bagi anak-anak atau pasien yang tidak dapat
menelan tablet atau kapsul.
- Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung ketika diberikan
dalam sediaan tablet atau kapsul.
 Kerugian
- Kurang stabil dari segi mikrobiologi dan kimia daripada sediaan
padat.
- Beberapa obat untuk penggunaan oral tidak cocok sebagai
sediaan larutan jika rasanya pahit.
- Harus menggunakan pengawet.
- Mudah pecah atau tidak efisien atau tidak mudah dibawah
kemana-mana.
- Penggunaannya ribet.
Adapun komposisi larutan beserta contohnya antara lain:
1. Zat aktif
Contoh: Parasetamol, Atropin sulfat, codein, morfin sulfat, luminal,
sulfadiazin, dll.
2. Solvent (pelarut)
- Air (H2O) : melarutkan garam-garam seperti NaCl.
- Alcohol : melarutkan mentol, kamfer, dan Iodium.
- Gliserin : melarutkan zat-zat borax, fenol.
- Eter : melarutkan kamfer, fosfat.
- Minyak : melarutkan kamfer, mentol.
- Paraffin liq : melarutkan cera, cetaceum, minyak-minyak dan
kamfer.
3. Zat tambahan
Contoh:
- Pengawet: etanol, asam benzoat, asam sorbat, etil paraben,
metil paraben, natrium propionat.
- Perasa : Sorbitol, mannitol, xylitol, saccharin, aspartame, dll.
- Pewarna : Tartrazin, karmin, karotenoid, caramel, dll.
- Pengaroma : Oleum citri, peppermint, raspberry, anise,
cinnamon, dll.
- Pengstabil : Asam askorbat, asam sitrat, sodium metabisulfit,
sodium sulfit, natrium sulfit.
Larutan dikatakan stabil secara termodinamika apabila energi
bebas permukaan=0 yang berarti bahwa tidak banyak energi yang
diperlukan untuk membentuk larutan stabil.
Rumus:
ΔF=α.SL.ΔA
II.2. Uraian Bahan
1. Ambroksol HCl
Nama IUPAC : 4-{[(2-amino-3£-s-dibromophenyl) methyl-
aminocycloheksanol)
RM/BM : C13H18Br2N2O.HCl/378,1 gram/mol
Pemerian : Serbuk kristal putih atau sedikit kekuningan.
Kelarutan : Sedikit larut dalam air, larut dalam metanol,
praktis tidak larut dalam kloroform.
Khasiat : sebagai mukolitik ekspektoran.
Farmakologi : Absorpsi: cepat diabsorpsi setelah pemberian
peroral, bioavailabilitas oral kira-kira 70-80%.
Distribusi: waktu paruh distribusi 1-3 jam.
Metabolisme: matabolit dibromoanthranilic
acid. Ekskresi: melalui ginjal.
Stabilitas penyimpanan: Disimpan terlindung dari cahaya.
Kontraindikasi : Absolut kontraindikasi masih belum diketahui.
Efek samping : Gangguan ringan pada saluran pencernaan,
reaksi alergi.
DL : 30-60mg/-
2. Salbutamol sulfat
Nama resmi : SALBUTAMOL
Sinonim : Mesoprostol
RM/BM : C13H21NO3/239,3
Pemerian : Putih, hampir putih, bentuk Kristal.
Kelarutan : Larut dalam alkohol, sedikit larut dalam air.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : zat aktif
DL : 2-4mg/-
3. Aquadest (FI edisi III P.96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Sinonim : Air suling
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau;
tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : sebagai pelarut.
4. Natrium sakarin (FI edisi III P.561)
Nama resmi : SACCHARINUM NATRICUM
Pemerian : Hablur, putih; tidak berbau atau agak aromatik;
sangat manis.
Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air dan dalam 50 bagian
etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : sebagai pemanis.
5. Nipagin (Excipient P.310)
Nama resmi : METHYL HYDROXIBENZOATE
Sinonim : metil para hidroxybenzoat/methyl oxiben
Pemerian : Kristal tidak berwarna atau serbuk putih,
berbau atau tidak berbau, seperti bau lemak
Kelarutan : larut dalam 400 bagiam air, dalam 3 bagian
alcohol, 10 bagian eter, mudah larut dalam
metal alkohol.
Konsentrasi : 0,015-0,2%
Kegunaan : sebagai Pengawet
Incomp : penurunan aktivitas antimikrobanya dengan
obat sufraktan Non ionik.
6. Oleum citri (FI edisi III P.455)
Nama resmi : OLEUM CITRI
Sinonim : Minyak jeruk
Pemerian : Cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan,
bau khas; rasa pedas dan agak pahit.
Penyimpanan : Dalam wadah terisi penuh dan tertutup rapat,
terlindung dari cahaya; ditempat sejuk.
Kegunaan : Sebagai pengaroma
7. Tartrazin (Excipient P.195)
Nama resmi : TARTRAZIN
Sinonim : F D & C yellow No.5
Pemerian : Tepung berwarna kuning jingga
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sedikit larut dalam
alkohol (95%) P, mudah larut dalam gliserol
dan glikol.
Stabilitas : Tahan terhadap asam asetat, HCl, NaOH
10%.
Incomp : Penambahan NaOH 30% dapat berubah
warna menjadi kemerah-merahan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai pewarna.
BAB III
METODE KERJA
III.1. Alat dan Bahan
III.1.1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
batang pengaduk, beaker, botol semprot, gelas ukur, hotplate, kertas
perkamen, lap kasar, lumpang dan alu, sendok tanduk, sudip dan
timbangan.
III.1.2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini
yaitu ambroksol HCl, aquadest, natrium sakarin, nipagin, oleum citri,
salbutamol sulfat dan tartrazin.
III.2. Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan bahan dan
pengenceran.
3. Ambroksol HCl dan Salbutamol Sulfat masing-masing digerus dan
dilarutkan dalam air dan homogenkan hingga larut.
4. Natrium sakarin dilarutkan dalam air, kemudian dicampurkan ke
campuran tadi.
5. Nipagin dilarutkan dalam air panas, kemudian ditambahkan
kedalam campuran tadi.
6. Ditambahkan tartrazin kedalamnya.
7. Campuran tersebut dimasukkan kedalam botol.
8. Ditetesi dengan oleum citri dan diadkan dengan aquadest.
9. Ditutup dan dihomogenkan/dikocok.
10.Diberi etiket dan dimasukkan kedalam wadah serta dimasukkan
brosur obat.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1. Data Pengamatan
 Formula asli
“Obat Batuk Asma”
 Rancangan formula:
Tiap 5 ml mengandung:
Salbutamol sulfat 1,2 mg
Ambroksol HCl 15 mg
Natrium sakarin 0,15 %
Nipagin 0,1 %
Tartrazin 0,06 %
Oleum citri 0,1 %
Aquadest ad 100 ml
 Pemerian larutan obat batuk asma:
Bentuk : Cairan
Bau : Jeruk
Warna: Kuning
Rasa : Manis seperti jeruk
IV.2. Perhitungan
 Perhitungan dosis:
Salbutamol sulfat 1,2 mg (DL=2-4 mg/-)
Untuk 3 tahun: /8,04,0/42
15
3
12
mgmgxxDL
n
n
Untuk 6 tahun: /2,16,0/42
18
6
12
mgmgXxDL
n
n
Untuk 12 tahun: /4,22,1/42
20
12
12
mgmgxxDL
n
n
Ambroksol HCl 15 mg (DL=30-60 mg/-)
Untuk 3 tahun: /126/6030
15
3
12
mgmgxxDL
n
n
Untuk 6 tahun: /2010/6030
18
6
12
mgmgXxDL
n
n
Untuk 12 tahun: /3618/6030
20
12
12
mgmgxxDL
n
n
Aturan pakai:
Untuk 3 tahun: 1 sendok teh
Untuk 6 tahun: 1 sendok teh
Untuk 12 tahun: 2 sendok teh
Untuk >12 tahun: 1 sendok makan
(3-4 kali sehari)
 Perhitungan bahan:
Tiap 5 ml mengandung: (+10%)
Salbutamol sulfat = mgmgx
ml
4,262,1
5
110
Ambroksol HCl = mgmgx
ml
33015
5
110
Natrium sakarin = gramx 165,0110
100
15,0
Nipagin = gramx 11,0110
100
1,0
Tartrazin = gramx 066,0110
100
06,0
Oleum citri = gramx 11,0110
100
1,0
Aquadest = 100-(0,024+0,3+0,15+0,1+0,06+0,1)
= 100-0,734
= 99,266 ml
 Perhitungan pengenceran
Salbutamol sulfat = 26,4 mg
60 x = 660 mg
= 11 ml
Tartrazine = 6.6 mg
60 x = 660 mg
= 11 ml
BAB V
PEMBAHASAN
Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri atas satu atau
lebih zat terlarut baik berupa padatan, cairan atau gas dalam pelarut yang
sesuai atau campuran pelarut yang bercampur secara termodinamika,
stabil secara kimia dimana zat terlarut terdispersi dalam sebuah pelarut
untuk membentuk cairan jernih.Disebut campuran homogen karena
komponen didalamnya tercampur secara homogen atau zat terlarut
terdispersi secara merata kedalam pelarut, sehingga komponennya tidak
bisa lagi dibedakan secara kasat mata. Selanjutnya, dikatakan stabil
secara termodinamika apabila energi bebas permukaan = 0 yang berarti
tidak banyak energi yang dibutuhkan untuk membentuk larutan stabil.
Dengan kata lain, sediaan larutan tidak memiliki tegangan antar muka
dimana partikel yang berbeda semuanya menjadi satu. Kemudian, stabil
