Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran urin atau kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat yang memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume darah (dekstran) atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (air, alkohol) .
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yangdipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit
1. LABORATORIUM FARMAKOLOGI II
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
PERCOBAAN VII
"EFEK DIURETIK"
OLEH
KELOMPOK : VI (ENAM)
KELAS : II.B
PEMBIMBING :TARMIZI TAHIR,Amd.Farm
AKADEMI FARMASI SANDI KARSA
MAKASSAR
2018
2. BAB I
PENDAHULUAN
I.A Latar Belakang
Dalam arti luas farmakologi ialah ilmu mengenai pengaruh senyawa
terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor (Sulistia
Gan Gunawan. 2016).
Farmakologi dapat dirumuskan sebagai kajian bahan-bahan
berinteraksi dengan system kehidupan melalui proses kimia, khususnya
melalui peningkatan molekul regular dan pengaktifan atau penghambatan
proses-proses tubuh yang normal (Katzung,Bertam.2001).
Farmakodinamik mempelajari kegiatan obat terhadap organisme
hidup, terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi fisiologi ,serta efek
terapeutis yang ditimbulkannya.
Farmakokinetik meniliti perjalanan obat, mulai dari saat
pemberiannya, bagaimana absorpsi dari usus, transpor dalam darah dan
distribusinya ketempat kerjanya dan jaringan lain (Tan Hoan Tjay. 2007).
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yangdipergunakan
oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah,
meringankan, dan menyembuhkan penyakit (Syamsuni. 2016).
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran urin
atau kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat
lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara
3. tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat yang
memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume
darah (dekstran) atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (air,
alkohol) (Tjay Tan Hoan. 2007).
Pada percobaan kali ini digunakan hewan uji mencit. Mencit memiliki
banyak keunggulan sebagai hewan percbaan yaitu siklus hidup yang relatif
pendek, jumlah anak perkelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi dan
mudah dalam penanganannya. Adapun kekurangannya yaitu aktivitas
terganggu bila ada manusia (Hasanah Uswatul.2015).
4. 1.B Maksud, Tujuan dan Prinsip Percobaan
1. Maksud Percobaan
Untuk mengetahui dan memahami efek diuretik suatu obat pada
hewan uji.
2. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui efek diuretiksuatu obat untuk mengetahui
mekanisme terjadinya diuresis terhadap hewan uji mencit (Mus musculus).
3. Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah pengujian aktivitas obat diuretik
berdasarkan pengeluaran urin.Pada aktivitas obat spironolakton dan infusa
daun sambung nyawa dengan konsentrasi 2,4 % yang dapat digunakan
untuk membuang cairan atau garam berlebihan dari tubuh mencit(Mus
musculus) melalui pengeluaran urin.
5. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.A Teori Ringkas
Farmakologi terutama terfokus pada 2 subdisiplin yaitu
farmakodinamik dan farmakokinetik. Farmakokinetik ialah apa yang
dialami obat yang diberikan pada suatu makhlu, yaitu absirbsi, distribusi,
biotransformasi, dan ekskresi. Farmakodinamik menyangkut pengaruh
obat terhadap sel hidup, organ atau makhluk, secara keseluruhan erat
berhubungan dengan fisiologi, biokimia dan patologi (Sulistia Gan
Gunawan. 2007).
Efek obat akan hilang jika obat telah bergerak keluar dari tubuh atau
tempat aksinya, baik dalam bentuk yang tidak berubah maupun sebagai
metabolit yang dikeluarkan melalui proses ekskresi (Syamsuni. 2016).
Obat adalah bentuk-bentuk sediaan tertentu dari bahn-bahan obat yang
digunakan pada hewan dan manusia. Potensi kerja suatu senyawa untuk
ukuran dan konsentrasi yang dibutuhkan untuk mencapai efek tertentu
makin besar potensi kerja, makin rendah dosis (konsentrasi) yang
dibutuhkan (Mutschler Ernst. 1991).
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran urin
atau kemih (diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat-obat
lainnya yang menstimulasi diuresis dengan mempengaruhi ginjal secara
tak langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat yang
6. memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar volume
darah (dekstran) atau merintangi sekresi hormon antidiuretik ADH (air,
alkohol) (Tan Hoan Tjay. 2007).
