SlideShare a Scribd company logo
YOHANA RUSNAYUDA,SSI.,APT
BAHAN PEMBANTU DALAM INJEKSI 
 Ditambahkan pada pembuatan injeksi dengan maksud : 
 1. untuk mendapatkan pH yang optimal 
 2. untuk mendapatkan larutan yang isotonis 
 3. untuk mendapatkan larutan isoioni 
 4. sebagai zat bakterisida 
 5. sebagai pemati rasa setempat (anestetika lokal) 
 6. sebagai stabilisator
Untuk mendapatkan isoioni 
 Isoioni adalah larutan injeksi tersebut mengandung ion – ion yang 
sama dengan ion ion yang terdapat dalam darah, yaitu K+, Na+, Mg++, 
Ca++, Cl-. 
 Isoioni diperlukan pada penyuntikan dalam jumlah besar misalnya 
pada infus intravena 
Sebagai zat bakterisida/bakteriostatik 
• Zat bakterisida perlu ditambahkan jika : 
• 1. bahan obat tidak disterilkan, larutan injeksi dibuat secara aseptik 
• 2. Bila larutan injeksi disterilkan dengan cara penyaringan melalui 
penyaring bakteri steril 
• 3. bila larutan injeksi disterilkan dengan cara pemanasan suhu 98- 
1000C selama 30 menit 
• 4. bila larutan injeksi diberikan dalam wadah takaran ganda
Zat bakterisida tidak diperlukan jika : 
1. Volume satu kali penyuntikan melebihi 15 ml 
2. Bila larutan injeksi tersebut sudah cukup daya bakteriostatiknya. 
Cont TM atropin sulfat dalam pembawa asam borat, tidak perlu 
ditambah bakterisida krn asam borat dpt berfungsi sebagai 
antiseptik. 
3. Pada penyuntikan : intralumbal, peridural, intrasistenal, intra 
arterium dan intrakor 
 Sebagai zat pemati rasa (anestetika 
loka) 
Digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada tempat dilakukan 
penyuntikan, yang disebabkan larutan injeksi tersebut terlalu asam. 
Misalnya : Procain dalam injeksi Penisilin dalam minyak 
Novocain dalam injeksi Vitamin B compleks 
benzilalkohol dalam injeksi Luminal Na.
 Sebagai Stabilisator 
Stabilisator digunakan untuk : 
1. Mencegah terjadinya oksidasi oleh udara, dengan cara : 
a. mengganti udara di atas larutan injeksi dengan gas inert,misal N2 
b. menambah antioksidan untuk lar.injeksi yg tidak tahan thp O2 
dari udara, cont penambahan Na-metabisulfit / Na-pirosulfit 0,1% 
b/v pada lar. Injeksi Vit C 
2. Mencegah terjadinya endapan alkaloid oleh sifat alkalis dari gelas, 
yaitu dengan menambah garam dinatrium EDTA 
3. Mencegah terjadinya perubahan pH dengan menambah lar.dapar 
4. Menambah/menaikkan kelarutan bahan obat, misal luminal dalam 
sol.petit dan penambahan etilendiamin pada injeksi thiophyllin
 WADAH DAN TUTUP 
Dibedakan : wadah untuk injeksi dari kaca atau plastik 
Dapat juga dibedakan lagi menjadi : 
1. Wadah dosis tunggal (single dose) 
2. Wadah dosis ganda (multiple dose) 
 Wadah Kaca 
Syarat wadah kaca : 
1. Tidak boleh bereaksi dengan bahan obat 
2. Tidak boleh mempengaruhi khasiat obat 
3. Tidak boleh memberikan partikel kecil ke dalam lar injeksi. 
4. Harus dapat memungkinkan pemeriksaan isinya dgn mudah 
5. Dapat ditutup kedap dengan cara yang cocok 
6. Harus memenuhi syarat Uji wadah kaca untuk injeksi
Wadah plastik 
Wadah dari plastik contoh polietilen, polipropilen. 
Wadah plastik disterilkan dgn cara sterilisasi gas dgn gas 
etilen oksida. 
Keuntungan : netral, tidak mudah pecah dan tidak 
terlalu berat, mudah diangkut, tidak diperlukan 
penutup karet 
Kerugian : dapat ditembus uap air hingga kalau 
disimpan akan kehilangan air, juga dapat ditembus gas 
CO2
 TUTUP KARET 
 Digunakan pada wadah dosis ganda terbuat dari gelas/kaca 
 Dibuat dari karet sintetis / bahan lain yg cocok 
 Syarat tutup karet yang baik aadalah bila direbus dalam otoklaf, maka : 