secara kimia karena terjadi perubahan fase dari padat ke cair tetapi tidak
stabil secara mikrobiologi karena merupakan wujud cairan yang mudah
ditumbuhi mikroorganisme.
Salah satu contoh sediaan larutan yang dibuat dalam percobaan ini
yaitu obat batuk asma.Asma merupakan suatu inflamasi kronik saluran
napas.Inflamasi kronik tersebut menyebabkan peningkatan hiperesponsif
(hiperaktivitas) jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang
berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama
pada malam dan atau dini hari.Episodik tersebut berkaitan dengan
sumbatan saluran napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat
reversibel dengan atau tanpa pengobatan.Faktor resiko untuk pasien
asma yakni predisposisi genetik asma, alergi, hiperaktivitas bronkus, jenis
kelamin, ras/etnik.Selanjutnya, batuk merupakan suatu refleks pertahanan
tubuh untuk mengeluarkan dahak, riak dan benda asing dari saluran
nafas.Batuk menyerang saluran nafas bagian atas.Obat batuk digunakan
untuk menghilangkan gejala penyakit, sehingga disebut simptomatik dan
obat batuk digunakan bila dirasakan gejala sudah mengganggu.Adapun
obat batuk ada yang bersifat antitusif, ekspektoran dan mukolitik.Antitusif
untuk batuk kering. Ekspektoran dan mukolitik biasanya untuk batuk
berdahak dimana ekspektoran membantu merangsang sekresi mukus
atau dahak dari saluran nafas, sedangkan mukolitik membantu
pengeluaran mukus dengan cara menghancurkan benang-benang protein
dari mukus hingga mudah dikeluarkan dari saluran nafas.
Adapun komposisi larutan adalah zat aktif, solven serta zat
tambahan dimana zat aktif untuk obat batuk asma dalam percobaan ini
sesuai formulasi yaitu salbutamol sulfat dan ambroksol HCl. Alasan
digunakan zat aktif salbutamol sulfat adalah salbutamol sulfat merupakan
obat golongan β agonis yang selektif pada reseptor β2 dan banyak
digunakan sebagai bronkodilator oral pada pasien asma atau pada pasien
dengan obstruksi paru kronis, kemudian digunakan salbutamol yang sulfat
dibanding salbutamol saja karena memiliki sifat mudah larut dalam air,
sehingga langsung diabsorpsi di saluran gastrointestinal dan diekskresi
cepat dengan waktu paruh sekitar 4-6 jam. Salbutamol sulfat juga memiliki
atau berdaya bronkodilatasi yang baik dan juga memiliki efek yang lemah
terhadap stabilitas sel mast, sehingga efektif mencegah atau meniadakan
asma, kemudian tidak mempengaruhi sistem kardiovaskuler, sehingga
aman untuk penderita penyakit jantung.Adapun zat aktif ambroksol HCl
dipilih dengan alasan karena ambroksol bersifat mukolitik dan sekretolitik,
dapat mengeluarkan lendir yang kental dan lengket dari saluran
pernafasan.Kemudian, penggunaan jangka panjang dimungkinkan karena
ambroksol mempunyai toleransi yang baik.Ambroksol memiliki indikasi
terhadap gangguan saluran pernafasan akut dan kronis disertai dengan
sekresi bronkial abnormal terutama pada eksaserbasi dan bronkitis kronis,
asma bronkial dan bronkitis asmatis serta kontraindikasi hampir tidak ada
atau belum diketahui. Adapun alasan salbutamol sulfat dikombinasikan
dengan ambroksol HCl yaitu karena ketika pasien asma diberikan
salbutamol maka akan memberikan efek stimulasi sekresi mukus. Jadi,
pasien asma akan sering batuk-batuk karena efek samping salbutamol,
sehingga dikombinasikan dengan ambroksol HCl sebagai mukolitik yang
membantu menghancurkan benang-benang protein mukus, sehingga
akan mudah dikeluarkan dari saluran napas.
Ketika zat aktif sudah ditentukan, maka ditentukan bahan
tambahan apa saja yang akan digunakan. Bahan tambahan yang
digunakan terdiri dari zat pemanis, pengawet, pewarna, pengaroma dan
pelarut.
Pemanis digunakan untuk memberi rasa pada larutan, sehingga
meningkatkan kemauan pengguna untuk meminumnya karena rasa yang
diberikan, dapat juga meningkatkan viskositas larutan dan memberi
sensasi kesejukan dalam mulut seperti sukrosa.Pemanis yang digunakan
dalam percobaan ini yaitu natrium sakarin.Digunakan natrium sakarin
karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dalam jumlah kecil
dibanding sukrosa dengan konsentrasi besar dan sedikit larut dalam
alkohol serta mempunyai sifat stabil.
Pengawet digunakan untuk menjaga kestabilan sediaan dari
pertumbuhan mikroba, sebagaimana diketahui larutan berwujud cair yang
tidak stabil secara mikrobiologi, sehingga dibutuhkan pengawet, sehingga
waktu penyimpanan bisa diperpanjang. Pengawet yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu nipagin. Digunakan nipagin karena mempunyai range
pH yang lebih luas, sehingga ketika terjadi perubahan pada sediaan,
pengawet masih tetap berfungsi, dibandingkan dengan sediaan yang
menggunakan turunan benzoat lebih pada sediaan asam dan tidak mudah
terdisosiasi.
Pewarna digunakan untuk meningkatkan penampilan dari sediaan
supaya tampil lebih menarik.Pewarna yang digunakan dalam percobaan
ini yaitu tartrazin.Digunakan tartrazinuntuk memberi warna kuning pada
larutan karena disesuaikan dengan pemerian warna zat aktif yakni
ambroksol sedikit kekuningan dan salbutamol serbuk putih, sehingga
cocok diberi warna kuning.
Pengaroma digunakan untuk dapat membuat obat lebih diterima
terutama jika obat mempunyai rasa yang tidak menyenangkan Pengaroma
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu oleum citri. Digunakan oleum
citri untuk memberi sensasi kesejukan dan sesuai dengan pewarna
tartrazin yang diberikan dimana identik dengan jeruk,sehingga diberi
aroma jeruk.
Adapun pelarut yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
aquadest dimana aquadest bersifat inert.
Setelah menulis rancangan formula, maka formula tersebut
dipraktekkan di laboratorium dengan cara ditimbang semua bahan sesuai
perhitungan bahan dan pengenceran, kemudian ambroksol HCl dan
salbutamol sulfat masing-masing digerus dan dilarutkan dalam air dan
dihomogenkan hingga larut.Natrium sakarin dilarutkan dalam air,
kemudian dicampurkan ke campuran tadi.Nipagin dilarutkan dalam air
panas, kemudian ditambahkan kedalam campuran tadi.Ditambahkan
tartrazin kedalamnya.Campuran tersebut dimasukkan kedalam
botol.Ditetesi dengan oleum citri dan diadkan dengan aquadest.Ditutup
dan dihomogenkan/dikocok.Diberi etiket dan dimasukkan kedalam wadah
serta dimasukkan brosur obat.
BAB VI
PENUTUP
VI.1. Kesimpulan
1. Larutan memiliki komposisi zat aktif dan zat tambahan dimana zat
aktif yang digunakan untuk larutan obat batuk asma yaitu
salbutamol sulfat dan ambroksol HCl serta zat tambahan yang
sesuai dengan hasil formulasi yang disertai alasan yang
mendukung.
2. Didapatkan larutan obat asma dengan bentuk cair, rasa seperti
buah jeruk, warna kuning dan aroma jeruk.
3. Obat batuk asma yang telah dibuat digunakan 3-4 kali sehari dan
keterangan lengkap bisa dilihat pada etiket dan brosur.
VI.2. Saran
Diharapkan kepada asisten untuk memberikan saran, kritikan
dan masukan untuk laporan ini, sehingga bisa lebih membangun ilmu
pengetahuan bagi praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. American Pharmaceutical Association. ” Handbook of
Pharmaceutical Excipient “. Washington.
2. American Pharmaceutical Association. ” Handbook of Martindale
Edition 36“. Washington.
3. Allen, Loyd. “ The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical
Compounding“. Washington: American Pharmaceutical
Association. 2002.
4. Parrot,L.Eugene. “Pharmaceutical Practice“. New York: Philadelphia
ST Louis Sydney Toronto. 2004.
5. American Pharmaceutical Association “Remington The science and
Practice Of Pharmacy“. Washington.
6. Tjay Tan Huan dan Drs. Kirana Rahardja. “ Obat-Obat Penting edisi
VI “ Jakarta : PT. Gramedia. 2008.
7. Depkes RI. “ Farmakope Indonesia edisi III “. Jakarta: Balai Pustaka.
1979.

