Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar asesmen dalam bimbingan dan konseling. Ia menjelaskan pengertian, tujuan, dan prinsip-prinsip asesmen serta perbedaan antara pengukuran, evaluasi, tes, dan asesmen. Dokumen tersebut juga membahas kedudukan asesmen dalam bimbingan dan kode etik penggunaan asesmen.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan tujuan metode studi kasus dan biografi dalam penelitian psikologi. Metode studi kasus digunakan untuk memperoleh gambaran terperinci tentang aspek psikologis seseorang berdasarkan data, laporan, dan rekaman. Sedangkan biografi adalah riwayat hidup seseorang. Tujuan metodenya adalah untuk memahami objek penelitian secara khusus. Dibahas pula ke
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan konseling Adlerian, mulai dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, biografi Adler hingga konsep-konsep utama pendekatan konseling Adlerian.
2. Pendekatan konseling Adlerian didasarkan pada pandangan bahwa manusia memiliki dorongan sosial untuk mencapai superioritas dan mengatasi rasa inferioritas.
3. Perilaku manusia
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar asesmen dalam bimbingan dan konseling. Ia menjelaskan pengertian, tujuan, dan prinsip-prinsip asesmen serta perbedaan antara pengukuran, evaluasi, tes, dan asesmen. Dokumen tersebut juga membahas kedudukan asesmen dalam bimbingan dan kode etik penggunaan asesmen.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan tujuan metode studi kasus dan biografi dalam penelitian psikologi. Metode studi kasus digunakan untuk memperoleh gambaran terperinci tentang aspek psikologis seseorang berdasarkan data, laporan, dan rekaman. Sedangkan biografi adalah riwayat hidup seseorang. Tujuan metodenya adalah untuk memahami objek penelitian secara khusus. Dibahas pula ke
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan konseling Adlerian, mulai dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, biografi Adler hingga konsep-konsep utama pendekatan konseling Adlerian.
2. Pendekatan konseling Adlerian didasarkan pada pandangan bahwa manusia memiliki dorongan sosial untuk mencapai superioritas dan mengatasi rasa inferioritas.
3. Perilaku manusia
Pendekatan analisis transaksional merupakan teori terapi yang populer yang dikembangkan oleh Eric Berne pada tahun 1960-an. Teori ini berfokus pada status ego (orang tua, dewasa, anak) dan posisi dalam berinteraksi (OK-OK, OK-tidak OK, tidak OK-OK, tidak OK-tidak OK). Tujuan konseling analisis transaksional adalah membantu klien mengembangkan status ego dewasa dan membuat keputusan baru untuk mengub
Makalah metode penelitian dalam Psikologi SosialAnis Qurli
Makalah ini membahas metode penelitian dan etika dalam psikologi sosial. Topik utama meliputi definisi psikologi sosial, pendekatan-pendekatan dalam psikologi sosial, metode pengumpulan data dan penelitian, serta etika yang berlaku dalam penelitian psikologi sosial. Makalah ini bertujuan menjelaskan konsep-konsep dasar dalam psikologi sosial secara ilmiah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang prokrastinasi akademik, termasuk definisi, faktor-faktor penyebab, ciri-ciri, teori-teori, konsekuensi, dan penanganannya. Prokrastinasi akademik didefinisikan sebagai penundaan tugas formal yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang tanpa alasan yang jelas.
Makalah ini membahas beberapa metode utama dalam psikologi seperti introspeksi, ekstropeksi, eksperimen, observasi, sejarah kehidupan, dan wawancara. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada objek yang diteliti. Metode-metode ini berguna untuk memahami perilaku manusia secara ilmiah."
Dokumen tersebut membahas tentang memori, yang merupakan kemampuan untuk menyimpan informasi dari waktu ke waktu melalui tiga tahapan yaitu encoding, storing, dan retrieving. Dokumen tersebut juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi encoding serta jenis-jenis memori dan teori-teori yang membahas sebab terjadinya lupa.
Makalah Layanan Terhadap Anak Berkesulitan Kognitif/Akademik.docxDedy Wiranto
Makalah ini membahas tentang layanan pendidikan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar kognitif atau akademik. Topik utama yang dibahas meliputi pengertian kognisi, karakteristik siswa berkesulitan belajar, strategi penanggulangan kesulitan belajar kognitif, dan strategi pembelajaran yang sesuai.
