SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Pedoman Sistem Pengelolaan
PASCA PANEN PRODUK
PANGAN ORGANIK
Ir. Ahmad Sulaeman, Ph.D.
Fakultas Ekologi Manusia IPB
Ketua Bidang Kajian dan Pengembangan MAPORINA Pusat
Direktur Indonesia Sustainable Agriculture Initiatives (ISAI)
Disampaikan pada Pelatihan Inspektor Pangan Organik Hotel Pradana Jakarta, October 29 –
November 2, 2007.
• Mempertahankan integritas dan mutu
produk
Prinsip-prinsip Manajemen Pasca
Panen Produk Organik
• Menciptakan nilai tambah produk
• Menciptakan peluang pasar
Prosedur Umum Pasca Panen
Pemanenan
Pemilihan,
Penerimaan
Perlakuan
lain
Pengemasan
dan Packaging
Presentation 4.4
Pra-
pendinginan
Grading
Penyimpanan
pembersihan
dan
disinfeksi
Pengeringan
Transport
Hindari pengaruh
negatuf dari faktor
eksternal
Mengurangi dan menunda
faktor-faktor internal yang
bertanggungjawab
terhadap kerusakan produk
Proses-proses kunci selama
kehidupan pasca panen:
•
•
•
•
Respirasi .
Transpirasi .
Produksi etilen
Proses pematangan
HARUS DIKENDALIKAN UNTUK
MEMPERTAHANKAN MUTU
Untuk melindungi produk dari cahaya
matahari langsung.
Kirim cepat ke pengemasan
Kurangi kelambatan sebelum pendinginan.
Pendinginan produk yang seragam
Simpan produk pada kondisi suhu optimum
Terapkan rotasi FIFO ( first in first out)
Kirim ke pasar sesegera mungkin
Gunakan area loading berpendingin
Dinginlkan truk sebelum loading
Masukkan pallets ke tengah truk
Hindari penundaan dalam trasnportasi.
Monitor suhu produk selama transportasi.
Penanganan pasca panen yang tidak
tepat menyebabkan
•
•
•
•
•
•
Kehilangan produk (susut)
Penurunan mutu
Biaya tinggi dan rendah keuntungan
Kehilangan peluang pasar
Daya saing rendah
Kehilangan integritas sebagai pangan
organik
• Integritas produk pangan organik harus
dipertahankan sejak dari lahan sampai tiba di
konsumen
Yang harus diperhatikan dalam
penanganan pasca panen
• Selama pengiriman terdapat banyak titik
dimana perlindungan yang tepat diperlukan
untuk memastikan bahwa kontaminasi tidak
terjadi
• Untuk mensertifkasi bahwa satu produk
pangan adalah organik pada tingkat ritel,
prosesor, pengepak, dan distributor harus
mengikuti program sedetail dan dapat
diverifikasi seperti yang dituntut dari petani.
1) Pencucian produk organik segar dilakukan
dengan menggunakan air standar baku yang
diizinkan untuk sistem pangan organik.
Pencucian
2) Tidak mencampur produk organik dengan
produk non-organik dalam penanganan pasca
panen termasuk dalam pengolahan,
penyimpanan dan transportasi.
1) Produk organik harus disimpan dalam cara yang dapat
menghindari pencampuran atau pertukaran dengan
produk konvensional
2) Produk organik curah harus dipisahkan dan diberi tanda
yang jelas
3) Sebelum menggunakan satu area, pengaruh dari satu
Penyimpanan – yang diharuskan
kemungkinan perlakuan pestisida harus dihilangkan
terlebih dahulu
4) Area penyimpanan dan kontainer harus bebas dari
residu produk non-organik
5) Penyimpanan harus bebas dari hama dan serangga
dan dibersihkan menggnakan metode yang tepat dan
diperbopehkan
Kondisi penyimpanan spesifik berikut secara umum
diperbolehkan:
1) Suhu kamar
2) Kontainer berpendingin (Refrigerated containers)
3) Es murni terbiat dari air minum sebagaimana ditetapkan
Penyimpanan
diperbolehkan
dalam peraturan menkes tentang air minum
4) Penyimpanan atmosfir terkontrol ( hanya Carbon dioxide
(CO2) Oxygen (O2) Nitrogen(N2))
5) Pendinginan
6) Pembekuan
