SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
Materi Disampaikan Dalam Diklat “Penulisan Karya Tulis Ilmiah”
Angkatan I, 5 Agustus 1998
!"
#
" $
Menulis pada hakekatnya adalah suatu kegiatan yang dapat dengan
mudah dilakukan oleh setiap orang (terutama bagi yang telah bebas B3 :
Buta Huruf, Buta Aksara dan Buta Pengetahuan Dasar). Namun
kenyataannya, banyak orang yang mengaku tidak bisa atau tidak pandai
menulis, meskipun dia adalah seorang sarjana. Hal ini dapat dipahami, sebab
menulis bukan semata-mata aktivitas untuk merangkaikan huruf menjadi
kata, dan merangkaikan kata menjadi kalimat. Lebih dari itu, menulis adalah
upaya merangkaikan ide, gagasan dan atau pemikiran kedalam kalimat
secara permanen, sehingga dapat dimengerti / dipahami oleh pihak lain,
bahkan dapat digunakan untuk mempengaruhi ide, gagasan dan atau
pemikiran orang lain.
Dengan demikian, dapat dikatakan pula bahwa menulis merupakan
suatu aktivitas yang gampang-gampang susah. Artinya, untuk sekedar
memindahkan ide, gagasan, atau bahasa lisan kedalam bahasa tertulis,
adalah sesuatu yang cukup mudah. Namun untuk mampu menyusun
sistematika pemikiran, penggunaan ejaan dan tanda baca yang baik, serta
kedalaman dan ketajaman materi, adalah sesuatu yang sangat sulit. Untuk
itu, keterampilan dan kemampuan menulis harus terus dibina / dilatih dengan
disertai pengetahuan dan kemampuan yang memadai dalam aspek-aspek
yang terkait dengan penulisan.
Disamping itu, dalam era informasi dan komunikasi canggih saat ini,
kemampuan menulis sangat dibutuhkan oleh seluruh profesi yang ada. Oleh
karena itu, meskipun sistem informasi dan komunikasi dewasa ini cenderung
semakin paper-less, namun kemampuan menulis tidak mungkin dapat
diabaikan, apalagi dihilangkan.
Menulis dapat dikatakan sebagai suatu proses kreatif. Artinya,
menulis merupakan kegiatan yang mengandalkan kepada kemampuan pikir
(intelektual) yang tidak dimiliki sembarang orang. Disamping itu, suatu
tulisan yang baik harus pula melalui proses untuk mengorganisasikan ide
atau gagasan, serta fakta-fakta yang ada, sehingga tulisan tersebut dapat
dipahami secara jelas, sistematis, serta mampu memenuhi tujuannya. Dan
akhirnya, dalam menulis-pun dibutuhkan keterampilan untuk mengolah data
maupun berbagai referensi yang dapat mendukung dan memberi bobot lebih
pada tulisan yang kita susun.
Selanjutnya dari proses tersebut, masih dibutuhkan pengetahuan dan
atau kemampuan lain, yakni metode atau teknik penulisan. Dengan dua
macam kemampuan ini, barulah dapat dihasilkan sebuah tulisan, baik
kategori ilmiah maupun non ilmiah. Dengan kata lain, hanya orang-orang
kreatiflah yang akan dapat menjadi penulis yang baik.
(Lihat Transparan 1 dan 2).
Dalam kaitan ini, untuk dapat menjadi seorang penulis yang baik,
langkah pertama yang harus dilakukan adalah perbanyaklah membaca.
Sebab, dengan banyak membaca ini, paling tidak akan didapatkan tiga
keuntungan sebagai berikut :
1. Dengan banyak membaca, seseorang dapat memperkaya ide dari berbagai
sumber informasi. Dan semakin banyaknya dimiliki ide ini, seseorang
akan semakin mampu memilah ide yang perlu dan up to date, atau ide
yang tidak perlu, usang dan out of date.
2. Dengan banyak membaca, seseorang akan dapat mengetahui selera
pembaca. Dan kemampuan mengetahui selera pembaca akan
memungkinkan seseorang untuk mengarahkan tulisannya sesuai selera
dan keinginan pembaca. (contoh : selera pembaca “Femina” dan “Gatra”
tidaklah sama).
3. Dengan banyak membaca, seseorang dapat belajar mengenai bagaimana
seorang penulis menyampaikan dan mengorganisasikan ide atau gagasan,
menyusun kalimat yang efektif, dan sebagainya.
Bagi seseorang yang telah terbiasa menulis, tahapan-tahapan yang
dilaluinya sering tidak teratur. Misalnya, begitu ada ide atau gagasan yang
muncul tentang suatu fenomena, dia langsung menuangkan secara analitis
dalam tulisan, dan setelah itu baru mencarikan konteks (latar belakang) yang
sesuai dengan ide atau gagasannya tersebut, atau memperkaya dengan
bahan-bahan pembanding lainnya. Akan tetapi bagi seseorang yang belum
terbiasa menulis, beberapa tahapan dibawah ini dapat membantu untuk
mempermudah penulisan.
Dalam hal ini, menurut Semi (1990 : 11-15) ; Karim (1989 : 5-6) ;
Widyamartaya (1978 : 9-14), tahapan menulis dapat disusun sebagai berikut.
1. Memunculkan gagasan
Oleh karena tulisan merupakan kumpulan gagasan, maka tidak ada
tulisan yang tidak mengandung gagasan. Sehubungan dengan hal
tersebut, langkah pertama adalah mencari, menggali dan atau
memunculkan gagasan.
Selanjutnya apabila ide / gagasan telah muncul, perlu dilakukan
pencatatan terhadap setiap ide yang muncul (seringkali datang dengan
seketika). Ide yang muncul pertama kali ini dapat disamakan dengan
inspirasi atau ilham, yang tentu saja belum tersusun secara sistematis.
Oleh karena itu, untuk dapat melakukan sistematisasi, sekaligus untuk
membantu ingatan, maka apapun, kapanpun dan dimanapun gagasan / ide
muncul, hendaknya langsung dituangkan kedalam catatan kecil.
Adapun gagasan, ide atau masalah ini dapat diperoleh atau digali melalui
empat sumber, yakni :
a. Pengalaman
Setiap peristiwa yang menimpa seseorang (misalnya mendaki gunung,
hidup masa muda di pedesaan, susahnya mencari pekerjaan, menolong
kecelakaan, dan sebagainya) dapat dimanfaatkan sebagai sumber ide,
khususnya dalam segi-segi yang menarik, dan bukan semata-mata
proses kejadian dari peristiwa tersebut.
b. Pengamatan
Banyak peristiwa yang terjadi disekeliling kita yang sifatnya sekali
terjadi (einmalig) atau berulang (siklis). Terhadap peristiwa tersebut,
seringkali dibiarkan dan diabaikan begitu saja terjadi. Namun bagi
orang-orang tertentu peristiwa tersebut mungkin menarik
perhatiannya, sehingga selalu diikuti dan diamati, dengan disertai
pertanyaan-pertanyaan : mengapa terjadi, kapan telah terjadi dan akan
terjadi lagi, apa tanda-tanda kejadiannya, dan sebagainya. pengamatan
terhadap sesuatu yang melekat atau menyertai peristiwa tertentu ini
dapat disebut sebagai fenomena atau gejala. Contoh : mengapa di
musim kemarau banyak terjadi perceraian di Kuningan, Indramayu
dan sekitarnya ; mengapa produktivitas organisasi mengalami
penurunan. Berbagai hasil pengamatan inilah yang bisa dijadikan
sebagai sumber atau bahan tulisan.
c. Imajinasi
Pengalaman dan pengamatan berangkat dari sesuatu yang riil dan
konkrit, sedangkan imajinasi adalah penggambaran tentang sesuatu
yang semu / maya dan abstrak. Namun imajinasi dapat pula dibentuk
oleh pengalaman atau pengamatan, yang kemudian diberi nilai-nilai
yang “abstrak” tadi. Contoh : kehidupan di penjara adalah konkrit
bagi nara pidana, namun kitapun dapat mengimajinasikan hidup dan
tinggal di penjara. Inilah salah satu sumber / bahan penulisan, yang
membutuhkan daya khayal tinggi.
d. Pendapat / Keyakinan
Pendapat biasanya bersifat subyektif, yang menunjukkan sikap atau
pandangan seseorang terhadap obyek tertentu. Misalnya adalah
pendapat tentang kelakuan / perilaku selebritis, tentang keindahan
suatu lukisan, tentang kebijakan yang ditempuh pemerintah dibidang
ekonomi, dan sebagainya. Selain itu, seseorang juga mempunyai
keyakinan, misalnya tentang sesuatu yang gaib, tentang akan
terjadinya letusan gunung merapi, dan sebagainya. adanya pendapat
dan keyakinan ini dapat dijadikan sebagai sumber atau bahan
tulisan.
2. Pengumpulan Informasi
Langkah berikutnya adalah mengumpulkan informasi dan data yang
relevan dengan topik atau pokok bahasan yang akan ditulis. Hal ini
diperlukan untuk memperlengkap dan memperkaya bahan penulisan,
sehingga dapat dihindari pengungkapan dan isi tulisan yang monoton.
Data dan informasi ini dapat berupa gambar, angka statistik, grafik,
pendapat para pakar, dan sebagainya.
3. Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan tulisan merupakan tahap yang cukup penting, sebab
tujuan penulisan sangat berpengaruh terhadap bentuk, panjang dan cara
penyajian tulisan. Tujuan ini dapat berdiri sendiri, tetapi lebih sering
merupakan gabungan dari beberapa tujuan. Adapun tujuan yang biasanya
dimiliki oleh penulis adalah sebagai berikut :
a. Memberikan arahan, yakni memberi petunjuk kepada orang lain
dalam mengerjakan sesuatu, misalnya cara menjalankan mesin.
b. Menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelasan
tentang sesuatu yang harus diketahui orang lain, misalnya manfaat
olah raga bagi kesehatan jantung, pentingnya lingkungan hidup.
c. Menceritakan kejadian, yaitu memberikan informasi tentang sesuatu
peristiwa yang berlangsung disuatu tempat dan suatu waktu, misalnya
tentang perjuangan P. Diponegoro, kerusuhan dan penjarahan di
Jakarta.
d. Meringkaskan, yaitu membuat rangkuman suatu tulisan sehingga
menadi lebih singkat.
e. Meyakinkan, yaitu tulisan yang berusaha meyakinkan, mempengaruhi
dan atau mempengaruhi pendapat dan sikap orang lain.
Berikut ini dikemukakan be berapa contoh tulisan singkat, dan Anda
diminta untuk menentukan jenis tujuannya.
(Lihat Transparan 3).
4. Perancangan Tulisan
Merancang tulisan diartikan sebagai kegiatan penilaian kembali informasi
dan data, pemilihan sub topik, penetapan bentuk / panjang tulisan, serta
penulisan outline / bagan atau plot karangan atau tulisan.
Bagan, otline atau plot dari tulisan ini dapat menggunakan beberapa pola,
antara lain : DAM-D, D-S-D, PMT, 5W + 1H, dan T-A-S.
(Lihat Transparan 4).
5. Penulisan
Ini dapat dikatakan sebagai tahap terpenting dari proses penulisan secara
keseluruhan. Dalam tahap ini, jangan dilupakan tentang hal-hal : tujuan
penulisan, sasaran pembaca, pemilihan kalimat yang efektif, dan
sebagainya.
6. Penyuntingan / Revisi
Setelah draft tulisan selesai, ada baiknya kita baca ulang dalam
kedudukan kita sebagai pembaca. Dari proses baca ulang ini bisa jadi
akan ditemukan kesalahan atau kejanggalan, baik dalam hal tanda baca,
kesinambungan antar paragraf, akurasi data, efektivitas kalimat (apakah
terjadi pengulangan yang tidak perlu), dan sebagainya. Jika ternyata ada
kesalahan atau kejanggalan ini, maka perlu diadakan perbaikan / revisi.
Proses perbaikan setelah selesai tersusun draft tulisan inilah yang disebut
editing atau penyuntingan.
Untuk dapat menghasilkan tulisan yang baik dan menarik, lugas dan
tuntas, serta enak dibaca dan perlu, maka seorang penulis harus
memperhatikan prinsip penulisan. Menurut Carl Goeller (dalam Semi, 1990 :
16), suatu tulisan hendaknya memenuhi prinsip ABC (Acuracy, Brevity,
Clarity), atau akurat, singkat dan jelas.
Tulisan yang akurat, artinya segala sesuatu yang dikemukakan dalam
tulisan memberi keyakinan kepada pembaca, karena informasi atau
gagasan yang disampaikan adalah sesuatu yang masuk akal, atau dirasakan
sebagai sesuatu yang benar. Nama-nama atau data yang dikemukakan
dituliskan dengan tepat, dan tidak ada pernyataan yang terlalu luas dan
umum, sehingga dapat dipahami dengan mudah serta tidak
menimbulkan prasangka.
Tulisan yang singkat, artinya tulisan itu hanya menyatakan apa yang