More Related Content

What's hot

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraCitra pharmacist
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatFirda Shabrina
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiSurya Amal
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonAndriana Andriana
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakCTie Lupy
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniDokter Tekno
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Filania Kanja
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakErnalia Rosita
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKARezkyNurAziz
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanuus17F
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKSapan Nada
 

What's hot (20)

Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Pasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citra
 
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoatLaporan praktikum - pembuatan asam benzoat
Laporan praktikum - pembuatan asam benzoat
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Sediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neniSediaan solida bu neni
Sediaan solida bu neni
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
 
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKALAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
LAPORAN DISOLUSI OBAT FARMASI FISIKA
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 
Penanganan hewan coba
Penanganan hewan cobaPenanganan hewan coba
Penanganan hewan coba
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Emulsi (7)
Emulsi (7)Emulsi (7)
Emulsi (7)
 
Gel
GelGel
Gel
 
FITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAKFITOKIMIA EKSTRAK
FITOKIMIA EKSTRAK
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

formulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutanformulasi sediaan larutan
formulasi sediaan larutan
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Salbutamol Sirup
Salbutamol SirupSalbutamol Sirup
Salbutamol Sirup
 
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolidJurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
 
Eliksir
EliksirEliksir
Eliksir
 
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenisLaporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
 
Larutan ( solution )
Larutan ( solution )Larutan ( solution )
Larutan ( solution )
 
