Makalah ini membahas upaya meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 1 SDN Lagoa 05 Jakarta Utara dengan metode card sort. Metode ini digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap kata dan kalimat sederhana.
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Meningkatkan Membaca Siswa SD
1. Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 di SDN Lagoa 05 Jakarta Utara
dengan Metode Card Sort
Disusun oleh :
Firda Rahmawati ( 1815163596 )
Kelas E 2016
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia sebagai Sarana Komunikasi
Ilmiah
Dosen Pengampu : Prof. Zulela, MS, M.Pd.
Ass. Dosen : Uswatun Hasanah, M.Pd
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta
2018
2. KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah metodologi penelitian yang telah dikerjakan dengan
susah payah ini. Adapun makalah ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis tidak
lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusun bahasanya maupun hal yang lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan
terbuka penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada
penulis sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.Akhir kata, penulis mengharapkan semoga dari
makalah “Peran Sastra dalam Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Siswa di Sekolah Dasar ” ini
dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Jakarta, 1 Desember 2018
Penulis
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Kemampuan Membaca Permulaan
1. Definisi Membaca
Membaca merupakan kegiatan yang biasa dilakukan untuk memperoleh pengetahuan baik
untuk memperdalam pengetahuan yang telah dimiliki maupun untuk menguasai
pengetahuan baru. Berdasarkan KBBI, membaca dapat diartikan sebagai melihat serta
memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati. Sedangkan
menurut Ismail Kusmayadi, membaca adalah suatu kemampuan yang kompleks, yang
rumit, yang mencakup dan melibatkan serangkaian kemampuan-kemampuan yang lebih
kecil1
. Kemampuan kecil yang dimaksud dapat berupa gerakan mata, daya pikir, imajinasi,
ataupun hal-hal lainnya.
Selain pendapat diatas, Tarigan, Khalid, dan Saefullah juga menyatakan bahwa
membaca tidak hanya berarti dapat menyebuti hal-hal tercetak, tetapi juga harus mampu
memahami bahasa dalam segala bentuknya2
. Artinya, kegiatan membaca memerlukan
kemampuan untuk mengamati dan memahami berbagai pesan maupun simbol-simbol
dalam bentuk tulisan. Berdasarkan definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa membaca
merupakan kegiatan memahami isi suatu bacaan yang biasa dilakukan untuk memperoleh
pengetahuan dengan mencakup dan melibatkan serangkaian kemampuan-kemampuan yang
lebih kecil. Sebagai garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca3
, yaitu:
a. Kemampuan yang bersifat mekanis (mechanical skills) ini dapat dianggap
berada pada urutan yang lebih rendah (lower order). Untuk mencapai tujuan
pada mechanical skills, kita dapat mengaplikasikan aktivitas membaca nyaring
atau membaca bersuara. Kemampuan ini juga mencakup aspek:
1) Pengenalan bentuk huruf;
2) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klausa,
kalimat, dan lain-lain);
3) Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan
menyuarakan bahan tertulis);
1
Ismail Kusmayadi, Think Smart Bahasa Indonesia (Bandung: PT Grafindo Media Pratama, 2008), hlm.24.
2
Meliyawati, Pemahaman Dasar Membaca (Yogyakarta: Deepublish, 2016), hlm.61.
3
Tarigan, Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa (Bandung: Angkasa Bandung, 1979), hlm.12.
4. 4) Kecepatan membaca ke taraf lambat
b. Kemampuan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) merupakan
kemampuan yang dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order).
Aspek-aspek pada kemampuan ini mencakup:
1) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal);
2) Memahami signifikansi atau makna (maksud dan tujuan pengarang,
relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pemmbaca);
3) Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk);
4) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan
keadaan.
2. Tujuan Membaca
Saat ingin membaca, kita harus mempunyai tujuan agar kegiatan membaca yang kita
lakukan tidak sia-sia. Hal ini dikarenakan dengan memiliki tujuan dalam membaca, kita
dapat menentukan bagaimana sikap siswa ketika membaca. Dengan melakukan scanning
pada teks bacaan yang akan dibaca, kita dapat memperkirakan apa tujuan kita dalam
membaca teks bacaan tersebut. Bahkan, dapat dikatakan bahwa menentukan tujuan dalam
membaca adalah kunci untuk memahami sebuah bacaan. Ward Cramer mengatakan dalam
bukunya “An easy way to establish purpose is to convert the title, chapter heading, or
subheading into question, then read to answer those question”. Dapat diartikan bahwa cara
mudah untuk membentuk tujuan dalam membaca ialah dengan cara merubah judul, judul
bab, maupun sub-bab dalam bentuk pertanyaan, kemudian membaca isinya untuk
mendapatkan jawaban tersebut4
. Utamanya, tujuan dalam membaca adalah untuk mencari
serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan5
. Makna yang
dimaksud disini berkaitan dengan tujuan kita dalam membaca. Bagaimana kita memaknai
bacaan akan dipengaruhi oleh apa tujuan membaca kita. Berikut ini merupakan beberapa
tujuan membaca, yaitu6
:
a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang dibuat oleh tokoh; apa yang terjadi pada
tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh.