perlu dan patut dikatakan, dan tidak melebih-lebihkan suatu fakta.
Penggunaan bahasa juga tidak menimbulkan kesan menggurui, dan cukup
menggunakan kata-kata yang secara umum telah banyak diketahui banyak
orang.
Tulisan yang jelas, artinya tulisan itu mudah dipahami pembaca,
seolah-olah ia sedang berhadapan dengan penulis. Dengan kata lain, tulisan
yang jelas adalah tulisan yang bagi pembaca dinilai informatif dan
komunikatif.
Prinsip-prinsip ini dapat diukur dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan tertentu.
(Lihat Transparan 5).
1. Kurang percaya diri.
Ketika dihadapkan pada suatu kasus yang harus dianalisa / dipecahkan –
apalagi secara tertulis – sebagian besar orang selalu berpikir bahwa “saya
tidak bisa”. Lebih-lebih jika dalam komunitas lingkungannya terdapat
satu atau beberapa orang yang bisa menulis, maka ia cenderung
menyarankan agar orang itulah yang mengerjakan tugas. Padahal orang
yang bisa menulis belum tentu merasa lebih pandai dibanding temannya.
Disamping itu, bentuk rasa kurang percaya diri dapat terlihat bahwa
seseorang malu jika tulisannya dibaca orang lain.
Kerugian dari kendala ini adalah bahwa ia tidak akan segera tahu
kelemahannya ; dan kalaupun ia mengetahuinya maka ia kurang terpacu
untuk memperbaiki kelemahannya tersebut.
2. Kesulitan dalam menentukan kata pembuka atau kata permulaan.
Ide / gagasan yang menumpuk di kepala, kadang begitu sulit ditransfer
dalam bentuk tertulis. Seorang orator ulung, belum tentu seorang penulis
yang baik ; sebaliknya, seorang yang kurang mampu berdebat secara
sistematis, belum tentu tidak memiliki kemampuan untuk menulis secara
baik. Sebab, suatu ide / gagasan dapat ditransfer melalui dua macam cara,
yakni secara lisan dan secara tertulis. Idealnya, setiap orang memiliki
kedua jenis kemampuan ini. Kesulitan dalam menentukan kata pembuka
ini sama artinya dengan kebingungan dalam menentukan pijakan awal
tulisan. Padahal, ketepatan dalam menentukan kata pembuka ini akan
menentukan minat pembaca untuk mengetahui seluruh isi tulisan.
!
3. Ketajaman analisis yang kurang.
Sering terjadi bahwa suatu analisis tertulis tidak mampu mendekati
permasalahan secara komprehensif (dari berbagai sudut pandang / aspek).
Suatu kajian yang khusus dilihat dari aspek tertentupun (ekonomi, sosial,
politik, dan sebagainya), sering dinilai “dangkal atau sempit”.
4. Alur pikir kurang jelas.
Tidak jarang terjadi bahwa suatu tulisan yang cukup panjang (10 halaman
atau lebih) ternyata tidak mengandung pesan (message) tertentu sebagai
gagasan pokok (main idea) si penulis. Lebih dari itu, isi alinea yang satu
dengan alinea yang lain seperti berdiri sendiri dan tidak ada kaitan.
Dalam keadaan demikian, tentulah seorang pembaca akan kesulitan
memahami keinginan dan jalan berpikir atau alur pikir si penulis.
5. Sering terjadinya pengulangan kata / kalimat.
Sering kita temui, dalam satu tulisan – bahkan dalam satu kalimat –
terjadi pengulangan kata yang tidak perlu. Hal ini selain kurang menarik,
juga tentu saja memperlihatkan kepada pembaca bahwa si penulis
kekurangan kosa kata (perbendaharaan kata). Dalam keadaan demikian,
dapat dipastikan bahwa pembaca kurang tertarik, dan akhirnya
memutuskan untuk tidak melanjutkan membaca tulisan tersebut.
"
1. Tingkatkan rasa percaya diri
Ingatlah kata klasik yang mengatakan bahwa “jika orang lain bisa, maka
saya-pun pasti bisa”. Jangan sekali-kali berpikir bahwa “tulisan saya
harus bermutu / berbobot”. Perlu diketahui bahwa tidak ada penulis besar
yang “jadi” dengan tiba-tiba. Pada tahap awal, semua calon penulis
mengalami ‘sindrom’ ini.
Perlu diketahui bahwa dikaitkan dengan mutu / bobot tulisan, pada
dasarnya tidak ada seorang penulis-pun yang merasa tulisannya dapat
dinilai baik. Bahkan sering terjadi si A menilai tulisan si B lebih baik
dibanding tulisannya ; sementara si B justru menilai tulisan si A lebih
baik dibanding tulisannya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan rasa
percaya diri, hindarkanlah melakukan penilaian terhadap tulisan diri
sendiri, serta pikirkanlah bahwa orang lain pasti menilai tulisan kita baik.
2. Gunakan Rumus “TOP – KUAT”
Memang, kata pembuka tidaklah sepenting judul. Namun jagalah agar
pembaca sudah tidak tertarik dengan kalimat pertama yang Anda
gunakan. Untuk itu, beberapa kata pembuka disini dapat dijadikan ancar-
ancar.
T (tema) = mulailah dengan kalimat / pernyataan yang merupakan
tesis atau pernyataan tema.
O (omogan) = mulailah dengan suatu percakapan atau dialog yang
berkaitan dengan tema
P (perbuatan) = mulailah dengan suatu tindakan.
K (kuriositas) = mulailah dengan kalimat / pernyataan yang akan
membangkitkan rasa ingin tahu.
U (ungkapan) = mulailah dengan suatu ungkapan, peribahasan, kutipan.
A (anekdot) = mulailah dengan menceritakan pengalaman, kisah kecil
atau anekdot yang dapat menampilkan tema yang
ditulis.
T (tanya) = mulailah dengan suatu pertanyaan, baik yang sungguh-
sungguh ingin dijawab maupun yang tidak ingin dijawab
(retoris).
(Lihat Transparan 6).
3. Diskusi dan Perbanyaklah Membaca
Kedalaman dan ketajaman analisis tulisan hanya dapat diatasi dengan
memperbanyak diskusi dengan teman atau orang lain, menghadiri banyak
seminar dan acara ilmiah lain, serta dengan menggiatkan kegemaran
membaca. Yakinlah bahwa ketajaman dan kedalaman analisis tulisan
orang lain semata-mata disebabkan karena ia lebih dahulu membaca buku
dibandingkan kita.
4. Gunakan Pola Bagan / Plot, dan Kalimat Sambung.
Ketika kita mengalami kesulitan untuk menyambungkan paragraf yang
satu dengan paragraf yang lain, atau ide yang satu dengan ide yang lain,
gunakan atau pilih beberapa outline, bagan atau plot yang sesuai dengan
selera Anda (DAM-D, D-S-D, PMT, 5W + 1H, dan T-A-S). Disamping
itu, Anda dapat memanfaatkan pemmakaian beberapa kata sambung,
misalnya : oleh karena itu, sehubungan dengan hal tersebut, meskipun
demikian, mengingat hal tersebut diatas … maka ….., dari uraian diatas
jelaslah kiranya bahwa …., dengan kata lain, dan sebagainya.
Untuk mengurangi kesalahan dan kelemahan dalam alur tulisan, dapat
pula digunakan beberapa kaidah penggunaan paragraf baru sebagai
berikut:
a. Paragraf baru biasanya digunakan jika ada peralihan waktu, misalnya :
“satu minggu kemudian, ….”.
b. Paragraf baru biasanya digunakan jika ada peralihan tempat, misalnya
: “tidak jauh dari situ …..”.
c. Paragraf baru biasanya digunakan jika ada pergantian penekanan atau
pandangan, misalnya : “dari lain pihak, ….”.
d. Paragraf baru biasanya digunakan untuk menguraikan atau
menceritakan hal baru yang mirip dengan hal yang sudah dibicarakan
sebelumnya, misalnya : “tidak jauh berbeda dengan hal itu, ….”.
e. Paragraf baru biasanya digunakan jika ingin membandingkan atau
mempertentangkan hal satu dengan yang lain, misalnya : “hal tersebut
apabila dibandingkan dengan …..”.
5. Perkaya Kosakata (perbendaharaan kata).
Jangan biasakan mengulang kata yang sama untuk menunjukkan hal /
obyek yang sama. Misalnya, gunakan istilah masyarakat, rakyat, warga,
anggota komunitas, untuk menggambarkan sekelompok orang yang
tinggal di suatu teritorial tertentu.
# $ %
# #
& $$
Dalam suatu proses penulisan, selalu terdapat kemungkinan
keliru. Dengan kata lain, kekeliruan adalah sesuatu yang sangat
wajar dan biasa. Dalam hal ini, paling tidak terdapat 6 (enam)
kemungkinan keliru dalam menulis, yaitu (Karim, 1989 : 6):
1. Salah penegasan atau melebih-lebihkan fakta.
2. Salah penafsiran / interpretasi karena kekurangan fakta.
3. Kekeliruan data, istilah atau kutipan.
4. Kesimpulan yang salah atu kurang bukti.
5. Gagal dalam membedakan antara fakta dan opini.
6. Kontradiksi dan inkonsistensi.
LATIHAN - 1
Dengan memperhatikan pentahapan dalam menulis, buatlah tulisan dengan
ide-ide atau gagasan sebagaimana tersedia pada bagian dibawah ini, atau
ide-ide lain yang dapat Anda kembangkan sendiri. Untuk latihan ini, panjang
tulisan cukup ! 1 halaman, dan dapat Anda kembangkan sendiri pada
kesempatan yang lain. Perhatikan pula tentang pemilihan bentuk tulisan
yang cocok untuk masing-masing ide / gagasan.
1. Krisis moneter yang dialami bangsa Indonesia saat ini dan beberapa
waktu yang lalu, telah mengarah pula kepada krisis politik dan krisis
kepercayaan kepada pemerintah. Akibatnya, situasi politik hampir tidak
terkendali yang ditandai oleh banyak peristiwa penjarahan, pemerkosaan,
perusakan, dan sebagainya. Korban dari peristiwa tersebut kebanyakan
adalah WNI keturunan Cina, sehingga sebagian diantara mereka memilih
meninggalkan Indonesia, baik untuk sementara waktu maupun untuk
seterusnya. Sikap ini ternyata makin mendorong krisis ekonomi makin
parah, sebab merekalah sebenarnya para pelaku ekonomi di negeri ini.
Dari situasi tersebut muncul ide sebagai berikut : WNI keturunan ini
hendaknya mengambil situasi sekarang sebagai momentum untuk
menunjukkan rasa nasionalisme dan kepeduliannya atas kehidupan rakyat
kecil pada umumnya. Caranya, mereka mengurangi tingkat keuntungan
usaha, misalnya jika sebelumnya menetapkan angka keuntungan sebesar
25 %, sekarang dibatasi sebesar 10 % dan sisanya disumbangkan kepada
masyarakat yang membutuhkan. Jika hal ini dilakukan, maka keberadaan
mereka akan dapat diterima oleh warga pribumi, sekaligus akan
mencegah terjadinya kasus-kasus serupa di kemudian hari.
2. Seiring dengan krisis yang terjadi, akhir-akhir ini dapat diamati tentang
merebaknya para pengamen baru, pengemis baru, pedagang asongan
baru, maupun para peminta sumbangan untuk berbagai keperluan, yang
beroperasi di setiap simpang jalan di kota-kota besar. Parahnya, diantara
mereka adalah anak-anak kecil yang sesungguhnya belum layak
dimanfaatkan sebagai “faktor produksi” (tenaga kerja). Tentu saja,
kondisi tersebut merupakan kemunduran atau penurunan mutu kehidupan
bermasyarakat. Untuk mengatasi hal ini, muncul ide sebagai berikut :
Lembaga-lembaga atau instansi pemerintah hendaknya memperbesar rasa
tanggungjawab dan kepedulian terhadap kehidupan sosial masyarakat,
terutama yang tinggal di sekeliling instansi tersebut. Caranya, mereka
menyisihkan dana yang dihimpun dari para karyawannya, dan digunakan
untuk membiayai sekolah dan biaya hidup sehari-hari bagi 2 – 3 anak
terlantar yang minta-minta di jalanan. Jika di Jawa Barat terdapat 500
instansi, berarti ada 1000 – 1500 anak yang terselamatkan. Belum lagi
jika lembaga swasta dan militer diajak dalam penyelenggaraan program
ini.
3. Keadaan ekonomi Indonesia yang makin terpuruk dewasa ini, telah
menyebabkan Indonesia sebagai negara termiskin di dunia dengan GNP
sebesar US $ 300. Dilihat dari kebijakan ekonomi yang ditempuh
pemerintah selama 32 tahun terakhir, dapat dikatakan telah terjadi
kesalahan strategi. Selama ini seolah-olah terkondisi bahwa ekonomi
rakyat kurang dibina secara serius, sementara para konglomerat diberi
kesempatan untuk berkembang secara leluasa, misalnya melalui hutang
luar negeri. Disatu pihak hal ini memang memacu laju pertumbuhan
ekonomi (LPE) negara, namun di pihak lain merupakan “bom waktu”
