SlideShare a Scribd company logo
UJI STERILITAS
Achmad Fauzi Al’amrie, S.Farm
PENCEGAHAN TERHADAP KONTAMINASI
MIKROBA
PENGUJIAN
STERIL
kondisi
aseptik
untuk
menghindari
kontaminasi
Media kultur dan suhu inkubasi
fluid thioglycollate medium terutama
ditujukan untuk kultur bakteri anaerob.
Namun, dapat juga mendeteksi bakteri aerob.
Fluid thioglycollate medium diinkubasi pada
suhu 30-35oC.
Soybean-casein digest medium untuk
pengkayaan jamur dan bakteri aerob.
soybean-casein digest medium diinkubasi
pada suhu 22,5oC.
Fluid Thioglycollate Medium
L-Cystine 0.5 g
Sodium chloride 2.5 g
Dextrose Monohydrate/anhydrous 5.5/5.0 g
agar 0.75 g
Yeast Extract (water-soluble) 5.0 g
Pancreatic Digest of casein 15.0 g
Sodium thioglycolic Acid 0.5 g
Or Thioglycolic Acid 0.3 mL
Resazurin Sodium Solution (1 in 1000),freshly prepared 1.0 mL
Purified Water 1000mL
Soybean-Casein digest Medium
Pancreatic Digest Of Casein 17.0 g
Papaic Digest of Soybean Meal 3.0 g
Sodium Chloride 5.0 g
Dibasic Potassium Phosphate 2.5 g
Dextrose Monohydrate/Anhydrous 2.5/2.3 g
Purified Water 1000 mL
Media untuk penisilin atau
sefalosporin
Media pengujian untuk penisilin atau sefalosporin
menggunakan fluid thioglycollate medium dan
soybean-casein digest medium
Penambahan β-laktam secara aseptis untuk
menonaktifkan penisilin atau sefalosporin
Metode uji kesesuian menggunakan
staphylococcus aureus sebagai pembanding
(konsentrasi β-laktam harus tepat)
Mikroorganisme yg digunakan dalam
pengujian pertumbuhan dan metode uji
kesesuaian
Aerobicbacteria
staphylococcus aureus ATCC 6538, CIP 4.83, NCTC 10788,
NCIMB 9518, NBRC 13276
Bacillus subtilis ATCC 6633, CIP 52.62, NCIMB 8054,
NBRC 3134
Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027, NCIMB 8626, CIP 82.118,
NBRC 13275
Anaerobic bacterium
Clostridium sporogenes ATCC 19, CIP 79.3, NCTC 532 or ATCC
11437, NBRC 14293
Fungi
Candida albicans ATCC 10231, IP 48.72, NCPF 3179,
NBRC 1594
Aspergillus brasiliensis (aspergillus
Niger)
ATCC 16404, IP 1431.83, IMI 149007,
NBRC 9455
Pengujian pertumbuhan aerob,
anaerob, dan jamur
• Penyiapan media
• Mikroorganisme yang digunakan dalam pengujian
: Clostridium sporogenes, pseudomonas
aeruginosa, dan Staphylococcus aureus.
Preparasi
• media thioglycollate untuk sporogenes
clostridium (tidak lebih dari 100 cfu)
• pemipetan soybean-casein digest medium untuk
Aspergillus brasiliensis, Bacillus subtilis, dan
Candida albicans.
Pengkayaan
• Untuk bakteri tidak lebih dari 3 hari
• Untuk jamur tidak lebih dari 5 hariInkubasi
CAIRAN PENGENCER DAN PENCUCI UNTUK FILTRASI
MEMBRANE
fLUID A
1 gram jaringan
hewan yang telah
diuraikan oleh
enzim pepsin
ad air sampai 1 liter
saring atau sentrifugasi, pH
diatur 7.1 ± 0.2
Sediaan uji yang
mengandung senyawa
gol. Penisilin/Sefalosporin
(beta laktma)
+ enzim penisilinase
Lanjutan...
fLUID B
1 liter Fluid A
+ 1 ml tween 80
pH diatur 7.1 ± 0.2.
Digunakan bila
mengandung lesitin
atau
sediaan minyak atau
untuk uji peralatan steril dengan
menggunakan penyaring membran
fLUID K
1 gram jaringan
hewan yang telah
diuraikan oleh
enzim pepsin
+ 3 gram
beef extract
ad air
sampai 1
liter
pH diatur 6.9 ± 0.2
setelah sterilisasi
Semua cairan
pembilas harus
disterilkan dengan
otoklaf
Lanjutan.....
Uji Kesesuaian Metode
• Inokulasi mikroorganisme
ke dalam pengencer steril
untuk membilas filter
Filtrasi
membran
• Inokulasi mikroorganisme
ke dalam media
Inokulasi
langsung
Ada
pertumbuhan
mikroorganis
me
Bandingkan
dengan
kontrol media
tanpa produk
Uji sterilitas
tanpa
modifikasi
Tidak ada
pertumbuhan
mikroorganis
me
Bandingkan
dengan
kontrol media
tanpa produk
Lakukan
modifikasi
kondisi dan
ulang uji
kesesuaian
metode
Uji
kesesuaian
metode
Produk
baru
Terdapat
perubahan
kondisi
pengujian
Jumlah Sediaan yang Akan Diuji
Jumlah jumlah sediaan yang diuji tercantum pada
tabel 3 kecuali bila dinyatakan lain
Bila jumlah sampel mencukupi (lihat tabel 2), sampel
