BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Β
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Β
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
BODY LOTION-Tim Dosen Kosmetika-Health-.2110070100058
Β
Body lotion adalah produk perawatan kulit yang digunakan untuk melembapkan dan merawat kulit tubuh. Biasanya berbentuk cairan atau krim yang dioleskan ke kulit setelah mandi atau kapan pun dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk menjaga kelembapan alami kulit, mencegah kekeringan, dan meningkatkan elastisitasnya.
Berikut adalah beberapa karakteristik umum dari body lotion:
Konsistensi: Body lotion biasanya memiliki konsistensi yang lebih ringan daripada krim tubuh, membuatnya mudah untuk meresap ke dalam kulit tanpa meninggalkan rasa berat atau lengket.
Formulasi: Formulasi body lotion dapat bervariasi tergantung pada jenis kulit dan kebutuhan. Beberapa produk mungkin diformulasikan khusus untuk kulit kering, sensitif, berminyak, atau normal. Ada juga produk dengan tambahan bahan aktif seperti vitamin, antioksidan, atau pelembap khusus.
Aroma: Sebagian besar body lotion memiliki aroma yang menyegarkan atau harum yang menyenangkan. Aroma ini dapat berasal dari bahan alami seperti bunga, buah-buahan, atau bahan sintetis yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
Kandungan bahan: Body lotion umumnya mengandung bahan-bahan seperti air, minyak, emolien, humektan, dan bahan tambahan seperti pengawet, pewarna, atau pewangi. Bahan-bahan ini bekerja sama untuk menjaga kelembapan kulit dan meningkatkan tekstur dan penampilannya.
Manfaat: Penggunaan body lotion secara teratur dapat memberikan banyak manfaat bagi kulit, termasuk melembapkan kulit yang kering, mengurangi rasa gatal, menjaga kekenyalan kulit, dan memberikan perlindungan dari faktor-faktor eksternal seperti sinar matahari dan polusi.
Kemasan: Body lotion umumnya dijual dalam botol atau tabung yang mudah digunakan. Beberapa produk mungkin juga tersedia dalam kemasan yang lebih besar untuk penggunaan jangka panjang atau kemasan kecil yang cocok untuk perjalanan.
Penggunaan: Cara penggunaan body lotion adalah dengan mengoleskan secara merata ke seluruh tubuh setelah mandi atau kapan pun diperlukan. Gunakan gerakan melingkar untuk membantu penyerapan dan memastikan produk merata di kulit.
Dengan menggunakan body lotion secara teratur sebagai bagian dari rutinitas perawatan kulit, Anda dapat menjaga kulit tubuh tetap sehat, lembut, dan terlindungi dari berbagai masalah kulit.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Β
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Β
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
3. Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan
kecil (DepkesRI, 1995).
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair
atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa,
distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang
cocok (DepkesRI, 1979)
Emulsi adalah sistem heterogen yang terdiri atas 2 cairan
tidak bercampur (secara konversi dinyatakan sebagai
minyak dan air), salah satunya terdispersi sebagai tetesan
halus secara seragam pada fasa lainnya (Agoes, 2012)
4. Dalam bidang farmasi :
Campuran homogen dari 2 cairan yang
dalam keadaan normal tidak bercampur
(fase air dan fase minyak), dengan
pertolongan suatu bahan penolong yang
disebut emulgator
Emulsi secara
termodinamika β
TIDAK STABIL
Diameter
tetesan 0,1-
100ΞΌm
5. ο Fase dispers vs medium dispers
ο Fase intern vs fase ekstern
ο Fase diskontiyu vs fase kontinyu
Fase yang berair :
ο Dapat terdiri dari air atau campuran sejumlah
substansi hidrofil seperti : alkohol, glikol, gula, garam
mineral, garam organik, dll.
Fase yang berminyak :
ο Fase organik padat/cair, dapat terdiri dari substansi
lipofil seperti : asam lemak, alkohol asam lemak, lilin,
zat-zat aktif liposolubel, dll
6. ο Tipe O/W : Minyak / Air
ο Tipe W/O : Air / Minyak
ο Tipe WOW : Air / Minyak / Air
ο Tipe OWO : Minyak / Air / Minyak
Emulsi :
ο Campuran terner : air + minyak + emulgator
7.
