Makalah ini membahas latar belakang persiapan kemerdekaan Indonesia dan peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan. Dijelaskan tentang kegembiraan rakyat atas kemerdekaan dan semangat revolusi yang melanda negeri ini. Juga disebutkan pengesahan UUD 1945, pemilihan presiden dan wakil presiden, serta perjuangan tokoh proklamasi Burhanuddin Mohammad Diah.
1. Disusun Oleh : KELOMPOK 3
MUHAMAD JAENUDIN
:
YAYASAN RAIHAN MATSUDA
SMK AUTO MATSUDA
KABUPATEN KUNINGAN
Jl.Raya Kutaraja – Maleber No.192 Kecamatan Maleber Kabupaten Kuningan (45575)
Tlp: 02328890079 Website : smk_automatsuda.sch.id E-mail : smk_automatsuda@gmail.co.id
2. KATA PENGANTAR
Puji sukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah serta
kekuatan dan semangat, sehingga kami dapat menyelsaikan makalah ini yang
berjudul:indonesia merdeka
”
Dalam penyusun makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini tidak dapat
terselsaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
kami menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi- tingginya kepada rekan-rekan, guru
bidang study, sarta semua pihak yang membantu penuntasan makalah ini. Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dna kekeliruan dalam penulisan laporan ini. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Akhirnya penulis
mengucapkan terimakasih atas segala dukungan dan bantuan sehingga laporan ini dapat
tersusun dengan baik.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan guna
kesempurnaan penulis makalah di masa yang akan datang
Kuningan, 2017
Penyusun
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia cepat bergema ke berbagai daerah. Rakyat di
Jakarta maupun di kota-kota lain menyambut dengan antusias. Karena alat komunikasi yang
terbatas, informasi ke daerah-daerah tidak secepat di Jakarta. Saat tersiarnya berita tentang
Proklamasi Kemerdekaan, banyak rakyat Indonesia yang tinggal jauh dari Jakarta tidak
mempercayainya.
Pada tanggal 22 Agustus, Jepang akhirnya secara resmi mengumumkan penyerahannya
kepada Sekutu. Baru pada bulan September 1945, Proklamasi diketahui di wilayah-wilayah
yang terpencil. Sesaat setelah itu, timbullah segera masalah kesetiaan. Keempat penguasa
kerajaan yang ada di Jawa
Tengah menyatakan dukungan mereka kepada Republik, yaitu Yogyakarta, Surakarta,
Pakualaman, dan Mangkunegaran.
Euforia revolusi segera mulai melanda negeri ini, khususnya kaum muda yang merespon
kegairahan dan tantangan kemerdekaan. Para komandan pasukan Jepang di daerah-daerah
sering kali meninggalkan wilayah perkotaan dan menarik mundur pasukan ke daerah
pinggiran guna menghindari konfrontasi. Banyak yang bijaksana memperbolehkan pemuda-
pemuda Indonesia
memperoleh senjata. Antara tanggal 3-11 September, para pemuda di Jakarta mengambil alih
kekuasaan atas stasiun-stasiun kereta api, sistem listrik, dan stasiun pemancar radio tanpa
mendapat perlawanan dari pihak Jepang. Pada akhir bulan September, instalasi-instalasi
penting di Yogyakarta, Surakarta, Malang, dan Bandung juga sudah berada di tangan para
pemuda Indonesia. Selain itu, juga terlihat adanya semangat revolusi di dalam kesusasteraan
dan kesenian. Surat-surat kabar dan majalah Republik bermunculan di berbagai daerah,
terutama di Jakarta, Yogyakarta, dan Surakarta. Aktivitas kelompok sastrawan yang bernama
“Angkatan 45”, mengalami masa puncaknya pada zaman revolusi. Lukisan-lukisan modern
juga mulai berkembang pesat di era revolusi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana persiapan Negara Indonesia untuk merdeka?
