This clinical case of traumatic ulcer and fordcye's spot , were found on two patient that come to Moestopo Dentistry hospital (RSGM-Moestopo). this literature, include photo of clinical case,general definition of each symptons and way to cure it.
Traumatic ulcer and Fordcye's spot clinical case study (indonesian text)
1. LAPORAN KASUS
ULKUS TRAUMATIKUS, FORDYCE’S SPOT
DISUSUN OLEH :
RM.Norman tri kusumo Indro.SKG
2012-11-101
PEMBIMBING : Dr.Anantha Ruri,Drg.Sp.PM
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2013
2. BAB I
PENDAHULUAN
.Rongga mulut mencerminkan kesehatan tubuh seseorang karena merupakan pintu
pertama masuknya bahan-bahan makanan untuk kebutuhan pertumbuhan individu yang
sempurna serta kesehatan yang optimal.walaupun hanya terdiri dari rongga kecil, rongga
mulut mempunyai peranan penting dalam menentukan keadaan kesehatan suatu manusia.
Rongga mulut sering sekali mengalami berbagai macam iritiasi seperti iritasi mekanik,fisik
dan kimiawi yang dapat menimbulkan penyakit mulut.
Secara teoritis, variasi dalam rongga mulut pun dibagi menjadi variasi normal dan
variasi patologis. Didalam kelainan mulut biasanya gejalanya dapat memberikan keluhan atau
tanpa keluhan, dapat terasa nyeri atau tidak nyeri, dapat merupakan kelainan warna, kelainan
yang bersifat jinak atau ganas. Kelainan di rongga mulut tidaklah menunjukkan penyakit
yang terlokalisir saja tetapi dapat menunjukkan manifestasi secara sistemik dari seluruh
kesehatan tubuh.
Salah satu contoh variasi normalnya adalah fordcye Spots yaitu dimana kelenjar
subasea mengalami ektopik dan menimbulkan bintik-bintik kekuning-kuningan pada suatu
daerah rongga mulut dan salah satu contoh variasi patologisnya yaitu ulkus traumatikus yaitu
suatu keadaan yang umum akibat dari beberapa penyebab, dimana biasanya trauma menjadi
faktor etiologinya.
Oral medicine pun terdiri dari berbagai macam variasi normal dan patologis, kita pun
sebagai tenaga kesehatan dibidang kedokteran gigi harus mampu untuk mengidentifikasi
penyakit tersebut melalui gambaran klinis, etiologi, differential diagnosa dari masing-masing
penyakit sehingga dapat menentukan rencana perawatan yang tepat.
3. BAB II
LAPORAN KASUS
Pasien 1
Seorang pasien perempuan berusia 50 tahun datang ke RSGM dengan keluhan pasien merasa
terganggu dan sakit saat makan dan minum karena luka besar pada bagian samping kanan
lidah, pasien datang dalam keadaan sakit.
•
Pemeriksaan Klinis :
o Pada bagian Dorsum lidah terlihat ulkus bulat kemerahan, batas tidak
beraturan, diameter ± 2cm dan palpasi ( - )
(30 Mei 2013 ) (Bagian samping Dorsum lidah)
4. •
Faktor etiologi :
o Gangrene Pulpa Gigi 46 dengan sisa mahkota tajam
. Sondase (-), Ce ( - ), PT ( - )
(30 Mei 2013) (Gigi 46 Gangrene Pulpa)
•
Diagnosis
: Ulkus Traumatikus
•
Perawatan
: DHE
o Pasien dijelaskan mengenai ulkus traumatikus serta penyebab dari ulkus
tersebut. Pada kasus ini penyebabnya adalah gesekan intermitten tajam pada
sisa mahkota gigi 46 yang mengalami Gangrene Pulpa.
o Pemberian resep
R/ Tab. Ester C 500 mg No. V
∫ 1 dd Tab 1
o Dilakukan Selective Grinding pada mahkota gigi 46 Gangrene Pulpa.
o Pasien disarankan untuk tidak menggerakan lidah terlalu sering selama masa
penyembuhan (recovery)
•
Prognosis
: baik
5. •
Kontrol 1
:
(3 juni 2013)
o Pemeriksaan klinis
:
Sudut-sudut tajam pada Gigi 46 sudah menghilang setelah dilakukan
selective grinding.
. Pasien masih merasa sakit namun sudah berkurang.
o Perawatan
:Pasien disarankan untuk tetap menjaga OH dengan
baik, menjaga gizi, dan tetap mengkonsumsi obat yang
telah diberikan.
6. Kontrol 2 :
( 9 Juni 2013 )
o Pemeriksaan klinis
:
Pada bagian dorsum lidah diameter Ulkus berkurang signifikan, daerah
eritema pada pinggiran ulkus sudah mulai hilang ,masih berwarna
kemerahan.
