1. TULISAN DALAM AKTIVITAS KEBAHASAAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keterampilan Menulis yang diampuh
oleh Ruyatul Hilal Muhtar, M.Pd.
Disusun Oleh:
Muhamad Dio Rafii Rizaldy 032117045
Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Pakuan
2018
2. i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas Kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa selsaikan makalah ini mengenai tulisan
dalam aktivitas kebahasaan.
Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman serta
ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk kedepannya sanggup memperbaiki bentuk maupun
tingkatkan isian makalah sehingga menjadi makalah yang memiliki wawasan yang luas dan
lebih baik lagi.
Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, kami percaya banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan kritik yang membangun
berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bogor, September 2018
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1 Pengertian Menulis......................................................................................................3
2.2 Sumber atau Bahan Tulisan.........................................................................................3
2.3 Manfaat Menulis .........................................................................................................4
2.4 Jenis-Jenis Menulis .....................................................................................................4
2.5 Tahapan atau Proses Menulis......................................................................................7
2.6 Unsur-Unsur Menulis..................................................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai siswa, selain ketiga keterampilan lain yaitu membaca, menyimak dan berbicara.
Pembelajaran menulis di SD diberikan melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut
pendapat Pelly (Haryadi dan Zamzani, 1996: 75), meskipun pembelajaran menulis telah
disadari merupakan bagian penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, namun pada
kenyataannya pembelajaran menulis kurang mendapat perhatian dari guru maupun siswa.
Pembelajaran menulis atau mengarang kurang ditangani secara sungguh–sungguh, sehingga
keterampilan menulis yang dimiliki siswa kurang memadai. Keterampilan menulis sangat
penting untuk dikuasai peserta didik. Keterampilan menulis akan banyak memberikan manfaat
dalam kehidupan yang serba maju sekarang ini. Menulis merupakan suatu kegiatan yang
penting untuk dapat menuangkan isi pikiran, gagasan atau pendapat, ide maupun 2 perasaan
seseorang. Selain itu, peran guru juga sangat penting dalam melatih dan membimbing siswa
menulis karangan dengan baik. Perbaikan dan umpan balik dari guru juga sangat diperlukan
agar setiap kesalahan maupun kesulitan yang dihadapi siswa dapat diatasi, sehingga
keterampilan menulis karangan siswa dapat meningkat. Seorang guru seharusnya mampu
merangsang daya pikir dan kreatifitas peserta didik dalam mengekspresikan perasaan dan
pendapatnya baik secara lisan maupun tertulis.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian menulis?
b. Apa sumber atau bahan tulisan?
c. Apa manfaat menulis?
d. Apa saja jenis-jenis menulis?
e. Bagaimana proses menulis?
f. Apa saja unsur menulis?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka disusun tujuan dalam penyusunan makalah ini
sebagai berikut.
5. 2
1. Untuk mengetahui pengertian menulis.
2. Untuk mengetahui sumber atau bahan tulisan.
3. Untuk mengetahui manfaat menulis.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis menulis.
5. Untuk mengetahui proses menulis.
6. Untuk mengetahui unsur menulis.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Menulis
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu
media dengan menggunakan aksara.
Pengertian menulis menurut para ahli
Hargrove dan Pottet dalam Abdurrahman (1998:239) mengemukakan bahwa menulis
merupakan penggambaran visual tentang pikiran, perasaan, dan ide dengan menggunakan
simbol-simbol sistem bahasa penulisannya untuk keperluan komunikasi atau mencatat.
Tarigan (1986: 21) mendefinisikan menulis adalah lambang-lambang grafis dari bahasa yang
dipahami oleh penulisnya maupun orang-orang lain yang menggunakan bahasa yang sama
dengan penulis tersebut.
Suyitno (1993:150) mengemukakan bahwa menulis merupakan kemampuan mengungkapkan
ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas,
runtut, ekspresif, enak dibaca, dan dipahami orang lain.
