TOGA (Tanaman Obat Keluarga) adalah tanaman obat yang dibudidayakan di pekarangan rumah, kebun, atau ladang untuk memenuhi kebutuhan obat keluarga. Tanaman obat tradisional telah digunakan sejak dahulu untuk mengobati berbagai penyakit dan memiliki manfaat seperti efek samping yang lebih rendah dibanding obat kimia. Pemilihan, pengumpulan, pengolahan, dan penggunaan tanaman obat yang tep
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Buletin toga
1. 1
Mengenal Tanaman Obat Keluarga
Pengertian TOGA
Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga
pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun
ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat
sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.
Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan
kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Pemanfaatan Tanaman Obat
Sejak terciptanya manusia di permukaan bumi, telah diciptakan pula alam
sekitarnya mulai dari sejak itu pula manusia mulai mencoba memanfaatkan
alam sekitarnya untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupannya,
termasuk keperluan obat-obatan untuk mengatasi masalah-masalah
kesehatan. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal
bahan alam tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah
kesehatan yang dihadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa obat yang berasal
dari sumber bahan alam khususnya tanaman telah memperlihatkan
peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan
keluarga menurut gejala umum adalah:
1. Demam panas
2. Batuk
3. Sakit perut
4. Gatal-gatal
2. 2
Kelebihan obat tradisional
Memiliki efek samping yang saling mendukung jika berada dalam satu
ramuan dengan komponen yang berbeda
memiliki efek samping yang relatif rendah
Pada satu tanaman memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta
lebih sesuai untuk penyakit-penyakit yang diakibatkan pertukaran zat
di dalam tubuh dan keturunan.
Kekurangan obat tradisional
Takaran harus tepat.Jika tidak tepat, obat tradisional bisa tidak aman
bagi tubuh dan kesehatan manusia.
Harus tepat memilih jenis obat sesuai dengan riwayat kesehatan
masing-masing, sehingga tidak menimbulkan efek samping yang
membahayakan jiwa.
Bahan baku obat tradisional
Bahan baku obat tradisional bisa didapatkan dari hewan maupun tumbuhan.
Namun, sumber obat
tradisional yang banyak
dikembangkan berasal dari
tumbuhan. Sebab, tumbuhan
mudah dibudidayakan, ramah
lingkungan, dan hampir
seluruh bagian yang terdapat
pada tumbuhan (mulai dari
akar, umbi, batang, kulit, daun,
biji, dan bunga)berkhasiat
untuk mengobati berbagai
macam penyakit.
3. 3
Jenis-jenis Tanaman Untuk TOGA
Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah
jenis-jenis tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat.
2. Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.
3. Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah
pemukiman.
4. Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya:
buah-buahan dan bumbu masak
5. Jenis tanaman yang hampir punah
6. Jenis tanaman yang masih liar
7. Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman
adalah tanaman yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau
tumbuh di daerah pemukiman.
Fungsi Toga
Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman
obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
1. Upaya preventif (pencegahan)
2. Upaya promotif (meniungkatkan derajat kesehatan)
3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu:
1. Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman
obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-
sayuran misalnya lobak, saledri, pepaya dan lain-lain.
2. Sarana untuk pelestarian alam.
3. Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya
pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama
tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.
4. Sarana penyebaran gerakan penghijauan.
4. 4
5. Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan,
dapat dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang
berbentuk pohon-pahon misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon
trengguli dan lain-lain.
6. Sarana untuk pemertaan pendapatan.
7. Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat
bagi keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi
keluarga tersebut.
8. Sarana keindahan.
Dengan adanya Toga dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan
menghasilkan keindahan bagi orang/masyarakat yang ada disekitarnya. Untuk
menghasilkan keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman yang di
tanam terutama yang ditanam di pekarangan rumah.
PETUNJUK PENGGUNAAN TANAMAN OBAT
Dalam menggunakan tumbuhan obat, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan sehingga hasil pengobatan yang maksima. Bacalah dengan
seksama semua petunjuk seputar timbuhan obat di bawah ini.
1. WAKTU PENGUMPULAN
Guna mendapatkan bahan yang terbaik dari tumbuhan obat, perlu
diperhatikan saat-saat pengumpulan atau pemetikan bahan berkhasiat.