yang ternyata telah meledak beberapa saat yang lalu. Untuk itu,
pemerintah perlu menerapkan kebijakan pembangunan yang lebih tepat
dalam berbagai aspeknya.
4. Kehidupan masyarakat pedesaan di Desa “X” ditandai dengan laju
pertumbuhan penduduk (LPP) yang tinggi, tingkat pendidikan yang
rendah, pendapatan yang rendah, serta berbasis ekonomi pertanian
dengan teknologi sederhana. Hal ini mengakibatkan makin sulitnya
pembangunan dilaksanakan di desa tersebut, yang pada gilirannya
mengakibatkan makin menurunnya derajat kemakmuran warga desa,
sekaligus ditandai dengan meningkatnya urbanisasi, pengangguran dan
tingkat kriminalitas baik di kota maupun di desa itu sendiri. Anda diminta
untuk melakukan analisis tentang kemungkinan penerapan suatu program
pembangunan tertentu yang cocok dan berhasil jika diimplementasikan di
desa tersebut.
5. Sebagai salah satu jenis jabatan fungsional, kenaikan pangkat dan kinerja
widyaiswara diukur dari angka kredit yang dikumpulkan dalam jangka
waktu tertentu. Dan salah satu butir penilaian yang menghasilkan banyak
angka kredit adalah karya tulis (khususnya yang masuk kategori ilmiah).
Namun kenyataannya, sedikit sekali jumlah widyaiswara yang hobby dan
atau memiliki kemampuan menulis secara baik. Jangankan menulis
tentang sesuatu diluar disiplinnya, menulis diktat atau modul mata kuliah
tertentu yang dipegangnya-pun tidak dilakukan. Akibatnya, sering terjadi
kasus keterlambatan kenaikan pangkat bagi Widyaiswara, yang
semestinya dapat diproses setiap 2 tahun sekali.
LATIHAN - 2
Anda diminta untuk membuat tulisan dengan pola pembaganan (plot /
outline) tertentu dengan tema atau topik-topik sebagai berikut. Anda dapat
pula menentukan tema-tema yang sesuai dengan minat dan atau bidang tugas
Anda.
1. Pola DAM-D
Tema : 1. Kewajiban Memakai Helm bagi Pengendara Sepeda Motor.
2. Korban Letusan Gunung Merapi
2. Pola D-S-D
Tema : 1. Rejim Pemerintah Orde Baru
2. Kesejahteraan Masyarakat
3. Pola PMT
Tema : 1. Taat Pajak.
2. PHK dan Pengangguran
4. Pola 5W + 1H
Tema : 1. Program Wajib Belajar 9 Tahun.
2. Pembakaran Kantor Polsek di Garut
5. Pola T-A-S
Tema : 1. Penerapan Sistem Angka Kredit bagi Widyaiswara
2. Hak Asasi Manusia
$
( TRANSPARANSI )
KEGIATAN INTELEKTUAL
MENGORGANISASIKAN IDE DAN FAKTA
MENGELOLA REFERENSI DAN DATA
•
• !
" #
$
CARA / LANGKAH MEMPEROLEH
PENGETAHUAN
CARA / LANGKAH
MENGORGANISASIKAN IDE DAN FAKTA
CARA / LANGKAH MENGELOLA
REFERENSI DAN DATA
1
!
!
" #
!
"
# $ % & &
& & '
& $ (
&
' $ $ " & )* + ,
& " &
- " &
. ! $ & -
/ " $ $ &
& &
& $
& $ $
) $ 0
,
1 $ $
&
% -
2
2
2
2
"
Pernyataan / Kalimat Tujuan
1. Ambillah segelas tepung, tiga sendok makan
gula, lima gram pala, dan aduklah ketiganya.
2. Tubuh kita terdiri dari kulit, daging, tulang dan
darah
3. Semua mahasiswa diharuskan mempelajari
secara teliti teknis menulis laporan yang baik
karena suatu ketika mereka mesti menulis
laporan
4. Macbeth adalah suatu cerita tentang seorang
laki-laki yang ambisius, menghasut istrinya
untuk membunuh raja dengan maksud untuk
merebut tahta kerajaan
5. Indonesia tidak boleh menggantungkan
pendapatan pada komoditi minyak, tetapi harus
pula menggalakkan komoditi non migas.
6. Adik saya yang terkecil jatuh dari pohon
jambu gara-gara mengambil layang-layang
yang menyangkut di pohon itu.
7. Menunda usia perkawinan merupakan salah
satu bagian program KB yang harus mendapat
tanggapan positif dari generasi muda.
8. 200 meter setelah melewati jembatan, Anda
harus belok kiri melalui jalan setapak, dan
setelah menapaki jalan ini sepanjang 100
meter, Anda akan menemui rumah tua.
9. Kebanyakan mahasiswa yang gagal adalah
mahasiswa yang tidak mempunyai program
belajar yang baik.
10.Pada tahun 1492, Colombus mendarat di San
Salvador.
11.Waktu akan belajar, duduklah dengan baik dan
singkirkan semua benda yang dapat
mengganggu konsentrasi.
3
' % ( (
1. DAM-D
Pola ini mengajarkan bahwa alur menulis didahului oleh adanya duduk
perkara (D), yang kemudian disusul dengan alasan yang mendasari
penulis mengemukakan pendapat tentang duduk perkara tersebut, yang
disertai dengan misal (contoh), dan selanjutnya kembali menegaskan
tentang duduk perkara semula.
Contoh untuk tema “Menulis di Surat Pembaca” :
Duduk perkara : Seluruh media cetak saat ini menyediakan kolom untuk
Surat Pembaca. Kita harus memanfaatkan dengan sebaik-
baiknya.
Alasan : Saat ini banyak peristiwa yang terjadi ditengah masyarakat yang
memerlukan penanganan pihak berwenang dengan segera.
Namun karena jangkauan yang terbatas ditambah lagi dengan
tingkat kepedulian warga yang rendah, sehingga banyak kasus
yang terpendam sekian tahun tanpa penyelesaian yang
memuaskan.
Misal : Sebagaimana yang terjadi di Kecamatan “X”, keberadaan
jembatan yang menghubungkan antara Desa “Y” dengan Desa
“Z” telah lama rusak berat. Bahkan dua orang warga telah
mengalami kecelakaan, ketika pada musim penghujan melewati
jembatan yang terendam air tersebut.
Duduk perkara : mengingat hal-hal tersebut diatas, maka warga
masyarakat yang menemui suatu masalah atau keadian,
hendaknya tidak sungkan-sungkan untuk mengutarakan melalui
Surat Pembaca di media massa.
2. D-S-D
Pola ini mengungkapkan suatu ide atau gagasan berdasarkan pembabakan
waktu, dari masa / keadaan dahulu (D), perkembangannya pada masa
sekarang (S), serta kemungkinannya pada masa depan (D).
4
Contoh untuk tema “Tradisi di Negeri Kita” :
Dahulu : Tradisi atau adat dalam masyarakat kita, dahulu disamakan
dengan aturan atau hukum, yang mengandung sanksi berat
bagi pelanggarnya.
Sekarang : Seiring dengan perkembangan jaman dan pengaruh dari
manca negara, saat ini banyak sekali generasi muda yang
kurang mentaati tradisi, disamping penegakan hukumnya
juga kurang dilaksanakan secara konsekuen. Apalagi dengan
adanya hukum nasional yang telah terkodifikasi, maka
kekuatan tradisi maskin meluntur saja.
Depan : Materi, norma dan nilai yang terkandung dalam budaya dan
tradisi asli bangsa Indonesia, hendaknya juga mewarnai
pembentukan hukum nasional.
3. PMT
Dengan pola ini, seorang penulis pada tahap pertama hendaknya berusaha
menarik perhatian (P) calon pembacanya. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara antara lain membuka dengan kalimat yang menarik (lihat
bagian lain makalah ini = cara mengatasi kendala dalam menulis).
Selanjutnya, usahakan untuk terus memikat perhatian pembaca dengan
cara membangkitkan minat (M) pembaca untuk terus membaca. Hal ini
dapat dilakukan misalnya dengan menyinggung kebutuhan, keinginan
dan cita-cita pembaca.
Apabila minat pembaca telah terbangkitkan, maka ajaklah / pengaruhilah
pembaca untuk melakukan suatu tindakan (T) yang konkrit, misalnya
memilih suatu tanda gambar tertentu dalam pemilu, melakukan
siskamling, dan sebagainya.
Contoh untuk tema “Hidup Sederhana” :
Perhatian : Berulang kali Bapak Presiden menganjurkan agar kita hidup
sederhana. Tetapi berulangkali pula kita menyaksikan,
bagaimana anjuran tersebut tidak dihiraukan. Ternyata, gejala
berlomba dalam kemewahan, masih tetap termasuk salah satu
pola budaya pop kita dewasa ini.
Minat : Keadaan tersebut jelas sangat bertentangan dengan kondisi
sebagian besar masyarakat kecil di pedesaan, yang untuk
makanpun seringkali masih kekurangan. Bagaimana
kepedulian dan rasa solidaritas kita melihat kenyataan ini ?
Tindakan : Oleh karena itu, marilah kita ulurkan tangan, singsingkan
baju, untuk bersama-sama membantu meringankan
penderitaan saudara kita yang kedinginan, kesakitan,
kelaparan, ketakutan, dan …..
4. 5W + 1H
Pola ini sesungguhnya sudah sangat umum digunakan, yang intinya
bahwa dalam setiap tulisan hendaknya mengandung unsur-unsur apa,
siapa, kapan, dimana / kemana / darimana, mengapa dan bagaimana.
Contoh untuk tema “Wabah Demam Berdarah” :
• Apa peristiwa / kejadian / kasusnya ?
• Siapa yang terserang ?
• Kapan timbul / terjadinya ?
• Dimana terjadinya, darimana sumbernya, kemana penyebarannya ?
• Mengapa terjadi ?
• Bagaimana kondisi korban, pencegahan / penanggulangannya ?
5. T-A-S
Pola ini biasanya digunakan untuk menyusun tulisan yang bersifat
argumentatif, dengan mengemukakan Tesis, Antitesis, dan Sintesis.
Contoh untuk tema “Ideologi Ekonomi Kebangsaan” :
Tesis : Ideologi marxisme yang berkembang di negara-negara
komunis, pada dasarnya tidak mengakui hak kepemilikan
secara pribadi, dan semua hak milik adalah milik negara.
Dalam keadaan seperti ini, jelas masyarakat sebagai individu
kehilangan salah satu hak asasi terpentingnya.
Antitesis : Sementara menurut ideologi kapitalisme, campur tangan
negara relatif kecil, dan hubungan antara masyarakat lebih
berdasar kepada mekanisme pasar. Akibatnya, berlaku
hukum the survival of the fittest atau homo homini lupus.
Dalam alam kehidupan ini, masyarakat kecil selalu menjadi
korban dari kelompok masyarakat yang lebih kuat.
Sintesis : Kita tidak menginginkan dampak-dampak negatif dari kedua
jenis ideologi diatas. Harmoni dan keseimbangan dalam
masyarakat adalah kondisi ideal yang kita cita-citakan. Untuk
itu, negara / pemerintah harus memegang peran cukup besar,
namun tidak mematikan potensi individu. Inilah sistem
ekonomi Pancasila yang menentang praktek-praktek
monopoli, etatisme dan liberalisme.
$ % #
1. Apakah tulisan saya tidak menyampaikan gagasan atau pesan
secara berlebihan ?
2. Apakah saya telah memikirkan dengan masak gagasan yang
saya sampaikan ?
3. Apakah saya telah mengecek seluruh gambar, skema, peta,
tabel, grafik, angka, dan nama-nama sehingga tidak keliru ?
4. Apakah tulisan saya tidak mengandung salah cetak, kerancuan
dan pengulangan kalimat, atau kesalahan lainnya ?
1. Apakah saya telah menggunakan cara yang paling singkat
untuk menyampaikan gagasan saya ?
2. Adakah ungkapan klise yang tidak perlu dan dapat dibuang ?
3. Apakah saya telah membuat saya sedemikian singkat, namun
pembaca masih dapat menerima ide saya secara utuh ?
%
1. Apakah saya sendiri mengerti dengan apa yang saya
kemukakan ?
2. Apakah saya telah memilih kata dengan cermat ?
3. Apakah kata ganti nama yang saya gunakan tepat dan
konsisten ?
4. Apakah dengan menggunakan gambar, skema, peta, tabel,
grafik, dan angka, akan memperjelas uraian ?
5
T = Banjir di Bandung Selatan telah menyita korban jiwa.
O = “He, suara apa itu ?”, tanya ayah tiba-tiba.
“Sepertinya gemuruh air, pak”, jawabku dengan gugup.
P = Begitu mendengar suara gemuruh, seketika Bapak berlari dan
memukul kentongan bertubi-tubi.
K = Sampai saat ini belum diketahui asal air bah yang telah
merenggut 100 korban jiwa itu.
U = Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih, …..
A = Ketika kami sedang membicarakan tentang banjir di Cina, tiba-
tiba kami mendengar suara gemuruh yang sangat riuh.
T = Siapa yang tidak pedih hatinya mendengar berita musibah besar
itu ?.
6
DAFTAR KEPUSTAKAAN
M. Atar Semi, Menulis Efektif, Padang : Angkasa Raya, 1990
M. Rusli Karim, Metode Penulisan Ilmiah, makalah tidak diterbitkan,
Yogyakarta, 1989.
Widyamartaya, Kreatif Mengarang, Yogyakarta : Kanisius, 1978

