SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ilmu didapat melalui penelitian-penelitian terhadap pengetahuan-
pengetahuan yang ada. Penelitian-penelitian yang dilakukan bersifat ilmiah.
Suatu pengetahuan belumlah dikatakan sebagai ilmu. Sebuah pengetahuan dapat
dikatakan ilmu jika pengetahuan tersebut telah ditentukan kebenarannya melalui
penyelidikan ilmiah yang mendalam.
Dalam penyelidikan ataupun penelitian cabang-cabang utama filsafat yang
harus ada adalah ontologi dan epistemologi. Ontologi bertanya mengenai apa
objek apa yang di telaah, bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut,
bagaimana hubungan objek tersebut dengan daya tangkap manusia yang
membuahkan pengetahuan, dan sebagainya. Sedangkan epistemologi
mempertanyakan bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya ilmu
pengetahuan tersebut, bagaimana prosedurnya, hal-hal apa yang harus
diperhatikan agar mendapat pengetahuan yang benar, apa yang disebut kebenaran
itu sendiri, apa kriterianya, cara, tekhnik, atau sarana apa yang dapat membantu
dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu, dan sebagainya.
Penelitian-penelitian ilmiah adalah cara yang digunakan untuk
mendapatkan kebenaran dari suatu ilmu. Oleh karena itu, peneliti-peneliti yang
melakukan penelitian ilmiah harus memperhatikan aspek ontologi dan
epistemologi dari objek kajian penelitiannya.
Ontologis dan Epistemologis adalah hal yang sangat penting dalam
penelitian-penelitian ilmiah. Oleh sebab itu, banyak sudah penulis-penulis yang
meneliti pentingnya ontologis dan epistemologis dalam penelitian berbagai
bidang. Dalam jurnal review ini, penulis mencoba melihat dan membandingkan
pandangan para peneliti tentang pentingnya ontologi dan epistemologi dalam
penelitian.
2
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan jurnal review ini adalah untuk:
1) Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang pentingnya
ontologi dan epistemologi dalam penelitian.
2) Membandingkan isi setiap jurnal untuk melihat kelebihan dan kelemahan
jurnal sehingga penulis bisa mengambil manfaat dari jurnal yang
direview.
1.3. Identitas Jurnal
1. Jurnal Utama
Judul : Discussing The Importance of Epistemology and Ontology
Awareness in Practitioner Research
Penulis : Sean Bracken
Tahun : 2009
Sumber : Worcester Journal of Learning and Teaching, Issue 4
2. Jurnal Pembanding 1
Judul : Exploring The Philosophical Underpinnings of Research:
Relating Ontology and Epistemology ti The Methodology
and Methods od the Scientific, Interpretive, and Critical
Research Paradigms
Penulis : James Scotland
Tahun : 2012
Negara : Qatar
Sumber : English Language Teaching, Vol 5, No. 9; 2012, ISSN 1916-
4742, E-ISSN 1916-4750, Published by Canadian Center of
Science and Education.
3. Jurnal Pembanding 2
Judul : Ontological and Epistemological Foundation of Qualitatife
Research
Penulis : Irene Vasilachis de Gialdino
Tahun : 2009
Negara : Spanyol
Sumber : Forum: Qualitative Social Research, Vol. 10, No. 2 (2009)
3
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
2.1. Jurnal Utama
Judul Penelitian : Discussing the Importance of Ontology and Epsitemology
Awareness in Practitioner Research
(Membahas pentingnya kesadaran ontologi dan
epistemologi dalam peneliti)
Penulis : Sean Bracken
Sumber : Worcester Journal of Learning and Teaching, Issue 4
Discussing the Importamce of Ontology and Epistemology Awareness in
Practitioner Research
Abstrak
Tulisan ini berfokus pada identifikasi dan akulturasi dalam sekolah
sebagai dasar gambaran pada cara-cara peneliti melakukan penyelidikan mereka.
Ini mengidentifikasi keharusan bagi para peneliti untuk memastikan bahwa
persepsi ontologi mereka, sikap epistemologi, metode pengumpulan data dan
penyajian telah sesuai. Melalui penyelidikan, pendekatan metodologi yang
berbeda digunakan untuk menghadapi isu susunan identitas, sebagai gambaran
dalam tiga penelitian berbasis sekolah (Houlette et al, 2004; Gilboum, 2006; Nasir
et al, 2009), tulisan ini mengangkat isu ontologis dan epistemologis. Implikasi
yang bermanfaat yaitu, melalui kesadaran yang mendalam dari struktur ontologi
penelitian mereka, peneliti akan lebih memperjelas posisi untuk menggambarkan
berulang-ulang, dan menjabarkan bagaimana hubungan terbaik dengan proyek
penelitian mereka.
Pendahuluan
Teka teki yang paling besar pada penelitian pendidikan adalah bagaimana
menentukan perubahan alami dari identitas, bagaimana identitas yang beraneka
ragam ini mempengaruhi pengajaran dan pembelajaran, dan bagaimana
4
seharusnya menentukan faktor-faktor yang berpengaruh pada formasi dari
identitas budaya.
Pengembangan kerangka kerja terhadap penelitian pada identitas yang
beraneka ragam diambil selama penyesuaian diri, yang sangat diperlukan
menyelidiki bagaimana sikap pelaku, nilai-nilai dan kebiasaan mempengaruhi
cara-cara yang anak-anak tetapkan dan artikan kembali diri mereka sebagai
makhluk sosial dan pelajar. Seperti rangka kerja seharusnya juga pengetahuan
yang memiliki isu lebih luas dari kekuasaan dan keanehan retoris dari kurikulum,
seperti yang dijelaskan oleh Andrews (2009), berpengaruh pada konteks dan
membantu untuk membentuk pertanyaan penelitian yang spesifik yang bermanfaat
dari penyelidikan. Penelitian yang berfokus dengan identitas dan penyesuaian diri,
apakah hal itu berfokus pada guru atau siswa, adalah situasi ipso facto dalam
bagian sosial budaya dan konteks historis. Jadi, merupakan suatu kebutuhan untuk
menggambarkan dengan jelas ontologis mereka dan pandangan epistemologis dan
untuk menggmabrkan cara-cara yang mana hal ini menginformasikan
pengembangan paradigma penelitian yang tepat.
Wujud Alami: Kesimpulan dari Ontologi
Sebagai seorang peneliti, saya mungkin mengambil pandangan ontologis
yang berbeda-beda, atau cara melihat realita sosial. Pada satu sisi, hal ini
melibatkan kepercayaan yang saya ambil bahwa dunia dari interaksi sosial berada
terpisah dari apa yang saya rasakan. Hal tersebut masuk akal, entitas eksternal dan
responsif pada ilmu pengetahuan dan mode positif dari penyelidikan. Tradisi ini
menginformasikan dasar ontologi dari penelitian selama beberapa waktu, terutama
dalam bidang ilmu fisik (Bitter-Davis & Parker, 1997; Gallagher, 2008). Atau,
sebagai peneliti, saya mungkin memandang realita sosial sebagai wujud
pembangunan oleh individu yang berinteraksi dan memaknai dunia mereka
dengan cara yang aktif, dan sebagai peneliti, saya bisa melakukan pendekatan
dalam mencari kebenaran dalam pengalaman hidup masyarakat melalui
interprestasi yang ketat (Graue & Walsh, 1998; Byrne-Armstrong et al, 2001).
Seperti pendapat Pring (2009a: 90), kedua cara ini ada dalam penelitian
diinformaasikan sebagai sejarah, budaya dan latar belakang filosofis yang harus
5
ditangani secara eksplisit. Tanpa pemeriksaan tersebut, sebagai peneliti, saya
mungkin tidak menyadari dasar-dasar pemikiran filosofis yang diutarakan
didasarkan untuk membenarkan proses dan penemuan penelitian saya.
Bagaimana pengetahuan disebar: melihat kembali melalui pertimbangan
epsitemologi
Kamus Filsafat Stanford (2009) menjelaskan bahwa ‘ epistemologi adalah
tentang isu-isu yang berkaitan dengan penciptaan dan penyebaran pengetahuan di
penelitian pada bidang tertentu. Secara historis, ilmu-ilmu sosial mewarisi
orientasi epistemologisnya dari metode penelitian ilmiah yang terkait dengan ilmu
fisika. Metode ilmiah diyakini memberikan ‘kepastian faktual dari ilmu fisik dan
kepastian logika deduktif dan matematika murni’ (Lee-Kelley, 1929:1). Menurut
tradisi ini. Setelah kondisi eksternal dikendalikan dan dipantau secara sistematis,
mereka mungkin mengalami pengujian eksperimental untuk mengungkapkan
kebenaran tidak hanya tentang sifat atom, konsep-konsep matematika dan
mekanik, tetapi juga tentang sifat prilaku manusia. Epsitemologi ini didasarkan
pada keyakinan ontologis bahwa subjek perilaku manusia terwujud dari perintah
dan peraturan yang telah di perintahkan realita eksternal. Dengan demikian, ada
pandangan konseptual bahwa perilaku dan tindakan manusia sebagian besar
ditentukan oleh rangsangan yang tidak mereka buat.
Positivism logis terus menginformasikan banyak penelitian di bidang
pendidikan, dan telah memiliki dampak yang signifikan terhadap cara-cara di
mana pengetahuan tentang pendidikan dikumpulkan dan disebarluaskan. Di