2. Apa Saja peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui latar belakang persiapan kemerdekaan indonesia.
2. Mengetahui peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan indonesia.
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebahagian Rakyat Indonesia atas KemerdekaanIndonesia
Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia cepat bergema ke berbagai daerah. Rakyat di
Jakarta maupun di kota-kota lain menyambut dengan antusias. Karena alat komunikasi yang
terbatas, informasi ke daerah-daerah tidak secepat di Jakarta. Saat tersiarnya berita tentang
Proklamasi Kemerdekaan, banyak rakyat Indonesia yang tinggal jauh dari Jakarta tidak
mempercayainya.
Pada tanggal 22 Agustus, Jepang akhirnya secara resmi mengumumkan penyerahannya
kepada Sekutu. Baru pada bulan September 1945, Proklamasi diketahui di wilayah-wilayah
yang terpencil. Sesaat setelah itu, timbullah segera masalah kesetiaan. Keempat penguasa
kerajaan yang ada di Jawa
Tengah menyatakan dukungan mereka kepada Republik, yaitu Yogyakarta, Surakarta,
Pakualaman, dan Mangkunegaran.
Euforia revolusi segera mulai melanda negeri ini, khususnya kaum muda yang merespon
kegairahan dan tantangan kemerdekaan. Para komandan pasukan Jepang di daerah-daerah
sering kali meninggalkan wilayah perkotaan dan menarik mundur pasukan ke daerah
pinggiran guna menghindari konfrontasi. Banyak yang bijaksana memperbolehkan pemuda-
pemuda Indonesia
memperoleh senjata. Antara tanggal 3-11 September, para pemuda di Jakarta mengambil alih
kekuasaan atas stasiun-stasiun kereta api, sistem listrik, dan stasiun pemancar radio tanpa
mendapat perlawanan dari pihak Jepang. Pada akhir bulan September, instalasi-instalasi
penting di Yogyakarta, Surakarta, Malang, dan Bandung juga sudah berada di tangan para
pemuda Indonesia. Selain itu, juga terlihat adanya semangat revolusi di dalam kesusasteraan
dan kesenian. Surat-surat kabar dan majalah Republik bermunculan di berbagai daerah,
terutama di Jakarta, Yogyakarta, dan Surakarta. Aktivitas kelompok sastrawan yang bernama
“Angkatan 45”, mengalami masa puncaknya pada zaman revolusi. Lukisan-lukisan modern
juga mulai berkembang pesat di era revolusi.
Banyak pemuda bergabung dengan badan-badan perjuangan. Di Sumatera, mereka benar-
benar memonopoli kekuasaan revolusioner. Karena jumlah pemimpin nasionalis yang sudah
mapan di sana hanya segelintir, mereka ragu terhadap apa yang akan dilakukan. Para mantan
prajurit Peta dan Heiho
membentuk kelompok-kelompok yang paling disiplin. Laskar Masyumi dan Barisan
Hizbullah, menerima banyak pejuang baru dan ikut bergabung dalam kelompok-kelompok
bersenjata Islam lainnya yang umumnya disebut Barisan Sabilillah, yang kebanyakan
dipimpin oleh para Kiai.
Tanggal 3 September 1945, para pemuda mengambil alih kereta api termasuk bengkel di
Manggarai. Tanggal 5 September 1945, Gedung Radio Jakarta dapat dikuasai. Tanggal 11
September 1945, seluruh Jawatan Radio berhasil dikuasai oleh Republik. Oleh karena itu,
tanggal 11 September dijadikan hari lahir Radio Republik Indonesia (RRI).
Para pemuda memprakarsai diadakannya rapat raksasa di Lapangan Ikada (sekarang Monas).
5. Rapat yang digagas oleh para pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam “Kesatuan van
Aksi”, untuk melakukan rapat raksasa di lapangan Ikada, yang semula digagas tanggal 17
September 1945, mundur menjadi 19 September 1945. Presiden Sukarno sudah dihubungi
dan bersedia akan menyampaikan pidato di dalam rapat raksasa pada tanggal 19 September
1945. Sejak pagi, rakyat Jakarta sudah mulai berdatangan dan memenuhi Lapangan Ikada.
Rapat itu untuk memperingati sebulan kemerdekaan Indonesia.