More Related Content

What's hot

himpunan vektor resiprokal dan hasil kali triple
himpunan vektor resiprokal dan hasil kali triple himpunan vektor resiprokal dan hasil kali triple
himpunan vektor resiprokal dan hasil kali triple yulisna hambali
 
Uji perbedaan ayda tri_valen_virdya
Uji perbedaan ayda tri_valen_virdyaUji perbedaan ayda tri_valen_virdya
Uji perbedaan ayda tri_valen_virdyaAyda Fitriani
 
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiContoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiazrin10
 
Prota dan prosem SMP kelas 9
Prota dan prosem SMP kelas 9Prota dan prosem SMP kelas 9
Prota dan prosem SMP kelas 9Aisyah Turidho
 
Menyederhanakan Bentuk Aljabar
Menyederhanakan Bentuk AljabarMenyederhanakan Bentuk Aljabar
Menyederhanakan Bentuk AljabarAzka Larissa
 
Korelasi Point Biserial
Korelasi Point BiserialKorelasi Point Biserial
Korelasi Point BiserialLina Mursyidah
 
Tentang Uji Validitas dan Reliabilitas
Tentang Uji Validitas dan ReliabilitasTentang Uji Validitas dan Reliabilitas
Tentang Uji Validitas dan ReliabilitasDzul Fiqri
 
RPP matematika kelas 4
RPP matematika kelas 4RPP matematika kelas 4
RPP matematika kelas 4Erma Yafi
 
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6   fungsi-fungsi multiplikatifModul 6   fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatifAcika Karunila
 
Modul 5 residu kuadratis
Modul 5   residu kuadratisModul 5   residu kuadratis
Modul 5 residu kuadratisAcika Karunila
 
Koordinat Kartesius KD 3.2
Koordinat Kartesius KD 3.2Koordinat Kartesius KD 3.2
Koordinat Kartesius KD 3.2Ainun Farichah
 
Uji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametrisUji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametrisPrima37
 
Ukuran simpangan,dispersi dan variasi
Ukuran simpangan,dispersi dan variasiUkuran simpangan,dispersi dan variasi
Ukuran simpangan,dispersi dan variasiferoza rosalina
 
Telaah literatur dan rerangka konseptual
Telaah literatur dan rerangka konseptualTelaah literatur dan rerangka konseptual
Telaah literatur dan rerangka konseptualKasi Irawati
 
ATP Matematika x SMA.pdf
ATP Matematika x SMA.pdfATP Matematika x SMA.pdf
ATP Matematika x SMA.pdfMeldaElisa2
 

What's hot (20)

Kurva Normal
Kurva NormalKurva Normal
Kurva Normal
 
Kelompok 9 puzle teorema phytagoras
Kelompok 9 puzle teorema phytagorasKelompok 9 puzle teorema phytagoras
Kelompok 9 puzle teorema phytagoras
 
himpunan vektor resiprokal dan hasil kali triple
himpunan vektor resiprokal dan hasil kali triple himpunan vektor resiprokal dan hasil kali triple
himpunan vektor resiprokal dan hasil kali triple
 
Teori himpunan
Teori himpunanTeori himpunan
Teori himpunan
 
Uji perbedaan ayda tri_valen_virdya
Uji perbedaan ayda tri_valen_virdyaUji perbedaan ayda tri_valen_virdya
Uji perbedaan ayda tri_valen_virdya
 
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiContoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
 
Prota dan prosem SMP kelas 9
Prota dan prosem SMP kelas 9Prota dan prosem SMP kelas 9
Prota dan prosem SMP kelas 9
 
Menyederhanakan Bentuk Aljabar
Menyederhanakan Bentuk AljabarMenyederhanakan Bentuk Aljabar
Menyederhanakan Bentuk Aljabar
 
Korelasi Point Biserial
Korelasi Point BiserialKorelasi Point Biserial
Korelasi Point Biserial
 
Tentang Uji Validitas dan Reliabilitas
Tentang Uji Validitas dan ReliabilitasTentang Uji Validitas dan Reliabilitas
Tentang Uji Validitas dan Reliabilitas
 
Uji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffeUji tukey & Uji scheffe
Uji tukey & Uji scheffe
 
RPP matematika kelas 4
RPP matematika kelas 4RPP matematika kelas 4
RPP matematika kelas 4
 
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6   fungsi-fungsi multiplikatifModul 6   fungsi-fungsi multiplikatif
Modul 6 fungsi-fungsi multiplikatif
 
Modul 5 residu kuadratis
Modul 5   residu kuadratisModul 5   residu kuadratis
Modul 5 residu kuadratis
 
Koordinat Kartesius KD 3.2
Koordinat Kartesius KD 3.2Koordinat Kartesius KD 3.2
Koordinat Kartesius KD 3.2
 
Uji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametrisUji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametris
 
Ukuran simpangan,dispersi dan variasi
Ukuran simpangan,dispersi dan variasiUkuran simpangan,dispersi dan variasi
Ukuran simpangan,dispersi dan variasi
 
Telaah literatur dan rerangka konseptual
Telaah literatur dan rerangka konseptualTelaah literatur dan rerangka konseptual
Telaah literatur dan rerangka konseptual
 
statistik
statistikstatistik
statistik
 
ATP Matematika x SMA.pdf
ATP Matematika x SMA.pdfATP Matematika x SMA.pdf
ATP Matematika x SMA.pdf
 

Similar to Dasar-Dasar Penulisan Karya Tulis

MATERI PEKSOS- PENULISAN ARTIKEL DAN RILIS.pdf
MATERI PEKSOS- PENULISAN ARTIKEL DAN RILIS.pdfMATERI PEKSOS- PENULISAN ARTIKEL DAN RILIS.pdf
MATERI PEKSOS- PENULISAN ARTIKEL DAN RILIS.pdfBettyHerlina4
 
Tugas bhs indonesia ttg persuasi
Tugas bhs indonesia ttg persuasiTugas bhs indonesia ttg persuasi
Tugas bhs indonesia ttg persuasiGrannisaPratami
 
