SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
PAPER
KEWARGANEGARAAN
MENGENAI PEMEKARAN DAERAH DKI JAKARTA
Dibina oleh :
UCI SANUSI, S.H, M.H
Disusun oleh :
Nama : Faiz Mohammad Hafidza
NIM : D11161043
Kelas : IF - 2B
Program studi : Teknik Informatika
POLITEKNIK TEDC BANDUNG
(TECHNICAL EDUCATION AND DEVELOPMENT CENTRE)
TAHUN AKADEMIK 2016-2017
Jl. Pesantren KM. 2 Cibabat - Cimahi Utara, Jawa Barat 40513
Telp/Fax : 022 – 6645951
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pertama dan utama, saya ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat
rahmat dan ridho-Nya penulis mampu menyusun makalah ini sebagaimana
mestinya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
semuanya selaku umatnya sampai akhir zaman.
Makalah dengan tema “Pemekaran Daerah DKI Jakarta” diajukan sebagai
sarana untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kewarganegaraan” yang nantinya akan
menjadi salah satu acuan untuk menentukan nilai mata kuliah ini.
Dengan tersusunnya makalah ini, tak lupa penulis ucapkan terimakasih
kepada Pak Uci Sanusi, S.H, M.H selaku dosen yang telah membina penulis dalam
menyusun makalah ini. Terimakasih telah berkenan untuk membaca seluruh isi
makalah ini dan mohon maaf bila ada kekurangan dan kesalahan, Akhirul Kalam.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Cimahi, Mei 2017
Penyusun
FAIZ MOHAMMAD HAFIDZA
NPM. D11161043
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
1.1.1.Era Perjuangan Kemerdekaan (1945-1949) ...................... 1
1.1.2.Era Republik Indonesia Serikat (1949-1950).................... 2
1.1.3.Era Demokrasi Terpimpin dan Orde Lama (1959-1966) .. 2
1.1.4.Era Orde Baru (1966-1998)............................................... 3
1.1.5.Era 1999-sekarang............................................................. 4
BAB II DASAR HUKUM ................................................................................ 6
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 9
3.1. Pengertian Pemekaran Daerah .................................................... 9
3.2. Tujuan dan Syarat-syarat Pemekaran Daerah........................... 11
3.3. Dampak Positif dari Pemekaran Daerah ................................... 13
3.4. Dampak Negatif dari Pemekaran Daerah.................................. 14
3.5. Pemekaran Daerah DKI Jakarta................................................ 14
3.5.1.Batas Wilayah.................................................................. 15
3.5.2.Daftar Kecamatan............................................................ 15
3.5.3.Identitas DKI Jakarta....................................................... 16
iii
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 17
4.1. Kesimpulan ............................................................................... 17
4.2. Saran.......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1.1.Era Perjuangan Kemerdekaan (1945-1949)
Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada
tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memiliki 8 provinsi, yaitu:
Sumatera, Borneo (Kalimantan), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil serta dua daerah istimewa
yakni Daerah Istimewa Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta
yang di dasarkan atas pengakuan kedaulatan RI oleh Raja Solo pada 1
September 1945 yang menggabungkan wilayah negerinya sebagai
sebuah Daerah Istimewa setingkat provinsi lalu di susul Yogyakarta
pada 5 September 1945. Pada masa pergerakan kemerdekaan (1945-
1949), Indonesia mengalami perubahan wilayah akibat kembalinya
Belanda untuk menguasai Indonesia, dan sejumlah "negara-negara
boneka" dibentuk Belanda dalam wilayah negara Indonesia.
2
1.1.2.Era Republik Indonesia Serikat (1949-1950)
Hasil Konferensi Meja Bundar di Den Haag tahun 1949, Belanda
mengakui Indonesia dalam bentuk serikat, dimana terdiri dari 15 negara
bagian ditambah 1 Republik Indonesia. Beberapa bulan kemudian,
sejumlah negara-negara bagian menggabungkan diri ke negara bagian
Republik Indonesia.
1.1.3.Era Demokrasi Terpimpin dan Orde Lama (1959-1966)
Pada tanggal 17 Agustus 1950, Indonesia kembali menjadi negara
kesatuan. Berikut adalah perkembangan pemekaran wilayah Indonesia
pada kurun waktu 1950-1966 :
a. Tahun 1950, Provinsi Sumatra dipecah menjadi Provinsi
Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan.
Sementara, Yogyakarta mendapat status provinsi "Daerah
Istimewa".
b. Tahun 1956, Provinsi Kalimantan dipecah menjadi provinsi
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
Pada tahun yang sama dibentuk pula Provinsi Aceh Darussalam
(pemekaran dari Sumatera Utara).
c. Tahun 1957, Jakarta mendapat status provinsi "Daerah Khusus
Ibukota".
3
d. Tahun 1958, Provinsi Sumatera Tengah dipecah menjadi Provinsi
Jambi, Riau, dan Sumatera Barat. Sementara, Provinsi Sunda
Kecil dipecah menjadi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan
Nusa Tenggara Timur. Pada tahun yang sama, dibentuk provinsi
Kalimantan Tengah (dari Kalimantan Selatan).
e. Tahun 1959, Aceh mendapat status provinsi "Daerah Istimewa".
f. Tahun 1960, Provinsi Sulawesi dipecah menjadi Provinsi
Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.
g. Tahun 1963, PBB menyerahkan Irian Barat ke Indonesia.
h. Tahun 1964, dibentuk Provinsi Lampung (pemekaran dari
Sumatera Selatan). Pada tahun yang sama, dibentuk pula Provinsi
Sulawesi Tengah (pemekaran dari Sulawesi Utara) dan Provinsi
Sulawesi Tenggara (pemekaran dari Sulawesi Selatan).
1.1.4.Era Orde Baru (1966-1998)
a. Tahun 1967 Provinsi Bengkulu dimekarkan dari Provinsi
Sumatera Selatan.
b. Tahun 1969 Irian Barat secara resmi menjadi provinsi ke-26
Indonesia.
c. Pada Tahun 1969-1975, Indonesia memiliki 26 provinsi, dimana
2 diantaranya berstatus Daerah Istimewa (Aceh dan Yogyakarta),
dan 1 berstatus Daerah Khusus Ibukota (Jakarta).
4
d. Tahun 1976, Timor Timur menjadi bagian dari Indonesia dan
sebagai provinsi ke-27.
1.1.5.Era 1999-sekarang
Pada tahun 1999, Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia
dan berada di bawah PBB hingga merdeka penuh pada tahun 2002, dan
Indonesia kembali memiliki 26 provinsi. Sementara itu, pada era
reformasi terdapat tuntutan pemekaran sejumlah provinsi di Indonesia.
Pemekaran provinsi di Indonesia sejak tahun 1999 adalah sebagai
berikut :
a. Maluku Utara dengan ibukota Sofifi-Ternate, dimekarkan dari