Metode deskriptif dan survai merupakan penelitian yang mendeskripsikan fenomena secara objektif. Penelitian deskriptif dapat berupa studi perkembangan, studi kasus, studi kemasyarakatan, studi perbandingan, atau studi hubungan untuk mengumpulkan informasi tentang kondisi saat ini dan bagaimana mencapai tujuan. Survai adalah bagian dari penelitian deskriptif yang menghimpun data secara permukaan.
Teori psikologi Neo Freudianisme berfokus pada pengembangan teori Sigmund Freud, termasuk teori Alfred Adler tentang dorongan sosial, Carl Jung tentang arketipe dan fungsi psikologis, serta teori Erik Erikson tentang tahapan psikososial perkembangan manusia sepanjang hayat.
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGSiscaAdinda
Terima kasih atas materinya. Saya mengerti perbedaan antara event sampling dan time sampling dalam melakukan observasi tingkah laku. Event sampling lebih fokus pada kejadian tertentu sedangkan time sampling lebih mengukur frekuensi tingkah laku dalam interval waktu tertentu.
Pendekatan analisis transaksional merupakan teori terapi yang populer yang dikembangkan oleh Eric Berne pada tahun 1960-an. Teori ini berfokus pada status ego (orang tua, dewasa, anak) dan posisi dalam berinteraksi (OK-OK, OK-tidak OK, tidak OK-OK, tidak OK-tidak OK). Tujuan konseling analisis transaksional adalah membantu klien mengembangkan status ego dewasa dan membuat keputusan baru untuk mengub
Makalah metode penelitian dalam Psikologi SosialAnis Qurli
Makalah ini membahas metode penelitian dan etika dalam psikologi sosial. Topik utama meliputi definisi psikologi sosial, pendekatan-pendekatan dalam psikologi sosial, metode pengumpulan data dan penelitian, serta etika yang berlaku dalam penelitian psikologi sosial. Makalah ini bertujuan menjelaskan konsep-konsep dasar dalam psikologi sosial secara ilmiah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang prokrastinasi akademik, termasuk definisi, faktor-faktor penyebab, ciri-ciri, teori-teori, konsekuensi, dan penanganannya. Prokrastinasi akademik didefinisikan sebagai penundaan tugas formal yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang tanpa alasan yang jelas.
Makalah ini membahas beberapa metode utama dalam psikologi seperti introspeksi, ekstropeksi, eksperimen, observasi, sejarah kehidupan, dan wawancara. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan tergantung pada objek yang diteliti. Metode-metode ini berguna untuk memahami perilaku manusia secara ilmiah."
Dokumen tersebut membahas tentang memori, yang merupakan kemampuan untuk menyimpan informasi dari waktu ke waktu melalui tiga tahapan yaitu encoding, storing, dan retrieving. Dokumen tersebut juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi encoding serta jenis-jenis memori dan teori-teori yang membahas sebab terjadinya lupa.
Makalah Layanan Terhadap Anak Berkesulitan Kognitif/Akademik.docxDedy Wiranto
Makalah ini membahas tentang layanan pendidikan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar kognitif atau akademik. Topik utama yang dibahas meliputi pengertian kognisi, karakteristik siswa berkesulitan belajar, strategi penanggulangan kesulitan belajar kognitif, dan strategi pembelajaran yang sesuai.
Metode deskriptif dan survai merupakan penelitian yang mendeskripsikan fenomena secara objektif. Penelitian deskriptif dapat berupa studi perkembangan, studi kasus, studi kemasyarakatan, studi perbandingan, atau studi hubungan untuk mengumpulkan informasi tentang kondisi saat ini dan bagaimana mencapai tujuan. Survai adalah bagian dari penelitian deskriptif yang menghimpun data secara permukaan.
Teori psikologi Neo Freudianisme berfokus pada pengembangan teori Sigmund Freud, termasuk teori Alfred Adler tentang dorongan sosial, Carl Jung tentang arketipe dan fungsi psikologis, serta teori Erik Erikson tentang tahapan psikososial perkembangan manusia sepanjang hayat.
