3. Pengertian Artikel
1
2
3
Artikel menurut Haris Sumadiria, tulisan lepas berisi opini
seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang
sifatnya aktual dan kontroversial dengan tujuan untuk
memberitahu (informatif), meyakinkan atau menghibur pembaca
Menulis artikel lebih mengutamakan analisis dan teori pada suatu
masalah tertentu sehingga memerlukan banyak literatur yang
mendukung gagasan.
Artikel merupakan tulisan tentang suatu masalah berikut
pendapat/pandangan penulisnya yang dimuat di suratkabar,
majalah, buletin dan media lainnya.
4. Ditulis berdasarkan pandangan penulisnya
Mengandung gagasan aktual (baru)
Intelektual, artikel merupakan karya intelektual. Penulisnya
pun bersifat intelektual. Disebut intelektual karena
memahami masalah yang ditulis dalam artikel memerlukan
pemikiran, memiliki referensi-referensi berupa buku, media
massa, hasil seminar dan lainnya
Orisinalitas
Mengungkapkan suatu masalah dan memberikan solusinya
Singkat, padat dan tuntas. Alur tulisan artikel tidak bertele-
tele sehingga muda dipahami pembaca
Bahasanya sederhana, jelas, menarik dan komunikatif
Artikel yang ditulis menyangkut kepentingan publik
Ciri-ciri Artikel
5. Jenis-Jenis
Artikel
Artikel Deskriptif
Tulisan yang menggambarkan secara detail
atau garis besar tentang suatu masalah
sehingga pembaca mengetahui secara utuh
suatu masalah yang dikemukakan.
Contoh: Strategi Pembangunan Provinsi
Bengkulu
Artikel Eksplanatif
Tulisan yang isinya menjelaskan sejelas-
jelasnya tentang suatu masalah sehingga
pembaca memahami betul masalah yang
ditulis.
Contoh: Mengapa Pileg dan Pilpres Digelar
Serentak
1
2
6. Jenis-Jenis
Artikel
Artikel Prediktif
Tulisan yang berisi prediksi/ramalan yang
kemungkinan terjadi pada masa mendatang,
berkaitan masalah yang dikemukakan.
Contoh: Tantangan Membangun Bengkulu Lima
Tahun ke Depan
Artikel Preskriptif
Tulisan yang isinya mengajak, imbauan bagi
pembaca agar melakukan sesuatu.
Contoh: Waspada Bahaya Peredaran Narkoba
3
4
7. Modal
Dasar
Rajin membaca adalah kunci sukses
seorang penulis. Dengan membaca, ia tidak
hanya memiliki banyak pengetahuan dan
referensi berbagai masalah, tetapi juga
dapat mempelajari bagaimana orang lain
mengemukan pandangannya dalam bentuk
bahasa tulisan (artikel) di media massa.
Kemauan
Motivasi Menulis
Kemampuan (Bakat dan Latihan terus
menerus)
8. Tahap-tahap Menulis
Menemukan ide atau masalah yang akan
ditulis
Mencari bahan referensi untuk
mengembangkan ide tersebut
Membuat outline untuk panduan antara ide
dan referensi sehingga sistematis
Menulis bebas, berupa penulisan naskah awal
10. Ada
peg/cantolan
peristiwa Seperti berita, opini pun memerlukan peg –cantolah
peristiwa. Tujuan peg ini adalah agar opini ini
relevan dengan yang sedang terjadi atau
dibicarakan masyarakat. Semakin ada peg-nya
maka, kemungkinan opininya dimuat akan semakin
besar. Peg ini bermacam-macam. Bisa peristiwa
yang tidak diduga, atau juga peristiwa yang sudah
direncanakan pasti terjadi. Misalnya, terjadi
peristiwa kasus darurat terkait KS, atau peringatan
Hari Anak dan lainnya
11. Cari Angle
Menarik
Jika peg itu sudah didapat, maka penulis
tinggal mencari angle/sudut pandang: dia
akan menulis apa dan dari sudut pandang
apa? Angle merupakan hal penting yang
menajamkan opini penulis satu dengan
penulis lain. Nasehat untuk ini: carilah
angle yang paling berbeda, unik, dan
mungkin orang tidak terpikirkan.
Misalnya : Bagaimana sistem perlindungan
anak-anak korban KS yang tidak memiliki
dukungan dari keluarga ?