Provinsi Maluku, menjadi provinsi Indonesia ke-27 pada tanggal
4 Oktober 1999.
b. Banten dengan ibukota Serang, dimekarkan dari Provinsi Jawa
Barat, menjadi provinsi Indonesia ke-28 pada tanggal 17 Oktober
2000.
c. Kepulauan Bangka Belitung dengan ibukota Pangkal Pinang,
menjadi provinsi Indonesia ke-29 pada tanggal 4 Desember 2000.
d. Gorontalo dengan ibukota Kota Gorontalo, dimekarkan dari
Provinsi Sulawesi Utara, menjadi provinsi Indonesia ke-30 pada
tanggal 22 Desember 2000.
5
e. Irian Jaya Barat dengan ibukota Manokwari, dimekarkan dari
Provinsi Papua, menjadi provinsi Indonesia ke-31 pada tanggal
21 November 2001. Kini Irian Jaya Barat berganti nama menjadi
Papua Barat.
f. Pada tanggal 11 November 2001 pula, Provinsi Papua
dimekarkan pula provinsi baru Irian Jaya Tengah. Namun
pemekaran ini akhirnya dibatalkan karena mendapat banyak
tentangan.
g. Kepulauan Riau dengan ibukota Tanjung Pinang, dimekarkan
dari Provinsi Riau, menjadi provinsi Indonesia ke-32 pada
tanggal 25 Oktober 2002.
h. Sulawesi Barat dengan ibukota Mamuju, dimekarkan dari
Provinsi Sulawesi Selatan, menjadi provinsi Indonesia ke-33
pada tanggal 5 Oktober 2004.
i. Kalimantan Utara dengan ibukota Tanjung Selor, dimekarkan
dari Provinsi Kalimantan Timur, menjadi provinsi Indonesia ke-
34 pada tanggal 25 Oktober 2012.
6
BAB II
DASAR HUKUM
UUD 1945 tidak mengatur perihal pembentukan daerah atau pemekaran suatu
daerah secara khusus, namun disebutkan dalam Pasal 18 B ayat (1) bahwa, “Negara
mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat
khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-undang.”
Selanjutnya, pada ayat (2) pasal yang sama tercantum kalimat sebagai berikut.
“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang
diatur dalam undang-undang.”
Secara lebih khusus, UU nomor 32 Tahun 2004 mengatur ketentuan
mengenai Pembentukan Daerah. Dapat dianalogikan, masalah pemekaran wilayah
juga termasuk dalam ruang lingkup pembentukan daerah. UU Nomor 32 Tahun
2004 menentukan bahwa pembentukan suatu daerah harus ditetapkan dengan
Undang-undang tersendiri. Ketentuan ini tercantum dalam Pasal 4 ayat (1).
Kemudian, ayat (2) pasal yang sama menyebutkan sebagai berikut. “Undang-
undang pembentukan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain
mencakup nama, cakupan wailayah, batas, ibu kota, kewenangan
menyelenggarakan urusan pemerintahan, penunjukan penjabat kepala daerah,
7
pengisian keanggotaan DPRD, pengalihan kepegawaian, pendanaan, peralatan,
dokumen, serta perangkat daerah.”
Legalisasi pemekaran wilayah dicantumkan dalam pasal yang sama pada ayat
berikutnya (ayat (3)) yang menyatakan bahwa, “Pembentukan daerah dapat berupa
penggabungan beberapa daerah atau bagian daerah yang bersandingan atau
pemekaran dari satu daerah menjadi dua daerah atau lebih.” Dan ayat (4)
menyebutkan, “Pemekaran dari satu daerah menjadi 2 (dua) daerah atau lebih
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan setelah mencapai batas
minimal usia penyelenggaraan pemerintahan.”
Namun demikian, pembentukan daerah hanya dapat dilakukan apabila telah
memenuhi syarat administratif, teknis, dan fisik kewilayahan. Bagi provinsi, syarat
administratif yang wajib dipenuhi meliputi adanya persetujuan DPRD
kabupaten/kota dan bupati/walikota yang akan menjadi cakupan wilayah provinsi
bersangkutan, persetujuan DPRD provinsi induk dan gubernur, serta rekomendasi
dari Menteri Dalam Negeri. Sedangkan untuk kabupaten/kota, syarat administratif
yang juga harus dipenuhi meliputi adanya persetujuan DPRD kabupaten/kota dan
bupati/walikota bersangkutan, persetujuan DPRD provinsi dan gubernur, serta
rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri.
8
Selanjutnya, syarat teknis dari pembentukan daerah baru harus meliputi faktor
yang menjadi dasar pembentukan daerah yang mencakup faktor-faktor di bawah
ini.
1. Kemampuan ekonomi
2. Potensi daerah
3. Sosial budaya
4. Sosial politik
5. Kependudukan
6. Luas daerah
7. Pertahanan
8. Keamanan
9. Faktor lain yang memungkinkan
9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Pemekaran Daerah
Pemekaran adalah sesuatu bagian yang utuh atau suatu kesatuan yang
dibagi atau dipisahkan menjadi beberapa bagian yang berdiri sendiri. Jadi
dengan demikian daerah pemekaran adalah suatu daerah yang sebelumnya
satu kesatuan yang utuh yang kemudian di bagi atau dimekarkan menjadi
beberapa bagian untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya
sendiri.
Dalam UU No. 23 Tahun 2014 pada Pasal 33 ayat (1) huruf a
menyatakan pemekaran daerah berupa pemecahan provinsi atau daerah
kabupaten/kota untuk menjadi dua atau lebih daerah baru.
Dalam rangka pembentukan suatu daerah pemekaran diperlukan
adanya suatu ukuran sebagai dasar penetapan. Pembentukan dan pemekaran
wilayah yang baru harus didasarkan atas pembagian-pembagian yang bersifat
objektif dengan memperhatikan segi pembiayaan sumber daya manusia serta
sarana penunjang lainnya.
10
Adapun 5 faktor yang harus diperhatikan dalam
pembentukan/pemekaran suatu wilayah yaitu :
1. Luas daerah suatu wilayah sedapat mungkin merupakan suatu kesatuan
dalam perhubungan, pengairan dan dari segi perekonomian dan juga
harus diperhatikan keinginan penduduk setempat, persamaan adat
istiadat serta kebiasaan hidupnya.
2. Pembagian kekuasaan pemerintahan dalam pembentukan/pemekaran
hendaknya diusahakan agar tidak ada tugas dan pertanggungjawaban
kembar dan harus ada keseimbangan antara beratnya kewajiban yang
diserahkan dengan struktur di daerah.
3. Jumlah penduduk tidak boleh terlampau kecil.
4. Pegawai daerah sebaiknya mempunyai tenaga-tenaga professional dan
ahli.
5. Keuangan daerah yang berarti terdapat sumber-sumber kemakmuran
yang dimiliki oleh daerah itu sendiri.
11
3.2. Tujuan dan Syarat-syarat Pemekaran Daerah
Peraturaan Pemerintah Republik Indonesia No.129 Tahun 2000 Pasal 2
mengatur tentang tujuan pembentukan daerah yang berbunyi, “Pembentukan,
pemekaran, penghapusan, dan penggabungan daerah bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melalui :
1. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
2. Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi.
3. Percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah.
4. Percepatan pengelolaan potensi daerah.
5. Peningkatan keamanan dan ketertiban.
6. Peningkatan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah.
Kemudian mengenai syarat-syarat pembentukan daerah diatur juga
