SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
A. Pengertian Minat, Bakat, dan Intelegensi
1. Pengertian Minat
Holland ( dalam
Nanan, 2013)
Minat adalah aktivitas atau tugas tugas yang membangkitkan
perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau
kenikmatan.
Dalyono (dalam
Tommy, 2005)
Minat dapat timbul karena faktor eksternal (lingkungan) dan
faktor internal (kepribadian)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa minat adalah kekuatan seseorang di area tertentu
sehingga ia termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi.
2. Pengertian Bakat
Chaplin (dalam
nanan, 2013)
Aptitude (bakat, ketangkasan, kecerdasan, kesanggupan,
kecenderungan) sebagai kapasitas untuk berprestasi di kemudian
hari.
Woodworth dan
Marquis (dalam
Wahyuni dkk,
2013)
Bakat adalah prestasi yang dapat diramalkan dan diukur melalui
tes khusus. Oleh karena itu bakat dikategorikan sebagai suatu
kemampuan yang memiliki tiga arti, yaitu: (1) Achievement, (2)
Capacity, (3) Aptitude
Jadi, bakat adalah prestasi yang dimiliki seseorang yang dapat diukur dan diramalkan
melalui tes khusus.
3. Pengertian Intelegensi
Alfred Binet &
Theodore Simon
(1857-1911)
Intelegensi terdiri atas tiga komponen: (a) kemampuan untuk
mengarahkan pikiran, (b) kemampuan untuk mengubah arah
tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan, dan (c)
kemampuan untuk mengkritik diri sendiri.
Lewis Madison
Terman (1916)
Intelegensi sebagai kemampuan seseorang untu k berpikir
abstrak.
H.H. Goddard
(1946)
Intelegensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang langsung dihadapi
dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan datang.
Edward Lee
Thorndike
(1913)
Intelegensi adalah kemampuan dalam memberikan respon yang
baik dari pandangan kebenaran atau fakta.
David Wechsler Intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan
seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir
rasional, serta menghadapi lingkungannya dengan efektif.
Berdasarkan definisi tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah suatu
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengarahkan pikirannya, menyesuaikan
diri dengan lingkungan, serta dapat bertindak sesuai dengan masalah yang sedang
dihadapi.
B. Sejarah, Latar Belakang, Klasifikasi dan Konsep Teoritis Tes Minat, Bakat, dan
Intelegensi
1. Tes Minat
a. Sejarah
Thorndike (1912) Pengembangan tes minat untuk keperluan bimbingan
konseling pada 100 mahasiswa.
Yoakum (1919-1920) Mengembangkan sebanyak 1000 soal yang berkaitan
dengan minat dari masa kanak-kanak hingga dewasa awal.
Cowdery (1926-1927) Penyempurnaan instrumen Carnegie dengan menambah
jumlah soal.
Edward K. Strong
(1984)
Revisi tes Cowdery dan menghabiskan 36 tahun untuk
mengembangkan kunci empiris bagi instrumen modifikasi
yang disebut Strong Vocational Interest Blank.
b. Klasifikasi Tes Minat
The Rothwell Miller
Interest Blank (RMIB)
a.Disusun oleh Rothwell Miller tahun 1947.
b. Terdiri atas 12 kategori jenis pekerjaan (Outdoor,
Mechanical, Computational, Scientific, Personal Contact,
Aesthetic, Literary, Musical, Social Service, Clerical,
Practical, Medical).
c.Tes ini disusun dengan tujuan mengukur minat seseorang
berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan.
Kuder Preference
Record-Vocational
(KPR-V)
a.Disusun oleh G. Frederich Kuder tahun 1934-1935 di
bidang pendidikan.
b. Merupakan tes ipsatif: membandingkan kekuatan
relatif minat dalam diri individu.
c.Tes mengukur derajat variasi seseorang terhadap
pekerjaan yang dilakukan dalam suatu jabatan tertentu.
d. Dapat dilakukan secara individual ataupun classical
dalam waktu 30-4- menit.
Kuder General Interest
Survey (KGIS)
a.Dikembangkan sebagai revisi dan perluasan dari Kuder
Preference Record Vocational.
b. Dirancang untuk kelas 6 sampai kelas 12.
Kuder Occupational
Interest Survery
(KOIS)
a.Berkembang dari Kuder Preference Survey yang terbit
tahun 1939.
b. KOIS memeriksan kesamaan antara minat peserta
tes dan minat orang-orang yang berkerja dalam berbagai
pekerjaan.
c.KOIS mengembangkan norma yang terpisah antara
perempuan dan laki-laki, dan juga memisahkan
serangkaian skala bagi jurusan PT.
d. 10 bidang minat pekerjaan di luar ruangan, mekanis,
pekerjaan, ilmiah, persuasif, artistik, sastra, musik, kerja
sosial, dan administrasi.
Strong Vocational
Interest Blank (SVIB)
a.Dikembangkan oleh E. K. Strong, Jr., dan beberapa
koleganya segera setelah perang dunia I.
b. Dalam revisi tahun 1966, 399 item berhubungan
dengan 54 pekerjaan bagi laku-laki, 32 pekerjaan bagi
perempuan.
c.Reliabilitas dan validitas tes ini sangat baik.
d. Pada awkir tahun 1960-an terjadi protes terhadap tes
ini. kritik berupa bias gender pada skala dan kurangnya
teori yang mendasari tes tersebut.
Strong Campbell
Interest Inventory
(SCII)
a.Merupakan versi baru SVIB yang diterbitkan oleh D. P.
Campbell tahun 1974.
b. Campbell menyediakan dasar teoritis bagi tes baru
yang tidak dimiki oleh SVIB.
c.SCII dibagi menjadi tujuh bagian, memiliki 325 item yang
dijawab dengan setuju, tidak setuju, atau ragu-ragu.
Career Assessment
Inventory (CAI)
a.Dikembangkan oleh Charles B. Johansson. Pertama kali
keluar tahun 1975.
b. Didesain untuk orang-orang yang tidak berorientasi
pada karier yang membutuhkan akademi atau pelatihan
profesional.
c.CAI berfokus pada pekerjaan yang melibatkan
keterampilan, pekerjaan teknis, dan pekerjaan jasa.
d. Ditulis untuk tingkat membaca kelas 6 dan bisa juga
digunakan oleh orang dewasa yang memiliki
keterampilan membaca yang buruk.
e.Tiga tipe skala utama: 6 skala tema umum Holland, 22
skala bidang minat dasar homogen, 91 skala pekerjaan.
c. Konsep Teoritis Tes Minat
Konsep teori tes minat berawal dari perkembangan studi yang dilakukan oleh
Thorndike (1912) pada 100 mahasiswa. Kemudian Yoakum mengembangkan kumpulan
sebanyak 1000 soal yang berkaitan dengan minat dari masa kanak-kanak hingga masa
dewasa awal dan kemudian Cowdery mengembangkan dan menyempurnakan karya
sebelumnya atas instrument Carnegie. Selanjutnya Edward K. Strong (1884-1963) merevisi
mengembangkan kunci-kunci empiris bagi instrument modifikasi yang disebut isian minat
vokasional strong (Strong Vocational Interest Blank- SVIB).
2. Tes Bakat
a. Sejarah Tes Bakat
Konsep bakat muncul karena ada rasa tidak puas terhadap hasil tes intelegensi yang
hanya mengukur kemampuan umum dan menghasilkan skor yang berupa IQ (Widyastuti,
2013). Tes bakat dirancang untuk mengukur potensi prestasi, sedangkan tes IQ merupakan
tes terstandarisasi yang dirancang untu mengukur intelegensi. Tes-tes bakat mengukur
kemampuan yang lebih spesifik dan terbatas ketimbang tes-tes intelegensi. Secara
tradisional, tes intelegensi mengukur konstruk yang lebih global seperti intelegensi umum.
Pada walnya hasil intelegensi digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan di
berbagai bidang, namun pengalaman kemudian menunjukan bahwa dua orang yang
memiliki skor intelgensi sama ternyata memliki prestasi kerja atau prestasi belajar yang
tidak sama (dalam Wahyuni dkk, 2013 : 63)
b. Klasifikasi Tes Bakat
Differential Aptitude
Test (DAT)
a.Dipublikasikan pertama kali tahun 1947, telah direvisi
secara berkala tahun 1963, dan 1973.
b. Penyusun DAT adalah G. Bennet, H.G. Seashore
dan A.G. Wesman, dari USA.
c.Dirancang untuk bimbingan karier usia 8-12 tahun. Level
1 untuk siswa kelas 7-9 dan orang dewasa yang telah
menyelesaikan tahun sekolah. Level 2 untuk siswa kelas
10-12 dan orang dewasa yang sudah bersekolah lebih dari
9 tahun.
d. DAT terdiri atas 8 tes: penalaran verbal, penalaran
numberik, penalaran abstrak, kecepatan dan kecermatan
persepsi, penalaran mekanik, hubungan ruang, ejaan, dan
penggunaan bahasa.
e.Bentuk tes khusus DAT: Differential Aptitude Test for
Personnel and Career Assesment.
General Aptitude Test
Battery (GATB)
a.Dikembangkan oleh The United State Employment
Service (USES).
b. Dipakai oleh banyak konselor untuk bimbingan
karyawan.
c.Terdapat 9 kemampuan primer: Kemampuan belajar
umum, bakat verbal, bakat numerikal, bakat spasial,
persepsi bentuk, persepsi klerikal, koordinasi motorik,
keterampilan jari tangan, keterampilan manual.
Flanagan Aptitude
Classification Test
(FACT)
a. Dirancang oleh J.C. Flanagan dari USA.
b. Terdiri atas 14 subtes: Inspeksi, penandaan/pengkodean,
ingatan, presisi, merakit, skala, koordinasi, kemampuan
pemahaman, berhitung, pola-pola, komponen-
komponen, tabel, mekanik, mengukur perasaan.
Multidimensional
Aptitude Battery
(MAB)
a.Dipublikasikan tahun 1984.
b. MAB adalah tes kelompok yang dirancang untuk
menilai bakat-bakat.
c.Mencakup 5 subtes dalam skala verbal dan 5 dalam skala
kinerja.
d. Cocok bagi remaja dan dewasa, tetapi tidak
direkomendasikan bagi orang yang mentalnya terganggu.
c. Konsep Teoritis Tes Bakat
Konsep dasar teori tes bakat ini berawal dari teori-teori pengukuran kemampuan
manusia yang menggunakan analisis faktor. Pelopornya adalah Spearman dengan two
