SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Percobaan IV 
Isolasi Fenolat Dari Biji Kakao 
I. Tujuan 
Mempelajari cara isolasi fenolat dari biji kakao 
II. Tinjauan Pustaka 
Salah satu tanaman di Indonesia yang berpotensi sebagai antioksidan dan 
antimikroba alami adalah tanaman kakao (Theobroma cacao L.). biji kakao 
kaya akan komponen-komponen senyawa fenolik, antara lain : katekin, 
epikatekin, proantosianidin, asam fenolat, tannin, dan flavonoid lainnya. Biji 
kakao mempunyai potensi sebagai bahan antioksidan alami, antara lain : 
mempunyai kemampuan untuk memodulasi system immun, efek kemopreventif 
untuk pencegahan penyakit jantung koroner dan kanker. Ekstrak etanol 95% 
simplisisa daun katu telah diisolasi senyawa-senyawa asam fenolat yang 
diidentifikasi sebagai asam P-hidroksibenzoat, asam ferulat, asam vanilat dan 
asam kafeat. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa asam P-hidroksibenzoat 
mempunyai presentase yang tertinggi di antara keempat jenis 
asam fenolat yang telah diidentifikasi (Wijono, 2004). 
Menurut Anonim (2012) Kakao merupakan satu-satunya di antara 22 
jenis marga Theobroma, suku Sterculiaceae yang diusahakan secara komersial. 
tata nama tanaman ini sebagai berikut: 
Divisi : Spermatophyta 
Anak divisi : Angiospermae 
Kelas : Dicotyledoneae 
Anak kelas : Dialypetalae 
Bangsa : Malvales
Suku : Sterculiaceae 
Marga : Theobroma 
Jenis : Theobroma cacao L. 
Gambar 2.1 buah dan biji kakao 
Tanaman pangan diketahui kaya akan senyawa-senyawa bioaktif, 
terutama polifenol, yang mempunyai khasiat sebagai antioksidan dan 
antimikroba. Senyawa-senyawa antioksidan alami sangat dibutuhkan akhir 
akhir ini untuk mencegah penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit 
jantung koroner, kanker, dan lain-lain. Senyawa-senyawa antimikroba demikian 
pula adanya akibat makin banyaknya mikroba patogen yang telah resisten 
dengan antibiotika yang ada. Salah satu tanaman di Indonesia yang berpotensi 
sebagai antioksidan dan antimikroba alami adalah tanaman kakao (Theobroma 
cacao L.). Biji kakao kaya akan komponen-komponen senyawa fenolik, 
antaralain : katekin, epikatekin , proantosianidin, asam fenolat, tannin dan 
flavonoid lainnya. Biji kakao mempunyai potensi sebagai bahan antioksidan 
alami, antara lain : mempunyai kemampuan untuk memodulasi system immun, 
efek kemopreventif untuk pencegahan penyakit jantung koroner dan kanker, 
selain itu polifenol kakao bersifat antimikroba terhadap beberapa bakteri 
patogen dan bakterikariogenik. Kakao jugamempunyai kapasitas antioksidan 
lebih tinggi dibanding teh dan anggur merah (Adyati, 2012).
Kakao juga mempunyai kapasitas antioksidan lebih tinggi dibanding the 
dan anggur merah. Disamping menghasilkan biji, dalam proses penanganannya 
juga menghasilkan produk ikutan (limbah) berupa kulit kakao sebesar kurang 
lebih 73,77% dari berat buah secara keseluruhan. Adanya komponen-komponen 
polifenol dalam biji kakao tidak menutup kemungkinan juga terdapat dalam 
kulit buah kakao dengan khasiat yang sama. Kulit buah kakao mengandung 
campuran flavonoid atau tannin terkondensasi atau terpolimerasi, seperti 
antosianidin, katekin, leukantosianidin yang kadang-kadang terikat dengan 
glukosa. tannin yang terikat dengan gula pada umumnya mudah larut dalam 
pelarut hidroalkohol, sedangkan tannin terkondensasi atau tannin lebih mudah 
terekstraksi dengan pelarut aseton 70% ( Sartini, 2007). 
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna 
yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya 
memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil, 
Gambar 2.2 Struktur Fenol 
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol 
memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari 
gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida 
C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air,
Gambar2.3 Struktur Fenil propanoid 
Golongan senyawa-senyawa yang termasuk fenolik sederhana antara lain 
meliputi guaiakol, vanilli dan kresol 
Gambar 2.4 Fenolik sederhana 
radikal fenoksi yang terbentuk dari senyawa golongan fenolik sederhana, 
mengalami pengkopelan pada posisi orto atau para terhadap gugus hidroksi 
fenolat (Anonim,2014). 
Seyawa fenolat dalah senyawa aromatik yang mengandung gugus 
hidroksil. Senyawa ini sangat berguna bagi keshatan manusia terutama untuk 
pencegahan dan penanggulangan berbagai penyakit degeneratif. Kelompok 
senyawa yang masuk fenolat antara lain fenil propanoat, poliketida dan 
flavonoid. Fenolat yang terdapat pada biji kakao terdiri atas fenolat dari fenil 
propanoat dan poliketida (Tim Dosen Kimia Bahan Alam, 2013).
Menurut Sulistyowati et al (2005), Adapun mutu biji kakao menurut 
Standar Nasional Indonesia adalah sebagai berikut: 
1. Bentuk biji : Bulat,lonjong penuh, tebal 1 cm, panjang 1,5 cm dan lebar 1,5 
cm Warna : Cokelat rata dan cerah, Bau : Khas coklat, % ka (b/b) maksimal 
: 8 % , kadar lemak (b/b) min : 55%. 
2. Bentuk biji : sedikit berlekuk-lekuk, warna : Cokelat rata dan cerah atau 
coklat muda, Bau : Khas cokelat, % ka (b/b) maksimal : 8 %, kadar lemak 
(b/b) minimal 55%. 
3. Bentuk biji : Keriput, warna : Cokelat rata dan cerah, Bau : Khas coklat, % 
ka (b/b) maksimal : 8 %, kadar lemak (b/b) minimal 55%. 
(SNI 01 – 2323 - 2000). 
Menurut Nasution (1976), Komposisi kimia pulp biji kakao ditunjukkan 
pada Tabel 2.1. 
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Pulp Biji Kakao 
Komponen Persen (%) 
Albuminoid, bahan-bahan yang pahit 0,5 - 0,7 
Glukosa 8 - 13 
Sukrosa 0,4 - 1,0 
Pati trance 
Asam tidak menguap 0,2 - 0,4 
Besi oksida 0,03 
Garam-garam 0,4 - 0,45 
Albuminoid, bahan-bahan yang pahit 0,5 - 0,7 
Berbeda dengan pulp, pada biji kakao kandungan airnya sangat rendah, 
komponen utama penyusun biji kakao adalah lemak. Biji kakao mengandung 
bermacam-macam senyawa kimia termasuk diantaranya senyawa-senyawa 
pembentuk flavor, seperti pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Komposisi Kimia Biji Kakao Afrika Barat yang Tidak 
Difermentasi. 
Komponen Persen 
Kulit biji 9,63 
Kecambah 0,77 
Keping biji 
Lemak 53,05 
Air 3,65 
Nitrogen 
Total N 2,28 
Protein N 1,50 
Amonia N 0,028 
Amida N 0,188 
Theobromine 1,71 
Kafein 0,085 
Karbohidrat 
Glukosa 0,30 
Pati 6,10 
Pektin 2,25 
Serat 2,09 
Selulosa 1,92 
Pentosa 1,27 
Gum 0,38 
Tanin 7,54 
Asam organik 
Asetat 0,014 
Oksalat 0,29
Cokelat mempunyai alkoloid seperti theobromin dan phenethylamin yang 