dalam Peraturan Pemerintah yang sama dalam Pasal 3 sampai Pasal 12.
Berbicara secara hukum, syarat-syarat pemekaran suatu wilayah untuk
menjadi kabupaten/kota atau provinsi sulit tidak nya itu tergantung pada
daerah yang dimekarkan. Kalau di telaah lebih dalam, di era otonomi daerah
salah satu nya di Provinsi Aceh, hukum cukup memberikan kelonggaran
kepada daerah untuk melakukan pemekaran. Ini pula yang menjadi sebab
mengapa sekarang kita melihat banyak daerah yang “bernafsu” melakukan
pemekaran mulai dari tingkat kecamatan sampai ke tingkat provinsi. Dalam
Pasal 5 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 di jelaskan bahwa pemekaran
wilayah harus memenuhi tiga syarat, yaitu :
12
1. Syarat administratif
Untuk provinsi meliputi adanya persetujuan DPRD
kabupaten/kota dan Bupati atau Walikota yang akan menjadi cakupan
wilayah provinsi, persetujuan DPRD provinsi induk dan Gubernur,
serta rekomendasi Menteri Dalam Negeri.
Untuk kabupaten/kota meliputi adanya persetujuan DPRD
kabupaten/kota dan Bupati atau Walikota yang bersangkutan,
persetujuan DPRD provinsi dan Gubernur, serta rekomendasi Menteri
Dalam Negeri.
2. Syarat Teknis
Meliputi faktor yang menjadi dasar pembentukan daerah yang
mencakup faktor kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya,
sosial politik, kependudukan, luas daerah, pertahanan, keamanan, dan
faktor lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah.
3. Syarat Fisik Kewilayahan
Meliputi :
a. Untuk pembentukan provinsi paling sedikit 5 (lima) kabupaten.
b. Untuk pembentukan kabupaten paling sedikit 5 (lima) kecamatan.
c. Untuk pembentukan kota 4 (empat) kecamatan.
d. Lokasi calon ibukota, sarana, dan prasarana pemerintahan.
Selanjutnya pada UU No.23 Tahun 2014, syarat-syarat pembentukan
daerah persiapan tercantum pada Pasal 34 sampai Pasal 39.
13
Namun bukan berarti apabila suatu daerah telah memenuhi suatu
persyaratan administratif, teknis, dan fisik kewilayahan maka dengan
sendirinya pemekaran wilayah dapat dilakukan. Hal ini di sebabkan oleh
adanya persyaratan jangka waktu jalannya pemerintahan induk. Ada batas
minimal usia penyelenggaraan pemerintahan untuk dapat melakukan
pemekaran wilayah. Untuk pembentukan Provinsi disyaratkan sepuluh tahun,
Kabupaten/Kota disyaratkan tujuh tahun, dan Kecamatan batas minimal
penyelenggaraan pemerintahan adalah lima tahun.
3.3. Dampak Positif dari Pemekaran Daerah
Pelayanan publik yang sudah dapat di katakan baik meskipun di
beberapa daerah masih terdapat kekurangan.
1. Mengalami perkembangan yang signifikan di bidang perekonomian.
2. Luas daerah yang tidak terlalu luas memudahkan pemerintah daerah
mengelola daerahnya.
3. Lebih fokus dalam mengembangkan potensi daerah masing-masing.
4. Bisa meningkatkan infrastruktur yang ada di daerah tersebut.
5. Menunjang sarana untuk kemandirian tiap usaha-usaha mikro atau
makro masyarakat seperti bertani, berdagang, dll.
6. Memberikan kesempatan kepada putra-putra daerah untuk
menyelenggarakan pemerintahan.
14
3.4. Dampak Negatif dari Pemekaran Daerah
1. Membebani keuangan pusat.
2. Di beberapa daerah tertentu, pembangunan infrastruktur tidak berjalan
dengan baik.
3. Kurangnya kemampuan pemerintah daerah untuk menstabilkan
ekonomi daerah.
4. Di beberapa daerah tertentu terjadi penyalahgunaan kekuasaan.
5. Terjadinya konflik akibat dari tidak setujunya masyarakat di beberapa
daerah pemekaran tersebut.
3.5. Pemekaran Daerah DKI Jakarta
Kota Administrasi Jakarta Pusat adalah nama sebuah kota administrasi
di pusat Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pusat Pemerintahannya berada
Menteng. Di sebelah utara Jakarta Pusat berbatasan dengan Jakarta Utara, di
sebelah timur dengan Jakarta Timur, di sebelah selatan dengan Jakarta
Selatan dan di sebelah barat dengan Jakarta Barat. Jakarta Pusat adalah
administrasi terkecil Provinsi DKI Jakarta. Pada zaman Hindia Belanda
disebut Batavia Centrum.
15
3.5.1.Batas Wilayah
a. Utara : Kota Administrasi Jakarta Utara dan Kota Administrasi
Jakarta Barat
b. Selatan : Kota Administrasi Jakarta Selatan dan Kota Administrasi
Jakarta Timur
c. Barat : Kota Administrasi Jakarta Utara, Kota Administrasi Jakarta
Barat, Kota Administrasi Jakarta Selatan
d. Timur : Kota Administrasi Jakarta Utara, Kota Administrasi Jakarta
Timur, Kota Administrasi Jakarta Selatan
3.5.2.Daftar Kecamatan
a. Gambir, Jakarta Pusat
b. Tanah Abang, Jakarta Pusat
c. Menteng, Jakarta Pusat
d. Senen, Jakarta Pusat
e. Cempaka Putih, Jakarta Pusat
f. Johar Baru, Jakarta Pusat
g. Kemayoran, Jakarta Pusat
h. Sawah Besar, Jakarta Pusat
16
3.5.3. Identitas DKI Jakarta
Peta lokasi Kota Administrasi Jakarta Pusat
Koordinat: 6°12'-46.91" LS, 106°50'-26.4" BT
Koordinat: 6°12′46,91″LU 106°50′26,4″BT
Provinsi DKI Jakarta
Ibu kota Menteng
Pemerintahan
- Wali Kota Drs. Mangara Pardede, M.Si.
Luas 50,2 km2
Populasi
- Total 861.531 jiwa
- Kepadatan 17.161,97 jiwa/km2
17
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pemekaran adalah sesuatu bagian yang utuh atau suatu kesatuan yang
dibagi atau dipisahkan menjadi beberapa bagian yang berdiri sendiri.
Dasar hukum pemekaran wilayah ini secara khusus diatur dalam UU
No.32 Tahun 2004 mengenai pembentukan daerah dan kawasan khusus
dalam Bab II tentang Pembentukan Daerah dan Kawasan Khusus. Yang
kemudian undang-undang tersebut telah diperbarui dengan UU No.23 Tahun
2014 Bab VI Bagian II tentang Pembentukan Daerah.
Pemekaran wilayah dapat terselenggara apabila memenuhi syarat-
syarat yang telah di tentukan dalam Peraturan Pemerintah No 129 Tahun
2000.
Tujuan utama pemekaran wilayah adalah untuk mensejahterakan
kehidupan masyarakat dalam seluruh aspek.
Dari segi praktek penyelenggaraannya selalu diikuti dampak positif dan
negatif.
4.2. Saran
Saran dari penulis sebaiknya apabila melakukan pemekaran daerah
haruslah disertai persyaratan yang legal, baik segara administratif, atau teknis.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. UUD 1945 (UU No. 32 Tahun 2004)
2. UUD 1945 (UU No. 129 Tahun 2000)
3. UUD 1945 (UU No. 23 Tahun 2014)
4. UUD 1945 Pasal 18 B
5. https://id.wikipedia.org/wiki/Pemekaran_daerah_di_Indonesia
6. https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Administrasi_Jakarta_Pusat
7. http://eprints.unsri.ac.id/2635/2/makalh_LK.pdf
8. http://knowledgeisfreee.blogspot.co.id/2015/11/makalah-pengertian-
pemekaran-wilayah.html