1. Karet tidak lengket/lekat, & jika ditusuk dgn jarum suntik, tidak 
melepaskan pecahannya serta segera tertutup kembali stlh jarum 
suntik dicabut 
2. Setelah dingin tidak boleh keruh 
3. Uapnya tidak menghitamkan kertas timbal asetat (pb-asetat) 
Cara mencucinya : mula2 dicuci dengan deterjen yg cocok, bilas dengan 
air & rebus beberapa kali pendidihan, tiap kali pendidihan, air 
diganti 
Cara sterilisasi : 
Masukkan tutup karet dalam labu berisi lar.bakterisida, tutup, sterilkan 
dengan cara sterilisasi A, biarkan selama tdk kurang dari 7 hari
Cara Pembuatan Obat Suntik 
Dalam garis besar cara pembuatan larutan injeksi dibedakan : 
1. Cara aseptik 
2. Cara non-aseptik (Nasteril) 
 Cara aseptik 
Digunakan bila bahan obatnya tidak dapat disterilkan, karena akan rusak atau 
mengurai. 
Bahan obat Zat pembawa (steril) Zat pembantu (steril) 
Alat untuk pembuatan 
(gelas) 
Dicuci Disterilkan Dilarutkan (ruang Steril) 
Wadah (ampul, vial) 
Dicuci Disterilkan Diisi 
Ditutup kedap 
Dikarantina 
Diberi etiket dan dikemas Diperiksa
 Cara non - aseptik 
Dilakukan proses sterilisasi akhir. 
Bahan obat Zat pembawa Zat pembantu 
Alat untuk pembuatan 
(gelas) 
Dicuci Dilarutkan (ruang Steril) 
Wadah (ampul, vial) Disaring 
Dicuci Diisi 
Ditutup kedap 
Disterilkan 
Dikarantina 
Diberi etiket dan dikemas Diperiksa
 Pemeriksaan 
Setelah larutan injeksi ditutup kedap dan disterilkan, perlu dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan, 
untuk selanjutnya diberi etiket dandikemas. 
Pemeriksaan tersebut meliputi : 
1. Pemeriksaan kebocoran. 
2. Pemeriksaan sterilitas 
3. Pemeriksaan pirogenitas. 
4. Pemeriksaan kejernihan dan warna. 
5. Pemeriksaan keseragaman bobot. 
6. Pemeriksaan keseragaman volume. 
Pemeriksaan 1-4 tersebut di atas disebut Pemeriksaan hasil akhir produksi. 
1. Pemeriksaan Kebocoran 
Untuk mengetahui kebocoran wadah, dilakukan sebagai berikut: 
a) Untuk injeksi yang disterilkan dengan pemanasan. 
o Ampul 
Disterilkannya dalam posisi terbalik dengan ujung yang dilebur disebelah bawah. 
o Vial 
Setelah disterilkan, masih dalam keadaan panas, masukkan ke dalam larutan metilen 
biru 0,1% yang dingin. Wadah yang bocor akan berwarna biru, karena larutan metilen 
biru akan masuk ke dalam larutan injeksi tersebut.
b) Untuk injeksi yang disterilkan tanpa pemanasan atau secara aseptik / injeksi berwarna. 
diperiksa dengan memasukkan ke dalam eksikator dan divakumkan. Wadah yang bocor, 
isinya akan terisap keluar. 
2. Pemeriksaan sterilitas 
Digunakan untuk menetapkan ada tidaknya bakteri, jamur dan ragi yang hidup 
dalam sediaan yang diperiksa. Dilakukan dengan tehnik aspetik yang cocok. 
Sebelum dilakukan uji sterilitas, untuk zat-zat : 
o Pengawet : larutan diencerkan dahulu, sehingga daya pengawetnya sudah tidak bekerja 
lagi. 
o Antibiotik : daya bakterisidanya diinaktifkan dulu, misalnya pada penicillin ditambah 
enzym penicillinase. 
Menurut FI.ed III. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai berikut: 
a) Dibuat perbenihan A untuk memeriksa adanya bakteri yang terdiri dari : 
 Perbenihan thioglikolat untuk bakter aerob, sebagai pembanding digunakan Bacillus 
subtilise atau Sarcina lutea. 
 Perbenihan thioglikolat yang dibebaskan dari oksigen terlarut dengan memanaskan 
pada suhu 100o selama waktu yang diperlukan. Untuk bakteri anaerob, sebagai 
pembanding digunakan Bacteriodes vulgatus atau Clostridium sporogenus. 
Penafsiran hasil : zat uji dinyatakan pada suhu 30o - 32oC selama tidak kurang dari 7 hari, 
tidak terdapat pertumbuhan jasad renik.
3. Pemeriksaan Pirogen 