memiliki efek fisiologi tubuh manusia yaitu aphrodisial (rasa senang). Selain itu 
juga mengandung Fflavanoid apicatelin dan asam galat yang dapat mencegah 
penyakit jantung dan memiliki aktivitas anti oksidan sehingga dapat mencegah 
oksidasi LDL, sebagai anti karsinogen kandungan asam palmitat yang diserap 
sangat lambat, asam stearat dan asam oleat dibuktikan tidak dapat meninggikan 
level LDL kolesterol (Nasution, 1976). 
Salah satu metode yang di gunakan yaitu metode ekstraksi. Ekstraksi 
merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan. 
Secara umum ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan dan 
isolasi zat dari suatu zat dengan penambahan pelarut tertentu untuk 
mengeluarkan komponen campuran dari zat padat atau zat cair. Dalam hal ini 
fraksi padat yang diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent), sedangkan 
fraksi padat lainnya tidak dapat larut. Proses tersebut akan menjadi sempurna 
jika solute dipisahkan dari pelarutnya, misalnya dengan cara 
distilasi/penguapan.
III. Alat dan Bahan 
3.1. Alat 
Adapun alat yang digunakan yaitu Gelas Kimia 100 ml, Erlenmeyer 
300, 250 dan 100 ml, Labu Takar 50 dan 25 ml, Pipet Tetes, Gelas Ukur 25 
ml, Sendok Zat, Neraca Analitik, Penangas Air, Seker, Botol Semprot, 
Spektrofotometer, Blender, Oven, Talang, Kuvet, corong Buchner, pompa 
vakum, kertas saring, Aluminium foil, kertas ph. 
3.2. Bahan 
Adapun Bahan yang di gunakan yaitu Biji kakao ( Kulit dan Daging ), 
Fenol 0,025 gram Dalam 50 ml Aquades, Asam fosfat 1 : 9, Metil Orange, 
Aquades, Tissue, NaOH 0,1 M, Etanol 95 %, Na2HPO4 0,05 M dan NH4OH 
0,5 N. 
IV. Prosedur Kerja 
4.1. Ekstraksi fenol dari kulit ari biji kakao 
Memasukkan sebanyak 5 gram kulit ari biji kakao ke dalam 
erlenmeyer 100 mL, kemudian menambahkan dengan 65 mL etanol 95 %, 
lalu mengocok campuran di atas mesin kocok agitasi 200 rpm selama 2 
jam. Menyaring campuran, menampung filtratnya kemudian mengukur 
volumenya dan menentukan kandungan fenolatnya. 
4.2. Ekstraksi fenolat dari daging biji kakao 
Memasukkan sebanyak 15 gram daging biji kakao ke dalam 
erlenmeyer 100 mL, kemudian menambahkan dengan 65 mL etanol 95 %, 
lalu mengocok campuran di atas mesin kocok agitasi 200 rpm selama 2 
jam. Menyaring campuran, menampung filtratnya kemudian mengukur 
volumenya dan menentukan kandungan fenolatnya.
4.3. Pembuatan larutan baku 
Membuat larutan standar fenol 5, 10, 15, 20 dan 25 ppm dari larutan 
standar 500 ppm, lalu memindahkan setiap larutan kedalam Erlenmeyer, 
kemudian memanaskan dalam penangas air selama 5 menit, selanjutnya 
menambahkan 2 tetes indicator metal orange sampai membentuk warna 
kuning. Menambahkan kedalam larutan 3 tetes Asam fosfat 1:9 sampai 
membentuk warna merah jingga, lalu mendinginkan larutan, kemudian 
menambahkan 1,2 ml NH4OH 0,5 N,Lalu mengatur pH larutan hingga 7,9 ± 
0,1 dengan buffer fosfat ( pH=12 ). Mengukur serapan masing-masing 
larutan pada panjang gelombang maksimum (460 nm). 
4.4. Analisis sampel 
Mengambil 10 mL ekstrak dan memasukkan ke dalam erlenmeyer, 
selanjutnya memanaskan dalam penangas air selama 5 menit, lalu 
menambahkan 2 tetes indikator metil orange (MO) sampai terbentuk warna 
kuning, Selanjutnya menambakan 3 tetes asam fosfat 1: 9 sampai terbentuk 
warna merah jingga, lalu mengukur pH larutang menggunakan kertas pH. 
Selanjutnya mengukur serapannya pada panjang gelombang 460 nm. 
Kadar fenolat (%) = 
X ( mg 
1000 mL 
) x volume sampel (mL) 
bobot sampel (mg) 
x 100% 
Keterangan : X = Konsentrasi fenolat ( mg 
1000 mL 
)
V. Hasil dan Pembahasan 
5.1. Hasil Pengamatan 
No Perlakuan Hasil 
1 Ekstraksi fenolat dari kulit ari biji kakao 
- 5 gr kulit ari biji kakao + 65 ml 
Etanol 95 % 
- Dikocok selama 2 jam 
- Disaring 
- Volume larutan 
- Tidak larut,warna 
larutan coklat 
- Tetap 
- Larutan orange 
- 54,5 ml 
2 Ekstraksi fenol dari daging biji kakao 
- 15 gr daging biji kakao + 65 ml 
Etanol 95 % 
- Dikocok selama 2 jam 
- Disaring 
- Volume Larutan 
- Tidak larut,warna 
larutan coklat tua 
- Tetap 
- Larutan coklat tua 
- 49 ml 
3 Penentuan kadar Fenolat 
a.Pembuatan Kurva Baku 
- Asam fosfat 1 : 9 ( larutan asam 
fosfat 10 ml + aquades 90 ml) 
- Larutan buffer pH 12 ( 50 ml 
Na2HPO4 0,05 M + 26,9 ml 
NaOH 0,1 M + 23,1 ml aquades) 
- Pembuatan larutan standar 500 
ppm dari 0,025 gr Fenol Murni + 
50 ml aquades 
- membuat larutan standaar fenol 
dengan kosentrasi 5,10,15,20 dan 
- - 
- - 
- Fenol larut 
- 5 ppm = 0,25 ml
25 ppm dalam labu 25 ml dengan 
rumus pengenceran. 
- Mengambil 10 ml larutan standar 
fenol yang di buat lalu 
memasukan kedalam 
Erlenmeyer,memanaskan selama 
5 menit 
- Mengambil Erlenmeyer lalu 
menambahkan 2 tetes indicator 
MO 
- Menambahkan 2 tetes Asam 
fosfat 1:9 
- Mendinginkan,lalu 
menambahkan 1,2 ml NH4OH 
0,5 N 
- Mengukur pH larutan hingga 
mencapai pH=8 dengan buffer 
fosfat (pH=12) 
- Mengukur serapan larutan 
dengan pengenceran kembali 
dengan pengenceran 5 kali 
dengan panjang gelombang 
maksimum 460 nm 
- 10 ppm = 0,5 ml 
- 15 ppm = 0,75 ml 
- 20 ppm = 1 ml 
- 25 ppm = 1,25 ml 
- Tidak terjadi 
perubahan warna 
- Warna Larutan 
menjadi kuning 
- Terbentuk warna 
merah jingga 
- Terbentuk warna 
orange muda 
- Di peroleh pH = 8 
untuk semua 
kosentarasi 
- 5 ppm = 0,284 A 
- 10 ppm = 0,343 A 
- 15 ppm = 0,496 A 
- 20 ppm = 0,564 A
- 25 ppm = 0,625 A 
4 Analisis sampel 
- Mengambil masing-masing 10 
ml ekstrak kedalam Erlenmeyer 
kemudian memanaskan kedalam 
penangas air selama 5 
menit,kemudian menambahkan 
2 tetes indikator MO 
- Menambahkan kembali ekstrak 
dengan 3 tetes asam fosfat 1:9 
- Mendinginkan 
ekstrak,kemudian menambahkan 
1,2 ml NH4OH 0,5 N 
- Mengukur pH larutan hingga 
mencapai pH 8 dengan buffer 
fosfat 
- Mengukur serapan larutan 
sampel 
- Larutan berwarna 
kuning 
- Larutan berwarna 
orange 
- Larutan berwarna 
orange muda 
- Kulit ari biji kakao 
pH= 8 
- Daging biji kakao 
pH= 8 
- Kulit ari biji kakao 
= 0,297 A 
- Daging biji kakao = 
0,828 A
5.2. Analisa Data 
a. Tabel kurva baku 
Konsentrasi ( ppm) Absorbansi (A) 
5 0,284 
10 0,343 
15 0,496 
20 0,564 
25 0,625 
0.7 
0.6 
0.5 
0.4 
0.3 
0.2 
0.1 
b. Tabel hasil analisis sampel 
y = 0.0181x + 0.1915 
R² = 0.971 
Sampel Volume ekstrak (mL) Absorban 
Kulit ari biji kakao 10 ml 0,297 A 
Daging biji kakao 10 ml 0,828 A 
0 
0 5 10 15 20 25 30 
Absorbansi 
Konsentrasi (ppm)
a. Kulit ari biji kakao 
y = 0,018x + 0,191 
x = 
푦−0,191 
0,018 
x = 
0,297−0,191 
0,018 
x = 5,8889 
Kadar fenolat (%) = 
푋 (푚푔 
퐿 
) 푥 푣표푙 .푠푎푚푝 푒푙 (퐿) 
푏표푏표푡 푠푎푚푝푒푙 (푚푔) 
x 100 % 
= 
5,8889 
푚푔 
퐿 
푥 0,01퐿 
5.000 푚푔 
x 100 % 
= 1,1778 x 10-3 % 
b. Daging biji kakao 
y = 0,018x + 0,191 
x = 
푦− 0,191 
0,018 
x = 
0,828 −0,191 
0,018 
x = 35,3889 
Kadar fenolat (%) = 
푋 (푚푔 
퐿 
) 푥 푣표푙 .푠푎푚푝 푒푙 (퐿) 
푏표푏표푡 푠푎푚푝푒푙 (푚푔) 
x 100 % 
= 
35,3889 
푚푔 
퐿 
푥 0,01퐿 
10 .000 푚푔 
x 100 % 
= 3,5389 x 10-3 %
5.3. Pembahasan 
Kakao merupakan buah yang mengandung senyawa fenolat, senyawa 
fenolat itu sendiri adalah senyawa aromatik yang mengandung gugus hidroksil. 
Senyawa ini sangat berguna bagi kesehatan manusia terutama untuk pencegahan 
dan penanggulangan berbagai penyakit degenerative. Percobaan ini bertujuan 
untuk mempelajari isolasi fenolat dari biji kakao. 
Isolasi fenolat dari biji kakao pada percobaan ini dilakukan dengan cara 
ektraksi menggunakan etanol 95 %. Sebanyak 5 gram kulit ari biji kakao dan 15 
gram daging biji kakao direaksikan dengan 65 ml etanol dan kemudian dikocok 
secara kontinu selama kurang lebih 2 jam, semakin lama waktu ektraksi maka 
semakin lama etanol mengikat senyawa fenolat yang ada dalam bahan, dan 
semakin kecil ukuran partikel suatu zat padat maka luas permukaan bidang 
sentuh yang bereaksi akan semakin besar sehingga menyebabkan laju reaksi nya 
semakin cepat. Fenolat mudah larut dalam pelarut alkohol. Pelarut etanol 95% 
merupakan pelarut yang bersifat semi polar, sehingga dapat melarutkan senyawa 
yang bersifat semi polar dan mampu melarutkan sebagian besar kandungan 
kimia dari simplisia rimpang kakao. Secara umum pelarut etanol merupakan 
pelarut yang banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan 
alam karena dapat melarutkan sebagian besar golongan metabolit sekunder, salah 
satunya adalah senyawa fenolat ini. selanjutnya larutan tersebut disaring untuk 
diambil filtratnya. Dimana filtrat ini merupakan ekstrak dari fenolat, pada kulit 
ari biji kakao berwarna orange dan pada daging biji kakao berwarna coklat tua. 
Berdasarkan hasil yang didapatkan, volume ekstraksinya pada kulit ari biji kakao 
yaitu 54,5 ml dan pada daging biji kakao yaitu 49 ml. 
Hasil ekstrak dari kulit ari dan daging biji kakao yaitu berupa filtratnya 
diambil sebanyak 10 ml kemudian di panaskan selama 5 menit dan kemudian 
ditambahkan larutan indikator metil merah (MO) sampai larutan berwarna 
kuning. Selanjutnya larutan ditambahkan beberapa tetes asam fosfat sampai
berwarna merah jingga, lalu ditambahkan larutan NH4OH, kemudian mengukur 
pH larutan sampel pada pH 8. Dari perlakuan tersebut diperoleh larutan 
berwarna merah jingga, ini berarti bahwa larutan tersebut positif mengandung 
senyawa fenolat. Dari tabel grafik kurva baku yang di dapat dapat di simpulkan 
bawah absorben dan kosentrasi dari larutan berbanding lurus. 
Selanjutnya mengukur absorbansi dari ekstrak fenolat yang diperoleh 
dengan menggunakan spektronik 20 pada panjang gelombang 460 nm dengan 
etanol sebagai blanko. Panjang gelombang ini merupakan panjang gelombang 
untuk fenolat. Adapun prinsip dari spektronik 20 yaitu alat ini akan mengukur 
absorbansi dari larutan yang berwarna. Yang mana sistem optik dari alat ini 
dapat dikembangkan sebagai berikut: sumber cahaya berupa lampu tungsten 
akan memancarkan sinar polikromatik. Setelah melewati pengatur panjang 
gelombang, hanya sinar yang mono kromatik dilewatkan ke larutan dan sinar 
yang melewati larutan dideteksi oleh foto detektor. Dari pengukuran yang 
dilakukan diperoleh nilai absorbansi pada kilit ari biji kakao sebesar 0,297 A dan 
pada daging biji kakao sebesar 0,828 A. Berdasarkan perhitungan yang 
dilakukan, Kadar fenolat yang diperoleh pada kulit ari biji kakao yaitu 1,1778 % 
sedangkan kadar fenolat pada daging biji kakao yaitu 3,5389%. 
Menurut Septi ayu wulandari (2011) bahwa kadar fenolat pada kulit ari 
biji kakao adalah 1,49 %. Jika hasil kadar fenolat pada kulit ari biji kakao yang 
di peroleh di bandingkan dengan literatur telah sesuai. Dari hasil perhitungan 
yang di peroleh dapat di katakan bahwa yang mengandung kadar fenolat yang 
paling banyak yaitu pada daging biji kakao.
VI. Kesimpulan 
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan 
sebagai berikut : 
1. Kakao merupakan buah yang mengandung senyawa fenolat, senyawa fenolat 
itu sendiri adalah senyawa aromatik yang mengandung gugus hidroksil. 
2. Isolasi fenolat dari kulit ari dan daging biji kakao pada percobaan ini 
dilakukan dengan cara ektraksi menggunakan etanol. 
3. Nilai absorbansi yang diperoleh dari pengukuran serapan pada panjang 
gelombang 460 nm pada kulit ari biji kakao yaitu 0,297 A dan pada daging 
biji kakao yaitu 0,828x10-3 A. 
4. Kadar fenolat yang diperoleh pada kulit ari yaitu 1,1778 % dan pada daging 
biji kakao yaitu 3,5389 x -3 %.
Daftar Pustaka 
Adyati. 2012. Skripsi Mempelajari Perubahan Kandungan Polifenol Biji Kakao 
(Theobroma cacao L.) Dari Hasil Fermentasi yang Diberi Perlakuan Larutan 
Kapur.F.Pertanian UNHAS. Makassar 
Anonim. 2012. Tanaman Kakao, http://repository.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 30 
September 2013. 
Anonim, 2014. sintesa Fenol dan turunannya,http://users.ac.id.Diakses pada tanggal 
7 September 2014. 
Nasution, Z. 1976. Pengolahan Cokelat. Departemen Teknologi Hasil Pertanian IPB-Press. 
Bogor. 
Sartini,dkk. 2007. Ekstraksi Komponen Bioaktif Dari Limbah Kulit Buah Kakao dan 
Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Antioksidan Dan Antimikroba. Farmasi 
Unhas. Makassar 
Sulistyowati. 2005. Kajian kesesuaian mutu kakao rakyat Sulawesi Selatan dengan 
SNI 01-2323-2002, Badan Standardisasi Nasional Pusat Penelitian dan 
Pengembangan Standardisasi. Jakarta. 
Tim Dosen Kimia Bahan Alam, 2013. Penuntun Praktikum Kimia Bahan Alam. 
Kimia FMIPA Untad. Palu 
Wijono,H. 2004. Isolasi Dan Identifikasi Asam Fenolat Pada Daun Katu Sauropus 
Androgynus (L) Merr. Farmasi FMIPA Institut Sains dan Teknologi 
Nasional. Jakarta 
Wulandari, S, A. 2011. Ekstraksi dan analisis kandungan fenolat ekstraksi Etanol 
kulit biji kakao (Theobroma cacao L). FMIPA UNTAD. Palu
Laporan Lengkap 
PERCOBAAN IV 
ISOLASI FENOLAT DARI BIJI KAKAO 
DISUSUN OLEH : 
NAMA : Budi Hermanto Madjaga 
STAMBUK : G 301 12 034 
KELOMPOK : V (empat) 
ASISTEN : MOHAMMAD. SIDIQ 
JURUSAN KIMIA 
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 
UNIVERSITAS TADULAKO 
2013
Lembar Asistensi 
Nama : Budi Hermanto Madjaga 
Stambuk : G 301 12 034 
Kelompok : V ( empat ) 
Asisten : Moh Sidiq 
No Hari/Tanggal Perbaikan Paraf
Fenol

More Related Content

What's hot

Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaWulung Gono
 
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)Hani Ani
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseFransiska Puteri
 
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopiPPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopiHani Ani
 
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)evindatoh
 
PPT Isolasi Benalu Teh
PPT Isolasi Benalu TehPPT Isolasi Benalu Teh
PPT Isolasi Benalu TehHani Ani
 
Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Hani Ani
 
Farmakognosi analitik tanin
Farmakognosi analitik taninFarmakognosi analitik tanin
Farmakognosi analitik taninAlljabar Rahmat
 
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)Rahayu Wahyu Ningsih
 
Ekstrak & tingtur
Ekstrak & tingturEkstrak & tingtur
Ekstrak & tingturasyaffa
 

What's hot (20)

Tanin
TaninTanin
Tanin
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan Galenika
 
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
 
Tanin pp
Tanin ppTanin pp
Tanin pp
 
Fitokimia gietha
Fitokimia giethaFitokimia gietha
Fitokimia gietha
 
297839843
297839843297839843
297839843
 
Galenika
GalenikaGalenika
Galenika
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
 
Sediaan galenika
Sediaan galenikaSediaan galenika
Sediaan galenika
 
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopiPPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
PPT Isolasi alkaloid dari biji kopi
 
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
 
Jurnal -sintha
Jurnal  -sinthaJurnal  -sintha
Jurnal -sintha
 
PPT Isolasi Benalu Teh
PPT Isolasi Benalu TehPPT Isolasi Benalu Teh
PPT Isolasi Benalu Teh
 
Bofar ppt 1
Bofar ppt 1Bofar ppt 1
Bofar ppt 1
 
Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)
 
9iv9re1613904637
9iv9re16139046379iv9re1613904637
9iv9re1613904637
 
Farmakognosi analitik tanin
Farmakognosi analitik taninFarmakognosi analitik tanin
Farmakognosi analitik tanin
 
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)
Isolasi dan Skrining Fitokimia Isoflavon dari Biji Kedelai (Gysine Max.)
 