Bermula dari ketidakpuasan rakyat terhadap sikap Jepang yang belum juga mengakui Negara
Republik Indonesia dan bahkan Jepang malah mempertahankan status quo-nya dengan
mengatasnamakan Sekutu. Kondisi itu mendorong rakyat Indonesia yang baru saja merdeka,
untuk segera membentuk pemerintah yang baru dan mengambil langkah-langkah nyata.
Ketidakpuasan rakyat semakin bertambah ketika mengetahui pendaratan pasukan Sekutu
dibawah pimpinan Mayor Geenhalgh, di Kemayoran pada 8 September 1945. Rakyat dari
berbagai penjuru dengan tertib berdatangan ke Lapangan Ikada dengan membawa poster dan
bendera merah-putih. Mereka menuntut kebulatan tekat untuk mengisi kemerdekaan
Indonesia. Dan juga bertekad untuk menunjukkan pada dunia internasional bahwa
kemerdekaan Indonesia bukan atas bantuan Jepang, akan tetapi merupakan tekad seluruh
rakyat Indonesia.
Melihat tekad rakyat yang menggelora dan tidak dapat dihalangi meskipun oleh tentara
Jepang sekalipun, pemerintah terdorong untuk mengadakan sidang kabinet. Setelah itu,
diputuskan Presiden Sukarno dan Moh. Hatta dan para menteri untuk datang ke Lapangan
Ikada. Pada kesempatan itu
Sukarno menyampaikan pidatonya yang disambut dengan gegap gempita oleh rakyat. Rapat
itu berlangsung tertib dan damai.
Tanggal 19 Agustus 1945 Sri Sultan Hamengkubuwana IX dan Sri Paku Alam VIII telah
mengirim kawat ucapan selamat kepada Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta
atas berdirinya Negara Republik Indonesia dan atas terpilihnya dua tokoh tersebut sebagai
Presiden dan Wakil Presiden.
B. Pengesahan UUD 1945 dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Setelah proklamasi, PPKI melakukan rapat pertama di Pejambon (sekarang dikenal sebagai
gedung Pancasila). Sekitar pukul 11.30, sidang pleno dibuka Sebelum konsep itu disahkan,
atas prakarsa Moh. Hatta, berdasarkan pesan dari tokoh Kristen dari Indonesia bagian Timur,
sila pertama dasar negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi
“Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, diubah menjadi
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Rumusan itu telah dikonsultasikan Hatta kepada pemuka Islam
seperti, Ki Bagoes Hadikusumo, Wahid Hasyim, Kasman Singodimedjo, dan Tengku Moh.
Hasan. Pertimbangan itu diambil karena suatu pernyataan pokok mengenai seluruh bangsa
tidaklah tepat hanya menyangkut identitas sebagian dari rakyat Indonesia sekalipun
merupakan bagian yang terbesar. Berdasarkan rumusan tersebut, maka Pancasila secara resmi
ditetapkan sebagai dasar negara oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, 18 Agustus
1945. Serta perubahan kecil pada istilah dan strukturnya.
6. Di bawah pimpinan Sukarno. Kemudian dilaksanakan acara pemandangan umum, yang
dilanjutkan dengan pembahasan bab demi bab dan pasal demi pasal.
Sidang dilanjutkan dengan pemilihan presiden dan wakil presiden. Sebagai dasar hukum
pemilihan presiden dan wakil presiden tersebut, harus disahkan dulu pasal 3 dari Aturan
Peralihan. Ini menandai untuk pertama kalinya presiden dan wakil presiden dipilih oleh
PPKI.
Kertas suara dibagikan, tetapi atas usul Otto Iskandardinata, maka secara aklamasi terpilih Ir.
Sukarno sebagai Presiden RI, dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden Rl. Sesudah itu,
pasal-pasal yang tersisa yang berkaitan dengan Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan
disetujui. Setelah menjadi presiden, Sukarno kemudian menunjuk sembilan orang anggota
PPKI sebagai Panitia Kecil dipimpin oleh Otto Iskandardinata. Tim ini bertugas merumuskan
pembagian wilayah negara Indonesia.
