3. Menemukan Akar Kosmopolitanisme
Kosmopolitanisme mengacu pada pandangan dunia yang menekankan keterhubungan dan
persamaan antara semua individu, melampaui batasan nasional dan budaya.
Konsep ini dapat ditelusuri kembali ke Yunani kuno, di mana kosmopolis (kota dunia) adalah
konsep inti dalam pemikiran filsafat.
4. Prinsip-Prinsip Kosmopolitanisme
Immanuel Kant:
Mendukung gagasan
perdamaian abadi melalui
kerjasama internasional
dan hukum kosmopolitan.
Martha Nussbaum:
Menekankan pentingnya
kemampuan dasar yang
universal untuk semua
individu, mendorong
empati lintas budaya.
5. Konteks Perdebatan dan Perspektif Sosiologis
Perspektif
Kosmopolitanisme:
Menggagas inklusivitas
global, menantang
ketidaksetaraan dan
ketidakadilan.
Kritik: Dianggap sebagai
ide yang naif karena
mengabaikan realitas
ketegangan geopolitik dan
kepentingan nasional.
8. Harmoni Agama dalam Konteks Global
Dialog Antaragama: Mendorong pemahaman saling
menghormati dan kerjasama lintas agama.
Krisis Kemanusiaan: Agama-agama bergandengan
tangan dalam menangani bencana dan konflik
global.
9. Mengatasi Hambatan Menuju Persatuan Global
Ketidaksetaraan
Ekonomi:
Ketidakadilan dalam
distribusi sumber daya
global.
Nasionalisme:
Tegangan antara
identitas nasional dan
keterhubungan global.
10. Masa Depan Kosmopolitanisme
Pendidikan Global:
Mengintegrasikan
pemahaman
kosmopolitanisme
dalam kurikulum.
Aktivisme Online:
Gerakan sosial
melintasi batas-batas
fisik melalui media
sosial.