8.
9.
10. ο Jika surfaktan (emulgator) larut dalam air, maka akan
terbentuk emulsi minyak dalam air (m/a). Begitu juga
sebaliknya jika surfaktan (emulgator) larut dalam minya,
maka akan terbentuk emulsi air dalam minyak (a/m)
ο Emulsi air dalam minyak (a/m) dapat terbentuk jika
jumlah air < 40 % dari volumenya. Jumlah yang lebih
tinggi dari 40 % akan membentuk tipe emulsi minyak
dalam air (m/a)
ο Walaupun airnya hanya 20 β 30 %, emulsi minyak dalam
air (m/a) akan tetap terbentuk jika air ditambahkan pada
proses pencampuran
ο Berdasarkan viskositas. Emulsi yang terbentuk
didasarkan pada viskositas setiap fase. Peningkatan
viskositas akan membentuk fase luar
11.
12. ο Membuat sediaan obat yang larut dalam air
maupun minyak dalam satu campuran.
ο Emulsi berdasar penggunaannya :
ο Emulsi untuk pemakaian dalam (per oral) Emulsi
tipe O/W.
ο Emulsi untuk pemakaian luar, emulsi tipe O/W ,
W/O
13. 1. Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak
menyenangkan dan dapat dibuat lebih enak pada pemberian oral
bila diformulasikan menjadi emulsi.
2. Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi bila obat-obat
tersebut diberikan secara oral dalam bentuk emulsi.
3. Emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan mudah dicuci bila
diinginkan.
4. Formulator dapat mengontrol penampilan, viskositas, dan
kekasaran (greasiness) dari emulsi kosmetik maupun emulsi
dermal.
5. Emulsi telah digunakan untuk pemberian makanan berlemak
secara intravena akan lebih mudah jika dibuat dalam bentuk
emulsi.
Lachman, 1994
14. 6. Aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emollient
yang lebih besar daripada jika dibandingkan dengan
sediaan lain.
7. Emulsi juga memiliki keuntungan biaya yang penting
daripada preparat fase tunggal, sebagian besarlemak
dan pelarut-pelarut untuk lemak yang dimaksudkan
untuk pemakaian ke dalam tubuh manusia relatif
memakan biaya, akibatnya pengenceran dengan suatu
pengencer yang aman dan tidak mahal seperti air
sangat diinginkan dari segi ekonomis selama
kemanjuran dan penampilan tidak dirusak.
Lachman, 1994
15. 1. Emulsi kadang-kadang sulit dibuat dan membutuhkan
tehnik pemprosesan khusus. Untuk menjamin karya
tipe ini dan untuk membuatnya sebagai sediaan yang
berguna, emulsi harus memiliki sifat yang diinginkan
dan menimbulkan sedikit mungkin masalah-masalah
yang berhubungan.
Lachman, 1994
16. Dalam emulsi, butir-butir tetesan (fase dispers)
dapat distabilkan dengan mekanisme teori :
1. Teori penurunan tegangan permukaan
2. Teori Oriented Wedge
3. Teori Interfacial Film (Plastic Film)
4. Teori terbentuknya lapisan ganda listrik
17.
18. Teori ini menjelaskan fenomena terbentuknya emulsi
berdasarkan adanya kelarutan selektif dari bagian molekul
emulgator : ada bagian yang bersifat suka air atau mudah
larut dalam air, dan ada bagian yang suka minyak atau
mudah larut dalam minyak.
19. ο H.L.B = Hidrofilik Lipofilic Balance
ο Angka yang menunjukkan perbandingan antara
kelompok hidrofil dengan kelompok lipofil.
ο Semakin besar harga HLB berarti semakin banyak
kelompok yang suka pada air sehingga emulgator
tersebut lebih mudah larut dalam air dan demikian
pula sebaliknya
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29. Penurunan Tegangan Permukaan
ο Peranan emulgator adalah sebagai pemberi batas antarmuka
masing β masing cairan dan mencegah penggabungan antar partikel
partikel sehingga dapat mencegah flokulasi.
