SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Sejarah Terbentuknya Kabupaten Muna
Sabtu, Oktober 23, 2010 radar muna
Kabupaten Muna dibentuk melalui fase-fase (tahapan pemerintahan) sebagai
berikut :
A. Fase I (Pertama),
Pemerintahan Swapraja Pemerintahan Muna pada fase ini berstatus Swapraja
dengan raja yang terakhir Laode Pandu yang dilantik oleh pemangku adat menjadi
Raja Muna tanggal 24 Februari 1947 di Kota Wuna.
Pada fase ini tidak dapat dilepaskan dengan perjuangan proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia dan dilakukan secara cerdik para tokoh dan rakyat pejuang
daerah Muna baik perorangan maupun organisasi perjuangan antara lain Batalyon
Sadar (Serikat Djasa Rahasia), Barisan 20 dan lain-lain.
Mereka dipimpin oleh para tokoh dianataranya, Laode Muh Idrus Efendy dengan
nama samaran Sitti Goladria, Laode Enda Anwar dengan nama samaran
Soneangka, Laode Taeda Ahmad dan Halim Toboeloe. S B.

Fase II (Kedua),
Pemerintahan Kewedanan Pada fase ini dengan dibubarkan Daerah Afdeling
Buton dan Laiwoi berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan
Tenggara Nomor 18 Tahun 1951 tanggal 20 Oktober 1951. Ini didasrakan
Peraturan Pemerintah (Permen) Nomor 34 Tahun 1952 tentang pembentukan 7
(tujuh) Daerah Administratif Sulawesi Tenggara, pemerintahan Muna beralih
status menjadi Kewedanan bersama-sama dengan Kewedanan Buton, Kendari, dan
Kolaka.
Masing-masing Kewedanan dipimpin oleh seorang KPN (Kepala Pemerintahan
Negeri).
Dan dalam sejarahnya Kewedanan Muna dipimpin;
Abdul Razak,
Ngitung,
Andi Pawilloi,
H Lethe,
H Suphu Yusuf,
Andi Jamuddin,
dan F Latana.

C. Fase III (Ketiga),
Perjuangan Pembentukan Kabupaten Muna Bupati Sulawesi Tenggara yang kelima
adalah Drs Laode Manarfa, tanggal 26 Juni S/D 31 Juli 1954 mengadakan sidang
DPRD-SGR Sulawesi Tenggara di Raha, dengan menghasilkan ketetapanketetapan antara lain, Kabupaten Sulawesi Tenggara meliputi Kewedanan
Kendari, Kolaka, dan Boea Pinang.
Hasil keputusan tersebut harus mendapat persetujuan Pemerintah Pusat,
sehingga untuk kepentingan perjuangan tersebut, anggota DPRD-SGR Sulawesi
Tenggara berangkat ke Jakarta.
Delegasi Muna diwakili oleh Laode Ado dan Supphu Yusuf. Hasil perjuangan
tersebut disetujui oleh Menteri Dalam Negeri tanggal 3 Januari 1955.

Berdasarkan ketetapan Menteri Dalam Negeri tentang pembentukan dan
pemekaran kabupaten Sulawesi Tenggara menjadi dua Kewedanan, maka
terjadilah polemik dan protes dari para tokoh masyarakat dan pemuda baik di
Muna maupun di Makassar.
Karena tujuan akhir terbentuknya Kewedanan Muna belum terwujud. Protes dan
untuk rasa selalu ditujukan kepada Laode Ado sebagai delegasi Muna yang
menghadap kepada Menteri Dalam Negeri.