Pertemuan 3-EVENT SAMPLING & TIME SAMPLINGSiscaAdinda
Terima kasih atas materinya. Saya mengerti perbedaan antara event sampling dan time sampling dalam melakukan observasi tingkah laku. Event sampling lebih fokus pada kejadian tertentu sedangkan time sampling lebih mengukur frekuensi tingkah laku dalam interval waktu tertentu.
Hubungan terapeutik carl rogers konseling person centeredNailiamani Aman
Konseling person-centered adalah terapi hubungan yang membutuhkan kondisi seperti empati, penerimaan, dan kongruensi dari konselor untuk memfasilitasi proses perubahan kepribadian klien melalui keterbukaan dan ekspresi diri yang lebih dalam. Proses ini terdiri dari beberapa langkah dimana klien secara bertahap menjadi lebih terbuka terhadap pengalaman internalnya.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dan pengukuran kecerdasan. Secara singkat, dibahas definisi IQ sebagai ukuran kecerdasan intelektual, teori-teori kecerdasan seperti uni-faktor, dua-faktor, dan multi-faktor, serta pengukuran kecerdasan menggunakan tes-tes seperti Binet Simon yang mengklasifikasikan tingkat kecerdasan.
Tes intelegensi adalah alat untuk mengukur kemampuan berpikir, bertindak, dan menyesuaikan diri seseorang. Tes-tes ini mulai dikembangkan pada abad ke-19 untuk membantu klasifikasi, diagnosis, dan penelitian. Ada dua jenis tes utama yaitu tes individual seperti Stanford-Binet dan tes kelompok seperti Henmon-Nelson.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan behavior dalam konseling, yang menempatkan pentingnya fungsi konselor sebagai pengajar untuk membantu klien mengembangkan keterampilan baru melalui teknik-teknik seperti latihan asertif, desensitisasi sistematis, pengkondisian aversi, dan pembentukan tingkah laku model.
Teks tersebut membahas tentang intelegensi, bakat, dan kreativitas. Intelegensi didefinisikan sebagai kemampuan mental untuk berfikir secara rasional dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Bakat adalah kecakapan yang dimiliki sejak lahir untuk melakukan sesuatu, yang tergantung pada faktor internal dan eksternal. Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan ide atau karya baru melalui kombinasi pen
Dokumen tersebut membahas tentang inteligensi pada manusia. Inteligensi adalah kemampuan manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan secara mental, yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Inteligensi melibatkan kemampuan untuk mengklasifikasi pola, belajar, berpikir deduktif dan induktif, mengembangkan konsep, serta memahami. Dokumen tersebut juga membahas definisi inteligensi menurut para ahli, faktor
Power point psikologi umum tentang intelegensieka septarianda
Dokumen tersebut membahas pengertian intelegensi menurut para ahli seperti Spearman, Binet, dan Wechsler. Inteligensi didefinisikan sebagai kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menghadapi lingkungan secara efektif, serta memiliki kontrol diri. Dokumen juga menjelaskan macam-macam intelegensi dan faktor yang mempengaruhinya. Selain itu, dibahas pula perkembangan tes intelegensi sepert
The document summarizes the history of psychological testing from its origins in the late 19th century to the modern era. It describes how early tests focused on measuring reaction time and sensory abilities but shifted to measuring intelligence through tests developed by Binet, Goddard, Yerkes, and others. These early intelligence tests were widely used but also criticized for labeling and segregating minorities. The testing field grew in the 20th century but also faced criticisms over privacy, bias, and misuse of results to discriminate. Despite failures, testing continues to be used widely in education to assess students and programs.
Dokumen tersebut merupakan makalah tentang Psikologi Umum 1 yang membahas tentang latar belakang ilmu psikologi, sejarah ilmu psikologi, pengertian psikologi, cabang-cabang psikologi, dan metode penelitian psikologi. Makalah ini juga membahas berbagai perspektif dalam psikologi seperti biologis, perilaku, kognitif, psikoanalitis, dan fenomenologi.
Makalah ini membahas tentang psikometri, yaitu ilmu pengukuran psikologis yang berfokus pada pengembangan dan validasi instrumen pengukuran. Secara ringkas, makalah ini menjelaskan sejarah dan konsep kunci psikometri seperti validitas, reliabilitas, dan model-model pengukuran seperti teori respons butir dan tes adaptif. Makalah ini juga membahas perkembangan terkini dalam teori dan praktik psikometri.