Tugas minyak nabati
Tugas minyak nabatiTugas minyak nabati
Tugas minyak nabati
 
Antiseptik
AntiseptikAntiseptik
Antiseptik
 
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
Kata pengantar kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Laporan farfis stabilitas
Laporan farfis stabilitasLaporan farfis stabilitas
Laporan farfis stabilitas
 
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab iii kelarutan (Farmasi Fisika)
 
05 stabilitas obat
05 stabilitas obat05 stabilitas obat
05 stabilitas obat
 
Analisa kualitatif
Analisa kualitatifAnalisa kualitatif
Analisa kualitatif
 
Makalah sistem koloid
Makalah sistem koloidMakalah sistem koloid
Makalah sistem koloid
 
Laporan farmasi fisika stabilitas
Laporan farmasi fisika stabilitasLaporan farmasi fisika stabilitas
Laporan farmasi fisika stabilitas
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
04 mikromeritik
04 mikromeritik04 mikromeritik
04 mikromeritik
 
Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrikKonstanta dielektrik
Konstanta dielektrik
 

Similar to Laporan lengkap larutan klmpk 6

SOLUTIO (Larutan).pptx
SOLUTIO (Larutan).pptxSOLUTIO (Larutan).pptx
SOLUTIO (Larutan).pptxanjarPribadi2
 
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxMATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxnurulwahyuni41
 
4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oralristi eyen
 
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docxLaporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docxagusgunawan08091984
 
3 Bahan Tambahan dlm Larutan.pptx
3 Bahan Tambahan dlm Larutan.pptx3 Bahan Tambahan dlm Larutan.pptx
3 Bahan Tambahan dlm Larutan.pptxUmmilKhair2
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatNurul Wulandari
 
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxPPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxRiyanUge
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarilmanafia13
 
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3Mina Audina
 
Kelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdfKelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdfDonaPiter
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporanChaLim Yoora
 
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Mina Audina
 

Similar to Laporan lengkap larutan klmpk 6 (20)

SOLUTIO (Larutan).pptx
SOLUTIO (Larutan).pptxSOLUTIO (Larutan).pptx
SOLUTIO (Larutan).pptx
 
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptxMATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
MATERI KELAS XI (LARUTAN).pptx
 
4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral
 
BENTUK SEDIAAN ORAL.pptx
BENTUK SEDIAAN ORAL.pptxBENTUK SEDIAAN ORAL.pptx
BENTUK SEDIAAN ORAL.pptx
 
18 larutan r
18 larutan r18 larutan r
18 larutan r
 
Preformulasi 2020
Preformulasi 2020Preformulasi 2020
Preformulasi 2020
 
Kelarutan
KelarutanKelarutan
Kelarutan
 
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docxLaporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
Laporan_Praktikum_Farmasi_Fisika_Disolus.docx
 
Sediaan Larutan 2020
Sediaan Larutan 2020Sediaan Larutan 2020
Sediaan Larutan 2020
 
3 Bahan Tambahan dlm Larutan.pptx
3 Bahan Tambahan dlm Larutan.pptx3 Bahan Tambahan dlm Larutan.pptx
3 Bahan Tambahan dlm Larutan.pptx
 
GALENIKA.pptx
GALENIKA.pptxGALENIKA.pptx
GALENIKA.pptx
 
Pelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zatPelarutan dan pengenceran zat
Pelarutan dan pengenceran zat
 
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptxPPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
PPT-UEU-Formulasi-Sediaan-Cair-Semi-Solid-13.pptx
 
4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3Laporan farmasi fisika kelarutan 3
Laporan farmasi fisika kelarutan 3
 
Kelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdfKelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdf
 
Larutan dan Kelarutan
Larutan dan KelarutanLarutan dan Kelarutan
Larutan dan Kelarutan
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporan
 
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
Laporan praktikum farmasi fisika kelarutan 2
 

More from Alljabar Rahmat

Klp 7 terapi farmakologi dengan ß blocker (selektif & non-selektif
Klp 7 terapi farmakologi dengan ß blocker (selektif & non-selektifKlp 7 terapi farmakologi dengan ß blocker (selektif & non-selektif
Klp 7 terapi farmakologi dengan ß blocker (selektif & non-selektifAlljabar Rahmat
 
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)Alljabar Rahmat
 
Farmakognosi analitik tanin
Farmakognosi analitik taninFarmakognosi analitik tanin
Farmakognosi analitik taninAlljabar Rahmat
 
Tugas makalah farmakoterapi 2
Tugas makalah farmakoterapi 2Tugas makalah farmakoterapi 2
Tugas makalah farmakoterapi 2Alljabar Rahmat
 

More from Alljabar Rahmat (9)

Autakoid......
Autakoid......Autakoid......
Autakoid......
 
Kanal ion sebagai tao
Kanal ion sebagai taoKanal ion sebagai tao
Kanal ion sebagai tao
 
Klp 8 diuretik
Klp 8 diuretikKlp 8 diuretik
Klp 8 diuretik
 
Klp 2 ace inhibitor
Klp 2 ace inhibitorKlp 2 ace inhibitor
Klp 2 ace inhibitor
 
Klp 7 terapi farmakologi dengan ß blocker (selektif & non-selektif
Klp 7 terapi farmakologi dengan ß blocker (selektif & non-selektifKlp 7 terapi farmakologi dengan ß blocker (selektif & non-selektif
Klp 7 terapi farmakologi dengan ß blocker (selektif & non-selektif
 
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)
Klp 1 calcium channel blokers (cc bs)
 
T a n i n
T a n i nT a n i n
T a n i n
 
Farmakognosi analitik tanin
Farmakognosi analitik taninFarmakognosi analitik tanin
Farmakognosi analitik tanin
 
Tugas makalah farmakoterapi 2
Tugas makalah farmakoterapi 2Tugas makalah farmakoterapi 2
Tugas makalah farmakoterapi 2
 