1) Produk organik dan produk konvensional harus
ditransportasikan terpisah, kecuali jika dikemas
dan dilabel dengan benar
2) Pengiriman harus tepat untuk produk tersebut,
perlakuan kasar harus dihindari
Pengangkutan
diharuskan
3) Semua peralatan, kendaraan, dan kontainer
harus bersih dan bebas dari residu non-organik
atau materi lain yang dapat mengkontaminasi
produk
• Secara umum proses mekanis, fisik, dan
feremntatif atau kombinasi diantaranya harus
hanya menghasilkan pangan organik
Prosesing
Pernyataan produksi
1. menggunakan bahan tambahan pangan yang dizinkan
sesuai dengan SNI Sistem pangan Organik
2. alat bantu pengolahan tidak mengkontaminasi produk
sehingga menggugurkan integritas organiknya
Prosesing
umum
3. air yang digunakan harus memenuhi persyaratan air
minum yang ditetapkan dan standar sistem pangan
organik
4. Antara proses produksi pangan olahan organik dengan
pangan non organik dilaksanakan dalam rentang waktu
yang jelas (ditentukan), untuk menghindari terjadinya
pencampuran produk organik dan non organik
5. Pemrosesan bahan pangan harus dilakukan secara
mekanis, fisik atau biologis (seperti fermentasi dan
pengasapan).
1) Irradiasi dalam prosesing pangan organik yang
disertifikasi
2) Produk atau Ingridient yang berasal dari GMO
Prosesing
Dilarang
1) Aditif dan prosessing aids yang diizinkan harus digunakan hanya jika
tujuan dari penggunaan nya adalah:
a) Untuk mempertahankan nilai gizi produk
b) Untuk meningkatkan mutu atau stabilitas penyimpanan produk
atau
Aditif dan Processing Aid: Diizinkan
c) Untuk memberikan pada produk suatu komposisi, konsistensi,
dan penampakan yang dapat diterima, namun demikian tidak
menipu konsumen terkait dengan sifat, senyawa dan mutu dari
produk. Merupakan subjek pengecualian bahwa:
i. Tidak ada kemungkinan memproduksi satu produk yang sama
tanpa pengunaan aditif atau prosesing aid tersebut
ii. Tidak dimasukkan dalam jumlah lebih besar dari minimum yang
diharuskan untuk mencapai fungsi untuknya diizinkan
iii. Tidak megandung senyawa lain yang tidak dizinkan menurut
standar organik
2) Aditif harus berasal dari yang disertifikasi organik
bila memungkinkan atau dari sumber yang
terbaik. Prosesor harus mendemonstrasikan
bahwa upaya yang nyata telah dilakukan untuk
menemukan aditif dari sumber organik.
Aditif dan Processing Aid: Diizinkan
1) Secara umum, hama harus dihindari dengan
metode sanitasi yang baik. Suatu perlakuan
dengan bahanpengendali hama harus diambil
sebagai usaha terakhir.
Pengendalian Hama:
Direkomendasikan
1) Barrier fisik (seperti screen)
2) Sound, ultra-sound
3) Light and UV-light
Pengendalian Hama:
Diizinkan
4) Traps (incl. pheromone traps and static bait traps)
5) Temperature control
6) Controlled atmosphere
7) Diatomaceous earth.
Pengendalian Hama:
Diatur
1) Tiap jenis fumigasi dari area penyimpanan atau
prosesing harus mendapat izin khusus terlebih
dahulu. Pangan atau bahan mentah organik
tidak boleh terdapat di pabrik atau penyimpanan
selama fumigasi. Waktu withdrawal harus diset
oleh lembaga sertifikasi tetapi harus sekurang-
kurangnya double dari waktu yang
direkomendasikan.
1) Irradiasi
2) Fumigasi pada makanan atau bahan mentah
3) Fumigasi pabrik atau ruang penyimpanan
dengan ethylenoxide or lindane.
Pengendalian Hama:
Dilarang
4) Anti-coagulant rodenticida dilarang
untukdigunakan di dalam atau diluar plant
processing atau pangan organik.
1) Pengemasan yang tidak pelu harus dihindari