Pembentuk Lapisan Antarmuka
ο Pengemulsi membentuka lapisan tipis menomolekuler pada
permukaan fase terdispersi. Hal ini bedasarkan sifat amfifil (suka
minyak dan air) dan pengemulsi yang cenderung untuk
menempatkan dirinya pada tempat yang disukai. Bagian hidrofilik
mengarah keminyak sehingga dengan adanya lapisan tipis kaku ini
akan membentuk sautu penghalang meknik terhadap adhesi dan
flokulasi yang terkemas rapat, sehingga dapat dibentuk emulsi stabil.
(Lachman : 1034)
30. Penolakan Elektrik
ο Potensial yang dihasilkan oleh lapisan rangkap tersebut
menciptakan suatu pengaruh tolak menolak antara tetesan β tetasan
minyak, sehingga mencegah penggabungan
Padatan Terbagi Halus
ο Bagian emulgator ini membentuk lapisan khusus disekeliling tetesan
terdispersi dan menghasilkan emulsi yang meskipun berbutir kasar,
mempunyai stabilitas fisik. Hal ini dapat menyebabkan padatan
dapat bekerja sebagai emulgator
(Lachman : 1034)
31.
32. ο Gugus hidrofilik : bersifat polar (mudah bersenyawa dengan air)
ο Gugus lipofilik : bersifat non polar (mudah bersenyawa dengan
minyak).
ο Salah satu gugus harus lebih dominan jumlahnya.
ο Gugus polar dominan : maka molekul-molekul surfaktan
tersebut akan diabsorpsi lebih kuat oleh air dibandingkan
dengan minyak. Akibatnya tegangan permukaan air menjadi
lebih rendah sehingga mudah menyebar dan menjadi fase
kontinu.
ο Gugus non polarnya lebih dominan, maka molekulmolekul
surfaktan tersebut akan diabsorpsi lebih kuat oleh minyak
dibandingkan dengan air. Akibatnya tegangan permukaan
minyak menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar dan
menjadi fase kontinu
33. ο Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan
turunnya tegangan permukaan larutan.
ο Setelah mencapai konsentrasi tertentu, tegangan permukaan
akan konstan walaupun konsentrasi surfaktan ditingkatkan.
ο Bila surfaktan ditambahkan melebihi konsentrasi ini maka
surfaktan mengagregasi membentuk misel. Konsentrasi
terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration
(CMC).
ο Tegangan permukaan akan menurun hingga CMC tercapai.
Setelah CMC tercapai, tegangan permukaan akan konstan yang
menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan terbentuk
misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan
monomernya (Genaro, 1990)
34.
35. 1) Surfaktan anionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada
suatu anion. Contohnya adalah garam alkana sulfonat, garam olefin
sulfonat, garam sulfonat asam lemak rantai panjang.
2) Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada
suatu kation. Contohnya garam alkil trimethil ammonium, garam
dialkil-dimethil ammonium dan garam alkil dimethil benzil
ammonium.
3) Surfaktan nonionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak
bermuatan. Contohnya ester gliserin asam lemak, ester sorbitan asam
lemak, ester sukrosa asam lemak, polietilena alkil amina, glukamina,
alkil poliglukosida, mono alkanol amina, dialkanol amina dan alkil
amina oksida.
4) Surfaktan amfoter yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai
muatan positif dan negatif. Contohnya surfaktan yang mengandung
asam amino, betain, fosfobetain.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44. ο Mortir dan stamfer ο emulsi skala kecil
ο Botolο Penggojokan
ο Mixer ο fase dispers dihaluskan oleh pisau mixer
yang berputar dengan kecepatan tinggi.
ο Homogenizer ο fase dispers dilewatkan dalam
celah sempit sehingga partikel mempunyai
ukuran yang sama.
47. CARA PEMBUATAN
4 : 2 : 1
minyak
air
2 : 1 : 1,5
minyak emulgator air
β’ METODE GOM BASAH
(METODE INGGRIS)
Emulgator ditabur di atas air
Terbentuk mucilago/mengembang
Tambahkan minyak
(sedikit demi sedikit)
Gerus hingga terbentuk emulsi primer
β’ METODE GOM KERING
(METODE KONTINENTAL)
Emulgator + minyak
Emulgator terbasahi
Tambahkan air sekaligus
Gerus hingga terbentuk emulsi primer
seperti susu
1. Pembuatan corpus emulsi
emulgator
48.
