3. SEJARAH
• Diperkirakan tahun 846 M utusan Khalifah al-Mutawakkil dari Kerajaan Abbasiyah di Baghdad
tiba di Tidore. Pada saat itu, di Tidore sedang terjadi pertikaian antar momole. Salah seorang
anggota rombongan turun tangan dengan memfasilitasi perundingan yang disebut dengan
Togorebo. Dalam peristiwa itu, setiap momole yang sampai ke lokasi pertemuan selalu
meneriakkan To ado re. Konon, sejak saat itu mulai dikenal kata Tidore.
• Menurut catatan Kesultanan Tidore, kerajaan ini berdiri sejak Jou Kolano Sahjati naik tahta
pada 12 Rabiul Awal 502 H (1108 M).
4. • Pada abad ke 16 M, orang Portugis dan Spanyol datang ke Maluku --termasuk Tidore-- untuk
mencari rempah-rempah, momonopoli perdagangan kemudian menguasai dan menjajah
negeri kepulauan tersebut. Dalam usaha untuk mempertahankan diri, telah terjadi beberapa
kali pertempuran antara kerajaaan-kerajaan di Kepulauan Maluku melawan kolonial Portugis
dan Spanyol.
• Dalam sejarah perjuangan di Tidore, sultan yang dikenal paling gigih dan sukses melawan
Belanda adalah Sultan Nuku (1738-1805 M).
• Di masa Sultan Nuku inilah, Tidore mencapai masa kegemilangan dan menjadi kerajaan besar
yang disegani di seluruh kawasan itu, termasuk oleh kolonial Eropa. Di masa Sultan Nuku
juga, kekuasaan Tidore sampai ke Kepulauan Pasifik.
5. SILSILAH
• Dari sejak awal berdirinya hingga saat ini, telah berkuasa 38 orang sultan di Tidore. Saat
ini, yang berkuasa adalah Sultan Hi. Djafar Syah. (nama dan silsilah para sultan lainnya,
dari awal hingga yang ke-37 masih dalam proses pengumpulan data).
6. PERIODE PEMERINTAHAN
• Kerajaan Tidore berdiri sejak 1108 M dan berdiri sebagai kerajaan merdeka hingga akhir
abad ke-18 M. setelah itu, kerajaan Tidore berada dalam kekuasaan kolonial Belanda.
Setelah Indonesia merdeka, Tidore menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
7. WILAYAH KEKUASAAN
• Pada masa kejayaannya, wilayah kerajaan Tidore mencakup kawasan yang cukup luas
hingga mencapai Kepulauan Pasifik. Wilayah sekitar pulau Tidore yang menjadi bagian
wilayahnya adalah Papua, gugusan pulau-pulau Raja Ampat dan pulau Seram.
• Di Kepulauan Pasifik, kekuasaan Tidore mencakup Mikronesia, Kepulauan Marianas,
Marshal, Ngulu, Kepulauan Kapita Gamrange, Melanesia, Kepulauan Solomon dan
beberapa pulau yang masih menggunakan identitas Nuku, seperti Nuku Haifa, Nuku Oro,
Nuku Maboro dan Nuku Nau. Wilayah lainnya yang termasuk dalam kekuasaan Tidore
adalah Haiti dan Kepulauan Nuku Lae-lae, Nuku Fetau, Nuku Wange dan Nuku Nono.
8. STRUKTUR PEMERINTAHAN
• Struktur tertinggi kekuasaan berada di tangan sultan. Menariknya, Tidore tidak mengenal sistem
putra mahkota. Seleksi sultan dilakukan melalui mekanisme seleksi calon-calon yang diajukan
dari Dano-dano Folaraha (wakil-wakil marga dari Folaraha), yang terdiri dari Fola Yade, Fola Ake
Sahu, Fola Rum dan Fola Bagus
• sultan (kolano) dibantu oleh suatu Dewan Wazir. Anggota Dewan wazir terdiri dari Bobato pehak
raha (empat pihak bobato; semcam departemen) dan wakil dari wilayah kekuasan
9. KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
• Tidore sendiri telah menjadi pusat pengembangan agama Islam di kawasan kepulauan
timur Indonesia. Kuatnya relasi antara masyarakat Tidore dengan Islam tersimbol dalam
ungkapan adat mereka: Adat ge mauri Syara, Syara mauri Kitabullah (Adat bersendi Syara,
Syara bersendi Kitabullah).
• Dalam usaha untuk menjaga keharmonisan dengan alam, masyarakat Tidore
menyelenggarakan berbagai jenis upacara adat. Di antara upacara tersebut adalah
upacara Legu Gam Adat Negeri, upacara Lufu Kie daera se Toloku (mengitari wilayah
diiringi pembacaan doa selamat), upacara Ngam Fugo, Dola Gumi, Joko Hale dan
sebagainya.