2) Sistim daur ualng dan dikembalikan (Recycling
and returnable systems) harus digunakan jika
memungkinkan
3) Semua material yang digunakan harus bermutu
Material Kemasan:
Diharuskan
food grade, bersih, dan tepat untuk tujuan
spesifik, dan tidak boleh mengkontaminasi
makanan
4) Semua material kemasan harus memenuhi
semua peraturan yang berlaku.
1) Kemasan yang terbuat dari PVC (polyvinyl
chloride).
Material Kemasan:
Diatur
1) Material kemasan yang mengandung timbal
Material Kemasan:
Dilarang
1) Pelabelan harus mengikuti aturan yang telah
ditetapkan Departemen Pertanian dan BPOM
sesuai dengan PP No 69 tahun 1999
Pelabelan
1. Bahan baku harus berasal dari pangan
organik 100%
Bahan baku, bahan tambahan dan bahan
penolong
2. jumlah bahan baku sekurang-kurangnya 95%
3. jumlah bahan baku tambahan non organik
sebanyak-banyaknya 5% sesuai dengan yang
diizinkan
4. Tidak mendapat perlakuan iradiasi
1) Ingridient organik harus disertifikasi organik
2) Tiap ingredient yan disertifkasi organik harus telah disiapkan
atau diimpor oleh satu satu operator menajdi subjek sistem
inspeksi regular. Kopi dari seertifikat organk harus disimpan
dalam satu file oleh prosesor.
Ingridient
Diharuskan
3) Operator harus menyerahkan satu profile produk untuk tiap
produk yan akan diklaim organik. Profil produk harus melist
semua ingreient termasuk persentasenya serta lembaga
sertifkasi untuk ingredient organik dan sumber dari ingredient
non-organik. Kopi dari sertifikat organik tersebut dan lembar
informasi produk serta staus GMO untuk ingredien non organik
harus disertakan Informai ini harus diserahkan ke lembaga
sertifikasi sebelum kalim organik akan dibuat.
5) Produk tidak boleh mengandung versi organik dan
non organik dari ingredient yang sama.
6) Tipa produk antara yang digunakan dalam produk
akhir harus telah disiapkan atau diimpor oleh
Ingridient
operator menjadi subjek inspeksi regular oleh lebaga
sertifikasi dengan standar yang ekivalen terhadap
peraturan ini
7) Kriteria beikut digunakan dalam menghitung
persentase ingredient organik:
1) Berat air dan garam (sodium chlorida) dikurangkan sebelum
menghitung persentse ingredient organik.
9) Perhiotungan persentase dapat dilakukan baik
berdasar berat atau bolume, tetapi sistem
pengukuran yang sama harus digunakan untuk
semua ingredient. Unit dari ukuran yang digunakan
harus khas untuk tiap tipe produk
Ingridient
10) Semua ingridient dari pangan dan komponen
ingridient termasuk tiap aditif dimasukkan dalam
perhitungan akhir dari persentase ingridient organik.
Ini termasuk tiap ingridient, campuran, atau preparasi
yang dikecualikan dalam satu peraturan
11) Persyaratan label untuk pakan hewan: material
tambang atau galian yang ditambahkan pada pakan
hewan untuk keperluan nutrisi yang diketahui tidak
boleh dimasukkan sebagai bagian dari beart total
produk ketika menghitung persentase untuk
pemenuhan labeling organik
1. Untuk setiap butir yang relevan perlu tersedia
standar prosedur operasional (SPO) yang
terdokumentasikan
2. Untuk setiap butir yang relevan harus
terdapat catatan, rekaman, atau
Dokumentasi dan Rekaman
dokumentasinya untuk membuktikan
pemenuhan terhadap standard ini.
TERIMA KASIH
Informasi lebih lanjut:
Ahmad Sulaeman, Ph.D.
Dept Gizi Masyarakat –
Fakultas Ekologi Manusia,
Institut Pertanian Bogor,
Kampus IPB Darmaga
Bogor, telp. 0251621258,
Fax 0251-622276, HP
081574698397 email:
asulaema@yahoo.com
asulaeman@ipb.ac.id