Obat diuretik adalah obat yang berfungsi untuk meluruhkan air seni
atau obat yang berfungsi meningkatkan pembuangan air seni oleh ginjal.
Tanaman obat diuretik adalah tanaman obat yang salah satu sifatnya dapat
meluruhkan air seni diuretik (Permadi. 2006).
Cara kerja diuretik adalah penghambatan secara kompetitif
hiperaldosterinisme terjadi karena peningkatan ekskresi aldosteron oleh
korteks bertambah. Hal ini disebabkan oleh sekresi glikokortikoid tersebut
terjadi karena pembedahan, rasa takut, stress, trauma fisik, perdarahan,
asupan kalsium meningkat, asupan natrium menurun, bendungan vena
kava interior, sirosis hepatis, nefrosis, dan gagal jantung (Rahardja. 2008).
7. II.B Uraian bahan
II.B.1 Aquades ( Fi edisi III hal 96 )
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
Pemerian : Cairan jernih,tidak berwarna,tidak berbau,tidak
mempunyai rasa
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
II.B.2 Asam pikrat ( Fi edisi III hal 736 )
Nama resmi : TRINITROFENOL
Nama lain : Asam pikrat
Pemerian : Serbuk halus,kuning terang, tidak berbau, tidak
mudah meledak
Rumus molekul : C6H2(OH) (NO2)3
Berat molekul : 229,11
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai penandaan hewan
8. II.B.3 Na CMC ( Fi edisi III hal 401 )
Nama resmi : NATRII CARBOXYMETHYLCELLULOSUM
Nama lain : Natrium karboksimetilselulosa
Pemerian : Serbuk atau butiran putih atau putih kuning
gading,tidak berbau,atau hampir tidak
berbau,higroskopik
Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk
suspensikoloida,tidak berbau,tidak larut dalam
etanol (95%) dalam eter p, dan dalam pelarut
organik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pensuspensi
9. II.C. Uraian sampel
II.C.1. Mencit (Musmusculus )
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Musmusculus
Mencit memiliki ciri-ciri berupa bentuk tubuh kecil,berwarna
putih,memiliki siklus teratur yaitu 4-5 hari. Kondisi ruang untuk pemeliharaan
mencit harus senantiasa bersih,kering,dan jauh dari kebisingan,suhu ruang
pemeliharaan juga harus dijaga kisarannya antara 18-19oCserta kelembapan
udara antara 30-40oC . ( Akbar budhi 2010 )
10. II.D. Uraian sampel
II.D.1. Spironolakton
Spironolakton 25mg : 100 mg. In: hipertensi esensial, edema pada penyakit
jantung kongestif, edema yang disertai peningkatan kadar aldosteron dalam
darah, ,misalnya pada sindrom nefrotik atau sinosis hati juga dinyatakan
dalam diagnosis maupun pengobatan pada hiperaldos teronisme primen. Ki:
tidak boleh diberikan pada penderita hiperkolamia atau gangguan ginjal yang
berat. Ds: 50-500mg sehari dalam dosis bagi : selanjutnya dapat ditingkatkan
sampai 400mg. Anak : 3mg/kg BB/hari dalam dosis bagi.Km: 0,05 x 10 tab
25mg .Dos 10 x 10 tab 100 mg. ( Rachardian,dani.2010 )
II.D.2. Daun sambung nyawa
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatopyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Gynura
Spesies : Gynuraprocumbers ( Lour ) mers
Daun sambung nyawa adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang
basah dan sepintas menyerupai rumput berbatang tegak. Batang pohonnya
berdiameter 0,2-0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau
dan apabila tua berubah menjadi coklat. Daun sambung nyawa berbentuk
bulat telur : pada tepinya bergerigi dengan jarak agak jarang berbulu halus
hampir tidak kelihatan.
11. BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan bahan yang digunakan:
1. Alat yang digunakan:
a. Batangpengaduk
b. Erlenmeyer
c. Gelaskimia
d. Gelasukur
e. Kanula
f. Kompor
g. Lumpang dan stamfer
h. Penangas air
i. Spoit oral
j. Timbangan
2. Bahan yang digunakan:
a. Air suling (H2O)
b. Asampikrat (C6H2(OH)(N02)3)
c. Eritromisin (C37H6NO13)
d. Infusadaunafrika (Vernonia Amygdalina DCI)
e. Mencit (Mus musculus)
f. Na.cmc (NATRII
CARBOXYMETHYLCELLULOSUM)
12. B. Cara kerja
1. Disiapkanalat dan bahan yang digunakan
2. Dibuatinfusadaunafrikadengankonsentrasi 30%
denganmenimbangsebanyak30 gram dan
memanaskandaunafrikakedalam 100 ml aquadestselama 15 menit pada
suhu 900 C
3. Dibuatsuspensieritromisin
4. Ditimbangberat badan masing-masingmencit (Mus musculus)
5. Diberipenandaan pada mencit
6. Dibuatperhitungandosis yang akandiberikan pada masing-
masingmencit (Mus musculus)
7. Diberiinfusadaunafrika pada mencit I dan mencit II dengankonsentrasi
30% sebanyak 0,03 ml pada mencit II
8. Diberisuspensiobateritromisin pada mencit III dan mencit IV sebanyak
4,22 ml pada mencit 3 dan 3,40 ml pada mencit IV
9. Diberiaquadest pada mencit V sebagaikontrolsebanyak 0,25 ml
10. Diamatipeningkatanlajunafas, penurunanaktifitas, lumpuh, kejang,
urinasi, diare, dan salivasidarimasing-
masingmencitdenganrentangwaktu 5,10,15,30 dan 60 menit.
13. BABI V
HASIL PENGAMATAN
IV.A Tabel hasil pengamatan
Perlakuan Berat
mencit
(g)
Volume
air (ml)
Volume
perlakuan
Mulai
berkemih
Ml
urin 10
menit
komula
tif
Kontrol
Obat
(spironolakton)
+ Na cmc
Obat
(spironolakton)
+ Na cmc
Infusa (daun
sambung
nyawa)
Infusa (daun
sambung
nyawa)
29,419
24,673
26,917
24,673
0,5 ml
0,5 ml
0,5 ml
0,5 ml
0,2 ml
0,2 ml
0,2 ml
0,2 ml
4 menit
1 2 3 4
0,10,1
14. 27,927 0,5 ml 0,2 ml 40 menit 0,3 0,3
IV.B Analisis hasil
1. Mencit 1
Volume urin yang di ekskresikan dalam ml/jamπ₯ 100 %
Volume air yang di berikan per oral
=
π
0,5 +0,2
π₯ 100 %
= 0 %
2. Mencit 2
15. Volume urin yang di ekskresikan dalam ml/jam π₯ 100 %
Volume air yang di berikan per oral
=
0
0,5+0,2
π₯ 100 %
= 0 %
3. Mencit 3
Volume urin yang di ekskresikan dalam ml/jam π₯ 100 %
Volume air yang di berikan per oral
=
1,2
0,5+0,2
π₯ 100 %
= 0 %
4. Mencit 4
Volume urin yang di ekskresikan dalam ml/jamπ₯ 100 %
Volume iar yang di berikan per oral
=
0
0,5+0,2
π₯ 100 %
= 0 %
5. Mencit 5
Volume urin yang d ekskresikan dalam ml/jam π₯ 100 %
Volume air yang di berikan per oral
=
0,3
0,5+0,2
π₯ 100 %
= 42,857 %
IV.C Perhitungan bahan
1. Faktor konfersi
Fk = 25 mg x 0,0026
= 0,65
16. =
2,482
10
= 0,25 gr
2. Pembuatan suspensi spironolakton
=
250 ππ ~ 25 ππ β ππ πππ
100 ππ
=
250
100
x 1 ml
= 2,5 ml
=
0,065
2,5
= 0,026 ml
=
250
2
= 125 mg
3. Dosis pemberian mencit
a. Mencit 1 dan mencit 3 (suspensi spironolakton)
Mencit 2 :
24,673
20
x 0,26 = 0,32 ml
Mencit 3 :
26,917
20
x 0,26 = 0,34 ml
b. Mencit 4 dan 5
Mencit 4 :
27,927
20
x 0,26 = 0,36 ml
Mencit 5 :
24
20
x o,26 = o,32 ml
c. Mencit 1 (kontrol)
29,719
20
π₯ 1 ππ = 1,50 ml
17. BAB V
PEMBAHASAN
Diuretik adalah obat-obat yang meningkatkan laju aliran urin. Namun
secara klinik,diuretik juga bermanfaat untuk menigkatkan laju ekskresi Na dan
anion yang menyertainya.