Laporan lengkap larutan klmpk 6

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR/ SEMI PADAT “LARUTAN” OLEH: KELOMPOK V LABORATORIUM FARMASETIKA SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu bentuk sediaan farmasi adalah sediaan cair yang terdiri dari larutan, suspensi dan emulsi.Sediaan cair yang mengandung dua atau lebih zat terlarut obat, baik berupa zat padat, cair atau gas yang molekulnya terdispersi kedalam pelarut yang cocok untuk membentuk sistem termodinamika yang stabil secara fisika dan kimia disebut sebagai larutan.Jadi, komponen larutan terdiri dari zat terlarut (solut) dan zat pelarut (solven).Adapun kemampuan zat terlarut untuk terdispersi kedalam pelarut yang sesuai disebut sebagai kelarutan. Dalam percobaan ini sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu dilakukan preformulasi dan formulasi, kemudian hasil formulasi dipraktekkan di laboratorium.Adapun hasil formulasi terdiri dari zat aktif dan zat tambahan yang dipilih sesuai dengan literatur yang ada. Contoh formula yang dibuat dalam percobaan ini yaitu obat batuk asma yang mengandung zat aktif salbutamol sulfat dan ambroksol HCl serta zat tambahan seperti pemanis, pengawet, pewarna, pengaroma serta pelarutnya. Sebagai seorang farmasis dituntut untuk belajar menjadi formulator yang baik, sehingga nantinya akan dengan mudah dalam pembuatan sediaan yang menimbulkan kenyamanan bagi pasiennya. Hal inilah yang melatarbelakangi percobaan ini.
  • 3. I.2. Maksud dan Tujuan Percobaan I.2.1. Maksud Percobaan Dapat mengetahui dan memahami caraformulasi sediaan larutan dan pembuatan sediaan tersebut. I.2.2. Tujuan Percobaan Untuk mengetahui dan memahami caraformulasi larutan obat batuk asma dan cara membuat sediaan tersebut. I.3. Prinsip Percobaan Berdasarkan pemilihan bahan aktif dan bahan tambahan dalam preformulasi sampai formulasi sediaan larutan obat batuk asma.Dan dengan pembuatan sediaan tersebut sesuai prosedur kerja, yang ditempatkan dalam botol coklat, dimasukkan kedalam wadah dan diberi etiket dan brosur.
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Teori Umum Larutan merupakan sediaan cairan berupa campuran homogen yang terdiri atas satu atau lebih zat terlarut baik berupa padatan, cairan atau gas dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang bercampur membentuk system termodinamika yang stabil secara fisika dan kimia dimana zat terlarut terdispersi dalam sejumlah pelarut untuk membentuk cairan jernih. Kelarutan merupakan kemampuan suatu zat untuk melarut atau terdispersi dalam pelarut yang sesuai pada temperatur 200 C dan banyaknya jumlah zat terlarut pada zat yang dapat dilarutkan oleh sejumlah zat terlarut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain: 1. Polaritas Sifat polar atau non-polar dapat mempengaruhi kelarutan dimana senyawa yang bersifat polar hanya bisa dilarutkan oleh senyawa atau pelarut polar.Begitupun sebaliknya, senyawa yang bersifat non-polar hanya bisa melarutkan senyawa yang bersifat non-polar juga dan biasanya disebut dengan istilah “Like dissolve like”. 2. Kosolvensi Suatu zat yang ditambahkan untuk meningkatkan kelarutan dari elektrolit lemah dan molekul non-polar dalam air.Kosolven hanya
  • 5. melarutkan bagian zat yang tidak bisa dilarutkan sepenuhnya oleh air.Jadi, zat terlarut ditambah kosolven, kemudian ditambahkan pelarut air.Contoh kosolven adalah etanol, gliserol, propilenglikol, sorbitol, dll. 3. Temperatur Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat tersebut bersifat endoterm karena proses kelarutannya membutuhkan panas. 4. Salting out dan salting in Salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih besar dibandingkan zat utamanya, sehingga menyebabkan penurunan kelarutan zat utama, sedangkan salting in adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih kecil dibandingkan zat utamanya, sehingga menyebabkan kenaikan kelarutan zat utama. 5. Pembentukan kompleks Adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tidak larut dan zat yang larut dengan membentuk senyawa kompleks yang larut. 6. Hidrotropi Adalah peristiwa bertambahnya kelarutan suatu senyawa yang tidak larut atau sukar larut dengan penambahan senyawa
  • 6. lainnamun bukan surfaktan. Mekanismenya mungkin salting in, kompleksasi atau kombinasi beberapa faktor. 7. Parameter kelarutan Hanya untuk memprediksi apakah larut atau tidak dalam suatu sistem tersebut dengan menggunakan rumus. 8. Efek ion Jika zat yang terisonisasi sempurna akan larut sempurna, sedangkan jika terionisasi sebagian tidak larut seluruhnya. 9. Ukuran partikel Makin halus zat terlarut, makin kecil ukuran partikel, makin luas permukaannya yang kontak dengan pelarut, sehingga zat terlarut makin cepat larut. 10.Bentuk dan ukuran molekul Sifat-sifat dapat melarutkan oleh air sebagian besar disebabkan oleh ukuran molekulnya yang kecil. Pembagian larutan antara lain: 1. Pembagian larutan secara umum. - Larutan sederhana adalah larutan yang terdiri dari satu jenis zat terlarut. - Larutan campuran adalah larutan yang terdiri dua jenis atau lebih zat terlarut - Larutan stok adalah larutan yang dibuat sebagai bahan / pelarut pada pembuatan resep.
  • 7. 2. Larutan berdasarkan banyaknya zat terlarut - Larutan encer adalah sejumlah kecil zat terlarut dalam larutan. - Larutan pekat adalah fraksi besar larutan yang terdiri dari zat terlarut. - Larutan jenuh adalah mengandung sejumlah zat maximum dari zat terlarut yang dapat bercampur dengan air pada suhu dan tekanan tertentu. - Larutan lewat jenuh adalah sejumlah zat terlarut yang melebihi batas kelarutannya dalam air pada suhu kamar. 3. Berdasarkan fungsi - Collyrium adalah Larutan yang dimaksudkan digunakan pada mata. - Collunarium adalah Larutan yang dimaksudkan digunakan pada hidung. - Collutorium adalah Larutan yang dimaksudkan sebagai obat kumur. - Gargle adalah Larutan yang dimaksudkan digunakan pada mulut dan tenggorokan. - Spray adalah Larutan yang dimaksudkan digunakan dengan cara disemprot. - Injeksi adalah Larutan yang dimaksudkan digunakan dengan cara disuntikkan.