Berikut ini pedoman waktu pengumpulan bahan obat secara umum.
o Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah
menjadi masak.
o Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.
o Buah dipetik dalam keadaan masak.
o Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna.
o Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus)
dikumpulkan sewaktu proses tumbuhan berhenti.
5. 5
2. PENCUCIAN DAN PENGERINGAN
Bahan obat yang sudah dikumpulkan segera dicuci bersih, sebaiknya
dengan air yang mengalir. Setelah bersih, dapat segera dimanfaatkan bila
diperlukan pemakaian yang bahan segar. Namun, bisa pula dikeringkan
untuk disimpan dan digunakan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dan mengcegah
pembusukan oleh cendawan atau bakteri. Dengan demikian, bahan dapat
disimpan lebih lama dalam stoples atau wadah yang tertutup rapat.
Bahan kering juga mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk.
Berikut ini cara mengeringkan bahan obat :
o Bahan berukuran besar dan banyak mengandung air dapat dipotong-
potong seperlunya terlebih dahulu.
o Pengeringan bisa langsung dibawah sinar matahari, atau memakai
pelindung seperti kawat halus jika menghendaki pengeringan yang
tidak terlalu cepat.
o Pengeringan bisa juga dilakukan dengan mengangin-anginkan bahan
ditempat yang teduh atau di dalam ruang pengering yang aliran
udaranya baik.
3. SIFAT DAN CITA RASA
Didalam Traditional Chinese Pharmacology dikenal 4 macam sifat dan 5
macam cira rasa tumbuhan obat, yang merupakan bagian dari cara
pengobatan tradisional timur. Adapun keempat macam sifat tumbuhan
obat itu ialah dingin, panas, hangat, dan sejuk. Tumbuhan obat yang
sifatnya panas dan hangat dipakai untuk pengobatan sindroma dingin,
seperti pasien yang takut dingin, tangan dan kaki dingin, lidah pucat atau
nadi lambat. Tumbuhan obat yang bersifat dingin dan sejuk digunakan
6. 6
untuk pengobatan sindroma panas, seperti demam, rasa haus, warna
kencing kuning tua, lidah merah atau denyut nadi cepat.
Lima macam cita rasa dari tumbuhan obat ialah pedas, manis, asam,
pahit, dan asin. Cita rasa ini digunakan untuk tujuan tertentu karena
selain berhubungan dengan organ tubuh, juga mempunyai khasiat dan
kegunaan tersendiri. Misalnya rasa pedas mempunyai sifat menyebar dan
merangsang. Rasa manis berkhasiat tonik dan menyejukan. Rasa asam
berkhasiat mengawetkan dan pengelat. Rasa pahit dapat mengilangkan
panas dan lembab. Sementara rasa asin melunakkan dan sebagai
pencahar. Kadang-kadang ada juga yang menambahkan cita rasa yang
keenam, yaitu netral atau tawar yang berkhasiat sebagai peluruh kencing.
4. CARA MEREBUS RAMUAN OBAT
Perebusan umumnya dilakukan
dalam pot tanah, pot keramik,
atau panci email,. Pot keramik
dapat dibeli di took obat
tradisional Tionghoa. panci dari
besi, alumunium atau kuningan
sebaiknya tidak digunakan untuk
merebus. Hal ini diingatkan
karena bahan tersebut dapat
menimbulkan endapan, konsentrasi larutan obat yang rendah,
terbentuknya racun atau menimbulkan efek samping akibat terjadinya
reaksi kimia dengan bahan obat.
Gunakan air yang bersih untuk merebus. Sebaiknya digunakan air tawar,
kecuali ditentukan lain. Cara merebus bahan sebagai berikut. Bahan
dimasukkan ke dalam pot tanah. Masukkan air sampai bahan terendam
seluruhnya dan permukaan air sekitar 30 mm diatasnya. Perebusan
dimulai bila air telah meresap kedalam bahan ramuan obat.