Pirogen : Berasal dari kata Pyro dan Gen artinya pembentuk demam / panas. 
Pirogen adalah zat yang terbentuk dari hasil metabolisme mikroorganisme berupa 
zat eksotoksin dari kompleks polisacharida yang terikat pada suatu radikal yang 
mengandung unsur Nitrogen dan Pospor. Dalam kadar 0,001 – 0,01 gr / kg berat 
badan dapat larut dalam air, tahan pemanasan dan dapat menimbulkan demam 
jika disuntikkan. Pirogen bersifat termolabil. Larutan injeksi yang pemakaiannya 
lebih dari 10ml satu kali pakai harus bebas pirogen. 
Cara menghilangkan pirogen : 
1) Untuk alat/zat yang tahan terhadap pemanasan (jarum suntik, alat suntik dll) dipanaskan 
pada suhu 250o selama 30 menit. 
2) Untuk aqua p.i bebas pirogen : 
a. Dilakukan oksidasi : 
 Didihkan dengan larutan H2O2 1 % selama 1 jam. 
 1 lilter air yang dapat diminum, ditambah 10 l larutan KMnO4 0,1 N dan 5 ml 
larutan 1 N, disuling dengan wadah gelas, selanjutnya kerjakan seperti pembuatan 
Air untuk injeksi. 
b. Dilakukan dengan cara absorpsi : 
Saring dengan penyaring bakteri dari asbes. Lewatkan dalam kolom Al2O3. 
panaskandalam arang pengabsorpsi 0,1 % pada suhu 60o selama 5 – 10 menit 
sambil diaduk. Kemudian disaring dengan kertas saring rangkap 2 atau dengan 
filter asbes.
a. Dilakukan dengan cara absorpsi : 
Saring dengan penyaring bakteri dari asbes. Lewatkan dalam kolom Al2O3. 
panaskandalam arang pengabsorpsi 0,1 % pada suhu 60o selama 5 – 10 menit 
sambil diaduk. Kemudian disaring dengan kertas saring rangkap 2 atau dengan 
filter asbes. 
Cara mencegah terjadinya pirogen : 
 Air suling segar yang akan digunakan untuk pembuatan air untuk injeksi 
harus segera digunakan setelah disuling. 
 Pada waktu disuling jangan ada air yang memercik. 
 Alat penampung dan cara menampung air suling harus se aseptis mungkin. 
Uji pirogenitas : 
Pengujian dilakukan dengan mengukur peningkatan suhu badan kelinci 
percobaan yang disebabkan penyuntikan intra vena sediaan uji steril. 
4. Pemeriksaan kejernihan dan warna 
Diperiksa dengan melihat wadah pada latar belakang hitam-putih, disinari dari 
samping. Kotoran berwarna akan terlihat pada latar belakang putih, kotoran 
tidak berwarna akan terlihat pada latar belakang hitam.
5. Pemeriksaan keseragaman bobot 
Hilangkan etiket 10 wadah; cuci bagian luar wadah dengan air, keringkan pada 
suhu 105o . Timbang satu per satu dalam keadaan terbuka; keluarkan isi wadah ; 
cuci wadah dengan air, kemudian dengan etanol 95% ; keringkan lagi pada suhu 
105o sampai bobot tetap ; dinginkan dan kemudian timbang satu per satu. 
Bobot isi wadah tidak boleh menyimpang lebih dari batas yang tertera, kecuali satu 
wadah yang boleh menyimpang tidak lebih dari 2 kali batas yang tertera. 
tabel : Syarat keseragaman bobot injeksi 
Bobot yang tertera pada etiket Batas penyimpangan (%) 
Tidak lebih dari 120 mg 10,0 
Antara 120 mg dan 300 mg 7,5 
300 ng atau lebih 5,0
6. Pemeriksaan keseragaman Volume 
Untuk injeksi dalam bentuk cairan, volume isi netto tiap wadah harus sedikit 
berlebih dari volume yang ditetapkan. Kelebihan volume yang dianjurkan tertera 
dalam daftar berikut ini. 
Tabel : Syarat keseragaman volume injeksi 
Volume pada etiket 
Volume tambahan yang dianjurkan 
Cairan encer Cairan kental 
0,5 ml 
1,0 ml 
2,1 ml 
5,0 ml 
10,0 ml 
20,0 ml 
30,0 ml 
50,0 ml atau lebih 
0,10 ml (20 %) 
0,10 ml (10 %) 
0,15 ml (7,5 %) 
0,30 ml (6 %) 
0,50 ml (5%) 
0,60 ml (3 %) 
0,80 ml (2,6%) 
2,00 ml (4%) 
0,12 ml (24 %) 
0,15 ml (15%) 
0,25 ml (12,5 %) 
0,50 ml (10 %) 
0,70 ml (7 %) 
0,90 ml (4,5 %) 
1,20 ml (4 %) 
3,00 ml (6%)

