1. Laporan Kode Etik
Psikoedukasi “Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa SMP 38 Makassar”
Kelompok 2
Indri Nurhidayah Putri (15710400)
Muh. Wahyu Setiawan (1571041058)
Arfia Putri Yuliana (1571041039)
Muh. Ikhsan B (15710412018)
Muh. Nur Auliah Baso (15710410)
Rachma Yuningsih H (1571042003)
William Shakespeare (15710410)
Fadhilah Aprilia. L (15710342023)
Andika Krisdayanty (1671041027)
Aufar Nasyrah. R (167104)
Andi Musyidah Y (167104)
Muh. Arib (157104)
Muh. Ilham N (147104)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2017/2018
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporanl kegiatan “Psikoedukasi Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa SMP 38 Makasar” ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen mata kuliah Kode Etik PSikologi
Penulis berharap, dengan membaca laporan ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua. Memang laporan ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikkan menuju arah yang
lebih baik.
Makassar, 16 Mei 2018
Kelompok 2
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana menuju kehidupan yang lebih baik. Di era
globalisasi ini pendidikan telah menjelma menjadi kebutuhan primer setiap
orang. Oleh karenanya pendidikan sedapat mungkin memiliki aksesibilitas yang
luas. Banyak hal yang mempengaruhi aksesibilitas sebuah institusi pendidikan,
hal ini bisa disebabkan oleh infrastruktur yang kurang memadai, ataupun
mentalitas remaja itu sendiri yang tak ingin bersekolah. Padahal, mengingat
Indonesia sebentar lagi akan mendapat bonus demografi berupa jumlah
angkatan produktif yang belimpah. Maka pendidikan sejak dini merupakan
prioritas utama yang harus dimiliki dan dinikmati setiap remaja Indonesia.
Pendidikan menjadi sangat penting tatkala kita merujuk pada cita-cita
bangsa untuk menuju era bonus demografi. Dilansir dihalamn Qureta, Indonesia
akan mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah usia angkatan kerja (15-64
tahun) mencapai sekitar 70 persen, sedang 30 persen penduduk yang tidak
produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 65 tahun) yang akan terjadi
pada tahun 2020-2030. Dengan demikian, pada tahun 2020-2030, Indonesia
akan memiliki sekitar 180 juta orang berusia produktif, sekitar 60 juta jiwa, atau
10 orang usia produktif hanya menanggung 3-4 orang usia tidak produktif.
Jutaan angkatan produktif yang akan dimiliki Indonesia beberapa tahun lagi
tidak akan berarti apa-apa tatkala Indonesia tidak mempersiapkan angkatan
produktifnya dengan memberikan aksesbilitas pendidikan yang luas.
4. Ketersediaan infrastruktur menjadi elemen yang penting, terutama didesa-desa
terpencil maupun dikepulauan yang terisolasi dari kehidupan perkotaan. Tetapi
masalah infrastruktur didaerah-daerah terpencil tidak selalu menjadi penyebab
utama kurangnya minat belajar dan bersekolah siswa. Motivasi dan kesadaran
murid serta orang tua murid juga mengambil peran besar dalam minat belajar
dan bersekolah siswa. Rendahnya minat untuk bersekolah menjadi salah satu
hambatan utama Indonesia menuju Negara yang sukses dan makmur.
SMPN 38 Makassar merupakan sekolah menengah pertama yang terletak di
kepuluan kodingareng. Data yang diambil dari situs Kemendikbud.go.id
menunjukkan bahwa SMP 38 Makassar memiliki Guru sebanyak 13 orang,
Siswa laki-laki sebanyak 115 orang, siswa perempuan sebanyak 155 orang, dan
terhimpun dalam delapan rombel. Total jumlah siswa laki-laki dan perempuan
adalah 270 orang. Jumlah ini tergolong kecil apabila melihat data penduduk
yang berusia 15-19 tahun berjumlah 455 jiwa atau 10,28% dari total jumlah
penduduk yang berada pada angka 4.495 jiwa. (BPS,2013).
Melihat kesenjangan data diatas maka pemberian motivasi dan pemahaman
tentang pentingnya bersekolah sangat dibutuhkan dalam masyarakat
kodingareng. Pemberian seminar/psikoedukasi mengenai motivasi dan
pentingnya bersekolah merupakan salah satu langkah preventif dan edukatif
untuk yang dilakukan guna untuk menanggulangi masalah pendidikan yang
berada dikepulauan kodingareng.