4
Ward Cramer, Speed Reading for Better Grades (Portland: J. Weston Walch Publisher, 1998), hlm.34.
5
Tarigan, Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa (Bandung: Angkasa Bandung, 1979), hlm.9.
6
Ibid
5. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian
atau fakta-fakta (reading for details or facts)
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa yang dipelajari atau yang
dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk
mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh
ide utama (reading for main ideas)
c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui mengapa apa yang terjadi pada
setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan
ketiga/seterusnya—setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah,
adegan-adegan dan kejadian, kejadian buat dramatisasi. Ini disebut membaca
untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for sequence
or organization)
d. Membaca untuk menemukan atau mengetahui mengapa para tokoh merasakan
seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperluhatkan oleh para pengarang
kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yan
dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut
membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak
wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita
itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan,
membaca untuk mengklasifikasikan (reading to classify)
f. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-
ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau
bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai,
membaca mengevaluasi (reading to evaluate)
g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana
hidupnya berubah dari yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai
persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca
untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or
contrast).
Setelah memahami berbagai tujuan dalam membaca yang telah dipaparkan,
akan terlihat jelas betapa pentingnya menentukan tujuan untuk membaca. Selain
6. dapat lebih memahami teks yang akan dibaca, siswa juga dapat melatih imajinasinya
dalam menerka jalan cerita yang ada pada bacaan. Selain itu, dengan menentukan
tujuan dalam membaca, siswa dapat lebih terfokuskan pada bacaan karena
terangsangnya rasa keingintahuan siswa. Sehingga, kegiatan membaca akan lebih
bermakna dan kemampuan membaca siswa dapat ditingkatkan.
3. Manfaat Membaca
Joko D. Muktiono menyatakan bahwa anak yang membaca buku akan mendapati
pola kehidupan yang berbeda, yang kompleks dan sarat pertimbangan7
. Sehingga dengan
membaca buku, anak akan terbiasa untuk memahami perspektif orang lain. Dengan
memahami sudut pandang orang lain, anak akan terlatih kepekaannya untuk menghargai
dan menerima perbedaan yang ada. Maka dengan membaca, siswa tidak hanya
mendapatkan pengetahuan, namun juga menyerap nilai-nilai pada bacaan secara langsung
maupun tidak langsung. Maka dari itu, kemampuan untuk membaca tentunya sangat
diperlukan untuk menunjang berbagai kegiatan khususnya dalam bidang pendidikan.
Adapun manfaat membaca antara lain adalah sebagai berikut8
:
a. Membaca menambah kosakata dan pengetahuan akan tata bahasa dan tata
kalimat. Dengan membaca, kita semakin memahami penggunaan bahasa yang
baik dan benar, sesuai situasi atau konteks pembicaraannya.
b. Banyak buku dan artikel yang mengajak kita untuk berintrospeksi diri dan
melontarkan pertanyaan serius mengenai nilai, perasaan dan hubungan kita
dengan orang lain
c. Membaca memicu imajinasi. Buku yang baik mengajak kita membayangkan
dunia beserta isinya, lengkap dengan segala kejadian, lokasi, dan karakternya.
Bayangan yang terkumpul dari tiap buku atau artikel ini melekat dalam pikiran.
Seiring berjalannya waktu, membangun sebuah bentangan jaringan ide dan
perasaan menjadi dasar bagi ide kreatif
d. Membaca beranfaat pula untuk melatih menulis. Kita dapat menulis berbagai hal
karena terinspirasi oleh bacaan yang kita baca.
7
Joko D. Muktiono, Aku Cinta buku: Menumbuhkan minat baca pada anak (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003),
hlm.23.
8
Ismail Kusmayadi, Think Smart Bahasa Indonesia (Bandung: PT Grafindo Media Pratama, 2008), hlm.24.