Makalah ini membahas tentang ragam penelitian yang dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat, variabel, dan kuantitatif atau kualitatif. Ragam penelitian dilihat dari tujuannya adalah eksploratif, pengembangan, dan verifikatif. Sedangkan dari pendekatannya ada longitudinal dan silang.
Psikologi sebagai Sains [Psikologi Sosial (TP 22053)]akmalmustafakamal
Dokumen tersebut membahas tentang psikologi sosial sebagai bidang ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam situasi sosial. Ia menjelaskan unsur-unsur penyelidikan psikologi sosial seperti logika, pembolehubah, pertalian, dan generalisasi. Dokumen tersebut juga menggunakan contoh eksperimen "Little Albert" untuk mendemonstrasikan penerapan unsur-unsur tersebut dalam penyelidikan eksperimen
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis penelitian yang dikelompokkan berdasarkan tujuan, metode, taraf informasi, data yang dikumpulkan, dan tempat pelaksanaannya seperti penelitian dasar, terapan, historik, survei, eksperimen, observasi, eksploratif, deskriptif, eksplanasi, kuantitatif, kualitatif, laboratorium, lapangan, dan perpustakaan.
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...rissashahtyca
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Psikologi pendidikan membahas sejarah, pengertian, ruang lingkup, dan hubungan antara IQ, EQ, dan SQ. Sejarah psikologi pendidikan dimulai dari pemikiran filsafat Aristoteles hingga pengembangan tes inteligensi oleh Binet dan Simon. Psikologi pendidikan mempelajari proses belajar manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. IQ, EQ, dan SQ merupakan
Kelp ika kurnia r. kelebihan dan kekurangan behavioralismeBuntaran wasi
Dokumen tersebut merangkum metodologi ilmu politik behavioralisme dan kelebihan serta kekurangannya. Behavioralisme meyakini bahwa perilaku politik manusia dapat diukur dan diuji secara empiris dengan berbagai metode seperti analisis isi, wawancara, dan statistik. Mereka juga beranggapan bahwa hasil penelitian dapat digunakan untuk memprediksi perilaku politik di masa depan. Akan tetapi, pendekatan behavioralis
1. Tugas Psikodiagnostik
Sejarah Tes
Afifah Hasani 46112010085
Dewi Puji Astuti 46112010056
Fitrah Viyanty 46112010096
Syifa Rahmah 46112010087
Vidya Tiara 46112010070
Fakultas Psikologi 2012
Universitas Mercu Buana
2. Pengertian Tes
Kegiatan pengukuran psikologis sering disebut juga tes.Tes adalah kegiatan mengamati atau
mengumpulkan sampel tingkah laku yang dimiliki individu secara sistematis dan terstandar. Tes
psikologi pada dasarnya adalah alat ukur yang objektif dan dibakukan atas sample perilaku tertentu.
Tes-tes psikologi mirip dengan tes-tes dalam ilmu-ilmu lainnya, sejauh observasi dibuat atas sample
yang kecil namun dapat dipilih secara hati-hati atas perilaku individu.1
Hasil tes sangat dipengaruhi
oleh faktor situasional seperti kecemasan akan suasana tes itu sendiri, kesehatan, keberadaan
lingkungan fisik misalnya ramai, panas dan sebagainya. Hasil tes yang diambil pada suatu saat,
belum tentu akan sama jika tes dilakukan lagi pada beberapa waktu kemudian walaupun ini
merupakan isu reliabililtas. Hasil tes belum tentu menggambarkan kondisi psikologis individu dalam
segala konteks.2
Plato dan Aristoteles menulis tentang perbedaan individu mengenai kemampuan dan
temperament hampir 2500 tahun lalu, bahkan orang bijaksana ini didahului dengan sistem ujian yang
digunakan di Cina kuno. Sejak dulu, sistem ujian untuk menjadi pegawai negeri telah dilaksanakan
oleh kerajaan cina dalam menentukan para pejabat pemerintah yang layak melaksanakan tugasnya.