Abdurrahman (1998:224) menyimpulkan bahwa Menulis merupakan salah satu komponen
sistem komunikasi. Menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide ke dalam
bentuk lambang-lambang bahasa grafis. Menulis dilakukan untuk keperluan mencatat dan
komunikasi
Soemarmo Markam (1989:7) menjelaskan bahwa Menulis adalah mengungkapkan bahasa
dalam bentuk simbol dan gambar.
Lerner (1985:413), menjelaskan bahwa Menulis adalah menuangkan ide ke dalam suatu bentuk
visual.
2.2 Sumber Atau Bahan Tulisan
Yang bisa dikatagorikan sebagai bahan tulisan adalah fakta, peristiwa, gagasan, lamunan,
keinginan, angan-angan (khayalan).
Menurut KBBI, fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan,
sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
7. 4
Menurut KBBI, peristiwa adalah kejadian yang luarbiasa menarik perhatian yang
benar-benar terjadi (memperingati, penting di sejarah) pada suatu kejadian atau kerap
kali dipakai untuk memulai cerita.
2.3 Manfaat Menulis
Dapat memperluas dan meningkatkan kosa kata yang belum diketahui karena banyak
membaca.
Dapat melancarkan tulis menulis baik kalimat, paragraf maupun wacana.
Dapat mengembangkan suatu gaya penulisan sendiri.
Secara material dapat memperoleh honorium sebagai profesi sampingan.
Secara non material dapat memberikan kepuasan batin.
Dapat popularitas dimana-mana karena sebuah tulisannya.
2.4 Jenis-Jenis Menulis
1. Eksposisi
Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang
berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat
memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha memaparkan
kejadian atau masalah secara analisis dan terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta
yang dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi yang akurat
dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan
uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat kabar atau
majalah.
Jika hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepak bola, cara kerja pesawat,
bagaimana membuat tempe, misalnya, maka jenis tulisan eksposisi sangat tepat untuk
digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskan atau menerangkan.
Parera (1993 : 5) mengemukakan bahwa “Seorang pengarang eksposisi akan mengatakan,
Saya akan menceritakan kepada kalian semua kejadian dan peristiwa ini dan menjelaskan
agar Anda dapat memahaminya.”
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk menulis karangan eksposisi maka, penulis
harus memiliki pengetahuan memadai tentang objek yang akan digarapnya. Untuk itu,
maka seorang penulis harus memperluas pengetahuan dengan berbagai cara seperti
8. 5
membaca referensi yang berkaitan dengan masalah yang dikaji melakukan penelitian,
misalnya wawancara, merekam pembicaraan orang, mengedarkan angket, melakukan
pengamatan terhadap objek dan sebagainya.
Dikembangkan lagi dengan beberapa pikiran penjelas. Pikiran penjelas tersebut dapat
dikembangkan lagi menjadi beberapa rincian yang diperlukan. Untuk menghasilkan tulisan
ekposisi yang baik maka pikiran utama dan pikiran penjelas harus diorganisir dalam bentuk
kerangka karangan yang pada umumnya dibagi dalam tiga bagian yaitu, bagian pembuka
(pendahuluan) bagian pengembangan (isi), dan bagian penutup yang merupakan penegasan
ide. Untuk karangan yang bersifat kompleks, harus diuraikan dalam bentuk sub-bagian
yang lebih rinci. Dalam karangan seperti itu. Dapat disusun dalam bentuk bab dan diperinci
lagi menjadi sub-sub bab.
Contoh tulisan Eksposisi:
Bertahun-tahun aku mengeluti usaha ini dengan sabar. Sebagai pengusaha kecil yang
bermodal kecil. Aku menghadapi berbagai macam tantangan. Persaingan dengan
pengusaha-pengusaha lain yang bermodal besar yang sering berjalan tidak sehat hampir-
hampir membuat aku putus asa. Tetapi aku telah bertekad tidak akan mundurdalam
berusaha. Sedikit demi sedikit perusahaanku memperoleh kemajuan. Salah satu prinsip
dalam kemajuan dalam memajukan perausahaanku adalah ” melayani konsumen” aku
harus dapat melayani mereka sabaik-baiknya. Mutu produksi selalu kujaga benar. Harga
tetap aku kuusahakan agar tidak melebihi harga produksi serupadari perusahaan lain.