Ekstrak & tingtur
Ekstrak & tingturEkstrak & tingtur
Ekstrak & tingtur
 
galenika
galenikagalenika
galenika
 

Similar to Percobaan iv budi

ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinFransiska Puteri
 
Ppt bahan penyegar
Ppt bahan penyegar Ppt bahan penyegar
Ppt bahan penyegar firmanahyuda
 
13519-29355-4-PB.pdf
13519-29355-4-PB.pdf13519-29355-4-PB.pdf
13519-29355-4-PB.pdfDianPisesa
 
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdfBahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdfAnonimousCyber
 
Laporan Praktek Fermentasi
Laporan Praktek FermentasiLaporan Praktek Fermentasi
Laporan Praktek Fermentasilutfianida
 
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....DesiRis1
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...anandajpz
 
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Rahmahhutami
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubiFransiska Puteri
 
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...Fendi Pradana
 
Perrmen Lollipop Pembasmi Cacing
Perrmen Lollipop Pembasmi CacingPerrmen Lollipop Pembasmi Cacing
Perrmen Lollipop Pembasmi CacingAgus Darwanto
 
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdfTOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdfaprianamoom
 
Bab i(1)
Bab i(1)Bab i(1)
Bab i(1)dedi
 

Similar to Percobaan iv budi (20)

ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
 
PPT PRODUK BIOETANOL KETAN HITAM_KELOMPOK 9_5J.pptx
PPT PRODUK BIOETANOL KETAN HITAM_KELOMPOK 9_5J.pptxPPT PRODUK BIOETANOL KETAN HITAM_KELOMPOK 9_5J.pptx
PPT PRODUK BIOETANOL KETAN HITAM_KELOMPOK 9_5J.pptx
 
Ppt bahan penyegar
Ppt bahan penyegar Ppt bahan penyegar
Ppt bahan penyegar
 
13519-29355-4-PB.pdf
13519-29355-4-PB.pdf13519-29355-4-PB.pdf
13519-29355-4-PB.pdf
 
53 109-1-pb
53 109-1-pb53 109-1-pb
53 109-1-pb
 
Ppt emulsi lotion
Ppt emulsi lotionPpt emulsi lotion
Ppt emulsi lotion
 
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdfBahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
Bahan Penyegar Kopi, Teh, Kakao.pdf
 
Laporan Praktek Fermentasi
Laporan Praktek FermentasiLaporan Praktek Fermentasi
Laporan Praktek Fermentasi
 
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
PPT FARMAKOGNOSI UJI MAKRO, MIKRO dan Pembuatan Sediaan Simplisia Daun Sirih....
 
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
Laporan praktikum fitokimia identifikasi senyawa golongan polifenol dan tanin...
 
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
 
Ekstraksi pelarut padat cair
Ekstraksi pelarut padat cairEkstraksi pelarut padat cair
Ekstraksi pelarut padat cair
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
 
Translatr
TranslatrTranslatr
Translatr
 
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
 
Perrmen Lollipop Pembasmi Cacing
Perrmen Lollipop Pembasmi CacingPerrmen Lollipop Pembasmi Cacing
Perrmen Lollipop Pembasmi Cacing
 
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdfTOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
 
Alkohol. second
Alkohol. secondAlkohol. second
Alkohol. second
 
Khasiat daun teh
Khasiat daun tehKhasiat daun teh
Khasiat daun teh
 
Bab i(1)
Bab i(1)Bab i(1)
Bab i(1)
 

Recently uploaded

QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 

Recently uploaded (9)

QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 

Percobaan iv budi

  • 1. Percobaan IV Isolasi Fenolat Dari Biji Kakao I. Tujuan Mempelajari cara isolasi fenolat dari biji kakao II. Tinjauan Pustaka Salah satu tanaman di Indonesia yang berpotensi sebagai antioksidan dan antimikroba alami adalah tanaman kakao (Theobroma cacao L.). biji kakao kaya akan komponen-komponen senyawa fenolik, antara lain : katekin, epikatekin, proantosianidin, asam fenolat, tannin, dan flavonoid lainnya. Biji kakao mempunyai potensi sebagai bahan antioksidan alami, antara lain : mempunyai kemampuan untuk memodulasi system immun, efek kemopreventif untuk pencegahan penyakit jantung koroner dan kanker. Ekstrak etanol 95% simplisisa daun katu telah diisolasi senyawa-senyawa asam fenolat yang diidentifikasi sebagai asam P-hidroksibenzoat, asam ferulat, asam vanilat dan asam kafeat. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa asam P-hidroksibenzoat mempunyai presentase yang tertinggi di antara keempat jenis asam fenolat yang telah diidentifikasi (Wijono, 2004). Menurut Anonim (2012) Kakao merupakan satu-satunya di antara 22 jenis marga Theobroma, suku Sterculiaceae yang diusahakan secara komersial. tata nama tanaman ini sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta Anak divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Anak kelas : Dialypetalae Bangsa : Malvales
  • 2. Suku : Sterculiaceae Marga : Theobroma Jenis : Theobroma cacao L. Gambar 2.1 buah dan biji kakao Tanaman pangan diketahui kaya akan senyawa-senyawa bioaktif, terutama polifenol, yang mempunyai khasiat sebagai antioksidan dan antimikroba. Senyawa-senyawa antioksidan alami sangat dibutuhkan akhir akhir ini untuk mencegah penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner, kanker, dan lain-lain. Senyawa-senyawa antimikroba demikian pula adanya akibat makin banyaknya mikroba patogen yang telah resisten dengan antibiotika yang ada. Salah satu tanaman di Indonesia yang berpotensi sebagai antioksidan dan antimikroba alami adalah tanaman kakao (Theobroma cacao L.). Biji kakao kaya akan komponen-komponen senyawa fenolik, antaralain : katekin, epikatekin , proantosianidin, asam fenolat, tannin dan flavonoid lainnya. Biji kakao mempunyai potensi sebagai bahan antioksidan alami, antara lain : mempunyai kemampuan untuk memodulasi system immun, efek kemopreventif untuk pencegahan penyakit jantung koroner dan kanker, selain itu polifenol kakao bersifat antimikroba terhadap beberapa bakteri patogen dan bakterikariogenik. Kakao jugamempunyai kapasitas antioksidan lebih tinggi dibanding teh dan anggur merah (Adyati, 2012).
  • 3. Kakao juga mempunyai kapasitas antioksidan lebih tinggi dibanding the dan anggur merah. Disamping menghasilkan biji, dalam proses penanganannya juga menghasilkan produk ikutan (limbah) berupa kulit kakao sebesar kurang lebih 73,77% dari berat buah secara keseluruhan. Adanya komponen-komponen polifenol dalam biji kakao tidak menutup kemungkinan juga terdapat dalam kulit buah kakao dengan khasiat yang sama. Kulit buah kakao mengandung campuran flavonoid atau tannin terkondensasi atau terpolimerasi, seperti antosianidin, katekin, leukantosianidin yang kadang-kadang terikat dengan glukosa. tannin yang terikat dengan gula pada umumnya mudah larut dalam pelarut hidroalkohol, sedangkan tannin terkondensasi atau tannin lebih mudah terekstraksi dengan pelarut aseton 70% ( Sartini, 2007). Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil, Gambar 2.2 Struktur Fenol Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air,
  • 4. Gambar2.3 Struktur Fenil propanoid Golongan senyawa-senyawa yang termasuk fenolik sederhana antara lain meliputi guaiakol, vanilli dan kresol Gambar 2.4 Fenolik sederhana radikal fenoksi yang terbentuk dari senyawa golongan fenolik sederhana, mengalami pengkopelan pada posisi orto atau para terhadap gugus hidroksi fenolat (Anonim,2014). Seyawa fenolat dalah senyawa aromatik yang mengandung gugus hidroksil. Senyawa ini sangat berguna bagi keshatan manusia terutama untuk pencegahan dan penanggulangan berbagai penyakit degeneratif. Kelompok senyawa yang masuk fenolat antara lain fenil propanoat, poliketida dan flavonoid. Fenolat yang terdapat pada biji kakao terdiri atas fenolat dari fenil propanoat dan poliketida (Tim Dosen Kimia Bahan Alam, 2013).
  • 5. Menurut Sulistyowati et al (2005), Adapun mutu biji kakao menurut Standar Nasional Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Bentuk biji : Bulat,lonjong penuh, tebal 1 cm, panjang 1,5 cm dan lebar 1,5 cm Warna : Cokelat rata dan cerah, Bau : Khas coklat, % ka (b/b) maksimal : 8 % , kadar lemak (b/b) min : 55%. 2. Bentuk biji : sedikit berlekuk-lekuk, warna : Cokelat rata dan cerah atau coklat muda, Bau : Khas cokelat, % ka (b/b) maksimal : 8 %, kadar lemak (b/b) minimal 55%. 3. Bentuk biji : Keriput, warna : Cokelat rata dan cerah, Bau : Khas coklat, % ka (b/b) maksimal : 8 %, kadar lemak (b/b) minimal 55%. (SNI 01 – 2323 - 2000). Menurut Nasution (1976), Komposisi kimia pulp biji kakao ditunjukkan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Komposisi Kimia Pulp Biji Kakao Komponen Persen (%) Albuminoid, bahan-bahan yang pahit 0,5 - 0,7 Glukosa 8 - 13 Sukrosa 0,4 - 1,0 Pati trance Asam tidak menguap 0,2 - 0,4 Besi oksida 0,03 Garam-garam 0,4 - 0,45 Albuminoid, bahan-bahan yang pahit 0,5 - 0,7 Berbeda dengan pulp, pada biji kakao kandungan airnya sangat rendah, komponen utama penyusun biji kakao adalah lemak. Biji kakao mengandung bermacam-macam senyawa kimia termasuk diantaranya senyawa-senyawa pembentuk flavor, seperti pada Tabel 2.2.
  • 6. Tabel 2.2 Komposisi Kimia Biji Kakao Afrika Barat yang Tidak Difermentasi. Komponen Persen Kulit biji 9,63 Kecambah 0,77 Keping biji Lemak 53,05 Air 3,65 Nitrogen Total N 2,28 Protein N 1,50 Amonia N 0,028 Amida N 0,188 Theobromine 1,71 Kafein 0,085 Karbohidrat Glukosa 0,30 Pati 6,10 Pektin 2,25 Serat 2,09 Selulosa 1,92 Pentosa 1,27 Gum 0,38 Tanin 7,54 Asam organik Asetat 0,014 Oksalat 0,29