. Pasien sudah tidak merasa sakit.
o Perawatan
:Pasien disarankan untuk tetap menjaga OH dengan
baik, menjaga gizi, dan tetap mengkonsumsi obat yang
telah diberikan.
7. Kontrol 3 :
(13 Juni 2013)
o Pemeriksaan klinis
:
Pada bagian dorsum lidah diameter Ulkus menghilang, daerah eritema
pada pinggiran ulkus sudah hilang ,masih berwarna kemerahan sedikit.
. Pasien sudah tidak merasa sakit.
o Perawatan
:Pasien disarankan untuk tetap menjaga OH dengan
Baik dan menjaga gizi makanan dan minuman yang
baik
8. Pasien 2
Seorang pasien laki - laki berusia 21 tahun datang ke RSGM dengan pemeriksaan klinis
terdapat bintik-bintik berukuran kecil berwarna putih kekuningan pada bagian bibir luar atas
dan pada bagian dalam mukosa pipi kanan. Pasien tidak merasakan sakit dan mengetahui
secara pasti kapan timbulnya.
•
Pemeriksaan Klinis
:
o Pada mukosa pipi kanan bagian belakang terdapat makula atau papula yang
berukuran kecil berwarna putih kekuningandengan diameter < 3mm.
(Bibir luar atas)
(Mukosa pipi kanan)
•
Diagnosis
: Fordyce’s spot
•
Perawatan
: DHE
o Pasien dijelaskan bahwa fordyce’s spot ini merupakan variasi normal.
o Tidak membutuhkan perawatan.
•
Prognosis
: baik
9. BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ulkus traumatikus
a.
Definisi
:
Suatu keadaan yang umum akibat
dari beberapa penyebab dimana trauma merupakan salah
satu penyebab yang umum(1)
b.
Etiologi
:
Biasanya
disebabkan oleh traumatic
karena fisik Traumatic fisik biasanya karena permukaan
yang tajam, alat orthodonti, restorasi dental
c.
Gambaran klinis :
terlihat
sedikit
cekung
dan
berbentuk oval. Terlihat daerah eritema pada pinggiran
ulkus, lama kelamaan menghilang . bagian tengah ulkus
biasanya berwarna kekuning-kuningan. Lokasi ulkus
traumatikus adalah mukosa pipi, mukosa bibir, palatum,
dan tepi perifer dari lidah (2)
d.
Perawatan :
mencari faktor etiologi penyebab terjadinya ulkus
traumatikus, lalu menghilangkan faktor penyebab dan
pemberian suplemen pendukung regenerasi sel seperti
vitamin c dan obat kumur serta (DHE)
f.
Diferential Diagnosa : Stomatitis Apthosa Rekuren.
10. TABEL PERBEDAAN ULKUS TRAUMATIKUS DAN SAR (Stomatitis Apthae Recurent)
Ulkus Traumatikus
Stomatitis Apthae
Ulkus atau luka yang
disebabkan oleh Trauma
dengan ulkus yang
fisik maupun kimia
Definisi
Recurent (SAR
Ulkus yang ditandai
muncul berulang dan
diklasifikasi dalam 3 yaitu
apthae minor,mayor dan
faktor predisposisinya
mekanis 1 .
Gejala
Bahan-bahan kimia,
panas, listrik atau gaya
Etiologi
herpetiformis
Tidak diketahui, namun faktor genetic,kelainan
- Tampak sedikit
imunologi.
- Ulkus apthousa
cekung dan oval
sering terjadi pada
bentuknya
mukosa yang
- Pada awalnya daerah
bergerak. Ulkusnya
eritema terlihat pada
oval, dangkal,
pinggiran ulkus dan
kuning kelabu dan
akan hilang dalam
diameter 2-5mm,
proses penyembuhan
terdapat batas
- Bagian tengah ulkus
berwarna kuning abu-
eritema dan tidak
ada jaringan parut
Gambar
B.
Fordyce’s Spot
abu
- menghilangkan faktor
Menghilangkan faktor
penyebab (5)
Perawatan
predisposisi
11. a. Definisi
: kelenjar sebaseus yang ektopik dan secara klinis
terlihat seperti makula atau papula yang berukuran kecil
berwarna putih kekuningan. Ditemukan di berbagai
lokasi pada rongga mulut (5)
b. Etiologi
: kelenjar sebaseus yang ektopik
c.