C. MeneladaniPerjuanganTokohProklamasi "BURHANUDIN
MOHAMMAD DIAH "
PROFIL SINGKAT
Nama : Burhanuddin Mohammad Diah
Lahir : Kutaraja (sekarang Banda Aceh), 7 April 1917
Meninggal : Jakarta, 10 Juni 1996
Profesi : Tokoh pers, pejuang kemerdekaan, diplomat, dan pengusaha Indonesia.
II. PERAN
1. Direktur Utama Sinar Deli Medan
2. Anggota redaksi surat kabar Warta Harian yang terbit di Jakarta (1938-1939)
3. Penerbit majalah Peraturan Dunia dalam Film (1938)
4. Penerjemah dan Kepala Pers Indonesia di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta (1939-1942)
5. Pemimpin surat kabar Asia Raja di Jakarta (1942-1948)
Beliau meliput keadaan Jerman Barat dan Berlin yang baru kalah perang.
6. Golongan pemuda yang hadir dalam perumusan Teks Proklamasi di Kediaman Maeda
Setelah perumusan teks proklamasi disetujui hadirin kemudian diketik oleh Sayuti
Melik akan tetapi konsep teks proklamasi itu dibiarkan begitu saja, oleh karena itu segera
diambil dan dicetak oleh BM. Diah untuk disebarkan ke seluruh Indonesia. Pekerjaan tersebut
dilakukan para pemuda yang bekerja di kalangan pers di bawah pimpinannya.
7. Ketua Gerakan Angatan Baru 45’
Bersama dengan Chairul Saleh, Sukarni, Wikana dan lain-lain sering mengadakan
pertemuan dan akhirnya 3 Juni 1945 dibentuklah gerakan Angkatan Baru yang bertujuan
"Memperjuangkan Indonesia Merdeka sekarang juga! " dan ia diangkat sebagai ketuanya.
7. Akibat gerakannya ini, beliau dipenjarakan dengan tuduhan melakukan tindakan melawan
pemerintah militer Jepang.
8. Anggota KNIP Malang (1945-1952)
9. Penerbit surat kabar Merdeka (1945)
10. Ketua surat Kabar Indonesia Observer (1945)
Tahun 1949 (Juli-November) beliau sering mengadakan wawancara dengan
pemimpin-pemimpin dunia mengenai politik diantaranya; Presiden Najib dari Mesir, Perdana
Menteri dari Nehru dari India, Perdana Menteri Chou En Lai dari Cina, Perdana Menteri
Margereth Thacher dari Inggris dan lain-lain.
11. Penyiar siaran bahasa Inggris di Radio Hosokyoku
Di saat yang bersamaan, ia juga bekerja di Asia Raja. Namun karena hal itu ketahuan
Jepang, ia pun dijebloskan ke dalam penjara selama empat hari. Saat bekerja di Radio
Hosokyoku, BM Diah bertemu dengan Herawati, seorang penyiar lulusan jurnalistik dan
sosiologi di Amerika Serikat yang kemudian menjadi pendamping hidupnya. Pasangan itu
menikah pada 18 Agustus 1942 dan memberikan mereka dua anak perempuan dan satu laki-
laki. Pada April 1945, Diah bersama istrinya mendirikan koran berbahasa Inggris Indonesian
Observer.
12. Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan, Diah bersama sejumlah
rekannya, seperti Joesoef Isak dan Rosihan Anwar juga turut memanggul senjata untuk
mempertahankan kemerdekaan. Percetakan Jepang "Djawa Shimbun" yang menerbitkan
Harian Asia Raja berhasil mereka kuasai tanpa perlawanan dari tentara Jepang.
Setelah berhasil menguasai percetakan Jepang, pada 1 Oktober 1945, Diah mendirikan
Harian Merdeka sekaligus memimpinnya hingga akhir hayatnya. Dalam kepemimpinannya,
ia tetap konsisten menjadikan Harian Merdeka sebagai salah satu surat kabar perjuangan yang
khusus berbicara mengenai politik. Sehingga pada awal tahun 1950-an, muncul istilah
Personal Journalism, sebuah corak jurnalistik yang berkembang setelah penyerahan
kedaulatan dari Belanda.