Sekarang, alhamdulillah perusahaanku sudah masuk dalam kelompok usaha menengah,
aku tidak mengalami kesulitan modal lagi. Pemasaran hasil produksi bisa lancar. Tantangan
– tantangan bukanlah tidak ada. Selama perususahaan masih berjalan, selama itu pula
tantangan perusahaan pasti ada. Tantangan itu bisa muncul dari dalam
perusahaan itu sendiri, maupun dari luar. Tetapi aku yakin, kalau dalam perusahaan
menjadi seperti sekarang ini, tentu dalam masa sekarang ini aku akan dapat menghadapi
tantangan-tantangan itu dengan baik. Bagiku tantangan itu merupakan hak yang menarik
untuk diselesaikan, bukan sesuatu yang mesti aku takuti. Aku yakin kita berusaha dengan
sungguh-sungguh dengan jalan yang benar, tentu Tuhan akan membukakan pintu
keberhasilan bagi kita.
2. Deskripsi
9. 6
Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat,
suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi mengharapkan pembacanya, melalui
tulisannya, dapat ‘ melihat’ apa yang dilihatnya, dapat ‘mendengar’ apa yang didengarnya,
‘merasakan’ apa yang dirasakanya, serta sampai kepada ‘kesimpulan’ yang sama
dengannnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil dari obesrvasi
melalui panca indera, yang disampaikan dengan kata-kata (Marahimin. 1993.46)
Contoh Deskripsi:
Kuamati penampilanku sendiri pada cermin besar itu. Tampak di seberang kaca, seorang
pemuda berwajah kasar.,sepasang mata menyala-nyala, bergairah, tapi dalam lingkungan
roman muka yang ... ya, siapa pun tidak perlu berkhayal terlalu jauh untuk mampu
menemukan persamaannya dengan moncong seekor anjing Buldog. Tidak itu saja, tubuh
yang kukuh kekar, pendek berotot, lengan dengan bisep bak paha pemain sepak bola, dada
bidang menambah-nambah imajinasi orang yang melihatnya, bahwa aku ini tak ubahnya
seperti seekor anjing Buldog saja.
3. Narasi (kisahan)
Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian
peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.
Paragraf narasi itu dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau pendengar tentang apa
yang telah diketahui atau apa yang dialami oleh penulisnya. Narasi lebih menekankan pada
dimensi waktu dan adanya konflik (Pusat Bahasa. 2003.46).
Contoh:
Sore itu kami pergi ke rumah Puspa. Sopir kusuruh memakirkan mobil. Kemudian, kami
memasuki gang kecil. Beberapa waktu kemudian, kami sampai di sebuah rumah yangh
sederhana seperti rumah-rumah di sekitarnya. Rumah-rumah itu tanpak tidak semewah
rumah-rumah gedung yang terletak di pinggir jalan. Pintu rumah yang sederhana itu terbuka
pelan. Seorang gadis berlari dan memelukku. Gadis itu tiba-tiba pinsan dan terkulai lemas
dalam pelukanku (Pusat Bahasa .2003. 47).
4. Argumentasi
Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis
meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar amenerima pendapanya. Argumentasi
10. 7
berusaha meyakinkan pembaca. Cara menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan
jalan menyajikan data, bukti, atau hasil-hasil penalaran (Pusat Bahasa. 2001. 45).
Contoh:
Kedisiplinan lalu lintas masayarakat di Jakarta cenderung menurun. Hal ini terbukti pada
bertambahnaya jumlah pelanggarannya yang tercatat di kepolisian. Selain itu, jumlah
korban yang meninggal akibat kecelakaan pun juga semakin meningkat. Oleh karena itu,
kesadaran mesyarakat tentang kedisplinan berlalu lintas perlu ditingkatkan (Pusat Bahasa.
2003. 45).
5. Persuasi
Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang
dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan
implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain, persuasi
berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.