More Related Content

What's hot

Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
Ilma Nurhidayati
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
'ekka' Siie Ceweggh Cancerr
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Mina Audina
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
sisabihi
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
eruna18
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
aufia w
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
Dokter Tekno
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
1234ulha
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
Dokter Tekno
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
Sirod Judin
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakKezia Hani Novita
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
wulannsftri
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Suspensi
SuspensiSuspensi
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
Dokter Tekno
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
Cholid Maradanger
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
zakirafi
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
Yulinda Kartika
 

What's hot (20)

Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 
Titrasi Bebas Air
Titrasi Bebas AirTitrasi Bebas Air
Titrasi Bebas Air
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Uv vis
Uv visUv vis
Uv vis
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
 
Emulsi
Emulsi Emulsi
Emulsi
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
Glikosida
GlikosidaGlikosida
Glikosida
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
 

Similar to MATERI INJEKSI 2

In
InIn
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Nesha Mutiara
 
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriPengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Novita Anggraini
 
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikanLaboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Ridho Muhammad
 
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
ssuserc3a220
 
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.pptPPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
DeliaPuspita6
 
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptxFARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
Hani902411
 
Metode ilmiah dan keselamatan kerja
Metode ilmiah dan keselamatan kerjaMetode ilmiah dan keselamatan kerja
Metode ilmiah dan keselamatan kerja
Irma Suryani
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeAbner D Nero
 
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptxPENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptx
wenienjelina1
 
Tes urin
Tes urinTes urin
Tes urin
Khansa Hanun
 
Pengenalan alat gelas dan perawatannya
Pengenalan alat gelas dan perawatannyaPengenalan alat gelas dan perawatannya
Pengenalan alat gelas dan perawatannya
Mae Saroh
 
PPT Obat Tetes Hidung
PPT Obat Tetes HidungPPT Obat Tetes Hidung
PPT Obat Tetes Hidung
Tia Widianti
 
CARA MUDAH MEMBUAT BIBIT JAMUR TIRAM MEDIA PDA/F0
CARA MUDAH MEMBUAT BIBIT JAMUR TIRAM MEDIA PDA/F0CARA MUDAH MEMBUAT BIBIT JAMUR TIRAM MEDIA PDA/F0
CARA MUDAH MEMBUAT BIBIT JAMUR TIRAM MEDIA PDA/F0
aris_priyanto
 
YANG BARU STERIL.pptx
YANG BARU STERIL.pptxYANG BARU STERIL.pptx
YANG BARU STERIL.pptx
SintiyaBasiru
 
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Putri Nadhilah
 
Lapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanLapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawan
Jo Sugiharto
 
Mikrobiologi metode pengamatan
Mikrobiologi metode pengamatanMikrobiologi metode pengamatan
Mikrobiologi metode pengamatan
Efa farmasi
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiEllie Sirait
 

Similar to MATERI INJEKSI 2 (20)

Penanganan sputum
Penanganan sputumPenanganan sputum
Penanganan sputum
 
In
InIn
In
 
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
Formulasi Sediaan Steril Vial Anestesi Lokal (Lidokain HCl)
 
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran IndustriPengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Air Kran Industri
 
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikanLaboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
Laboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan
 
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
Sterilisasi akhir adalah proses sterilisasi yang dilakukan setelah sediaan se...
 