Amerika, Asosiasi Amerika untuk penelitian pendidikan telah mencatat sebuah
peningkatan orientasi dalam inisiasi federal untuk mendanai desain penelitian
terutama didasarkan pada akumulasi bukti ilmiah dalam pendidikan yang
bergantung pada percobaan terkontrol yang acak’ (Schneider et al, 2008: 16).
Alasan untuk pendekatan ini adalah pembuat kebijakan membutuhkan akses ke
penelitian yang relevan menyatakan hubungan yang tidak ambigu dalam
kausalitas dari acara yang berkaitan dengan intervensi pendidikan berskala besar.
Namun sifat kaku dari bentuk penelitian ini berarti itu tidak bisa mengatasi, masih
kurang mengungkapkan, hubungan sebab akibat. Ini hanya dapat membuat
hubungan. Selain itu, pandangan ontologis dan epistemologis yang
6
menginformasikan pendekatan ini telah dijadikan kontes (Goroux, 1981;
Lemesianou & Grindberg, 2006; Hyslop-Margison & Naseem, 2008).
Epistemologis positivism logis, dan bentuk metodologi penelitian yang dihasilkan,
telah diketahui memiliki keterbatasan. Terutama, gagal untuk mempertimbangkan
perbedaan epistemologi ynag jelas antara pengetahuan tentang manusia dan
pengetahuan tentang benda-benda. Pada dasarnya, pendekatan positivis pada ilmu
sosial meniadakan peran agensi manusia, atau menyepelekan hal itu sedemikian
rupa sehingga menjadi tidak berarti.
Ilmuwan sosial fokus pada menyelidiki lompatan sejarah, dan konteks
budaya, arti dari interaksi manusia berbagi kepercayaan yang fokus pada diri
mereka sendiri, orang yang bertanggungjawab pada perilaku mereka, harus
menjadi aspek kritis dari penelitian (Cohen et al, 2000). Alasan untuk pendekatan
epistemologi sebagai hal yang berkaitan dengan identitas dan pendidikan ynag
disediakan menurut Ladson-Billings (2003). Dia berpendapat bahwa tidak ada
yang salah dengan pendangan positivist, selama itu diketahui untuk apa hal itu,
sebuah perwujudan budaya dari satu mode penelitian, yang tidak universal atau
diluar batas kewajaran, tetapi dibidang tradisi Judeo-Christian dari pengetahuan.
Dalam pandangan Larson-Billing (2003:12), pendekatan sosial-budaya untuk
penelitian disebut ‘ pemahaman mendalam kontekstual pada fenomena sosial’.
Contoh-contoh Perbedaan Paradigma Penelitian untuk menyelidiki identitas
budaya
Implikasi menggunakan pendekatan positivist-logis
Dalam tradisi ilmiah, Houlette, dkk (2004) menggunakan metodologi
kuantitatif untuk menentukan keefektifan dari pengaruh program yang didesain
untuk meningkatkan kereseptifan siswa terhadap orang-orang yang sama secara
budaya atau secara rasial berbeda dari mereka. Desain penelitian termasuk analisis
data pretes dan postest dari survey yang dilaksanakan pada total 830 siswa
sekolah dasar yang diambil melalui ‘Green Circle Program’. Program ini
bertujuan untuk mengubah persepsi siswa terhadap yang lainnya, dan melalui
diskusi, hal itu diharapkan membudayakan perluasan ‘konsep’ pertemanan anak-
anak. Hipotesis ini dari waktu ke waktu menunjukkan hasil perubahan yang
7
positif dalam inklusifitas pilihan mereka untuk bermain dan berbagi (Houlette,
dkk, 2004:42).
Masalah dalam penjelasan ini adalah penulis tidak menanyakan apakah
desain penelitiannya muungkin memiliki kesalahan. Tidak ada peneliti yang
menanyakan secara langsung pada anak-anak bagaimana perasaan mereka
terhadap program yang diberikan, atau tidak ada peneliti yang menghubungkan
secara kritis dengan konten atau akibat dari program. Agaknya, apa yang dianggap
menjadi kesalahan adalah kapasitas anak-anak untuk menghubungkan dengan
dorongan dalam cara yang harmonis dengan keinginan peneliti. Penjelasan lain
yang mungkin disediakan untuk penemuan penelitian yang mengecewakan adalah
bahwa tes yang digambarkan sebagai sebuah pengaturan sekolah dasar, yang
kurang lebih dikendalikan seperti pengaturan laboratorium’(Houlette, dkk, 2004:
51). Terdapat perasaan bahwa jika kelakuan anak-anak bisa menjadi lebih
dikontrol, atau subjek diatur lebih keras, sehingga penelitian menjadi lebih efektif.
Efeknya, dalam istilah untuk memperluas yang perantara atau kemauan yang
terlihat dalam penelitian ini, anak-anak sekolah yang terlibat sama seperti sel-sel
darah dibawah mikroskop.
Dampak menggunakan teori kritis
Alternatif konstruktivis sosial radikal untuk epistemologi positif-logis
diambil berdasarkan teori sosial kritis. Sementara mempertimbangkan pengaruh
yang mana ras dan rasisme ada pada pengalaman siswa di sekolah, Gillborn
92006: 18) menggunakan pandangan sosial kritis ayng anti-rasisme dibutuhkan
untuk menahan dan memperluas ‘radikal, tepi kritis’.
Dampak menggunakan pendekatan metode campuran
Dalam penelitian baru-baru ini menyelidiki cara bagaimana siswa Afrika-
Amerika di sekolah menengah atas mengemabngkan identitas mereka, Nasir, dkk
(2009), menggunakan pendekatan metode campuran. Metodologi tersebut
digunakan dengan keyakinan bahwa kedua data etnografi dan data survei akan
menyediakan kedalaman pemahaman dalam penelitian.
8
Mengembangkan alasan bagi pendekatan penelitian yang berbeda-beda
Keterangan dalam kajian literatur yang dikaitkan dengan metodologi yang
berbeda-beda, ada pemahaman bahwa metode penelitian digunakan oleh
konfirmasi peneliti mereka untuk menimbulkan berlainan set data, dan
memusatkan perhatian pada penemuan di tergantung pada cara-cara yang berbeda
dan ontologi Problem epistemologi positioning. Dalam kajian ulang yang
komprehensif dari literatur, Perbankan (2006: 789) dikenalpasti yang terkait
dengan penelitian budaya responsif dan pembentukan identitas pedagogik
menyambut baik diadopsi dari data ethnografik atau pendekatan studi kasus.
Namun demikian, argumen baru-baru ini, misalnya sebagai menyuarakan oleh
Chirkov (2009: 94) dan Lukas (2009), telah memfokuskan pada keperluan untuk
fleksibilitas intelektual, dan kesediaan untuk menganalisa hasil mencapai kritis
dan memperoleh pengetahuan sebagai core keterampilan yang diperlukan untuk
memahami sifat rumit akulturasi. Ini melibatkan peletakan dasar dari
pembelajaran berkelanjutan dan kualitatif di tingkat kelas dengan kapasitas untuk
menafsirkan kumpulan data yang mencerminkan lebih faktor nasional dan
regional. Untuk tahap tertentu, ini adalah pendekatan yang Gillborn (2008)
mengadopsi dalam penafsiran kritis-nya dari rasisme dan pengecualian sebagai
membentuk dasar untuk sistematis dan ketidaksetaraan struktural di keterlibatan
pendidikan dan pencapaian. Seperti yang dijelaskan oleh Brenner (2006), Problem
epistemlogis melihat mengharuskan penggunaan metodologi yang memungkinkan
untuk ketegangan dalam proses penelitian antara dan strategi penelitian deductive
Induktif. Alat bantu ini harus dikembangkan untuk memperjelas dunia subyektif
informan mengarah ke perwakilan dari pemahaman konseptual mereka sementara
juga memfasilitasi eksplorasi tata teori seperti teori ras kritis dan contoh-contoh
rasisme kelembagaan dan cara-cara fenomena ini dapat menginformasikan dan
menghasut konstruksi identitas.
Sebagai didiskusikan sebelumnya dalam konteks teori kritis, menjadi
pertimbangan dari posisi ideologis yang melekat dalam semua penelitian yang
dapat diatasi agar, 'oleh mengidentifikasi bias seseorang, salah satu dapat dengan
mudah melihat di mana pertanyaan-pertanyaan yang membimbing studi yang
telah mengering dibentuk' (Janesick, 1994: 212). Tetapi ada pertanyaan yang sama
9
ada ianya tidak cukup untuk mengetahui hanya dari pembangunan ideologis yang
berpotensi menyebabkan dampak pada desain penelitian dan pengembangan.
Dalam konteks di mana konsep-konsep identitas dan budaya merupakan
fokus penelitian, ianya penting sekali untuk kita sendiri sosial dan kultural
identitas dibangun sebagai pendidik dan peneliti di diinterogasi di seluruh proses
penelitian fasa-fasa. Hal ini juga dibuat oleh Mazzi (2006), yang komentar yang,
'keputihan bulu domba warna cara-cara yang berkulit putih, dan dalam kasus ini
guru putih, melihat diri mereka dan siswa sebagai "berbeda" seperti kelam kabut
atau warna brownness jalan yang siswa "warna" melihat diri mereka dan guru
putih sebagai' yang berbeda. Kesadaran yang sangat kritis tidak hanya penting
untuk mengembangkan budaya kompeten, ianya juga guru penting bagi para
peneliti menyelidiki ide-ide ras, etnis dan pembentukan identitas. Sangat penting
bahwa sebagai seorang peneliti, saya menyadari bahwa kritis seperti persepsi saya