factor theory, teori ini mengatakan bahwa kemampuan manusia didasari oleh faktor G dan
faktor S yang berbeda pada setiap perilaku. Kemudian Thurstone dengan teori primary
mental ability yang menyatakan bahwa kemampuan mental primer seseorang meliputi
verbal comprehension (V), word fluency (W), number (N), space (S), assosiative memory
(M), perceptual speed (P), general reasoning (G). Kemudian Guilford yang terkenal
dengan teorinya structure of intellect (SOI). Guilford memandang intelegensi punya tiga
dimensi yaitu operation, content, dan product. Lalu ada Vernon dengan teori Hierarchical
Organisation of Abilities, teori ini menyatakan bahwa hirarki tertinggi dalam pengukuran
kemampuan manusia adalah factor general dan hirarki terbawah adalah specific factors.
Berdasarkan teori-teori multi faktor inilah selanjutnya baterai tes bakat disusun (dalam
Wahyuni dkk, 2013 : 63).
3. Tes Intelegensi
a. Sejarah Tes Intelegensi
Tes Intelegensi Individu
Abad XIV di China a.Berlangsung usaha untuk mengukur kompetensi para
pelamar jabatan sebagai pegawai negara. Untuk dapat
lulus maka pelamar harus mengikuti ujian tertulis.
b. Hanya 5 dari 100.000 pelamar yang lulus. Namun
setelah lulus tidak jelas jenis pekerjaan apa yang dipegang
oleh lulusan.
c.Awal abad XIX ujian semacam itu dihilangkan seiring
berkembang pesat kemajuan universitas
James McKeen Cattel
(1890-1944)
a.Pengukuran intelegensi berkembanga di Amerika dan
Prancis setelah Cattell menerbitkan buku mental Tests
and Measurements tahun 1890.
Kraepelin (1895) a.Perkembangan tes intelegensi di Eropa oleh Kraepelin
yang terdiri atas operasi berhitung sederhana untuk
mengukur efek latihan, ingatan, kerentanan terhadap
kelelahan dan kerentanan terhadap pemecah perhatian.
Alfred Binet (1857-1911) a.Binet menekuni pengukuran intelegensi dengan
meninggalkan pendekatan kraniometri dan berpaling pada
pendekatan psikologis tahun 1904.
b. Binet dan temannya Theodore Simon menyiapkan
skala intelegensi pertama dengan nama skala Binet-
Simon., terdiri atas 30 soal dengan tingkat kesukaran
meningkat.
c.Revisi kedua 1908, tes dikelompokkan berdasar tingkat
usia antara 3 sampai 13 tahun.
d. Revisi ketiga 1911, penambahan tes baru pada level
usia tertentu, dan perluasan soal sampai level usia mental
dewasa.
e.Revisi amerika oleh Lewis Madison Terman 1916,
dikenal dengan nama Stanford-Binet, berisi 90 soal untuk
usia 3-14 tahun.
f.Tahun 1937 skala direvisi oleh Maude A. Merril untuk
mengatasi keterbatasan sampel sebagai dasar pembuatan
norma penialaian. Edisi ini diperluas penggunaannya
meliputi usia 2 tahun hingga tingkat dewasa superior.
g. Revisi tahun 1960 dengan menggunakan konsep IQ
deviasi Wechsler.
h. Revisi tahun 1986, dengan memuat 4 kelompok
penalaran dan berisi berbagai macam tes.
David Wechsler (1918) a.Wechsler memperkenalkan versi pertama tes intelegensi
dirancang khusus bagi orang dewasa, yaitu Wechsler-
Bellevue Intelligence Scalei (WBIS) tahun 1939.
b. Tahun 1949, Wechsler menerbitkan skala
intelegensi untuk anak-anak yaitu Wechsler Intelligence
Scale for Children (WISC).
c.Tahun 1955, Wechsler menyusun skala intelegensi orang
dewasa dengan memperluas isi tes WISC, yaitu Wechsler
Adult Intelligence Scale (WAIS).
d. Tahun 1974, revisi untuk WISC.
Tes Intelegensi Populasi Khusus
Pengetesan bayi dan anak-
anak Prasekolah
a.Arnold Gesell dan rekan-rekannya di Yale melakukan
studi longitudinal dalam rangka memahami
perkembangan anak-anak bayi normal dan prasekolah.
b. Soal dan prosedur yang dirintis Gesell dkk telah
dimasukkan ke dalam kebanyakan skala perkembangan
yang dirancang untuk bayi.
c.1960-an – 1990-an adanya kebangkitan minta terhadap tes
bayi dan anak-anak prasekolah.
Tes Intelegensi Kelompok
a. Pengetesan massal dimulai selama perang dunia I, dikembangkan oleh Army Alpha
dan Army Beta untuk digunakan dalam Angkatan Bersenjata AS.
b. Setelah itu, dinas militer mengembangkan Armed Forces Qualification Test (AFQT)
sebagai alat penyaring utama. Disusul tes multikecerdasan untuk menilai bidang
keahlian jabatan.
c. Lalu, Armed Service Vocational Aptitude Battery (ASVAB) dikembangkan untuk bisa
digunakan dalam semua dinas militer.
2. Klasifikasi Tes Intelegensi
a. Tes Intelegensi Individu
Skala Intelegensi
Stanford-Binet
a.Skala Binet-Simon asli diterbitkan di Prancis tahun 1905,
1908, 1911.
b. Revisi Stanford pertama atas skala Binet-Simon
oleh Terman dan koleganya terbit pada tahun 1916.
c.Skala Binet-Simon 1905 terdiri atas 30 item yang
ditampilkan dengan derajat kesulitan meningkat.
d. Skala Binet-simon 1908 mempertahankan prinsip
perbedaan usia, artinya item-item dikelompokkan
berdasarkan perbedaan usia. Selain itu skala 1908
memperkenalkan konsep usia mental.
e.Revisi skala Stanford-Binet, dilakukan oleh Terman tahun
1916. Prinsip perbedaan usia, kemampuan mental umum,
dan skala usia dipertahankan.
Skala Wechsler a.Dikembangkan oleh David Wechsler, yang terdiri atas
tiga skala: skala untuk orang dewasa, anak-anak usia
sekolah, dan anak-anak usia prasekolah.
b. Skala pertama Wechsler dikenal dengan Wechsler
Belleuve intelligence Scale, terbit tahun 1939.
c.Tahun 1949, Wechsler Intelligence Scale for Children
dikembangkan sebagai perluasan ke bawah dari Wechsler
Bellevue.
d. Wechsler Bellevue itu sendiri ditambahkan tahun
1955 oleh Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS),
yang memperbaiki sejumlah kekurangan teknis skala
terdahulu.
e.Tes terhadap bayi seri Wechsler terbut tahun 1967, adalah
Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence
(WPPSI), dirancang untuk umur 4-6 1/2
tahun sebagai
perluasan dari WISC.
f.Masing-masing skala Wechsler telah mengalami revisi
satu kali atau lebih.
g. Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised (WAIS-
R) untuk umur 16-74 tahun.
h. Wechsler Intelligence Scale for Children-Third
Edition (WISC-III) untuk anak usia 6-16 tahun 11 bulan.
i. Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence-
Revised (WPPSI-R) untuk umur 3-7 tahun 3 bulan.
Skala Kaufman a.Dikembangkan pada tahun 1980-an dan 1990-an, terdiri
atas Kaufman Assessment Battery for Children (K-ABC),
Kaufman Adolescent and Adult Intelligence Test (KAIT),
dan Kaufman Brief Intelligence Test (K-BIT)
b. K-ABC berfokus pada pengolahan informasi:
pemrosesan simultan oleh 7 subtes, pemrosesan berurutan
oleh 3 subtes.
c.K-ABC juga mencakup skala prestasi, terdiri atas 6
subtes.
d. KAIT dirancang untuk usia 11 hingga 85 tahun
lebih.
e.KAIT terdiri atas skala akulturasi dan skla yang mengukur
kemampuan menyelesaikan problem-problem baru.
f.K-BIT mencakup rentang usia 4-90 tahun.
g. K-BIT terdiri atas satu subtes verbal (45 kosakata
ekspresif dan 37 definisi), satu subtes nonverbal ( 48
matriks)).
Differential Ability Scale
(DAS)
a.Dikembangkan di Inggris oleh C.D. Elliot tahun 1970-an,
merupakan revisi dari British Ability Scale (BAS).
b. Dirancang untuk mengukur kemampuan tertentu
dengan reliabilitas memadai.
c.Terdiri atas 20 subtes yang diorganisasi ke dalam tiga
komponen: subtes inti, subtes diagnostik, tes prestasi.
d. Ada 4 subtes inti untuk usia 2:6-3:5, dan 6 subtes
untuk usia 3:6-5:11. Pada usia sekolah (usia 6:0-17:11)
ada 6 subtes inti.
Das-Naglieri Cognitive
Assessment System
a.Terbit akhir tahun 1990-an.
b. Dirancang untuk mengukur fungsi kognitif dasar
yang dilibatkan dalam proses belajar. Mencakup
pemprosesan perencanaan, perhatian, simultan, dan
berurutan.
c.Menggunakan tes-tes verbal dan nonverbal yang disajikan
melalui pendengaran dan penglihatan.
d. CAS dirancang untuk usia 5:0-17:11.
Tes Intelegensi Populasi Khusus
Tes perkembangan masa
kanak-kanak
a. Skala Bayley untuk perkembangan bayi
b. Skala McCarthy untuk kemampuan anak-anak
c. Skala Piagetian
d. Ordinal Scales of Psychological Development
e. Fagan Test of Infant Intelligence
f. Infant-Toddler Developmental Assessment
Mengetes penyandang
cacat jasmani
Kerusakan pendengaran
a. Pintner-Paterson Scale and Arthur Performance Scale
b. WISC-R Performance Scale
c. Hiskey-Nebraska Test of Learning Aptitude
Kerusakan penglihatan
a. College Board Scholastic Assessment Test (SAT)
b. Perkins-binet Test of Intelligence for the Blind
c. Blind Learning Aptitude Test (BLAT)
d. Intelligence Test for Visually Impaired Children
(ITVIC)
Kerusakan motorik
a. Leiter International Performance Scale dan Porteus
Mazes
b. Tes kosakata bergambar
c. Peabody Picture Vocabulary Test
d. Columbia Mental Maturity Scale
Tes Intelegensi Kelompok
Terdiri atas: Otis- Lennon School Ability Test (OLSAT), Cognitive Ability Test
(CogAT), Test of Cognitive Skills
C. Pengenalan Tes Minat (RMIB dan KUDER)
1. The Rothwell Miller Interest Blank (RMIB)
Material Tes Tes disusun dari satu formulir yang berisi suatu daftar
pekerjaan yang disusun menjadi 9 kelompok dengan kode
huruf A-I. Kedua belas kategori adalah:
a. Outdoor
b. Mechanical
c. Computational
d. Scientific
e. Personal contact
f. Aesthetic
g. Literary
h. Musical
i. Social service