B. Tujuan dan Manfaat
5. 1. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya pendidikan
2. Memberikan semangat dan motivasi kepada siswa untuk bersekolah
3. Memberikan semangat dan motivasi belajar kepada siswa
4. Memberikan pengetahuan mengenai pentingnya melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
C. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian motivasi belajar
Matsumoto (2009:319) mengemukakan bahwa motivasi adalah
dorongan mental yang mendorong manusia dan hewan untuk bertingkah
laku. Kelly (Pervin, Carvone, & John, 2010) mengemukakan bahwa
motivasi dapat dibagi menjadi dua tipe, teori dorong dan teori tarik. Dalam
teori dorong kita menemukan istlah dorongan (drive), motiv, dan stimulus.
Sedangkan pada teori tarik menggunakan konstruk tujuan, nilai, atau
kebutuhan. Winkel (Emeralda & Kristiana, 2017) mengemukakan bahwa
motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar agar mencapai
suatu tujuan. Hamdu dan Agustina (Emeralda & Kristiana,2017)
mengemukakan bahwa motivasi belajar memegang peranan penting pada
keberhasilan proses belajar-mengajar disekolah. Suranto (2015)
mengemukakan bahwa motivasi merupakan motor penggerak siswa dalam
6. belajar. Winarni, Anjariah dan Romas (2006) mengemukakan bahwa
dukungan sosial orang tua dapat berakibat pada motivasi belajar siswa.
2. Aspek Motivasi Belajar
Sardiman (Pramitasari, Indriana & Ariati, 2011) Mengemukakan bahwa
aspek-aspek motivasi belajar meliputi:
a. Menimbulkan kegiatan belajar
Yaitu keinginan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran
b. Menjamin kelangsungan belajar
Keinginan siswa untuk mempertahankan kegiatan belajar pada setiap
pembelajaran.
c. Mengarahkan kegiatan belajar
Kemauan siswa untuk mengarahkan kegiatan belajarnya dalam setiap
pelajaran yang diajarkan.
3. Fungsi motivasi belajar
Sardiman (2012) mengemukakan bahwa motivasi memiliki tiga fungsi
utama yaitu:
a. Motivasi sebagai pendorog perbuatan
Motivasi sebagai pendorong perbuatan mempengaruhi yang diambil
anak didik dalam rangka belajar
b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Sikap yang lahir pada anak akibat adanya dorongan psikologis dapat
mewujud dalam gerakan psikofisik
c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan.
7. Siswa yang memiliki motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang
harus dilakukan dan mana perbuatan yang harus diabaikan.
8. BAB II
PROGRAM PSIKOEDUKASI
A. Gambaran umum program
1. Nama Program : Psikoedukasi Meningkatkan Motovasi Belajar
Siswa
2. Pemateri : Muh. Wahyu Setiawan
3. Sasaran : Siswa(i) kelas VII dan VIII di SMP 38 Makassar
4. Populasi : Siswa(i) SMP 38 Makassar
5. Sampel : Siswa(i) kelas VII dan VIII di SMP 38 Makassar
6. Alat dan Bahan : Laptop dan stiky note
7. Petunjuk Teknik Program:
Kegiatan Tujuan Durasi
Persiapan Menyiapkan bahan dan alat untuk
pelaksaan
20 Menit
Perkenalan diri
pemateri dan peserta
Agar fasilitator dapat building
rapport dengan peserta
20 Menit
Menuliskan cita-cita
peserta
Agar peserta dapat mengetahui
dan mengenal cita-citanya.
10 Menit
Pemberian materi
mengenai Motivasi
Agar peserta mengenali
pengertian motivasi, faktor-faktor
motivasi belajar, dan cara jitu
meningkatkan motivasi belajar
siswa
30 Menit
9. Ice Breaking Memberikan energy positif agar
peserta kembali rileks setelah
menerima materi
15 Menit
Menceritakan contoh
kasus motivasi
kepada peserta
Peserta diminta untuk
menganalisa contoh kasus yang
diberikan.
15 Menit
Menuliskan cita-cita
di pohon harapan
Agar peserta dapat mengharapkan
cita-citanya tercapai.