Berdasarkan kenyataan tersebut, Ketua Adat Muna, Laode Pandu mengadakan
rapat pada hari Senin, tanggal 12 September 1955 di Raha yang dihadiri tiga
Kepala Distrik, yaitu Kepala Distrik Katobu, Kepala Distrik Kabawo, Kepala
Distrik Tongkuno, dan Kepala Distrik Lawa tidak hadir.
Selain itu turut pula hadir para Kepala Kampung, Ketua-ketua Partai/Organisasi,
Pemuka Masyarakat, dan Pihak Kepolisian. Agenda rapat yakni mendengarkan
delegasi DPRD-SGR SULTRA pada bulan Januari 1955, membicarakan tentang
status daerah-daerah otonom dan status swapraja. Dan keputusannya antara
lain, Muna diperjuangkan untuk menjadi daerah Swatantra dengan otonomi penuh.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka hasil rapat memutuskan memberikan
mandat kepada Laode Rasjid dan Laode Ado untuk melaksanakan tugas menyusun
program dan menetapkan langkah perjuangan untuk terbentuknya daerah
Swatantra Muna, dan membentuk daerah persiapan pembentukan Kabupaten
Muna.
Pemberi mandat untuk melaksanakan tugas-tugas dimaksud ditanda tangani oleh
sebanyak 102 orang. Selanjutnya, pada tanggal 5 Agustus 1956, para tokoh
masyarakat Muna di Makassar yang tergabung dalam PRIM (Persatuan Rakyat
Indonesia Muna), membentuk panitia pembentukan kabupaten Mna yang ditanda
tangani oleh Laode Walanda sebagai Ketua dan Laode Hatali sebagai sekretaris
yang ditujukan kepada MENDAGRI di Jakarta dan Gubernur Sulawesi Selatan di
Makassar dan 13 alamat lainnya.

Tanggal 2 September 1956 dibentuk Panitia Dewan Penuntut Kabupaten Muna di
Raha yang Ketua dan Sektretarisnya masing-masing Laode Hibi Laode Tuga,
disetujui oleh Raja Muna di Makassar dengan Ketua Laode dan sekretaris Ando
Arifin. Tanggal 8 Februari 1958 dibentuknya Panitia Penuntut Kabupaten Muna di
Makassar degan ketua Laode Walanda, Notulis Laode Hatali dan disyahkan oleh
Ketua Delegasi Laode Muh. Idrus Efendi. Tanggal 20 Maret 1958 Pemerintah
Swapraja Buton mengeluarkan Surat Pernyataan yang ditanda tangani Sultan
Buton Laode Falihi, yang bunyi pernyataan, Menyetujui terbentuknya Kabupaten
Muna.

Mengenai batas-batas akan ditetapkan pada perundingan-perundingan yang akan
datang. Sebagai realisasi pernyataan Sultan Buton tersebut maka diadakan rapat
bertempat di Pendopo Sri Sultan Buton, yang hadir pada rapat tersebut ialah,
Drs Laode Manarfa, Kepala Daerah Sulawesi Tenggara, Laode Falihi, Sultan
Buton, Laode Pandu, Raja Muna, Laode A Salam dan Laode Hude masing-masing
Kepala Distrik yang diperbantukan pada Kantor Swapraja Buton, sebagai yang
mewakili Buton.

Hadir juga Laode Muh Shalihin, Kepala Distrik Katobu dan Laode Rianse sebagai
Distrik Lawa, mewakili Muna. Wujud dari pertemuan diatas yang disertai
pernyataan-pernyatan Panitia dari tiap tingkat pejabat pemerintah, maka pada
tanggal 6 Desember 1958 diutuslah empat orang Delegasi Muna untuk menghadap
pemerintah pusat yakni Laode Muh Idrus Efendi, La Sipala, Laode Muh Badia
Rere dan Laode Ado.

Adapun penyandang dana keberangkatan Delegasi adalah Ham Ahing, Darwis
Tungguno dan Wahid Kuntarati. Hasil perjuangan tersebut oleh Mendagri
menetapkan, Pulau Sulawesi dibagi 4 (empat) propinsi yaitu Sulawesi utara,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Pemerintah Pusat mengajukan para delegasi agar dipenuhi syarat-syarat
berdirinya propinsi Sulawesi Selatan Tenggara, antara lain Sulawesi Selatan
dibagi 4 (empat) Kabupaten, yaitu KPN Kolaka, KPN Kendari, KPN Buton, dan KPN
Muna. Pada tanggal 20 hingga 22 Juli 1959 diadakan rapat raksasa yang dihadiri
utusan Buton, Muna, Kendari, Kolaka masing-masing 15 orang, lima orang dari staf
Kepala Daerah, empat KPN, dan empat Swapraja.