j. Clerical
k. Practical
l. Medical
m.
Administrasi 1. Testee diberikan blanko untuk diisi identitas.
2. Lalu testee diinstruksikan untuk meranking daftar
pekerjaan yang tersedia pada formulir tes.
3. Ranking 1 untuk pekerjaan yang paling disukai dan
berakhir pada ranking 12 untuk pekerjaan yang
tidak disukai.
4. Setelah selesai, testee diminta untuk menuliskan 3
pekerjaan yang paling disukai, tidak harus sama
dengan daftar pekerjaan yang diisi.
2. Kuder Preference Record-Vocational (KPR-V)
Penyusun G. Frederich Kuder tahun 1934-1935 di bidang pendidikan.
Material tes KPRV-V mengukur kesukaan dalam 10 daerah, yaitu:
a. Outdoor
b. Mechanical
c. Computational
d. Scientific
e. Persuasive
f. Artistic
g. Literary
h. Musical
i. Social service
j. Clerical
Alat dan bahan Formulir tes KPR-V, pensil
D. Pengenalan Tes Bakat (DAT dan TKD)
1. Differential Aptitude Test (DAT)
Penyusun G. Bennet, H.G. Seashore, A.G. Wesman, USA
Dasar Teori Teori kelompok faktor kecerdasan model PMA dari
Thurstone
Tujuan a.Sarana akademik untuk mendapatkan prosedur penilaian
yang ilmiah, terintegrasi, dan standar.
b. Bimbingan pendidikan dan vokasional pada siswa
tingkat 8-12 dan mahasiswa baru di USA.
c.Dipakai dalam industri untuk penempatan dan promosi
jabatan.
Jumlah Subtes Terdiri atas 8 subtes: penalaran verbal, kemampuan
aritmatik, penalaran abstrak, kecepatan dan ketepatan
klerikal, penalaran mekanikal, hubungan ruang, pengejaan,
pemakaian tata bahasa.
Administrasi a.Model pengetesan 1 hari dengan urutan VR, SR, LU, AR,
CSA, NA, MR
b. Model pengetesan 2 hari: hari pertama ialah VR,
SR, LU; hari kedua ialah MR, CSA, AR, NA
c.Model pengetesan 3 hari: hari pertama ialah VR, SR; hari
kedua ialah LU, AR; hari ketiga ialah NA, CSA, MR
2. Tes Kemampuan Diferensial (TKD)
Penyusun Di bawah tahun 1976 dikenal dengan nama Tintum ’69.
Bentuk tes intelegensi umum. Tahun 1976 diteliti oleh
Wibowo, S. Dan ternyata Tintum ’69 cocok untuk
mengetahui kemapuan diferensial. Tahun1976 Tintum’69
dirubah namanya dengan Tes kemampuan diferensial.
Tujuan Seleksi mahasiswa, seleksi calon karyawan, termasuk
promosi dan mutasi karyawan.
Teori Disusun berdasar teori multiple factor Thurstone 1941
Material tes Comprehension, information, analogi verbal, logika,
aritmatik, deret angka, sinonim, differences, completion,
perception.
E. Pengenalan Tes Stanford-Binet
1. Tes Stanford Binet
Penyusun Alfred Binet dan Theodore Simon tahun 1905
Dasar Teori
Tujuan a.Mengidentifikasi perbedaan individu dalam
kementalannya, kemampuan intelektualnya.
b. Perbedaan-perbedaan dalam tingkat kepandaian
atau kebodohannya.
Revisi a.Revisi skala 1908 (membuat soal untuk tiap umur, 3-13
thn)
b. Revisi skala 1911
c.Revisi skala 1916, dilakukan oleh Dr. Lewis M. Terman
yang disebut The Stanford Revision of Binet-Simon.
d. Revisi Stanford-Binet (skala SB-II) 1937
e.Revisi Stanford-Binet (skala SB-III) 1960
f.Revisi Stanford-Binet (skala SB-IV) 1987
Jumlah Soal Tes Ada 15 tes yang mewakili 4 bidang kognitif:
a. Penalaran Verbal (Kosakata, pemahaman,
absurditas, hubungan verbal)
b. Penalaran Kuantitatif (penalaran kuantitatif, seri
angka, membangun persamaan)
c. Penalaran asbtrak/visual (analisa pola, meniru,
matrik-matrik menggungting kertas)
d. Memori jangka pendek (bread memory, memori
untuk kalimat, memori untuk angka, memori objek)
Administrasi a. Materi diwujudkan dalam buku-buku kecil dan alat tes
perfomasi, yang semuanya dimasukkan dalam kopor kecil
portabel, mudah dan ringan dibawa-bawa.
b. Buku kecil berisi kartu tercetak untuk presentasi
pada soal-soal tes. objek lain misalnya balok, papan
bentuk, manik berwarna, sebuah gambar boneka besar
uniseks dan multietnik.
c.SB-IV memerlukan testor yang cakap dan terlatih.
d. Begitu soal dikerjakan, testor harus segera memberi
skor.
e.Testor dapat menilai karakteristik emosional tertentu.
Misal kemampuan konsentrasi.
f.Pengamatan kualitatif dapat diterima namun tidk harus
diinterpretasikan.
F. Pengenalan Tes Wechsler
1. Wechsler Intelligence for Children (WISC) - 1949
Bentuk Tes WISC terdiri dari dua unit tes, yakni tes verbal dan
nonverbal.
Sasaran WISC diperuntukkan bagi anak-anak usia 5 sampai 15
tahun.
Standarisasi WISC distandarisasi pada sampel 100 anak laki-laki dan
100 anak perempuan, masing pada level umur 11 tahun.
Tiap anak dites dalam datu dan satu setengah bulan pada
pertengahan tahun.
Reliabilitas Teknik belah dua untuk tiga kelompok umur yakni 71/2
tahun, 101/2
tahun, dan 131/2
tahun, dengan masing-masing
kelompok 200 anak.
2. Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) - 1955
Bentuk Tes WAIS terdiri atas dua unit tes, yakni 6 subtes verbal dan 5
subtes nonverbal. Jadi semuanya ada 11 tes, yaitu:
a. Tes informasi
b. Tes komprehensi umum
c. Tes penalaran aritmatik
d. Tes persamaan
e. Tes rentangan ingatan angka ke muka dan ke
belakang
f. Tes perbendaharaan kata
g. Tes simbol angka
h. Tes melengkapi gambar
i. Tes rancangan balok
j. Tes menata gambar
k. Tes mengasembel objek
Sasaran Remaja hingga dewasa, 16-74 tahun
Reliabilitas Dilakukan dengan teknik belah dua.
3. Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI-III)
Sasaran Anak-anak umur 3 sampai 7 tahun 3 bulan
4. The Wechsler Belleveu Scale (WBS) - 1939
Bentuk Tes Terdiri atas tes verbal sebanyak 6 seri, tes nonverbal 5 seri.
Unit tes sebagai berikut: tes informasi, tes komprehensi
umum, tes penalaran aritmatik, tes ingatan rentang angka,
tes perbendaharaan kata, tes simbol angka, tes melengkapi
gambar, tes rancangan balok, tes menyusun gambar, tes
merakit objek.
Sasaran Ditujukan untuk umur 10 sampai 60 tahun, tetapi norma
disusun dari umur7 setengah tahun.
G. Pengenalan IST, NST, PM, CFIT
1. Intelligence Structure
Test (IST)
a. Dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt,
1953.
b. Tes IST 1953 untuk individu 14 – 60 tahun. Tes IST
1955 rentang usi subjek diperluas manjadi berawal dari
13 tahun. Tes IST 1970 hanya terjadi sedikit perubahan,
tes ini memiliki 6 bentuk. Tes IST 2000, sebagai koeksi
dari IST 70. Tes IST 2000-revised, terdapat
pengembangan dan penambahan subtes..
c. Tes dipandang gestalt, yang terdiri dari bagian yang
saling berhubungan secara makna, sehingga cocok
untuk profesi, pengembangan diri, merencanakan
pendidikan, pengambilan keputusan.
d. Tes terdiri atas 9 subtes: SE (melengkapi kalimat), WA
(melengkapi kalimat), AN (persamaan kata), GE (sifat
yang dimiliki bersama), RA (berhitung), ZR (deret
angka), FA (memilihi bentuk), WU (latihan balok), ME
(latihan simbol)
2. Nijmeegse
Schoolbekwaamheids
Test (NST)
a.Terdiri atas 10 sub tes yang berisi gambar atau
melengkapi gambar.
1. Subtes 1, pengamatan bentuk dan kemampuan
membedakan.
2. Subtes 2, motorik halus
3. Subtes 3, pengetahuan tentang besar, jumlah,
perbandingan
4. Subtes 4, pengamatan tajam
5. Subtes 5, kemampuan berpikir kritis
6. Subtes 6, konsentrasi
7. Subtes 7, ingatan
8. Subtes 8, pengertian objek dan penilaian situasi
9. Subtes 9, menirukan cerita
10. Subtes 10, menggambar orang
b. NST dikembangkan di Nijmegen- Nederland,
merupakan pengolahan tes Gopinger dari Jerman, yang
digunakan untuk mengungkap kemampuan sekolah anak,
kesiapan memasuki sekolah dasar.
3. The Standard
Progressive Matrices
(SPM)
a.Skala intelegensi yang bisa diberikan individu maupun
kelompok.
b. Dirancang oleh J. C. Raven, diterbitkan pertama
kali tahun 1936, diterbitkan terakhir kali oleh H. K. Lewis
& Co. Ltd. London tahun 1960.
c.Merupakan tes nonverbal, yakni materi soal diberikan
dalam bentuk gambar.
d. Penyusunan skala didasari oleh konsep intelegensi
Spearman.
e.Tes terdiri atas 60 soal yang berupa gambar
f.Versi SPM yang disajikan dalam gambar berwarna, yaitu
the Coloured Progressive Matrices (CPM).
g. Bagi yang memilki kapasitas intelektual di atas
rata-rata, disediakan versi lain The Advanced Progressive
Matrices (APM)
4. Culture Fair
Intelligence Test
(CFIT)
a.Dibuat dibawah arahan R. B. Cattell.
b. Merupakan tes dengan prosedur menggunakan
kertas dan pensil yang mencakup tiga level (usia 4- 8
tahun dan dewasa yang secara mental tidak matang, usia
8- 12 tahun dan dewasa yang diseleksi acak, usia SMA
dan dewasa di atas rata-rata).
c.Standarisasi bergantung pada tingkat usia.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, Anne dan Urbina. 2007. Tes Psikologi. Jakarta: Indeks.
Azwar, Saifuddin. 2015. Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fudyartanta, Ki. 2010. Tes Bakat dan Perskalaan Kecerdasan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Halimah, Nur dan Kawuryah. 2010. Kesiapan Memasuki Sekolah Dasar Pada Anak Yang
Mengikuti Pendidikan Tk Dengan Yang Tidak Mengikuti Pendidikan Tk Di
Kabupaten Kudus. Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus. Kudus: Universitas
Muria Kudus.
Husni, Desma dan Cucuani. 2015. Pengukuran Minat dan Kepribadian. Pekanbaru:
Mujtahadah Press.
Kaplan, Robert M dan Saccuzzo 2012. Pengukuran Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika.