Pada parktikum ini digunakan infusa daun sambung nyawa dan obat
spironolakton sebagai diuretik.
Pertama-tama infusa daun sambung nyawa 2,4 % dan suspensi obat
spironolakton sebanyak 0,125 %. Setelah itu, ditimbang semua berat mencit dan
di hitung dosis pemberian oral kepada mencit, kemudiian masing-masing mencit
diberi air mineral hangat sebanyak 0,5 ml.
Pada mencit pertama yang tidak diberi perlakuan, tidak mengeluarkan urin
dari menit pertama sampai menit 40, pada mencit kedua yang diberi obat
spironolakton sebanyak 0.2 ml tidak menghasilkan urin dari menit pertama
sampai menit 40. Untuk mencit ke tiga yang diberi infusa daun sambung nyawa
sebanyak 0,2 ml juga tidak mengeluarkan urin sampai pada menit ke 40. Pada
mencit ke empat sebagai replika obat spironolakton mengeluarkan urin pada menit
ke 4 sebanyak 0,1 ml. Kemudian pada mencit ke 5 sebagai replika daun sambung
nyawa mengeluarkan urin pada menit ke 40 sebanyak 0.3 ml.
Adapun faktor-faktor kesalahan yang dapat terjadi yaitu:
a. Kurangnya ketelitian dalam membersihkan alat-alat sehingga bahan
terkontaminasi
b. Adanya kesalahan dalam menimbang serta menentukan dosis pemberian.
18. BAB VI
PENUTUP
VI.A Kesimpulan
Sampel obat spironolakton mempunyai daya diuretik lebih tinggi dan
dan dapat memberi efek diuretik yang lebih besar daripada infusa daun
sambung nyawa,karena spironolakton lebih cepat memberi reaksi diuretik.
Pada spironolakton mengeluarkan urin pada menit ke 4 sebanyak 0.1 ml
Sedangkan pada infusa daun sambung nyawa mengeluarkan urin pada
Menit ke 40 sebanyak 0,3 ml.
VI.B Saran
Sebagai praktikan kami mengharapkan agar bahan di laboratorium
dilengkapi, agar parktikum dapat berjalan dengan baik.
19. DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Dirjen
POM
Hasanah Uswatul. 2015. Analisis Pertumbuhan Mencit (Mus musculus) ICR Dari
Hasil
Perkawinan Inbreeding Dengan Pemberian Pakan AD1 Dan AD2.
Makassar: USN Alauddin.
Katzung Bertam. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika
Mutschler Ernst. 1991. Dinamika Obat. Bandung: ITB
Permadi. 2006. Tanaman Obat Pelancar Air Seni. Jakarta: Penebar Swadaya
Syamsuni. 2016. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: EGC
Sulistia Gan Gunawan. 2016. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: UI
Tan Hoan Tjay. 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta: Alex Media Komputindo
20. SKEMA KERJA
Disiapkanalat dan bahan
Dibuatinfusadaunafrikadengankonsentrasi 30% denganmenimbang 30 gram,
laludipanaskandalam 100 ml aquadestselama 15 menit
Dibuatsuspensieritromisin pada mencit
Ditimbangberat badan masing-masingmencit
Diberipenandaan pada mencit
Dibuatperhitungandosis yang akandiberikan pada masing-masingmencit
Diberiinfusadaunafrika pada mencit I dan Mencit II dengankonsenterasi 30%
sebanyak 0,04 ml pada mencit I dan mencit II sebanyak 0,03 ml
Diberisuspensiobateritromisin pada mencit III dan mencit IV. Pada mencit III
sebanyak 4,22 ml dan mencit IV sebanyak 3,40 ml
Diberiaquadest pada mencit V sebagaikontrolsebanyak 0,25 ml