Musyawarah itu dipimpin langsung Laode Manarfa dan dihadiri pula oleh unsur
TNI, Abdul Kahar (Kuasa Perang), H Abdul Halik (Buton), Abdul Rahim Daeng
Muntu (Muna), H L Lethe (Kendari), Abdul Wahab (Kolaka).

D. Fase IV (Empat),
Terbentuknya Kabupaten Muna Setelah melalui perjuangan yang panjang oleh
para tokoh pejuang Muna, dan dilakukan tanpa pamrih dalam menghadapi
berbagai tantangan, maka berdasarkan berbagai pertimbangan yang logis dan
pertimbangan strategis, oleh pemerintah pusat menindaklanjuti yang ditandai
dengan lahirnya Undang-undang Nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan
daerah-daerah tingkat II di Sulawesi, termasuk didalamnya Kabupaten Muna
dengan ibukotanya Raha.

Pada awal pengusulan Kabupaten Muna terdiri dari empat Ghoerah (distrik, red)
yaitu distrik Katobu, Distrik Lawa, Distrik Kabawo, dan Distrik Tongkuno. Dari
empat distrik itu belum memenuhi kriteria untuk membentuk suatu kabupaten,
maka diadakan pendekatan dengan beberapa tokoh pada saat itu yaitu tokoh
Masyarakat Kulisusu, tokoh Masyarakat Wakorumba, dan tokoh Masyarakat
Tiworo Kepulauan, yang pada saat itu ketiga distrik tersebut adalah distrik
Kulisusu diwakili oleh Laode Ganiru dan Laode Ago, Distrik Wakorumba diwakili
oleh Laode Hami dan Laode Haju, Distrik Tiworo diwakili oleh La Baranti.

Berdasarkan kesepakatan yang utuh dan bulat dari tokoh - tokoh tersebut untuk
bergabung dalam pemerintahan Kabupaten Muna, maka doktrin untuk
terbentuknya Kabupaten Muna sudah tidak ada masalah lagi. Dengan
terbentuknya Kabupaten Muna, secara administratif dan yuridis pada tanggal 2
Maret 1960, maka para Bupati yang pernah dan sedang menjabat sebagai Bupati
Muna ;
LAODE ABDUL KUDUS - periode Tahun 02-03-1960 S/D 03-03-1961,
LETTU INF. M THOLIB - periode Tahun 21-06-1961 S/D 13-07-1965,
LAODE RASYID - periode Tahun 11-11-1965 S/D 03-12-1970,
DRS LA UTE - periode Tahun 13-12-1970 S/D 22-04-1974,
DRS LAODE KAIMOEDDIN - periode Tahun 22-04-1974 S/D 10-03-1981,
DRS LAODE SAAFI AMANE - periode Tahun 10-03-1981 S/D 10-03-1986,
DRS MAOLA DAUD - periode Tahun 1986 S/D 1997,
KOL ART H M SALEH LASATA - periode Tahun 3-10-1997 S/D 1999,
KOL INF H M DJAMALUDDIN BEDDU - periode Tahun 1998 S/D 2000
RIDWAN BAE dan wakil Drs SYARIF ARIFIN S - periode Tahun 2000-2005,
RIDWAN BAE dan Drs H LA BUNGA BAKA - periode Tahun 2005-2010
dr.L.M Baharudin M.Kes dan Ir.Malik Ditu M.Si - periode Tahun 2010 - sekarang

More Related Content

What's hot

Proposal Pemberdayaan FM tahun 2007 Kota Sukabumi
Proposal Pemberdayaan FM tahun 2007 Kota SukabumiProposal Pemberdayaan FM tahun 2007 Kota Sukabumi
Proposal Pemberdayaan FM tahun 2007 Kota SukabumiPekerja Sosial Masyarakat
 
Laporan hasil kkn
Laporan hasil kknLaporan hasil kkn
Laporan hasil kknNikmon Amal
 
Pembangunan Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung Deret di DKI Jaka...
Pembangunan  Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung  Deret di DKI Jaka...Pembangunan  Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung  Deret di DKI Jaka...
Pembangunan Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung Deret di DKI Jaka...musniumar
 
(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)
(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)
(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)Windows112
 
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015Bahan materi wawasan kebangsaan 2015
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015Itet Sumarijanto
 