More Related Content

What's hot

Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Tri Astuti Utomo (iyas)
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilakuAfra Balqis
 
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportWulandari Rima Kumari
 
Kreatifitas verbal merupakan suatu tes kreatifitas
Kreatifitas verbal merupakan suatu tes kreatifitasKreatifitas verbal merupakan suatu tes kreatifitas
Kreatifitas verbal merupakan suatu tes kreatifitasFacebook in Education
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaIkhsan Muhammad
 
PSIKOLOGI EKSPERIMEN Power point kelompok VI kelas a 08
PSIKOLOGI EKSPERIMEN Power point kelompok VI kelas a 08PSIKOLOGI EKSPERIMEN Power point kelompok VI kelas a 08
PSIKOLOGI EKSPERIMEN Power point kelompok VI kelas a 08Yelfy Yazid
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )Fauziah Mahir
 
Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Ai Nurhasanah
 
Reliabilitas validitas-edit
Reliabilitas validitas-editReliabilitas validitas-edit
Reliabilitas validitas-editFrihapma Semita
 
Psikologi sosial - interpersonal attraction
Psikologi sosial  - interpersonal attractionPsikologi sosial  - interpersonal attraction
Psikologi sosial - interpersonal attractionBagus Aji
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 
Makalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiMakalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiIrvan Khoerul
 
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)atone_lotus
 

What's hot (20)

Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilaku
 
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
 
Kreatifitas verbal merupakan suatu tes kreatifitas
Kreatifitas verbal merupakan suatu tes kreatifitasKreatifitas verbal merupakan suatu tes kreatifitas
Kreatifitas verbal merupakan suatu tes kreatifitas
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
 
PSIKOLOGI EKSPERIMEN Power point kelompok VI kelas a 08
PSIKOLOGI EKSPERIMEN Power point kelompok VI kelas a 08PSIKOLOGI EKSPERIMEN Power point kelompok VI kelas a 08
PSIKOLOGI EKSPERIMEN Power point kelompok VI kelas a 08
 
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
 
Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )
 
Reliabilitas validitas-edit
Reliabilitas validitas-editReliabilitas validitas-edit
Reliabilitas validitas-edit
 
Tes kepribadian
Tes kepribadianTes kepribadian
Tes kepribadian
 
Psikologi sosial - interpersonal attraction
Psikologi sosial  - interpersonal attractionPsikologi sosial  - interpersonal attraction
Psikologi sosial - interpersonal attraction
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Makalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologiMakalah kode etik psikologi
Makalah kode etik psikologi
 
JOHN DOLLARD DAN NEAL MILLER
JOHN DOLLARD DAN NEAL MILLER JOHN DOLLARD DAN NEAL MILLER
JOHN DOLLARD DAN NEAL MILLER
 
Tes 16 pf
Tes 16 pfTes 16 pf
Tes 16 pf
 
Tes bakat
Tes bakatTes bakat
Tes bakat
 
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
Metode Wawancara 2 (Psikologi Umum)
 
Tes khusus
Tes khususTes khusus
Tes khusus
 

Similar to Pengukuran Psikologi

bakat dan Minat Alfian R. Hutama.22700018.pptx
bakat dan Minat Alfian R. Hutama.22700018.pptxbakat dan Minat Alfian R. Hutama.22700018.pptx
bakat dan Minat Alfian R. Hutama.22700018.pptxalfian090993
 
Kreatifitas
KreatifitasKreatifitas
KreatifitasRadia025
 
Tugas psikologi.pendidikan
Tugas psikologi.pendidikanTugas psikologi.pendidikan
Tugas psikologi.pendidikanucup supriyatna
 
Kecerdasan majemuk (MULTIPLE INTELEGENCES)
Kecerdasan majemuk (MULTIPLE INTELEGENCES)Kecerdasan majemuk (MULTIPLE INTELEGENCES)
Kecerdasan majemuk (MULTIPLE INTELEGENCES)windi rahmawati
 
Isi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensiIsi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensiDevia Titania
 
Psikodiagnostika-4-Intelegensi-Pertemuan-2.ppt
Psikodiagnostika-4-Intelegensi-Pertemuan-2.pptPsikodiagnostika-4-Intelegensi-Pertemuan-2.ppt
Psikodiagnostika-4-Intelegensi-Pertemuan-2.pptmaria896190
 
Psikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otakPsikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otakMumuh Al-musthofa
 
Perbedaan dan Penilaian Individu (Kelompok 3 - Indo)
Perbedaan dan Penilaian Individu (Kelompok 3 - Indo)Perbedaan dan Penilaian Individu (Kelompok 3 - Indo)
Perbedaan dan Penilaian Individu (Kelompok 3 - Indo)RickyL7
 