dapat dibagi kedalam beberapa bagian untuk
ditambahkan kedalam media spesifik pengujian dapat
menggunakan dua atau lebih media spesifik).
Bila jJumlah sediaan yang diuji tercantum dalam tabel
3 kecuali dinyatakan lain
umlah sampel tidak mencukupi untuk dilakukan
pembagian, gunakan dua kali jumlah sampel yang
tercantum pada tabel 3.
UJI STERILITAS UNTUK PRODUK YANG AKAN
DIUJI
Pengujian Sampel
Filtrasi Membran
sediaan yang mudah
disaring; sediaan yang
berkadar alkohol tinggi
atau sediaan
mengandung minyak;
sediaan yang larut
dalam pelarut air atau
minyak, sediaan yang
tidak memiliki efek
antimikrobial pada
kondisi pengujian.
Inokulasi Langsung
Media Kultur
Filtrasi Membran
Digunakan membran filter dengan ukuran
pori tidak lebih besar dari 0,45 µm.
Misalnya
Filtrat Cellulose nitrate
yang digunakan untuk
sampel larutan, minyak,
dan larutan kadar alkohol
lemah
Filtrat Cellulose acetate
yang digunakan untuk
larutan dengan kadar
alkohol tinggi
LARUTAN
Gunakan sejumlah sampel
sesuai dengan tebel 2 dan 3
(jika perlu dilakukan
pengenceran)
Dilakukan penyaringan
Pindahkan membran pada
media pertumbuhan yang
sesuai secara aseptik atau
potong membran menjadi 2
bagian dan masukkan
membran ke dalam media
masing-masing yang sesuai
Inkubasi media tidak lebih
dari 14 hari
PADATAN YANG TERLARUT
Larutkan sejumlah sampel
(sesuai dengan tabel 2 dan
3) dengan pelarut yang
sesuai misalnya aqua pro
injeksi, salin steril, atau
fluid A
Lakukan prosedur yang
seperti tercantum untuk
sampel larutan dengan
menggunakan
membran dan pelarut
yang sesuai.
Gunakan sejumlah produk untuk
masing-masing media tidak lebih
dari jumlah yang tercantum dalalm
tabel 2 dan 3
Minyak dan cairan berminyak yang
mempunyai viskositas yang rendah
masih mungkin dapat disaring tanpa
pengenceran melalui membran
Minyak dengan viskositas tinggi jika
perlu diencerkan terlebih dahulu
dengan menggunakan pengencer
steril yang sesuai misalnya isopropyl
myristate yang menunjukkan tidak
mempunyai aktivitas antimikroba
ketika dalam kondisi uji
Biarkan minyak berpenetrasi
melewati membran
saring dengan menggunakan
tekanan atau dihisap secara perlahan
Cuci membran minimal tiga kali
dengan cara melewatkan kurang
lebih 100 ml larutan steril yang
sesuai misalnya Fluid A ke dalam
membran dimana larutan tersebut
mengandung emulgator yang sesuai
misalnya polisorbat 80 dengan
konsentrasi 10 g per L (Fluid K)
Pindahkan membran ke dalam
media pertumbuhan, inkubasi
seperti pada sampel larutan
MINYAK DAN CAIRAN BERMINYAK
SALEP DAN KRIM
Gunakan sejumlah produk untuk
masing-masing media tidak lebih
dari jumlah yang tercantum
dalalm tabel 2 dan 3
Salep dengan basis lemak dan
emulsi air dalam minyak dapat
diencerkan sampai 1 % ke dalam
isopropyl myristate dengan
pemanasan jika diperlukan
tetapi tidak lebih dari 40o, kecuali
jika diperlukan pemanasan lebih
dari 44o
Saring secepat mungkin
Dilakukan prosedur seperti yang
tercantum untuk sampel minyak
dan cairan berminyak.
SEDIAAN SOLID UNTUK
INJEKSI SELAIN ANTIBIOTIK
Preparasi sampel sesuai dengan yang
tercantum dalam label, kemudian dilakukan
prosedur seperti yang tercantum untuk sampel
larutan atau minyak dan cairan berminyak.
(catatan: jika diperlukan, dapat ditambahkan
pengencer untuk membantu ketika proses
penyaringan).
ANTIBIOTIK SOLID UNTUK INJEKSI
Produk dengan isi < 5 g
Dari 20 wadah masing-masing masukkan
sekitar 300 mg sediaan solid ke dalam 500
ml wadah steril secara aseptik
Larutkan dengan 200 ml Fluid A dan
dihomogenkan
Untuk liquid atau suspensi, masukkan
sejumlah sampel ekuivalen dengan 300
mg sediaan solid ke dalam 500 ml wadah
steril, larutkan dengan 200 ml Fluid A dan
dihomogenkan
Kemudian lakukan prosedur sesuai
dengan yang tercantum untuk sampel
larutan atau minyak dan cairan
berminyak.
Produk dengan isi ≥ 5 g
Dari 6 wadah masing-masing masukkan
sekitar 1 g sediaan solid ke dalam 500 ml
wadah steril secara aseptik
Larutkan dengan 200 ml Fluid A dan