Sistem ini, yang mengharuskan para pejabat diuji setiap tiga tahun untuk mengetahui kecakapan
mereka dalam musik, memanah, berkuda, menulis, aritmatika, ritual, upacara umum dan pribadi, terus
dilanjutkan oleh para penguasa cina berikutnya dengan menambahkan hukum sipil, masalah militer,
pertanian, penghasilan, geografi, komposisi karangan dan puisi. (Green,1991). Itu semua dalam
bentuk ujian lisan bukan tertulis. Selama abad ke 19 pemerintah inggris, prancis dan german
mengikuti contoh ujian pegawai negeri seperti sistem cina awal.3
Awal Gerakan Testing Psikologis
Pada awalnya, pengukuran psikologi umumnya di pengaruhi oleh ilmu fisiologi dan fisika. Oleh
karena itu tidak mengherankan jika pengukuran dalam ilmu ini mempengaruhi juga pengukuran dalam
psikologi. Karya-karya tokoh dalam bidang psikofisika umumnya mencari hukum-hukum umum
(generalisasi). Baru kemudian, terutama karena pengaruh Galton, gerakan “testing” yang
mengutamakan ciri-ciri individual menjadi berkembang.4
Orang yang dianggap mempunyai kontribusi penting dalam gerakan testing psikologi adalah
seorang ahli psikologi Amerika, James McKeen Cattell. Disertasinya di Universitas Leipzig mengenai
1
Anastasi Anne, Urbina Susana. (2007). Tes Psikologi. Jakarta: PT.Indeks
2
“Pengukuran Psikologi” http://www.psychologymania.net/2010/09/pengukuran-psikologi.html Terakhir diakses 5
September 2013
3
Marnat-Groth Gary, Aiken Lewis R. (2008). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi. Indonesia: PT.Macanan Jaya
Cemerlang
4
“Pengukuran Psikologi” http://www.psychologymania.net/2010/09/pengukuran-psikologi.html Terakhir diakses 5
September 2013
3. perbedaan individual dalam waktu reaksi. Dia sempat kontak dengan Galton sehingga minatnya
terhadap perbedaan individual semakin kuat. Dia sependapat dengan Galton bahwa ukuran fungsi
intelektual dapat dicapai melalui tes diskriminasi sensoris dan waktu reaksi.
Tes yang dikembangkan di Eropa pada akhir abad XIX cenderung meliputi fungsi yang lebih
kompleks. Salah satu contohnya adalah tes Kraepelin. Tes Kraepelin berupa penggunaan operasi-
operasi arithmatik yang sederhana dirancang untuk mengukur pengaruh latihan, ingatan dan
kerentanan terhadap kelelahan dan distraksi. Awalnya tes ini dirancang untuk mengukur karakteristik
pasien-pasien psikiatris. Oleh mahasiswa kraepelin, menyusun tes persepsi, ingatan, asosiasi dan
fungsi motorik guna meneliti interrelasi fungsi-fungsi psikologis. Ebbinghaus mengembangkan tes
komputasi aritmatik, luas ingatan, dan pelengkapan kalimat.
Pada saat itu, di Prancis, Binet dan Henri mengajukan kritik terhadap tes yang ada pada saat
itu terlalu sensoris, berkonsentrasi pada kemampuan khusus. Mereka menyatakan bahwa dalam
pengukuran fungsi-fungsi yang lebih kompleks, presisi kurang perlu karena perbedaan individual
dalam fungsi yang lebih besar. Yang diperlukan adalah tes yang mengukur fungsi yang lebih luas,
seperti ingatan, imajinasi, perhatian, pemahaman, kerentanan terhadap sugesti, apresiasi estetik, dan
lain-lain.Gagasan inilah yang akhirnya menuntun dikembangkannya tes Binet, yang kemudian menjadi
sangat terkenal.
Binet dan Tes Intelegensi
Seperti penjelasan diatas, Binet menyusun alat tes. Tes yang disusun oleh Binet dan Simon
tahun 1905 disebut menghasilkan skala Binet-Simon. Skala ini terkenal dengan nama skala 1905.
Skala ini pada awalnya untuk mengukur dan mengidentifikasi anak-anak yang terbelakang agar
mereka mendapatkan pendidikan yang memadai. Skala ini terdiri dari 30 soal disusun dari yang paling
mudah ke yang paling sukar.
Pada skala versi kedua tahun 1908, jumlah soal ditambah. Soal-soal itu dikelomokkan menurut
jenajng umur berdasar atas kinerja 300 orang anak normal berumur 3 sampai 13 tahun. Skor seorang
anak pada seluruh perangkat tes dapat dinyatakan sebagai jenjang mental (mental level) sesuai
dengan umur normal yang setara dengan kinerja anak yang bersangkutan. Dalam berbagai adaptasi
dan terjemahan istilah jenjang mental diganti dengan umur mental (mental age), dan istilah inilah yang
kemudian menjadi popular.