7. 7
Lakukan perebusan dengan api sesuai petunjuk pembuatan. Apabila nyala
api tidak ditentukan, biasanya perebusan dilakukan dengan api besar
sampai airnya mendidih. Selanjutnya api dikecilkan untuk mencegah air
rebusan meluap atau terlalu cepat kering. Meski demikian, adakalanya
api besar dan api kecil digunakan sendiri-sendiri sewaktu merebus baha
obat. Sebagai contoh, obat yang berkhasiat tonik umumnya direbus
dengan api kecil sehingga zat berkhasiatnya dapat secara lengkap
dikeluarkan dalam air rebusan. Demikian pula tumbuhan obat yang
mengandung racun perlu direbus dengan api yang kecil dalam waktu yang
agak lama, sekitar 3-5 jam untuk mengurangi kadar racunnya. Nyala api
yang besar digunakan untuk ramuan obat yang dimaksudkan agar
pendidihan menjadi cepat dan penguapan berlebih dari zat yang
merupakan komponen aktif tumbuhan dapat dicegah.
5. WAKTU MINUM OBAT
Bila tidak terdapat petunjuk pemakaian, biasanya obat diminum sebelum
makan kecuali obat tersebut merangsang lambung maka diminum setelah
makan. Obat berkhasiat tonik diminum sewaktu perut kosong, dan obat
berkhasiat sedative diminum sewaktu ingin tidur. Pada penyakit kronis
diminum sesuai jadwal secara teratur. Rebusan obat bisa diminum
sesering mungkin sesuai kebutuhan atau diminum sebagai pengganti teh.
6. CARA MINUM OBAT
Umumnya diminum selagi hangat, terutama untuk pengobatan sindroma
luar. Setelah minum obat, pakailah baju tebal atau tidur berselimut
supaya tubuh tetap hangat dan mudah mengeluarkan keringat.
Untuk pengobatan sindroma panas, obat diminum dalam keadaan dingin.
Sebaliknya untuk pengobatan sindroma dingin obat diminum dalam
keadaan hangat. Obat yang sedikit toksik, diminum sedikit demi sedikit
tetapi sering. Tambahkan dosisnya secara bertahap sehingga efek
pengobatan tercapai.
8. 8
7. LAMA PENGOBATAN
Tumbuhan obat yang masih berupa simplisia, hasil pengobatannya
tampak lambat, namun sifatnya konstruktif atau membangun. Hal ini
berbeda dengan obat kimiawi yang hasil pengobatannya terlihat cepat
namun destruktif. Oleh karena itu, obat yang berasal dari tumbuhan tidak
dianjurkan penggunaannya untuk penyakit-penyakit infeksi akut.
Tumbuhan obat lebih diutamakan untuk memelihara kesehatan dan
pengobatan penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan dengan obat
kimiawi, atau memerlukan kombinasi antara obat kimiawi dengan obat
dari tumbuhan berkhasiat.
Cara memilih obat tradisional
Obat tradisional sudah banyak yang dikemas dalam bentuk kapsul, jamu,
tablet, obat gosok, krim atau cemilan. Namun tentu saja, kita harus selektif
memilihnya sebab banyak obat tradisional di pasaran yang sudah dicampur
dengan bahan-bahan kimia berbahaya. Ada baiknya juga, kita berkonsultasi
terlebih dahulu kepada dokter atau ahli tanaman obat untuk memastikan
bahwa obat tradisional yang kita peroleh aman untuk dikonsumsi. Adapun
obat yang terjamin kualitasnya berasal dari kebun tanaman obat yang tetap
dan menggunakan teknologi standar yang menjamin mutu bahan baku dan
proses penanaman dan pengolahannya tetap terjaga. Selain itu, khasiat obat
ditentukanjuga oleh kandungan kimiawi bahan bakunya (tanaman obat).
Cara mengkonsumsi obat tradisional
Dosis tepat
Cara penggunaan tepat
Waktu mengkonsumsi tepat
Pemilihan bahan baku tepat sesuai dengan penyakit yang diderita
Bahan baku obat benar dan tepat
9. 9
TANAMAN OBAT KELUARGA
DAN MANFAATNYA
1. Temulawak (Curcuma xanthorhiza roxb)
Manfaat temulawak untuk mengobati
sakit kuning, diare, maag, perut
kembung dan pegal-pegal. Terakhir
juga bisa dimanfaatkan untuk
menurunkan lemak darah, mencegah
penggumpalan darah sebagai
antioksidan dan memelihara
kesehatan dengan meningkatkan daya
kekebalan tubuh.
