SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
1
RANGKAIAN
TERGABUNG SECARA
MAGNETIK
2
Sub Pokok Bahasan
 Induktansi diri dan induktansi saling.
 koefisien penggandengan (K)
 Aturan Titik (dot determination)
3
INDUKTANSI DIRI, L, DAN INDUKTANSI SALING, M
Bila ada dua loop (kumparan) tidak saling atau saling kontak
antara keduanya dan mempengaruhi satu sama lain karena
medan magnet yang dihasilkan oleh salah satu dari
kumparan tersebut, maka kedua kumparan itu tergabung
secara magnetik (magnetically coupled)
Contoh : transformator
 Perangkat listrik yang dirancang berdasarkan konsep
kopling magnetik.
 Menggunakan penggabungan kumparan secara magnetik
untuk mentransfer energi dari satu sirkuit ke yang lain.
4
a) INDUKTANSI DIRI, L
Disebut induktansi diri karena berkaitan tegangan induksi
dalam kumparan dengan arus yang berubah terhadap
waktu dalam kumparan yang sama.
Perhatikan induktor tunggal dengan jumlah N kumparan.
Bila arus, i mengalir melalui kumparan, maka akan timbul
fluks magnetik, Φ disekitarnya.
i(t)
Φ
+
V
_
5
Menurut Faraday Hukum, tegangan, v yang
diinduksi dalam kumparan sebanding dengan
jumlah N kumparan dan laju perubahan fluks
magnetik, Φ
 Tetapi perubahan fluks Φ disebabkan oleh
perubahan arus, i.
Jadi,
)1.......(
dt
d
Nv


)2.......(
dt
di
di
d
dt
d 

6
pers (2) masuk ke pers (1) menghasilkan;
Dari pers (3) dan (4) Induktansi diri L didefinisikan
sebagai
Dalam satuan Henry (H)
)4.......(
dt
di
Lv
atau
)3.......(
dt
di
di
d
Nv



  )5........(H
di
d
NL


7
b) Induktansi Saling, M
Bila dua induktor atau kumparan berada di dekat satu sama
lain, maka menimbulkan fluks magnetik oleh arus dalam
satu kumparan pada kumparan lainnya, sehingga
menghasilkan tegangan induksi.
Induktansi adalah kemampuan dari satu induktor untuk
menginduksi tegangan melingkupi induktor sekitarnya.
8
Perhatikan dua kasus berikut :
 Kasus 1:
Dua kumparan dengan induktansi diri L1 dan L2
yang saling berdekatan.
Kumparan 1 mempunyai N1 lilitan, dan kumparan 2
mempunyai N2 lilitan.
i1(t)
Φ12+
V1
_
+
V2
_
Φ11
L2L1
N1 lilitan N2 lilitan
9
Fluks Magnetik Φ1 dari kumparan 1 mempunyai 2
komponen
Φ11 hanya melingkupi kumparan1.
Φ12 melingkupi kedua kumparan.
Jadi Φ1 = Φ11 + Φ12 ……. (6)
Dengan demikian, tegangan yang diinduksi di
kumparan 1 adalah :
)7.......(1
1
1
1
11
11
dt
di
L
dt
di
di
d
Nv 

10
tegangan induksi dalam kumparan 2
)8.......(1
21
1
1
12
22
dt
di
M
dt
di
di
d
Nv 

Subscript 21 dalam M21
artinya adalah induktansi
saling pada kumparan 2
disebabkan oleh
kumparan 1
11
Kasus 2:
Sama dengan rangkaian sebelumnya tetapi arus i2
mengalir di kumparan 2.
Fluks magnetik Φ2 dari kumparan 2 mempunyai dua
komponen
Φ22 hanya melingkupi kumparan 2.
Φ21 melingkupi kedua kumparan.
Jadi Φ2 = Φ21 + Φ22 ……. (9)
i2(t)
Φ21
+
V1
_
+
V2
_Φ22
L2L1
N1 lilitan N2 lilitan
12
Dengan demikian, tegangan yang diinduksi di
kumparan 2 adalah
tegangan yang diinduksi di kumparan 1
)10.......(2
2
2
2
22
22
dt
di
L
dt
di
di
d
Nv 