Pelatihan Dasar Mengenal jurnalistik Universitas Negeri Jakarta
Pelatihan Dasar Mengenal jurnalistik Universitas Negeri Jakarta Pelatihan Dasar Mengenal jurnalistik Universitas Negeri Jakarta
Pelatihan Dasar Mengenal jurnalistik Universitas Negeri Jakarta Founder Budaya Mandiri
 
Menulis artikel
Menulis artikelMenulis artikel
Menulis artikelmbanarti
 
Menulis di Koran
Menulis di KoranMenulis di Koran
Menulis di Koran555
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi b indo
Prediksi materi soal berdasarkan kisi b indoPrediksi materi soal berdasarkan kisi b indo
Prediksi materi soal berdasarkan kisi b indoarif widyatma
 
Makalah Kelompok 5 Keterampilan Menulis.docx
Makalah Kelompok 5 Keterampilan Menulis.docxMakalah Kelompok 5 Keterampilan Menulis.docx
Makalah Kelompok 5 Keterampilan Menulis.docxFitriyahpipit2
 
Hakikat menulis dalam bahasa Indonesia
Hakikat menulis dalam bahasa IndonesiaHakikat menulis dalam bahasa Indonesia
Hakikat menulis dalam bahasa IndonesiaNia Suharta
 
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)Into Setiawan
 
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaContoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaReski Aprilia
 
Tulisan dalam aktivitas kebahasaan
Tulisan dalam aktivitas kebahasaanTulisan dalam aktivitas kebahasaan
Tulisan dalam aktivitas kebahasaanmdrrizaldy
 
Meningkatkan kemampuan membaca dengan metode card sort
Meningkatkan kemampuan membaca dengan metode card sortMeningkatkan kemampuan membaca dengan metode card sort
Meningkatkan kemampuan membaca dengan metode card sortFirda Rahma
 
Makalah bindo
Makalah bindoMakalah bindo
Makalah bindotaufiq99
 

Similar to Dasar-Dasar Penulisan Karya Tulis (20)

MATERI PEKSOS- PENULISAN ARTIKEL DAN RILIS.pdf
MATERI PEKSOS- PENULISAN ARTIKEL DAN RILIS.pdfMATERI PEKSOS- PENULISAN ARTIKEL DAN RILIS.pdf
MATERI PEKSOS- PENULISAN ARTIKEL DAN RILIS.pdf
 
Tugas bahasa
Tugas bahasaTugas bahasa
Tugas bahasa
 
Bind9 kd2
Bind9 kd2Bind9 kd2
Bind9 kd2
 
Tugas bhs indonesia ttg persuasi
Tugas bhs indonesia ttg persuasiTugas bhs indonesia ttg persuasi
Tugas bhs indonesia ttg persuasi
 
Pelatihan Dasar Mengenal jurnalistik Universitas Negeri Jakarta
Pelatihan Dasar Mengenal jurnalistik Universitas Negeri Jakarta Pelatihan Dasar Mengenal jurnalistik Universitas Negeri Jakarta
Pelatihan Dasar Mengenal jurnalistik Universitas Negeri Jakarta
 
Menulis artikel
Menulis artikelMenulis artikel
Menulis artikel
 
Menulis di Koran
Menulis di KoranMenulis di Koran
Menulis di Koran
 
Metode Penulisan Modul
Metode Penulisan ModulMetode Penulisan Modul
Metode Penulisan Modul
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi b indo
Prediksi materi soal berdasarkan kisi b indoPrediksi materi soal berdasarkan kisi b indo
Prediksi materi soal berdasarkan kisi b indo
 
Karangan
KaranganKarangan
Karangan
 
Makalah Kelompok 5 Keterampilan Menulis.docx
Makalah Kelompok 5 Keterampilan Menulis.docxMakalah Kelompok 5 Keterampilan Menulis.docx
Makalah Kelompok 5 Keterampilan Menulis.docx
 
Metode penulisan makalah
Metode penulisan makalahMetode penulisan makalah
Metode penulisan makalah
 
Metode penulisan makalah
Metode penulisan makalahMetode penulisan makalah
Metode penulisan makalah
 
Hakikat menulis dalam bahasa Indonesia
Hakikat menulis dalam bahasa IndonesiaHakikat menulis dalam bahasa Indonesia
Hakikat menulis dalam bahasa Indonesia
 
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
 
Contoh makalah bi
Contoh makalah biContoh makalah bi
Contoh makalah bi
 
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaContoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
 
Tulisan dalam aktivitas kebahasaan
Tulisan dalam aktivitas kebahasaanTulisan dalam aktivitas kebahasaan
Tulisan dalam aktivitas kebahasaan
 
Meningkatkan kemampuan membaca dengan metode card sort
Meningkatkan kemampuan membaca dengan metode card sortMeningkatkan kemampuan membaca dengan metode card sort
Meningkatkan kemampuan membaca dengan metode card sort
 
Makalah bindo
Makalah bindoMakalah bindo
Makalah bindo
 

More from Tri Widodo W. UTOMO

Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanBeyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanTri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTri Widodo W. UTOMO
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluTri Widodo W. UTOMO
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNTri Widodo W. UTOMO
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTri Widodo W. UTOMO
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarTri Widodo W. UTOMO
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightTri Widodo W. UTOMO
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahTri Widodo W. UTOMO
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaTri Widodo W. UTOMO
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTri Widodo W. UTOMO
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaTri Widodo W. UTOMO
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakTri Widodo W. UTOMO
 

More from Tri Widodo W. UTOMO (20)

Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian KesehatanBeyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
Beyond IKK: Kualitas Kebijakan Kementerian Kesehatan
 
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi BerkelanjutanStrategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
Strategi Kolaboratif untuk Inovasi Berkelanjutan
 
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelaksanaan Bangkom Berbasis Teknologi Informasi
 
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin BerprestasiTransformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
Transformasi untuk LAN Semakin Berprestasi
 
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus KebijakanTata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
Tata Kelola Kebijakan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam PemiluStrategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
Strategi Kebijakan Penguatan Netralitas ASN dalam Pemilu
 
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASNPengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
Pengelolaan Kinerja dalam Manajemen ASN
 
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor BerkelanjutanTranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
Tranformasi Kab. Bogor Berkelanjutan
 
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor PublikManajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
Manajemen Perubahan & Penerapannya di Sektor Publik
 
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan PijarProspek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
Prospek Kolaborasi LAN-Yayasan Pijar
 
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral InsightGamifikasi Zoom & Behavioral Insight
Gamifikasi Zoom & Behavioral Insight
 
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di DaerahSignifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
Signifikansi Pendampingan Labinov di Daerah
 
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di IndonesiaPeta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
Peta Kinerja Inovasi Daerah di Indonesia
 
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui InovasiKab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
Kab. Bireuen, Mengakselerasi Kinerja Melalui Inovasi
 
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus KebijakanPerumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
Perumusan Peraturan Berdasar Siklus Kebijakan
 
Recharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang PanjangRecharging Inovasi Padang Panjang
Recharging Inovasi Padang Panjang
 
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin BerprestasiTransformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
Transformasi untuk Parepare Semakin Berprestasi
 
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era DisrupsiTransformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
Transformasi Administrasi Publik Menjawab Tantangan Era Disrupsi
 
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu BangsaKorpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
Korpri & Inovasi sebagai Perekat & Pemersatu Bangsa
 
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik BerdampakInovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
Inovasi Sebagai Strategi Mewujudkan Pelayanan Publik Berdampak
 