Gerakan koperasi di humbahas
Gerakan koperasi di humbahasGerakan koperasi di humbahas
Gerakan koperasi di humbahasphiliplambok
 
PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2012
PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2012PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2012
PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2012ALI YASIN
 
Strategi pengembangan potensi desa nurul
Strategi pengembangan potensi desa nurulStrategi pengembangan potensi desa nurul
Strategi pengembangan potensi desa nurulnurulaulia_
 
Laporan BPAD RIAU Tahun 2012 Rokan Hulu
Laporan BPAD RIAU Tahun 2012 Rokan HuluLaporan BPAD RIAU Tahun 2012 Rokan Hulu
Laporan BPAD RIAU Tahun 2012 Rokan HuluNasruddin Asnah
 
Pembangunan terpadu lombok timur
Pembangunan terpadu lombok timurPembangunan terpadu lombok timur
Pembangunan terpadu lombok timurSetiono Winardi
 
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKANLAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKANAnnisa Wasistiana
 
Bab ii gambaran umum lokasi
Bab ii gambaran umum lokasiBab ii gambaran umum lokasi
Bab ii gambaran umum lokasidiwa diwaefendi
 

What's hot (19)

Buku pegangan psm
Buku pegangan psmBuku pegangan psm
Buku pegangan psm
 
Proposal Pemberdayaan FM tahun 2007 Kota Sukabumi
Proposal Pemberdayaan FM tahun 2007 Kota SukabumiProposal Pemberdayaan FM tahun 2007 Kota Sukabumi
Proposal Pemberdayaan FM tahun 2007 Kota Sukabumi
 
contoh laporan KKN
contoh laporan KKNcontoh laporan KKN
contoh laporan KKN
 
Laporan hasil kkn
Laporan hasil kknLaporan hasil kkn
Laporan hasil kkn
 
Pembangunan Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung Deret di DKI Jaka...
Pembangunan  Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung  Deret di DKI Jaka...Pembangunan  Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung  Deret di DKI Jaka...
Pembangunan Sosial untuk Menyukseskan Pembangunan Kampung Deret di DKI Jaka...
 
(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)
(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)
(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)
 
Prop pontren
Prop pontrenProp pontren
Prop pontren
 
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015Bahan materi wawasan kebangsaan 2015
Bahan materi wawasan kebangsaan 2015
 
Gerakan koperasi di humbahas
Gerakan koperasi di humbahasGerakan koperasi di humbahas
Gerakan koperasi di humbahas
 
Tugas mira
Tugas miraTugas mira
Tugas mira
 
PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2012
PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2012PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2012
PROFILE PNPM MANDIRI PERDESAAN JAWA BARAT TH 2012
 
Mengali Potensi Desa Barambai
Mengali Potensi Desa BarambaiMengali Potensi Desa Barambai
Mengali Potensi Desa Barambai
 
Strategi pengembangan potensi desa nurul
Strategi pengembangan potensi desa nurulStrategi pengembangan potensi desa nurul
Strategi pengembangan potensi desa nurul
 
Laporan BPAD RIAU Tahun 2012 Rokan Hulu
Laporan BPAD RIAU Tahun 2012 Rokan HuluLaporan BPAD RIAU Tahun 2012 Rokan Hulu
Laporan BPAD RIAU Tahun 2012 Rokan Hulu
 
Pembangunan terpadu lombok timur
Pembangunan terpadu lombok timurPembangunan terpadu lombok timur
Pembangunan terpadu lombok timur
 
Pedoman karang taruna
Pedoman karang tarunaPedoman karang taruna
Pedoman karang taruna
 
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKANLAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
LAPORAN TENTANG KEPENDUDUKAN
 
Daftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidupDaftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidup
 
Bab ii gambaran umum lokasi
Bab ii gambaran umum lokasiBab ii gambaran umum lokasi
Bab ii gambaran umum lokasi
 

Similar to Sejarah terbentuknya kabupaten muna

Ppt_prri_permesta.pptx
Ppt_prri_permesta.pptxPpt_prri_permesta.pptx
Ppt_prri_permesta.pptxAlvinNova1
 
Materi lengkap gerakan sparatisme prri dan permesta
Materi lengkap gerakan sparatisme prri dan permestaMateri lengkap gerakan sparatisme prri dan permesta
Materi lengkap gerakan sparatisme prri dan permestaSMAN 1 KEJAYAN
 