13. Anggota DPRS (1952-1955)
14. Anggota Dewan Nasional, Dewan Penasehat Presiden Soekarno (1957-1959)
15. Komisi pemerintahan untuk menyusun Undang-Undang Pers Indonesia (1957)
16. Duta Besar RI di Chekoslovakia dan Hongaria (1959-1962)
17. Gubernur Atomic Energy Agency (IAEA) (1960-1962)
mewakili Indonesia di Wina
18. Duta Besar RI di Kerajaan Muangthai, Bangkok (1962-1964)
19. Menteri Penerangan pada Kabinet Ampera (1966- 1968)
Era Orde Baru, BM Diah diangkat oleh Presiden Soeharto Menteri Penerangan pada
Kabinet Ampera ke 18. Dalam perjalanan berikutnya, ia juga pernah menjadi anggota DPR
dan DPA.
20. Ketua PWI Pusat (1971-1973)
21. Anggota ketua dewan pembina PWI-Pusat (1974)
22. Ketua Komisariat Daerah Persatuan Perhotelan dan Restoran Republik Indonesia (PHRI)
(1975-1979)
23. Salah satu pendiri Yayasan 17 Agustus 45 (1975)
Yaitu lembaga yang mempelajari ilmu politik, sosial, kemanusiaan, dan ekonomi.
8. 24. Ketua Harian Dewan Pers Indonesia (1978-1987)
25. Anggota panitia penasehat untuk ketua Konferensi Menteri-Menteri Penerangan dari
negara-negara Non Blok (1987)
Selain itu, ia juga mengadakan wawancara khusus dengan Presiden Michael
Garbachev dari USRR mengenai Glasnots dan Perestroika.
26. Penulis buku
Karya tulisnya yang sudah dibukukan, yaitu Angkatan Baru 1945 terbitan tahun 1983,
Meluruskan Sejarah terbitan 1984, dan Mahkota Bagi Seorang Wartawan terbitan 1988.
27. Presiden Direktur PT Masa Merdeka
28. Wakil Pemimpin PT Hotel Prapatan-Jakarta.
29. Pendirikan Hottel Hyatt Aryaduta.
III. KETELADANAN
1. Tegas dan bertanggung jawab
Terbukti beliau dipercaya untuk menjadi ketua maupun wakil ketua diberbagai
organisasi- organisasi pada masa kemerdekaan.
2. Aktif
Dari muda sampai akhir hayat, beliau selalu mengikuti berbagai pergerakan
kemerdekaan, organisasi- organisasi, dan kegiatan lain yang sangat berperan dalam
kemerdekaan dan kemajuan Indonesia.
3. Tekad yang kuat dan kerja keras
Sewaktu BM Diah di sekolah, beliau tidak mampu untuk membayar biaya sekolah.
Namun, karena tekad yang kuat dan kerja keras beliau untuk tetap sekolah akhirnya guru
beliau membantu agar beliau tetap bias bersekolah.
D. MeneladaniPerjuanganTokohProklamasi LATIEF
HENDRANINGRAT
Latief Hendraningrat lahir di jakarta, 15 Februari 1911. Beliau merupakan prajurit
PETA (Pembela Tanah Air) berpangkat Sudanco. Latief Hendraningrat mengenyam
pendidikan di Sekolah Dasar ELS (Europese Ingere School) kemudian di sekola menengah
MULO serta AMS-B setara dengan SMA, beliau juga mengenyam pendidikan di Sekolah
Tinggi Hukum. Saat menjadi mahasiswa beliau juga mengajar bahasa inggris di beberapa
sekolah menengah swasta. Enam tahun sebelum proklamasi beliau berkesempatan bersekolah
di Teacher Collenge di Colombia Univesity New York. Latief Hendraningrat pernah dikirim
oleh pemerintah Hindia Belanda ke World Fair di New York, sebagai ketua rombongan tari.