Psikologi Industri dan Organisasi kelompok 3 bahasa indonesia
Psikologi Industri dan Organisasi kelompok 3 bahasa indonesiaPsikologi Industri dan Organisasi kelompok 3 bahasa indonesia
Psikologi Industri dan Organisasi kelompok 3 bahasa indonesiaAndi Muhammad Teguh
 
13. Kecerdasan .ppt
13. Kecerdasan .ppt13. Kecerdasan .ppt
13. Kecerdasan .pptSarahRiza1
 
mind mapping Bimbingan dan Konseling
 mind mapping Bimbingan dan Konseling mind mapping Bimbingan dan Konseling
mind mapping Bimbingan dan KonselingIndraRamadhani3
 
BAB 3 PERBEZAAN INDIVIDU.pdf
BAB 3 PERBEZAAN INDIVIDU.pdfBAB 3 PERBEZAAN INDIVIDU.pdf
BAB 3 PERBEZAAN INDIVIDU.pdfBaity Dalot
 
Pembelajaran berbasis multiple intelligence
Pembelajaran berbasis multiple intelligencePembelajaran berbasis multiple intelligence
Pembelajaran berbasis multiple intelligenceUmi Salamah Anwari
 

Similar to Pengukuran Psikologi (20)

TES_BAKAT.pptx
TES_BAKAT.pptxTES_BAKAT.pptx
TES_BAKAT.pptx
 
intelegensi
intelegensiintelegensi
intelegensi
 
bakat dan Minat Alfian R. Hutama.22700018.pptx
bakat dan Minat Alfian R. Hutama.22700018.pptxbakat dan Minat Alfian R. Hutama.22700018.pptx
bakat dan Minat Alfian R. Hutama.22700018.pptx
 
Kreatifitas
KreatifitasKreatifitas
Kreatifitas
 
Multiple intelligence
Multiple intelligenceMultiple intelligence
Multiple intelligence
 
Tugas Psi Pendidikan
Tugas Psi PendidikanTugas Psi Pendidikan
Tugas Psi Pendidikan
 
Tugas psikologi.pendidikan
Tugas psikologi.pendidikanTugas psikologi.pendidikan
Tugas psikologi.pendidikan
 
Kecerdasan majemuk (MULTIPLE INTELEGENCES)
Kecerdasan majemuk (MULTIPLE INTELEGENCES)Kecerdasan majemuk (MULTIPLE INTELEGENCES)
Kecerdasan majemuk (MULTIPLE INTELEGENCES)
 
Kepribadian dan Individualitas
Kepribadian dan IndividualitasKepribadian dan Individualitas
Kepribadian dan Individualitas
 
Isi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensiIsi makalah intelegensi
Isi makalah intelegensi
 
Psikodiagnostika-4-Intelegensi-Pertemuan-2.ppt
Psikodiagnostika-4-Intelegensi-Pertemuan-2.pptPsikodiagnostika-4-Intelegensi-Pertemuan-2.ppt
Psikodiagnostika-4-Intelegensi-Pertemuan-2.ppt
 
Tes Minat jabatan
Tes Minat jabatanTes Minat jabatan
Tes Minat jabatan
 
Psikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otakPsikolog intelegensi dan otak
Psikolog intelegensi dan otak
 
Perbedaan dan Penilaian Individu (Kelompok 3 - Indo)
Perbedaan dan Penilaian Individu (Kelompok 3 - Indo)Perbedaan dan Penilaian Individu (Kelompok 3 - Indo)
Perbedaan dan Penilaian Individu (Kelompok 3 - Indo)
 
Psikologi Industri dan Organisasi kelompok 3 bahasa indonesia
Psikologi Industri dan Organisasi kelompok 3 bahasa indonesiaPsikologi Industri dan Organisasi kelompok 3 bahasa indonesia
Psikologi Industri dan Organisasi kelompok 3 bahasa indonesia
 
Pio indo final 1
Pio indo final 1Pio indo final 1
Pio indo final 1
 
13. Kecerdasan .ppt
13. Kecerdasan .ppt13. Kecerdasan .ppt
13. Kecerdasan .ppt
 
mind mapping Bimbingan dan Konseling
 mind mapping Bimbingan dan Konseling mind mapping Bimbingan dan Konseling
mind mapping Bimbingan dan Konseling
 
BAB 3 PERBEZAAN INDIVIDU.pdf
BAB 3 PERBEZAAN INDIVIDU.pdfBAB 3 PERBEZAAN INDIVIDU.pdf
BAB 3 PERBEZAAN INDIVIDU.pdf
 
Pembelajaran berbasis multiple intelligence
Pembelajaran berbasis multiple intelligencePembelajaran berbasis multiple intelligence
Pembelajaran berbasis multiple intelligence
 

More from Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (10)

Metode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam PsikologiMetode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam Psikologi
 
SOMATOFORM DISORDER
SOMATOFORM DISORDERSOMATOFORM DISORDER
SOMATOFORM DISORDER
 
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa KeagamaanPengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan
 
Emosi, hawa nafsu, syahwat
Emosi, hawa nafsu, syahwatEmosi, hawa nafsu, syahwat
Emosi, hawa nafsu, syahwat
 
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk PembelajaranPendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran
Pendekatan Kognitif Sosial Untuk Pembelajaran
 
Tugas Psikologi Kelompok Kohesivitas dan Identitas Sosial
Tugas Psikologi Kelompok Kohesivitas dan Identitas SosialTugas Psikologi Kelompok Kohesivitas dan Identitas Sosial
Tugas Psikologi Kelompok Kohesivitas dan Identitas Sosial
 
Tugas biografi robert sesi woodworth
Tugas biografi robert sesi woodworthTugas biografi robert sesi woodworth
Tugas biografi robert sesi woodworth
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
Problematika Hubungan Antara Psikologi dengan Agama
Problematika Hubungan Antara Psikologi dengan AgamaProblematika Hubungan Antara Psikologi dengan Agama
Problematika Hubungan Antara Psikologi dengan Agama
 
PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK SISWA DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN
PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK SISWA DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG PENDIDIKANPERKEMBANGAN FISIK MOTORIK SISWA DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN
PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK SISWA DAN PENERAPANNYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN
 