  • 7. Cokelat mempunyai alkoloid seperti theobromin dan phenethylamin yang memiliki efek fisiologi tubuh manusia yaitu aphrodisial (rasa senang). Selain itu juga mengandung Fflavanoid apicatelin dan asam galat yang dapat mencegah penyakit jantung dan memiliki aktivitas anti oksidan sehingga dapat mencegah oksidasi LDL, sebagai anti karsinogen kandungan asam palmitat yang diserap sangat lambat, asam stearat dan asam oleat dibuktikan tidak dapat meninggikan level LDL kolesterol (Nasution, 1976). Salah satu metode yang di gunakan yaitu metode ekstraksi. Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan. Secara umum ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan dan isolasi zat dari suatu zat dengan penambahan pelarut tertentu untuk mengeluarkan komponen campuran dari zat padat atau zat cair. Dalam hal ini fraksi padat yang diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent), sedangkan fraksi padat lainnya tidak dapat larut. Proses tersebut akan menjadi sempurna jika solute dipisahkan dari pelarutnya, misalnya dengan cara distilasi/penguapan.
  • 8. III. Alat dan Bahan 3.1. Alat Adapun alat yang digunakan yaitu Gelas Kimia 100 ml, Erlenmeyer 300, 250 dan 100 ml, Labu Takar 50 dan 25 ml, Pipet Tetes, Gelas Ukur 25 ml, Sendok Zat, Neraca Analitik, Penangas Air, Seker, Botol Semprot, Spektrofotometer, Blender, Oven, Talang, Kuvet, corong Buchner, pompa vakum, kertas saring, Aluminium foil, kertas ph. 3.2. Bahan Adapun Bahan yang di gunakan yaitu Biji kakao ( Kulit dan Daging ), Fenol 0,025 gram Dalam 50 ml Aquades, Asam fosfat 1 : 9, Metil Orange, Aquades, Tissue, NaOH 0,1 M, Etanol 95 %, Na2HPO4 0,05 M dan NH4OH 0,5 N. IV. Prosedur Kerja 4.1. Ekstraksi fenol dari kulit ari biji kakao Memasukkan sebanyak 5 gram kulit ari biji kakao ke dalam erlenmeyer 100 mL, kemudian menambahkan dengan 65 mL etanol 95 %, lalu mengocok campuran di atas mesin kocok agitasi 200 rpm selama 2 jam. Menyaring campuran, menampung filtratnya kemudian mengukur volumenya dan menentukan kandungan fenolatnya. 4.2. Ekstraksi fenolat dari daging biji kakao Memasukkan sebanyak 15 gram daging biji kakao ke dalam erlenmeyer 100 mL, kemudian menambahkan dengan 65 mL etanol 95 %, lalu mengocok campuran di atas mesin kocok agitasi 200 rpm selama 2 jam. Menyaring campuran, menampung filtratnya kemudian mengukur volumenya dan menentukan kandungan fenolatnya.
  • 9. 4.3. Pembuatan larutan baku Membuat larutan standar fenol 5, 10, 15, 20 dan 25 ppm dari larutan standar 500 ppm, lalu memindahkan setiap larutan kedalam Erlenmeyer, kemudian memanaskan dalam penangas air selama 5 menit, selanjutnya menambahkan 2 tetes indicator metal orange sampai membentuk warna kuning. Menambahkan kedalam larutan 3 tetes Asam fosfat 1:9 sampai membentuk warna merah jingga, lalu mendinginkan larutan, kemudian menambahkan 1,2 ml NH4OH 0,5 N,Lalu mengatur pH larutan hingga 7,9 ± 0,1 dengan buffer fosfat ( pH=12 ). Mengukur serapan masing-masing larutan pada panjang gelombang maksimum (460 nm). 4.4. Analisis sampel Mengambil 10 mL ekstrak dan memasukkan ke dalam erlenmeyer, selanjutnya memanaskan dalam penangas air selama 5 menit, lalu menambahkan 2 tetes indikator metil orange (MO) sampai terbentuk warna kuning, Selanjutnya menambakan 3 tetes asam fosfat 1: 9 sampai terbentuk warna merah jingga, lalu mengukur pH larutang menggunakan kertas pH. Selanjutnya mengukur serapannya pada panjang gelombang 460 nm. Kadar fenolat (%) = X ( mg 1000 mL ) x volume sampel (mL) bobot sampel (mg) x 100% Keterangan : X = Konsentrasi fenolat ( mg 1000 mL )
  • 10. V. Hasil dan Pembahasan 5.1. Hasil Pengamatan No Perlakuan Hasil 1 Ekstraksi fenolat dari kulit ari biji kakao - 5 gr kulit ari biji kakao + 65 ml Etanol 95 % - Dikocok selama 2 jam - Disaring - Volume larutan - Tidak larut,warna larutan coklat - Tetap - Larutan orange - 54,5 ml 2 Ekstraksi fenol dari daging biji kakao - 15 gr daging biji kakao + 65 ml Etanol 95 % - Dikocok selama 2 jam - Disaring - Volume Larutan - Tidak larut,warna larutan coklat tua - Tetap - Larutan coklat tua - 49 ml 3 Penentuan kadar Fenolat a.Pembuatan Kurva Baku - Asam fosfat 1 : 9 ( larutan asam fosfat 10 ml + aquades 90 ml) - Larutan buffer pH 12 ( 50 ml Na2HPO4 0,05 M + 26,9 ml NaOH 0,1 M + 23,1 ml aquades) - Pembuatan larutan standar 500 ppm dari 0,025 gr Fenol Murni + 50 ml aquades - membuat larutan standaar fenol dengan kosentrasi 5,10,15,20 dan - - - - - Fenol larut - 5 ppm = 0,25 ml
  • 11. 25 ppm dalam labu 25 ml dengan rumus pengenceran. - Mengambil 10 ml larutan standar fenol yang di buat lalu memasukan kedalam Erlenmeyer,memanaskan selama 5 menit - Mengambil Erlenmeyer lalu menambahkan 2 tetes indicator MO - Menambahkan 2 tetes Asam fosfat 1:9 - Mendinginkan,lalu menambahkan 1,2 ml NH4OH 0,5 N - Mengukur pH larutan hingga mencapai pH=8 dengan buffer fosfat (pH=12) - Mengukur serapan larutan dengan pengenceran kembali dengan pengenceran 5 kali dengan panjang gelombang maksimum 460 nm - 10 ppm = 0,5 ml - 15 ppm = 0,75 ml - 20 ppm = 1 ml - 25 ppm = 1,25 ml - Tidak terjadi perubahan warna - Warna Larutan menjadi kuning - Terbentuk warna merah jingga - Terbentuk warna orange muda - Di peroleh pH = 8 untuk semua kosentarasi - 5 ppm = 0,284 A - 10 ppm = 0,343 A - 15 ppm = 0,496 A - 20 ppm = 0,564 A
  • 12. - 25 ppm = 0,625 A 4 Analisis sampel - Mengambil masing-masing 10 ml ekstrak kedalam Erlenmeyer kemudian memanaskan kedalam penangas air selama 5 menit,kemudian menambahkan 2 tetes indikator MO - Menambahkan kembali ekstrak dengan 3 tetes asam fosfat 1:9 - Mendinginkan ekstrak,kemudian menambahkan 1,2 ml NH4OH 0,5 N - Mengukur pH larutan hingga mencapai pH 8 dengan buffer fosfat - Mengukur serapan larutan sampel - Larutan berwarna kuning - Larutan berwarna orange - Larutan berwarna orange muda - Kulit ari biji kakao pH= 8 - Daging biji kakao pH= 8 - Kulit ari biji kakao = 0,297 A - Daging biji kakao = 0,828 A
  • 13. 5.2. Analisa Data a. Tabel kurva baku Konsentrasi ( ppm) Absorbansi (A) 5 0,284 10 0,343 15 0,496 20 0,564 25 0,625 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 b. Tabel hasil analisis sampel y = 0.0181x + 0.1915 R² = 0.971 Sampel Volume ekstrak (mL) Absorban Kulit ari biji kakao 10 ml 0,297 A Daging biji kakao 10 ml 0,828 A 0 0 5 10 15 20 25 30 Absorbansi Konsentrasi (ppm)