  • 8. - Dauche adalah Larutan yang dimaksudkan digunakan pada vagina. - Larutan oral adalah Larutan yang dimaksudkan pada penggunaan oral seperti potiones, eliksir, sirup, saturation, dll. - Enema adalah Larutan yang dimaksudkan untuk disisipkan ke rektum. 4. Berdasarkan sifat fisika-kimia - Larutan langsung (direct) Larutan yang terjadi karena semata-mata peristiwa fisika, buka peristiwa kimia. Misalnya, NaCl atau KBr dilarutkan kedalam air, jika pelarutnya (air) diuapkan, maka NaCl atau KBr akan diperoleh kembali. - Larutan tidak langsung (indirect) Larutan yang terjadi semata-mata karena perubahan kimia, bukan peristiwa fisika. Misalnya jika Zn ditambahkan H2SO4, maka akan terjadi reaksi kimia menjadi larutan ZnSO4 yang tidak dapat kembali menjadi Zn dan H2SO4. 5. Berdasarkan ukuran - Larutan mikromolekuler Adalah suatu larutan yang secara keseluruhan mengandung mikrounit yang terdiri atas molekul atau ion, seperti alcohol, gliserin, ion natrium, dan ion klorida dengan ukuran 1-10 Å.
  • 9. - Larutan miseler Suatu larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa agregat (misel) baik dalam bentuk molekul atau ion.Jadi, larutan miseler dapat dianggap sebagai larutan perserikatan koloid. - Larutan makromolekuler Larutan yang mengandung bahan padat terlarut berupa larutan mikromolekuler, tetapi ukuran molekul atau ionnya lebih besar dari mikromolekuler, misalnya larutan PGA, larutan CMC, larutan albumin, dan larutan polivinil pirolidon. Adapun istilah kelarutan antara lain: Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut yang dapat melarutkan 1 gram zat Sangat mudah larut Mudah larut Larut Agak sukar larut Sukar larut Sangat sukar larut Praktis tidak larut <1 1-10 10-30 30-100 100-1.000 1.000-10.000 >10.000
  • 10. Keuntungan dan kerugian larutan:  Keuntungan - Dosisnya dapat atau mudah divariasikan. - Aksi obat terjadi cepat karena obat lebih mudah atau cepat diabsorpsi dalam bentuk larutan. - Sediaan larutan mudah diberikan perasa, pemanis dan pewarna. - Keuntungan bagi anak-anak atau pasien yang tidak dapat menelan tablet atau kapsul. - Beberapa obat mengiritasi mukosa lambung ketika diberikan dalam sediaan tablet atau kapsul.  Kerugian - Kurang stabil dari segi mikrobiologi dan kimia daripada sediaan padat. - Beberapa obat untuk penggunaan oral tidak cocok sebagai sediaan larutan jika rasanya pahit. - Harus menggunakan pengawet. - Mudah pecah atau tidak efisien atau tidak mudah dibawah kemana-mana. - Penggunaannya ribet.
  • 11. Adapun komposisi larutan beserta contohnya antara lain: 1. Zat aktif Contoh: Parasetamol, Atropin sulfat, codein, morfin sulfat, luminal, sulfadiazin, dll. 2. Solvent (pelarut) - Air (H2O) : melarutkan garam-garam seperti NaCl. - Alcohol : melarutkan mentol, kamfer, dan Iodium. - Gliserin : melarutkan zat-zat borax, fenol. - Eter : melarutkan kamfer, fosfat. - Minyak : melarutkan kamfer, mentol. - Paraffin liq : melarutkan cera, cetaceum, minyak-minyak dan kamfer. 3. Zat tambahan Contoh: - Pengawet: etanol, asam benzoat, asam sorbat, etil paraben, metil paraben, natrium propionat. - Perasa : Sorbitol, mannitol, xylitol, saccharin, aspartame, dll. - Pewarna : Tartrazin, karmin, karotenoid, caramel, dll. - Pengaroma : Oleum citri, peppermint, raspberry, anise, cinnamon, dll. - Pengstabil : Asam askorbat, asam sitrat, sodium metabisulfit, sodium sulfit, natrium sulfit.
  • 12. Larutan dikatakan stabil secara termodinamika apabila energi bebas permukaan=0 yang berarti bahwa tidak banyak energi yang diperlukan untuk membentuk larutan stabil. Rumus: ΔF=α.SL.ΔA
  • 13. II.2. Uraian Bahan 1. Ambroksol HCl Nama IUPAC : 4-{[(2-amino-3£-s-dibromophenyl) methyl- aminocycloheksanol) RM/BM : C13H18Br2N2O.HCl/378,1 gram/mol Pemerian : Serbuk kristal putih atau sedikit kekuningan. Kelarutan : Sedikit larut dalam air, larut dalam metanol, praktis tidak larut dalam kloroform. Khasiat : sebagai mukolitik ekspektoran. Farmakologi : Absorpsi: cepat diabsorpsi setelah pemberian peroral, bioavailabilitas oral kira-kira 70-80%. Distribusi: waktu paruh distribusi 1-3 jam. Metabolisme: matabolit dibromoanthranilic acid. Ekskresi: melalui ginjal. Stabilitas penyimpanan: Disimpan terlindung dari cahaya. Kontraindikasi : Absolut kontraindikasi masih belum diketahui. Efek samping : Gangguan ringan pada saluran pencernaan, reaksi alergi. DL : 30-60mg/- 2. Salbutamol sulfat Nama resmi : SALBUTAMOL Sinonim : Mesoprostol RM/BM : C13H21NO3/239,3
  • 14. Pemerian : Putih, hampir putih, bentuk Kristal. Kelarutan : Larut dalam alkohol, sedikit larut dalam air. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Kegunaan : zat aktif DL : 2-4mg/- 3. Aquadest (FI edisi III P.96) Nama resmi : AQUA DESTILLATA Sinonim : Air suling RM/BM : H2O/18,02 Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Kegunaan : sebagai pelarut. 4. Natrium sakarin (FI edisi III P.561) Nama resmi : SACCHARINUM NATRICUM Pemerian : Hablur, putih; tidak berbau atau agak aromatik; sangat manis. Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air dan dalam 50 bagian etanol (95%) P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Kegunaan : sebagai pemanis. 5. Nipagin (Excipient P.310) Nama resmi : METHYL HYDROXIBENZOATE
  • 15. Sinonim : metil para hidroxybenzoat/methyl oxiben Pemerian : Kristal tidak berwarna atau serbuk putih, berbau atau tidak berbau, seperti bau lemak Kelarutan : larut dalam 400 bagiam air, dalam 3 bagian alcohol, 10 bagian eter, mudah larut dalam metal alkohol. Konsentrasi : 0,015-0,2% Kegunaan : sebagai Pengawet Incomp : penurunan aktivitas antimikrobanya dengan obat sufraktan Non ionik. 6. Oleum citri (FI edisi III P.455) Nama resmi : OLEUM CITRI Sinonim : Minyak jeruk Pemerian : Cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan, bau khas; rasa pedas dan agak pahit. Penyimpanan : Dalam wadah terisi penuh dan tertutup rapat, terlindung dari cahaya; ditempat sejuk. Kegunaan : Sebagai pengaroma 7. Tartrazin (Excipient P.195) Nama resmi : TARTRAZIN Sinonim : F D & C yellow No.5 Pemerian : Tepung berwarna kuning jingga