Recently uploaded

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

Pengukuran Psikologi

  • 1. A. Pengertian Minat, Bakat, dan Intelegensi 1. Pengertian Minat Holland ( dalam Nanan, 2013) Minat adalah aktivitas atau tugas tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Dalyono (dalam Tommy, 2005) Minat dapat timbul karena faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (kepribadian) Jadi, dapat disimpulkan bahwa minat adalah kekuatan seseorang di area tertentu sehingga ia termotivasi untuk mempelajarinya dan menunjukkan kinerja yang tinggi. 2. Pengertian Bakat Chaplin (dalam nanan, 2013) Aptitude (bakat, ketangkasan, kecerdasan, kesanggupan, kecenderungan) sebagai kapasitas untuk berprestasi di kemudian hari. Woodworth dan Marquis (dalam Wahyuni dkk, 2013) Bakat adalah prestasi yang dapat diramalkan dan diukur melalui tes khusus. Oleh karena itu bakat dikategorikan sebagai suatu kemampuan yang memiliki tiga arti, yaitu: (1) Achievement, (2) Capacity, (3) Aptitude Jadi, bakat adalah prestasi yang dimiliki seseorang yang dapat diukur dan diramalkan melalui tes khusus. 3. Pengertian Intelegensi Alfred Binet & Theodore Simon (1857-1911) Intelegensi terdiri atas tiga komponen: (a) kemampuan untuk mengarahkan pikiran, (b) kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan, dan (c) kemampuan untuk mengkritik diri sendiri. Lewis Madison Terman (1916) Intelegensi sebagai kemampuan seseorang untu k berpikir abstrak. H.H. Goddard (1946) Intelegensi sebagai tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang langsung dihadapi dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan datang. Edward Lee Thorndike (1913) Intelegensi adalah kemampuan dalam memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta. David Wechsler Intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berpikir rasional, serta menghadapi lingkungannya dengan efektif. Berdasarkan definisi tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengarahkan pikirannya, menyesuaikan diri dengan lingkungan, serta dapat bertindak sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi.
  • 2. B. Sejarah, Latar Belakang, Klasifikasi dan Konsep Teoritis Tes Minat, Bakat, dan Intelegensi 1. Tes Minat a. Sejarah Thorndike (1912) Pengembangan tes minat untuk keperluan bimbingan konseling pada 100 mahasiswa. Yoakum (1919-1920) Mengembangkan sebanyak 1000 soal yang berkaitan dengan minat dari masa kanak-kanak hingga dewasa awal. Cowdery (1926-1927) Penyempurnaan instrumen Carnegie dengan menambah jumlah soal. Edward K. Strong (1984) Revisi tes Cowdery dan menghabiskan 36 tahun untuk mengembangkan kunci empiris bagi instrumen modifikasi yang disebut Strong Vocational Interest Blank. b. Klasifikasi Tes Minat The Rothwell Miller Interest Blank (RMIB) a.Disusun oleh Rothwell Miller tahun 1947. b. Terdiri atas 12 kategori jenis pekerjaan (Outdoor, Mechanical, Computational, Scientific, Personal Contact, Aesthetic, Literary, Musical, Social Service, Clerical, Practical, Medical). c.Tes ini disusun dengan tujuan mengukur minat seseorang berdasarkan sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan. Kuder Preference Record-Vocational (KPR-V) a.Disusun oleh G. Frederich Kuder tahun 1934-1935 di bidang pendidikan. b. Merupakan tes ipsatif: membandingkan kekuatan relatif minat dalam diri individu. c.Tes mengukur derajat variasi seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukan dalam suatu jabatan tertentu. d. Dapat dilakukan secara individual ataupun classical dalam waktu 30-4- menit. Kuder General Interest Survey (KGIS) a.Dikembangkan sebagai revisi dan perluasan dari Kuder Preference Record Vocational. b. Dirancang untuk kelas 6 sampai kelas 12. Kuder Occupational Interest Survery (KOIS) a.Berkembang dari Kuder Preference Survey yang terbit tahun 1939. b. KOIS memeriksan kesamaan antara minat peserta tes dan minat orang-orang yang berkerja dalam berbagai pekerjaan. c.KOIS mengembangkan norma yang terpisah antara perempuan dan laki-laki, dan juga memisahkan serangkaian skala bagi jurusan PT. d. 10 bidang minat pekerjaan di luar ruangan, mekanis, pekerjaan, ilmiah, persuasif, artistik, sastra, musik, kerja sosial, dan administrasi.
  • 3. Strong Vocational Interest Blank (SVIB) a.Dikembangkan oleh E. K. Strong, Jr., dan beberapa koleganya segera setelah perang dunia I. b. Dalam revisi tahun 1966, 399 item berhubungan dengan 54 pekerjaan bagi laku-laki, 32 pekerjaan bagi perempuan. c.Reliabilitas dan validitas tes ini sangat baik. d. Pada awkir tahun 1960-an terjadi protes terhadap tes ini. kritik berupa bias gender pada skala dan kurangnya teori yang mendasari tes tersebut. Strong Campbell Interest Inventory (SCII) a.Merupakan versi baru SVIB yang diterbitkan oleh D. P. Campbell tahun 1974. b. Campbell menyediakan dasar teoritis bagi tes baru yang tidak dimiki oleh SVIB. c.SCII dibagi menjadi tujuh bagian, memiliki 325 item yang dijawab dengan setuju, tidak setuju, atau ragu-ragu. Career Assessment Inventory (CAI) a.Dikembangkan oleh Charles B. Johansson. Pertama kali keluar tahun 1975. b. Didesain untuk orang-orang yang tidak berorientasi pada karier yang membutuhkan akademi atau pelatihan profesional. c.CAI berfokus pada pekerjaan yang melibatkan keterampilan, pekerjaan teknis, dan pekerjaan jasa. d. Ditulis untuk tingkat membaca kelas 6 dan bisa juga digunakan oleh orang dewasa yang memiliki keterampilan membaca yang buruk. e.Tiga tipe skala utama: 6 skala tema umum Holland, 22 skala bidang minat dasar homogen, 91 skala pekerjaan. c. Konsep Teoritis Tes Minat Konsep teori tes minat berawal dari perkembangan studi yang dilakukan oleh Thorndike (1912) pada 100 mahasiswa. Kemudian Yoakum mengembangkan kumpulan sebanyak 1000 soal yang berkaitan dengan minat dari masa kanak-kanak hingga masa dewasa awal dan kemudian Cowdery mengembangkan dan menyempurnakan karya sebelumnya atas instrument Carnegie. Selanjutnya Edward K. Strong (1884-1963) merevisi mengembangkan kunci-kunci empiris bagi instrument modifikasi yang disebut isian minat vokasional strong (Strong Vocational Interest Blank- SVIB). 2. Tes Bakat a. Sejarah Tes Bakat Konsep bakat muncul karena ada rasa tidak puas terhadap hasil tes intelegensi yang hanya mengukur kemampuan umum dan menghasilkan skor yang berupa IQ (Widyastuti, 2013). Tes bakat dirancang untuk mengukur potensi prestasi, sedangkan tes IQ merupakan tes terstandarisasi yang dirancang untu mengukur intelegensi. Tes-tes bakat mengukur kemampuan yang lebih spesifik dan terbatas ketimbang tes-tes intelegensi. Secara tradisional, tes intelegensi mengukur konstruk yang lebih global seperti intelegensi umum.
  • 4. Pada walnya hasil intelegensi digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan di berbagai bidang, namun pengalaman kemudian menunjukan bahwa dua orang yang memiliki skor intelgensi sama ternyata memliki prestasi kerja atau prestasi belajar yang tidak sama (dalam Wahyuni dkk, 2013 : 63) b. Klasifikasi Tes Bakat Differential Aptitude Test (DAT) a.Dipublikasikan pertama kali tahun 1947, telah direvisi secara berkala tahun 1963, dan 1973. b. Penyusun DAT adalah G. Bennet, H.G. Seashore dan A.G. Wesman, dari USA. c.Dirancang untuk bimbingan karier usia 8-12 tahun. Level 1 untuk siswa kelas 7-9 dan orang dewasa yang telah menyelesaikan tahun sekolah. Level 2 untuk siswa kelas 10-12 dan orang dewasa yang sudah bersekolah lebih dari 9 tahun. d. DAT terdiri atas 8 tes: penalaran verbal, penalaran numberik, penalaran abstrak, kecepatan dan kecermatan persepsi, penalaran mekanik, hubungan ruang, ejaan, dan penggunaan bahasa. e.Bentuk tes khusus DAT: Differential Aptitude Test for Personnel and Career Assesment. General Aptitude Test Battery (GATB) a.Dikembangkan oleh The United State Employment Service (USES). b. Dipakai oleh banyak konselor untuk bimbingan karyawan. c.Terdapat 9 kemampuan primer: Kemampuan belajar umum, bakat verbal, bakat numerikal, bakat spasial, persepsi bentuk, persepsi klerikal, koordinasi motorik, keterampilan jari tangan, keterampilan manual. Flanagan Aptitude Classification Test (FACT) a. Dirancang oleh J.C. Flanagan dari USA. b. Terdiri atas 14 subtes: Inspeksi, penandaan/pengkodean, ingatan, presisi, merakit, skala, koordinasi, kemampuan pemahaman, berhitung, pola-pola, komponen- komponen, tabel, mekanik, mengukur perasaan. Multidimensional Aptitude Battery (MAB) a.Dipublikasikan tahun 1984. b. MAB adalah tes kelompok yang dirancang untuk menilai bakat-bakat. c.Mencakup 5 subtes dalam skala verbal dan 5 dalam skala kinerja. d. Cocok bagi remaja dan dewasa, tetapi tidak direkomendasikan bagi orang yang mentalnya terganggu.