  • 14. a. Kulit ari biji kakao y = 0,018x + 0,191 x = 푦−0,191 0,018 x = 0,297−0,191 0,018 x = 5,8889 Kadar fenolat (%) = 푋 (푚푔 퐿 ) 푥 푣표푙 .푠푎푚푝 푒푙 (퐿) 푏표푏표푡 푠푎푚푝푒푙 (푚푔) x 100 % = 5,8889 푚푔 퐿 푥 0,01퐿 5.000 푚푔 x 100 % = 1,1778 x 10-3 % b. Daging biji kakao y = 0,018x + 0,191 x = 푦− 0,191 0,018 x = 0,828 −0,191 0,018 x = 35,3889 Kadar fenolat (%) = 푋 (푚푔 퐿 ) 푥 푣표푙 .푠푎푚푝 푒푙 (퐿) 푏표푏표푡 푠푎푚푝푒푙 (푚푔) x 100 % = 35,3889 푚푔 퐿 푥 0,01퐿 10 .000 푚푔 x 100 % = 3,5389 x 10-3 %
  • 15. 5.3. Pembahasan Kakao merupakan buah yang mengandung senyawa fenolat, senyawa fenolat itu sendiri adalah senyawa aromatik yang mengandung gugus hidroksil. Senyawa ini sangat berguna bagi kesehatan manusia terutama untuk pencegahan dan penanggulangan berbagai penyakit degenerative. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari isolasi fenolat dari biji kakao. Isolasi fenolat dari biji kakao pada percobaan ini dilakukan dengan cara ektraksi menggunakan etanol 95 %. Sebanyak 5 gram kulit ari biji kakao dan 15 gram daging biji kakao direaksikan dengan 65 ml etanol dan kemudian dikocok secara kontinu selama kurang lebih 2 jam, semakin lama waktu ektraksi maka semakin lama etanol mengikat senyawa fenolat yang ada dalam bahan, dan semakin kecil ukuran partikel suatu zat padat maka luas permukaan bidang sentuh yang bereaksi akan semakin besar sehingga menyebabkan laju reaksi nya semakin cepat. Fenolat mudah larut dalam pelarut alkohol. Pelarut etanol 95% merupakan pelarut yang bersifat semi polar, sehingga dapat melarutkan senyawa yang bersifat semi polar dan mampu melarutkan sebagian besar kandungan kimia dari simplisia rimpang kakao. Secara umum pelarut etanol merupakan pelarut yang banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam karena dapat melarutkan sebagian besar golongan metabolit sekunder, salah satunya adalah senyawa fenolat ini. selanjutnya larutan tersebut disaring untuk diambil filtratnya. Dimana filtrat ini merupakan ekstrak dari fenolat, pada kulit ari biji kakao berwarna orange dan pada daging biji kakao berwarna coklat tua. Berdasarkan hasil yang didapatkan, volume ekstraksinya pada kulit ari biji kakao yaitu 54,5 ml dan pada daging biji kakao yaitu 49 ml. Hasil ekstrak dari kulit ari dan daging biji kakao yaitu berupa filtratnya diambil sebanyak 10 ml kemudian di panaskan selama 5 menit dan kemudian ditambahkan larutan indikator metil merah (MO) sampai larutan berwarna kuning. Selanjutnya larutan ditambahkan beberapa tetes asam fosfat sampai
  • 16. berwarna merah jingga, lalu ditambahkan larutan NH4OH, kemudian mengukur pH larutan sampel pada pH 8. Dari perlakuan tersebut diperoleh larutan berwarna merah jingga, ini berarti bahwa larutan tersebut positif mengandung senyawa fenolat. Dari tabel grafik kurva baku yang di dapat dapat di simpulkan bawah absorben dan kosentrasi dari larutan berbanding lurus. Selanjutnya mengukur absorbansi dari ekstrak fenolat yang diperoleh dengan menggunakan spektronik 20 pada panjang gelombang 460 nm dengan etanol sebagai blanko. Panjang gelombang ini merupakan panjang gelombang untuk fenolat. Adapun prinsip dari spektronik 20 yaitu alat ini akan mengukur absorbansi dari larutan yang berwarna. Yang mana sistem optik dari alat ini dapat dikembangkan sebagai berikut: sumber cahaya berupa lampu tungsten akan memancarkan sinar polikromatik. Setelah melewati pengatur panjang gelombang, hanya sinar yang mono kromatik dilewatkan ke larutan dan sinar yang melewati larutan dideteksi oleh foto detektor. Dari pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai absorbansi pada kilit ari biji kakao sebesar 0,297 A dan pada daging biji kakao sebesar 0,828 A. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, Kadar fenolat yang diperoleh pada kulit ari biji kakao yaitu 1,1778 % sedangkan kadar fenolat pada daging biji kakao yaitu 3,5389%. Menurut Septi ayu wulandari (2011) bahwa kadar fenolat pada kulit ari biji kakao adalah 1,49 %. Jika hasil kadar fenolat pada kulit ari biji kakao yang di peroleh di bandingkan dengan literatur telah sesuai. Dari hasil perhitungan yang di peroleh dapat di katakan bahwa yang mengandung kadar fenolat yang paling banyak yaitu pada daging biji kakao.
  • 17. VI. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kakao merupakan buah yang mengandung senyawa fenolat, senyawa fenolat itu sendiri adalah senyawa aromatik yang mengandung gugus hidroksil. 2. Isolasi fenolat dari kulit ari dan daging biji kakao pada percobaan ini dilakukan dengan cara ektraksi menggunakan etanol. 3. Nilai absorbansi yang diperoleh dari pengukuran serapan pada panjang gelombang 460 nm pada kulit ari biji kakao yaitu 0,297 A dan pada daging biji kakao yaitu 0,828x10-3 A. 4. Kadar fenolat yang diperoleh pada kulit ari yaitu 1,1778 % dan pada daging biji kakao yaitu 3,5389 x -3 %.
  • 18. Daftar Pustaka Adyati. 2012. Skripsi Mempelajari Perubahan Kandungan Polifenol Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Dari Hasil Fermentasi yang Diberi Perlakuan Larutan Kapur.F.Pertanian UNHAS. Makassar Anonim. 2012. Tanaman Kakao, http://repository.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 30 September 2013. Anonim, 2014. sintesa Fenol dan turunannya,http://users.ac.id.Diakses pada tanggal 7 September 2014. Nasution, Z. 1976. Pengolahan Cokelat. Departemen Teknologi Hasil Pertanian IPB-Press. Bogor. Sartini,dkk. 2007. Ekstraksi Komponen Bioaktif Dari Limbah Kulit Buah Kakao dan Pengaruhnya Terhadap Aktivitas Antioksidan Dan Antimikroba. Farmasi Unhas. Makassar Sulistyowati. 2005. Kajian kesesuaian mutu kakao rakyat Sulawesi Selatan dengan SNI 01-2323-2002, Badan Standardisasi Nasional Pusat Penelitian dan Pengembangan Standardisasi. Jakarta. Tim Dosen Kimia Bahan Alam, 2013. Penuntun Praktikum Kimia Bahan Alam. Kimia FMIPA Untad. Palu Wijono,H. 2004. Isolasi Dan Identifikasi Asam Fenolat Pada Daun Katu Sauropus Androgynus (L) Merr. Farmasi FMIPA Institut Sains dan Teknologi Nasional. Jakarta Wulandari, S, A. 2011. Ekstraksi dan analisis kandungan fenolat ekstraksi Etanol kulit biji kakao (Theobroma cacao L). FMIPA UNTAD. Palu
  • 19. Laporan Lengkap PERCOBAAN IV ISOLASI FENOLAT DARI BIJI KAKAO DISUSUN OLEH : NAMA : Budi Hermanto Madjaga STAMBUK : G 301 12 034 KELOMPOK : V (empat) ASISTEN : MOHAMMAD. SIDIQ JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS TADULAKO 2013
  • 20. Lembar Asistensi Nama : Budi Hermanto Madjaga Stambuk : G 301 12 034 Kelompok : V ( empat ) Asisten : Moh Sidiq No Hari/Tanggal Perbaikan Paraf
  • 21. Fenol