dihomogenkan
Untuk liquid, masukkan sejumlah sampel
ekuivalen dengan 1 g sediaan solid ke
dalam 500 ml wadah steril, larutkan
dengan 200 ml Fluid A dan
dihomogenkan
Kemudian lakukan prosedur sesuai
dengan yang tercantum untuk sampel
larutan
ANTIBIOTIK SOLID,
BULK, DAN CAMPURAN
Secara aseptik ambil sejumlah sampel sesuai
dengan tabel 2, ekuivalen dengan 6 g sediaan
solid, masukkan dalam 500 ml wadah steril.
Larutkan dalam 200 ml Fluid A dan dicampur.
Kemudian lakukan prosedur sesuai dengan yang
tercantum untuk sampel larutan.
PRODUK AEROSOL STERIL
Untuk produk aerosol steril, bekukan wadah
dengan menggunakan alcohol-dry ice sampai -
20o selama kurang lebih 1 jam. Tambahkan 100
ml Fluid D ke dalam wadah dan homogenkan
secara perlahan. Kemudian lakukan prosedur
sesuai dengan yang tercantum untuk sampel
larutan atau minyak dan cairan berminyak.
ALAT DENGAN LABEL STERIL
Secara aseptik lewatkan Fluid D melewati alat
yang akan diuji. Tampung fluid ke dalam wadah
steril, dan kemudian lakukan prosedur sesuai
dengan yang tercantum untuk sampel larutan
atau minyak dan cairan berminyak.
Cara Inokulasi Langsung pada Media
medium
Pindahkan sejumlah sampel
yang akan diuji sesuai dengan
tabel 2 dan tabel 3 secara
langsung pada media sampai
volume produk tidak lebih dari
10% dari volume medium atau
bila dinyatakan lain.
netralisasi
Senyawa penetralisir
Pengenceran dengan media
• Cairan berminyak
• Salep dan Krim
• Benang Bedah dan Benang Operasi Lainnya
• Sediaan Solid
• Kapas yang Dimurnikan, Kasa, Perban Bedah dan
Bahan Lain Sejenis
• Alat Steril
Kesimpulan pemeriksaan media sebagai bukti
makroskopik pertumbuhan mikroba dilihat
selama interval masa inkubasi
Jika bahan yang diuji terdapat kekeruhan, sehingga
adanya pertumbuhan mikroba tidak dapat segera
ditentukan oleh pemeriksaan visual, maka 14 hari
setelah awal pemindahan porsi inkubasi (masing-
masing tidak kurang dari 1 ml) ke vessels dari media
yang sama
inkubasi original dan transfer vessels tidak kurang
dari 4 hari
Jika tidak
ada bukti
pertumbuh
an mikroba
ditemukan
Jika bukti pertumbuhan
mikroba ditemukan,
kecuali dapat dibuktikan
dengan jelas bahwa tes itu
tidak valid untuk penyebab
yang tidak terkait dengan
produk yang akan
diperiksa
Jika tidak ada
bukti
pertumbuhan
mikroba
ditemukan
dalam tes ulang,
yang diperiksa
produk sesuai
dengan tes
untuk sterilitas
produk
diperiksa
sesuai
dengan tes
untuk
sterilitas
Jika ada bukti
pertumbuhan
mikroba
ditemukan
Jika
pertumbuhan
mikroba
ditemukan
dalam tes
ulang,
produk yang
diperiksa
tidak sesuai
dengan tes
untuk
sterilitas.
Tes mungkin dianggap tidak valid hanya jika satu
atau lebih kondisi berikut ini terpenuhi:
Jika data
pemantauan
mikrobiologi dari
fasilitas pengujian
sterilitas
menunjukkan
kesalahan
Jika sebuah
tinjauan prosedur
pengujian yang
digunakan selama
pengujian
tersebut
mengungkapkan
kesalahan
Jika
Pertumbuhan
mikroba
ditemukan dalam
kontrol negative
Jika setelah
penentuan
identitas
mikroorganisme
terisolasi dari tes,
pertumbuhan
spesies ini
dianggap
menegaskan
kesalahan
sehubungan
dengan material
dan atau teknik
yang digunakan
dalam melakukan
prosedur uji
sterilitas.
Jika tes ini dinyatakan tidak sah, hal ini diulang dengan jumlah
yang sama seperti pada unit pengujian awal
• Bila menggunakan teknik filtrasi membran,
gunakan, bila memungkinkan, seluruh isi
kontainer, tetapi tidak kurang dari jumlah yang
disyaratkan dalam Tabel 2, diencerkan bila perlu
sekitar 100 mL dengan larutan steril yang cocok,
seperti Fluid A.
• Bila menggunakan teknik inokulasi langsung
media, gunakan jumlah sampel sesuai dengan
tabel 2, kecuali dinyatakan lain. Tes sterilitas
bakteri dan jamur dilakukan pada sampel yang
sama dari produk yang akan diperiksa. Ketika
volume atau jumlah dalam wadah tunggal tidak
cukup untuk melaksanakan tes ini,maka isi dari
dua atau lebih wadah yang digunakan untuk
mengokulasi media yang berbeda