  • 5. c. Konsep Teoritis Tes Bakat Konsep dasar teori tes bakat ini berawal dari teori-teori pengukuran kemampuan manusia yang menggunakan analisis faktor. Pelopornya adalah Spearman dengan two factor theory, teori ini mengatakan bahwa kemampuan manusia didasari oleh faktor G dan faktor S yang berbeda pada setiap perilaku. Kemudian Thurstone dengan teori primary mental ability yang menyatakan bahwa kemampuan mental primer seseorang meliputi verbal comprehension (V), word fluency (W), number (N), space (S), assosiative memory (M), perceptual speed (P), general reasoning (G). Kemudian Guilford yang terkenal dengan teorinya structure of intellect (SOI). Guilford memandang intelegensi punya tiga dimensi yaitu operation, content, dan product. Lalu ada Vernon dengan teori Hierarchical Organisation of Abilities, teori ini menyatakan bahwa hirarki tertinggi dalam pengukuran kemampuan manusia adalah factor general dan hirarki terbawah adalah specific factors. Berdasarkan teori-teori multi faktor inilah selanjutnya baterai tes bakat disusun (dalam Wahyuni dkk, 2013 : 63). 3. Tes Intelegensi a. Sejarah Tes Intelegensi Tes Intelegensi Individu Abad XIV di China a.Berlangsung usaha untuk mengukur kompetensi para pelamar jabatan sebagai pegawai negara. Untuk dapat lulus maka pelamar harus mengikuti ujian tertulis. b. Hanya 5 dari 100.000 pelamar yang lulus. Namun setelah lulus tidak jelas jenis pekerjaan apa yang dipegang oleh lulusan. c.Awal abad XIX ujian semacam itu dihilangkan seiring berkembang pesat kemajuan universitas James McKeen Cattel (1890-1944) a.Pengukuran intelegensi berkembanga di Amerika dan Prancis setelah Cattell menerbitkan buku mental Tests and Measurements tahun 1890. Kraepelin (1895) a.Perkembangan tes intelegensi di Eropa oleh Kraepelin yang terdiri atas operasi berhitung sederhana untuk mengukur efek latihan, ingatan, kerentanan terhadap kelelahan dan kerentanan terhadap pemecah perhatian. Alfred Binet (1857-1911) a.Binet menekuni pengukuran intelegensi dengan meninggalkan pendekatan kraniometri dan berpaling pada pendekatan psikologis tahun 1904. b. Binet dan temannya Theodore Simon menyiapkan skala intelegensi pertama dengan nama skala Binet- Simon., terdiri atas 30 soal dengan tingkat kesukaran meningkat. c.Revisi kedua 1908, tes dikelompokkan berdasar tingkat usia antara 3 sampai 13 tahun.
  • 6. d. Revisi ketiga 1911, penambahan tes baru pada level usia tertentu, dan perluasan soal sampai level usia mental dewasa. e.Revisi amerika oleh Lewis Madison Terman 1916, dikenal dengan nama Stanford-Binet, berisi 90 soal untuk usia 3-14 tahun. f.Tahun 1937 skala direvisi oleh Maude A. Merril untuk mengatasi keterbatasan sampel sebagai dasar pembuatan norma penialaian. Edisi ini diperluas penggunaannya meliputi usia 2 tahun hingga tingkat dewasa superior. g. Revisi tahun 1960 dengan menggunakan konsep IQ deviasi Wechsler. h. Revisi tahun 1986, dengan memuat 4 kelompok penalaran dan berisi berbagai macam tes. David Wechsler (1918) a.Wechsler memperkenalkan versi pertama tes intelegensi dirancang khusus bagi orang dewasa, yaitu Wechsler- Bellevue Intelligence Scalei (WBIS) tahun 1939. b. Tahun 1949, Wechsler menerbitkan skala intelegensi untuk anak-anak yaitu Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC). c.Tahun 1955, Wechsler menyusun skala intelegensi orang dewasa dengan memperluas isi tes WISC, yaitu Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS). d. Tahun 1974, revisi untuk WISC. Tes Intelegensi Populasi Khusus Pengetesan bayi dan anak- anak Prasekolah a.Arnold Gesell dan rekan-rekannya di Yale melakukan studi longitudinal dalam rangka memahami perkembangan anak-anak bayi normal dan prasekolah. b. Soal dan prosedur yang dirintis Gesell dkk telah dimasukkan ke dalam kebanyakan skala perkembangan yang dirancang untuk bayi. c.1960-an – 1990-an adanya kebangkitan minta terhadap tes bayi dan anak-anak prasekolah. Tes Intelegensi Kelompok a. Pengetesan massal dimulai selama perang dunia I, dikembangkan oleh Army Alpha dan Army Beta untuk digunakan dalam Angkatan Bersenjata AS. b. Setelah itu, dinas militer mengembangkan Armed Forces Qualification Test (AFQT) sebagai alat penyaring utama. Disusul tes multikecerdasan untuk menilai bidang keahlian jabatan.
  • 7. c. Lalu, Armed Service Vocational Aptitude Battery (ASVAB) dikembangkan untuk bisa digunakan dalam semua dinas militer. 2. Klasifikasi Tes Intelegensi a. Tes Intelegensi Individu Skala Intelegensi Stanford-Binet a.Skala Binet-Simon asli diterbitkan di Prancis tahun 1905, 1908, 1911. b. Revisi Stanford pertama atas skala Binet-Simon oleh Terman dan koleganya terbit pada tahun 1916. c.Skala Binet-Simon 1905 terdiri atas 30 item yang ditampilkan dengan derajat kesulitan meningkat. d. Skala Binet-simon 1908 mempertahankan prinsip perbedaan usia, artinya item-item dikelompokkan berdasarkan perbedaan usia. Selain itu skala 1908 memperkenalkan konsep usia mental. e.Revisi skala Stanford-Binet, dilakukan oleh Terman tahun 1916. Prinsip perbedaan usia, kemampuan mental umum, dan skala usia dipertahankan. Skala Wechsler a.Dikembangkan oleh David Wechsler, yang terdiri atas tiga skala: skala untuk orang dewasa, anak-anak usia sekolah, dan anak-anak usia prasekolah. b. Skala pertama Wechsler dikenal dengan Wechsler Belleuve intelligence Scale, terbit tahun 1939. c.Tahun 1949, Wechsler Intelligence Scale for Children dikembangkan sebagai perluasan ke bawah dari Wechsler Bellevue. d. Wechsler Bellevue itu sendiri ditambahkan tahun 1955 oleh Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS), yang memperbaiki sejumlah kekurangan teknis skala terdahulu. e.Tes terhadap bayi seri Wechsler terbut tahun 1967, adalah Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI), dirancang untuk umur 4-6 1/2 tahun sebagai perluasan dari WISC. f.Masing-masing skala Wechsler telah mengalami revisi satu kali atau lebih. g. Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised (WAIS- R) untuk umur 16-74 tahun. h. Wechsler Intelligence Scale for Children-Third Edition (WISC-III) untuk anak usia 6-16 tahun 11 bulan. i. Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence- Revised (WPPSI-R) untuk umur 3-7 tahun 3 bulan. Skala Kaufman a.Dikembangkan pada tahun 1980-an dan 1990-an, terdiri atas Kaufman Assessment Battery for Children (K-ABC),
  • 8. Kaufman Adolescent and Adult Intelligence Test (KAIT), dan Kaufman Brief Intelligence Test (K-BIT) b. K-ABC berfokus pada pengolahan informasi: pemrosesan simultan oleh 7 subtes, pemrosesan berurutan oleh 3 subtes. c.K-ABC juga mencakup skala prestasi, terdiri atas 6 subtes. d. KAIT dirancang untuk usia 11 hingga 85 tahun lebih. e.KAIT terdiri atas skala akulturasi dan skla yang mengukur kemampuan menyelesaikan problem-problem baru. f.K-BIT mencakup rentang usia 4-90 tahun. g. K-BIT terdiri atas satu subtes verbal (45 kosakata ekspresif dan 37 definisi), satu subtes nonverbal ( 48 matriks)). Differential Ability Scale (DAS) a.Dikembangkan di Inggris oleh C.D. Elliot tahun 1970-an, merupakan revisi dari British Ability Scale (BAS). b. Dirancang untuk mengukur kemampuan tertentu dengan reliabilitas memadai. c.Terdiri atas 20 subtes yang diorganisasi ke dalam tiga komponen: subtes inti, subtes diagnostik, tes prestasi. d. Ada 4 subtes inti untuk usia 2:6-3:5, dan 6 subtes untuk usia 3:6-5:11. Pada usia sekolah (usia 6:0-17:11) ada 6 subtes inti. Das-Naglieri Cognitive Assessment System a.Terbit akhir tahun 1990-an. b. Dirancang untuk mengukur fungsi kognitif dasar yang dilibatkan dalam proses belajar. Mencakup pemprosesan perencanaan, perhatian, simultan, dan berurutan. c.Menggunakan tes-tes verbal dan nonverbal yang disajikan melalui pendengaran dan penglihatan. d. CAS dirancang untuk usia 5:0-17:11. Tes Intelegensi Populasi Khusus Tes perkembangan masa kanak-kanak a. Skala Bayley untuk perkembangan bayi b. Skala McCarthy untuk kemampuan anak-anak c. Skala Piagetian d. Ordinal Scales of Psychological Development e. Fagan Test of Infant Intelligence f. Infant-Toddler Developmental Assessment Mengetes penyandang cacat jasmani Kerusakan pendengaran a. Pintner-Paterson Scale and Arthur Performance Scale b. WISC-R Performance Scale
  • 9. c. Hiskey-Nebraska Test of Learning Aptitude Kerusakan penglihatan a. College Board Scholastic Assessment Test (SAT) b. Perkins-binet Test of Intelligence for the Blind c. Blind Learning Aptitude Test (BLAT) d. Intelligence Test for Visually Impaired Children (ITVIC) Kerusakan motorik a. Leiter International Performance Scale dan Porteus Mazes b. Tes kosakata bergambar c. Peabody Picture Vocabulary Test d. Columbia Mental Maturity Scale Tes Intelegensi Kelompok Terdiri atas: Otis- Lennon School Ability Test (OLSAT), Cognitive Ability Test (CogAT), Test of Cognitive Skills C. Pengenalan Tes Minat (RMIB dan KUDER) 1. The Rothwell Miller Interest Blank (RMIB) Material Tes Tes disusun dari satu formulir yang berisi suatu daftar pekerjaan yang disusun menjadi 9 kelompok dengan kode huruf A-I. Kedua belas kategori adalah: a. Outdoor b. Mechanical c. Computational d. Scientific e. Personal contact f. Aesthetic g. Literary h. Musical i. Social service j. Clerical k. Practical l. Medical m. Administrasi 1. Testee diberikan blanko untuk diisi identitas. 2. Lalu testee diinstruksikan untuk meranking daftar pekerjaan yang tersedia pada formulir tes.