More Related Content

What's hot

Keistimewaan provinsi yogyakarta
Keistimewaan provinsi yogyakartaKeistimewaan provinsi yogyakarta
Keistimewaan provinsi yogyakartaFakhrul Rijal
 
Undang-undang no 13 tahun 2012
Undang-undang no 13 tahun 2012Undang-undang no 13 tahun 2012
Undang-undang no 13 tahun 2012Awank Kurniawan
 
Perubahan wilayah administrasi indonesia
Perubahan wilayah administrasi indonesiaPerubahan wilayah administrasi indonesia
Perubahan wilayah administrasi indonesiaRachmah Safitri
 
teks sumpah pemuda 28 oktorber 1928 sesuai isi asli
teks sumpah pemuda 28 oktorber 1928 sesuai isi asliteks sumpah pemuda 28 oktorber 1928 sesuai isi asli
teks sumpah pemuda 28 oktorber 1928 sesuai isi asliwest batavia
 
Buku pelaksanaan pancasila dan uud 1945
Buku pelaksanaan pancasila dan uud 1945Buku pelaksanaan pancasila dan uud 1945
Buku pelaksanaan pancasila dan uud 1945juniska efendi
 
Soal digital ips ulangan tengah semester 1 kelas 6 sd
Soal digital ips ulangan tengah semester 1 kelas 6 sdSoal digital ips ulangan tengah semester 1 kelas 6 sd
Soal digital ips ulangan tengah semester 1 kelas 6 sdRachmah Safitri
 
(Handout) pancasila sebagai dasar negara
(Handout) pancasila sebagai dasar negara(Handout) pancasila sebagai dasar negara
(Handout) pancasila sebagai dasar negaraDea_tita
 
ODA JEPANG
ODA JEPANGODA JEPANG
ODA JEPANGUNDIP
 
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945juniska efendi
 
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015Bahan materi wawasan kebangsaan 2015
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015Itet Sumarijanto
 
TERJADINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
TERJADINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIATERJADINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
TERJADINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIAAndini Hapsari
 
Pkn Kelas VIII semester 1
Pkn Kelas VIII semester 1Pkn Kelas VIII semester 1
Pkn Kelas VIII semester 1Annas Dwi
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945KANDA IZUL
 

What's hot (20)

Keistimewaan provinsi yogyakarta
Keistimewaan provinsi yogyakartaKeistimewaan provinsi yogyakarta
Keistimewaan provinsi yogyakarta
 
Undang-undang no 13 tahun 2012
Undang-undang no 13 tahun 2012Undang-undang no 13 tahun 2012
Undang-undang no 13 tahun 2012
 
oke
okeoke
oke
 
Bab 1 sni 6
Bab 1 sni 6Bab 1 sni 6
Bab 1 sni 6
 
New
NewNew
New
 
Makalah Pendidikan Pancasila
Makalah Pendidikan PancasilaMakalah Pendidikan Pancasila
Makalah Pendidikan Pancasila
 
Perubahan wilayah administrasi indonesia
Perubahan wilayah administrasi indonesiaPerubahan wilayah administrasi indonesia
Perubahan wilayah administrasi indonesia
 
UUD 1945
UUD 1945UUD 1945
UUD 1945
 
Pak ginanjar
Pak ginanjar Pak ginanjar
Pak ginanjar
 
Tugas 5 TIK
Tugas 5 TIKTugas 5 TIK
Tugas 5 TIK
 
teks sumpah pemuda 28 oktorber 1928 sesuai isi asli
teks sumpah pemuda 28 oktorber 1928 sesuai isi asliteks sumpah pemuda 28 oktorber 1928 sesuai isi asli
teks sumpah pemuda 28 oktorber 1928 sesuai isi asli
 
Buku pelaksanaan pancasila dan uud 1945
Buku pelaksanaan pancasila dan uud 1945Buku pelaksanaan pancasila dan uud 1945
Buku pelaksanaan pancasila dan uud 1945
 
Soal digital ips ulangan tengah semester 1 kelas 6 sd
Soal digital ips ulangan tengah semester 1 kelas 6 sdSoal digital ips ulangan tengah semester 1 kelas 6 sd
Soal digital ips ulangan tengah semester 1 kelas 6 sd
 
(Handout) pancasila sebagai dasar negara
(Handout) pancasila sebagai dasar negara(Handout) pancasila sebagai dasar negara
(Handout) pancasila sebagai dasar negara
 
ODA JEPANG
ODA JEPANGODA JEPANG
ODA JEPANG
 
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945
Prinsip – prinsip yang terkandung dalam batang tubuh undang – undang dasar 1945
 
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015Bahan materi wawasan kebangsaan 2015
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015
 
TERJADINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
TERJADINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIATERJADINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
TERJADINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
 
Pkn Kelas VIII semester 1
Pkn Kelas VIII semester 1Pkn Kelas VIII semester 1
Pkn Kelas VIII semester 1
 
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
Memahami arti dan pentingnya pembukaan uud 19945
 

Similar to Paper pemekaran daerah

Kd 1ok !
Kd 1ok !Kd 1ok !
Kd 1ok !Aryetti
 
OTONOMI DAERAH.pptx
OTONOMI DAERAH.pptxOTONOMI DAERAH.pptx
OTONOMI DAERAH.pptxGhinaSyifa3
 
Rpp ppkn sma xi bab 8 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 8 pertemuan 2Rpp ppkn sma xi bab 8 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 8 pertemuan 2eli priyatna laidan
 