Republik maluku selatan smanike
Republik maluku selatan smanikeRepublik maluku selatan smanike
Republik maluku selatan smanikeangdedi
 
Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara Maju
Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara Maju Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara Maju
Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara Maju Helena Nalle
 
PPT Kelompok 6 Sejarah Indonesia.pptx
PPT Kelompok 6 Sejarah Indonesia.pptxPPT Kelompok 6 Sejarah Indonesia.pptx
PPT Kelompok 6 Sejarah Indonesia.pptxKintilAsu
 
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa IndonesiaPPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa IndonesiaLydia Nurkumalawati
 
SEJARAH KEMBALINYA NKRI
SEJARAH KEMBALINYA NKRISEJARAH KEMBALINYA NKRI
SEJARAH KEMBALINYA NKRIDini Ni
 
RMS_SMAN 1 KEJAYAN KAB PASURUAN
RMS_SMAN 1 KEJAYAN KAB PASURUANRMS_SMAN 1 KEJAYAN KAB PASURUAN
RMS_SMAN 1 KEJAYAN KAB PASURUANputpank
 
RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]
RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]
RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]Nur Rokhmah Wati
 
DISINTEGRASI BANGSA PASCA KEMERDEKAAN INDONESIA.ppt
DISINTEGRASI BANGSA PASCA KEMERDEKAAN INDONESIA.pptDISINTEGRASI BANGSA PASCA KEMERDEKAAN INDONESIA.ppt
DISINTEGRASI BANGSA PASCA KEMERDEKAAN INDONESIA.pptalfianhistorian
 
Demokrasi parle-WPS Office.pptx
Demokrasi parle-WPS Office.pptxDemokrasi parle-WPS Office.pptx
Demokrasi parle-WPS Office.pptxHermanHerman823980
 

Similar to Sejarah terbentuknya kabupaten muna (20)

Sejarah pemerintahan kabupaten muna
Sejarah pemerintahan kabupaten munaSejarah pemerintahan kabupaten muna
Sejarah pemerintahan kabupaten muna
 
Sejarah pemerintahan kabupaten muna
Sejarah pemerintahan kabupaten munaSejarah pemerintahan kabupaten muna
Sejarah pemerintahan kabupaten muna
 
Sejarah pemerintahan kabupaten muna
Sejarah pemerintahan kabupaten munaSejarah pemerintahan kabupaten muna
Sejarah pemerintahan kabupaten muna
 
Ppt_prri_permesta.pptx
Ppt_prri_permesta.pptxPpt_prri_permesta.pptx
Ppt_prri_permesta.pptx
 
ROEM ROYEN
ROEM ROYENROEM ROYEN
ROEM ROYEN
 
Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes
Pemerintahan bupati la ode abdul koedoesPemerintahan bupati la ode abdul koedoes
Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes
 
Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes
Pemerintahan bupati la ode abdul koedoesPemerintahan bupati la ode abdul koedoes
Pemerintahan bupati la ode abdul koedoes
 
Materi lengkap gerakan sparatisme prri dan permesta
Materi lengkap gerakan sparatisme prri dan permestaMateri lengkap gerakan sparatisme prri dan permesta
Materi lengkap gerakan sparatisme prri dan permesta
 
Republik maluku selatan smanike
Republik maluku selatan smanikeRepublik maluku selatan smanike
Republik maluku selatan smanike
 
Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara Maju
Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara Maju Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara Maju
Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara Maju
 
PPT Kelompok 6 Sejarah Indonesia.pptx
PPT Kelompok 6 Sejarah Indonesia.pptxPPT Kelompok 6 Sejarah Indonesia.pptx
PPT Kelompok 6 Sejarah Indonesia.pptx
 
Peristiwa Heroik di Biak
Peristiwa Heroik di BiakPeristiwa Heroik di Biak
Peristiwa Heroik di Biak
 
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa IndonesiaPPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
PPT tentang Upaya Menangani Disintegrasi Bangsa Indonesia
 
SEJARAH KEMBALINYA NKRI
SEJARAH KEMBALINYA NKRISEJARAH KEMBALINYA NKRI
SEJARAH KEMBALINYA NKRI
 
RMS_SMAN 1 KEJAYAN KAB PASURUAN
RMS_SMAN 1 KEJAYAN KAB PASURUANRMS_SMAN 1 KEJAYAN KAB PASURUAN
RMS_SMAN 1 KEJAYAN KAB PASURUAN
 
Pemberontakan rms
Pemberontakan rmsPemberontakan rms
Pemberontakan rms
 
RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]
RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]
RMS dan PRRI [sejarah indonesia - kelas 12]
 
Paper pemekaran daerah
Paper pemekaran daerahPaper pemekaran daerah
Paper pemekaran daerah
 
DISINTEGRASI BANGSA PASCA KEMERDEKAAN INDONESIA.ppt
DISINTEGRASI BANGSA PASCA KEMERDEKAAN INDONESIA.pptDISINTEGRASI BANGSA PASCA KEMERDEKAAN INDONESIA.ppt
DISINTEGRASI BANGSA PASCA KEMERDEKAAN INDONESIA.ppt
 
Demokrasi parle-WPS Office.pptx
Demokrasi parle-WPS Office.pptxDemokrasi parle-WPS Office.pptx
Demokrasi parle-WPS Office.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Sejarah terbentuknya kabupaten muna