More Related Content

What's hot

Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Mina Audina
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
ArwinAr
 
Ali diazotasi
Ali diazotasiAli diazotasi
Ali diazotasi
Fajrul Baso
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
'ekka' Siie Ceweggh Cancerr
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Sapan Nada
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Musrin Salila
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Guide_Consulting
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
Indra Gunawan
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktat
Nur Kasim
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
Zidny Ilmayaqin
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
nazmusafira
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
wulannsftri
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
Sapan Nada
 
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRIPENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRIAnnie Rahmatillah
 
Tablet salut
Tablet salutTablet salut
Tablet salut
Alfian Nazarudin
 

What's hot (20)

Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Evaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan sterilEvaluasi sediaan steril
Evaluasi sediaan steril
 
Ali diazotasi
Ali diazotasiAli diazotasi
Ali diazotasi
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
Laporan Farmakologi II "EFEK DIARE"
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktat
 
Presentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsungPresentasi kempa langsung
Presentasi kempa langsung
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Salep mata (1)
Salep mata (1)Salep mata (1)
Salep mata (1)
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
sediaan Kapsul
sediaan Kapsul sediaan Kapsul
sediaan Kapsul
 
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
Spektrometri massa
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRIPENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C DENGAN POTENSIOMETRI
 
Tablet salut
Tablet salutTablet salut
Tablet salut
 

Viewers also liked

Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasi
Indana Mufidah
 
Petunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media Mikrobiologi
Petunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media MikrobiologiPetunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media Mikrobiologi
Petunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media Mikrobiologi
Alat Alat Laboratorium [dot] com
 
SINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UIISINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UII
maulanaarya75
 
syarat pertumbuhan bakteri
syarat pertumbuhan bakteri syarat pertumbuhan bakteri
syarat pertumbuhan bakteri
Vita Amanah
 
Buku Pembelahan Sel
Buku Pembelahan SelBuku Pembelahan Sel
Buku Pembelahan Sel
Syahrul Mubarok
 
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
fikri asyura
 
Microbiological culture sensitivity test
Microbiological culture sensitivity testMicrobiological culture sensitivity test
Microbiological culture sensitivity test
Akhil Joseph
 
Metode kimia 1 tisha
Metode kimia 1 tishaMetode kimia 1 tisha
Metode kimia 1 tisha
Tisha Oedoy
 

Viewers also liked (9)

Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasi
 
Petunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media Mikrobiologi
Petunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media MikrobiologiPetunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media Mikrobiologi
Petunjuk Bagaimana Melakukan Preparasi Media Mikrobiologi
 
SINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UIISINYAL HORMON FARMASI UII
SINYAL HORMON FARMASI UII
 
syarat pertumbuhan bakteri
syarat pertumbuhan bakteri syarat pertumbuhan bakteri
syarat pertumbuhan bakteri
 
Buku Pembelahan Sel
Buku Pembelahan SelBuku Pembelahan Sel
Buku Pembelahan Sel
 
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
Sel dan genetika (modul sel dan genetika)
 
genetika
genetikagenetika
genetika
 
Microbiological culture sensitivity test
Microbiological culture sensitivity testMicrobiological culture sensitivity test
Microbiological culture sensitivity test
 
Metode kimia 1 tisha
Metode kimia 1 tishaMetode kimia 1 tisha
Metode kimia 1 tisha
 

Similar to Uji sterilitas mikrobiologi

industri
industriindustri
industri
dendianjestu
 
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdfUJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
PedroDaSilvaTL
 
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
ssuserc3a220
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Nesha Mutiara
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Filania Kanja
 
MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2
rofiq sabilal
 
pasteurisasi.ppt
pasteurisasi.pptpasteurisasi.ppt
pasteurisasi.ppt
AlifiansyahWahyuS
 
peremajaan
peremajaanperemajaan
peremajaan
ZulfikarHadissabil
 
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systemDeteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systempdspatologikliniksby
 
HiChrome OGYE Agar Base Analisa Yeast And Mould Dalam 2 Hari
HiChrome OGYE Agar Base Analisa Yeast And Mould Dalam 2 HariHiChrome OGYE Agar Base Analisa Yeast And Mould Dalam 2 Hari
HiChrome OGYE Agar Base Analisa Yeast And Mould Dalam 2 Hari
Alat Alat Laboratorium [dot] com
 
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTUSIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
Robby Candra Purnama
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Maulana Sakti
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas
Nadiyayoo
 
standarisasi kimia bahan alam bahan kimia alam
standarisasi kimia bahan alam bahan kimia alamstandarisasi kimia bahan alam bahan kimia alam
standarisasi kimia bahan alam bahan kimia alam
yosy5
 
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Putri Nadhilah
 

Similar to Uji sterilitas mikrobiologi (20)

industri
industriindustri
industri
 
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdfUJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
UJI STERILITAS. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB.pdf
 