Politik dan ekonomi indonesia pasca pengakuan kedaulatan
Politik dan ekonomi indonesia pasca pengakuan kedaulatanPolitik dan ekonomi indonesia pasca pengakuan kedaulatan
Politik dan ekonomi indonesia pasca pengakuan kedaulatanindakristya
 
makalah sejarah indonesia
makalah sejarah indonesia makalah sejarah indonesia
makalah sejarah indonesia mjaenudin
 
456177824-Materi-Ips-9-Bab-IV-Powerpoint.pptx
456177824-Materi-Ips-9-Bab-IV-Powerpoint.pptx456177824-Materi-Ips-9-Bab-IV-Powerpoint.pptx
456177824-Materi-Ips-9-Bab-IV-Powerpoint.pptxArnawatiZam
 
Perkembangan Sistem administrasi indonesia (IPS Kelas 6 SD)
Perkembangan Sistem administrasi indonesia (IPS Kelas 6 SD)Perkembangan Sistem administrasi indonesia (IPS Kelas 6 SD)
Perkembangan Sistem administrasi indonesia (IPS Kelas 6 SD)Aditya Masyitha
 
Pembentukan Pemerintahan Awal Indonesia - Andi Shafira Sarani Baso
Pembentukan Pemerintahan Awal Indonesia - Andi Shafira Sarani BasoPembentukan Pemerintahan Awal Indonesia - Andi Shafira Sarani Baso
Pembentukan Pemerintahan Awal Indonesia - Andi Shafira Sarani BasoAndi Shafira
 
LAPORAN STUDY tour(3).docx
LAPORAN STUDY tour(3).docxLAPORAN STUDY tour(3).docx
LAPORAN STUDY tour(3).docxVioAyra1
 
PKN PDmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmF.pdf
PKN PDmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmF.pdfPKN PDmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmF.pdf
PKN PDmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmF.pdfpacarjeje
 
Rizky Darmawan tugas.3 Perbatasan
Rizky Darmawan tugas.3 PerbatasanRizky Darmawan tugas.3 Perbatasan
Rizky Darmawan tugas.3 PerbatasanRizkyDarmawan49
 

Similar to Paper pemekaran daerah (20)

Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes
Pemerintahan bupati la ode abdul koedoesPemerintahan bupati la ode abdul koedoes
Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes
 
Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes
Pemerintahan bupati la ode abdul koedoesPemerintahan bupati la ode abdul koedoes
Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes
 
Bab 2 sni 6
Bab 2 sni 6Bab 2 sni 6
Bab 2 sni 6
 
Makalah otonomi daerah lengkap
Makalah otonomi daerah lengkapMakalah otonomi daerah lengkap
Makalah otonomi daerah lengkap
 
Kd 1ok !
Kd 1ok !Kd 1ok !
Kd 1ok !
 
Pamong praja 6
Pamong praja 6Pamong praja 6
Pamong praja 6
 
Sejarah terbentuknya kabupaten muna
Sejarah terbentuknya kabupaten munaSejarah terbentuknya kabupaten muna
Sejarah terbentuknya kabupaten muna
 
OTONOMI DAERAH.pptx
OTONOMI DAERAH.pptxOTONOMI DAERAH.pptx
OTONOMI DAERAH.pptx
 
Perekonomian indonesia orde lama
Perekonomian indonesia orde lamaPerekonomian indonesia orde lama
Perekonomian indonesia orde lama
 
Rpp ppkn sma xi bab 8 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 8 pertemuan 2Rpp ppkn sma xi bab 8 pertemuan 2
Rpp ppkn sma xi bab 8 pertemuan 2
 
Politik dan ekonomi indonesia pasca pengakuan kedaulatan
Politik dan ekonomi indonesia pasca pengakuan kedaulatanPolitik dan ekonomi indonesia pasca pengakuan kedaulatan
Politik dan ekonomi indonesia pasca pengakuan kedaulatan
 
Makalah otonomi daerah lengkap
Makalah otonomi daerah lengkapMakalah otonomi daerah lengkap
Makalah otonomi daerah lengkap
 
makalah sejarah indonesia
makalah sejarah indonesia makalah sejarah indonesia
makalah sejarah indonesia
 
456177824-Materi-Ips-9-Bab-IV-Powerpoint.pptx
456177824-Materi-Ips-9-Bab-IV-Powerpoint.pptx456177824-Materi-Ips-9-Bab-IV-Powerpoint.pptx
456177824-Materi-Ips-9-Bab-IV-Powerpoint.pptx
 
Umikalsum amin sope
Umikalsum amin sopeUmikalsum amin sope
Umikalsum amin sope
 
Perkembangan Sistem administrasi indonesia (IPS Kelas 6 SD)
Perkembangan Sistem administrasi indonesia (IPS Kelas 6 SD)Perkembangan Sistem administrasi indonesia (IPS Kelas 6 SD)
Perkembangan Sistem administrasi indonesia (IPS Kelas 6 SD)
 
Pembentukan Pemerintahan Awal Indonesia - Andi Shafira Sarani Baso
Pembentukan Pemerintahan Awal Indonesia - Andi Shafira Sarani BasoPembentukan Pemerintahan Awal Indonesia - Andi Shafira Sarani Baso
Pembentukan Pemerintahan Awal Indonesia - Andi Shafira Sarani Baso
 
LAPORAN STUDY tour(3).docx
LAPORAN STUDY tour(3).docxLAPORAN STUDY tour(3).docx
LAPORAN STUDY tour(3).docx
 
PKN PDmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmF.pdf
PKN PDmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmF.pdfPKN PDmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmF.pdf
PKN PDmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmF.pdf
 
Rizky Darmawan tugas.3 Perbatasan
Rizky Darmawan tugas.3 PerbatasanRizky Darmawan tugas.3 Perbatasan
Rizky Darmawan tugas.3 Perbatasan
 