di dunia, ada ditentukan oleh konsep-konsep yang tersedia untuk aku, ia berikut
bahwa orang yang berlainan mengatur konsep-konsep akan cenderung untuk
melihat "berukuran sama' kenyataan yang berbeda. Tujuan Untuk alasan ini,
seperti disarankan oleh Brenner (2006: 368), saya sebagai peneliti seharusnya
dapat menerangkan tidak hanya yang saya sebagai bagian dari kajian, tetapi juga,
sebagai secara tepat sebagai kemungkinan, untuk memberikan informasi
mengenai bagaimana informan mungkin telah dianggap juga kepada saya.
Kesimpulan
Karya ini telah menuliskan pentingnya untuk para peneliti pendidikan
prihatin dengan identitas budaya dan gagasan-gagasan untuk menyelidiki secara
eksplisit dasar filosofis yang penelitian mereka dikembangkan (Cohen et al 2000:
3). Karya sebentar diperiksa dan tradisi penelitian yang berbeda dan digambarkan
bagaimana adopsi tradisi tertentu telah melahirkan yang signifikan pada jenis-
jenis pertanyaan yang diajukan, pendekatan yang diambil untuk pertanyaan-
pertanyaan alamat, dan cara-cara penemuan-penemuan ini dipresentasikan.
Pendekatan kuantitatif diadopsi oleh Houlette et al (2004) adalah diterokai.
Sementara paradigma ini mungkin telah disediakan sebuah strategi yang berguna
untuk mengevaluasi efektivitas dari campur tangan tertentu, ia ditemui menjadi
mechanistic dan tidak kekurangan di kedalaman dan dengan itu tidak cocok untuk
10
menyediakan wawasan tentang bagaimana individu mungkin co-penulis identitas
mereka. Pada sisi lain, terlepas dari kenyataan bahwa teori ras kritis telah
memberikan kontribusi signifikan untuk membuat dalam kaitannya dengan studi
identitas, pekerjaan Gillborn (2006) adalah mempertanyakan sebagai hasil dari
situatedness politik yang terang-terangan dari karya. Tradisi penelitian penting
secara sosial telah membuat kontribusi yang berharga untuk konsep kita teori dan
praktik pendidikan karena problematises 'kenyataan sehari-hari', khususnya
sebagai dialami oleh orang-orang dari kebudayaan, atau etnis minoritas Prig
(2000b). Seperti yang diakui oleh Burrell dan Morgan (1979 mukasurat2),
'walaupun ada teori sosial yang mengikuti untuk masing-masing ekstrim, asumsi
banyak ilmuwan sosial di berkemah di suatu tempat dalam kisaran antara'. Untuk
tahap tertentu, 'middle ini' diidentifikasi di pekerjaan Nasir et al (2009) dalam
studi mereka dari pembentukan identitas di antara kalangan Afrika-Amerika siswa
di sekolah tinggi Amerika.
Pelajaran yang dapat diambil dari keterlibatan dengan literatur yang telah
digunakan untuk lebih tesis bahwa para peneliti yang memusatkan perhatian pada
isu-isu pembentukan identitas, harus diri secara konsisten mencerminkan
mengenai posisi mereka dalam kaitannya dengan ontologi, epistemologi
metodologi, dan mengumpulkan data. Ini adalah sebuah proses kursus dan satu
yang harus memastikan bahwa tindakan penelitian dibangun dari sebuah
pemahaman lebih jelas dari (kadang-kadang tampak kabur) anggapannya sendiri
falsafah yang mendukung proses penelitian.
Peneliti prihatin dengan konsep-konsep identitas budaya dan etnis, agama
dan keragaman linguistik adalah perkara yang terus penting dalam dunia kita yang
semakin, juga diglobalisasikan. Hal ini terutama di pedesaan atau daerah-daerah
terpencil di mana beberapa guru berbagi peninggalan budaya, siswa dari latar
belakang minoritas etnik yang mereka mengajar. Menyediakan guru dan para
peneliti dengan alat bantu untuk menafsirkan kritis cara membuat lintas budaya
yang lebih besar pengetahuan dan keahlian akan membantu praktisi untuk
merencanakan positif terhadap keragaman dan untuk meningkatkan pengalaman
pendidikan dari semua pihak yang terlibat.
11
BAB III
PENILAIAN TERHADAP JURNAL
3.1. Perbandingan Isi Jurnal
Pada jurnal utama peneliti mengulas beberapa metode atau pendekatan
yang digunakan oleh peneliti lain dalam melakukan penelitian. Ada 3 pendekatan
dalam penelitian yang dilakukan dalam bidang sosial yaitu pendekatan positif-
logis, pendekatan teori kritis, dan pendekatan campuran.
Peneliti mengulas penelitian-penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan masing-masing pendekatan tersebut dengan berdasarkan pada
ontologi dan epistemologi pada penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa
peneliti lain.
Peneliti membahas kekurangan-kekurangan masing-masing pendekatan.
Dalam jurnal ini, peneliti berpendapat bahwa penelitian yang paling baik adalah
penelitian yang menggunakan pendekatan metode campuran dilihat dari segi
ontologi dan epistemologi.
Berbeda dengan jurnal yang ditulis oleh Irene Vasilachis de Gialdino
dengan judul “Ontological and Epistemological Foundations of Qualitative
Research” yang membahas bagaimana aspek ontologi dan epistemologi harus ada
dan dimilikii oleh penelitian kualitatif. Menurut peneliti espitemologi dalam
penelitian harus dapat menunjukkan apa subjek penelitian yang dimaskud dalam
penelitian yang dapat dilihat dengan melihat kembali aspek-aspek ontologi dalam
penelitian. Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada penelitian kualitatif.
Sedangkan pada jurnal pembanding lainnya yang “Exploring the
Philosophical Underpinnings of Research: Relating Ontology and Epistemology
to the Methodology and Methods of the Scientific, Interpretive, and Critical
Research Paradigms” oleh James Scotland dibahas bagaimana aspek ontologi dan
epistemologi dalam metodologi dan metode penelitian. Dalam jurnal ini peneliti
menerangkan bagaimana hubungan antara ontologi, epistemologi, metodologi dan
metode penelitian. Penjelasan tentang hubungan ontologi, epistemologi,
metodologi, dan metode penelitian yang dijelaskan oleh penulis disini adalah pada
3 penelitian pendidikan yang umum yaitu penelitian dibidang sains, interpretatif,
dan kritik.
12
3.2. Kelebihan Jurnal
Kelebihan jurnal utama dibanding 2 jurnal pembanding lainnya adalah,
pada jurnal utama ini peneliti mengulas sisi ontologi dan epistemologi dari
berbagai model penelitian, baik itu kuantitatif ataupun kualitatif. Berbeda dengan
jurnal pembanding yang berjudul “Ontological and Epistemological Foundations
of Qualitative Research” oleh Irene Vasilachis de Gialdino yang hanya membahas
pentingnya ontologi dan epistemologi dalam penelitian kualitatif.
Kelebihan lain dari jurnal ini adalah peneliti memberikan contoh-contoh
penelitian pada masing-masing pendekatan. Hal ini sangat baik karena dengan
demikian pembaca lebih memahami bagaimana penelitian yang menggunakan
pendekatan-pendekatan tersebut.
3.3. Kelemahan Jurnal
Selain kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan diatas, jurnal utama ini
juga memiliki kelemahan-kelemahan dibandingkan dengan jurnal-jurnal
pembandingnya.
Pada jurnal utama ini tidak dijelaskan dengan jelas pendekatan-pendekatan
yang disebutkan. Selain itu, peneliti lebih condong pada penjelasan tentang
pentingnya epistemologi dalam penelitian dan hanya sedikit membahas sisi
ontologinya.
Pada 2 jurnal pembanding, peneliti menjabarkan dengan jelas bagaimana
ontologi dan epistemologi dalam penelitian. Selain itu pada jurnal “Exploring the
Philosophical Underpinnings of Research: Relating Ontology and Epistemology
to the Methodology and Methods of the Scientific, Interpretive, and Critical
Research Paradigms” oleh James Scotland dibahas lebih mendalam bagaimana
ontologi dan epistemologi dalam metodologi dan metode penelitian.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bracken, Sean. 2009. Discussing the importance of ontology and epistemology
awareness in practitioner research. Worcester Journal of Learning and
Teaching, Issue 4
[online:http://www.worc.ac.uk/edu/documents/FinalSBrackenPractitioner
Research.pdf]
Gialdino, Irene Vasilachis de. 2009. Ontological and Epitemological Foundations
of Qualitative Research. Forum: Qualitative Social Research, Vol. 10,
No. 2 (2009)
[online:
http://www.qualitative-research.net/index.php/fqs/article/view/1299/3163]
Scotland, James. 2012. Exploring the Philosophical Underpinnings of Research:
Relating Ontology and Epistemology to the Methodology and Methods of
the Scientific, Interpretive, and Critical Research Paradigms. English
Language Teaching; Vol. 5, No. 9; 2012 .ISSN 1916-4742 E-ISSN 1916-
4750. Published by Canadian Centerof Science and Education
[online:
http://www.ccsenet.org/journal/index.php/elt/article/viewFile/19183/126
67]