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.pptPPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
PPT Alat Laboratorium Dasar dan Peraturan Keselamatan Kerja.ppt
 
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptxFARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
FARMASI INDUSTRI KLP 5_INFUS.pptx
 
Metode ilmiah dan keselamatan kerja
Metode ilmiah dan keselamatan kerjaMetode ilmiah dan keselamatan kerja
Metode ilmiah dan keselamatan kerja
 
Kuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakopeKuliah 2 farmakope
Kuliah 2 farmakope
 
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptxPENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN.pptx
 
Tes urin
Tes urinTes urin
Tes urin
 
Pengenalan alat gelas dan perawatannya
Pengenalan alat gelas dan perawatannyaPengenalan alat gelas dan perawatannya
Pengenalan alat gelas dan perawatannya
 
PPT Obat Tetes Hidung
PPT Obat Tetes HidungPPT Obat Tetes Hidung
PPT Obat Tetes Hidung
 
CARA MUDAH MEMBUAT BIBIT JAMUR TIRAM MEDIA PDA/F0
CARA MUDAH MEMBUAT BIBIT JAMUR TIRAM MEDIA PDA/F0CARA MUDAH MEMBUAT BIBIT JAMUR TIRAM MEDIA PDA/F0
CARA MUDAH MEMBUAT BIBIT JAMUR TIRAM MEDIA PDA/F0
 
YANG BARU STERIL.pptx
YANG BARU STERIL.pptxYANG BARU STERIL.pptx
YANG BARU STERIL.pptx
 
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
 
Lapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawanLapak perhitungan cawan
Lapak perhitungan cawan
 
Mikrobiologi metode pengamatan
Mikrobiologi metode pengamatanMikrobiologi metode pengamatan
Mikrobiologi metode pengamatan
 
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasiSterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
Sterilisasi merupakan salah satu faktor utama dalam fermentasi
 

Recently uploaded

654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
renprogarksd3
 
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera PendidikanTransformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
deamardiana1
 
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasiAnalisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
afaturooo
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
Pemdes Wonoyoso
 
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdfModul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
MiliaSumendap
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
AjrunAzhiima
 
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
MhdFadliansyah1
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
AssyifaFarahDiba1
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
acehirfan
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
subbidtekinfo813
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
BanjarMasin4
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
Pemdes Wonoyoso
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
Ekhwan2
 
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
mtsarridho
 

Recently uploaded (14)

654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
654Bagan akun standar Kep 331 Tahun 2021
 
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera PendidikanTransformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
Transformasi Desa Vokasi Tata Kelola dan Penguatan Pera Pendidikan
 
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasiAnalisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
Analisis Korelasi dan penjelasannya juga bedanya dengan korelasi
 
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIPPERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
PERATURAN BUPATI TENTANG KODE KLASIFIKASI ARSIP
 
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdfModul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan  - Fase B.pdf
Modul Ajar Seni Rupa - Melukis Pemandangan - Fase B.pdf
 
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdfM. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
M. Fattahillah Ajrun Azhiima_2021B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
manajer lapangan pelaksana gedung SKK JENJANG 6
 
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptxApa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
Apa itu data dan pengertian data by manajemen 22.pptx
 
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffffLAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
LAPORAN OPERATOR DAPODIK dfffffffffffffffffffff
 
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gatewaybahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
bahan belajar Application Programming Interface (API) Gateway
 
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptxMateri matriks dan determinan matriks.pptx
Materi matriks dan determinan matriks.pptx
 
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITASSURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
SURAT KEPUTUSAN TENTANG KAMPUNG BERKUALITAS
 
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis JurnalA.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
A.Ekhwan Nur Fauzi_2021 B_ Analisis Kritis Jurnal
 
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
Kisi-Kisi Asesmen Madrasah Akidah Akhlak MTs Arridho Tahun Pelajaran 2023-202...
 