Revisi skala ketiga skala Binet-Simon diterbitkan tahun 1911, beberapa bulan setelah Binet
meninggal mendadak. Pada tahun 1912, dalam Kongres Psikologi Internasional di Genewa, William
Stern, seorang ahli psikologi Jerman, mengusulkan konsep koefisien Intelegensi yaitu IQ = MA/CA.
Konsep ini yang dipakai dalam skala Binet yang direvisi di Universitas Stanford, yang terkenal dengan
nama Skala Stanford-Binet yang diterbitkan tahun 1916, kemudian revisinya tahun 1937 dan revisi
selanjutnya tahun 1960. Skala Stanford-Binet inilah yang selanjutnya diadaptasikan kedalam berbagai
4. bahasa dan digunakan secara luas dimana-mana. Kecuali itu skalaStanford-Binet juga menjadi model
Pengembangan berbagai tes intelegensi lain.
Testing Kelompok
Tes Binet yang dijelaskan diatas adalah merupakan tes individual, artinya tes yang harus
diberikan per orang. Karena kebutuhan yang makin mendesak, maka dikembangkanlah tes kelompok.
Hal ini di latar belakangi pada saat perang dunia I, kebutuhan akan tes kelompok ini sangat
dibutuhkan untuk tes calon tentara. Maka, komite psikologi yang diketuai Robert M. Yankes,
menyusun instrument yang dapat mengklasifikasi individu tetapi diberikan secara kelompok. Dalam
konteks semacam ini, tes intelgensi kelompok yang pertama dikembangkan. Di dlam tugas ini para
ahli psikologi militer menghimpun semua tes yang ada, terutama tes intelegensi kelompok kaya Otis
yang belum dipublikasikan. Tes itu di susun Otis waktu dia menjadi mahasiswa Terman di Stanford.
Dalam karya Otis itulah format pilihan ganda dan lain-lain format tes objektif mulai digunakan.
Tes yang dikembangkan oleh ahli psikologi dalam militer itu kemudian terkenal dengan nama
Army Alpha dan Army Beta. Setelah perang berakhir maka tes-tes tersebut dilepaskan untuk umum.
Dan ini lalu mendorong pengembangan dan penggunaan tes kelompok secara luas. Karena
optimisme yang berlebihan, maka penggunaan tes kelompok itu seringkali didasarkan pada sikap naïf,
dan ini ternyata merugikan perkembangan testing psikologi.
Pengukuran Potensial Intelektual
Walaupun tes intelegensi dirancang untuk fungsi-fungsi intelektual yang luas ragamnya guna
mengestimasikan taraf intelektual umum individu, namun segera nyata bahwa liputan tes intelegensi
itu sangat terbatas. Tidak semua fungsi penting tercakup. Dalam kenyataannya kebanyakan tes
intelegensi terutama mengukur kemampuan verbal, dan dalam kada lebih sedikit kemampuan
menangani relasi-relasi numeric, simbolik dan abstrak. Didalam praktek diperlukan instrument yang
dapat mengukur kemampuan-keampuan khusus, misalnya kemampuan mekanik, kemampuan klrikal,
bahkan bakat music. Karena desakan kebutuhan praktis dalam berbagai bidang misalnya dalam
bidang bimbingan dan konseling, dalam pemilihan program studi, dalam penempatan karyawan,
dalam analisis klinis, dan sebagainya, maka upaya pengembangan tes potensial individu khusus itu
dilakukan. Dalam pada itu dapat dimamfaatkannya metode analisis factor mempercepat laju upaya ini.
Hal lain yang perlu dicatat adalah kontribusi pada psikolog militer Amerika selama Perang Dunia II.
Kebanyakan penelitian di kalangan militer didasarkan pada analisis factor dan diarahkan kepada
pengembangan multiple aptitude test batteries.