Recently uploaded

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

Paper pemekaran daerah

  • 1. PAPER KEWARGANEGARAAN MENGENAI PEMEKARAN DAERAH DKI JAKARTA Dibina oleh : UCI SANUSI, S.H, M.H Disusun oleh : Nama : Faiz Mohammad Hafidza NIM : D11161043 Kelas : IF - 2B Program studi : Teknik Informatika POLITEKNIK TEDC BANDUNG (TECHNICAL EDUCATION AND DEVELOPMENT CENTRE) TAHUN AKADEMIK 2016-2017 Jl. Pesantren KM. 2 Cibabat - Cimahi Utara, Jawa Barat 40513 Telp/Fax : 022 – 6645951
  • 2. i KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Pertama dan utama, saya ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan ridho-Nya penulis mampu menyusun makalah ini sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita semuanya selaku umatnya sampai akhir zaman. Makalah dengan tema “Pemekaran Daerah DKI Jakarta” diajukan sebagai sarana untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kewarganegaraan” yang nantinya akan menjadi salah satu acuan untuk menentukan nilai mata kuliah ini. Dengan tersusunnya makalah ini, tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Pak Uci Sanusi, S.H, M.H selaku dosen yang telah membina penulis dalam menyusun makalah ini. Terimakasih telah berkenan untuk membaca seluruh isi makalah ini dan mohon maaf bila ada kekurangan dan kesalahan, Akhirul Kalam. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Cimahi, Mei 2017 Penyusun FAIZ MOHAMMAD HAFIDZA NPM. D11161043
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...............................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang............................................................................ 1 1.1.1.Era Perjuangan Kemerdekaan (1945-1949) ...................... 1 1.1.2.Era Republik Indonesia Serikat (1949-1950).................... 2 1.1.3.Era Demokrasi Terpimpin dan Orde Lama (1959-1966) .. 2 1.1.4.Era Orde Baru (1966-1998)............................................... 3 1.1.5.Era 1999-sekarang............................................................. 4 BAB II DASAR HUKUM ................................................................................ 6 BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 9 3.1. Pengertian Pemekaran Daerah .................................................... 9 3.2. Tujuan dan Syarat-syarat Pemekaran Daerah........................... 11 3.3. Dampak Positif dari Pemekaran Daerah ................................... 13 3.4. Dampak Negatif dari Pemekaran Daerah.................................. 14 3.5. Pemekaran Daerah DKI Jakarta................................................ 14 3.5.1.Batas Wilayah.................................................................. 15 3.5.2.Daftar Kecamatan............................................................ 15 3.5.3.Identitas DKI Jakarta....................................................... 16
  • 4. iii BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 17 4.1. Kesimpulan ............................................................................... 17 4.2. Saran.......................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1.Era Perjuangan Kemerdekaan (1945-1949) Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memiliki 8 provinsi, yaitu: Sumatera, Borneo (Kalimantan), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil serta dua daerah istimewa yakni Daerah Istimewa Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang di dasarkan atas pengakuan kedaulatan RI oleh Raja Solo pada 1 September 1945 yang menggabungkan wilayah negerinya sebagai sebuah Daerah Istimewa setingkat provinsi lalu di susul Yogyakarta pada 5 September 1945. Pada masa pergerakan kemerdekaan (1945- 1949), Indonesia mengalami perubahan wilayah akibat kembalinya Belanda untuk menguasai Indonesia, dan sejumlah "negara-negara boneka" dibentuk Belanda dalam wilayah negara Indonesia.
  • 6. 2 1.1.2.Era Republik Indonesia Serikat (1949-1950) Hasil Konferensi Meja Bundar di Den Haag tahun 1949, Belanda mengakui Indonesia dalam bentuk serikat, dimana terdiri dari 15 negara bagian ditambah 1 Republik Indonesia. Beberapa bulan kemudian, sejumlah negara-negara bagian menggabungkan diri ke negara bagian Republik Indonesia. 1.1.3.Era Demokrasi Terpimpin dan Orde Lama (1959-1966) Pada tanggal 17 Agustus 1950, Indonesia kembali menjadi negara kesatuan. Berikut adalah perkembangan pemekaran wilayah Indonesia pada kurun waktu 1950-1966 : a. Tahun 1950, Provinsi Sumatra dipecah menjadi Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Tengah, dan Sumatera Selatan. Sementara, Yogyakarta mendapat status provinsi "Daerah Istimewa". b. Tahun 1956, Provinsi Kalimantan dipecah menjadi provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Pada tahun yang sama dibentuk pula Provinsi Aceh Darussalam (pemekaran dari Sumatera Utara). c. Tahun 1957, Jakarta mendapat status provinsi "Daerah Khusus Ibukota".
  • 7. 3 d. Tahun 1958, Provinsi Sumatera Tengah dipecah menjadi Provinsi Jambi, Riau, dan Sumatera Barat. Sementara, Provinsi Sunda Kecil dipecah menjadi Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Pada tahun yang sama, dibentuk provinsi Kalimantan Tengah (dari Kalimantan Selatan). e. Tahun 1959, Aceh mendapat status provinsi "Daerah Istimewa". f. Tahun 1960, Provinsi Sulawesi dipecah menjadi Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. g. Tahun 1963, PBB menyerahkan Irian Barat ke Indonesia. h. Tahun 1964, dibentuk Provinsi Lampung (pemekaran dari Sumatera Selatan). Pada tahun yang sama, dibentuk pula Provinsi Sulawesi Tengah (pemekaran dari Sulawesi Utara) dan Provinsi Sulawesi Tenggara (pemekaran dari Sulawesi Selatan). 1.1.4.Era Orde Baru (1966-1998) a. Tahun 1967 Provinsi Bengkulu dimekarkan dari Provinsi Sumatera Selatan. b. Tahun 1969 Irian Barat secara resmi menjadi provinsi ke-26 Indonesia. c. Pada Tahun 1969-1975, Indonesia memiliki 26 provinsi, dimana 2 diantaranya berstatus Daerah Istimewa (Aceh dan Yogyakarta), dan 1 berstatus Daerah Khusus Ibukota (Jakarta).
  • 8. 4 d. Tahun 1976, Timor Timur menjadi bagian dari Indonesia dan sebagai provinsi ke-27. 1.1.5.Era 1999-sekarang Pada tahun 1999, Timor Timur memisahkan diri dari Indonesia dan berada di bawah PBB hingga merdeka penuh pada tahun 2002, dan Indonesia kembali memiliki 26 provinsi. Sementara itu, pada era reformasi terdapat tuntutan pemekaran sejumlah provinsi di Indonesia. Pemekaran provinsi di Indonesia sejak tahun 1999 adalah sebagai berikut : a. Maluku Utara dengan ibukota Sofifi-Ternate, dimekarkan dari Provinsi Maluku, menjadi provinsi Indonesia ke-27 pada tanggal 4 Oktober 1999. b. Banten dengan ibukota Serang, dimekarkan dari Provinsi Jawa Barat, menjadi provinsi Indonesia ke-28 pada tanggal 17 Oktober 2000. c. Kepulauan Bangka Belitung dengan ibukota Pangkal Pinang, menjadi provinsi Indonesia ke-29 pada tanggal 4 Desember 2000. d. Gorontalo dengan ibukota Kota Gorontalo, dimekarkan dari Provinsi Sulawesi Utara, menjadi provinsi Indonesia ke-30 pada tanggal 22 Desember 2000.
  • 9. 5 e. Irian Jaya Barat dengan ibukota Manokwari, dimekarkan dari Provinsi Papua, menjadi provinsi Indonesia ke-31 pada tanggal 21 November 2001. Kini Irian Jaya Barat berganti nama menjadi Papua Barat. f. Pada tanggal 11 November 2001 pula, Provinsi Papua dimekarkan pula provinsi baru Irian Jaya Tengah. Namun pemekaran ini akhirnya dibatalkan karena mendapat banyak tentangan. g. Kepulauan Riau dengan ibukota Tanjung Pinang, dimekarkan dari Provinsi Riau, menjadi provinsi Indonesia ke-32 pada tanggal 25 Oktober 2002. h. Sulawesi Barat dengan ibukota Mamuju, dimekarkan dari Provinsi Sulawesi Selatan, menjadi provinsi Indonesia ke-33 pada tanggal 5 Oktober 2004. i. Kalimantan Utara dengan ibukota Tanjung Selor, dimekarkan dari Provinsi Kalimantan Timur, menjadi provinsi Indonesia ke- 34 pada tanggal 25 Oktober 2012.
  • 10. 6 BAB II DASAR HUKUM UUD 1945 tidak mengatur perihal pembentukan daerah atau pemekaran suatu daerah secara khusus, namun disebutkan dalam Pasal 18 B ayat (1) bahwa, “Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan Undang-undang.” Selanjutnya, pada ayat (2) pasal yang sama tercantum kalimat sebagai berikut. “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.” Secara lebih khusus, UU nomor 32 Tahun 2004 mengatur ketentuan mengenai Pembentukan Daerah. Dapat dianalogikan, masalah pemekaran wilayah juga termasuk dalam ruang lingkup pembentukan daerah. UU Nomor 32 Tahun 2004 menentukan bahwa pembentukan suatu daerah harus ditetapkan dengan Undang-undang tersendiri. Ketentuan ini tercantum dalam Pasal 4 ayat (1). Kemudian, ayat (2) pasal yang sama menyebutkan sebagai berikut. “Undang- undang pembentukan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain mencakup nama, cakupan wailayah, batas, ibu kota, kewenangan menyelenggarakan urusan pemerintahan, penunjukan penjabat kepala daerah,
  • 11. 7 pengisian keanggotaan DPRD, pengalihan kepegawaian, pendanaan, peralatan, dokumen, serta perangkat daerah.” Legalisasi pemekaran wilayah dicantumkan dalam pasal yang sama pada ayat berikutnya (ayat (3)) yang menyatakan bahwa, “Pembentukan daerah dapat berupa penggabungan beberapa daerah atau bagian daerah yang bersandingan atau pemekaran dari satu daerah menjadi dua daerah atau lebih.” Dan ayat (4) menyebutkan, “Pemekaran dari satu daerah menjadi 2 (dua) daerah atau lebih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan setelah mencapai batas minimal usia penyelenggaraan pemerintahan.” Namun demikian, pembentukan daerah hanya dapat dilakukan apabila telah memenuhi syarat administratif, teknis, dan fisik kewilayahan. Bagi provinsi, syarat administratif yang wajib dipenuhi meliputi adanya persetujuan DPRD kabupaten/kota dan bupati/walikota yang akan menjadi cakupan wilayah provinsi bersangkutan, persetujuan DPRD provinsi induk dan gubernur, serta rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri. Sedangkan untuk kabupaten/kota, syarat administratif yang juga harus dipenuhi meliputi adanya persetujuan DPRD kabupaten/kota dan bupati/walikota bersangkutan, persetujuan DPRD provinsi dan gubernur, serta rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri.
  • 12. 8 Selanjutnya, syarat teknis dari pembentukan daerah baru harus meliputi faktor yang menjadi dasar pembentukan daerah yang mencakup faktor-faktor di bawah ini. 1. Kemampuan ekonomi 2. Potensi daerah 3. Sosial budaya 4. Sosial politik 5. Kependudukan 6. Luas daerah 7. Pertahanan 8. Keamanan 9. Faktor lain yang memungkinkan
  • 13. 9 BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Pemekaran Daerah Pemekaran adalah sesuatu bagian yang utuh atau suatu kesatuan yang dibagi atau dipisahkan menjadi beberapa bagian yang berdiri sendiri. Jadi dengan demikian daerah pemekaran adalah suatu daerah yang sebelumnya satu kesatuan yang utuh yang kemudian di bagi atau dimekarkan menjadi beberapa bagian untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri. Dalam UU No. 23 Tahun 2014 pada Pasal 33 ayat (1) huruf a menyatakan pemekaran daerah berupa pemecahan provinsi atau daerah kabupaten/kota untuk menjadi dua atau lebih daerah baru. Dalam rangka pembentukan suatu daerah pemekaran diperlukan adanya suatu ukuran sebagai dasar penetapan. Pembentukan dan pemekaran wilayah yang baru harus didasarkan atas pembagian-pembagian yang bersifat objektif dengan memperhatikan segi pembiayaan sumber daya manusia serta sarana penunjang lainnya.
  • 14. 10 Adapun 5 faktor yang harus diperhatikan dalam pembentukan/pemekaran suatu wilayah yaitu : 1. Luas daerah suatu wilayah sedapat mungkin merupakan suatu kesatuan dalam perhubungan, pengairan dan dari segi perekonomian dan juga harus diperhatikan keinginan penduduk setempat, persamaan adat istiadat serta kebiasaan hidupnya. 2. Pembagian kekuasaan pemerintahan dalam pembentukan/pemekaran hendaknya diusahakan agar tidak ada tugas dan pertanggungjawaban kembar dan harus ada keseimbangan antara beratnya kewajiban yang diserahkan dengan struktur di daerah. 3. Jumlah penduduk tidak boleh terlampau kecil. 4. Pegawai daerah sebaiknya mempunyai tenaga-tenaga professional dan ahli. 5. Keuangan daerah yang berarti terdapat sumber-sumber kemakmuran yang dimiliki oleh daerah itu sendiri.