2. Kunyit
Manfaat kunyit banyak digunakan
sebagai ramuan jamu karena berkhasiat
menyejukkan, membersihkan,
mengeringkan, menghilangkan gatal, dan
menyembuhkan kesemutan. Bermanfaat
juga sebagai anti inflamasi, anti oksidan,
anti mikroba, pencegah kanker, anti
tumor, dan menurunkan kadar lemak
darah dan kolesterol, serta sebagai
pembersih darah.
10. 10
3. Keji Beling
Keji beling atau orang jawa
menyebutnya dengan nama
“sambang geteh.” Tumbuhan
ini memiliki banyak mineral
seperti kalium, kalsium, dan
natrium serta unsure mineral
lainnya. Disamping itu juga
terdapat asam silikat, tannin,
dan glikosida. Kegunaannya
sebagai obat disentri, diare
(mencret) dan obat batu ginjal
serta dapat juga sebagai penurun kolesterol. Daun tanaman ini selain direbus
untuk diminum airnya, juga dapat dimakan sebagai lalapan setiap hari dan
dilakukan secara teratur. Daun keji beling juga kerap digunakan untuk
mengatasi tubuh yang gatal kena ulat atau semut hitam, caranya dengan cara
mengoleskan langsung daun keji beling pada bagian yang gatal tersebut.
Demikian pula untuk mengobai penyakit lever (sakit kuning), ambien (wasir)
dan maag.
4. Sambiloto
Bermanfaat melindungi hati, sambiloto
juga dapat menekan pertumbuhan sel
kanker. Hal ini disebabkan karena
senyawa aktifnya, yakni
Andrographolide, menurunkan ekspresi
enzim CDK4 (cyclin dependent kinase
4). Andrographolide yang terkandung
memiliki sifat melindungi hati
(hepatoprotektif), dan terbukti mampu
melindungi hati dari efek negatif galaktosamin dan parasetamol.
11. 11
5. Handeuleum (Graptopthyllum pictum [L.] Griff)
Khasiat dan cara pengobatan:
Wasir: 10 g daun handeuleum
segar dicuci bersih lalu direbus
dalam 2 gelas air sampai air
rebusan tersisa 1 gelas. Setelah
dingin, saring dan minum air
rebusan pagi dan sore masing-
masing ½ gelas. Memar: kulit
batang dibersihkan lalu
ditumbuk halus kemudian
dibalurkan dan dibalut dengan
perban pada daerah yang
memar. Ganti 2 kali sehari.
Sembelit: cuci 7 lembar daun lalu rebus dengan 2 gelas air hingga 1 gelas.
Setelah dingin, saring dan minum sekaligus.
6. Jahe
Mengandung senyawa
oleoresin yang lebih dikenal
sebagai gingerol yang bersifat
sebagai antioksidan, sebagai
komponen bioaktif
antipenuaan. Bermanfaat
melindungi lemak/membran
dari oksidasi, menghambat
oksidasi kolesterol, dan
meningkatkan kekebalan
tubuh, masuk angin, sakit
kepala, sakit kepala sebelah,
mabuk kendaraan dan param
untuk anggota badan yang
terkilir.
12. 12
7. Tempuyung (Sonchus arvensis L)
Di dalam daun tersebut
terkandung kalium berkadar
cukup tinggi. Membuat batu
ginjal berupa kalsium
karbonat tercerai berai,
karena kalium akan
menyingkirkan kalsium untuk
bergabung dengan senyawa
karbonat, oksalat, atau urat
yang merupakan pembentuk
batu ginjal. Endapan batu
ginjal itu akhirnya larut dan
hanyut keluar bersama urine.
8. Bawang putih (Allium sativum)
Bermanfaat mengobati flu dan
batuk, menurunkan kadar
kolesterol tinggi, mencegah
dan mengobati kanker perut,
kanker usus besar, penyakit
darah tinggi dan jantung.
13. 13
9. Belimbing Wuluh
Buahnya bermanfaat untuk
gusi berdarah, sakit gigi,
disamping buah daun
belimbing wuluh bisa
digunakan untuk param sakit
rematik, penyakit kulit, dan
juga bermanfaat untuk jamu
pegel linu.
10. Beluntas
Secara tradisional daun
beluntas digunakan sebagai
obat untuk menghilangkan bau
badan, obat turun panas, obat
batuk, dan obat diare. Daun
beluntas yang telah direbus
sangat baik untuk mengobati
sakit kulit. Disamping itu daun
beluntas juga sering
dikonsumsi oleh masyarakat
sebagai lalapan.
14. 14
11. Brokoli
kandungan vitamin C pada brokoli
jumlahnya lebih banyak daripada jeruk
Kandungan kalsium brokoli juga lebih
besar dibandingkan segelas susu, dan
brokoli juga diketahui mengandung lebih
banyak serat daripada sepotong roti
gandum Cara mengkonsumsinya pun
sangat mudah, bisa dimakan mentah,
ditumis, dicampur sebagai salah satu
bahan sop atau dikukus sebagai lalapan.
Meningkatkan daya kerja otak.
12. Daun Dewa
Manfaat Efek farmakologis
daun dewa adalah
antikoagulan (koagulan=zat
yang mempermudah dan
mempercepat pembekuan
darah), mencairkan bekuan
darah, stimulasi sirkulasi,
menghentikan perdarahan,
menghilangkan panas, dan
membersihkan racun.
Mengatasi kejang pada anak
dan beberapa jenis
pendarahan. Untuk mengatasi
luka terpukul, tak datang haid,
pendarahan pada wanita, pembengkakan payudara, batuk, dan muntah darah,
tumor, kutil dan kanker.
15. 15
13. Ciplukan (Physallis angulata Linn. Atau physallis minima Linn)
Bermanfaat dalam pengobatan
Alternatif Herbal Influenza,
Sakit tenggorok, Batuk rejan,
Bronchitis, Gondongan,
Pembekakan buah pelir, Bisul,
Borok, Kencing manis, Sakit
paru – paru, Ayan,
Pembekakan prostate.
14. Jambu Biji
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Maag, Diare
(sakit perut), Masuk angin,
Beser; Prolapsisani, Sariawan,
Sakit Kulit, Luka baru dan jus
jambu biji bisa untuk
menyembuhkan penyakit
demam berdarah.
16. 16
15. Jeruk Nipis
Jeruk nipis punya banyak manfaat.
Selain menjadi minuman yang
menyegarkan, Air jeruk nipis dapat
digunakan sebagai obat kumur pada
penderita sakit tenggotokan. Bau
harumnya membuat enak, sedap ketika
kita berkumur. Kulitnya, bila ditahan di
dalam mulut, bisa mengharumkan atau
mengurangi bau mulut tak sedap dan
mengatasi radang karena mengandung
zat asam yang dapat mematikan kuman. jeruk nipis juga dimanfaatkan untuk
mengatasi disentri, sembelit, ambeien, haid tak teratur, difteri, jerawat, kepala
pusing atau vertigo, suara serak, batuk, bau badan, menambah nafsu makan,
mencegah rambut rontok, ketombe, flu, demam, terlalu gemuk, amandel,
penyakit anyang-anyangan (kencing terasa sakit), mimisan, dan radang hidung.
16. Kencur
Bermanfaat mengobati
Influenza pada Bayi,
Menghilangkan lelah,
minuman kesegaran,
radang lambung, batuk
dan melancarkan haid.
17. 17
17. Daun Kemangi
Konsumsi lalap kemangi secara rutin dapat mencegah bau mulut, daun
kemangi atau sari daun kemangi dapat menyembuhkan penyakit diare,
gangguan pada vagina, nyeri
payudara, hingga mengatasi batu
ginjal dan albuminaria. Daun
kemangi terbukti berkhasiat
ampuh mengatasi keluhan flu,
diare, sakit kepala, cacingan,
sembelit. Selain itu, penelitian
tersebut juga membuktikan
manfaat daun kemangi untuk
mengobati perut kembung, maag,
badan lesu, masuk angin, hingga
mengatasi kejang. Aroma dari daun kemangi juga dapat digunakan sebagai
obat nyamuk.