MATERI INJEKSI 2

  • 2. BAHAN PEMBANTU DALAM INJEKSI  Ditambahkan pada pembuatan injeksi dengan maksud :  1. untuk mendapatkan pH yang optimal  2. untuk mendapatkan larutan yang isotonis  3. untuk mendapatkan larutan isoioni  4. sebagai zat bakterisida  5. sebagai pemati rasa setempat (anestetika lokal)  6. sebagai stabilisator
  • 3. Untuk mendapatkan isoioni  Isoioni adalah larutan injeksi tersebut mengandung ion – ion yang sama dengan ion ion yang terdapat dalam darah, yaitu K+, Na+, Mg++, Ca++, Cl-.  Isoioni diperlukan pada penyuntikan dalam jumlah besar misalnya pada infus intravena Sebagai zat bakterisida/bakteriostatik • Zat bakterisida perlu ditambahkan jika : • 1. bahan obat tidak disterilkan, larutan injeksi dibuat secara aseptik • 2. Bila larutan injeksi disterilkan dengan cara penyaringan melalui penyaring bakteri steril • 3. bila larutan injeksi disterilkan dengan cara pemanasan suhu 98- 1000C selama 30 menit • 4. bila larutan injeksi diberikan dalam wadah takaran ganda
  • 4. Zat bakterisida tidak diperlukan jika : 1. Volume satu kali penyuntikan melebihi 15 ml 2. Bila larutan injeksi tersebut sudah cukup daya bakteriostatiknya. Cont TM atropin sulfat dalam pembawa asam borat, tidak perlu ditambah bakterisida krn asam borat dpt berfungsi sebagai antiseptik. 3. Pada penyuntikan : intralumbal, peridural, intrasistenal, intra arterium dan intrakor  Sebagai zat pemati rasa (anestetika loka) Digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada tempat dilakukan penyuntikan, yang disebabkan larutan injeksi tersebut terlalu asam. Misalnya : Procain dalam injeksi Penisilin dalam minyak Novocain dalam injeksi Vitamin B compleks benzilalkohol dalam injeksi Luminal Na.
  • 5.  Sebagai Stabilisator Stabilisator digunakan untuk : 1. Mencegah terjadinya oksidasi oleh udara, dengan cara : a. mengganti udara di atas larutan injeksi dengan gas inert,misal N2 b. menambah antioksidan untuk lar.injeksi yg tidak tahan thp O2 dari udara, cont penambahan Na-metabisulfit / Na-pirosulfit 0,1% b/v pada lar. Injeksi Vit C 2. Mencegah terjadinya endapan alkaloid oleh sifat alkalis dari gelas, yaitu dengan menambah garam dinatrium EDTA 3. Mencegah terjadinya perubahan pH dengan menambah lar.dapar 4. Menambah/menaikkan kelarutan bahan obat, misal luminal dalam sol.petit dan penambahan etilendiamin pada injeksi thiophyllin
  • 6.  WADAH DAN TUTUP Dibedakan : wadah untuk injeksi dari kaca atau plastik Dapat juga dibedakan lagi menjadi : 1. Wadah dosis tunggal (single dose) 2. Wadah dosis ganda (multiple dose)  Wadah Kaca Syarat wadah kaca : 1. Tidak boleh bereaksi dengan bahan obat 2. Tidak boleh mempengaruhi khasiat obat 3. Tidak boleh memberikan partikel kecil ke dalam lar injeksi. 4. Harus dapat memungkinkan pemeriksaan isinya dgn mudah 5. Dapat ditutup kedap dengan cara yang cocok 6. Harus memenuhi syarat Uji wadah kaca untuk injeksi
  • 7. Wadah plastik Wadah dari plastik contoh polietilen, polipropilen. Wadah plastik disterilkan dgn cara sterilisasi gas dgn gas etilen oksida. Keuntungan : netral, tidak mudah pecah dan tidak terlalu berat, mudah diangkut, tidak diperlukan penutup karet Kerugian : dapat ditembus uap air hingga kalau disimpan akan kehilangan air, juga dapat ditembus gas CO2
