1. TESIS
GEOGRAFI DIALEK BAHASA DAYAK DI KECAMATAN SEPAUK
KABUPATEN SINTANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Dosen pembimbing:
Dr. Ahadi Sulissusiawan, M.Pd.
Dr. Patriantoro, M.Hum.
Disusun oleh:
Rizky Oktiyadi
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2023
UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
2. Beberapa poin utama UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
1
2
3
4
Diversitas & keberagaman bahasa Dayak di kalbar merupakan
warisan budaya yang perlu untuk dipelajari dan dilestarikan (Blust,
Adelaar, Collins & Nothofer)
Perubahan global yang terjadi pada beberapa dekade terakhir tidak
bersahabat dengan keberagaman Bahasa Dayak di Kalbar (Collins,
2021)
Potret dunia di abad 21 tentunya dapat menjadi ancaman bagi
eksistensi Bahasa Dayak di Kalbar.
Relasi sosial Dayak Dayak (kovensional)
Dayak Penutur Bahasa dari berbagai
penjuru dunia (kekinian)
5
8
7
6
Kebijakan penetapan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa pengantar
di sekolah semakin memarjinalkan keberadaan Bahasa Dayak di
kalbar
Merosotnya tingat vitalitas beberapa Bahasa Dayak di Kalbar.
LKBS (2021) melaporkan bahwa 3 dari 9 Bahasa yang telah di
indentifikasi di Kalbar saat ini mengalami kemunduran
Masih terdapat Bahasa Dayak di Kalbar yang sampai saat ini
belum di indentifikasi sehingga sulit untuk di pantau
perkembangannya dan dikhawatirkan mengalami kepunahan
sebelum dapat didokumentasikan.
Potret problematika sosial kebahasaan tersebut menjadi landasan
utama perlunya Upaya untuk menjaga eksistensi dari Bahasa
Dayak di Kalbar.
LATAR BELAKANG
3. UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
ALASAN PENETAPAN FOKUS PENELITIAN
Bahasa Dayak di Kecamatan Sepauk dipilih sebagai objek penelitian, karena berdasarkan laporan
Alloy (2008) Kecamatan Sepauk didiami oleh sebagian besar subsuku Dayak (Seberuang dan
Sekubang). Alloy (2008) juga melaporkan bahwa kedua subsuku dayak tersebut meiliki bahasa
yang berbeda, yaitu bahasa Seberuang dan bahasa Sekubang. akan tetapi, sampai saat ini belum
pernah dibuktikan kebenarannya secara linguitik.
Kecamatan Sepauk dipilih sebagai lokasi penelitian, karena secara geografis Kecamatan Sepauk
merupakan daerah pegunungan dan dialiri banyak anak sungai yang dapat menjadi faktor paling
efektif untuk timbulnya bahasa-bahasa atau dialek (Hariyadi, dkk., 1986)
Geografi dialek dipilih sebagai fokus kajian, karena melalui kajian ini bahasa Dayak yang terdapat
di Kecamatan Sepauk dapat diklasifikasikan dan dipetakan sesuai dengan kaidah linguistik yang
berlaku
4. UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
MASALAH PENELITIAN
Bahasa Dayak di Kecamatan Sepauk sudah mulai terancam keberadaannya.
Inventarisasi bahasa Dayak di Kecamatan Sepauk sampai saat ini belum
diketahui secara pasti, sehingga sulit untuk dipantau perkembangannya dan
dikhawatirkan mengalami kepunahan sebelum dapat didokumentasikan.
Variasi Kebahasaan dan Jarak Linguistik
5. UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
PERTANYAAN PENELITIAN
Bagaimanakah deskripsi data Bahasa Dayak secara leksikal di
kecamatan sepauk kabupaten sintang provinsi kalimantan barat ?
1
2
3
4
5
Bagaimanakah variasi fonologis Bahasa Dayak di kecamatan
sepauk kabupaten sintang provinsi kalimantan barat ?