2.5 Tahapan atau Proses Menulis
Menulis merupakan perkembangan kemampuan lebih lanjut dari ketrampilan
membaca. Seorang penulis pastilah pembaca, namun pembaca bisa jadi bukan seorang
penulis. Ketrampilan menulis seseorang melalui beberapa tahap perkembangan. Temple,
Nathan, Burns; Cly: Ferreiro dan Teberosky dalam Brewer (1992) mengemukakan
perkembangan tahapan menulis seorang anak, antara lain :
Scribble stage. Tahap ini ditandai dengan dimulainya anak menggunakan alat tulis
untuk membuat coretan-coretan sebelum membuat bentuk atau huruf yang dapat
dikenali.
Linear repetitive stage. Pada tahap ini, anak menemukan bahwa tulisan biasanya
berarah horizontal, dan huruf-huruf tersusun berupa barisan pada halaman kertas.
Anak juga telah mengetahui bahwa kata yang panjang akan ditulis dalam barisan
huruf yang lebih panjang dibandingkan dengan kata yang pendek.
Random letter stage. Pada tahap ini, anak belajar mengenai bentuk coretan yang dapat
diterima sebagai huruf dan dapat menuliskan huruf-huruf tersebut dalam urutan acak
dengan maksud menulis kata tertentu.
Letter name writing, phonetic writing. Pada tahap ini, anak mulai memahami
hubungan antara huruf dengan bunyi tertentu. Anak dapat menuliskan satu atau
11. 8
beberapa huruf untuk melambangkan suatu kata, seperti menuliskan huruf depan
namanya saja, atau menulis bu dengan sebagai lambang dari buku.
Transitional spelling. Pada tahap ini, anak mulai memahami cara menulis secara
konvensional, yaitu menggunakan ejaan yang berlaku umum. Anak dapat menuliskan
kata yang memiliki ejaan dan bunyi sama dengan benar, seperti kata buku, namun
masih sering salah menuliskan kata yang ejaannya mengikuti cara konvensional dan
tidak hanya ditentukan oleh bunyi yang terdengar, seperti hari sabtu tidak ditulis
saptu, padahal kedua tulisan tersebut berbunyi sama jika dibaca.
Conventional spelling. Pada tahap ini, anak telah menguasai cara menulis secara
konvensional, yaitu menggunakan bentuk huruf dan ejaan yang berlaku umum untuk
mengekspresikan berbagai ide abstrak.
2.6 Unsur-Unsur Menulis
Menurut pendapat Gie (dalam Nurudin, 2010:5), unsur-unsur dalam menulis terdiri
dari:
Gagasan, yang dapat berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan yang ada
dalam pikiran seseorang. Gagasan seseorang akan sangat tergantung pada
pengalaman masa lalu, pengetahuan yang dimilikinya, latar belakang hidupnya,
kecenderungan personal dan untuk tujuan apa gagasan itu ingin dikemukakan.
Tuturan (narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi), yaitu pengungkapa n
gagasan sehingga dapat dipahami oleh pembaca.
Tatanan, yaitu tata tertib pengaturan dan penyusunan gagasan dengan
mengindahkan berbagai asas, aturan, teknik, sampai merencanakan, rangka dan
langkah.
Wahana, sering disebut juga dengan alat. Wahana dalam menulis berarti sarana
pengantar gagasan berupa bahasa tulis yang terutama menyangkut kosa kata,
gramatika, dan retorika (seni memakai bahasa).
12. 9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Jenis-jenis menulis :
1. Narasi
2. Eksposisi
3. Deskripsi
4. Argumentasi
5. Persuasi
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.
Pendidikan sangat memerlukan tulisan sebagai hasil menulis karena menulis dapat
berperan untuk mempermudah para pelajar berpikir kritis, merasakan dan menikmati
hubungan-hubungan bahasa, memperdalam daya tangkap, memecahkan persoalan yang
dihadapi dan memperjelas pikiran-pikiran. Penulis yang baik akan menguasai prinsip-
prinsip menulis dan berpikir logis guna mencapai tujuan dari tulisan
13. DAFTAR PUSTAKA
Hasani, Aceng. Ihwal Menulis. Yogyakarta: Framepublishing, 2013.
Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa. , 2008.
Wikipedia. Menulis(web). (online) https://id.m.wikipedia.org/wiki/Menulis . Diakses : 2018,
September 28.