12. Eksplorasi
gagasan dan
argumentasi
Inilah argumentasi yang harus
dibangun dan dimiliki penulis untuk
menguatkan opininya. Untuk
membangun argumentasi ini, penulis
opini bisa menyodorkan data atau
contoh-contoh peristiwa.
Contoh itu bisa dari dalam negeri atau
luar negeri.
13. Tidak
Menggurui
Isi tulisan opini mesti dihindarkan sejauh
mungkin dari kesan menggurui, juga
mengesankan penulisnya ”menampilkan,”
kepintarannya.
Salah satu cara agar tulisan opini tidak
menggurui, antara lain, jangan terlalu banyak
menampilkan kutipan atau sumber-sumber
literatur. Lebih baik penulis menampilkan
contoh yang muncul sehari-hari dengan bahasa
yang sederhana dan mudah dipahami.
Selain itu, syarat lainnya: baca ulang opini
tersebut berkali-kali.
14. Dari Mana
Memulai
Menulis
Judul
Penulis mesti membuat judul tulisannya
dengan menarik. Judul harus lah eyes
catching. Memikat. Syarat untuk judul
seperti ini: Tidak Panjang (Cukup tiga atau
empat kata) dan memakai kata-kata yang
tidak klise, menggugah.
Judul tidak mesti dibuat lebih dulu. Bisa
belakangan, setelah tulisannya selesai.
15. Dari Mana
Memulai
Menulis
Aline pembuka dan Lead
Lead adalah bagian penting sebuah tulisan. Lead
seperti etalase, dia harus dibuat menarik. Lead
adalah kalimat pembuka. Ia seperti kail yang
menarik minat pembaca. Ia seperti lokomotif
yang membuat mata dan pikiran pembaca untuk
terus mengikuti kalimat dan buah pemikiran
penulis.
Karena itulah lead harus menarik, tidak
memakai pemikiran yang klise, dan kalimatnya
tidak panjang. Lead ini berfungsi untuk
membawa pembaca untuk mengerti masalah apa
yang akan dibicarakan oleh penulis opini. Lead
adalah bagian penting dari alinea pembuka.
16. Dari Mana
Memulai
Menulis
gagasan apa yang ditawarkan
argumentasi kenapa pentingnya
gagasan/ide/pemikirannya
contoh-contoh dengan menampilkan
data-data yang relevan dan
menunjang.
keuntungan dan kerugian jika gagasan
itu diterapkan atau tidak diterapkan.
Isi Tulisan (Batang Tubuh)
Inilah ”daging” sebuah opini. Disinilah
penulis menuangkan gagasan dan ide-
idenya. Dengan demikian secara ringkas
bagian ini berisi:
17. Dari Mana
Memulai
Menulis
Alinea Penutup (Ending)
Bagian ini bisa dibilang merupakan
kesimpulan dari tulisan opini. Kendati
penutup, penulis opini tetap harus
menganggap ini bagian penting. Untuk
mengulang dan mengingatkan pembaca
akan gagasan yang ditawarkannya.
Kendati tiga bagian di atas merupakan hal
penting untuk menulis opini,
sesungguhnya tetap saja diperlukan
panduan agar tiga hal itu menjadi
kesatuan yang enak untuk dibaca –juga
menulisnya.
18. MENULIS RILIS
Press Relations (Hubungan Pers) • Menurut pakar dan praktisi
kehumasan Frank Jeffkins (1990), hubungan pers (press relations)
adalah upaya untuk mempublikasikan suatu pesan atau informasi
yang maksimum untuk menciptakan pengetahuan dan pemahaman
bagi khalayak yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan.
Munculnya berita di media massa sangat bergantung pada
kepiawaian seseorang petugas humas atau public relations
dalam menyiasati media massa. Untuk itu seorang petugas
humas harus mampu menguasai prinsip-prinsip kehumasan
atau hubungan pers yang baik (Abdullah, 2004).
19. Dengan memahami prinsip-prinsip hubungan pers ini, dilihat
dari sisi kehumasan bisa berdampak sangat positif. Banyak
pakar komunikasi massa berpendapat, mereka yang mampu
menguasai informasi dan media massa bakal menjadi
pemenang dalam setiap persaingan.
Karena peranan media massa yang sangat strategis tak
mengherankan jika hubungan pers memegang kunci yang
amat penting dalam sebuah lembaga kehumasan, baik itu di
lingkungan pemerintah, BUMN, swasta bahkan untuk
kepentingan pribadi.