More Related Content

What's hot

Karya tulis ilmiah tentang pengaruh dan dampak globalisasi terhadap kehidupan...
Karya tulis ilmiah tentang pengaruh dan dampak globalisasi terhadap kehidupan...Karya tulis ilmiah tentang pengaruh dan dampak globalisasi terhadap kehidupan...
Karya tulis ilmiah tentang pengaruh dan dampak globalisasi terhadap kehidupan...
sittyfatma
 
[FIOLOGI HEWAN] MEMBRAN SEL DAN TRANSPORT MEMBRAN
[FIOLOGI HEWAN] MEMBRAN SEL DAN TRANSPORT MEMBRAN[FIOLOGI HEWAN] MEMBRAN SEL DAN TRANSPORT MEMBRAN
[FIOLOGI HEWAN] MEMBRAN SEL DAN TRANSPORT MEMBRAN
Meli Sulisdiani
 
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAMImplementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Kartic Muna
 
Contoh Makalah TIK
Contoh Makalah TIKContoh Makalah TIK
Contoh Makalah TIK
MuslimDjibril
 
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIATugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
meikaa
 
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhan
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhanLaporan pernapasan pada hewan dan tumbuhan
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhanNita Mardiana
 
Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusibyunbella
 
Jaringan hewan oleh ismail
Jaringan hewan oleh ismailJaringan hewan oleh ismail
Jaringan hewan oleh ismail
Ismail Fizh
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Pajeg Lempung
 
Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptxDinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
tasyasantika
 
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILAPENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
dayurikaperdana19
 
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era GlobalisasiArtikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
Iswi Haniffah
 
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang Ekonomi
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang EkonomiHak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang Ekonomi
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang Ekonomi
Rajmil Shalsabila
 
Bab iv konst hasil
Bab iv konst hasilBab iv konst hasil
Bab iv konst hasil
Edi Ison
 
Resensi Buku non fiksi
Resensi Buku non fiksiResensi Buku non fiksi
Resensi Buku non fiksi
Univ. State of Surabaya
 
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasilaKedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Sawah Dan Ladang Ku
 
Membuat Artikel Ilmiah
Membuat Artikel IlmiahMembuat Artikel Ilmiah
Membuat Artikel Ilmiah
Uwes Chaeruman
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Tri Widodo W. UTOMO
 
Ham dan demokrasi dalam islam
Ham dan demokrasi dalam islamHam dan demokrasi dalam islam
Ham dan demokrasi dalam islam
Fikri Fahmi
 
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti KorupsiKebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Fenti Anita Sari
 

What's hot (20)

Karya tulis ilmiah tentang pengaruh dan dampak globalisasi terhadap kehidupan...
Karya tulis ilmiah tentang pengaruh dan dampak globalisasi terhadap kehidupan...Karya tulis ilmiah tentang pengaruh dan dampak globalisasi terhadap kehidupan...
Karya tulis ilmiah tentang pengaruh dan dampak globalisasi terhadap kehidupan...
 
[FIOLOGI HEWAN] MEMBRAN SEL DAN TRANSPORT MEMBRAN
[FIOLOGI HEWAN] MEMBRAN SEL DAN TRANSPORT MEMBRAN[FIOLOGI HEWAN] MEMBRAN SEL DAN TRANSPORT MEMBRAN
[FIOLOGI HEWAN] MEMBRAN SEL DAN TRANSPORT MEMBRAN
 
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAMImplementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
 
Contoh Makalah TIK
Contoh Makalah TIKContoh Makalah TIK
Contoh Makalah TIK
 
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIATugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
 
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhan
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhanLaporan pernapasan pada hewan dan tumbuhan
Laporan pernapasan pada hewan dan tumbuhan
 
Power point konstitusi
Power point  konstitusiPower point  konstitusi
Power point konstitusi
 
Jaringan hewan oleh ismail
Jaringan hewan oleh ismailJaringan hewan oleh ismail
Jaringan hewan oleh ismail
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama kristen perguruan tinggi ma...
 
Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptxDinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Negara.pptx
 
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILAPENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
 
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era GlobalisasiArtikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
Artikel: Bahasa Indonesia dan Era Globalisasi
 
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang Ekonomi
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang EkonomiHak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang Ekonomi
Hak dan Kewajiban Warga Negara di Bidang Ekonomi
 
Bab iv konst hasil
Bab iv konst hasilBab iv konst hasil
Bab iv konst hasil
 
Resensi Buku non fiksi
Resensi Buku non fiksiResensi Buku non fiksi
Resensi Buku non fiksi
 
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasilaKedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
 
Membuat Artikel Ilmiah
Membuat Artikel IlmiahMembuat Artikel Ilmiah
Membuat Artikel Ilmiah
 
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
Sistem Politik Indonesia: Sebuah Pengantar
 
Ham dan demokrasi dalam islam
Ham dan demokrasi dalam islamHam dan demokrasi dalam islam
Ham dan demokrasi dalam islam
 
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti KorupsiKebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
 

Similar to Filsafat Pendidikan

Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1
Ryni Svinndal
 
pengantar penelitian kuantitatif jwiejr f
pengantar penelitian kuantitatif jwiejr fpengantar penelitian kuantitatif jwiejr f
pengantar penelitian kuantitatif jwiejr f
AgengPratiwi
 
makalah pendidikan pancasila
makalah pendidikan pancasila makalah pendidikan pancasila
makalah pendidikan pancasila
pelikpernandesps
 
Penelitian Kualitatif
Penelitian KualitatifPenelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif
ADHP
 
Tugas resume jurnal
Tugas resume jurnalTugas resume jurnal
Tugas resume jurnal
WulansariBakara
 
Apa yang dimaksud masalah
Apa yang dimaksud masalahApa yang dimaksud masalah
Apa yang dimaksud masalah
Yf Indah
 
Metode dan pendekatan dalam ilmu perbandingan agama
Metode dan pendekatan dalam ilmu perbandingan agamaMetode dan pendekatan dalam ilmu perbandingan agama
Metode dan pendekatan dalam ilmu perbandingan agama
guest0579d0
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
Djoko Adi Walujo
 
metodologi penelitian
metodologi penelitianmetodologi penelitian
metodologi penelitian
hasbiaahasbi
 
Pengertian penelitian
Pengertian penelitianPengertian penelitian
Pengertian penelitian
megairwans
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
SusiSusanti94678
 
Permasalahan pada Penelitian Kualitatif_
Permasalahan pada Penelitian Kualitatif_Permasalahan pada Penelitian Kualitatif_
Permasalahan pada Penelitian Kualitatif_
AyuFitriyaniPrasetya
 
Metodologi penelt pptpt
Metodologi penelt pptptMetodologi penelt pptpt
Metodologi penelt pptpt
IstiQomah Gemblebz
 
Lia istifadah
Lia istifadahLia istifadah
Lia istifadah
Igit Nugraha
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Fandi Fandi
 
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdfMAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
jumawan1109
 
Metode penelitian pendidikan
Metode penelitian pendidikanMetode penelitian pendidikan
Metode penelitian pendidikan
Dedi Yulianto
 
0 filsafat ilmu
0 filsafat ilmu0 filsafat ilmu
0 filsafat ilmu
Syakir Matin
 
ragam penelitian
ragam penelitianragam penelitian
ragam penelitian
Fela Aziiza
 

Similar to Filsafat Pendidikan (20)

Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1 Metodologi penelitian kelompok 1
Metodologi penelitian kelompok 1
 
pengantar penelitian kuantitatif jwiejr f
pengantar penelitian kuantitatif jwiejr fpengantar penelitian kuantitatif jwiejr f
pengantar penelitian kuantitatif jwiejr f
 
makalah pendidikan pancasila
makalah pendidikan pancasila makalah pendidikan pancasila
makalah pendidikan pancasila
 
Penelitian Kualitatif
Penelitian KualitatifPenelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif
 
Tugas resume jurnal
Tugas resume jurnalTugas resume jurnal
Tugas resume jurnal
 
Apa yang dimaksud masalah
Apa yang dimaksud masalahApa yang dimaksud masalah
Apa yang dimaksud masalah
 
JURNAL SAINS 4
JURNAL SAINS 4JURNAL SAINS 4
JURNAL SAINS 4
 
Metode dan pendekatan dalam ilmu perbandingan agama
Metode dan pendekatan dalam ilmu perbandingan agamaMetode dan pendekatan dalam ilmu perbandingan agama
Metode dan pendekatan dalam ilmu perbandingan agama
 
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AWFILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
FILSAFAT ILMU PERTEMUAN I - DJOKO AW
 
metodologi penelitian
metodologi penelitianmetodologi penelitian
metodologi penelitian
 
Pengertian penelitian
Pengertian penelitianPengertian penelitian
Pengertian penelitian
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Permasalahan pada Penelitian Kualitatif_
Permasalahan pada Penelitian Kualitatif_Permasalahan pada Penelitian Kualitatif_
Permasalahan pada Penelitian Kualitatif_
 
Metodologi penelt pptpt
Metodologi penelt pptptMetodologi penelt pptpt
Metodologi penelt pptpt
 
Lia istifadah
Lia istifadahLia istifadah
Lia istifadah
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdfMAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
MAKALAH FILSAFAT KEL 01 2.pdf
 
Metode penelitian pendidikan
Metode penelitian pendidikanMetode penelitian pendidikan
Metode penelitian pendidikan
 