)11.......(2
12
2
2
21
11
dt
di
M
dt
di
di
d
Nv 

Subscript 12 dalam M12
artinya adalah induktansi
saling pada kumparan 1
disebabkan oleh
kumparan 2
13
Oleh karena dua rangkaian dan dua arus adalah
sama maka :
Induktansi saling M dengan satuan Henry (H)
MMM  1221
14
Koefisien penggandengan (k)
Menentukan penggandengan secara magnetik
antara dua kumparan.
Range dari k : 0 ≤ k ≤ 1
• k = 0 berarti dua kumparan tidak tergandeng (not
coupled).
• k = 1 berarti dua kumparan tergandeng sempurna
(perfectly coupled) .
• k < 0.5 berarti dua kumparan tergandeng secara
longgar (loosely coupled).
• k > 0.5 berarti dua kumparan tergandeng secara
kuat (tightly coupled).
15
Nilai k tergantung pada kedekatan kedua kumparan, inti
kumparan, orentasi dan penggulungannya.
Koefisien penggandengan, k dinyatakan oleh
atau
21LL
M
k 
21LLkM 
16
ATURAN TITIK (DOT)
 Diperlukan untuk menentukan polaritas dari
tegangan induksi saling
 Suatu tanda titik (dot) diletakkan di setiap
salah satu ujung dari kedua kumparan yang
tergabung secara magnetik, untuk
menunjukkan arah fluks magnetik bila arus
masuk pada titik tersebut..
17
Φ12
Φ21
Φ22Φ11
kumparan 2kumparan 1
18
Aturan Titik adalah sebagai berikut :
 Jika suatu arus masuk ke ujung bertitik dari
suatu kumparan, maka polaritas referensi dari
tegangan saling di kumparan kedua adalah
positif pada ujung yang bertitik.
 Jika arus meningglakan (keluar dari) ujung
sautu kumparan yang bertitik, maka polaritas
referensi dari tegangan saling di kumparan
kedua adalah negatif pada ujung yang bertitik.
19
Aturan Titik berikut dapat juga dipakai sebagai
acuan :
 Bila arus pada kedua kumparan masuk atau
keluar (meninggalkan) pasangan kumparan
pada ujung bertitik maka tanda M sama dengan
tanda L (bertanda sama)
 Bila suatu arus masuk ujung yang bertitik dari
salah satu kumparan, sedang pada kumparan
lainnya, arus meninggalkan (keluar dari) ujung
yang bertitik maka tanda M berlawanan dengan
tanda L.
20
Bila polaritas dari tegangan saling telah diketahui
maka rangkaian tersebut dapat dianalisa dengan
menggunakan metoda mesh.
Aplikasi dari aturan titik :
Contoh 1
Tanda tegangan saling v2 ditentukan oleh polaritas referensi
untuk v2 Dan arah i1. Karena i1 memasuki terminal bertitik dari
kumparan 1 dan v2 positif pada terminal bertitik dari
kumparan 2, tegangan saling adalah (M di1/dt).
i1(t)
+
V1
_
+
V2 (t) = M di1/dt
_
L2
L1
M
21
 contoh 2
arus i1 masuk pada ujung bertitik pada kumparan 1 dan v2
adalah negatif pada ujung bertitik pada kumparan 2.
tegangan salingnya adalag (–M di1/dt)
i1(t)
+
V1
_
+
V2 (t) = -M di1/dt
_
L2
L1
M
22
Contoh 3
Contoh 4
i2(t)
+
V1= -M di2/dt
_
+
V2 (t)
_
L2
L1
M
i2(t)
+
V1= M di2/dt
_
+
V2 (t)
_
L2
L1
M
23
Aturan Titik Untuk Kumparan yang
dihubungkan Seri
MLLL 221 
i
L2L1
M
i
(+)
i
L2L1
M
i
(-)
MLLL 221 
24
Berikut ini adalah contoh dari persamaan hubungan
matematis yang berhubungan dengan indukatnsi
saling.
 rangkaian 1
Penyelesaian :
+

M
ja
R2
R3
R1
jb
Vs
I1 I2
)2.......(0MII)jbRR(IR
:IKVL
)1.......(VMIIRI)jaRR(
:IKVL
123212
2
s222121
1


25
 rangkaian 2
penyelesaian:
+

M
ja R2
-jc
R1
jb
Vs
I1 I2
)2.......(0MII)jcjbR(jbI
:IKVL
)1.......(VMI)II(MjbII)jbjaR(
:IKVL
1221
2
s121211
1


26
 rangkaian 3
penyelesaian:
R2
+

M
ja
R1 jb
Vs
I1
I2
)2.......(0)II(MMII)jbjaR(jaI
:IKVL
)1.......(VMIjaII)jaR(
:IKVL
122221
2
s2211
1


27
 rangkaian 4
Penyelesaian:
+

M
ja
R2
-jcR1
jbVs
I1
I2
)2.......(0MI2I)jbjaR(IR
:IKVL
)1.......(VIRI)jcRR(
:IKVL
22212
2
s22121
1


28
 rangkaian 5
penyelesaian:
+

M2
ja
R2
jc
R1
-jd
Vs
I1
I2
M1
M3
jb
)2.......(0)II(MIMIMIMI)jdjbjcR(I)jcR(
:IKVL
)1.......(VIMIM)II(MIMI)jcR(I)jcjaRR(
:IKVL
1221322112212
2
s22112112322121
1


29
contoh 1
Hitung arus mesh dalam rangkaian berikut :
+

4Ω
100V
I1
I2
-j3Ω
j8Ω
j2Ω
5Ωj6Ω
30
penyelesaian
Dalam bentuk matrik :
)1.......(100I8jI)3j4(
100I2jI6jI)3j4(:IKVL
21
2211


)2.......(0)185(8
0)(22)145(6:IKVL
21
122212


IjIj
IIjIjIjIj




















0
100
1858
834
2
1
I
I
jj
jj
+

4Ω
100V
I1 I2
-j3Ω
j8Ω
j2Ω
5Ωj6Ω
31
Determinannya adalah :
800
08
10034
1800500
1850
8100
8730
1858
834
2
1
j
j
j
j
j
j
j
jj
jj












AI
AI








197.8
5.33.20
2
2
1
1Jadi :
32
contoh 2
Tentukan tegangan Vo dalam rangkaian berikut :
+

5Ω
10V
I1
I2
j3Ω
j2Ω
-j4Ω
+
Vo
_
j6Ω
33
penyelesaian
Dalam bentuk matrik :
)1.......(104)55(
102)(26)95(:IKVL
21
121211


IjIj
IjIIjIjIj
)2.......(024
0226:IKVL
21
1212


IjIj
IjIjIj




















0
10
24
455
2
1
I
I
jj
jj
+

5Ω
10V
I1
I2
j3Ω
j2Ω
-j4Ω
+
Vo
_
j6Ω
34
Jawab :
 
76.11j04.7V
Jadi,
I4jV
orI2j)II(6jV
orI2j)II(6jV
76.1j94.2I
88.0j47.1I
o
2o
112o
1210
2
1






35
contoh 3
Hitung fasor arus I1 dan I2 in the rangkaian
berikut.
j6Ωj5Ω
j3Ω
+

I1 I2
-j4Ω
12ΩV
012
36
penyelesaian
Untuk kumparan 1, dengan KVL diperoleh
-12 + (-j4+j5)I1 – j3I2 = 0
atau
jI1 – j3I2 = 12
Untuk kumparan 2,
-j3I1 + (12 + j6)I2 = 0
atau
I1 = (12 + j6)I2 = (2 – j4)I2
j3
1
2
37
Substitusi ke :
(j2 + 4 – j3)I2 = (4 – j)I2 = 12
atau
Dari pers. dan ,
A14.042.91
j-4
12
I2


2 1
2
3
3
A49.39-13.01
)14.04(2.91)63.43-(4.472j4)I-(2I 21





More Related Content

What's hot

Polarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikPolarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrik
Merah Mars HiiRo
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Fauzi Nugroho
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Adi S P
 
pembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan aruspembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan arus
vioai
 
Bahan dielektrik dan kapasitansi
Bahan dielektrik dan kapasitansiBahan dielektrik dan kapasitansi
Bahan dielektrik dan kapasitansi
Asjar Zitus
 
RL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
RL - Daya Rangkaian Tiga FasaRL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
RL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
Muhammad Dany
 
RL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan MeshRL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan Mesh
Muhammad Dany
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
Muhammad Dany
 
Konduktor dan dielektrik
Konduktor dan dielektrikKonduktor dan dielektrik
Konduktor dan dielektrik
Winda Cynthia
 

What's hot (20)

Polarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrikPolarisasi bahan dielektrik
Polarisasi bahan dielektrik
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik Fasor
 
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik diodaJelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
Jelaskan dan gambarkan karakteristik dioda
 
6 faktor daya
6  faktor daya6  faktor daya
6 faktor daya
 
Karakteristik dioda
Karakteristik diodaKarakteristik dioda
Karakteristik dioda
 
Rangkaian dua pintu
Rangkaian dua pintuRangkaian dua pintu
Rangkaian dua pintu
 
Laporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorLaporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibrator
 
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan TinggiKegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
Kegagalan Tembus Gas pada Teknik Tegangan Tinggi
 
ALAT UKUR LISTRIK PMMC
ALAT UKUR LISTRIK PMMCALAT UKUR LISTRIK PMMC
ALAT UKUR LISTRIK PMMC
 
pembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan aruspembagi tegangan dan arus
pembagi tegangan dan arus
 
Bahan dielektrik dan kapasitansi
Bahan dielektrik dan kapasitansiBahan dielektrik dan kapasitansi
Bahan dielektrik dan kapasitansi
 
RL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
RL - Daya Rangkaian Tiga FasaRL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
RL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
 
RL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan MeshRL - Metode Node dan Mesh
RL - Metode Node dan Mesh
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
 
Comparator laporan
Comparator laporanComparator laporan
Comparator laporan
 
Makalah osiloskop
Makalah osiloskopMakalah osiloskop
Makalah osiloskop
 
Load flow1
Load flow1Load flow1
Load flow1
 
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
PEMBANGKIT DAN PENGUKURAN TEGANGAN IMPULS
 
Konduktor dan dielektrik
Konduktor dan dielektrikKonduktor dan dielektrik
Konduktor dan dielektrik
 

Similar to RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK

Makalah fisika magnet
Makalah fisika magnetMakalah fisika magnet
Makalah fisika magnet
Annis Kenny
 
Medan Magnet Kemagnetan Materi Fisika.pptx
Medan Magnet Kemagnetan Materi Fisika.pptxMedan Magnet Kemagnetan Materi Fisika.pptx
Medan Magnet Kemagnetan Materi Fisika.pptx
DeaRahmadani9
 
Efek medan magnet
Efek medan magnetEfek medan magnet
Efek medan magnet
Ernhy Hijoe
 
Ringkasan materi dan solusi ukem bab 5
Ringkasan materi dan solusi ukem bab 5Ringkasan materi dan solusi ukem bab 5
Ringkasan materi dan solusi ukem bab 5
Al Frilantika
 
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzKelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Muhammad Ridlo
 

Similar to RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK (20)

Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnet
 
Ggl induksi dan indukstansi
Ggl induksi dan indukstansiGgl induksi dan indukstansi
Ggl induksi dan indukstansi
 
Contoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika MagnetContoh Makalah Fisika Magnet
Contoh Makalah Fisika Magnet
 
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASARGGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
GGL induksi dan induktansi FISIKA DASAR
 
Fisikaaaaaaaaa
FisikaaaaaaaaaFisikaaaaaaaaa
Fisikaaaaaaaaa
 
resume sumber-sumber medan magnet
resume sumber-sumber medan magnetresume sumber-sumber medan magnet
resume sumber-sumber medan magnet
 
1685861017295_P11+-+Induksi+Magnetik+28129.pdf
1685861017295_P11+-+Induksi+Magnetik+28129.pdf1685861017295_P11+-+Induksi+Magnetik+28129.pdf
1685861017295_P11+-+Induksi+Magnetik+28129.pdf
 
magnetostatika.ppt
magnetostatika.pptmagnetostatika.ppt
magnetostatika.ppt
 
Makalah fisika magnet
Makalah fisika magnetMakalah fisika magnet
Makalah fisika magnet
 
Medan Magnet Kemagnetan Materi Fisika.pptx
Medan Magnet Kemagnetan Materi Fisika.pptxMedan Magnet Kemagnetan Materi Fisika.pptx
Medan Magnet Kemagnetan Materi Fisika.pptx
 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnet
 
Magnet dan Elektromagnet
Magnet dan ElektromagnetMagnet dan Elektromagnet
Magnet dan Elektromagnet
 
Efek zeeman
Efek zeemanEfek zeeman
Efek zeeman
 
Efek medan magnet
Efek medan magnetEfek medan magnet
Efek medan magnet
 
medan magnet
medan magnetmedan magnet
medan magnet
 
Ringkasan materi dan solusi ukem bab 5
Ringkasan materi dan solusi ukem bab 5Ringkasan materi dan solusi ukem bab 5
Ringkasan materi dan solusi ukem bab 5
 
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentzKelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
Kelompok 2 ggl induksi elektromagnetik dan gaya lorentz
 
Induksi elektromagnetik (listrik magnet)
Induksi elektromagnetik (listrik magnet)Induksi elektromagnetik (listrik magnet)
Induksi elektromagnetik (listrik magnet)
 
MEDAN MAGNETIK, KELOMPOK 4, 12 MIPA 6, SMAN 7 TANGERANG, 2018
MEDAN MAGNETIK, KELOMPOK 4, 12 MIPA 6, SMAN 7 TANGERANG, 2018MEDAN MAGNETIK, KELOMPOK 4, 12 MIPA 6, SMAN 7 TANGERANG, 2018
MEDAN MAGNETIK, KELOMPOK 4, 12 MIPA 6, SMAN 7 TANGERANG, 2018
 
Medan magnet
Medan magnetMedan magnet
Medan magnet
 

Recently uploaded

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
GilangNandiaputri1
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
SuzanDwiPutra
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Jajang Sulaeman
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
luqmanhakimkhairudin
 

Recently uploaded (20)

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 

RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK

  • 2. 2 Sub Pokok Bahasan  Induktansi diri dan induktansi saling.  koefisien penggandengan (K)  Aturan Titik (dot determination)
  • 3. 3 INDUKTANSI DIRI, L, DAN INDUKTANSI SALING, M Bila ada dua loop (kumparan) tidak saling atau saling kontak antara keduanya dan mempengaruhi satu sama lain karena medan magnet yang dihasilkan oleh salah satu dari kumparan tersebut, maka kedua kumparan itu tergabung secara magnetik (magnetically coupled) Contoh : transformator  Perangkat listrik yang dirancang berdasarkan konsep kopling magnetik.  Menggunakan penggabungan kumparan secara magnetik untuk mentransfer energi dari satu sirkuit ke yang lain.
  • 4. 4 a) INDUKTANSI DIRI, L Disebut induktansi diri karena berkaitan tegangan induksi dalam kumparan dengan arus yang berubah terhadap waktu dalam kumparan yang sama. Perhatikan induktor tunggal dengan jumlah N kumparan. Bila arus, i mengalir melalui kumparan, maka akan timbul fluks magnetik, Φ disekitarnya. i(t) Φ + V _
  • 5. 5 Menurut Faraday Hukum, tegangan, v yang diinduksi dalam kumparan sebanding dengan jumlah N kumparan dan laju perubahan fluks magnetik, Φ  Tetapi perubahan fluks Φ disebabkan oleh perubahan arus, i. Jadi, )1.......( dt d Nv   )2.......( dt di di d dt d  
  • 6. 6 pers (2) masuk ke pers (1) menghasilkan; Dari pers (3) dan (4) Induktansi diri L didefinisikan sebagai Dalam satuan Henry (H) )4.......( dt di Lv atau )3.......( dt di di d Nv      )5........(H di d NL  
  • 7. 7 b) Induktansi Saling, M Bila dua induktor atau kumparan berada di dekat satu sama lain, maka menimbulkan fluks magnetik oleh arus dalam satu kumparan pada kumparan lainnya, sehingga menghasilkan tegangan induksi. Induktansi adalah kemampuan dari satu induktor untuk menginduksi tegangan melingkupi induktor sekitarnya.
  • 8. 8 Perhatikan dua kasus berikut :  Kasus 1: Dua kumparan dengan induktansi diri L1 dan L2 yang saling berdekatan. Kumparan 1 mempunyai N1 lilitan, dan kumparan 2 mempunyai N2 lilitan. i1(t) Φ12+ V1 _ + V2 _ Φ11 L2L1 N1 lilitan N2 lilitan
  • 9. 9 Fluks Magnetik Φ1 dari kumparan 1 mempunyai 2 komponen Φ11 hanya melingkupi kumparan1. Φ12 melingkupi kedua kumparan. Jadi Φ1 = Φ11 + Φ12 ……. (6) Dengan demikian, tegangan yang diinduksi di kumparan 1 adalah : )7.......(1 1 1 1 11 11 dt di L dt di di d Nv  
  • 10. 10 tegangan induksi dalam kumparan 2 )8.......(1 21 1 1 12 22 dt di M dt di di d Nv   Subscript 21 dalam M21 artinya adalah induktansi saling pada kumparan 2 disebabkan oleh kumparan 1
  • 11. 11 Kasus 2: Sama dengan rangkaian sebelumnya tetapi arus i2 mengalir di kumparan 2. Fluks magnetik Φ2 dari kumparan 2 mempunyai dua komponen Φ22 hanya melingkupi kumparan 2. Φ21 melingkupi kedua kumparan. Jadi Φ2 = Φ21 + Φ22 ……. (9) i2(t) Φ21 + V1 _ + V2 _Φ22 L2L1 N1 lilitan N2 lilitan
  • 12. 12 Dengan demikian, tegangan yang diinduksi di kumparan 2 adalah tegangan yang diinduksi di kumparan 1 )10.......(2 2 2 2 22 22 dt di L dt di di d Nv   )11.......(2 12 2 2 21 11 dt di M dt di di d Nv   Subscript 12 dalam M12 artinya adalah induktansi saling pada kumparan 1 disebabkan oleh kumparan 2
  • 13. 13 Oleh karena dua rangkaian dan dua arus adalah sama maka : Induktansi saling M dengan satuan Henry (H) MMM  1221
  • 14. 14 Koefisien penggandengan (k) Menentukan penggandengan secara magnetik antara dua kumparan. Range dari k : 0 ≤ k ≤ 1 • k = 0 berarti dua kumparan tidak tergandeng (not coupled). • k = 1 berarti dua kumparan tergandeng sempurna (perfectly coupled) . • k < 0.5 berarti dua kumparan tergandeng secara longgar (loosely coupled). • k > 0.5 berarti dua kumparan tergandeng secara kuat (tightly coupled).