49.
50. Flokulasi dan Creaming
Flokulasi, karena kurangnya zat pengemulsi
sehingga kedua fase tidak tertutupi oleh lapisan
pelindung sehingga terbentuklah flok-flok atau
sebuah agregat.
Creaming, terpisahnya emulsi menjadi dua bagian
dimana yang satu mengandung fase dispers lebih
banyak daripada lapisan lain.
adanya pengaruh gravitasi membuat emulsi
memekat pada daerah permukaan dan dasar.
Creaming bersifat reversible artinya bila
dikocok perlahan-lahan akan terdispers kembali
51. Koalesen dan cracking (breaking)
Koalesen, yang disebabkan hilangnya lapisan film dam
globul sehingga terjadi pencampuran.
Yaitu pecahnya emulsi karema film yang meliputi
partikel rusak dan butir minyak akan koalesen
(menyatu).
lapisan film mengalami pemecahan sehingga hilang
karena pengaruh suhu.
Sifatnya irreversible (tidak bisa diperbaiki)
Infersi fase
Berubahnya tipe emulsi minyak dalam air menjadi air
dalam minyak atau sebaliknya.
yang terjadi karena adanya perubahan viskositas.
55. ο Uji pewarnaan
ο Zat warna larut air yang ditaburkan pada permukaan
emulsi akan mengindikasikan sifat dari fasa kontinu.
ο Pada emulsi M/A akan berlangsung inkorporasi
warna larutan secara cepat ke dalam sistem
ο Pada emulsi A/M warna akan berupa kelompok
vesikel yang tampak.
ο Peristiwa sebaliknya akan terlihat jika digunakan zat
warna larut minyak.
56. ο Kertas kobal klorida
ο Kertas asaring dibacam (diimpregnasi) dengan kobal
klorida dan dikeringkan.
ο Warna biru akan berubah menjadi warna merah muda
(pink) jika diteteskan/ ditambahkan emulsi M/A.
ο Dapat mengalami kegagalan (tidak berhasil) jika emulsi
tidak stabil atau pecah dengan keberadaan elektrolit.
ο Fluoresensi
ο Fluoresensi di bawah cahaya ultraviolet.
ο Emulsi M/A menunjukkan pola bintik (titik), sedangkan
pada emulsi A/M, fluoresensi terlihat secara menyeluruh
(Agoes, 2012).
57. ο HLB adalah singkatan dari Hydrophylic-Lipophylic
Balance) adalah nilai untuk mengukur efisiensi
surfaktan
ο Makin tinggi nilai HLB makin hidrofil suatu surfaktan.
ο Makin rendah nilai HLB makin lipofil suatu surfaktan.
61. ο Pada pembuatan 100 ml emulsi tipe o/w diperlukan
emulgator dengan harga HLB 12. sebagai emulgator
dipakai campuran Span 20 (HLB 8,6) dan Tween 20
(HLB 16, 7) sebanyak 5 gram. Berapa perbandingan
antara Span 20 dan Tween 20 ?
66. Jawab :
cara pertama pilih nilai HLB surfaktan yang diantara HLB parafin
cair (HLB 12), dipilih melalui data yaitu
span 80 (HLB 4,3) dan tween 80 (HLB 15) ).
Jumlah emulgator yang diperlukan = 5% x 100 = 5 gram
kemudian buat pemisalan untuk persamaan :
Tween 80 = a gram
Span 80 = (5-a) gram
Persamaan :
(a x HLB) + ((5-a) x HLB ) = (5 x HLB) :
(a x 15) + ((5-a) x 4,3) = (5 x 12)
15a + 21,5 - 4,3a = 60
10,7a = 38,5
a = 3,6 gram
Jadi tween 80 yang dibutuhkan = 3,6 gram
sedangkan span 80 yang dibutuhkan = (5-3,6 gram) = 1,4 gram
67.
68.
69.
70.
71. ο Organoleptis
ο Pengukuran bobot jenis
ο Ukuran partikel
ο pH
ο Pengukuran viskositas
ο Sentrifugasi
ο Penentuan tipe emulsi
ο Volume Terpindahkan
ο Pemeriksaan keseragaman kadar
ο Stabilitas suhu (cycling test)