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
 
Kanji
KanjiKanji
Kanji
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Analisa bod
Analisa bodAnalisa bod
Analisa bod
 
Penanganan sputum
Penanganan sputumPenanganan sputum
Penanganan sputum
 
MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2MATERI INJEKSI 2
MATERI INJEKSI 2
 
pasteurisasi.ppt
pasteurisasi.pptpasteurisasi.ppt
pasteurisasi.ppt
 
Present sempro
Present semproPresent sempro
Present sempro
 
peremajaan
peremajaanperemajaan
peremajaan
 
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 systemDeteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
Deteksi mikobakterium menggunakan manual mgit dan bactectm mgittm 960 system
 
HiChrome OGYE Agar Base Analisa Yeast And Mould Dalam 2 Hari
HiChrome OGYE Agar Base Analisa Yeast And Mould Dalam 2 HariHiChrome OGYE Agar Base Analisa Yeast And Mould Dalam 2 Hari
HiChrome OGYE Agar Base Analisa Yeast And Mould Dalam 2 Hari
 
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTUSIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
SIMPLISIA DAN PENGUJIAN MUTU
 
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral AmpisilinPraregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
Praregistrasi Suspensi Oral Ampisilin
 
Pasteurisasi
PasteurisasiPasteurisasi
Pasteurisasi
 
PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas PPT fitokima ekstraksi metode panas
PPT fitokima ekstraksi metode panas
 
standarisasi kimia bahan alam bahan kimia alam
standarisasi kimia bahan alam bahan kimia alamstandarisasi kimia bahan alam bahan kimia alam
standarisasi kimia bahan alam bahan kimia alam
 
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
 

More from Achmad Fauzi Al' Amrie

Pengelolaan perbekalan farmasi,narkotika dan pengelolaan serta penanganan lasa
Pengelolaan perbekalan farmasi,narkotika dan pengelolaan serta penanganan lasaPengelolaan perbekalan farmasi,narkotika dan pengelolaan serta penanganan lasa
Pengelolaan perbekalan farmasi,narkotika dan pengelolaan serta penanganan lasa
Achmad Fauzi Al' Amrie
 
DDI diabetes mellitus Salah Satu Rumah sakit Bandung
DDI diabetes mellitus Salah Satu Rumah sakit BandungDDI diabetes mellitus Salah Satu Rumah sakit Bandung
DDI diabetes mellitus Salah Satu Rumah sakit BandungAchmad Fauzi Al' Amrie
 
Pkpa kimia farma 12
Pkpa kimia farma 12Pkpa kimia farma 12
Pkpa kimia farma 12
Achmad Fauzi Al' Amrie
 
Pemantauan Terapi Obat, Binfar 2009
Pemantauan Terapi Obat, Binfar 2009Pemantauan Terapi Obat, Binfar 2009
Pemantauan Terapi Obat, Binfar 2009
Achmad Fauzi Al' Amrie
 
Manuf sterility testing guidelines (tga) 2006
Manuf sterility testing guidelines (tga) 2006Manuf sterility testing guidelines (tga) 2006
Manuf sterility testing guidelines (tga) 2006
Achmad Fauzi Al' Amrie
 
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Achmad Fauzi Al' Amrie
 
Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)
Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)
Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)Achmad Fauzi Al' Amrie
 
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amriePio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrieAchmad Fauzi Al' Amrie
 

More from Achmad Fauzi Al' Amrie (15)

Pengelolaan perbekalan farmasi,narkotika dan pengelolaan serta penanganan lasa
Pengelolaan perbekalan farmasi,narkotika dan pengelolaan serta penanganan lasaPengelolaan perbekalan farmasi,narkotika dan pengelolaan serta penanganan lasa
Pengelolaan perbekalan farmasi,narkotika dan pengelolaan serta penanganan lasa
 
DDI diabetes mellitus Salah Satu Rumah sakit Bandung
DDI diabetes mellitus Salah Satu Rumah sakit BandungDDI diabetes mellitus Salah Satu Rumah sakit Bandung
DDI diabetes mellitus Salah Satu Rumah sakit Bandung
 
Pkpa kimia farma 12
Pkpa kimia farma 12Pkpa kimia farma 12
Pkpa kimia farma 12
 
Pemantauan Terapi Obat, Binfar 2009
Pemantauan Terapi Obat, Binfar 2009Pemantauan Terapi Obat, Binfar 2009
Pemantauan Terapi Obat, Binfar 2009
 
Essensial drugs
Essensial drugsEssensial drugs
Essensial drugs
 
Essensial drugs
Essensial drugsEssensial drugs
Essensial drugs
 
Clinical guideline
Clinical guidelineClinical guideline
Clinical guideline
 
Pharamceutical care-penyakit hati
Pharamceutical care-penyakit hatiPharamceutical care-penyakit hati
Pharamceutical care-penyakit hati
 
Clinical guideline
Clinical guidelineClinical guideline
Clinical guideline
 
Manuf sterility testing guidelines (tga) 2006
Manuf sterility testing guidelines (tga) 2006Manuf sterility testing guidelines (tga) 2006
Manuf sterility testing guidelines (tga) 2006
 