7. Oleh karena itu, membaca dapat dikatakan sebagai aktivitas yang bermanfaat, karena
secara langsung dapat menstimulasi otak untuk berpikir sebagai dasar kemunculan ide
kreatif. Indira Gandhi, John F. Kennedy, Burt Lancaster merupakan beberapa tokoh
yang telah membuktikan manfaat membaca bagi karier mereka.
4. Jenis Membaca
Berdasarkan output suara yang dihasilkan, jenis membaca terbagi menjadi dua, yaitu
membaca dalam hati dan membaca nyaring. Untuk mencapai tujuan membaca pada
comprehension skills, aktivitas yang paling cocok untuk digunakan adalah membaca dalam
hati (silent reading) yang dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Membaca ekstensif
Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara
luas, bahan bacaan yang digunakan bermacam-macam dan waktu yang
digunakan singkat dan cepat9
. Yang termasuk dalam membaca ekstensif
adalah membaca survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal.
b. Membaca intensif.
Membaca intensif merupakan membaca bacaan secara teliti dan seksama
dengan tujuan memahaminya secara rinci. Membaca intensif merupakan
salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan
membaca secara kritis. Membaca intensif dibagi menjadi membaca telaah
isi dan membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi terbagi menjadi
membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca
ide10
. Sedangkan membaca telaah bahasa meliputi membaca bahasa asing
dan membaca sastra.
Lebih jelasnya, Tarigan (1985: 13) mengemukakan kemampuan membaca
secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut11
:
9
Tarigan, H.G. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung : Penerbit Angkasa, 1985), hlm.31.
10
Ibid., hlm.39.
11
Ibid.,hlm.13.
8. Gambar 1. Skema jenis membaca menurut Tarigan
5. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca
Usaha-usaha yang dapat dilakukan agar siswa memiliki keterampilan membaca ialah:
a) Membantu siswa untuk memperkaya kosakata, dengan cara:
1. Memperkenalkan sinonim, antonym dan kata-kata dasar yang sama;
2. Memperkenalkan imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran);
3. Mengira-ngira makna kata dari konteks atau hubungan kalimat.
b) Membantu siswa untuk memahami makna struktur-struktur kata maupun kalimat.
c) Guru dapat memberikan penjelasan pengertian kiasan, sindiran, ungkapan,
dan peribahasa.
d) Guru mengajukan pertanyaan mengenai ide pokok suatu paragraf,
menunjukkan kalimat yang kurang baik, member tugas membuat
rangkuman.
e) Guru melatih siswa untuk membaca dalam tempo waktu yang dibatasi,
sehingga melatih siswa untuk membaca cepat tanpa suara.
f) Melatih kemampuan siswa memahami keseluruhan isi ataupun sebagian dari
suatu bacaan.
g) Melatih kemampuan siswa menemukan kalimat yang rumpang dalam suatu
9. bacaan.12
Selain upaya yang dapat dilakukan, terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kemampuan membaca, yaitu:13
a) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis
kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak utuk
belajar, khususnya belajar membaca. Beberapa ahli mengemukakan bahwa
keterbatasan neurologis (misalnya berbagai cacat otak) dan kekurangan matangan
secara fisik merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam
meningkatkan kemampuan membaca.
b) Faktor Intelektual
Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi berhasil atau
tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor metode mengajar guru, prosedur,
dan kemampuan guru juga turut mempengaruhi kemampuan membaca permulaan
anak.
c) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemampuan membaca siswa. Faktor
lingkungan mencakup:
1) Latar belakang dan pengalaman siswa di rumah.
2) Sosial ekonomi keluarga siswa.
d) Faktor Psikologis
Faktor Psikologis yang mempengaruhi kemampuan membaca siswa adalah
motivasi serta minat, yang berupa kematangan sosial, emosi, dan tingkat
kemampuan penyesuaian diri.
6. Hakikat Membaca Pemahaman
Membaca permulaan adalah salah satu aspek keterampilan berbahasa yang
diperuntukan siswa SD kelas permulaan. Menurut Akhadiah membaca permulaan hanya
berlangsung selama dua tahun, yaitu untuk SD kelas I dan II. Bagi mereka membaca adalah
12
Dindin Ridwanuddin. Bahasa Indonesia (Jakarta: UIN Press, cet ke-1, 2015) hal 172
13
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 16.