0 filsafat ilmu
0 filsafat ilmu0 filsafat ilmu
0 filsafat ilmu
 
ragam penelitian
ragam penelitianragam penelitian
ragam penelitian
 

Filsafat Pendidikan

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu didapat melalui penelitian-penelitian terhadap pengetahuan- pengetahuan yang ada. Penelitian-penelitian yang dilakukan bersifat ilmiah. Suatu pengetahuan belumlah dikatakan sebagai ilmu. Sebuah pengetahuan dapat dikatakan ilmu jika pengetahuan tersebut telah ditentukan kebenarannya melalui penyelidikan ilmiah yang mendalam. Dalam penyelidikan ataupun penelitian cabang-cabang utama filsafat yang harus ada adalah ontologi dan epistemologi. Ontologi bertanya mengenai apa objek apa yang di telaah, bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut, bagaimana hubungan objek tersebut dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan, dan sebagainya. Sedangkan epistemologi mempertanyakan bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya ilmu pengetahuan tersebut, bagaimana prosedurnya, hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendapat pengetahuan yang benar, apa yang disebut kebenaran itu sendiri, apa kriterianya, cara, tekhnik, atau sarana apa yang dapat membantu dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu, dan sebagainya. Penelitian-penelitian ilmiah adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan kebenaran dari suatu ilmu. Oleh karena itu, peneliti-peneliti yang melakukan penelitian ilmiah harus memperhatikan aspek ontologi dan epistemologi dari objek kajian penelitiannya. Ontologis dan Epistemologis adalah hal yang sangat penting dalam penelitian-penelitian ilmiah. Oleh sebab itu, banyak sudah penulis-penulis yang meneliti pentingnya ontologis dan epistemologis dalam penelitian berbagai bidang. Dalam jurnal review ini, penulis mencoba melihat dan membandingkan pandangan para peneliti tentang pentingnya ontologi dan epistemologi dalam penelitian.
  • 2. 2 1.2. Tujuan Tujuan penulisan jurnal review ini adalah untuk: 1) Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang pentingnya ontologi dan epistemologi dalam penelitian. 2) Membandingkan isi setiap jurnal untuk melihat kelebihan dan kelemahan jurnal sehingga penulis bisa mengambil manfaat dari jurnal yang direview. 1.3. Identitas Jurnal 1. Jurnal Utama Judul : Discussing The Importance of Epistemology and Ontology Awareness in Practitioner Research Penulis : Sean Bracken Tahun : 2009 Sumber : Worcester Journal of Learning and Teaching, Issue 4 2. Jurnal Pembanding 1 Judul : Exploring The Philosophical Underpinnings of Research: Relating Ontology and Epistemology ti The Methodology and Methods od the Scientific, Interpretive, and Critical Research Paradigms Penulis : James Scotland Tahun : 2012 Negara : Qatar Sumber : English Language Teaching, Vol 5, No. 9; 2012, ISSN 1916- 4742, E-ISSN 1916-4750, Published by Canadian Center of Science and Education. 3. Jurnal Pembanding 2 Judul : Ontological and Epistemological Foundation of Qualitatife Research Penulis : Irene Vasilachis de Gialdino Tahun : 2009 Negara : Spanyol Sumber : Forum: Qualitative Social Research, Vol. 10, No. 2 (2009)
  • 3. 3 BAB II RINGKASAN ISI JURNAL 2.1. Jurnal Utama Judul Penelitian : Discussing the Importance of Ontology and Epsitemology Awareness in Practitioner Research (Membahas pentingnya kesadaran ontologi dan epistemologi dalam peneliti) Penulis : Sean Bracken Sumber : Worcester Journal of Learning and Teaching, Issue 4 Discussing the Importamce of Ontology and Epistemology Awareness in Practitioner Research Abstrak Tulisan ini berfokus pada identifikasi dan akulturasi dalam sekolah sebagai dasar gambaran pada cara-cara peneliti melakukan penyelidikan mereka. Ini mengidentifikasi keharusan bagi para peneliti untuk memastikan bahwa persepsi ontologi mereka, sikap epistemologi, metode pengumpulan data dan penyajian telah sesuai. Melalui penyelidikan, pendekatan metodologi yang berbeda digunakan untuk menghadapi isu susunan identitas, sebagai gambaran dalam tiga penelitian berbasis sekolah (Houlette et al, 2004; Gilboum, 2006; Nasir et al, 2009), tulisan ini mengangkat isu ontologis dan epistemologis. Implikasi yang bermanfaat yaitu, melalui kesadaran yang mendalam dari struktur ontologi penelitian mereka, peneliti akan lebih memperjelas posisi untuk menggambarkan berulang-ulang, dan menjabarkan bagaimana hubungan terbaik dengan proyek penelitian mereka. Pendahuluan Teka teki yang paling besar pada penelitian pendidikan adalah bagaimana menentukan perubahan alami dari identitas, bagaimana identitas yang beraneka ragam ini mempengaruhi pengajaran dan pembelajaran, dan bagaimana
  • 4. 4 seharusnya menentukan faktor-faktor yang berpengaruh pada formasi dari identitas budaya. Pengembangan kerangka kerja terhadap penelitian pada identitas yang beraneka ragam diambil selama penyesuaian diri, yang sangat diperlukan menyelidiki bagaimana sikap pelaku, nilai-nilai dan kebiasaan mempengaruhi cara-cara yang anak-anak tetapkan dan artikan kembali diri mereka sebagai makhluk sosial dan pelajar. Seperti rangka kerja seharusnya juga pengetahuan yang memiliki isu lebih luas dari kekuasaan dan keanehan retoris dari kurikulum, seperti yang dijelaskan oleh Andrews (2009), berpengaruh pada konteks dan membantu untuk membentuk pertanyaan penelitian yang spesifik yang bermanfaat dari penyelidikan. Penelitian yang berfokus dengan identitas dan penyesuaian diri, apakah hal itu berfokus pada guru atau siswa, adalah situasi ipso facto dalam bagian sosial budaya dan konteks historis. Jadi, merupakan suatu kebutuhan untuk menggambarkan dengan jelas ontologis mereka dan pandangan epistemologis dan untuk menggmabrkan cara-cara yang mana hal ini menginformasikan pengembangan paradigma penelitian yang tepat. Wujud Alami: Kesimpulan dari Ontologi Sebagai seorang peneliti, saya mungkin mengambil pandangan ontologis yang berbeda-beda, atau cara melihat realita sosial. Pada satu sisi, hal ini melibatkan kepercayaan yang saya ambil bahwa dunia dari interaksi sosial berada terpisah dari apa yang saya rasakan. Hal tersebut masuk akal, entitas eksternal dan responsif pada ilmu pengetahuan dan mode positif dari penyelidikan. Tradisi ini menginformasikan dasar ontologi dari penelitian selama beberapa waktu, terutama dalam bidang ilmu fisik (Bitter-Davis & Parker, 1997; Gallagher, 2008). Atau, sebagai peneliti, saya mungkin memandang realita sosial sebagai wujud pembangunan oleh individu yang berinteraksi dan memaknai dunia mereka dengan cara yang aktif, dan sebagai peneliti, saya bisa melakukan pendekatan dalam mencari kebenaran dalam pengalaman hidup masyarakat melalui interprestasi yang ketat (Graue & Walsh, 1998; Byrne-Armstrong et al, 2001). Seperti pendapat Pring (2009a: 90), kedua cara ini ada dalam penelitian diinformaasikan sebagai sejarah, budaya dan latar belakang filosofis yang harus
  • 5. 5 ditangani secara eksplisit. Tanpa pemeriksaan tersebut, sebagai peneliti, saya mungkin tidak menyadari dasar-dasar pemikiran filosofis yang diutarakan didasarkan untuk membenarkan proses dan penemuan penelitian saya. Bagaimana pengetahuan disebar: melihat kembali melalui pertimbangan epsitemologi Kamus Filsafat Stanford (2009) menjelaskan bahwa ‘ epistemologi adalah tentang isu-isu yang berkaitan dengan penciptaan dan penyebaran pengetahuan di penelitian pada bidang tertentu. Secara historis, ilmu-ilmu sosial mewarisi orientasi epistemologisnya dari metode penelitian ilmiah yang terkait dengan ilmu fisika. Metode ilmiah diyakini memberikan ‘kepastian faktual dari ilmu fisik dan kepastian logika deduktif dan matematika murni’ (Lee-Kelley, 1929:1). Menurut tradisi ini. Setelah kondisi eksternal dikendalikan dan dipantau secara sistematis, mereka mungkin mengalami pengujian eksperimental untuk mengungkapkan kebenaran tidak hanya tentang sifat atom, konsep-konsep matematika dan mekanik, tetapi juga tentang sifat prilaku manusia. Epsitemologi ini didasarkan pada keyakinan ontologis bahwa subjek perilaku manusia terwujud dari perintah dan peraturan yang telah di perintahkan realita eksternal. Dengan demikian, ada pandangan konseptual bahwa perilaku dan tindakan manusia sebagian besar ditentukan oleh rangsangan yang tidak mereka buat. Positivism logis terus menginformasikan banyak penelitian di bidang pendidikan, dan telah memiliki dampak yang signifikan terhadap cara-cara di mana pengetahuan tentang pendidikan dikumpulkan dan disebarluaskan. Di Amerika, Asosiasi Amerika untuk penelitian pendidikan telah mencatat sebuah peningkatan orientasi dalam inisiasi federal untuk mendanai desain penelitian terutama didasarkan pada akumulasi bukti ilmiah dalam pendidikan yang bergantung pada percobaan terkontrol yang acak’ (Schneider et al, 2008: 16). Alasan untuk pendekatan ini adalah pembuat kebijakan membutuhkan akses ke penelitian yang relevan menyatakan hubungan yang tidak ambigu dalam kausalitas dari acara yang berkaitan dengan intervensi pendidikan berskala besar. Namun sifat kaku dari bentuk penelitian ini berarti itu tidak bisa mengatasi, masih kurang mengungkapkan, hubungan sebab akibat. Ini hanya dapat membuat hubungan. Selain itu, pandangan ontologis dan epistemologis yang