More Related Content

Similar to Pedoman Sistem Pengelolaan PASCA PANEN PRODUK PANGAN ORGANIK

bahan ajar gmp dan ghp
bahan ajar gmp dan ghpbahan ajar gmp dan ghp
bahan ajar gmp dan ghpBBPP_Batu
 
TRAINING GMP, SSOP, HACCP.ppt
TRAINING GMP, SSOP, HACCP.pptTRAINING GMP, SSOP, HACCP.ppt
TRAINING GMP, SSOP, HACCP.pptDwiKristanto10
 
gmp-good-manufacturing-practices.pptx
gmp-good-manufacturing-practices.pptxgmp-good-manufacturing-practices.pptx
gmp-good-manufacturing-practices.pptxssuser2c8e5b1
 
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessAli Fuad R
 
TRAINING GMP, SSOP, HACCP [Recovered].ppt
TRAINING GMP, SSOP, HACCP [Recovered].pptTRAINING GMP, SSOP, HACCP [Recovered].ppt
TRAINING GMP, SSOP, HACCP [Recovered].pptidiidialah
 
PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptx
PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptxPERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptx
PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptxSyifaZatalini
 
3-pengendalian-mutu-pet-4011-gmp-new (1).ppt
3-pengendalian-mutu-pet-4011-gmp-new (1).ppt3-pengendalian-mutu-pet-4011-gmp-new (1).ppt
3-pengendalian-mutu-pet-4011-gmp-new (1).pptEmySumartini
 
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfBab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfSinta Lestari
 
fdokumen.com_haccp-56793454aa2de (1).ppt
fdokumen.com_haccp-56793454aa2de (1).pptfdokumen.com_haccp-56793454aa2de (1).ppt
fdokumen.com_haccp-56793454aa2de (1).pptwenienjelina1
 
SSOP_Food_Sanitation (1).ppt
SSOP_Food_Sanitation (1).pptSSOP_Food_Sanitation (1).ppt
SSOP_Food_Sanitation (1).pptTiara104284
 
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOPRantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOPSyartiwidya Syariful
 
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMCara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMindah784916
 
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhxPPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhxHerlindamn
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarDickdick Maulana
 

Similar to Pedoman Sistem Pengelolaan PASCA PANEN PRODUK PANGAN ORGANIK (20)

bahan ajar gmp dan ghp
bahan ajar gmp dan ghpbahan ajar gmp dan ghp
bahan ajar gmp dan ghp
 
Sanitasi Penyimpanan
Sanitasi PenyimpananSanitasi Penyimpanan
Sanitasi Penyimpanan
 
TRAINING GMP, SSOP, HACCP.ppt
TRAINING GMP, SSOP, HACCP.pptTRAINING GMP, SSOP, HACCP.ppt
TRAINING GMP, SSOP, HACCP.ppt
 
gmp-good-manufacturing-practices.pptx
gmp-good-manufacturing-practices.pptxgmp-good-manufacturing-practices.pptx
gmp-good-manufacturing-practices.pptx
 
sanitasi
sanitasisanitasi
sanitasi
 
Pemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing ProcessPemahaman Good Manufacturing Process
Pemahaman Good Manufacturing Process
 
TRAINING GMP, SSOP, HACCP [Recovered].ppt
TRAINING GMP, SSOP, HACCP [Recovered].pptTRAINING GMP, SSOP, HACCP [Recovered].ppt
TRAINING GMP, SSOP, HACCP [Recovered].ppt
 
SSOP (1).pptx
SSOP (1).pptxSSOP (1).pptx
SSOP (1).pptx
 
PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptx
PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptxPERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptx
PERT-1_STANDARISASI_EKSTRAK.pptx
 
3-pengendalian-mutu-pet-4011-gmp-new (1).ppt
3-pengendalian-mutu-pet-4011-gmp-new (1).ppt3-pengendalian-mutu-pet-4011-gmp-new (1).ppt
3-pengendalian-mutu-pet-4011-gmp-new (1).ppt
 
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdfBab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
Bab 5 Produksi CPOB Industri Farmasi PerBPOM 34 2018.pdf
 
CPPOB.pdf
CPPOB.pdfCPPOB.pdf
CPPOB.pdf
 
fdokumen.com_haccp-56793454aa2de (1).ppt
fdokumen.com_haccp-56793454aa2de (1).pptfdokumen.com_haccp-56793454aa2de (1).ppt
fdokumen.com_haccp-56793454aa2de (1).ppt
 
SSOP_Food_Sanitation (1).ppt
SSOP_Food_Sanitation (1).pptSSOP_Food_Sanitation (1).ppt
SSOP_Food_Sanitation (1).ppt
 
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOPRantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
 
GMP.ppt
GMP.pptGMP.ppt
GMP.ppt
 
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMCara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
 
P IRT (UKM) .ppt
P IRT  (UKM) .pptP IRT  (UKM) .ppt
P IRT (UKM) .ppt
 
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhxPPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
 

Recently uploaded

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Recently uploaded (20)

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Pedoman Sistem Pengelolaan PASCA PANEN PRODUK PANGAN ORGANIK

  • 1. Pedoman Sistem Pengelolaan PASCA PANEN PRODUK PANGAN ORGANIK Ir. Ahmad Sulaeman, Ph.D. Fakultas Ekologi Manusia IPB Ketua Bidang Kajian dan Pengembangan MAPORINA Pusat Direktur Indonesia Sustainable Agriculture Initiatives (ISAI) Disampaikan pada Pelatihan Inspektor Pangan Organik Hotel Pradana Jakarta, October 29 – November 2, 2007.
  • 2. • Mempertahankan integritas dan mutu produk Prinsip-prinsip Manajemen Pasca Panen Produk Organik • Menciptakan nilai tambah produk • Menciptakan peluang pasar
  • 3. Prosedur Umum Pasca Panen Pemanenan Pemilihan, Penerimaan Perlakuan lain Pengemasan dan Packaging Presentation 4.4 Pra- pendinginan Grading Penyimpanan pembersihan dan disinfeksi Pengeringan Transport
  • 4. Hindari pengaruh negatuf dari faktor eksternal Mengurangi dan menunda faktor-faktor internal yang bertanggungjawab terhadap kerusakan produk
  • 5. Proses-proses kunci selama kehidupan pasca panen: • • • • Respirasi . Transpirasi . Produksi etilen Proses pematangan HARUS DIKENDALIKAN UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU
  • 6. Untuk melindungi produk dari cahaya matahari langsung. Kirim cepat ke pengemasan Kurangi kelambatan sebelum pendinginan. Pendinginan produk yang seragam Simpan produk pada kondisi suhu optimum Terapkan rotasi FIFO ( first in first out) Kirim ke pasar sesegera mungkin Gunakan area loading berpendingin Dinginlkan truk sebelum loading Masukkan pallets ke tengah truk Hindari penundaan dalam trasnportasi. Monitor suhu produk selama transportasi.
  • 7. Penanganan pasca panen yang tidak tepat menyebabkan • • • • • • Kehilangan produk (susut) Penurunan mutu Biaya tinggi dan rendah keuntungan Kehilangan peluang pasar Daya saing rendah Kehilangan integritas sebagai pangan organik
  • 8. • Integritas produk pangan organik harus dipertahankan sejak dari lahan sampai tiba di konsumen Yang harus diperhatikan dalam penanganan pasca panen • Selama pengiriman terdapat banyak titik dimana perlindungan yang tepat diperlukan untuk memastikan bahwa kontaminasi tidak terjadi • Untuk mensertifkasi bahwa satu produk pangan adalah organik pada tingkat ritel, prosesor, pengepak, dan distributor harus mengikuti program sedetail dan dapat diverifikasi seperti yang dituntut dari petani.
  • 9. 1) Pencucian produk organik segar dilakukan dengan menggunakan air standar baku yang diizinkan untuk sistem pangan organik. Pencucian 2) Tidak mencampur produk organik dengan produk non-organik dalam penanganan pasca panen termasuk dalam pengolahan, penyimpanan dan transportasi.
  • 10. 1) Produk organik harus disimpan dalam cara yang dapat menghindari pencampuran atau pertukaran dengan produk konvensional 2) Produk organik curah harus dipisahkan dan diberi tanda yang jelas 3) Sebelum menggunakan satu area, pengaruh dari satu Penyimpanan – yang diharuskan kemungkinan perlakuan pestisida harus dihilangkan terlebih dahulu 4) Area penyimpanan dan kontainer harus bebas dari residu produk non-organik 5) Penyimpanan harus bebas dari hama dan serangga dan dibersihkan menggnakan metode yang tepat dan diperbopehkan