10. kegiatan belajar mengenal bahasa tulis. Melalui tulisan itulah siswa dituntut dapat
menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa tersebut.14
a. Pentingnya pembelajaran membaca permulaan
Kemampuan membaca yang diperoleh pada membaca permulaan akan sangat
berpengaruh terhadap kemampuan membaca lanjut. Sebagai kemampuan yang
mendasari kemampuan berikutnya maka kemampuan membaca permulaan benar-benar
memerlukan perhatian guru, sebab jika dasar itu tidak kuat, pada tahap membaca lanjut
siswa akan mengalami kesulitan untuk dapat memiliki kemampuan membaca yang
memadai. Padahal kemampuan membaca sangat diperlukan oleh setiap orang yang
ingin memperluas pengetahuan dan pengalaman, mempertinggi daya fikir,
mempertajam penalaran, dan memperluas wawasan, untuk mencapai kemajuan dan
peningkatan diri. Oleh sebab itu, bagaimana pun guru kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3)
haruslah berusaha sungguh-sungguh agar ia dapat memberikan dasar kemampuan
membaca yang memadai kepada anak didik.
b. Perkembangan membaca
Ada beberapa fase perkembangan membaca menurut Isah Cahyani dan Hodijah
dalam buku kemampuan berbahasa Indonesia di SD, yaitu:
1) Fase pra membaca (3-6 tahun) anak-anak mengenal huruf dan
mempelajari perbedaan huruf dan angka. Kebanyakan anak akan
mengenal nama jika ditulis;
2) Fase ke-1 (7-8 tahun) kira-kira kelas dua, anak-anak memperoleh
pengetahuan tentang huruf, suku kata, dan kata sederhana melalui
cerita;
3) Fase ke-2 kira-kira kelas tiga dan empat anak-anak dapat
menganalisis kata-kata yang tidak diketahuinya menggunakan pola
tulisan;
4) Fase ke-3 dari kelas empat sampai dengan kelas dua SMP, anak
dapat memahami bacaan;
5) Fase ke-4 pada akhir SMP sampai SMA anak mampu menyimpulkan
dan mengenal maksud penulis dalam bacaan;
14 TatatHartati,dkk.PendidikanBahasadanSastraIndonesiadiKelasRendah(Bandung:UPIPress,cetke- 1, 2006) hal251
Dindin Ridwanuddin. Bahasa Indonesia (Jakarta: UIN Press, cet ke-1, 2015) hal 172
11. 6) Fase ke-5 pada tingkat perguruan tinggi dan seterusnya, orang dewasa
dapat mengintegrasikan hal-hal yang dibaca dan menanggapi materi
bacaan secara kritis.15
Membaca merupakan kecakapan linguistik sekunder. Dalam pembelajaran
membaca terdapat “tiga tahap dasar teori perkembangan membaca. Tahap-tahap yang
dimaksud yakni:
1. Fase perbedaan dan pengetahuan huruf;
2. Fase logografik
3. Fase alfabetis
15
Enny Zubaidah. Kesulitan membaca permulaan pada anak (PGSD FIP Universitas Negeri Yogyakarta)
http://staf.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/dr-enny-zubaidah-mpd/Produk%20Bahan%20Ajar-
diagnosadancaramengatasinya
12. Pada tahap pertama, pembelajaran membaca menggunakan nama diri siswa dengan
bentuk dasar atau kata dasar yang kemudian siswa diharapkan membangun khazanah
(repertoire) asosiasi huruf, bunyi yang pada akhirnya mampu membedakan bunyi yang
keluar dari artikulasinya lalu mengenal huruf tersebut.
Adapun pada tahap kedua dicirikan oleh Frith dengan fase siswa dapat mengenal
kata-kata yang sangat umum secara visual tetapi menemukan kata-kata baru yang tidak
diketahui. Bradley dan Bryant menjelaskan bahwa selama periode ini diasosiasikan antara
strategi membaca dan mengeja mungkin terjadi. Beberapa pembaca menggunakan
kemampuan visual untuk membaca dan kemampuan fonologis untuk mengeja. Hal lain
yang digunakan pada tahapini adalah strategi semiphotic untuk pengetahuan fonemik
membaca dan mengeja.
Selanjutnya, pada tahap ketiga, dekoding merupakan tekanan utama, seperti
keterampilan membaca tingkat rendah (misalnya fitur, pengenalan pola, hubungan grafem
dengan fonem, pengenalan kata, dan pengingatan leksikal) dilatih dan dijadikan otomatis.
Oleh karena itu, pada tahap ini kegiatan membaca formal dimulai pertama kali dalam model
Call terjadi, siswa saat itu mengaplikasikan kaidah grafem-morfem.