  • 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Muna Sabtu, Oktober 23, 2010 radar muna Kabupaten Muna dibentuk melalui fase-fase (tahapan pemerintahan) sebagai berikut : A. Fase I (Pertama), Pemerintahan Swapraja Pemerintahan Muna pada fase ini berstatus Swapraja dengan raja yang terakhir Laode Pandu yang dilantik oleh pemangku adat menjadi Raja Muna tanggal 24 Februari 1947 di Kota Wuna. Pada fase ini tidak dapat dilepaskan dengan perjuangan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dan dilakukan secara cerdik para tokoh dan rakyat pejuang daerah Muna baik perorangan maupun organisasi perjuangan antara lain Batalyon Sadar (Serikat Djasa Rahasia), Barisan 20 dan lain-lain. Mereka dipimpin oleh para tokoh dianataranya, Laode Muh Idrus Efendy dengan nama samaran Sitti Goladria, Laode Enda Anwar dengan nama samaran Soneangka, Laode Taeda Ahmad dan Halim Toboeloe. S B. Fase II (Kedua), Pemerintahan Kewedanan Pada fase ini dengan dibubarkan Daerah Afdeling Buton dan Laiwoi berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Tenggara Nomor 18 Tahun 1951 tanggal 20 Oktober 1951. Ini didasrakan Peraturan Pemerintah (Permen) Nomor 34 Tahun 1952 tentang pembentukan 7 (tujuh) Daerah Administratif Sulawesi Tenggara, pemerintahan Muna beralih status menjadi Kewedanan bersama-sama dengan Kewedanan Buton, Kendari, dan Kolaka. Masing-masing Kewedanan dipimpin oleh seorang KPN (Kepala Pemerintahan Negeri).
  • 2. Dan dalam sejarahnya Kewedanan Muna dipimpin; Abdul Razak, Ngitung, Andi Pawilloi, H Lethe, H Suphu Yusuf, Andi Jamuddin, dan F Latana. C. Fase III (Ketiga), Perjuangan Pembentukan Kabupaten Muna Bupati Sulawesi Tenggara yang kelima adalah Drs Laode Manarfa, tanggal 26 Juni S/D 31 Juli 1954 mengadakan sidang DPRD-SGR Sulawesi Tenggara di Raha, dengan menghasilkan ketetapanketetapan antara lain, Kabupaten Sulawesi Tenggara meliputi Kewedanan Kendari, Kolaka, dan Boea Pinang. Hasil keputusan tersebut harus mendapat persetujuan Pemerintah Pusat, sehingga untuk kepentingan perjuangan tersebut, anggota DPRD-SGR Sulawesi Tenggara berangkat ke Jakarta. Delegasi Muna diwakili oleh Laode Ado dan Supphu Yusuf. Hasil perjuangan tersebut disetujui oleh Menteri Dalam Negeri tanggal 3 Januari 1955. Berdasarkan ketetapan Menteri Dalam Negeri tentang pembentukan dan pemekaran kabupaten Sulawesi Tenggara menjadi dua Kewedanan, maka terjadilah polemik dan protes dari para tokoh masyarakat dan pemuda baik di Muna maupun di Makassar. Karena tujuan akhir terbentuknya Kewedanan Muna belum terwujud. Protes dan untuk rasa selalu ditujukan kepada Laode Ado sebagai delegasi Muna yang
  • 3. menghadap kepada Menteri Dalam Negeri. Berdasarkan kenyataan tersebut, Ketua Adat Muna, Laode Pandu mengadakan rapat pada hari Senin, tanggal 12 September 1955 di Raha yang dihadiri tiga Kepala Distrik, yaitu Kepala Distrik Katobu, Kepala Distrik Kabawo, Kepala Distrik Tongkuno, dan Kepala Distrik Lawa tidak hadir. Selain itu turut pula hadir para Kepala Kampung, Ketua-ketua Partai/Organisasi, Pemuka Masyarakat, dan Pihak Kepolisian. Agenda rapat yakni mendengarkan delegasi DPRD-SGR SULTRA pada bulan Januari 1955, membicarakan tentang status daerah-daerah otonom dan status swapraja. Dan keputusannya antara lain, Muna diperjuangkan untuk menjadi daerah Swatantra dengan otonomi penuh. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka hasil rapat memutuskan memberikan mandat kepada Laode Rasjid dan Laode Ado untuk melaksanakan tugas menyusun program dan menetapkan langkah perjuangan untuk terbentuknya daerah Swatantra Muna, dan membentuk daerah persiapan pembentukan Kabupaten Muna. Pemberi mandat untuk melaksanakan tugas-tugas dimaksud ditanda tangani oleh sebanyak 102 orang. Selanjutnya, pada tanggal 5 Agustus 1956, para tokoh masyarakat Muna di Makassar yang tergabung dalam PRIM (Persatuan Rakyat Indonesia Muna), membentuk panitia pembentukan kabupaten Mna yang ditanda tangani oleh Laode Walanda sebagai Ketua dan Laode Hatali sebagai sekretaris yang ditujukan kepada MENDAGRI di Jakarta dan Gubernur Sulawesi Selatan di Makassar dan 13 alamat lainnya. Tanggal 2 September 1956 dibentuk Panitia Dewan Penuntut Kabupaten Muna di Raha yang Ketua dan Sektretarisnya masing-masing Laode Hibi Laode Tuga, disetujui oleh Raja Muna di Makassar dengan Ketua Laode dan sekretaris Ando