Recently uploaded

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

Dasar-Dasar Penulisan Karya Tulis

  • 1. Materi Disampaikan Dalam Diklat “Penulisan Karya Tulis Ilmiah” Angkatan I, 5 Agustus 1998
  • 2. !" # " $ Menulis pada hakekatnya adalah suatu kegiatan yang dapat dengan mudah dilakukan oleh setiap orang (terutama bagi yang telah bebas B3 : Buta Huruf, Buta Aksara dan Buta Pengetahuan Dasar). Namun kenyataannya, banyak orang yang mengaku tidak bisa atau tidak pandai menulis, meskipun dia adalah seorang sarjana. Hal ini dapat dipahami, sebab menulis bukan semata-mata aktivitas untuk merangkaikan huruf menjadi kata, dan merangkaikan kata menjadi kalimat. Lebih dari itu, menulis adalah upaya merangkaikan ide, gagasan dan atau pemikiran kedalam kalimat secara permanen, sehingga dapat dimengerti / dipahami oleh pihak lain, bahkan dapat digunakan untuk mempengaruhi ide, gagasan dan atau pemikiran orang lain. Dengan demikian, dapat dikatakan pula bahwa menulis merupakan suatu aktivitas yang gampang-gampang susah. Artinya, untuk sekedar memindahkan ide, gagasan, atau bahasa lisan kedalam bahasa tertulis, adalah sesuatu yang cukup mudah. Namun untuk mampu menyusun sistematika pemikiran, penggunaan ejaan dan tanda baca yang baik, serta kedalaman dan ketajaman materi, adalah sesuatu yang sangat sulit. Untuk itu, keterampilan dan kemampuan menulis harus terus dibina / dilatih dengan disertai pengetahuan dan kemampuan yang memadai dalam aspek-aspek yang terkait dengan penulisan. Disamping itu, dalam era informasi dan komunikasi canggih saat ini, kemampuan menulis sangat dibutuhkan oleh seluruh profesi yang ada. Oleh karena itu, meskipun sistem informasi dan komunikasi dewasa ini cenderung semakin paper-less, namun kemampuan menulis tidak mungkin dapat diabaikan, apalagi dihilangkan.
  • 3. Menulis dapat dikatakan sebagai suatu proses kreatif. Artinya, menulis merupakan kegiatan yang mengandalkan kepada kemampuan pikir (intelektual) yang tidak dimiliki sembarang orang. Disamping itu, suatu tulisan yang baik harus pula melalui proses untuk mengorganisasikan ide atau gagasan, serta fakta-fakta yang ada, sehingga tulisan tersebut dapat dipahami secara jelas, sistematis, serta mampu memenuhi tujuannya. Dan akhirnya, dalam menulis-pun dibutuhkan keterampilan untuk mengolah data maupun berbagai referensi yang dapat mendukung dan memberi bobot lebih pada tulisan yang kita susun. Selanjutnya dari proses tersebut, masih dibutuhkan pengetahuan dan atau kemampuan lain, yakni metode atau teknik penulisan. Dengan dua macam kemampuan ini, barulah dapat dihasilkan sebuah tulisan, baik kategori ilmiah maupun non ilmiah. Dengan kata lain, hanya orang-orang kreatiflah yang akan dapat menjadi penulis yang baik. (Lihat Transparan 1 dan 2). Dalam kaitan ini, untuk dapat menjadi seorang penulis yang baik, langkah pertama yang harus dilakukan adalah perbanyaklah membaca. Sebab, dengan banyak membaca ini, paling tidak akan didapatkan tiga keuntungan sebagai berikut : 1. Dengan banyak membaca, seseorang dapat memperkaya ide dari berbagai sumber informasi. Dan semakin banyaknya dimiliki ide ini, seseorang akan semakin mampu memilah ide yang perlu dan up to date, atau ide yang tidak perlu, usang dan out of date. 2. Dengan banyak membaca, seseorang akan dapat mengetahui selera pembaca. Dan kemampuan mengetahui selera pembaca akan memungkinkan seseorang untuk mengarahkan tulisannya sesuai selera dan keinginan pembaca. (contoh : selera pembaca “Femina” dan “Gatra” tidaklah sama). 3. Dengan banyak membaca, seseorang dapat belajar mengenai bagaimana seorang penulis menyampaikan dan mengorganisasikan ide atau gagasan, menyusun kalimat yang efektif, dan sebagainya.
  • 4. Bagi seseorang yang telah terbiasa menulis, tahapan-tahapan yang dilaluinya sering tidak teratur. Misalnya, begitu ada ide atau gagasan yang muncul tentang suatu fenomena, dia langsung menuangkan secara analitis dalam tulisan, dan setelah itu baru mencarikan konteks (latar belakang) yang sesuai dengan ide atau gagasannya tersebut, atau memperkaya dengan bahan-bahan pembanding lainnya. Akan tetapi bagi seseorang yang belum terbiasa menulis, beberapa tahapan dibawah ini dapat membantu untuk mempermudah penulisan. Dalam hal ini, menurut Semi (1990 : 11-15) ; Karim (1989 : 5-6) ; Widyamartaya (1978 : 9-14), tahapan menulis dapat disusun sebagai berikut. 1. Memunculkan gagasan Oleh karena tulisan merupakan kumpulan gagasan, maka tidak ada tulisan yang tidak mengandung gagasan. Sehubungan dengan hal tersebut, langkah pertama adalah mencari, menggali dan atau memunculkan gagasan. Selanjutnya apabila ide / gagasan telah muncul, perlu dilakukan pencatatan terhadap setiap ide yang muncul (seringkali datang dengan seketika). Ide yang muncul pertama kali ini dapat disamakan dengan inspirasi atau ilham, yang tentu saja belum tersusun secara sistematis. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan sistematisasi, sekaligus untuk membantu ingatan, maka apapun, kapanpun dan dimanapun gagasan / ide muncul, hendaknya langsung dituangkan kedalam catatan kecil. Adapun gagasan, ide atau masalah ini dapat diperoleh atau digali melalui empat sumber, yakni : a. Pengalaman Setiap peristiwa yang menimpa seseorang (misalnya mendaki gunung, hidup masa muda di pedesaan, susahnya mencari pekerjaan, menolong kecelakaan, dan sebagainya) dapat dimanfaatkan sebagai sumber ide,
  • 5. khususnya dalam segi-segi yang menarik, dan bukan semata-mata proses kejadian dari peristiwa tersebut. b. Pengamatan Banyak peristiwa yang terjadi disekeliling kita yang sifatnya sekali terjadi (einmalig) atau berulang (siklis). Terhadap peristiwa tersebut, seringkali dibiarkan dan diabaikan begitu saja terjadi. Namun bagi orang-orang tertentu peristiwa tersebut mungkin menarik perhatiannya, sehingga selalu diikuti dan diamati, dengan disertai pertanyaan-pertanyaan : mengapa terjadi, kapan telah terjadi dan akan terjadi lagi, apa tanda-tanda kejadiannya, dan sebagainya. pengamatan terhadap sesuatu yang melekat atau menyertai peristiwa tertentu ini dapat disebut sebagai fenomena atau gejala. Contoh : mengapa di musim kemarau banyak terjadi perceraian di Kuningan, Indramayu dan sekitarnya ; mengapa produktivitas organisasi mengalami penurunan. Berbagai hasil pengamatan inilah yang bisa dijadikan sebagai sumber atau bahan tulisan. c. Imajinasi Pengalaman dan pengamatan berangkat dari sesuatu yang riil dan konkrit, sedangkan imajinasi adalah penggambaran tentang sesuatu yang semu / maya dan abstrak. Namun imajinasi dapat pula dibentuk oleh pengalaman atau pengamatan, yang kemudian diberi nilai-nilai yang “abstrak” tadi. Contoh : kehidupan di penjara adalah konkrit bagi nara pidana, namun kitapun dapat mengimajinasikan hidup dan tinggal di penjara. Inilah salah satu sumber / bahan penulisan, yang membutuhkan daya khayal tinggi. d. Pendapat / Keyakinan Pendapat biasanya bersifat subyektif, yang menunjukkan sikap atau pandangan seseorang terhadap obyek tertentu. Misalnya adalah pendapat tentang kelakuan / perilaku selebritis, tentang keindahan suatu lukisan, tentang kebijakan yang ditempuh pemerintah dibidang ekonomi, dan sebagainya. Selain itu, seseorang juga mempunyai keyakinan, misalnya tentang sesuatu yang gaib, tentang akan terjadinya letusan gunung merapi, dan sebagainya. adanya pendapat dan keyakinan ini dapat dijadikan sebagai sumber atau bahan tulisan.
  • 6. 2. Pengumpulan Informasi Langkah berikutnya adalah mengumpulkan informasi dan data yang relevan dengan topik atau pokok bahasan yang akan ditulis. Hal ini diperlukan untuk memperlengkap dan memperkaya bahan penulisan, sehingga dapat dihindari pengungkapan dan isi tulisan yang monoton. Data dan informasi ini dapat berupa gambar, angka statistik, grafik, pendapat para pakar, dan sebagainya. 3. Penetapan Tujuan Penetapan tujuan tulisan merupakan tahap yang cukup penting, sebab tujuan penulisan sangat berpengaruh terhadap bentuk, panjang dan cara penyajian tulisan. Tujuan ini dapat berdiri sendiri, tetapi lebih sering merupakan gabungan dari beberapa tujuan. Adapun tujuan yang biasanya dimiliki oleh penulis adalah sebagai berikut : a. Memberikan arahan, yakni memberi petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu, misalnya cara menjalankan mesin. b. Menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelasan tentang sesuatu yang harus diketahui orang lain, misalnya manfaat olah raga bagi kesehatan jantung, pentingnya lingkungan hidup. c. Menceritakan kejadian, yaitu memberikan informasi tentang sesuatu peristiwa yang berlangsung disuatu tempat dan suatu waktu, misalnya tentang perjuangan P. Diponegoro, kerusuhan dan penjarahan di Jakarta. d. Meringkaskan, yaitu membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menadi lebih singkat. e. Meyakinkan, yaitu tulisan yang berusaha meyakinkan, mempengaruhi dan atau mempengaruhi pendapat dan sikap orang lain. Berikut ini dikemukakan be berapa contoh tulisan singkat, dan Anda diminta untuk menentukan jenis tujuannya. (Lihat Transparan 3). 4. Perancangan Tulisan Merancang tulisan diartikan sebagai kegiatan penilaian kembali informasi dan data, pemilihan sub topik, penetapan bentuk / panjang tulisan, serta penulisan outline / bagan atau plot karangan atau tulisan.
  • 7. Bagan, otline atau plot dari tulisan ini dapat menggunakan beberapa pola, antara lain : DAM-D, D-S-D, PMT, 5W + 1H, dan T-A-S. (Lihat Transparan 4). 5. Penulisan Ini dapat dikatakan sebagai tahap terpenting dari proses penulisan secara keseluruhan. Dalam tahap ini, jangan dilupakan tentang hal-hal : tujuan penulisan, sasaran pembaca, pemilihan kalimat yang efektif, dan sebagainya. 6. Penyuntingan / Revisi Setelah draft tulisan selesai, ada baiknya kita baca ulang dalam kedudukan kita sebagai pembaca. Dari proses baca ulang ini bisa jadi akan ditemukan kesalahan atau kejanggalan, baik dalam hal tanda baca, kesinambungan antar paragraf, akurasi data, efektivitas kalimat (apakah terjadi pengulangan yang tidak perlu), dan sebagainya. Jika ternyata ada kesalahan atau kejanggalan ini, maka perlu diadakan perbaikan / revisi. Proses perbaikan setelah selesai tersusun draft tulisan inilah yang disebut editing atau penyuntingan.
  • 8. Untuk dapat menghasilkan tulisan yang baik dan menarik, lugas dan tuntas, serta enak dibaca dan perlu, maka seorang penulis harus memperhatikan prinsip penulisan. Menurut Carl Goeller (dalam Semi, 1990 : 16), suatu tulisan hendaknya memenuhi prinsip ABC (Acuracy, Brevity, Clarity), atau akurat, singkat dan jelas. Tulisan yang akurat, artinya segala sesuatu yang dikemukakan dalam tulisan memberi keyakinan kepada pembaca, karena informasi atau gagasan yang disampaikan adalah sesuatu yang masuk akal, atau dirasakan sebagai sesuatu yang benar. Nama-nama atau data yang dikemukakan dituliskan dengan tepat, dan tidak ada pernyataan yang terlalu luas dan umum, sehingga dapat dipahami dengan mudah serta tidak menimbulkan prasangka. Tulisan yang singkat, artinya tulisan itu hanya menyatakan apa yang perlu dan patut dikatakan, dan tidak melebih-lebihkan suatu fakta. Penggunaan bahasa juga tidak menimbulkan kesan menggurui, dan cukup menggunakan kata-kata yang secara umum telah banyak diketahui banyak orang. Tulisan yang jelas, artinya tulisan itu mudah dipahami pembaca, seolah-olah ia sedang berhadapan dengan penulis. Dengan kata lain, tulisan yang jelas adalah tulisan yang bagi pembaca dinilai informatif dan komunikatif. Prinsip-prinsip ini dapat diukur dengan cara mengajukan pertanyaan- pertanyaan tertentu. (Lihat Transparan 5).