  • 15. 11 3.2. Tujuan dan Syarat-syarat Pemekaran Daerah Peraturaan Pemerintah Republik Indonesia No.129 Tahun 2000 Pasal 2 mengatur tentang tujuan pembentukan daerah yang berbunyi, “Pembentukan, pemekaran, penghapusan, dan penggabungan daerah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melalui : 1. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat. 2. Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi. 3. Percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah. 4. Percepatan pengelolaan potensi daerah. 5. Peningkatan keamanan dan ketertiban. 6. Peningkatan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah. Kemudian mengenai syarat-syarat pembentukan daerah diatur juga dalam Peraturan Pemerintah yang sama dalam Pasal 3 sampai Pasal 12. Berbicara secara hukum, syarat-syarat pemekaran suatu wilayah untuk menjadi kabupaten/kota atau provinsi sulit tidak nya itu tergantung pada daerah yang dimekarkan. Kalau di telaah lebih dalam, di era otonomi daerah salah satu nya di Provinsi Aceh, hukum cukup memberikan kelonggaran kepada daerah untuk melakukan pemekaran. Ini pula yang menjadi sebab mengapa sekarang kita melihat banyak daerah yang “bernafsu” melakukan pemekaran mulai dari tingkat kecamatan sampai ke tingkat provinsi. Dalam Pasal 5 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 di jelaskan bahwa pemekaran wilayah harus memenuhi tiga syarat, yaitu :
  • 16. 12 1. Syarat administratif Untuk provinsi meliputi adanya persetujuan DPRD kabupaten/kota dan Bupati atau Walikota yang akan menjadi cakupan wilayah provinsi, persetujuan DPRD provinsi induk dan Gubernur, serta rekomendasi Menteri Dalam Negeri. Untuk kabupaten/kota meliputi adanya persetujuan DPRD kabupaten/kota dan Bupati atau Walikota yang bersangkutan, persetujuan DPRD provinsi dan Gubernur, serta rekomendasi Menteri Dalam Negeri. 2. Syarat Teknis Meliputi faktor yang menjadi dasar pembentukan daerah yang mencakup faktor kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, kependudukan, luas daerah, pertahanan, keamanan, dan faktor lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah. 3. Syarat Fisik Kewilayahan Meliputi : a. Untuk pembentukan provinsi paling sedikit 5 (lima) kabupaten. b. Untuk pembentukan kabupaten paling sedikit 5 (lima) kecamatan. c. Untuk pembentukan kota 4 (empat) kecamatan. d. Lokasi calon ibukota, sarana, dan prasarana pemerintahan. Selanjutnya pada UU No.23 Tahun 2014, syarat-syarat pembentukan daerah persiapan tercantum pada Pasal 34 sampai Pasal 39.
  • 17. 13 Namun bukan berarti apabila suatu daerah telah memenuhi suatu persyaratan administratif, teknis, dan fisik kewilayahan maka dengan sendirinya pemekaran wilayah dapat dilakukan. Hal ini di sebabkan oleh adanya persyaratan jangka waktu jalannya pemerintahan induk. Ada batas minimal usia penyelenggaraan pemerintahan untuk dapat melakukan pemekaran wilayah. Untuk pembentukan Provinsi disyaratkan sepuluh tahun, Kabupaten/Kota disyaratkan tujuh tahun, dan Kecamatan batas minimal penyelenggaraan pemerintahan adalah lima tahun. 3.3. Dampak Positif dari Pemekaran Daerah Pelayanan publik yang sudah dapat di katakan baik meskipun di beberapa daerah masih terdapat kekurangan. 1. Mengalami perkembangan yang signifikan di bidang perekonomian. 2. Luas daerah yang tidak terlalu luas memudahkan pemerintah daerah mengelola daerahnya. 3. Lebih fokus dalam mengembangkan potensi daerah masing-masing. 4. Bisa meningkatkan infrastruktur yang ada di daerah tersebut. 5. Menunjang sarana untuk kemandirian tiap usaha-usaha mikro atau makro masyarakat seperti bertani, berdagang, dll. 6. Memberikan kesempatan kepada putra-putra daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan.
  • 18. 14 3.4. Dampak Negatif dari Pemekaran Daerah 1. Membebani keuangan pusat. 2. Di beberapa daerah tertentu, pembangunan infrastruktur tidak berjalan dengan baik. 3. Kurangnya kemampuan pemerintah daerah untuk menstabilkan ekonomi daerah. 4. Di beberapa daerah tertentu terjadi penyalahgunaan kekuasaan. 5. Terjadinya konflik akibat dari tidak setujunya masyarakat di beberapa daerah pemekaran tersebut. 3.5. Pemekaran Daerah DKI Jakarta Kota Administrasi Jakarta Pusat adalah nama sebuah kota administrasi di pusat Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pusat Pemerintahannya berada Menteng. Di sebelah utara Jakarta Pusat berbatasan dengan Jakarta Utara, di sebelah timur dengan Jakarta Timur, di sebelah selatan dengan Jakarta Selatan dan di sebelah barat dengan Jakarta Barat. Jakarta Pusat adalah administrasi terkecil Provinsi DKI Jakarta. Pada zaman Hindia Belanda disebut Batavia Centrum.
  • 19. 15 3.5.1.Batas Wilayah a. Utara : Kota Administrasi Jakarta Utara dan Kota Administrasi Jakarta Barat b. Selatan : Kota Administrasi Jakarta Selatan dan Kota Administrasi Jakarta Timur c. Barat : Kota Administrasi Jakarta Utara, Kota Administrasi Jakarta Barat, Kota Administrasi Jakarta Selatan d. Timur : Kota Administrasi Jakarta Utara, Kota Administrasi Jakarta Timur, Kota Administrasi Jakarta Selatan 3.5.2.Daftar Kecamatan a. Gambir, Jakarta Pusat b. Tanah Abang, Jakarta Pusat c. Menteng, Jakarta Pusat d. Senen, Jakarta Pusat e. Cempaka Putih, Jakarta Pusat f. Johar Baru, Jakarta Pusat g. Kemayoran, Jakarta Pusat h. Sawah Besar, Jakarta Pusat
  • 20. 16 3.5.3. Identitas DKI Jakarta Peta lokasi Kota Administrasi Jakarta Pusat Koordinat: 6°12'-46.91" LS, 106°50'-26.4" BT Koordinat: 6°12′46,91″LU 106°50′26,4″BT Provinsi DKI Jakarta Ibu kota Menteng Pemerintahan - Wali Kota Drs. Mangara Pardede, M.Si. Luas 50,2 km2 Populasi - Total 861.531 jiwa - Kepadatan 17.161,97 jiwa/km2
  • 21. 17 BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Pemekaran adalah sesuatu bagian yang utuh atau suatu kesatuan yang dibagi atau dipisahkan menjadi beberapa bagian yang berdiri sendiri. Dasar hukum pemekaran wilayah ini secara khusus diatur dalam UU No.32 Tahun 2004 mengenai pembentukan daerah dan kawasan khusus dalam Bab II tentang Pembentukan Daerah dan Kawasan Khusus. Yang kemudian undang-undang tersebut telah diperbarui dengan UU No.23 Tahun 2014 Bab VI Bagian II tentang Pembentukan Daerah. Pemekaran wilayah dapat terselenggara apabila memenuhi syarat- syarat yang telah di tentukan dalam Peraturan Pemerintah No 129 Tahun 2000. Tujuan utama pemekaran wilayah adalah untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat dalam seluruh aspek. Dari segi praktek penyelenggaraannya selalu diikuti dampak positif dan negatif. 4.2. Saran Saran dari penulis sebaiknya apabila melakukan pemekaran daerah haruslah disertai persyaratan yang legal, baik segara administratif, atau teknis.
  • 22. 18 DAFTAR PUSTAKA 1. UUD 1945 (UU No. 32 Tahun 2004) 2. UUD 1945 (UU No. 129 Tahun 2000) 3. UUD 1945 (UU No. 23 Tahun 2014) 4. UUD 1945 Pasal 18 B 5. https://id.wikipedia.org/wiki/Pemekaran_daerah_di_Indonesia 6. https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Administrasi_Jakarta_Pusat 7. http://eprints.unsri.ac.id/2635/2/makalh_LK.pdf 8. http://knowledgeisfreee.blogspot.co.id/2015/11/makalah-pengertian- pemekaran-wilayah.html