  • 4. Arifin. Tanggal 8 Februari 1958 dibentuknya Panitia Penuntut Kabupaten Muna di Makassar degan ketua Laode Walanda, Notulis Laode Hatali dan disyahkan oleh Ketua Delegasi Laode Muh. Idrus Efendi. Tanggal 20 Maret 1958 Pemerintah Swapraja Buton mengeluarkan Surat Pernyataan yang ditanda tangani Sultan Buton Laode Falihi, yang bunyi pernyataan, Menyetujui terbentuknya Kabupaten Muna. Mengenai batas-batas akan ditetapkan pada perundingan-perundingan yang akan datang. Sebagai realisasi pernyataan Sultan Buton tersebut maka diadakan rapat bertempat di Pendopo Sri Sultan Buton, yang hadir pada rapat tersebut ialah, Drs Laode Manarfa, Kepala Daerah Sulawesi Tenggara, Laode Falihi, Sultan Buton, Laode Pandu, Raja Muna, Laode A Salam dan Laode Hude masing-masing Kepala Distrik yang diperbantukan pada Kantor Swapraja Buton, sebagai yang mewakili Buton. Hadir juga Laode Muh Shalihin, Kepala Distrik Katobu dan Laode Rianse sebagai Distrik Lawa, mewakili Muna. Wujud dari pertemuan diatas yang disertai pernyataan-pernyatan Panitia dari tiap tingkat pejabat pemerintah, maka pada tanggal 6 Desember 1958 diutuslah empat orang Delegasi Muna untuk menghadap pemerintah pusat yakni Laode Muh Idrus Efendi, La Sipala, Laode Muh Badia Rere dan Laode Ado. Adapun penyandang dana keberangkatan Delegasi adalah Ham Ahing, Darwis Tungguno dan Wahid Kuntarati. Hasil perjuangan tersebut oleh Mendagri menetapkan, Pulau Sulawesi dibagi 4 (empat) propinsi yaitu Sulawesi utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Pemerintah Pusat mengajukan para delegasi agar dipenuhi syarat-syarat berdirinya propinsi Sulawesi Selatan Tenggara, antara lain Sulawesi Selatan
  • 5. dibagi 4 (empat) Kabupaten, yaitu KPN Kolaka, KPN Kendari, KPN Buton, dan KPN Muna. Pada tanggal 20 hingga 22 Juli 1959 diadakan rapat raksasa yang dihadiri utusan Buton, Muna, Kendari, Kolaka masing-masing 15 orang, lima orang dari staf Kepala Daerah, empat KPN, dan empat Swapraja. Musyawarah itu dipimpin langsung Laode Manarfa dan dihadiri pula oleh unsur TNI, Abdul Kahar (Kuasa Perang), H Abdul Halik (Buton), Abdul Rahim Daeng Muntu (Muna), H L Lethe (Kendari), Abdul Wahab (Kolaka). D. Fase IV (Empat), Terbentuknya Kabupaten Muna Setelah melalui perjuangan yang panjang oleh para tokoh pejuang Muna, dan dilakukan tanpa pamrih dalam menghadapi berbagai tantangan, maka berdasarkan berbagai pertimbangan yang logis dan pertimbangan strategis, oleh pemerintah pusat menindaklanjuti yang ditandai dengan lahirnya Undang-undang Nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan daerah-daerah tingkat II di Sulawesi, termasuk didalamnya Kabupaten Muna dengan ibukotanya Raha. Pada awal pengusulan Kabupaten Muna terdiri dari empat Ghoerah (distrik, red) yaitu distrik Katobu, Distrik Lawa, Distrik Kabawo, dan Distrik Tongkuno. Dari empat distrik itu belum memenuhi kriteria untuk membentuk suatu kabupaten, maka diadakan pendekatan dengan beberapa tokoh pada saat itu yaitu tokoh Masyarakat Kulisusu, tokoh Masyarakat Wakorumba, dan tokoh Masyarakat Tiworo Kepulauan, yang pada saat itu ketiga distrik tersebut adalah distrik Kulisusu diwakili oleh Laode Ganiru dan Laode Ago, Distrik Wakorumba diwakili oleh Laode Hami dan Laode Haju, Distrik Tiworo diwakili oleh La Baranti. Berdasarkan kesepakatan yang utuh dan bulat dari tokoh - tokoh tersebut untuk
  • 6. bergabung dalam pemerintahan Kabupaten Muna, maka doktrin untuk terbentuknya Kabupaten Muna sudah tidak ada masalah lagi. Dengan terbentuknya Kabupaten Muna, secara administratif dan yuridis pada tanggal 2 Maret 1960, maka para Bupati yang pernah dan sedang menjabat sebagai Bupati Muna ; LAODE ABDUL KUDUS - periode Tahun 02-03-1960 S/D 03-03-1961, LETTU INF. M THOLIB - periode Tahun 21-06-1961 S/D 13-07-1965, LAODE RASYID - periode Tahun 11-11-1965 S/D 03-12-1970, DRS LA UTE - periode Tahun 13-12-1970 S/D 22-04-1974, DRS LAODE KAIMOEDDIN - periode Tahun 22-04-1974 S/D 10-03-1981, DRS LAODE SAAFI AMANE - periode Tahun 10-03-1981 S/D 10-03-1986, DRS MAOLA DAUD - periode Tahun 1986 S/D 1997, KOL ART H M SALEH LASATA - periode Tahun 3-10-1997 S/D 1999, KOL INF H M DJAMALUDDIN BEDDU - periode Tahun 1998 S/D 2000 RIDWAN BAE dan wakil Drs SYARIF ARIFIN S - periode Tahun 2000-2005, RIDWAN BAE dan Drs H LA BUNGA BAKA - periode Tahun 2005-2010 dr.L.M Baharudin M.Kes dan Ir.Malik Ditu M.Si - periode Tahun 2010 - sekarang