  • 9. 1. Kurang percaya diri. Ketika dihadapkan pada suatu kasus yang harus dianalisa / dipecahkan – apalagi secara tertulis – sebagian besar orang selalu berpikir bahwa “saya tidak bisa”. Lebih-lebih jika dalam komunitas lingkungannya terdapat satu atau beberapa orang yang bisa menulis, maka ia cenderung menyarankan agar orang itulah yang mengerjakan tugas. Padahal orang yang bisa menulis belum tentu merasa lebih pandai dibanding temannya. Disamping itu, bentuk rasa kurang percaya diri dapat terlihat bahwa seseorang malu jika tulisannya dibaca orang lain. Kerugian dari kendala ini adalah bahwa ia tidak akan segera tahu kelemahannya ; dan kalaupun ia mengetahuinya maka ia kurang terpacu untuk memperbaiki kelemahannya tersebut. 2. Kesulitan dalam menentukan kata pembuka atau kata permulaan. Ide / gagasan yang menumpuk di kepala, kadang begitu sulit ditransfer dalam bentuk tertulis. Seorang orator ulung, belum tentu seorang penulis yang baik ; sebaliknya, seorang yang kurang mampu berdebat secara sistematis, belum tentu tidak memiliki kemampuan untuk menulis secara baik. Sebab, suatu ide / gagasan dapat ditransfer melalui dua macam cara, yakni secara lisan dan secara tertulis. Idealnya, setiap orang memiliki kedua jenis kemampuan ini. Kesulitan dalam menentukan kata pembuka ini sama artinya dengan kebingungan dalam menentukan pijakan awal tulisan. Padahal, ketepatan dalam menentukan kata pembuka ini akan menentukan minat pembaca untuk mengetahui seluruh isi tulisan.
  • 10. ! 3. Ketajaman analisis yang kurang. Sering terjadi bahwa suatu analisis tertulis tidak mampu mendekati permasalahan secara komprehensif (dari berbagai sudut pandang / aspek). Suatu kajian yang khusus dilihat dari aspek tertentupun (ekonomi, sosial, politik, dan sebagainya), sering dinilai “dangkal atau sempit”. 4. Alur pikir kurang jelas. Tidak jarang terjadi bahwa suatu tulisan yang cukup panjang (10 halaman atau lebih) ternyata tidak mengandung pesan (message) tertentu sebagai gagasan pokok (main idea) si penulis. Lebih dari itu, isi alinea yang satu dengan alinea yang lain seperti berdiri sendiri dan tidak ada kaitan. Dalam keadaan demikian, tentulah seorang pembaca akan kesulitan memahami keinginan dan jalan berpikir atau alur pikir si penulis. 5. Sering terjadinya pengulangan kata / kalimat. Sering kita temui, dalam satu tulisan – bahkan dalam satu kalimat – terjadi pengulangan kata yang tidak perlu. Hal ini selain kurang menarik, juga tentu saja memperlihatkan kepada pembaca bahwa si penulis kekurangan kosa kata (perbendaharaan kata). Dalam keadaan demikian, dapat dipastikan bahwa pembaca kurang tertarik, dan akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan membaca tulisan tersebut.
  • 11. " 1. Tingkatkan rasa percaya diri Ingatlah kata klasik yang mengatakan bahwa “jika orang lain bisa, maka saya-pun pasti bisa”. Jangan sekali-kali berpikir bahwa “tulisan saya harus bermutu / berbobot”. Perlu diketahui bahwa tidak ada penulis besar yang “jadi” dengan tiba-tiba. Pada tahap awal, semua calon penulis mengalami ‘sindrom’ ini. Perlu diketahui bahwa dikaitkan dengan mutu / bobot tulisan, pada dasarnya tidak ada seorang penulis-pun yang merasa tulisannya dapat dinilai baik. Bahkan sering terjadi si A menilai tulisan si B lebih baik dibanding tulisannya ; sementara si B justru menilai tulisan si A lebih baik dibanding tulisannya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, hindarkanlah melakukan penilaian terhadap tulisan diri sendiri, serta pikirkanlah bahwa orang lain pasti menilai tulisan kita baik. 2. Gunakan Rumus “TOP – KUAT” Memang, kata pembuka tidaklah sepenting judul. Namun jagalah agar pembaca sudah tidak tertarik dengan kalimat pertama yang Anda gunakan. Untuk itu, beberapa kata pembuka disini dapat dijadikan ancar- ancar. T (tema) = mulailah dengan kalimat / pernyataan yang merupakan tesis atau pernyataan tema. O (omogan) = mulailah dengan suatu percakapan atau dialog yang berkaitan dengan tema P (perbuatan) = mulailah dengan suatu tindakan. K (kuriositas) = mulailah dengan kalimat / pernyataan yang akan membangkitkan rasa ingin tahu.
  • 12. U (ungkapan) = mulailah dengan suatu ungkapan, peribahasan, kutipan. A (anekdot) = mulailah dengan menceritakan pengalaman, kisah kecil atau anekdot yang dapat menampilkan tema yang ditulis. T (tanya) = mulailah dengan suatu pertanyaan, baik yang sungguh- sungguh ingin dijawab maupun yang tidak ingin dijawab (retoris). (Lihat Transparan 6). 3. Diskusi dan Perbanyaklah Membaca Kedalaman dan ketajaman analisis tulisan hanya dapat diatasi dengan memperbanyak diskusi dengan teman atau orang lain, menghadiri banyak seminar dan acara ilmiah lain, serta dengan menggiatkan kegemaran membaca. Yakinlah bahwa ketajaman dan kedalaman analisis tulisan orang lain semata-mata disebabkan karena ia lebih dahulu membaca buku dibandingkan kita. 4. Gunakan Pola Bagan / Plot, dan Kalimat Sambung. Ketika kita mengalami kesulitan untuk menyambungkan paragraf yang satu dengan paragraf yang lain, atau ide yang satu dengan ide yang lain, gunakan atau pilih beberapa outline, bagan atau plot yang sesuai dengan selera Anda (DAM-D, D-S-D, PMT, 5W + 1H, dan T-A-S). Disamping itu, Anda dapat memanfaatkan pemmakaian beberapa kata sambung, misalnya : oleh karena itu, sehubungan dengan hal tersebut, meskipun demikian, mengingat hal tersebut diatas … maka ….., dari uraian diatas jelaslah kiranya bahwa …., dengan kata lain, dan sebagainya. Untuk mengurangi kesalahan dan kelemahan dalam alur tulisan, dapat pula digunakan beberapa kaidah penggunaan paragraf baru sebagai berikut: a. Paragraf baru biasanya digunakan jika ada peralihan waktu, misalnya : “satu minggu kemudian, ….”. b. Paragraf baru biasanya digunakan jika ada peralihan tempat, misalnya : “tidak jauh dari situ …..”.
  • 13. c. Paragraf baru biasanya digunakan jika ada pergantian penekanan atau pandangan, misalnya : “dari lain pihak, ….”. d. Paragraf baru biasanya digunakan untuk menguraikan atau menceritakan hal baru yang mirip dengan hal yang sudah dibicarakan sebelumnya, misalnya : “tidak jauh berbeda dengan hal itu, ….”. e. Paragraf baru biasanya digunakan jika ingin membandingkan atau mempertentangkan hal satu dengan yang lain, misalnya : “hal tersebut apabila dibandingkan dengan …..”. 5. Perkaya Kosakata (perbendaharaan kata). Jangan biasakan mengulang kata yang sama untuk menunjukkan hal / obyek yang sama. Misalnya, gunakan istilah masyarakat, rakyat, warga, anggota komunitas, untuk menggambarkan sekelompok orang yang tinggal di suatu teritorial tertentu.
  • 14. # $ % # # & $$ Dalam suatu proses penulisan, selalu terdapat kemungkinan keliru. Dengan kata lain, kekeliruan adalah sesuatu yang sangat wajar dan biasa. Dalam hal ini, paling tidak terdapat 6 (enam) kemungkinan keliru dalam menulis, yaitu (Karim, 1989 : 6): 1. Salah penegasan atau melebih-lebihkan fakta. 2. Salah penafsiran / interpretasi karena kekurangan fakta. 3. Kekeliruan data, istilah atau kutipan. 4. Kesimpulan yang salah atu kurang bukti. 5. Gagal dalam membedakan antara fakta dan opini. 6. Kontradiksi dan inkonsistensi.
  • 15. LATIHAN - 1 Dengan memperhatikan pentahapan dalam menulis, buatlah tulisan dengan ide-ide atau gagasan sebagaimana tersedia pada bagian dibawah ini, atau ide-ide lain yang dapat Anda kembangkan sendiri. Untuk latihan ini, panjang tulisan cukup ! 1 halaman, dan dapat Anda kembangkan sendiri pada kesempatan yang lain. Perhatikan pula tentang pemilihan bentuk tulisan yang cocok untuk masing-masing ide / gagasan. 1. Krisis moneter yang dialami bangsa Indonesia saat ini dan beberapa waktu yang lalu, telah mengarah pula kepada krisis politik dan krisis kepercayaan kepada pemerintah. Akibatnya, situasi politik hampir tidak terkendali yang ditandai oleh banyak peristiwa penjarahan, pemerkosaan, perusakan, dan sebagainya. Korban dari peristiwa tersebut kebanyakan adalah WNI keturunan Cina, sehingga sebagian diantara mereka memilih meninggalkan Indonesia, baik untuk sementara waktu maupun untuk seterusnya. Sikap ini ternyata makin mendorong krisis ekonomi makin parah, sebab merekalah sebenarnya para pelaku ekonomi di negeri ini. Dari situasi tersebut muncul ide sebagai berikut : WNI keturunan ini hendaknya mengambil situasi sekarang sebagai momentum untuk menunjukkan rasa nasionalisme dan kepeduliannya atas kehidupan rakyat kecil pada umumnya. Caranya, mereka mengurangi tingkat keuntungan usaha, misalnya jika sebelumnya menetapkan angka keuntungan sebesar 25 %, sekarang dibatasi sebesar 10 % dan sisanya disumbangkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Jika hal ini dilakukan, maka keberadaan mereka akan dapat diterima oleh warga pribumi, sekaligus akan mencegah terjadinya kasus-kasus serupa di kemudian hari. 2. Seiring dengan krisis yang terjadi, akhir-akhir ini dapat diamati tentang merebaknya para pengamen baru, pengemis baru, pedagang asongan baru, maupun para peminta sumbangan untuk berbagai keperluan, yang beroperasi di setiap simpang jalan di kota-kota besar. Parahnya, diantara mereka adalah anak-anak kecil yang sesungguhnya belum layak dimanfaatkan sebagai “faktor produksi” (tenaga kerja). Tentu saja, kondisi tersebut merupakan kemunduran atau penurunan mutu kehidupan bermasyarakat. Untuk mengatasi hal ini, muncul ide sebagai berikut :