Dalam masa pendududkan Jepang, beliau giat dalam pusat latihan pemuda (Seinendan
Kkunrenshoo), kemudian menjadi anggota pasukan Pembela Tanah Air (PETA).
Dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan
Pegangsaan Timur no 56, Latief Hendraningrat memakai seragam Peta lengkap dengan
atribut, topi pet dan pedang panjang menerima bendera merah putih yang dijahit oleh Ibu
9. Fatmawati bersama dengan S.Suhud untuk dikibarkan. Latief Hendraningrat bersama dengan
S.Suhud dan Tri Murti menjadi pengibar bendera untuk pertama kalinya di Indonesia.
Dalam masa setelah Proklamasi Kemerdekaan, beliau terlibat dalam berbagai
pertempuran. Kemudian menjabat komandan Komando Kota ketika Belanda menyerbu
Yogyakarta (1948). Setelah berhasil keluar dari Yogyakarta yang sudah terkepung, beliau
melakukan gerilya. Setelah penyerahan kedaulatan, beliau mula-mula ditugaskan di Markas
Besar Angkatan Darat, kemudian ditunjuk sebagai atase militer Rl untuk Filipina (1952), lalu
dipindahkan ke Washington hingga tahun 1956. Sekembalinya di Indonesia beliau ditugaskan
memimpin Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SSKAD, yang kini menjadi
Seskoad). Jabatannya setelah itu antara lain rektor IKIP Negeri Jakarta (1964-1965). Pada
tahun 1967 Hendraningrat memasuki masa pensiun dengan pangkat brigadir jenderal. Sejak
itu beliau menjadi seorang wiraswastawan dan aktif di Yayasan Perguruan Rakyat, organisasi
Indonesia Muda dan ASITA (Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies).
Yang Bisa Diteladani dari tokoh Latief Hendraningrat :
1. Dalam kondisi terjajah tetap semangat menyelesaikan studinya.
2. Giat dan tekun dalam menjalani organisasi
10. BAB III PENUTUPAN
Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia cepat bergema ke berbagai daerah. Rakyat di
Jakarta maupun di kota-kota lain menyambut dengan antusias. Karena alat komunikasi yang
terbatas, informasi ke daerah-daerah tidak secepat di Jakarta. Saat tersiarnya berita tentang
Proklamasi Kemerdekaan, banyak rakyat Indonesia yang tinggal jauh dari Jakarta tidak
mempercayainya.
Pada tanggal 22 Agustus, Jepang akhirnya secara resmi mengumumkan penyerahannya
kepada Sekutu. Baru pada bulan September 1945, Proklamasi diketahui di wilayah-wilayah
yang terpencil. Sesaat setelah itu, timbullah segera masalah kesetiaan. Keempat penguasa
kerajaan yang ada di Jawa
Tengah menyatakan dukungan mereka kepada Republik, yaitu Yogyakarta, Surakarta,
Pakualaman, dan Mangkunegaran.
Kertas suara dibagikan, tetapi atas usul Otto Iskandardinata, maka secara aklamasi terpilih Ir.
Sukarno sebagai Presiden RI, dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden Rl. Sesudah itu,
pasal-pasal yang tersisa yang berkaitan dengan Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan
disetujui. Setelah menjadi presiden, Sukarno kemudian menunjuk sembilan orang anggota
PPKI sebagai Panitia Kecil dipimpin oleh Otto Iskandardinata. Tim ini bertugas merumuskan
pembagian wilayah negara Indonesia.
B.Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca khususnya guru dan teman-teman untuk dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://furotul29.blogspot.nl/2013/10/makalah-latar-belakang-dan-perjuangan.html
Makalah Latar Belakang dan Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
https://ananthalia19.wordpress.com/2013/02/01/proses-persiapan-kemerdekaan-indonesia/
Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia
https://jagoips.wordpress.com/2013/01/08/peristiwa-sekitar-proklamasi-sampai-terbentuknya-
nkri/
peristiwa sekitar proklamasi sampai terbentuknya nkri