Dari ketiga tahap tersebut dapat dikatakan bahwa “membaca adalah proses mencari
makna dengan mengaktifkan pengetahuan yang dimiliki dari bacaan tersebut.” Untuk itulah
maka kemampuan membaca yang baik menjadi salah satu kunci sukses dalam pendidikan.16
c. Masalah membaca
Masalah yang dihadapi anak dalam membaca:
1) Kurang mengenali huruf;
2) Membaca kata demi kata yang sering kali disebabkan oleh gagal menguasai
keterampilan pemecahan kode, gagal memahami makna kata, kurang lancar
membaca;
3) Pemparafrasekan yang salah;
4) Miskin pelafalan/penghilangan;
5) Pengulangan;
6) Pembalikan;
7) Penyisipan;
8) Penggantian;
16
Hindun.PembelajaranBahasaIndonesiaberkarakterdiMadrasahIbtidaiyah/SekolahDasar(Jakarta:
Nufa Citra mandiri, cet ke-2, 2014) hal 201
13. 9) Menggunakan gerak bibir, jari telunjuk, dan menggerakkan kepala;
10) Kesulitan konsonan, kesulitan kluster, diftong, dan digrapf;
11) Kesulitan menganalisis struktur kata; dan
12) Tidak mengenali makna kata dalam kalimat dan cara mengucapkannya.
d. Tujuan umum pengajaran: membaca permulaan menurut GBPP Bahasa Indonesia adalah:
1. Siswa memahami bahasa (Bahasa Indonesia) dari segi bentuk, makna dan fungsi
serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam tujuan, keperluan,
dan keadaan.
2. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa (bahasa Indonesia) untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan, emosional, dan kematangan
sosial.
3. Siswa memiliki disiplin dalam berfikir dan berbahasa.
e. Pengajaran membaca permulaan
Pengajaran membaca permulaan hendaknya dikembangkan ke dalam “proses
pengajaran membaca permulaan”, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tingkat perkembangan anak
2. Tingkat kesiapan anak
3. GBPP mata pelajaran
4. Pengembangan materi pelajaran membaca
a. Pengembangan dan perluasan pemahaman lambang-lambang bahasa tulis:
- Belajar membaca nama-nama diri
- Memberi nama benda-benda yang ada di kelas
b. Pengajaran keterampilan melafalkan lambang-lambang tulisan
- Melatih melafalkan: “konsonan maupun vokal” dengan berbagai posisi
dalam kata
c. Membaca untuk “memaknai”
- Menghubungkan kalimat
- Membangun kalimat dari kata-kata yang acak
d. Pengembangan keterampilan intonasi
- Mengubah makna dengan cara mengubah intonasi, dan dialog
14. F. Langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan
1. Langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan tanpa buku
Sebelum KBM dilakukan sebaiknya guru mengawalinya dengan berbagai
kegiatan pra KBM yang dapat merangsang dan menggali pengalaman berbahasa
anak. Percakapan-percakapan ringan antara guru dan siswa sebelum kegiatan
KBM dimulai merupakan langkah awal yang bagus untuk membuka pintu
komunikasi. Sapaan-sapaan hangat dan berbagai pertanyaan ringan kepada
mereka akan membuat siswa termotivasi untuk betah dan belajar di sekolah.
Selanjutnya, pilihlah variasi-variasi kegiatan berikut:
a) Menunjukkan gambar
b) Menceritakan gambar
c) Siswa bercerita dengan bahasa sendiri
d) Memperkenalkan bentuk-bentuk tulisan melalui bantuan gambar
e) Membaca tulisan bergambar
f) Me mbaca tulisan tanpa gambar
g) Memperkenalkan huruf, suku kata, kata, atau kalimat dengan bantuan
kartu17
2. Langkah-langkah pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan
buku
a) Membaca buku pelajaran (buku paket)
1) Siswa diberi buku (paket) yang sama dan diberi kesempatan untuk
melihat-lihat isi buku tersebut.
2) Siswa diberi penjelasan singkat mengenai buku tersebut.
3) Siswa diberi penjelasan dan petunjuk tentang bagaimana cara membuka
halaman-halaman buku agar buku tetap terpelihara dan tidak cepat rusak.
4) Siswa diberi penjelasan mengenai fungsi dan kegunaan angka-angka
yang menunjukkan halaman-halaman buku.
5) Siswa diajak untuk mumusatkan perhatian pada salah satu teks/bacaan
yang terdapat pada halamn tertentu.
6) Jika bacaan itu disertai gambar, sebaiknya terlebih dahulu guru bercerita
tentang gambar dimaksud.
17
DjagoTarigan.PendidikanbahasadansastraIndonesiadikelasrendah.(Jakarta:UTcetke-12003)hal 5.37-5.38
15. 7) Selanjutnya, barulah pembelajaran membaca dimulai.
b) Membaca buku dan majalah anak yang sudah terpilih
Untuk langkah awal, bacaan-bacaan sederhana hendaknya menjadi pilihan
utama. Kosakata yang dipakai dalam bacaan tersebut hendaknya
mengandung huruf-huruf yang sudah dikenal anak, disamping pemakaian
kosakata yang juga dianggap sudah dikenal anak
c) Membaca bacaan susunan bersama guru siswa
1) Guru memperlihatkan beberapa gambar, anak diminta menyebutkan
gambar-gambar tersebut.
2) Di samping gambar, guru juga memperlihatkan beberapa kartu (bisa
kartu huruf, kartu suku kata atau kartu kata), anak diminta menempelkan
kartu-kartu dimaksud di bawah gambar sehingga gambar-gambar
dimaksud menjadi berjudul.
3) Satu dua buah gambar dipilih anak untuk bahan diskusi dan sebagai
stimulus untuk membuat bacaan bersama
B. Metode Card Sort
1. Hakikat Metode Card Sort
Metode, ditinjau dari etimologisnya metode berasal dari bahasa Yunani yaitu
“methodos”. Maka metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.
Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu pekerjaan
dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistimatis. Dalampandangan
filosofis pendidikan, misalnya suatu metode tertentu pada suatu situasi kondisi tertentu
dapat digunakan untuk membangun atau memperbaiki. Dari kegunaannya dapat
bergantung pada si pemakai, bentuk dan kemampuan metode sebagai alat dalam
pembelajaran.
Metode Card Sort merupakan metode yang menciptakan kondisi pembelajaran yang
bersifat kerjasama, saling menolong dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan lewat permainan kartu. Menurut Hisyam Zaini, dalam bukunya Strategi
Pembelajaran Aktif, metode card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan
untuk mengerjakan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang objek atau mereview
informasi. Metode ini juga menekankan terhadap gerakan fisik, yang diutamakan dapat
16. membantu untuk memberi energi kepada suasana kelas yang mulai jenuh. Karena aktifitas
pembelajaran yang sangat padat. Tujuan dari strategi dan metode belajar menggunakan
card sort ini adalah untuk mengungkapkan daya ingat terhadap materi pelajaran yang telah
dipelajari siswa.
2. Prinsip-Prinsip Metode Card Sort
Secara umum prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam card sort yang
diturunkan dari prinsip belajar adalah:
1. Interaktif
2. Inspiratif
3. Menyenangkan
4. Menantang
5. Memberi motivasi
Dalam proses belajar mengajar siswa dapat belajar dengan menggunakan metode card
sort jika siswa terlibat secara langsung/aktif dalam belajar. Adapun komponen-komponen
belajar metode card sort yang meliputi:
1. Pengalaman
2. Interaksi
3. Komunikasi
4. Refleksi
Selain itu, yang harus diperhatikan dalam prosedur penggunaan metode card
sort antara lain sebagai berikut.
1). Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urut.
2). Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang sama.
3). Jangan memberi “tanda kode” apapun pada kartu-kartu tersebut.
4). Kartu-kartu tersebut terdiri dari “beberapa bahasan” dan dibuat dalam jumlah
yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa.
5). Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah diajarkan dan telah
dipelajari oleh siswa.
Metode ini dapat menstimulasi siswa yang bosan. Metode ini juga dapat
digunakan untuk membuat siswa aktif dalam mempelajari materi yang bersifat
konsep, karakteristik kladifikasi, fakta, dan mereview materi.
17. 2. Langkah-langkah Metode Card Sort
Penerapan metode card sort tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran. Dengan cara
menggunakan kartu-kartu yang dibuat oleh seorang guru. Di dalamnya terdapat poin-poin yang
berkaitan tentang suatu materi. Langkah-langkah yang digunakan ketika
menerapkan metode card sort dalam pembelajaran adalah:
1.Setiap siswa diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang tercakup dalam
satu atau lebih kategori.
2. Mintalah siswa untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu
dengan kategori yang sama. Anda dapat mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau
membiarkan siswa menemukan sendiri.
3.Siswa dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di
depan kelas.
4.Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan poin-poin terkait materi.
Catatan:
1. Mintalah setiap kelompok untuk menjelaskan tentang kategori yang mereka selesaikan.
2. Pada awal kegiatan bentuklah beberapa tim. Beri tiap tim satu set kartu yang sudah di
acak sehingga kategori yang mereka sortir tidak nampak. Mintalah setiap tim untuk mensortir
kartu-kartu tersebut ke dalam kategori-kategori tertentu. Setiap tim memperoleh nilai untuk
setiap kartu yang disortir dengan benar
Sedangkan menurut Dedi Wahyudi penerapan strategi (metode) belajar card sort dengan
langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan, sebagai berikut18
1). Langkah pertama, guru membagikan selembar kartu kepada setiap siswa dan pada
kartu tersebut telah dituliskan suatu materi.
2). Langkah kedua, siswa diminta untuk mencari teman (pemegang kartu) yang sesuai
18
Aginista, Metode Pembelajaran Card Sort, agisnista.blogspot.com, diakses pada tanggal 1 Desember
2018.
18. dengan masalah yang ada pada kartunya untuk 1 kelompok.
3). Langkah ketiga, siswa akan berkelompok dalam masalah masing- masing.
4). Langkah keempat, siswa diminta untuk menempelkan di papan tulis bahasan yang
ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutan-urutan bahasannya yang dipegang
kelompok tersebut.
5). Langkah kelima, seorang siswa pemegang kartu dari masing-masing kelompok untuk
menjelaskan dan sekaligus mengecek kebenaran kartu.
6). Langkah keenam, bagi siswa yang salah mencari kelompok sesuai bahasan atau
materi pelajaran tersebut, diberi hukuman dengan mencari judul bahasan atau materi
yang sesuai dengan kartu yang di pegang.
7). Langkah ketujuh, guru memberikan komentar atau penjelasan dari permainan
tersebut.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Card Sort
1) Kelebihan:
a) Guru mudah menguasai kelas
b) Mudah dilaksanakan
c) Mudah mengorganisir kelas
d) Dapat diikuti oleh siswa yang berjumlah banyak
e) Alat dan bahan mudah disiapkan
f) Guru mudah menerangkan dengan baik
2) Kelemahan :
Adanya kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian murid, terutama apabila
terjadi jawaban-jawaban yang menarik perhatiannya, padahal bukan sasaran
(tujuan) yang diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan dari pokok persoalan
semula.
C. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca dengan Metode Card Sort
Untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan metode card sort Langkah-
Langkah Pembelajaran dengan Card Sort (Menyortir Kartu) adalah sebagai berikut ;
1. Guru menyiapkan kartu berisi tentang potongan kata yang sesuai dengan tema atau
19. pembelajaran saat itu (catatan : jumlah kartu harus sama dengan jumlah murid dikelas, dan isi
kartu terdiri dari kartu induk/tema utama dan kartu rincian)
2. Seluruh kartu diacak /dikocok agar bercampur
3. Bagikan kartu kepada murid dan pastikan masing -masing memperoleh satu buah kartu
(boleh dua)
4. Perintahkan setiap murid bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokan tema
kepada kawan-kawan sekelasnya
5. Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, perintahkan masing -
masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya dipapan secara urut
6. Lakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya
7. Mintalah salah satu penanggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortiran kartunya,
kemudian mintalah komentar dari kelompok lainnya.
8. Berikan Apresiasi pada setiap hasil kerja siswa
9. Lakukan klarifikasi penyimpulan dan tindak lanjut.
Kegiatan dalam membaca permulaan masih lebih ditekankan pada pengenalan dan
pengucapan lambang-lambang bunyi yang berupa huruf, kata, dan kalimat dalam bentuk
sederhana. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat membantu siswa agar dapat
mahir membaca. Diantaranya adalah dengan card sort.
Card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan
konsep, karakteristik, fakta tentang obyek atau mereview informasi. Model
pembelajaran aktif tipe card sort menggunakan fasilitas kartu, dalam kartu tersebut berisi
suatu permasalahan yang harus diselesaikan oleh masing-masing peserta didik.
Dengan metode card sort, kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam
membaca permulaan akan lebih menarik. Sehingga, siswa akan belajar dengan lebih giat
dan tujuan pembelajaran akan tercapai. Dengan demikian, metode ini cocok digunakan
untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan bagi siswa kelas 1 SD. Berikut
ini merupakan contoh RPP Pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode card sort.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SDN Lagoa 05 Jakarta
Tema : Kebersihan
Kelas/Semester : I / 2
20. Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan)
A. Kompetensi Inti
Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak.
B. Kompetensi Dasar
Membaca lancar beberapa kalimat sederhana yang terdiri atas 3-5 kata dengan
intonasi yang tepat.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan metode card
sort siswa diharapkan dapat:
Membaca teks pendek dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Membaca dengan bersuara.