  • 8.  TUTUP KARET  Digunakan pada wadah dosis ganda terbuat dari gelas/kaca  Dibuat dari karet sintetis / bahan lain yg cocok  Syarat tutup karet yang baik aadalah bila direbus dalam otoklaf, maka : 1. Karet tidak lengket/lekat, & jika ditusuk dgn jarum suntik, tidak melepaskan pecahannya serta segera tertutup kembali stlh jarum suntik dicabut 2. Setelah dingin tidak boleh keruh 3. Uapnya tidak menghitamkan kertas timbal asetat (pb-asetat) Cara mencucinya : mula2 dicuci dengan deterjen yg cocok, bilas dengan air & rebus beberapa kali pendidihan, tiap kali pendidihan, air diganti Cara sterilisasi : Masukkan tutup karet dalam labu berisi lar.bakterisida, tutup, sterilkan dengan cara sterilisasi A, biarkan selama tdk kurang dari 7 hari
  • 9. Cara Pembuatan Obat Suntik Dalam garis besar cara pembuatan larutan injeksi dibedakan : 1. Cara aseptik 2. Cara non-aseptik (Nasteril)  Cara aseptik Digunakan bila bahan obatnya tidak dapat disterilkan, karena akan rusak atau mengurai. Bahan obat Zat pembawa (steril) Zat pembantu (steril) Alat untuk pembuatan (gelas) Dicuci Disterilkan Dilarutkan (ruang Steril) Wadah (ampul, vial) Dicuci Disterilkan Diisi Ditutup kedap Dikarantina Diberi etiket dan dikemas Diperiksa
  • 10.  Cara non - aseptik Dilakukan proses sterilisasi akhir. Bahan obat Zat pembawa Zat pembantu Alat untuk pembuatan (gelas) Dicuci Dilarutkan (ruang Steril) Wadah (ampul, vial) Disaring Dicuci Diisi Ditutup kedap Disterilkan Dikarantina Diberi etiket dan dikemas Diperiksa
  • 11.  Pemeriksaan Setelah larutan injeksi ditutup kedap dan disterilkan, perlu dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan, untuk selanjutnya diberi etiket dandikemas. Pemeriksaan tersebut meliputi : 1. Pemeriksaan kebocoran. 2. Pemeriksaan sterilitas 3. Pemeriksaan pirogenitas. 4. Pemeriksaan kejernihan dan warna. 5. Pemeriksaan keseragaman bobot. 6. Pemeriksaan keseragaman volume. Pemeriksaan 1-4 tersebut di atas disebut Pemeriksaan hasil akhir produksi. 1. Pemeriksaan Kebocoran Untuk mengetahui kebocoran wadah, dilakukan sebagai berikut: a) Untuk injeksi yang disterilkan dengan pemanasan. o Ampul Disterilkannya dalam posisi terbalik dengan ujung yang dilebur disebelah bawah. o Vial Setelah disterilkan, masih dalam keadaan panas, masukkan ke dalam larutan metilen biru 0,1% yang dingin. Wadah yang bocor akan berwarna biru, karena larutan metilen biru akan masuk ke dalam larutan injeksi tersebut.
  • 12. b) Untuk injeksi yang disterilkan tanpa pemanasan atau secara aseptik / injeksi berwarna. diperiksa dengan memasukkan ke dalam eksikator dan divakumkan. Wadah yang bocor, isinya akan terisap keluar. 2. Pemeriksaan sterilitas Digunakan untuk menetapkan ada tidaknya bakteri, jamur dan ragi yang hidup dalam sediaan yang diperiksa. Dilakukan dengan tehnik aspetik yang cocok. Sebelum dilakukan uji sterilitas, untuk zat-zat : o Pengawet : larutan diencerkan dahulu, sehingga daya pengawetnya sudah tidak bekerja lagi. o Antibiotik : daya bakterisidanya diinaktifkan dulu, misalnya pada penicillin ditambah enzym penicillinase. Menurut FI.ed III. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai berikut: a) Dibuat perbenihan A untuk memeriksa adanya bakteri yang terdiri dari :  Perbenihan thioglikolat untuk bakter aerob, sebagai pembanding digunakan Bacillus subtilise atau Sarcina lutea.  Perbenihan thioglikolat yang dibebaskan dari oksigen terlarut dengan memanaskan pada suhu 100o selama waktu yang diperlukan. Untuk bakteri anaerob, sebagai pembanding digunakan Bacteriodes vulgatus atau Clostridium sporogenus. Penafsiran hasil : zat uji dinyatakan pada suhu 30o - 32oC selama tidak kurang dari 7 hari, tidak terdapat pertumbuhan jasad renik.