20. Mengapa Harus Lewat
Media Massa?
Media massa, pers dinilai memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini khalayak.
Pers di negara-negara maju sudah dianggap sebagai kekuatan keempat setelah
eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Banyak kalangan yang menilai bahwa siapa pun yang mampu menguasai media
massa maka dia bakal memenangkan persaingan.
Pers mampu membentuk opini khalayak dan menimbulkan citra pihak-pihak yang
diberitakannya. Opini yang muncul bisa positif dan negatif.
Bagi lembaga pemerintahan, untuk meningkatkan citra positif membutuhkan
peranan media massa. Sebab sebuah keberhasilan tanpa diketahui masyarakat
merupakan suatu kegiatan yang dianggap sia-sia.
21. Keahlian Mengelola
Hubungan Pers
Ada BUMN yang lebih sering dimuat di media massa
dibanding BUMN yang lain, sekolah yang satu dengan
sekolah yang lain, perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain, dan lembaga lainnya baik swasta
maupun pemerintahan. Semua itu karena masing-masing
lembaga memiliki keahlian yang berbeda dalam mengelola
hubungan pers
22. Siaran Pers
Press release atau siaran pers atau rilis adalah
informasi (biasanya berupa naskah berita) yang dibuat
oleh Public Relations (PR) atau Hubungan Masyarakat
(Humas) suatu organisasi, perusahaan atau instansi
pemerintah yang disampaikan kepada media massa
untuk dipublikasikan.
Teknik penulisannya sama dengan penulisan naskah
berita. Dengan kata lain, naskah siaran pers sama
dengan naskah berita
24. Rumus
Berita Rilis
What (apa yang terjadi),
Who (siapa pelaku atau orang yang
terlibat dalam kejadian itu),
Why (Kenapa hal itu terjadi),
When (Kapan kejadiannya),
Where (Di mana terjadinya),
How (Bagaimana proses
kejadiannya).
Rilis sebagaimana berita berisi fakta
atau rekonstruksi peristiwa dengan
unsur 5W+1H:
25. Jenis Rilis
Rilis Penelitian
Rilis Reaksi
Rilis Event, Aksi atau Kegiatan
Dikeluarkan pada saat hendak mengumumkan hasil penelitian. Agar
pemahaman pembaca optimal, rilis jenis ini harus dilengkapi dengan press kit
yang berisi: laporan penelitian, intisari hasil penelitian maksimal 2 halaman, 2-
3 foto, serta komentar ahli yang dinilai memiliki kompetensi.
Rilis ini merupakan cara jitu untuk memblow-up isu di media massa. Rilis jenis
ini biasanya sangat singkat dan disebarkan ketika berita baru mulai
berkembang dan informasinya berisi reaksi lembaga yang bersangkutan.
Release ini berisi informasi yang singkat dan padat mengenai apa dan mengapa
aksi atau event dilakukan.
26. TIPS
Pelajari gaya bahasa media yang akan dikirim rilis/siaran
pers.
Tulislah siaran pers dengan gaya media tersebut.
Pilih judul yang positif (aktif), bukan pasif.
Paragraf pertama (lead) harus jelas dan ringkas.
Gunakan bahasa jurnalistik –ringkas dan lugas, kalimat dan
paragraf pendek-pendek.
Usahakan rilis kita mengandung unsur 5W + 1H
Jika diperlukan sertai ilustrasi foto, tabel data atau grafik
Tulislah fakta & data saja, bukan opini/pandangan.
Ketiklah hanya pada satu sisi kertas.
27. TIPS
Selalu beri tanggal, bulan, tahun.
Cantumkan nama kontak dan nomor telepon bagian
akhir naskah.
Cantumkan nama pejabat yang berwenang untuk
menyiarkan rilis, misalnya kabag, manajer humas
sehingga isinya bisa dipertanggungjawabkan.
Jika rilis dari pribadi/individu, sertai fotokopi identitas
Gunakan kertas surat resmi & cantumkan label “Siaran
Pers” di bawah logo/sebelum naskah.
Pelajari frekuensi penerbitan, tanggal/tenggat terbit,
deadline, daerah sirkulasi, serta jangkauan dan segmen
pembaca.
Pengiriman rilis sebaiknya langsung melalui email