Membaca dengan memperhatikan tempat jeda pendek dan panjang.
Membaca penggalan cerita dengan lafal dan intonasi yang benar.
Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan bacaan.
Menyusun kata menjadi kalimat. Karakter siswa yang diharapkan
Disiplin, Kerja sama, Kreatif, berani, Gemar membaca, Tanggung jawab.
Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif
Berorientasi tugas dan hasil, Percaya diri
D. Materi Ajar (Materi Pokok):
Teks bacaan
Membaca lancar teks bacaan
E. Metoda Pembelajaran:
21. Ceramah
Metode card sort
Diskusi.
Tanya jawab.
Demontrasi.
Pemberian tugas.
F. Langkah-langkah pembelajaran :
1. Kegiatan awal
Apresepsi/Motivasi
Mengisi daftar kelas , salam, berdoa, mempersiapkan materi ajar, model, alat
peraga.
Memperingatkan cara duduk yang baik ketika menulis, membaca.
Tanya jawab tentang kebersihan di sekolah
Mengumpulkan tugas/ PR
Mengulang dan mengingatkan pelajaran yang telah lalu.
Guru menyampaikan tujuan yang hendak dicapai
2. Kegiatan inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Memperhatikan wacana pendek yang terdiri dari 3 – 5 kata yang ditulis oleh
guru di papan tulis.
Membaca kalimat yang telah disalin, untuk memeriksa kesalahan dan
kekurangannya.
22. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Membaca dengan lafal dan intonasi yang tepat untuk tiap kalimat.
Membaca kalimat secara individual, kelompok dan klasikal dengan suara
nyaring.
Membaca dengan memperhatikan tempat jeda pendek.
Melakukan tanya jawab tentang isi bacaan.
Diawali cerita guru tentang peristiwa yang menyenangkan., memotivasi siswa
untuk mengingat kembali peristiwa yang menyenangkan yang pernah
dialaminya.
Menceritakan pengalaman yang menyenangkan kepada teman atau guru dengan
cara tidak formal (antar guru-siswa). Siswa duduk dengan cara berkelompok.
Memberi tanggapan dan sambutan positif bagi siswa yang berani
menyampaikan ceritanya dan terus memotivasi bagi siswa yang masih malu
Mengerjakan soal-soal latihan
3. Kegiatan akhir
Dalam kegiatan akhir, guru:
Membuat kesimpulan dari tiap materi yang disampaikan.
Melakukan tanya jawab dengan pemberian reeward.
Mengerjakan post tes
Pemberian PR / tugas
Memberikan pujian sebagai motivasi bagi siswa yang telah aktif dalam
kegiatan belajar.
23. G. Sumber dan Alat Belajar Buku
Sumber
Buku Mudah Belajar Bahasa Indonesia SD kelas 1, sesuai Standar Isi 2006
KTSP Penerbit Buku Yudhistira
Buku Indahnya Bahasa dan Sastra Indonesia SD Kelas 1, Buku Sekolah BSE
Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, 2008
Alat Peraga
Kartu yang ada tulisan
Bacaan yang ditulis/dicetak pada kertas untuk dibagikan
H. Penilaian
Individu
kelompok
24. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan dalam membaca permulaan masih lebih ditekankan pada pengenalan dan
pengucapan lambang-lambang bunyi yang berupa huruf, kata, dan kalimat dalam bentuk
sederhana. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk dapat membantu siswa agar dapat mahir
membaca. Diantaranya adalah dengan card sort.
Card sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan
konsep, karakteristik, fakta tentang obyek atau mereview informasi. Model pembelajaran aktif
tipe card sort menggunakan fasilitas kartu, dalam kartu tersebut berisi suatu permasalahan yang
harus diselesaikan oleh masing-masing peserta didik.
Dengan metode card sort, kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam
membaca permulaan akan lebih menarik. Sehingga, siswa akan belajar dengan lebih giat dan
tujuan pembelajaran akan tercapai. Dengan demikian, metode ini cocok digunakan untuk
meningkatkan kemampuan membaca permulaan bagi siswa kelas 1 SD. Berikut ini merupakan
contoh RPP Pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode card sort.
B. Saran
Guru sebaiknya menyiapkan kartu dengan pilihan kata yang beragam dan menyiapkan kartu
cadangan agar pelaksanaan metode ini dapat berjalan maksimal
25. DAFTAR PUSTAKA
Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif menyenangkan, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah
UIN Sunan Kalijaga, 2009.
Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: PUSTAKA INSANI Madani, 2008.
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.