  • 13. 3. Pemeriksaan Pirogen Pirogen : Berasal dari kata Pyro dan Gen artinya pembentuk demam / panas. Pirogen adalah zat yang terbentuk dari hasil metabolisme mikroorganisme berupa zat eksotoksin dari kompleks polisacharida yang terikat pada suatu radikal yang mengandung unsur Nitrogen dan Pospor. Dalam kadar 0,001 – 0,01 gr / kg berat badan dapat larut dalam air, tahan pemanasan dan dapat menimbulkan demam jika disuntikkan. Pirogen bersifat termolabil. Larutan injeksi yang pemakaiannya lebih dari 10ml satu kali pakai harus bebas pirogen. Cara menghilangkan pirogen : 1) Untuk alat/zat yang tahan terhadap pemanasan (jarum suntik, alat suntik dll) dipanaskan pada suhu 250o selama 30 menit. 2) Untuk aqua p.i bebas pirogen : a. Dilakukan oksidasi :  Didihkan dengan larutan H2O2 1 % selama 1 jam.  1 lilter air yang dapat diminum, ditambah 10 l larutan KMnO4 0,1 N dan 5 ml larutan 1 N, disuling dengan wadah gelas, selanjutnya kerjakan seperti pembuatan Air untuk injeksi. b. Dilakukan dengan cara absorpsi : Saring dengan penyaring bakteri dari asbes. Lewatkan dalam kolom Al2O3. panaskandalam arang pengabsorpsi 0,1 % pada suhu 60o selama 5 – 10 menit sambil diaduk. Kemudian disaring dengan kertas saring rangkap 2 atau dengan filter asbes.
  • 14. a. Dilakukan dengan cara absorpsi : Saring dengan penyaring bakteri dari asbes. Lewatkan dalam kolom Al2O3. panaskandalam arang pengabsorpsi 0,1 % pada suhu 60o selama 5 – 10 menit sambil diaduk. Kemudian disaring dengan kertas saring rangkap 2 atau dengan filter asbes. Cara mencegah terjadinya pirogen :  Air suling segar yang akan digunakan untuk pembuatan air untuk injeksi harus segera digunakan setelah disuling.  Pada waktu disuling jangan ada air yang memercik.  Alat penampung dan cara menampung air suling harus se aseptis mungkin. Uji pirogenitas : Pengujian dilakukan dengan mengukur peningkatan suhu badan kelinci percobaan yang disebabkan penyuntikan intra vena sediaan uji steril. 4. Pemeriksaan kejernihan dan warna Diperiksa dengan melihat wadah pada latar belakang hitam-putih, disinari dari samping. Kotoran berwarna akan terlihat pada latar belakang putih, kotoran tidak berwarna akan terlihat pada latar belakang hitam.
  • 15. 5. Pemeriksaan keseragaman bobot Hilangkan etiket 10 wadah; cuci bagian luar wadah dengan air, keringkan pada suhu 105o . Timbang satu per satu dalam keadaan terbuka; keluarkan isi wadah ; cuci wadah dengan air, kemudian dengan etanol 95% ; keringkan lagi pada suhu 105o sampai bobot tetap ; dinginkan dan kemudian timbang satu per satu. Bobot isi wadah tidak boleh menyimpang lebih dari batas yang tertera, kecuali satu wadah yang boleh menyimpang tidak lebih dari 2 kali batas yang tertera. tabel : Syarat keseragaman bobot injeksi Bobot yang tertera pada etiket Batas penyimpangan (%) Tidak lebih dari 120 mg 10,0 Antara 120 mg dan 300 mg 7,5 300 ng atau lebih 5,0
  • 16. 6. Pemeriksaan keseragaman Volume Untuk injeksi dalam bentuk cairan, volume isi netto tiap wadah harus sedikit berlebih dari volume yang ditetapkan. Kelebihan volume yang dianjurkan tertera dalam daftar berikut ini. Tabel : Syarat keseragaman volume injeksi Volume pada etiket Volume tambahan yang dianjurkan Cairan encer Cairan kental 0,5 ml 1,0 ml 2,1 ml 5,0 ml 10,0 ml 20,0 ml 30,0 ml 50,0 ml atau lebih 0,10 ml (20 %) 0,10 ml (10 %) 0,15 ml (7,5 %) 0,30 ml (6 %) 0,50 ml (5%) 0,60 ml (3 %) 0,80 ml (2,6%) 2,00 ml (4%) 0,12 ml (24 %) 0,15 ml (15%) 0,25 ml (12,5 %) 0,50 ml (10 %) 0,70 ml (7 %) 0,90 ml (4,5 %) 1,20 ml (4 %) 3,00 ml (6%)