Bagaimanakah variasi leksikal Bahasa Dayak di kecamatan
sepauk kabupaten sintang provinsi kalimantan barat ?
Bagaimanakah pemetaan variasi leksikal Bahasa Dayak di
kecamatan sepauk kabupaten sintang provinsi kalimantan barat ?
Bagaimanakah penentuan status isolek sebagai Bahasa, dialek,
subdilaek, atau tidak ada perbedaan terhadap bahasa Dayak di
kecamatan sepauk kabupaten sintang provinsi kalimantan barat ?
6. UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
TUJUAN PENELITIAN
Pendeskripsi data Bahasa Dayak secara leksikal di kecamatan
sepauk kabupaten sintang provinsi kalimantan barat
Pengkajian variasi fonologis Bahasa Dayak di kecamatan sepauk
kabupaten sintang provinsi kalimantan barat.
Pengkajian variasi leksikal Bahasa Dayak di kecamatan sepauk
kabupaten sintang provinsi kalimantan barat.
Pemetaan variasi leksikal Bahasa Dayak di kecamatan sepauk
kabupaten sintang provinsi kalimantan barat.
Penentuan status isolek sebagai Bahasa, dialek, subdilaek, atau
tidak ada perbedaan terhadap bahasa Dayak di kecamatan sepauk
kabupaten sintang provinsi kalimantan barat.
1
2
3
4
5
7. UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
MANFAAT PENELITIAN
TEORITIS
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat di
jadikan sebagai satu di antara acuan ilmiah yang
dapat menjelaskan variasi kebahasaan dan jarak
linguistik pada Bahasa Dayak di kecamatan
sepauk
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat di
jadikan sebagai satu di antara acuan Pustaka yang
dapat digunakan untuk membedah pesebaran
Bahasa Bahasa lain yang sampai saat ini belum
diindentifikasi dan dipetakan
PRAKTIS
Pembelajar Bahasa Dayak
Tenaga penddik
Tenaga Kesehatan
Peneliti dan ahli Bahasa
Pengambil kebijakan pada pelestarian dan
pengembangan bahasa
9. UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode Penelitian
Kombinasi model
eksploratoris
sekuensial
Lokasi Penelitian
Kecamatan Sepauk hulu
Sumber Data dan Data
Sumber data : 21 informan
Data : 829 glos tanyaan
leksikal
Teknik dan
alat pengumpulan data
Teknik : wawancara,
catat dan rekam.
Alat : instrument yang
dikembangkan oleh
Nothofer dan
dimodifikasi oleh Kisyani
Teknik analisis Data
Kualitatif: Teknik Komparatif
Model Miles & Huberman
Kuantitatif: Teknik komperatif; dialektometri dan
segitiga antardesa
15. UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
SIMPULAN
Penelitian ini telah memberikan pemahaman dan pengetahuan baru pada bidang kajian linguistik
komparatif. Hasil penelitian ini telah memberikan implikasi yang penting, khususnya dalam isu
diversitas dan pesebaran bahasa Dayak di Kalimantan Barat, yaitu mengenai kedua varian Dayak
(Seberuang dan Sekubang) yang dalam penelitian Etnolinguistik yang dilakukan oleh Alloy, dkk (2008,
h.275-282) atau bahasa dalam epistimologi lokal dianggap sebagai bahasa yang berbeda ternyata secara
linguistik adalah bahasa yang sama.
16. UNIVERSITAS
TANJUNGPURA
SARAN
1. Disarankan kepada masyarakat Dayak di Kecamatan Sepauk hulu untuk tetap menggunakan bahasa
Dayak dalam interaksi intraetnik, khusunya dalam domain keluarga dan domain pergaulan
2. Disarankan kepada pemerintah atau lembaga-lembaga yang berwenang dalam pembinaan dan
pengembangan bahasa-bahasa di Indonesia untuk mengadakan lomba berbahasa Dayak pada kalangan
muda.