  • 16. Lembaga-lembaga atau instansi pemerintah hendaknya memperbesar rasa tanggungjawab dan kepedulian terhadap kehidupan sosial masyarakat, terutama yang tinggal di sekeliling instansi tersebut. Caranya, mereka menyisihkan dana yang dihimpun dari para karyawannya, dan digunakan untuk membiayai sekolah dan biaya hidup sehari-hari bagi 2 – 3 anak terlantar yang minta-minta di jalanan. Jika di Jawa Barat terdapat 500 instansi, berarti ada 1000 – 1500 anak yang terselamatkan. Belum lagi jika lembaga swasta dan militer diajak dalam penyelenggaraan program ini. 3. Keadaan ekonomi Indonesia yang makin terpuruk dewasa ini, telah menyebabkan Indonesia sebagai negara termiskin di dunia dengan GNP sebesar US $ 300. Dilihat dari kebijakan ekonomi yang ditempuh pemerintah selama 32 tahun terakhir, dapat dikatakan telah terjadi kesalahan strategi. Selama ini seolah-olah terkondisi bahwa ekonomi rakyat kurang dibina secara serius, sementara para konglomerat diberi kesempatan untuk berkembang secara leluasa, misalnya melalui hutang luar negeri. Disatu pihak hal ini memang memacu laju pertumbuhan ekonomi (LPE) negara, namun di pihak lain merupakan “bom waktu” yang ternyata telah meledak beberapa saat yang lalu. Untuk itu, pemerintah perlu menerapkan kebijakan pembangunan yang lebih tepat dalam berbagai aspeknya. 4. Kehidupan masyarakat pedesaan di Desa “X” ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) yang tinggi, tingkat pendidikan yang rendah, pendapatan yang rendah, serta berbasis ekonomi pertanian dengan teknologi sederhana. Hal ini mengakibatkan makin sulitnya pembangunan dilaksanakan di desa tersebut, yang pada gilirannya mengakibatkan makin menurunnya derajat kemakmuran warga desa, sekaligus ditandai dengan meningkatnya urbanisasi, pengangguran dan tingkat kriminalitas baik di kota maupun di desa itu sendiri. Anda diminta untuk melakukan analisis tentang kemungkinan penerapan suatu program pembangunan tertentu yang cocok dan berhasil jika diimplementasikan di desa tersebut. 5. Sebagai salah satu jenis jabatan fungsional, kenaikan pangkat dan kinerja widyaiswara diukur dari angka kredit yang dikumpulkan dalam jangka waktu tertentu. Dan salah satu butir penilaian yang menghasilkan banyak angka kredit adalah karya tulis (khususnya yang masuk kategori ilmiah). Namun kenyataannya, sedikit sekali jumlah widyaiswara yang hobby dan
  • 17. atau memiliki kemampuan menulis secara baik. Jangankan menulis tentang sesuatu diluar disiplinnya, menulis diktat atau modul mata kuliah tertentu yang dipegangnya-pun tidak dilakukan. Akibatnya, sering terjadi kasus keterlambatan kenaikan pangkat bagi Widyaiswara, yang semestinya dapat diproses setiap 2 tahun sekali. LATIHAN - 2 Anda diminta untuk membuat tulisan dengan pola pembaganan (plot / outline) tertentu dengan tema atau topik-topik sebagai berikut. Anda dapat pula menentukan tema-tema yang sesuai dengan minat dan atau bidang tugas Anda. 1. Pola DAM-D Tema : 1. Kewajiban Memakai Helm bagi Pengendara Sepeda Motor. 2. Korban Letusan Gunung Merapi 2. Pola D-S-D Tema : 1. Rejim Pemerintah Orde Baru 2. Kesejahteraan Masyarakat 3. Pola PMT Tema : 1. Taat Pajak. 2. PHK dan Pengangguran 4. Pola 5W + 1H Tema : 1. Program Wajib Belajar 9 Tahun. 2. Pembakaran Kantor Polsek di Garut 5. Pola T-A-S Tema : 1. Penerapan Sistem Angka Kredit bagi Widyaiswara 2. Hak Asasi Manusia
  • 19. KEGIATAN INTELEKTUAL MENGORGANISASIKAN IDE DAN FAKTA MENGELOLA REFERENSI DAN DATA • • ! " # $ CARA / LANGKAH MEMPEROLEH PENGETAHUAN CARA / LANGKAH MENGORGANISASIKAN IDE DAN FAKTA CARA / LANGKAH MENGELOLA REFERENSI DAN DATA 1
  • 20. ! ! " # ! " # $ % & & & & ' & $ ( & ' $ $ " & )* + , & " & - " & . ! $ & - / " $ $ & & & & $ & $ $ ) $ 0 , 1 $ $ & % - 2 2 2 2
  • 21. " Pernyataan / Kalimat Tujuan 1. Ambillah segelas tepung, tiga sendok makan gula, lima gram pala, dan aduklah ketiganya. 2. Tubuh kita terdiri dari kulit, daging, tulang dan darah 3. Semua mahasiswa diharuskan mempelajari secara teliti teknis menulis laporan yang baik karena suatu ketika mereka mesti menulis laporan 4. Macbeth adalah suatu cerita tentang seorang laki-laki yang ambisius, menghasut istrinya untuk membunuh raja dengan maksud untuk merebut tahta kerajaan 5. Indonesia tidak boleh menggantungkan pendapatan pada komoditi minyak, tetapi harus pula menggalakkan komoditi non migas. 6. Adik saya yang terkecil jatuh dari pohon jambu gara-gara mengambil layang-layang yang menyangkut di pohon itu. 7. Menunda usia perkawinan merupakan salah satu bagian program KB yang harus mendapat tanggapan positif dari generasi muda. 8. 200 meter setelah melewati jembatan, Anda harus belok kiri melalui jalan setapak, dan setelah menapaki jalan ini sepanjang 100 meter, Anda akan menemui rumah tua. 9. Kebanyakan mahasiswa yang gagal adalah mahasiswa yang tidak mempunyai program belajar yang baik. 10.Pada tahun 1492, Colombus mendarat di San Salvador. 11.Waktu akan belajar, duduklah dengan baik dan singkirkan semua benda yang dapat mengganggu konsentrasi. 3
  • 22. ' % ( ( 1. DAM-D Pola ini mengajarkan bahwa alur menulis didahului oleh adanya duduk perkara (D), yang kemudian disusul dengan alasan yang mendasari penulis mengemukakan pendapat tentang duduk perkara tersebut, yang disertai dengan misal (contoh), dan selanjutnya kembali menegaskan tentang duduk perkara semula. Contoh untuk tema “Menulis di Surat Pembaca” : Duduk perkara : Seluruh media cetak saat ini menyediakan kolom untuk Surat Pembaca. Kita harus memanfaatkan dengan sebaik- baiknya. Alasan : Saat ini banyak peristiwa yang terjadi ditengah masyarakat yang memerlukan penanganan pihak berwenang dengan segera. Namun karena jangkauan yang terbatas ditambah lagi dengan tingkat kepedulian warga yang rendah, sehingga banyak kasus yang terpendam sekian tahun tanpa penyelesaian yang memuaskan. Misal : Sebagaimana yang terjadi di Kecamatan “X”, keberadaan jembatan yang menghubungkan antara Desa “Y” dengan Desa “Z” telah lama rusak berat. Bahkan dua orang warga telah mengalami kecelakaan, ketika pada musim penghujan melewati jembatan yang terendam air tersebut. Duduk perkara : mengingat hal-hal tersebut diatas, maka warga masyarakat yang menemui suatu masalah atau keadian, hendaknya tidak sungkan-sungkan untuk mengutarakan melalui Surat Pembaca di media massa. 2. D-S-D Pola ini mengungkapkan suatu ide atau gagasan berdasarkan pembabakan waktu, dari masa / keadaan dahulu (D), perkembangannya pada masa sekarang (S), serta kemungkinannya pada masa depan (D). 4
  • 23. Contoh untuk tema “Tradisi di Negeri Kita” : Dahulu : Tradisi atau adat dalam masyarakat kita, dahulu disamakan dengan aturan atau hukum, yang mengandung sanksi berat bagi pelanggarnya. Sekarang : Seiring dengan perkembangan jaman dan pengaruh dari manca negara, saat ini banyak sekali generasi muda yang kurang mentaati tradisi, disamping penegakan hukumnya juga kurang dilaksanakan secara konsekuen. Apalagi dengan adanya hukum nasional yang telah terkodifikasi, maka kekuatan tradisi maskin meluntur saja. Depan : Materi, norma dan nilai yang terkandung dalam budaya dan tradisi asli bangsa Indonesia, hendaknya juga mewarnai pembentukan hukum nasional. 3. PMT Dengan pola ini, seorang penulis pada tahap pertama hendaknya berusaha menarik perhatian (P) calon pembacanya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara antara lain membuka dengan kalimat yang menarik (lihat bagian lain makalah ini = cara mengatasi kendala dalam menulis). Selanjutnya, usahakan untuk terus memikat perhatian pembaca dengan cara membangkitkan minat (M) pembaca untuk terus membaca. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan menyinggung kebutuhan, keinginan dan cita-cita pembaca. Apabila minat pembaca telah terbangkitkan, maka ajaklah / pengaruhilah pembaca untuk melakukan suatu tindakan (T) yang konkrit, misalnya memilih suatu tanda gambar tertentu dalam pemilu, melakukan siskamling, dan sebagainya. Contoh untuk tema “Hidup Sederhana” : Perhatian : Berulang kali Bapak Presiden menganjurkan agar kita hidup sederhana. Tetapi berulangkali pula kita menyaksikan, bagaimana anjuran tersebut tidak dihiraukan. Ternyata, gejala berlomba dalam kemewahan, masih tetap termasuk salah satu pola budaya pop kita dewasa ini.
  • 24. Minat : Keadaan tersebut jelas sangat bertentangan dengan kondisi sebagian besar masyarakat kecil di pedesaan, yang untuk makanpun seringkali masih kekurangan. Bagaimana kepedulian dan rasa solidaritas kita melihat kenyataan ini ? Tindakan : Oleh karena itu, marilah kita ulurkan tangan, singsingkan baju, untuk bersama-sama membantu meringankan penderitaan saudara kita yang kedinginan, kesakitan, kelaparan, ketakutan, dan ….. 4. 5W + 1H Pola ini sesungguhnya sudah sangat umum digunakan, yang intinya bahwa dalam setiap tulisan hendaknya mengandung unsur-unsur apa, siapa, kapan, dimana / kemana / darimana, mengapa dan bagaimana. Contoh untuk tema “Wabah Demam Berdarah” : • Apa peristiwa / kejadian / kasusnya ? • Siapa yang terserang ? • Kapan timbul / terjadinya ? • Dimana terjadinya, darimana sumbernya, kemana penyebarannya ? • Mengapa terjadi ? • Bagaimana kondisi korban, pencegahan / penanggulangannya ? 5. T-A-S Pola ini biasanya digunakan untuk menyusun tulisan yang bersifat argumentatif, dengan mengemukakan Tesis, Antitesis, dan Sintesis. Contoh untuk tema “Ideologi Ekonomi Kebangsaan” : Tesis : Ideologi marxisme yang berkembang di negara-negara komunis, pada dasarnya tidak mengakui hak kepemilikan secara pribadi, dan semua hak milik adalah milik negara. Dalam keadaan seperti ini, jelas masyarakat sebagai individu kehilangan salah satu hak asasi terpentingnya. Antitesis : Sementara menurut ideologi kapitalisme, campur tangan negara relatif kecil, dan hubungan antara masyarakat lebih
  • 25. berdasar kepada mekanisme pasar. Akibatnya, berlaku hukum the survival of the fittest atau homo homini lupus. Dalam alam kehidupan ini, masyarakat kecil selalu menjadi korban dari kelompok masyarakat yang lebih kuat. Sintesis : Kita tidak menginginkan dampak-dampak negatif dari kedua jenis ideologi diatas. Harmoni dan keseimbangan dalam masyarakat adalah kondisi ideal yang kita cita-citakan. Untuk itu, negara / pemerintah harus memegang peran cukup besar, namun tidak mematikan potensi individu. Inilah sistem ekonomi Pancasila yang menentang praktek-praktek monopoli, etatisme dan liberalisme.
  • 26. $ % # 1. Apakah tulisan saya tidak menyampaikan gagasan atau pesan secara berlebihan ? 2. Apakah saya telah memikirkan dengan masak gagasan yang saya sampaikan ? 3. Apakah saya telah mengecek seluruh gambar, skema, peta, tabel, grafik, angka, dan nama-nama sehingga tidak keliru ? 4. Apakah tulisan saya tidak mengandung salah cetak, kerancuan dan pengulangan kalimat, atau kesalahan lainnya ? 1. Apakah saya telah menggunakan cara yang paling singkat untuk menyampaikan gagasan saya ? 2. Adakah ungkapan klise yang tidak perlu dan dapat dibuang ? 3. Apakah saya telah membuat saya sedemikian singkat, namun pembaca masih dapat menerima ide saya secara utuh ? % 1. Apakah saya sendiri mengerti dengan apa yang saya kemukakan ? 2. Apakah saya telah memilih kata dengan cermat ? 3. Apakah kata ganti nama yang saya gunakan tepat dan konsisten ? 4. Apakah dengan menggunakan gambar, skema, peta, tabel, grafik, dan angka, akan memperjelas uraian ? 5
  • 27. T = Banjir di Bandung Selatan telah menyita korban jiwa. O = “He, suara apa itu ?”, tanya ayah tiba-tiba. “Sepertinya gemuruh air, pak”, jawabku dengan gugup. P = Begitu mendengar suara gemuruh, seketika Bapak berlari dan memukul kentongan bertubi-tubi. K = Sampai saat ini belum diketahui asal air bah yang telah merenggut 100 korban jiwa itu. U = Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih, ….. A = Ketika kami sedang membicarakan tentang banjir di Cina, tiba- tiba kami mendengar suara gemuruh yang sangat riuh. T = Siapa yang tidak pedih hatinya mendengar berita musibah besar itu ?. 6
  • 28. DAFTAR KEPUSTAKAAN M. Atar Semi, Menulis Efektif, Padang : Angkasa Raya, 1990 M. Rusli Karim, Metode Penulisan Ilmiah, makalah tidak diterbitkan, Yogyakarta, 1989. Widyamartaya, Kreatif Mengarang, Yogyakarta : Kanisius, 1978