  • 16. Kelarutan : Mudah larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol (95%) P, mudah larut dalam gliserol dan glikol. Stabilitas : Tahan terhadap asam asetat, HCl, NaOH 10%. Incomp : Penambahan NaOH 30% dapat berubah warna menjadi kemerah-merahan. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Kegunaan : Sebagai pewarna.
  • 17. BAB III METODE KERJA III.1. Alat dan Bahan III.1.1. Alat Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu batang pengaduk, beaker, botol semprot, gelas ukur, hotplate, kertas perkamen, lap kasar, lumpang dan alu, sendok tanduk, sudip dan timbangan. III.1.2. Bahan Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu ambroksol HCl, aquadest, natrium sakarin, nipagin, oleum citri, salbutamol sulfat dan tartrazin. III.2. Cara Kerja 1. Disiapkan alat dan bahan. 2. Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan bahan dan pengenceran. 3. Ambroksol HCl dan Salbutamol Sulfat masing-masing digerus dan dilarutkan dalam air dan homogenkan hingga larut. 4. Natrium sakarin dilarutkan dalam air, kemudian dicampurkan ke campuran tadi. 5. Nipagin dilarutkan dalam air panas, kemudian ditambahkan kedalam campuran tadi. 6. Ditambahkan tartrazin kedalamnya.
  • 18. 7. Campuran tersebut dimasukkan kedalam botol. 8. Ditetesi dengan oleum citri dan diadkan dengan aquadest. 9. Ditutup dan dihomogenkan/dikocok. 10.Diberi etiket dan dimasukkan kedalam wadah serta dimasukkan brosur obat.
  • 19. BAB IV HASIL PENGAMATAN IV.1. Data Pengamatan  Formula asli “Obat Batuk Asma”  Rancangan formula: Tiap 5 ml mengandung: Salbutamol sulfat 1,2 mg Ambroksol HCl 15 mg Natrium sakarin 0,15 % Nipagin 0,1 % Tartrazin 0,06 % Oleum citri 0,1 % Aquadest ad 100 ml  Pemerian larutan obat batuk asma: Bentuk : Cairan Bau : Jeruk Warna: Kuning Rasa : Manis seperti jeruk IV.2. Perhitungan  Perhitungan dosis: Salbutamol sulfat 1,2 mg (DL=2-4 mg/-)
  • 20. Untuk 3 tahun: /8,04,0/42 15 3 12 mgmgxxDL n n Untuk 6 tahun: /2,16,0/42 18 6 12 mgmgXxDL n n Untuk 12 tahun: /4,22,1/42 20 12 12 mgmgxxDL n n Ambroksol HCl 15 mg (DL=30-60 mg/-) Untuk 3 tahun: /126/6030 15 3 12 mgmgxxDL n n Untuk 6 tahun: /2010/6030 18 6 12 mgmgXxDL n n Untuk 12 tahun: /3618/6030 20 12 12 mgmgxxDL n n Aturan pakai: Untuk 3 tahun: 1 sendok teh Untuk 6 tahun: 1 sendok teh Untuk 12 tahun: 2 sendok teh Untuk >12 tahun: 1 sendok makan (3-4 kali sehari)  Perhitungan bahan: Tiap 5 ml mengandung: (+10%) Salbutamol sulfat = mgmgx ml 4,262,1 5 110 Ambroksol HCl = mgmgx ml 33015 5 110 Natrium sakarin = gramx 165,0110 100 15,0
  • 21. Nipagin = gramx 11,0110 100 1,0 Tartrazin = gramx 066,0110 100 06,0 Oleum citri = gramx 11,0110 100 1,0 Aquadest = 100-(0,024+0,3+0,15+0,1+0,06+0,1) = 100-0,734 = 99,266 ml  Perhitungan pengenceran Salbutamol sulfat = 26,4 mg 60 x = 660 mg = 11 ml Tartrazine = 6.6 mg 60 x = 660 mg = 11 ml
  • 22. BAB V PEMBAHASAN Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri atas satu atau lebih zat terlarut baik berupa padatan, cairan atau gas dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang bercampur secara termodinamika, stabil secara kimia dimana zat terlarut terdispersi dalam sebuah pelarut untuk membentuk cairan jernih.Disebut campuran homogen karena komponen didalamnya tercampur secara homogen atau zat terlarut terdispersi secara merata kedalam pelarut, sehingga komponennya tidak bisa lagi dibedakan secara kasat mata. Selanjutnya, dikatakan stabil secara termodinamika apabila energi bebas permukaan = 0 yang berarti tidak banyak energi yang dibutuhkan untuk membentuk larutan stabil. Dengan kata lain, sediaan larutan tidak memiliki tegangan antar muka dimana partikel yang berbeda semuanya menjadi satu. Kemudian, stabil secara kimia karena terjadi perubahan fase dari padat ke cair tetapi tidak stabil secara mikrobiologi karena merupakan wujud cairan yang mudah ditumbuhi mikroorganisme. Salah satu contoh sediaan larutan yang dibuat dalam percobaan ini yaitu obat batuk asma.Asma merupakan suatu inflamasi kronik saluran napas.Inflamasi kronik tersebut menyebabkan peningkatan hiperesponsif (hiperaktivitas) jalan napas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama pada malam dan atau dini hari.Episodik tersebut berkaitan dengan
  • 23. sumbatan saluran napas yang luas, bervariasi dan seringkali bersifat reversibel dengan atau tanpa pengobatan.Faktor resiko untuk pasien asma yakni predisposisi genetik asma, alergi, hiperaktivitas bronkus, jenis kelamin, ras/etnik.Selanjutnya, batuk merupakan suatu refleks pertahanan tubuh untuk mengeluarkan dahak, riak dan benda asing dari saluran nafas.Batuk menyerang saluran nafas bagian atas.Obat batuk digunakan untuk menghilangkan gejala penyakit, sehingga disebut simptomatik dan obat batuk digunakan bila dirasakan gejala sudah mengganggu.Adapun obat batuk ada yang bersifat antitusif, ekspektoran dan mukolitik.Antitusif untuk batuk kering. Ekspektoran dan mukolitik biasanya untuk batuk berdahak dimana ekspektoran membantu merangsang sekresi mukus atau dahak dari saluran nafas, sedangkan mukolitik membantu pengeluaran mukus dengan cara menghancurkan benang-benang protein dari mukus hingga mudah dikeluarkan dari saluran nafas. Adapun komposisi larutan adalah zat aktif, solven serta zat tambahan dimana zat aktif untuk obat batuk asma dalam percobaan ini sesuai formulasi yaitu salbutamol sulfat dan ambroksol HCl. Alasan digunakan zat aktif salbutamol sulfat adalah salbutamol sulfat merupakan obat golongan β agonis yang selektif pada reseptor β2 dan banyak digunakan sebagai bronkodilator oral pada pasien asma atau pada pasien dengan obstruksi paru kronis, kemudian digunakan salbutamol yang sulfat dibanding salbutamol saja karena memiliki sifat mudah larut dalam air, sehingga langsung diabsorpsi di saluran gastrointestinal dan diekskresi
