Wafa Aufia/Farmasi/SejarahPeradabanKedokteranIslam
Farmasi Dalam Khazanah Islam
Farmasi Merupakan salah satu bidang ilmu kesehatan yang menggabungkan
dasar ilmu kimia dan biologi yang diaplikasikan dalam pemubuatan, penyediaan,
pengelolaan, pemberian, dan pengawasan obat.
Dalam Kefarmasian juga dikenal pengobatan secara kuno yang biasa
disamakan dengan obat herbal dimana penggunaan obat berdasarkan data empiris
tanpa pengujian efikasi. Pengoabatan secara kuno juga dikaitkan dengan pengobatan
pada masa kejayaan islam terdahulu namun sebenarnya obat herbal yang biasa dikenal
juga sebagai obat yang digunakan pada masa peradaban islam merupakan obat-obat
modern yang sudah berdasarkan uji invivo dan invitro dan sudah menjelaskan efikasi
obat tersebut.
Peradaban Islam dapat dikenal sebagai perintis dalam bidang farmasi. Karena
ilmuwan Muslim di era kejayaan Islam sudah berhasil menguasai riset ilimiah
mengenai komposisi, dosis, penggunaan, dan efek dari obat-obatan sederhana dan
campuran. Selain menguasai bidang farmasi, masyarakat Muslim pun tercatat sebagai
peradaban pertama yang memiliki apotek atau toko obat.
Sharif Kaf al-Ghazal dalam tulisannya bertajuk The valuable contributions of
Al-Razi (Rhazes) in the history of pharmacy during the Middle Ages,
mengungkapkan, apotek pertama di dunia berdiri di kota Baghdad pada tahun 754 M.
Toko obat yang banyak jumlahnya tak cuma hadir di kota Baghdad - kota metropolis
dunia di era kejayaan Abbasiyah - namun juga di kota-kota Islam lainnya.
Pemerintah Muslim pun turun mendukung pembangunan di bidang farmasi.
Rumah sakit milik pemerintah yang ketika itu memberikan perawatan kesehatan
secara cuma-cuma bagi rakyatnya juga mendirikan laboratorium untuk meracik dan
memproduksi aneka obat-obatan dalam skala besar.Keamanan obat-obatan yang dijual
di apotek swasta dan pemerintah diawasi secara ketat.
Secara periodik, pemerintah melalui pejabat dari Al-Muhtasib - semacam
badan pengawas obat-obatan - mengawasi dan memeriksa seluruh toko obat dan
Wafa Aufia/Farmasi/SejarahPeradabanKedokteranIslam
apotek.Para pengawas dari Al-Muhtasib secara teliti mengukur akurasi berat dan
ukuran kemurnian dari obat yang digunakan.
Pengawasan yang amat ketat itu dilakukan untuk mencegah penggunaan
bahan-bahan yang berbahaya dalam obat dan sirup. Semua itu dilakukan semata-mata
untuk melindungi masyarakat dari bahaya obat-obatan yang tak sesuai dengan
aturan.Pengawasan obat-obatan yang dilakukan secara ketat dan teliti yang telah
diterapkan di era kekhalifahan Islam.
Perkembangan ilmu botani dan kimia telah mendorong umat Muslim untuk
mengembangkan farmasi. Pada masa itu, ilmuwan Muslim seperti Muhammad ibnu
Zakariya al-Razi (865-915 M) alias Razes turut mengembangkan pengobatan dengan
menggunakan obat-obatan. Selain itu, dokter dan ahli farmasi Muslim lainnya Abu
al-Qasim al-Zahrawi alias Abulcasis (936-1013 M) juga tercatat sebagai saintis
perintis dalam bidang distiliasi dan sublimasi. Tak cuma itu, Sabur ibnu Sahl (wafat
869 M), juga tercatat sebagai dokter pertama yang mencetuskan pharmacopoedia.
Saintis Muslim lainnya yang turut menopang tumbuhnya apotek di era Islam
adalah al-Biruni (973-1050 M). Sang ilmuwan legendaris Islam itu telah menulis
buku farmakologi yang sangat berharga bertajuk Kitab al-Saydalah ( Buku tentang
Obat-obatan).
Ilmuwan Muslim lainnya yang turut menopang berdiri serta berkembangnya
apotek di dunia Islam adalah al-Maridini dan Ibnu al-Wafid (1008-1074). Kedua
karya ilmuwan Muslim itu telah dicetak dalam bahasa Latin lebih dari 50 kali. Kitab
yang ditulis keduanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin berjudul De Medicinis
universalibus et particularibus dan Medicamentis simplicibus.
Kontriusi ilmuwan-ilmuwan islam pada masa kejayaan islam ini telah
membuktikan bahwa peran Farmasi dalam Khazanah Islam dari segi Pengujian
Efikasi, Farmakologi, Farmakokinetik sudah ada sejak zaman kejayaan islam bahkan
menjadi perintis dan panutan bagi ilmuwan barat. Pengujian yang membuktikan
penggunaan obat modern berdasarkan uji invitro dan invivo serta persyaratan dan
etika farmasi baik dalam pembuatan dan penyajian sudah ada sejak zaman kejayaan
islam dan dirintis oleh ilmuwan islam.