  • 6. 6 menginformasikan pendekatan ini telah dijadikan kontes (Goroux, 1981; Lemesianou & Grindberg, 2006; Hyslop-Margison & Naseem, 2008). Epistemologis positivism logis, dan bentuk metodologi penelitian yang dihasilkan, telah diketahui memiliki keterbatasan. Terutama, gagal untuk mempertimbangkan perbedaan epistemologi ynag jelas antara pengetahuan tentang manusia dan pengetahuan tentang benda-benda. Pada dasarnya, pendekatan positivis pada ilmu sosial meniadakan peran agensi manusia, atau menyepelekan hal itu sedemikian rupa sehingga menjadi tidak berarti. Ilmuwan sosial fokus pada menyelidiki lompatan sejarah, dan konteks budaya, arti dari interaksi manusia berbagi kepercayaan yang fokus pada diri mereka sendiri, orang yang bertanggungjawab pada perilaku mereka, harus menjadi aspek kritis dari penelitian (Cohen et al, 2000). Alasan untuk pendekatan epistemologi sebagai hal yang berkaitan dengan identitas dan pendidikan ynag disediakan menurut Ladson-Billings (2003). Dia berpendapat bahwa tidak ada yang salah dengan pendangan positivist, selama itu diketahui untuk apa hal itu, sebuah perwujudan budaya dari satu mode penelitian, yang tidak universal atau diluar batas kewajaran, tetapi dibidang tradisi Judeo-Christian dari pengetahuan. Dalam pandangan Larson-Billing (2003:12), pendekatan sosial-budaya untuk penelitian disebut ‘ pemahaman mendalam kontekstual pada fenomena sosial’. Contoh-contoh Perbedaan Paradigma Penelitian untuk menyelidiki identitas budaya Implikasi menggunakan pendekatan positivist-logis Dalam tradisi ilmiah, Houlette, dkk (2004) menggunakan metodologi kuantitatif untuk menentukan keefektifan dari pengaruh program yang didesain untuk meningkatkan kereseptifan siswa terhadap orang-orang yang sama secara budaya atau secara rasial berbeda dari mereka. Desain penelitian termasuk analisis data pretes dan postest dari survey yang dilaksanakan pada total 830 siswa sekolah dasar yang diambil melalui ‘Green Circle Program’. Program ini bertujuan untuk mengubah persepsi siswa terhadap yang lainnya, dan melalui diskusi, hal itu diharapkan membudayakan perluasan ‘konsep’ pertemanan anak- anak. Hipotesis ini dari waktu ke waktu menunjukkan hasil perubahan yang
  • 7. 7 positif dalam inklusifitas pilihan mereka untuk bermain dan berbagi (Houlette, dkk, 2004:42). Masalah dalam penjelasan ini adalah penulis tidak menanyakan apakah desain penelitiannya muungkin memiliki kesalahan. Tidak ada peneliti yang menanyakan secara langsung pada anak-anak bagaimana perasaan mereka terhadap program yang diberikan, atau tidak ada peneliti yang menghubungkan secara kritis dengan konten atau akibat dari program. Agaknya, apa yang dianggap menjadi kesalahan adalah kapasitas anak-anak untuk menghubungkan dengan dorongan dalam cara yang harmonis dengan keinginan peneliti. Penjelasan lain yang mungkin disediakan untuk penemuan penelitian yang mengecewakan adalah bahwa tes yang digambarkan sebagai sebuah pengaturan sekolah dasar, yang kurang lebih dikendalikan seperti pengaturan laboratorium’(Houlette, dkk, 2004: 51). Terdapat perasaan bahwa jika kelakuan anak-anak bisa menjadi lebih dikontrol, atau subjek diatur lebih keras, sehingga penelitian menjadi lebih efektif. Efeknya, dalam istilah untuk memperluas yang perantara atau kemauan yang terlihat dalam penelitian ini, anak-anak sekolah yang terlibat sama seperti sel-sel darah dibawah mikroskop. Dampak menggunakan teori kritis Alternatif konstruktivis sosial radikal untuk epistemologi positif-logis diambil berdasarkan teori sosial kritis. Sementara mempertimbangkan pengaruh yang mana ras dan rasisme ada pada pengalaman siswa di sekolah, Gillborn 92006: 18) menggunakan pandangan sosial kritis ayng anti-rasisme dibutuhkan untuk menahan dan memperluas ‘radikal, tepi kritis’. Dampak menggunakan pendekatan metode campuran Dalam penelitian baru-baru ini menyelidiki cara bagaimana siswa Afrika- Amerika di sekolah menengah atas mengemabngkan identitas mereka, Nasir, dkk (2009), menggunakan pendekatan metode campuran. Metodologi tersebut digunakan dengan keyakinan bahwa kedua data etnografi dan data survei akan menyediakan kedalaman pemahaman dalam penelitian.
  • 8. 8 Mengembangkan alasan bagi pendekatan penelitian yang berbeda-beda Keterangan dalam kajian literatur yang dikaitkan dengan metodologi yang berbeda-beda, ada pemahaman bahwa metode penelitian digunakan oleh konfirmasi peneliti mereka untuk menimbulkan berlainan set data, dan memusatkan perhatian pada penemuan di tergantung pada cara-cara yang berbeda dan ontologi Problem epistemologi positioning. Dalam kajian ulang yang komprehensif dari literatur, Perbankan (2006: 789) dikenalpasti yang terkait dengan penelitian budaya responsif dan pembentukan identitas pedagogik menyambut baik diadopsi dari data ethnografik atau pendekatan studi kasus. Namun demikian, argumen baru-baru ini, misalnya sebagai menyuarakan oleh Chirkov (2009: 94) dan Lukas (2009), telah memfokuskan pada keperluan untuk fleksibilitas intelektual, dan kesediaan untuk menganalisa hasil mencapai kritis dan memperoleh pengetahuan sebagai core keterampilan yang diperlukan untuk memahami sifat rumit akulturasi. Ini melibatkan peletakan dasar dari pembelajaran berkelanjutan dan kualitatif di tingkat kelas dengan kapasitas untuk menafsirkan kumpulan data yang mencerminkan lebih faktor nasional dan regional. Untuk tahap tertentu, ini adalah pendekatan yang Gillborn (2008) mengadopsi dalam penafsiran kritis-nya dari rasisme dan pengecualian sebagai membentuk dasar untuk sistematis dan ketidaksetaraan struktural di keterlibatan pendidikan dan pencapaian. Seperti yang dijelaskan oleh Brenner (2006), Problem epistemlogis melihat mengharuskan penggunaan metodologi yang memungkinkan untuk ketegangan dalam proses penelitian antara dan strategi penelitian deductive Induktif. Alat bantu ini harus dikembangkan untuk memperjelas dunia subyektif informan mengarah ke perwakilan dari pemahaman konseptual mereka sementara juga memfasilitasi eksplorasi tata teori seperti teori ras kritis dan contoh-contoh rasisme kelembagaan dan cara-cara fenomena ini dapat menginformasikan dan menghasut konstruksi identitas. Sebagai didiskusikan sebelumnya dalam konteks teori kritis, menjadi pertimbangan dari posisi ideologis yang melekat dalam semua penelitian yang dapat diatasi agar, 'oleh mengidentifikasi bias seseorang, salah satu dapat dengan mudah melihat di mana pertanyaan-pertanyaan yang membimbing studi yang telah mengering dibentuk' (Janesick, 1994: 212). Tetapi ada pertanyaan yang sama
  • 9. 9 ada ianya tidak cukup untuk mengetahui hanya dari pembangunan ideologis yang berpotensi menyebabkan dampak pada desain penelitian dan pengembangan. Dalam konteks di mana konsep-konsep identitas dan budaya merupakan fokus penelitian, ianya penting sekali untuk kita sendiri sosial dan kultural identitas dibangun sebagai pendidik dan peneliti di diinterogasi di seluruh proses penelitian fasa-fasa. Hal ini juga dibuat oleh Mazzi (2006), yang komentar yang, 'keputihan bulu domba warna cara-cara yang berkulit putih, dan dalam kasus ini guru putih, melihat diri mereka dan siswa sebagai "berbeda" seperti kelam kabut atau warna brownness jalan yang siswa "warna" melihat diri mereka dan guru putih sebagai' yang berbeda. Kesadaran yang sangat kritis tidak hanya penting untuk mengembangkan budaya kompeten, ianya juga guru penting bagi para peneliti menyelidiki ide-ide ras, etnis dan pembentukan identitas. Sangat penting bahwa sebagai seorang peneliti, saya menyadari bahwa kritis seperti persepsi saya di dunia, ada ditentukan oleh konsep-konsep yang tersedia untuk aku, ia berikut bahwa orang yang berlainan mengatur konsep-konsep akan cenderung untuk melihat "berukuran sama' kenyataan yang berbeda. Tujuan Untuk alasan ini, seperti disarankan oleh Brenner (2006: 368), saya sebagai peneliti seharusnya dapat menerangkan tidak hanya yang saya sebagai bagian dari kajian, tetapi juga, sebagai secara tepat sebagai kemungkinan, untuk memberikan informasi mengenai bagaimana informan mungkin telah dianggap juga kepada saya. Kesimpulan Karya ini telah menuliskan pentingnya untuk para peneliti pendidikan prihatin dengan identitas budaya dan gagasan-gagasan untuk menyelidiki secara eksplisit dasar filosofis yang penelitian mereka dikembangkan (Cohen et al 2000: 3). Karya sebentar diperiksa dan tradisi penelitian yang berbeda dan digambarkan bagaimana adopsi tradisi tertentu telah melahirkan yang signifikan pada jenis- jenis pertanyaan yang diajukan, pendekatan yang diambil untuk pertanyaan- pertanyaan alamat, dan cara-cara penemuan-penemuan ini dipresentasikan. Pendekatan kuantitatif diadopsi oleh Houlette et al (2004) adalah diterokai. Sementara paradigma ini mungkin telah disediakan sebuah strategi yang berguna untuk mengevaluasi efektivitas dari campur tangan tertentu, ia ditemui menjadi mechanistic dan tidak kekurangan di kedalaman dan dengan itu tidak cocok untuk
  • 10. 10 menyediakan wawasan tentang bagaimana individu mungkin co-penulis identitas mereka. Pada sisi lain, terlepas dari kenyataan bahwa teori ras kritis telah memberikan kontribusi signifikan untuk membuat dalam kaitannya dengan studi identitas, pekerjaan Gillborn (2006) adalah mempertanyakan sebagai hasil dari situatedness politik yang terang-terangan dari karya. Tradisi penelitian penting secara sosial telah membuat kontribusi yang berharga untuk konsep kita teori dan praktik pendidikan karena problematises 'kenyataan sehari-hari', khususnya sebagai dialami oleh orang-orang dari kebudayaan, atau etnis minoritas Prig (2000b). Seperti yang diakui oleh Burrell dan Morgan (1979 mukasurat2), 'walaupun ada teori sosial yang mengikuti untuk masing-masing ekstrim, asumsi banyak ilmuwan sosial di berkemah di suatu tempat dalam kisaran antara'. Untuk tahap tertentu, 'middle ini' diidentifikasi di pekerjaan Nasir et al (2009) dalam studi mereka dari pembentukan identitas di antara kalangan Afrika-Amerika siswa di sekolah tinggi Amerika. Pelajaran yang dapat diambil dari keterlibatan dengan literatur yang telah digunakan untuk lebih tesis bahwa para peneliti yang memusatkan perhatian pada isu-isu pembentukan identitas, harus diri secara konsisten mencerminkan mengenai posisi mereka dalam kaitannya dengan ontologi, epistemologi metodologi, dan mengumpulkan data. Ini adalah sebuah proses kursus dan satu yang harus memastikan bahwa tindakan penelitian dibangun dari sebuah pemahaman lebih jelas dari (kadang-kadang tampak kabur) anggapannya sendiri falsafah yang mendukung proses penelitian. Peneliti prihatin dengan konsep-konsep identitas budaya dan etnis, agama dan keragaman linguistik adalah perkara yang terus penting dalam dunia kita yang semakin, juga diglobalisasikan. Hal ini terutama di pedesaan atau daerah-daerah terpencil di mana beberapa guru berbagi peninggalan budaya, siswa dari latar belakang minoritas etnik yang mereka mengajar. Menyediakan guru dan para peneliti dengan alat bantu untuk menafsirkan kritis cara membuat lintas budaya yang lebih besar pengetahuan dan keahlian akan membantu praktisi untuk merencanakan positif terhadap keragaman dan untuk meningkatkan pengalaman pendidikan dari semua pihak yang terlibat.
  • 11. 11 BAB III PENILAIAN TERHADAP JURNAL 3.1. Perbandingan Isi Jurnal Pada jurnal utama peneliti mengulas beberapa metode atau pendekatan yang digunakan oleh peneliti lain dalam melakukan penelitian. Ada 3 pendekatan dalam penelitian yang dilakukan dalam bidang sosial yaitu pendekatan positif- logis, pendekatan teori kritis, dan pendekatan campuran. Peneliti mengulas penelitian-penelitian yang dilakukan dengan menggunakan masing-masing pendekatan tersebut dengan berdasarkan pada ontologi dan epistemologi pada penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti lain. Peneliti membahas kekurangan-kekurangan masing-masing pendekatan. Dalam jurnal ini, peneliti berpendapat bahwa penelitian yang paling baik adalah penelitian yang menggunakan pendekatan metode campuran dilihat dari segi ontologi dan epistemologi. Berbeda dengan jurnal yang ditulis oleh Irene Vasilachis de Gialdino dengan judul “Ontological and Epistemological Foundations of Qualitative Research” yang membahas bagaimana aspek ontologi dan epistemologi harus ada dan dimilikii oleh penelitian kualitatif. Menurut peneliti espitemologi dalam penelitian harus dapat menunjukkan apa subjek penelitian yang dimaskud dalam penelitian yang dapat dilihat dengan melihat kembali aspek-aspek ontologi dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada penelitian kualitatif. Sedangkan pada jurnal pembanding lainnya yang “Exploring the Philosophical Underpinnings of Research: Relating Ontology and Epistemology to the Methodology and Methods of the Scientific, Interpretive, and Critical Research Paradigms” oleh James Scotland dibahas bagaimana aspek ontologi dan epistemologi dalam metodologi dan metode penelitian. Dalam jurnal ini peneliti menerangkan bagaimana hubungan antara ontologi, epistemologi, metodologi dan metode penelitian. Penjelasan tentang hubungan ontologi, epistemologi, metodologi, dan metode penelitian yang dijelaskan oleh penulis disini adalah pada 3 penelitian pendidikan yang umum yaitu penelitian dibidang sains, interpretatif, dan kritik.
  • 12. 12 3.2. Kelebihan Jurnal Kelebihan jurnal utama dibanding 2 jurnal pembanding lainnya adalah, pada jurnal utama ini peneliti mengulas sisi ontologi dan epistemologi dari berbagai model penelitian, baik itu kuantitatif ataupun kualitatif. Berbeda dengan jurnal pembanding yang berjudul “Ontological and Epistemological Foundations of Qualitative Research” oleh Irene Vasilachis de Gialdino yang hanya membahas pentingnya ontologi dan epistemologi dalam penelitian kualitatif. Kelebihan lain dari jurnal ini adalah peneliti memberikan contoh-contoh penelitian pada masing-masing pendekatan. Hal ini sangat baik karena dengan demikian pembaca lebih memahami bagaimana penelitian yang menggunakan pendekatan-pendekatan tersebut. 3.3. Kelemahan Jurnal Selain kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan diatas, jurnal utama ini juga memiliki kelemahan-kelemahan dibandingkan dengan jurnal-jurnal pembandingnya. Pada jurnal utama ini tidak dijelaskan dengan jelas pendekatan-pendekatan yang disebutkan. Selain itu, peneliti lebih condong pada penjelasan tentang pentingnya epistemologi dalam penelitian dan hanya sedikit membahas sisi ontologinya. Pada 2 jurnal pembanding, peneliti menjabarkan dengan jelas bagaimana ontologi dan epistemologi dalam penelitian. Selain itu pada jurnal “Exploring the Philosophical Underpinnings of Research: Relating Ontology and Epistemology to the Methodology and Methods of the Scientific, Interpretive, and Critical Research Paradigms” oleh James Scotland dibahas lebih mendalam bagaimana ontologi dan epistemologi dalam metodologi dan metode penelitian.
  • 13. 13 DAFTAR PUSTAKA Bracken, Sean. 2009. Discussing the importance of ontology and epistemology awareness in practitioner research. Worcester Journal of Learning and Teaching, Issue 4 [online:http://www.worc.ac.uk/edu/documents/FinalSBrackenPractitioner Research.pdf] Gialdino, Irene Vasilachis de. 2009. Ontological and Epitemological Foundations of Qualitative Research. Forum: Qualitative Social Research, Vol. 10, No. 2 (2009) [online: http://www.qualitative-research.net/index.php/fqs/article/view/1299/3163] Scotland, James. 2012. Exploring the Philosophical Underpinnings of Research: Relating Ontology and Epistemology to the Methodology and Methods of the Scientific, Interpretive, and Critical Research Paradigms. English Language Teaching; Vol. 5, No. 9; 2012 .ISSN 1916-4742 E-ISSN 1916- 4750. Published by Canadian Centerof Science and Education [online: http://www.ccsenet.org/journal/index.php/elt/article/viewFile/19183/126 67]