  • 11. Kondisi penyimpanan spesifik berikut secara umum diperbolehkan: 1) Suhu kamar 2) Kontainer berpendingin (Refrigerated containers) 3) Es murni terbiat dari air minum sebagaimana ditetapkan Penyimpanan diperbolehkan dalam peraturan menkes tentang air minum 4) Penyimpanan atmosfir terkontrol ( hanya Carbon dioxide (CO2) Oxygen (O2) Nitrogen(N2)) 5) Pendinginan 6) Pembekuan
  • 12. 1) Produk organik dan produk konvensional harus ditransportasikan terpisah, kecuali jika dikemas dan dilabel dengan benar 2) Pengiriman harus tepat untuk produk tersebut, perlakuan kasar harus dihindari Pengangkutan diharuskan 3) Semua peralatan, kendaraan, dan kontainer harus bersih dan bebas dari residu non-organik atau materi lain yang dapat mengkontaminasi produk
  • 13. • Secara umum proses mekanis, fisik, dan feremntatif atau kombinasi diantaranya harus hanya menghasilkan pangan organik Prosesing Pernyataan produksi
  • 14. 1. menggunakan bahan tambahan pangan yang dizinkan sesuai dengan SNI Sistem pangan Organik 2. alat bantu pengolahan tidak mengkontaminasi produk sehingga menggugurkan integritas organiknya Prosesing umum 3. air yang digunakan harus memenuhi persyaratan air minum yang ditetapkan dan standar sistem pangan organik 4. Antara proses produksi pangan olahan organik dengan pangan non organik dilaksanakan dalam rentang waktu yang jelas (ditentukan), untuk menghindari terjadinya pencampuran produk organik dan non organik 5. Pemrosesan bahan pangan harus dilakukan secara mekanis, fisik atau biologis (seperti fermentasi dan pengasapan).
  • 15. 1) Irradiasi dalam prosesing pangan organik yang disertifikasi 2) Produk atau Ingridient yang berasal dari GMO Prosesing Dilarang
  • 16. 1) Aditif dan prosessing aids yang diizinkan harus digunakan hanya jika tujuan dari penggunaan nya adalah: a) Untuk mempertahankan nilai gizi produk b) Untuk meningkatkan mutu atau stabilitas penyimpanan produk atau Aditif dan Processing Aid: Diizinkan c) Untuk memberikan pada produk suatu komposisi, konsistensi, dan penampakan yang dapat diterima, namun demikian tidak menipu konsumen terkait dengan sifat, senyawa dan mutu dari produk. Merupakan subjek pengecualian bahwa: i. Tidak ada kemungkinan memproduksi satu produk yang sama tanpa pengunaan aditif atau prosesing aid tersebut ii. Tidak dimasukkan dalam jumlah lebih besar dari minimum yang diharuskan untuk mencapai fungsi untuknya diizinkan iii. Tidak megandung senyawa lain yang tidak dizinkan menurut standar organik
  • 17. 2) Aditif harus berasal dari yang disertifikasi organik bila memungkinkan atau dari sumber yang terbaik. Prosesor harus mendemonstrasikan bahwa upaya yang nyata telah dilakukan untuk menemukan aditif dari sumber organik. Aditif dan Processing Aid: Diizinkan
  • 18. 1) Secara umum, hama harus dihindari dengan metode sanitasi yang baik. Suatu perlakuan dengan bahanpengendali hama harus diambil sebagai usaha terakhir. Pengendalian Hama: Direkomendasikan
  • 19. 1) Barrier fisik (seperti screen) 2) Sound, ultra-sound 3) Light and UV-light Pengendalian Hama: Diizinkan 4) Traps (incl. pheromone traps and static bait traps) 5) Temperature control 6) Controlled atmosphere 7) Diatomaceous earth.
  • 20. Pengendalian Hama: Diatur 1) Tiap jenis fumigasi dari area penyimpanan atau prosesing harus mendapat izin khusus terlebih dahulu. Pangan atau bahan mentah organik tidak boleh terdapat di pabrik atau penyimpanan selama fumigasi. Waktu withdrawal harus diset oleh lembaga sertifikasi tetapi harus sekurang- kurangnya double dari waktu yang direkomendasikan.
  • 21. 1) Irradiasi 2) Fumigasi pada makanan atau bahan mentah 3) Fumigasi pabrik atau ruang penyimpanan dengan ethylenoxide or lindane. Pengendalian Hama: Dilarang 4) Anti-coagulant rodenticida dilarang untukdigunakan di dalam atau diluar plant processing atau pangan organik.
  • 22. 1) Pengemasan yang tidak pelu harus dihindari 2) Sistim daur ualng dan dikembalikan (Recycling and returnable systems) harus digunakan jika memungkinkan 3) Semua material yang digunakan harus bermutu Material Kemasan: Diharuskan food grade, bersih, dan tepat untuk tujuan spesifik, dan tidak boleh mengkontaminasi makanan 4) Semua material kemasan harus memenuhi semua peraturan yang berlaku.
  • 23. 1) Kemasan yang terbuat dari PVC (polyvinyl chloride). Material Kemasan: Diatur
  • 24. 1) Material kemasan yang mengandung timbal Material Kemasan: Dilarang
  • 25. 1) Pelabelan harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan Departemen Pertanian dan BPOM sesuai dengan PP No 69 tahun 1999 Pelabelan
  • 26. 1. Bahan baku harus berasal dari pangan organik 100% Bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong 2. jumlah bahan baku sekurang-kurangnya 95% 3. jumlah bahan baku tambahan non organik sebanyak-banyaknya 5% sesuai dengan yang diizinkan 4. Tidak mendapat perlakuan iradiasi
  • 27. 1) Ingridient organik harus disertifikasi organik 2) Tiap ingredient yan disertifkasi organik harus telah disiapkan atau diimpor oleh satu satu operator menajdi subjek sistem inspeksi regular. Kopi dari seertifikat organk harus disimpan dalam satu file oleh prosesor. Ingridient Diharuskan 3) Operator harus menyerahkan satu profile produk untuk tiap produk yan akan diklaim organik. Profil produk harus melist semua ingreient termasuk persentasenya serta lembaga sertifkasi untuk ingredient organik dan sumber dari ingredient non-organik. Kopi dari sertifikat organik tersebut dan lembar informasi produk serta staus GMO untuk ingredien non organik harus disertakan Informai ini harus diserahkan ke lembaga sertifikasi sebelum kalim organik akan dibuat.
  • 28. 5) Produk tidak boleh mengandung versi organik dan non organik dari ingredient yang sama. 6) Tipa produk antara yang digunakan dalam produk akhir harus telah disiapkan atau diimpor oleh Ingridient operator menjadi subjek inspeksi regular oleh lebaga sertifikasi dengan standar yang ekivalen terhadap peraturan ini 7) Kriteria beikut digunakan dalam menghitung persentase ingredient organik: 1) Berat air dan garam (sodium chlorida) dikurangkan sebelum menghitung persentse ingredient organik.
  • 29. 9) Perhiotungan persentase dapat dilakukan baik berdasar berat atau bolume, tetapi sistem pengukuran yang sama harus digunakan untuk semua ingredient. Unit dari ukuran yang digunakan harus khas untuk tiap tipe produk Ingridient 10) Semua ingridient dari pangan dan komponen ingridient termasuk tiap aditif dimasukkan dalam perhitungan akhir dari persentase ingridient organik. Ini termasuk tiap ingridient, campuran, atau preparasi yang dikecualikan dalam satu peraturan 11) Persyaratan label untuk pakan hewan: material tambang atau galian yang ditambahkan pada pakan hewan untuk keperluan nutrisi yang diketahui tidak boleh dimasukkan sebagai bagian dari beart total produk ketika menghitung persentase untuk pemenuhan labeling organik
  • 30. 1. Untuk setiap butir yang relevan perlu tersedia standar prosedur operasional (SPO) yang terdokumentasikan 2. Untuk setiap butir yang relevan harus terdapat catatan, rekaman, atau Dokumentasi dan Rekaman dokumentasinya untuk membuktikan pemenuhan terhadap standard ini.
  • 31.
  • 32. TERIMA KASIH Informasi lebih lanjut: Ahmad Sulaeman, Ph.D. Dept Gizi Masyarakat – Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga Bogor, telp. 0251621258, Fax 0251-622276, HP 081574698397 email: asulaema@yahoo.com asulaeman@ipb.ac.id