Manajemen persediaan farmasi rs
Manajemen persediaan farmasi rsManajemen persediaan farmasi rs
Manajemen persediaan farmasi rs
 
Patient safety (apoteker wajib baca)
Patient safety (apoteker wajib baca)Patient safety (apoteker wajib baca)
Patient safety (apoteker wajib baca)
 
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
 
Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)
Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)
Farmakodinamik interaksi obat (fauzi al amrie)
 
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amriePio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
Pio pioglitazone achmad fauzi al' amrie
 

Uji sterilitas mikrobiologi

  • 1. UJI STERILITAS Achmad Fauzi Al’amrie, S.Farm
  • 3. Media kultur dan suhu inkubasi fluid thioglycollate medium terutama ditujukan untuk kultur bakteri anaerob. Namun, dapat juga mendeteksi bakteri aerob. Fluid thioglycollate medium diinkubasi pada suhu 30-35oC. Soybean-casein digest medium untuk pengkayaan jamur dan bakteri aerob. soybean-casein digest medium diinkubasi pada suhu 22,5oC.
  • 4. Fluid Thioglycollate Medium L-Cystine 0.5 g Sodium chloride 2.5 g Dextrose Monohydrate/anhydrous 5.5/5.0 g agar 0.75 g Yeast Extract (water-soluble) 5.0 g Pancreatic Digest of casein 15.0 g Sodium thioglycolic Acid 0.5 g Or Thioglycolic Acid 0.3 mL Resazurin Sodium Solution (1 in 1000),freshly prepared 1.0 mL Purified Water 1000mL
  • 5. Soybean-Casein digest Medium Pancreatic Digest Of Casein 17.0 g Papaic Digest of Soybean Meal 3.0 g Sodium Chloride 5.0 g Dibasic Potassium Phosphate 2.5 g Dextrose Monohydrate/Anhydrous 2.5/2.3 g Purified Water 1000 mL
  • 6. Media untuk penisilin atau sefalosporin Media pengujian untuk penisilin atau sefalosporin menggunakan fluid thioglycollate medium dan soybean-casein digest medium Penambahan β-laktam secara aseptis untuk menonaktifkan penisilin atau sefalosporin Metode uji kesesuian menggunakan staphylococcus aureus sebagai pembanding (konsentrasi β-laktam harus tepat)
  • 7. Mikroorganisme yg digunakan dalam pengujian pertumbuhan dan metode uji kesesuaian Aerobicbacteria staphylococcus aureus ATCC 6538, CIP 4.83, NCTC 10788, NCIMB 9518, NBRC 13276 Bacillus subtilis ATCC 6633, CIP 52.62, NCIMB 8054, NBRC 3134 Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027, NCIMB 8626, CIP 82.118, NBRC 13275 Anaerobic bacterium Clostridium sporogenes ATCC 19, CIP 79.3, NCTC 532 or ATCC 11437, NBRC 14293 Fungi Candida albicans ATCC 10231, IP 48.72, NCPF 3179, NBRC 1594 Aspergillus brasiliensis (aspergillus Niger) ATCC 16404, IP 1431.83, IMI 149007, NBRC 9455
  • 8. Pengujian pertumbuhan aerob, anaerob, dan jamur • Penyiapan media • Mikroorganisme yang digunakan dalam pengujian : Clostridium sporogenes, pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus. Preparasi • media thioglycollate untuk sporogenes clostridium (tidak lebih dari 100 cfu) • pemipetan soybean-casein digest medium untuk Aspergillus brasiliensis, Bacillus subtilis, dan Candida albicans. Pengkayaan • Untuk bakteri tidak lebih dari 3 hari • Untuk jamur tidak lebih dari 5 hariInkubasi
  • 9. CAIRAN PENGENCER DAN PENCUCI UNTUK FILTRASI MEMBRANE fLUID A 1 gram jaringan hewan yang telah diuraikan oleh enzim pepsin ad air sampai 1 liter saring atau sentrifugasi, pH diatur 7.1 ± 0.2 Sediaan uji yang mengandung senyawa gol. Penisilin/Sefalosporin (beta laktma) + enzim penisilinase
  • 10. Lanjutan... fLUID B 1 liter Fluid A + 1 ml tween 80 pH diatur 7.1 ± 0.2. Digunakan bila mengandung lesitin atau sediaan minyak atau untuk uji peralatan steril dengan menggunakan penyaring membran
  • 11. fLUID K 1 gram jaringan hewan yang telah diuraikan oleh enzim pepsin + 3 gram beef extract ad air sampai 1 liter pH diatur 6.9 ± 0.2 setelah sterilisasi Semua cairan pembilas harus disterilkan dengan otoklaf Lanjutan.....
  • 12. Uji Kesesuaian Metode • Inokulasi mikroorganisme ke dalam pengencer steril untuk membilas filter Filtrasi membran • Inokulasi mikroorganisme ke dalam media Inokulasi langsung