  • 24. cepat dengan waktu paruh sekitar 4-6 jam. Salbutamol sulfat juga memiliki atau berdaya bronkodilatasi yang baik dan juga memiliki efek yang lemah terhadap stabilitas sel mast, sehingga efektif mencegah atau meniadakan asma, kemudian tidak mempengaruhi sistem kardiovaskuler, sehingga aman untuk penderita penyakit jantung.Adapun zat aktif ambroksol HCl dipilih dengan alasan karena ambroksol bersifat mukolitik dan sekretolitik, dapat mengeluarkan lendir yang kental dan lengket dari saluran pernafasan.Kemudian, penggunaan jangka panjang dimungkinkan karena ambroksol mempunyai toleransi yang baik.Ambroksol memiliki indikasi terhadap gangguan saluran pernafasan akut dan kronis disertai dengan sekresi bronkial abnormal terutama pada eksaserbasi dan bronkitis kronis, asma bronkial dan bronkitis asmatis serta kontraindikasi hampir tidak ada atau belum diketahui. Adapun alasan salbutamol sulfat dikombinasikan dengan ambroksol HCl yaitu karena ketika pasien asma diberikan salbutamol maka akan memberikan efek stimulasi sekresi mukus. Jadi, pasien asma akan sering batuk-batuk karena efek samping salbutamol, sehingga dikombinasikan dengan ambroksol HCl sebagai mukolitik yang membantu menghancurkan benang-benang protein mukus, sehingga akan mudah dikeluarkan dari saluran napas. Ketika zat aktif sudah ditentukan, maka ditentukan bahan tambahan apa saja yang akan digunakan. Bahan tambahan yang digunakan terdiri dari zat pemanis, pengawet, pewarna, pengaroma dan pelarut.
  • 25. Pemanis digunakan untuk memberi rasa pada larutan, sehingga meningkatkan kemauan pengguna untuk meminumnya karena rasa yang diberikan, dapat juga meningkatkan viskositas larutan dan memberi sensasi kesejukan dalam mulut seperti sukrosa.Pemanis yang digunakan dalam percobaan ini yaitu natrium sakarin.Digunakan natrium sakarin karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dalam jumlah kecil dibanding sukrosa dengan konsentrasi besar dan sedikit larut dalam alkohol serta mempunyai sifat stabil. Pengawet digunakan untuk menjaga kestabilan sediaan dari pertumbuhan mikroba, sebagaimana diketahui larutan berwujud cair yang tidak stabil secara mikrobiologi, sehingga dibutuhkan pengawet, sehingga waktu penyimpanan bisa diperpanjang. Pengawet yang digunakan dalam percobaan ini yaitu nipagin. Digunakan nipagin karena mempunyai range pH yang lebih luas, sehingga ketika terjadi perubahan pada sediaan, pengawet masih tetap berfungsi, dibandingkan dengan sediaan yang menggunakan turunan benzoat lebih pada sediaan asam dan tidak mudah terdisosiasi. Pewarna digunakan untuk meningkatkan penampilan dari sediaan supaya tampil lebih menarik.Pewarna yang digunakan dalam percobaan ini yaitu tartrazin.Digunakan tartrazinuntuk memberi warna kuning pada larutan karena disesuaikan dengan pemerian warna zat aktif yakni ambroksol sedikit kekuningan dan salbutamol serbuk putih, sehingga cocok diberi warna kuning.
  • 26. Pengaroma digunakan untuk dapat membuat obat lebih diterima terutama jika obat mempunyai rasa yang tidak menyenangkan Pengaroma yang digunakan dalam percobaan ini yaitu oleum citri. Digunakan oleum citri untuk memberi sensasi kesejukan dan sesuai dengan pewarna tartrazin yang diberikan dimana identik dengan jeruk,sehingga diberi aroma jeruk. Adapun pelarut yang digunakan dalam percobaan ini yaitu aquadest dimana aquadest bersifat inert. Setelah menulis rancangan formula, maka formula tersebut dipraktekkan di laboratorium dengan cara ditimbang semua bahan sesuai perhitungan bahan dan pengenceran, kemudian ambroksol HCl dan salbutamol sulfat masing-masing digerus dan dilarutkan dalam air dan dihomogenkan hingga larut.Natrium sakarin dilarutkan dalam air, kemudian dicampurkan ke campuran tadi.Nipagin dilarutkan dalam air panas, kemudian ditambahkan kedalam campuran tadi.Ditambahkan tartrazin kedalamnya.Campuran tersebut dimasukkan kedalam botol.Ditetesi dengan oleum citri dan diadkan dengan aquadest.Ditutup dan dihomogenkan/dikocok.Diberi etiket dan dimasukkan kedalam wadah serta dimasukkan brosur obat.
  • 27. BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan 1. Larutan memiliki komposisi zat aktif dan zat tambahan dimana zat aktif yang digunakan untuk larutan obat batuk asma yaitu salbutamol sulfat dan ambroksol HCl serta zat tambahan yang sesuai dengan hasil formulasi yang disertai alasan yang mendukung. 2. Didapatkan larutan obat asma dengan bentuk cair, rasa seperti buah jeruk, warna kuning dan aroma jeruk. 3. Obat batuk asma yang telah dibuat digunakan 3-4 kali sehari dan keterangan lengkap bisa dilihat pada etiket dan brosur. VI.2. Saran Diharapkan kepada asisten untuk memberikan saran, kritikan dan masukan untuk laporan ini, sehingga bisa lebih membangun ilmu pengetahuan bagi praktikan.
  • 28. DAFTAR PUSTAKA 1. American Pharmaceutical Association. ” Handbook of Pharmaceutical Excipient “. Washington. 2. American Pharmaceutical Association. ” Handbook of Martindale Edition 36“. Washington. 3. Allen, Loyd. “ The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding“. Washington: American Pharmaceutical Association. 2002. 4. Parrot,L.Eugene. “Pharmaceutical Practice“. New York: Philadelphia ST Louis Sydney Toronto. 2004. 5. American Pharmaceutical Association “Remington The science and Practice Of Pharmacy“. Washington. 6. Tjay Tan Huan dan Drs. Kirana Rahardja. “ Obat-Obat Penting edisi VI “ Jakarta : PT. Gramedia. 2008. 7. Depkes RI. “ Farmakope Indonesia edisi III “. Jakarta: Balai Pustaka. 1979.