10 Menit
B. Waktu dan pelaksanaan program
Hari/tanggal : 28 April 2018
Pukul : 08.00-11.00 WITA
Tempat : SMP 38 Makassar
C. Gambaran pelaksanaan program
Psikoedukasi diadakan pada hari Sabtu, 28 april 2018 yang bertenpat di
SMP 38 Makassar. Psikoedukasi di berikan kepada siswa(i) kelas VII dan VIII
pada sekolah tersebut. Kegiatan Psikoedukasi Rencananya di laksanakan pada
pukul 07.30, namun adanya kegiatan dari pemerintah sehingga kegiatan
psikoedukasi molor sampai jam 09.20. pertama kami mempersiapkan alat dan
bahan untuk psikoedukasi dimulai dari pukul 09.00-09.20. Setelah itu
psikoedukasi dimulai dan pemateri memperkenalkan diri sampai pada pukul
09.40 Sebelum masuk ke materi, pemateri meminta peserta untuk menuliskan
cita-citanya di kertas selembar kemudian dikumpulkan di pemateri.
10. Pada pukul 09.50 peserta menerima materi psikoedukasi mengenai motivasi
belajar siswa. Setelah itu pada pukul 10.20 peserta menerima Ice Breaking
selama 15 menit. Pemateri melanjutkan materinya dengan meberikn contoh
kasus hingga pukul 10.50. Di penghujung kegiatan, peserta diberikan stikynote
untuk menuliskan cita-citanya kemudian di tempelka di pohon harapan.
D. Anggaran
Spanduk : 150.000
Konsumsi peserta 50 orang : 240.000
Total Anggaran : 390.000
11. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi tim pelaksana, peserta psikoedukasi yakni siswa(i)
SMP 38 Makassar terlihat antusias menerima materi mengenai meningkatkan
motivasi belajar. Sebelum diberi materi pemateri bertanya mengenai motivasi dan
cita-cita para siswa(i) namun hanya beberapa yang ingin menjawab dengan suara
pelan. Namun pada saat materi berlangsung siswa(i) aktif menjawab pertanyaan
dari pemateri dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan psikoedukasi lainnya. Hal
ini dapat dilihat ketika pemateri memberi pertanyaan mengenai motivasi serta cita-
cita mereka kembali, siswa(i) berebut untuk maju ke depan dan menjawab sesuai
dengan materi yang telah disampaikan.
B. Saran
Setelah melaksanakan kegiatan psikoedukasi di SMP 38 Makassar, kami dari
tim pelaksana menyarankan sebaiknya kegiatan dipersiapkan dengan lebih matang
lagi dan tidak terburu-buru dalam setiap proses kegiatan, tidak gegabah mengambil
keputusan, dan menyimpan baik-baik semua file terkait kegiatan yang
dilaksanakan.
12. DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press.
BPS. (2013). Kecamatan Ujung Tanah dalam angka. Badan Pusat Statistik Kota
Makassar. Makassar
Emeralda, G., Nadya dam Kristiana, I.,Febrian. (2017). Hubungan Antara
Dukungan Sosial Orang Tua dengan Motivasi Belajar Pada Siswa Sekolah
Menengah Pertama. Jurnal Empati. 3(7). 154-159.
Matsumoto, D. (2009). The cambridge dictionary of psychology. New York:
Cambridge University Press.
Pramitasari, Amelia, Indriana Yeniar, dan Ariati Jati. (2011). Hubungan Antara
Persepsi Terhadap Metode Pembelajaran Kontekstual dengan Motivasi Belajar
Biologi Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Pangkalan Kerinci, Riau. Jurnal Psikologi
Undip. 1(9). 92-102.
Ristekdikti.htm. Mengoptimalkan Bonus Demografi. Diakses pada tanggal 15-Mei-
2018 Pukul 22.30/Tamti, Hartati, Ratnawati dan Anwar asni. (2014). Kondisi
Sumberdaya Alam dan Masyarakt Pulau diKota Makassar: Studi Kasus Pulau
Kodingareng dan Pulau Barrangcaddi. Jurnal Ilmu Perikanan Octopus. 1(3),
252-260.
Suranto. (2015). Pengaruh Motivasi, Suasana Lingkungan dan Sarana Prasarana
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus Pada SMA Khusus Putri
SMA Islam Diponegoro Surakarta). Jurnal pendidikan Ilmu Sosial. 2(25). 11-
19. ISSN: 1412-3835
Winarni, Martina, Anjariah, Sri dan Romas, Z., Muslimah. (2006). Motivasi Belajar
Ditinjau dari Dukungan Sosial Orangtua Pada Siswa SMA. Jurnal Psikologi.
Vol.2. ISSN:188-3970