  • 13. Ada pertumbuhan mikroorganis me Bandingkan dengan kontrol media tanpa produk Uji sterilitas tanpa modifikasi Tidak ada pertumbuhan mikroorganis me Bandingkan dengan kontrol media tanpa produk Lakukan modifikasi kondisi dan ulang uji kesesuaian metode
  • 15. Jumlah Sediaan yang Akan Diuji Jumlah jumlah sediaan yang diuji tercantum pada tabel 3 kecuali bila dinyatakan lain Bila jumlah sampel mencukupi (lihat tabel 2), sampel dapat dibagi kedalam beberapa bagian untuk ditambahkan kedalam media spesifik pengujian dapat menggunakan dua atau lebih media spesifik). Bila jJumlah sediaan yang diuji tercantum dalam tabel 3 kecuali dinyatakan lain umlah sampel tidak mencukupi untuk dilakukan pembagian, gunakan dua kali jumlah sampel yang tercantum pada tabel 3. UJI STERILITAS UNTUK PRODUK YANG AKAN DIUJI
  • 16.
  • 17. Pengujian Sampel Filtrasi Membran sediaan yang mudah disaring; sediaan yang berkadar alkohol tinggi atau sediaan mengandung minyak; sediaan yang larut dalam pelarut air atau minyak, sediaan yang tidak memiliki efek antimikrobial pada kondisi pengujian. Inokulasi Langsung Media Kultur
  • 18. Filtrasi Membran Digunakan membran filter dengan ukuran pori tidak lebih besar dari 0,45 µm. Misalnya Filtrat Cellulose nitrate yang digunakan untuk sampel larutan, minyak, dan larutan kadar alkohol lemah Filtrat Cellulose acetate yang digunakan untuk larutan dengan kadar alkohol tinggi
  • 19. LARUTAN Gunakan sejumlah sampel sesuai dengan tebel 2 dan 3 (jika perlu dilakukan pengenceran) Dilakukan penyaringan Pindahkan membran pada media pertumbuhan yang sesuai secara aseptik atau potong membran menjadi 2 bagian dan masukkan membran ke dalam media masing-masing yang sesuai Inkubasi media tidak lebih dari 14 hari
  • 20. PADATAN YANG TERLARUT Larutkan sejumlah sampel (sesuai dengan tabel 2 dan 3) dengan pelarut yang sesuai misalnya aqua pro injeksi, salin steril, atau fluid A Lakukan prosedur yang seperti tercantum untuk sampel larutan dengan menggunakan membran dan pelarut yang sesuai.
  • 21. Gunakan sejumlah produk untuk masing-masing media tidak lebih dari jumlah yang tercantum dalalm tabel 2 dan 3 Minyak dan cairan berminyak yang mempunyai viskositas yang rendah masih mungkin dapat disaring tanpa pengenceran melalui membran Minyak dengan viskositas tinggi jika perlu diencerkan terlebih dahulu dengan menggunakan pengencer steril yang sesuai misalnya isopropyl myristate yang menunjukkan tidak mempunyai aktivitas antimikroba ketika dalam kondisi uji Biarkan minyak berpenetrasi melewati membran saring dengan menggunakan tekanan atau dihisap secara perlahan Cuci membran minimal tiga kali dengan cara melewatkan kurang lebih 100 ml larutan steril yang sesuai misalnya Fluid A ke dalam membran dimana larutan tersebut mengandung emulgator yang sesuai misalnya polisorbat 80 dengan konsentrasi 10 g per L (Fluid K) Pindahkan membran ke dalam media pertumbuhan, inkubasi seperti pada sampel larutan MINYAK DAN CAIRAN BERMINYAK
  • 22. SALEP DAN KRIM Gunakan sejumlah produk untuk masing-masing media tidak lebih dari jumlah yang tercantum dalalm tabel 2 dan 3 Salep dengan basis lemak dan emulsi air dalam minyak dapat diencerkan sampai 1 % ke dalam isopropyl myristate dengan pemanasan jika diperlukan tetapi tidak lebih dari 40o, kecuali jika diperlukan pemanasan lebih dari 44o Saring secepat mungkin Dilakukan prosedur seperti yang tercantum untuk sampel minyak dan cairan berminyak.
  • 23. SEDIAAN SOLID UNTUK INJEKSI SELAIN ANTIBIOTIK Preparasi sampel sesuai dengan yang tercantum dalam label, kemudian dilakukan prosedur seperti yang tercantum untuk sampel larutan atau minyak dan cairan berminyak. (catatan: jika diperlukan, dapat ditambahkan pengencer untuk membantu ketika proses penyaringan).
  • 24. ANTIBIOTIK SOLID UNTUK INJEKSI Produk dengan isi < 5 g Dari 20 wadah masing-masing masukkan sekitar 300 mg sediaan solid ke dalam 500 ml wadah steril secara aseptik Larutkan dengan 200 ml Fluid A dan dihomogenkan Untuk liquid atau suspensi, masukkan sejumlah sampel ekuivalen dengan 300 mg sediaan solid ke dalam 500 ml wadah steril, larutkan dengan 200 ml Fluid A dan dihomogenkan Kemudian lakukan prosedur sesuai dengan yang tercantum untuk sampel larutan atau minyak dan cairan berminyak. Produk dengan isi ≥ 5 g Dari 6 wadah masing-masing masukkan sekitar 1 g sediaan solid ke dalam 500 ml wadah steril secara aseptik Larutkan dengan 200 ml Fluid A dan dihomogenkan Untuk liquid, masukkan sejumlah sampel ekuivalen dengan 1 g sediaan solid ke dalam 500 ml wadah steril, larutkan dengan 200 ml Fluid A dan dihomogenkan Kemudian lakukan prosedur sesuai dengan yang tercantum untuk sampel larutan