  • 15. 15 Nilai k tergantung pada kedekatan kedua kumparan, inti kumparan, orentasi dan penggulungannya. Koefisien penggandengan, k dinyatakan oleh atau 21LL M k  21LLkM 
  • 16. 16 ATURAN TITIK (DOT)  Diperlukan untuk menentukan polaritas dari tegangan induksi saling  Suatu tanda titik (dot) diletakkan di setiap salah satu ujung dari kedua kumparan yang tergabung secara magnetik, untuk menunjukkan arah fluks magnetik bila arus masuk pada titik tersebut..
  • 18. 18 Aturan Titik adalah sebagai berikut :  Jika suatu arus masuk ke ujung bertitik dari suatu kumparan, maka polaritas referensi dari tegangan saling di kumparan kedua adalah positif pada ujung yang bertitik.  Jika arus meningglakan (keluar dari) ujung sautu kumparan yang bertitik, maka polaritas referensi dari tegangan saling di kumparan kedua adalah negatif pada ujung yang bertitik.
  • 19. 19 Aturan Titik berikut dapat juga dipakai sebagai acuan :  Bila arus pada kedua kumparan masuk atau keluar (meninggalkan) pasangan kumparan pada ujung bertitik maka tanda M sama dengan tanda L (bertanda sama)  Bila suatu arus masuk ujung yang bertitik dari salah satu kumparan, sedang pada kumparan lainnya, arus meninggalkan (keluar dari) ujung yang bertitik maka tanda M berlawanan dengan tanda L.
  • 20. 20 Bila polaritas dari tegangan saling telah diketahui maka rangkaian tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan metoda mesh. Aplikasi dari aturan titik : Contoh 1 Tanda tegangan saling v2 ditentukan oleh polaritas referensi untuk v2 Dan arah i1. Karena i1 memasuki terminal bertitik dari kumparan 1 dan v2 positif pada terminal bertitik dari kumparan 2, tegangan saling adalah (M di1/dt). i1(t) + V1 _ + V2 (t) = M di1/dt _ L2 L1 M
  • 21. 21  contoh 2 arus i1 masuk pada ujung bertitik pada kumparan 1 dan v2 adalah negatif pada ujung bertitik pada kumparan 2. tegangan salingnya adalag (–M di1/dt) i1(t) + V1 _ + V2 (t) = -M di1/dt _ L2 L1 M
  • 22. 22 Contoh 3 Contoh 4 i2(t) + V1= -M di2/dt _ + V2 (t) _ L2 L1 M i2(t) + V1= M di2/dt _ + V2 (t) _ L2 L1 M
  • 23. 23 Aturan Titik Untuk Kumparan yang dihubungkan Seri MLLL 221  i L2L1 M i (+) i L2L1 M i (-) MLLL 221 
  • 24. 24 Berikut ini adalah contoh dari persamaan hubungan matematis yang berhubungan dengan indukatnsi saling.  rangkaian 1 Penyelesaian : +  M ja R2 R3 R1 jb Vs I1 I2 )2.......(0MII)jbRR(IR :IKVL )1.......(VMIIRI)jaRR( :IKVL 123212 2 s222121 1  
  • 25. 25  rangkaian 2 penyelesaian: +  M ja R2 -jc R1 jb Vs I1 I2 )2.......(0MII)jcjbR(jbI :IKVL )1.......(VMI)II(MjbII)jbjaR( :IKVL 1221 2 s121211 1  
  • 26. 26  rangkaian 3 penyelesaian: R2 +  M ja R1 jb Vs I1 I2 )2.......(0)II(MMII)jbjaR(jaI :IKVL )1.......(VMIjaII)jaR( :IKVL 122221 2 s2211 1  
  • 29. 29 contoh 1 Hitung arus mesh dalam rangkaian berikut : +  4Ω 100V I1 I2 -j3Ω j8Ω j2Ω 5Ωj6Ω
  • 30. 30 penyelesaian Dalam bentuk matrik : )1.......(100I8jI)3j4( 100I2jI6jI)3j4(:IKVL 21 2211   )2.......(0)185(8 0)(22)145(6:IKVL 21 122212   IjIj IIjIjIjIj                     0 100 1858 834 2 1 I I jj jj +  4Ω 100V I1 I2 -j3Ω j8Ω j2Ω 5Ωj6Ω
  • 32. 32 contoh 2 Tentukan tegangan Vo dalam rangkaian berikut : +  5Ω 10V I1 I2 j3Ω j2Ω -j4Ω + Vo _ j6Ω
  • 33. 33 penyelesaian Dalam bentuk matrik : )1.......(104)55( 102)(26)95(:IKVL 21 121211   IjIj IjIIjIjIj )2.......(024 0226:IKVL 21 1212   IjIj IjIjIj                     0 10 24 455 2 1 I I jj jj +  5Ω 10V I1 I2 j3Ω j2Ω -j4Ω + Vo _ j6Ω
  • 35. 35 contoh 3 Hitung fasor arus I1 dan I2 in the rangkaian berikut. j6Ωj5Ω j3Ω +  I1 I2 -j4Ω 12ΩV 012
  • 36. 36 penyelesaian Untuk kumparan 1, dengan KVL diperoleh -12 + (-j4+j5)I1 – j3I2 = 0 atau jI1 – j3I2 = 12 Untuk kumparan 2, -j3I1 + (12 + j6)I2 = 0 atau I1 = (12 + j6)I2 = (2 – j4)I2 j3 1 2
  • 37. 37 Substitusi ke : (j2 + 4 – j3)I2 = (4 – j)I2 = 12 atau Dari pers. dan , A14.042.91 j-4 12 I2   2 1 2 3 3 A49.39-13.01 )14.04(2.91)63.43-(4.472j4)I-(2I 21    