: terlihat seperti makula atau papula yang berukuran
Gambaran klinis
kecil berwarna putih kekuningan. Ditemukan di
berbagai lokasi pada rongga mulut. Biasanya pada
bagian vermilion bibir atas, retromolar, dan mukosa
bukal.
d. Perawatan
: Kebanyakan pasientidak menunjukkan gejala,
sehingga permintaanpengobatantidak tinggi. Tetapi
pada beberapa pasien, menginginkan perawatan
dengan alasan estetik. Laser CO2 dan oral isotretionis
dapat dipertimbangkan sebagai pengobatan.
e. Diferential Diagnosis
: Lichen planus
Tabel perbedaan fordyce’s spot dengan sebaceous hiperplasia
Definisi
Etiologi
Gejala
Fordyce’s spot
kelenjar sebaseus yang
ektopik pada rongga mulut 7
kelenjar sebaseus yang
ektopik7
-
Butiran – butiran
Lichen planus
penyakit mukokutaneus kronis
yang bersifat
autoimun yang biasanya
melibatkan mukosa
rongga mulut,yaitu berupa
inflamasi kronis
yang mengenai epitel berlapis
skuamosa.
penyakit akibat rusaknya sel basal
dengan latar belakang kondisi
imunologis yang
penyebabnya tidak diketahui.
- retikular, papula, bentuk
12. Perawatan
berwarna putih
kekuning-kuningan
yang kecil. Berbatas
jelas, dan sedikit
menonjol yang
bergabung menjadi
satu kesatuan
Sering terjadi bilateran
dan simetris
-
Meyakinkan pasien
bahwa ini bukan
merupakan penyakit.
-
Kebanyakan pasientidak
menunjukkan gejala,
sehingga
permintaanpengobatant
idak tinggi
pada beberapa pasien,
menginginkan
perawatan dengan
alasan estetik. Laser CO2
dan oral isotretionis
dapat dipertimbangkan
sebagai pengobatan. 7
-
Gambar
-
-
plak,atropik, erosif dan
bula.
Lesi-lesi ini biasanya
terjadi bilateralpada
mukosa bukal,
mukobukal
fold,gingiva,lidah dan
bibir.
Tipe retikular merupakan
bentuk umum
kortikosteroid
retinoid
cyclosporine
phototherapy
13. BAB IV
RINGKASAN
Walaupun merupakan salah satu bagian terkecil dari seluruh tubuh manusia, Ronnga
mulut hingga sekarang masih menjadi acuan penting dalam hal menentukan dan menegakkan
diagnosa. Penyakit mulut pada umumnya dapat memberikan keluhan atau tanpa keluhan,
dapat terasa nyeri atau tidak nyeri, dapat merupakan kelainan warna, kelainan yang bersifat
jinak atau ganas. Variasi patologik salah satunya adalah ulkus traumatikus yaitu Ulkus atau
luka yang disebabkan oleh Trauma fisik maupun kimia .contoh trauma fisik yaitu permukaan
gigi yang tajam seperti faktor etiologi pada kasus laporan ini.
Selain variasi patologik yang sering ditemukan pada rongga mulut, terdapat juga
variasi normal, seperti fordyce’s spot yaitu kelenjar sebaseus yang ektopik dan secara klinis
terlihat seperti makula atau papula yang berukuran kecil berwarna putih kekuningan.
Ditemukan di berbagai lokasi pada rongga mulut. Biasanya pada bagian vermilion bibir atas,
retromolar, dan mukosa bukal. Variasi normal ini tidak membutuhkan perawatan kecuali
pada kasus tertentu pasien ingin dilakukan tindakan karena masalah estetik.
14. DAFTAR PUSTAKA
1. A. Michael O & Jordan Richard CK, “A colour Handbook of Oral medicine :
ulceration ”, 2009, hal 22-25.
2. Langlais RP, Miller CS, Nield-Gehring JS. Color Atlas of common Oral diseases.
Edisi ke-4 Lippincott William & Wilkins. 2009.
3. .Wood K.Norman CS, “ Differential diagnosis of oral lesions : oral ulcers and fissures
“,Second edition. London 2004, hal 99-104
4. .Regezi, Joseph A, dkk. 2009. Oral pathology ( Clinical Pathologic Correlations) 5 th
edition, Saunders Elsevier : San Francisco
5. Gandolfo Sergio CS, ‘’ Oral Medicine : Traumatic Ulcers” Toronto 2006, hal 141-143
6. Ji Hyun Lee, M.D., “Clinicopathologic Manifestations of Patients with Fordyce’s
Spots”, 2012, hal 103-105.
7. Scully Crispian and Marco Carrozo CS, “Clinical Practice – Oral medicine: Furred
tongue”, 2007, hal 79-82.
8. Tarigan,Ravina Naomi & Setyawati,Titiek.“Tantangan Dalam Perawatan Oral Lichen
Planus Pada Pasien Diabetes Melitus(Laporan Kasus)”,2009, hal 8-17