  • 25. ANTIBIOTIK SOLID, BULK, DAN CAMPURAN Secara aseptik ambil sejumlah sampel sesuai dengan tabel 2, ekuivalen dengan 6 g sediaan solid, masukkan dalam 500 ml wadah steril. Larutkan dalam 200 ml Fluid A dan dicampur. Kemudian lakukan prosedur sesuai dengan yang tercantum untuk sampel larutan.
  • 26. PRODUK AEROSOL STERIL Untuk produk aerosol steril, bekukan wadah dengan menggunakan alcohol-dry ice sampai - 20o selama kurang lebih 1 jam. Tambahkan 100 ml Fluid D ke dalam wadah dan homogenkan secara perlahan. Kemudian lakukan prosedur sesuai dengan yang tercantum untuk sampel larutan atau minyak dan cairan berminyak.
  • 27. ALAT DENGAN LABEL STERIL Secara aseptik lewatkan Fluid D melewati alat yang akan diuji. Tampung fluid ke dalam wadah steril, dan kemudian lakukan prosedur sesuai dengan yang tercantum untuk sampel larutan atau minyak dan cairan berminyak.
  • 28. Cara Inokulasi Langsung pada Media medium Pindahkan sejumlah sampel yang akan diuji sesuai dengan tabel 2 dan tabel 3 secara langsung pada media sampai volume produk tidak lebih dari 10% dari volume medium atau bila dinyatakan lain. netralisasi Senyawa penetralisir Pengenceran dengan media
  • 29. • Cairan berminyak • Salep dan Krim • Benang Bedah dan Benang Operasi Lainnya • Sediaan Solid • Kapas yang Dimurnikan, Kasa, Perban Bedah dan Bahan Lain Sejenis • Alat Steril
  • 30.
  • 31. Kesimpulan pemeriksaan media sebagai bukti makroskopik pertumbuhan mikroba dilihat selama interval masa inkubasi Jika bahan yang diuji terdapat kekeruhan, sehingga adanya pertumbuhan mikroba tidak dapat segera ditentukan oleh pemeriksaan visual, maka 14 hari setelah awal pemindahan porsi inkubasi (masing- masing tidak kurang dari 1 ml) ke vessels dari media yang sama inkubasi original dan transfer vessels tidak kurang dari 4 hari
  • 32. Jika tidak ada bukti pertumbuh an mikroba ditemukan Jika bukti pertumbuhan mikroba ditemukan, kecuali dapat dibuktikan dengan jelas bahwa tes itu tidak valid untuk penyebab yang tidak terkait dengan produk yang akan diperiksa Jika tidak ada bukti pertumbuhan mikroba ditemukan dalam tes ulang, yang diperiksa produk sesuai dengan tes untuk sterilitas produk diperiksa sesuai dengan tes untuk sterilitas Jika ada bukti pertumbuhan mikroba ditemukan Jika pertumbuhan mikroba ditemukan dalam tes ulang, produk yang diperiksa tidak sesuai dengan tes untuk sterilitas.
  • 33. Tes mungkin dianggap tidak valid hanya jika satu atau lebih kondisi berikut ini terpenuhi: Jika data pemantauan mikrobiologi dari fasilitas pengujian sterilitas menunjukkan kesalahan Jika sebuah tinjauan prosedur pengujian yang digunakan selama pengujian tersebut mengungkapkan kesalahan Jika Pertumbuhan mikroba ditemukan dalam kontrol negative Jika setelah penentuan identitas mikroorganisme terisolasi dari tes, pertumbuhan spesies ini dianggap menegaskan kesalahan sehubungan dengan material dan atau teknik yang digunakan dalam melakukan prosedur uji sterilitas. Jika tes ini dinyatakan tidak sah, hal ini diulang dengan jumlah yang sama seperti pada unit pengujian awal
  • 34.
  • 35. • Bila menggunakan teknik filtrasi membran, gunakan, bila memungkinkan, seluruh isi kontainer, tetapi tidak kurang dari jumlah yang disyaratkan dalam Tabel 2, diencerkan bila perlu sekitar 100 mL dengan larutan steril yang cocok, seperti Fluid A. • Bila menggunakan teknik inokulasi langsung media, gunakan jumlah sampel sesuai dengan tabel 2, kecuali dinyatakan lain. Tes sterilitas bakteri dan jamur dilakukan pada sampel yang sama dari produk yang akan diperiksa. Ketika volume atau jumlah dalam wadah tunggal tidak cukup untuk melaksanakan tes ini,maka isi dari dua atau lebih wadah yang digunakan untuk mengokulasi media yang berbeda