5. Tes Hasil Belajar
Pada waktu para ahli psikolog sibuk mengembangkan tes intelegensi dan tes potensial
khusus, ujian-ujian tradisional di sekolah-sekolah mengalami perbaikan teknis. Terjadi pergeseran dari
bentuk esai ke ujian tes objektif. Pelopor perubahan ini adalah penerbitan The Achievement Testpada
tahun 1923. Dengan tes ini dapat dibuat perbandingan beberapa sekolah pada sejumlah mata
pelajaran dengan menggunakan satu norma. Karakteristik yang demikian itu merupakan penerapan
tes hasil belajar baku yang berlaku sampai sekarang.
Tes Proyektif
Pada awal abad XX kelompok psikiater dan psikolog yang berlatar belakang Psikologi Dalam
di Eropa berupaya mengembangkan instrument yang dapat digunakan untuk mengungkapkan isi batin
yang tidak disadari. Seperti telah diketahui, bahwa dalam Psikologi Dalam (terutama aliran Freudian
dan Jungian) ada kelompok proyeksi sebagai salah satu bentuk mekanisme pertahanan. Dalam
mekanisme pertahanan individu secara tidak sengaja menempatkan isi batin sendiri pada objek di luar
dirinya dan menghayatinya sebagai karakteristik objek yang diluar dirinya itu. Berdasar atas konsep
inilah tes proyeksi itu disusun.
Pelopor upaya ini adalah Herman Rorschach, seorang psikiater dari Swiss. Selama 10 tahun
(1912 – 1922) Herman Rorschach mencobakan sejumlah besar gambar-gambar tak berstruktur untuk
mengungkapkan isi batin tertekan pada pasiens-pasiennya. Dari sejumlah besar gambar-gambar
tersebut akhirnya dipilih 10 gambar yang dibakukan, dan perangkat inilah yang kemudian terkenal
dengan nama Tes Rorschach. Setelah itu sejumlah upaya dilakukan untuk mengembangkan tes
proyektif yang lain, dan hasilnya antara lain Holtzman Inkbold Technique, Themaatic Apperception
Test, Tes Rumah Pohon dan Orang, Tes Szondi, dan yang sejenisnya.5
Pelopor pengetesan dan pemeriksaan psikologi lainnya adalah Charles Spearman pada teori
tes, Edward Thorndike pada pengetesan prestasi, Lewis Terman pada pengetesan kecerdasan,
Robert woodward dan Herman Roschach pada pengetesan kepribadian dan E.K.Strong,Jr pada
pengukuran minat.6
Perkembangan Tes Saat Ini
Banyak orang yang telah memberikan sumbangan terhadap teori dan praktik pengetesan
psikologi dan pendidikan sejak perang dunia kedua. Satu perkembangan utama berupa metode
inofatif pengembangan tes. Terutama, teori respon item (item-response theory = IRT) yang
memungkinkan para penyusun test untuk memahami hubungan antara respons terhadap masing-
5
Suryabrata Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: C.V Andi Offset
6
Marnat-Groth Gary, Aiken Lewis R. (2008). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi. Indonesia: PT.Macanan Jaya
Cemerlang
6. masing item dan antisipasi terhadap tingkat kesulitan berdasarkan teori test. Teori ini dan teknik lain
telah sangat bergantung pada komputer. Teknologi computer juga mempermudah pembuatan skor,
saran inofatif untuk prestasi, pemeriksaan online, dan interpredtasi naratif tentang makna skor
individu.
Isu utama lain, menimbulkan tantangan yang mengarah pada pengetesan. Tantangan hukum
mengakibatkan adanya perundang-undangan pada test bagi karyawan, lulusan, dan penggunaan
pada berbagai kelompok etnik. Para penyusun test dan juga para praktisi merespon tantangan ini
dengan mengadakan penelitian ekstensif di bidang tersebut seperti , biastest, penyusunan test bebas
– budaya, pertahanan diri tuntutan hukum, penyusunan pedoman yang etis dan praktis.7
7
Marnat-Groth Gary, Aiken Lewis R. (2008). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi. Indonesia: PT.Macanan Jaya
Cemerlang
7. Daftar Pustaka
Anastasi Anne, Urbina Susana. (2007). Tes Psikologi. Jakarta: PT.Indeks
Marnat-Groth Gary, Aiken Lewis R. (2008). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi. Indonesia:
PT.Macanan Jaya Cemerlang
Suryabrata Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: C.V Andi Offset
http://www.psychologymania.net/2010/09/pengukuran-psikologi.html