  • 10. 3. Ranking 1 untuk pekerjaan yang paling disukai dan berakhir pada ranking 12 untuk pekerjaan yang tidak disukai. 4. Setelah selesai, testee diminta untuk menuliskan 3 pekerjaan yang paling disukai, tidak harus sama dengan daftar pekerjaan yang diisi. 2. Kuder Preference Record-Vocational (KPR-V) Penyusun G. Frederich Kuder tahun 1934-1935 di bidang pendidikan. Material tes KPRV-V mengukur kesukaan dalam 10 daerah, yaitu: a. Outdoor b. Mechanical c. Computational d. Scientific e. Persuasive f. Artistic g. Literary h. Musical i. Social service j. Clerical Alat dan bahan Formulir tes KPR-V, pensil D. Pengenalan Tes Bakat (DAT dan TKD) 1. Differential Aptitude Test (DAT) Penyusun G. Bennet, H.G. Seashore, A.G. Wesman, USA Dasar Teori Teori kelompok faktor kecerdasan model PMA dari Thurstone Tujuan a.Sarana akademik untuk mendapatkan prosedur penilaian yang ilmiah, terintegrasi, dan standar. b. Bimbingan pendidikan dan vokasional pada siswa tingkat 8-12 dan mahasiswa baru di USA. c.Dipakai dalam industri untuk penempatan dan promosi jabatan. Jumlah Subtes Terdiri atas 8 subtes: penalaran verbal, kemampuan aritmatik, penalaran abstrak, kecepatan dan ketepatan klerikal, penalaran mekanikal, hubungan ruang, pengejaan, pemakaian tata bahasa. Administrasi a.Model pengetesan 1 hari dengan urutan VR, SR, LU, AR, CSA, NA, MR b. Model pengetesan 2 hari: hari pertama ialah VR, SR, LU; hari kedua ialah MR, CSA, AR, NA c.Model pengetesan 3 hari: hari pertama ialah VR, SR; hari kedua ialah LU, AR; hari ketiga ialah NA, CSA, MR 2. Tes Kemampuan Diferensial (TKD)
  • 11. Penyusun Di bawah tahun 1976 dikenal dengan nama Tintum ’69. Bentuk tes intelegensi umum. Tahun 1976 diteliti oleh Wibowo, S. Dan ternyata Tintum ’69 cocok untuk mengetahui kemapuan diferensial. Tahun1976 Tintum’69 dirubah namanya dengan Tes kemampuan diferensial. Tujuan Seleksi mahasiswa, seleksi calon karyawan, termasuk promosi dan mutasi karyawan. Teori Disusun berdasar teori multiple factor Thurstone 1941 Material tes Comprehension, information, analogi verbal, logika, aritmatik, deret angka, sinonim, differences, completion, perception. E. Pengenalan Tes Stanford-Binet 1. Tes Stanford Binet Penyusun Alfred Binet dan Theodore Simon tahun 1905 Dasar Teori Tujuan a.Mengidentifikasi perbedaan individu dalam kementalannya, kemampuan intelektualnya. b. Perbedaan-perbedaan dalam tingkat kepandaian atau kebodohannya. Revisi a.Revisi skala 1908 (membuat soal untuk tiap umur, 3-13 thn) b. Revisi skala 1911 c.Revisi skala 1916, dilakukan oleh Dr. Lewis M. Terman yang disebut The Stanford Revision of Binet-Simon. d. Revisi Stanford-Binet (skala SB-II) 1937 e.Revisi Stanford-Binet (skala SB-III) 1960 f.Revisi Stanford-Binet (skala SB-IV) 1987 Jumlah Soal Tes Ada 15 tes yang mewakili 4 bidang kognitif: a. Penalaran Verbal (Kosakata, pemahaman, absurditas, hubungan verbal) b. Penalaran Kuantitatif (penalaran kuantitatif, seri angka, membangun persamaan) c. Penalaran asbtrak/visual (analisa pola, meniru, matrik-matrik menggungting kertas) d. Memori jangka pendek (bread memory, memori untuk kalimat, memori untuk angka, memori objek) Administrasi a. Materi diwujudkan dalam buku-buku kecil dan alat tes perfomasi, yang semuanya dimasukkan dalam kopor kecil portabel, mudah dan ringan dibawa-bawa. b. Buku kecil berisi kartu tercetak untuk presentasi pada soal-soal tes. objek lain misalnya balok, papan bentuk, manik berwarna, sebuah gambar boneka besar uniseks dan multietnik.
  • 12. c.SB-IV memerlukan testor yang cakap dan terlatih. d. Begitu soal dikerjakan, testor harus segera memberi skor. e.Testor dapat menilai karakteristik emosional tertentu. Misal kemampuan konsentrasi. f.Pengamatan kualitatif dapat diterima namun tidk harus diinterpretasikan. F. Pengenalan Tes Wechsler 1. Wechsler Intelligence for Children (WISC) - 1949 Bentuk Tes WISC terdiri dari dua unit tes, yakni tes verbal dan nonverbal. Sasaran WISC diperuntukkan bagi anak-anak usia 5 sampai 15 tahun. Standarisasi WISC distandarisasi pada sampel 100 anak laki-laki dan 100 anak perempuan, masing pada level umur 11 tahun. Tiap anak dites dalam datu dan satu setengah bulan pada pertengahan tahun. Reliabilitas Teknik belah dua untuk tiga kelompok umur yakni 71/2 tahun, 101/2 tahun, dan 131/2 tahun, dengan masing-masing kelompok 200 anak. 2. Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) - 1955 Bentuk Tes WAIS terdiri atas dua unit tes, yakni 6 subtes verbal dan 5 subtes nonverbal. Jadi semuanya ada 11 tes, yaitu: a. Tes informasi b. Tes komprehensi umum c. Tes penalaran aritmatik d. Tes persamaan e. Tes rentangan ingatan angka ke muka dan ke belakang f. Tes perbendaharaan kata g. Tes simbol angka h. Tes melengkapi gambar i. Tes rancangan balok j. Tes menata gambar k. Tes mengasembel objek Sasaran Remaja hingga dewasa, 16-74 tahun Reliabilitas Dilakukan dengan teknik belah dua. 3. Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI-III) Sasaran Anak-anak umur 3 sampai 7 tahun 3 bulan 4. The Wechsler Belleveu Scale (WBS) - 1939 Bentuk Tes Terdiri atas tes verbal sebanyak 6 seri, tes nonverbal 5 seri.
  • 13. Unit tes sebagai berikut: tes informasi, tes komprehensi umum, tes penalaran aritmatik, tes ingatan rentang angka, tes perbendaharaan kata, tes simbol angka, tes melengkapi gambar, tes rancangan balok, tes menyusun gambar, tes merakit objek. Sasaran Ditujukan untuk umur 10 sampai 60 tahun, tetapi norma disusun dari umur7 setengah tahun. G. Pengenalan IST, NST, PM, CFIT 1. Intelligence Structure Test (IST) a. Dikembangkan oleh Rudolf Amthauer di Frankfurt, 1953. b. Tes IST 1953 untuk individu 14 – 60 tahun. Tes IST 1955 rentang usi subjek diperluas manjadi berawal dari 13 tahun. Tes IST 1970 hanya terjadi sedikit perubahan, tes ini memiliki 6 bentuk. Tes IST 2000, sebagai koeksi dari IST 70. Tes IST 2000-revised, terdapat pengembangan dan penambahan subtes.. c. Tes dipandang gestalt, yang terdiri dari bagian yang saling berhubungan secara makna, sehingga cocok untuk profesi, pengembangan diri, merencanakan pendidikan, pengambilan keputusan. d. Tes terdiri atas 9 subtes: SE (melengkapi kalimat), WA (melengkapi kalimat), AN (persamaan kata), GE (sifat yang dimiliki bersama), RA (berhitung), ZR (deret angka), FA (memilihi bentuk), WU (latihan balok), ME (latihan simbol) 2. Nijmeegse Schoolbekwaamheids Test (NST) a.Terdiri atas 10 sub tes yang berisi gambar atau melengkapi gambar. 1. Subtes 1, pengamatan bentuk dan kemampuan membedakan. 2. Subtes 2, motorik halus 3. Subtes 3, pengetahuan tentang besar, jumlah, perbandingan 4. Subtes 4, pengamatan tajam 5. Subtes 5, kemampuan berpikir kritis 6. Subtes 6, konsentrasi 7. Subtes 7, ingatan 8. Subtes 8, pengertian objek dan penilaian situasi 9. Subtes 9, menirukan cerita 10. Subtes 10, menggambar orang b. NST dikembangkan di Nijmegen- Nederland, merupakan pengolahan tes Gopinger dari Jerman, yang digunakan untuk mengungkap kemampuan sekolah anak, kesiapan memasuki sekolah dasar.
  • 14. 3. The Standard Progressive Matrices (SPM) a.Skala intelegensi yang bisa diberikan individu maupun kelompok. b. Dirancang oleh J. C. Raven, diterbitkan pertama kali tahun 1936, diterbitkan terakhir kali oleh H. K. Lewis & Co. Ltd. London tahun 1960. c.Merupakan tes nonverbal, yakni materi soal diberikan dalam bentuk gambar. d. Penyusunan skala didasari oleh konsep intelegensi Spearman. e.Tes terdiri atas 60 soal yang berupa gambar f.Versi SPM yang disajikan dalam gambar berwarna, yaitu the Coloured Progressive Matrices (CPM). g. Bagi yang memilki kapasitas intelektual di atas rata-rata, disediakan versi lain The Advanced Progressive Matrices (APM) 4. Culture Fair Intelligence Test (CFIT) a.Dibuat dibawah arahan R. B. Cattell. b. Merupakan tes dengan prosedur menggunakan kertas dan pensil yang mencakup tiga level (usia 4- 8 tahun dan dewasa yang secara mental tidak matang, usia 8- 12 tahun dan dewasa yang diseleksi acak, usia SMA dan dewasa di atas rata-rata). c.Standarisasi bergantung pada tingkat usia.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Anastasia, Anne dan Urbina. 2007. Tes Psikologi. Jakarta: Indeks. Azwar, Saifuddin. 2015. Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Fudyartanta, Ki. 2010. Tes Bakat dan Perskalaan Kecerdasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Halimah, Nur dan Kawuryah. 2010. Kesiapan Memasuki Sekolah Dasar Pada Anak Yang Mengikuti Pendidikan Tk Dengan Yang Tidak Mengikuti Pendidikan Tk Di Kabupaten Kudus. Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus. Kudus: Universitas Muria Kudus. Husni, Desma dan Cucuani. 2015. Pengukuran Minat dan Kepribadian. Pekanbaru: Mujtahadah Press. Kaplan, Robert M dan Saccuzzo 2012. Pengukuran Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika.