SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
LAPORAN HASIL DISKUSI PEMICU 1
Gigi Palsu Saya Longgar, Dok..
OLEH:
KELOMPOK 8
KELAS B
DOSEN PEMBINGBING :
1.Prof. Ismet Danial Nasution, drg.,Ph.D.,Sp.Pros (K)
2.Sayuti Hasibuan, drg., Sp.PM
3.dr. Dina Ridha
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI USU
2015
DAFTAR NAMA KELOMPOK 8
KETUA : VINCENT TANNIUS (120600061)
SEKRETARIS : PRAJOGO HARKAMTO (120600062)
ANGGOTA :
1. IKTHARINA RAHIMA H (120600063)
2. MUTIA TOFA ANGGRAENI (120600064)
3. MUHAMMAD ADJI WIBISONO (120600065)
4. ROBEN PASARIBU (120600066)
5. LAMORA YOHANA (120600067)
6. SITI MAISARA AMANDA (120600068)
7. KEYKO A DARYA (120600069)
8. WINDY PRATIWI (120600070)
9. DEANDINI KUSUMAH (120600161)
10. MEYKE ROTUA SIMORANGKIR (120600162)
11. YATCEN PRANANDA (120600163)
12. SARADILA BENAZIA (120600164)
13. RENISHA CIKNESWARY (120600165)
14. SIVAKUMAR A/L YOGANATHAN (120600166)
15. USANANTHINI A/P CHANDRA (120600167)
16. NURLINA BINTI HASAN (120600168)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehilangan gigi dapat menyebabkan masalah pada bimechanic dan estetik pada pasien,
penanganan akan menjadi lebih buruk pada pasien edentulous penuh dan dengan kehilangan
ligament periodontalnya. Pasien yang telah menggunakan gigitiruan juga tidak lepas dari
masalah, dengan berjalannya waktu jaringan pendukung gigitiruan juga akan mengalami resorbsi
dan material gigitiruan itu sendiri juga akan mengalami atrisi pada anasir ataupun perubahan
dimensi yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan vertical dimensi dan gigitiruan akan
menjadi longgar.
Pasien yang datang ke dokter gigi umum atau prostodontis datang dengan keluhan, kondisi, umur
yang berbeda-beda. Dapat terjadi resorbsi pada jaringan pendukung gigitiruan. resorbsi ini paling
banyak terjadi pada mandibular daripada maksila. Untuk itu dokter gigi harus mampu
mengembalikan kondisi gigitiruan menjadi kembali normal dengan melakukan perbaikan pada
gigitiruan lama atupun membuat gigitiruan baru.
1.2 Skenario
Pasien pria berusia 63 tahun datang ke klinik Prostodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut
Fakultas Kedokteran Gigi USU dengan keluhan gigi palsunya longgar sehingga tidak
dapat digunakan untuk mengunyah. Pasien telah menggunakan gigitiruan tersebut selama
kurang lebih 8 tahun. Pasien ingin gigitiruannya dapat berfungsi dengan baik.
Riwayat Medis: Pasien menderita hipertensi terkontrol dan osteoporosis.
Pemeriksaan gigitiruan:
-)
Pemeriksaan klinis (intra oral):
cheilitis di kedua sudut mulut
1.3 Learning Issue
1. Prosedur diagnosis
2. Perawatan pendahuluan
3. Persiapan jaringan pendukung GTP
4. Rencana perawatan untuk pasien tanpa gigi tersisa
BAB II
PEMBAHASAN
1. Jelaskan faktor penyebab GTP pasien menjadi longgar.
Dalam beberapa dekade gigitiruan penuh merupakan pilihan perawatan pada pasien
edentulus penuh. Perawatan dengan menggunakan gigitiruan penuh tidak dapat diprediksi
hasilnya, dari pengalaman klinis, pasien memiliki reaksi yang bervariasi terhadap pemakaian
gigitiruan. Pada umumnya keluhan pasien setelah beberapa lama menggunakan gigitiruan penuh
adalah longgarnya gigitiruan yang digunakan, Hal ini disebabkan karena resopsi residual ridge
pada pasien yang menggunakan gigi tiruan penuh terus berlanjut.1 Seperti pada kasus, pasien
telah menggunakan gigitiruan penuh selama 8 tahun. Resopsi pada residual ridge yang terus
berlanjut selama pemakaian gigitiruan akan menyebabkan gigitiruan semakin longgar.
Pada kasus dijelaskan bahwa pasien menderita osteoporosis. Osteoporosis merupakan
kelainan metabolik yang ditandai dengan rendahnya bone mass dan adanya kerusakan secara
mikroarsitektural pada tulang yang akan menyebabkan resiko fraktur pada tulang meningkat.
Osterberg et al. Menemukan bahwa resopsi pada residual ridge lebih cepat pada pasien yang
memiliki penyakit sistemik osteopososis dibandingkan dengan pasien yang normal. Pada grup
pasien gigitiruan penuh dengan penyakit sistemik osteoporosis resopsi residual ridge maksila
2,26% lebih cepat dibandingkan pada grup pasien gigitiruan penuh tanpa penyakit sistemik
osteoporosis, dan resopsi residual ridge mandibula 3,98% lebih cepat pada grup yang sama.2
2. Jelaskan prosedur diagnostik untuk pasien tersebut.
. 1. ANAMNESA
1.1. Identitas Pasien
Nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, ras, agama dan tempat tinggal
1.2. Riwayat Medis
Pada pasien yang memiliki penyakit sistemik, akan diperlukan instruksi spesifik,
follow-up yang spesifik untuk evaluasi respon jaringan pada rongga mulut terhadap
pemakaian gigi tiruan.
Diabetes mellitus
Diabetes mellitus akan terjadi resopsi lebih cepat dari pada pasien yang
tidak memiliki penyakit sistemik, sehingga akan membutuhkan relining yang lebih
sering daripada pasien yang tidak memiliki penyakit sistemik.
Kelainan pada persendian
Kelainan pada sendi yang sering terjadi pada lansia adalah oseoarthritis..
Pada kondisi ini pasien akan sulit membuka mulut karena akan menimbulkan rasa
nyeri pada TMJ saat membuka mulut.
Cardiovascular Disease
Pada pasien yang memiliki kondisi ini dianjurkan untuk konsultasi dengan
dokter penyakit dalam sebelum menerima perawatan dari dokter gigi.
1.3. Riwayat Dental
Keluhan Utama
Lamanya pasien Edentulus
Riwayat Pemakaian Gigitiruan
2. PEMERIKSAAN KLINIS
2.1 Pemeriksaan Extra-Oral
Pemeriksaan Fasial meliputi:
o Bentuk Bibir, philtrum, nasolabial fold, sulkus mentolabial, lebar
vermilion border, bentuk wajah
o Tonus Otot : tonus otot akan mempengaruhi stabilitas dari gigitiruan
o Pemeriksaan TMJ :
2.2 Pemeriksaan Intra-Oral
Pemeriksaan Mukosa
o Warna Mukosa, kondisi mukosa, dan ketebalan mukosa
Saliva
Residual Ridge
o Pemeriksaan residual ridge meliputi:
 ukuran lengkung
 bentuk lengkung: terdiri dari square, ovoid, atautaper
Palatum Keras
o Klasifikasi bentuk palatum keras:
 U-shape : Ideal untuk retensi dan stabilitas gigi tiruan
 V-shape: Retensi kurang untuk gigi tiruan
 Flat : Retensi gigi tiruan kurang terhadap gaya lateral dan rotasi.3
Palatum Lunak
Penting untuk mengetahui hubungan antara palatum keras dan palatum
lunak untuk penentuan posterior palatal seal pada gigi tiruan.3
Torus
Torus merupakan penonjolan yang abnormal pada tulang yang ditemukan pada
bagian tengah palatum pada maksila dan pada sisi lingual, regio premolar pada
rahang bawah. Sebaiknya pembedahan pada untuk mengangkat torus dihindari
kecuali torus sangat besar dan mengganggu pemasangan gigitiruan.
Klasifikasi torus :
 Klas I : Torus berukuran kecil , umumnya tidak mengganggu pemasangan
gigitiruan
 Klas II : Torus berukuran sedang , umumnya torus ini sedikit menimbulkan
masalah dalam pembuatan danpemasangan gigi tiruan, namun belum
membutuhkan pembedahan
 Klas III: Torus dengan ukuran yang sangat besar dan mengganggu
pemasangan dan pembuatan gigitiruan. Pada kondisi ini dibutuhkan
pembedahan untuk mengangkat torus.3
Perlekatan frenulum
Perlekatan fenulum yang sangat dekat pada linggir akan membuat gigitiruan tidak
stabil saat difungsikan sehingga dibutuhkan pembedahan.3
Lidah
Pemeriksaan ukuran dan keaktifan perlu diperhatian karena lidah yang besar dan
hipertonus akan membuat gigitiruan menjadi tidak stabil.3
Dasar mulut
Pemeriksaan daasar mulut perlu dilakukan untuk mengetahui jarak antara puncak
ridge dengan dasar mulut. Semakin dekat jarak antara ridge dengan daasar mulut
maka akan mengurangi retensi dan stabilitas gigitiruan.3
3.1. Pemeriksaan Radiografi
Pemeriksaan radiografi yang paling diajurkan untuk pasien edentulus penuh adalh
panoramik karena dapat memperlihatkan keseluruhan kondisi maksila dan
mandibula.3
3. Jelaskan etiologi dan mekanisme terjadinya angular cheilitis pada pasien tersebut
Angular chelitis adalah inflamasi pada labial commisure dan mukosa didekatnya. Etiologi dari
Angular chelitis adalah Candida Albicans, dan faktor predisposisi dari angular chelitis dibagi
menjadi 2 yaitu sistemik dan lokal.
1. Faktor Sistemik
Faktor sistemik yang menyebabkan terjadinya angular chelitis adalah defisiensi
nutrisi. Dari hasil diagnosti pasien angular chelitis akan mengalami defisiensi nutrisi
seperti : zat Besi, Riboflafin (vitamin B2), Pyridoxine (vitamin B6),Cyanocobalamine
(vitamin B12), Asam Folat, Niasin, dan Zinc.4
2. Faktor Lokal
Kategori
PerubahanAnatomi PenurunanVertikalDimensi Oklusi
Pada kasusgigi tiruanpasiensudah
mengalami keausandandatar,sehingga
terjadi penurunanverikal dimensi.5
AgenInfeksius  CandidaAlbicans:dari cultur jamur
ditemukan93% CandidaAlbiccans
pada lesi aktif AngularChelitis.5
 StaphylococcusAureus:dari hasil
kulturbakteri denganmethicilin,
didapatkan63% strain
staphylococcusAureus.5
 β – Hemolyticstreptococci :dari
hasil kulturditemukan8% -15% β –
HemoliticStreptococci.5
Patogenesis
Angular chelitis terjadi disebabkan oleh banyak faktor (Malnutrisi, Penurunan vertikal dimensi,
Agen infeksius) . Gigi tiruan yang aus dan memendek menyebabkan bibir tidak terdukung dan
Vertikal Dimensi Oklusi menurun. Penurunan vertikal dimensi akan menyebabkan terbentuknya
lipatan pada sudut bibir. Lipatan pada sudut bibir akan menyebabkan drooling saliva. Pada
kondisi malnutrisi dan sistem pertahanan tubuh menurun, flora normal rongga mulut seperti
Candida Albicans dan Staphylococcus aureus akan berubah menjadi patogen dan akan
menyebabkan terjadinya inflamasi pada sudut mulut.5
4. Jelaskan prosedur pemeriksaan gigitiruan yang lama.
Pemeriksaan yang dilakukan pada gigitiruan sebelumnya yaitu :
1. Lama pasien menggunakan gigi tiruaan.
2. Bentuk gigi anterior dan posterior, bahan gigi tiruan
3. Oklusi sentrik, relasi sentrik, dan profil pasien.
4. Vertikal dimensi oklusi
5. Penyusunan gigi mengikuti garis senyum.
6. Perluasan basis gigi tiruan maksila
7. Posterior palatal seal pada basis gigitiruan maksila harus diperiksa
8. Basal seat dan adaptasi dari gigitiruan.
9. Penyusunan gigi terhadap neutral zone
10. Adanya cross-bite
11. Pemeliharaan gigitiruan: Baik, sedang atau buruk
12. Keausan gigitiruan : Ringan, sedang, parah
13. Retensi dan stabilitas dari gigitiruan.3
5. Jelaskan klasifikasi bentuk palatum dan termasuk kelas berapakah kondisi palatum
pasien tersebut.
Palatum merupakan salah satu struktur anatomi pendukung gigi tiruan penuh. Bentuk paltum
pada setiap individu berbeda-beda. berikut adalah klasifikasi bentuk palatum
1. Klas I : palatum berbentuk U. Keadaan palatum yang seperti ini baik karena akan
menyediakan retensi dan resistensi terhadap gaya vertical dan horizontal.
2. Klas II : Palatum berbentuk V. Palatum dengan bentuk seperti ini akan
mempunyai prognosa perawatan yang buruk karena gaya vertical
cenderung mengganggu seal.
3. Klas III : Palatum lebar dan rata. baik untuk
ccccccccccccccmenerima tekanan vertical dan buruk untuk menerima tekanan lateral
Pada kasus tersebut, dengan pemeriksaan intra oral di dapatlah hasil bahwa bentuk
palatum pasien tersebut adalah dangkal sehingga dapat di masukkan ke dalam klasifikasi
palatum Klas III.
6. Dengan kondisi palatum tersebut, bagaimana pengaruhnya terhadap pemakaian GTP?
Kondisi palatum yang demikian akan mempengaruhi retensi dari gigi tiruan yang akan
dibuatkan. Pada pasien tersebut di tambah dengan adanya torus palatinus yang besar pada daerah
palatum sehingga stabilisasi dari gigi tiruan penuh pun berkurang.
7. Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis intraoral pada pasien tersebut, perlukah
dilakukan perawatan pendahuluan? Jelaskan alasannya.
pada kasus ini perlu dilakukan perawatan pendahuluan, perawatan yang dilakukan yaitu :
1. Eliminasi infeksi
Sebulum pembuatan gigi tiruan penuh yang baru, terlebih dahulu kita sembuhkan
ulsernya dengan cara mengistirahatkan jaringannya dengan tidak memakai gigi tiruan
selama 24-72 jam atau kita bisa memberi terapi obat-obatan untuk menyembuhkan
ulsernya.
2. Eliminasi keadaan patologis
Melakukan perawatan berupa obat antifungal pada angular cheilitis, untuk torus palitinus
dapat dilakukan pembedahan jika ukuran torus besar (Klas III) dan untuk xerostomia nya
kita dapat menggunakan terapi saliva buatan contohnya menggunakan bioten.
3. Preprostetic surgery
Pada kasus tersebut Preprostetic surgery pada torus palatinus dapat dilakukan dapat juga
tidak dilakukan tergantung besarnya torus tersebut.
4. Tissue Conditioning
pasien di instruksikan untuk mengistirahatkan jaringan dengan cara tidak memakai gigi
tiruannya selama 24-72 jam. pada tissue conditioning kita menggunakan bahan tissue
conditioner dengan tujuan untuk pendistribusian gaya yang lebih baik, mengurangi
trauma jaringan mukosa dan elastic modulus yang rendah dari tissue conditioner ini
sangat sesuai dengan jaringan mukoperiosteum.
5. Nutritional Counseling
Berdasarkan skenario diketahui bahwa pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 63
tahun memiliki riwayat medis osteoporosis dan hipertensi yang terkontrol, pada
pemeriksaan klinis intra oral ditemukan bahwa pasien menderita xerostomia. terdapat
angular cheilitis pada sudu mulut. Maka dari itu, penatalaksaan gizi pada pasien tersebut
sangatlah penting.
Perbaikan nutrisi pada pasien tersebut akan dilakukan berkelanjutan mulai dari perawatan
pendahuluan sampai pada akhir perawatan utama.
8. Berdasarkan kondisi sistemik pasien tersebut, dapatkah dilakukan perawatan
pendahuluan secara bedah?
Kategori Tekanan Darah
Sistol (mmHg)
Tekanan Darah
Diatol (mmHg)
Optimal
Normal
Normal-Tinggi
< 120
< 130
130-139
< 80
< 85
85-89
Tingkat 1 (Hipertensi Ringan) 140-159 90-99
Dari hasil
pemeriksaan, di dapat hasil bahwa pasien tergolong dalam hipertensi terkontrol tapi tidak
disebutkan secara rinci terkontrol yang bagaimana, sehingga perawatan pendahuluan
berupa bedah dapat dilakukan jika pasien hipertensi terkontrol dalam rentang normal dan
tidak dapat dilakukan jika pasien hipertensi terkontrol tapi dalam rentangan tidak normal.
9. Jelaskan etiologi dan mekanisme terjadinya inflamasi dan ulser pada mukosa linggir
alveolaris pasien tersebut
Etiologi terjadinya inflamasi dan ulser pada mukosa linggir alveolaris pasien tersebut adalah
iritasi gigi tiruan yang longgar
Mekanisme inflamasi dan ulser pada mukosa linggir alveolaris pasien tersebut adalah diawali
dari pasien telah edentulus dan memakai gigi tiruan selama 8 tahun disertai penyakit sistemik
osteoporosis menyebabkan resopsi linggir alveolaris yang hebat. Linggir alveolaris memendek
sehingga gigi tiruan tidak fitting (cekat) lagi di atas jaringan pendukung. Sayap gigi tiruan
tampak memanjang dan menekan mukosa saat gigi tiruan berfungsi. Tekanan dari beban
pengunyahan yang besar dari pasien dapat dilihat dari keadaaan anasir gigi tiruan yang telah rata
memperberat kondisi mukosa sehingga terjadi respon fisiologi berupa inflamasi dan jika iritasi
ini terus berlanjut menyebabkan terjadi ulserasi pada mukosa. Penyembuhan dari inflamasi
semakin sulit karena saliva yang seharusnya berperan dalam sistem imun dan lubrikasi untuk
mengadaptasikan gigi tiruan tidak ada sehingga ulserasi pada mukosa linggir alveolaris.
Sub-group: perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi
(Isolated systolic
hypertension)
Sub-group: perbatasan
≥ 140
140-149
< 90
<90
10. perlakuan apa yang dapat dilakukan pada GTP pasien yang lama agar dapat berfungsi
dengan baik selama menunggu GTP yang baru.
Pada kasus diatas pasien mengalami ulser diakibatkan gesekan GTP terhadap mukosa
linggir akibat dari tidak cekatnya GTP. Hal yang dapat kita lakukan yaitu relining dengan bahan
tissue conditioning yang di oleskan pada basis yang sudah diradir kurang lebih 1-2 mm.
Sehingga gigi tiruan tidak menekan jaringan yang inflamasi dan lebih cekat sehingga terjadi
penyebaran tekanan yang lebih merata pada mukosa linggir alveolar. Tissue conditioning juga
dapat mempersiapkan jaringan yang sudah distorsi akibat pemakaian gigi tiruan yang terlalu
lama.
11. Jelaskan pilihan perawatan yang terbaik untuk pasien tersebut secara prostodontik
Pada GTP lama pasien, anasir sudah menjadi atrisi dan basis sudah tidak cekat lagi, maka
Perawatan terbaik untuk pasien tersebut yang dapat diambil adalah dengan membuatkan gigi
tiruan penuh yang baru, sehingga vertikal dimensi oklusi pasien sudah mengalami penurunan dan
untuk mengembalikannya caranya adalah membuatkan gigi tiruan yang baru karena perbaikan
anasir gigi tiruam rumit dan memakan waktu yang lebih lama. Pembuatan gigi tiruan yang baru
dilakukan setelah inflamasi dan ulserasi pada mukosa pasien sembuh dan pasien siap untuk
dilakukan pencetakan.
12. Bagaimana penatalaksanaan gizi untuk pasien tersebut?
Perbaikan nutrisi pada pasien tersebut akan dilakukan berkelanjutan mulai dari perawatan
pendahuluan sampai pada akhir perawatan utama.
Nutrient Sumber Makanan Tanda Defisiensi pada Oral
Riboflavin (B2) Susu, telur, biji- bijian, hati Angular cheilitis; glossitis
reccurent aphthae
Niacin (B3) Susu, telur, hati, daging,
ekstrak ragi, kacang-kacangan
Muccosal atrhopy; stomatitis;
glossitis; angular cheilitis
Pyridoxine (B6) Hati, daging, ikan, biji-bijian,
susu, kacang-kacangan
Glossitis; stomatitis; reccurent
aphthae; angular cheilitis
Cyanocobalamin (B12) Daging, ikan, telur, susu Atrophic glossitis; stomatitis; ;
reccurent aphthae; angular
cheilitis
BAB III
KESIMPULAN
Kehilangan gigi penuh atau edentulous penuh memiliki banyak dampak pada pasien baik
pada intraoral maupun ekstraoral. Pada pasien edentulous penuh memang resorbsi tidak bisa
dihindari, hal ini juga diperparah usia pasien yang sudah tua dimana regenerasi tulang sudah
menjadi lebih lambat. Resorbsi akan menyebabkan gigitiruan tidak cekat dan menjadi longgar,
vertical dimensi juga menjadi turun sehingga akan menyebabkan terbentuknya lipatan pada sudut
mulut yang selanjutnya menjadi lembab akibat penumpukan saliva, daerah ini akan menjadi
tempat yang sangat baik bagi mikroorganisme pathogen sehingga akan menyebabkan angular
cheilitis. Hal inilah yang menyebabkan pasien datang ke doktergigi untuk membuat gigitiruan
yang baru.
Pembuatan gigi tiruan baru membutuhkan waktu yang agak lama, artinya pasien harus
mengalami periode tanpa gigi atau ompong, namun ada hal lain yang dapat dilakukan seperti
melakukan relining dengan tissue conditioner. Hal ini dapat dilakukan selagi menunggu GTP
yang baru. Selain itu dengan memberikan tissue conditioner, penyembuhan juga akan menjadi
lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
1. D’souza D.Residual Ridge Resorption – Revisited, Oral Health Care –
Prosthodontics,Periodontology, Biology, Research and Systemic Conditions, Mandeep
(ed). Intech. China 2012:20.
2. Singhal S dkk. The effect of osteoporosis on residual ridge resorption and masticatory
performance in denture wearers. J of Gerodontology. 2012;29:c1059-c1066.
3. Veeraiyan DN, Ramalingam K, Bhat V. Textbook of Prosthodontics. 1st ed. New
Delhi:Jaypee Brothers.2004:13-31.
4. Park KK, Brodell RT, Helms SE. Angular Cheilitis, Part 2: Nutritional, Systemic, and
Drug-Related Causes and Treatment. J of Cutis;88:27-32.
5. Park KK, Brodell RT, Helms SE. Angular Cheilitis, Part 1: Local Etiologies. J of
Cutis;87:289-295.

More Related Content

What's hot

Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8
RSIGM
 
Proses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiProses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang Gigi
PSPDG-UNUD
 
Minimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiMinimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigi
asih gahayu
 
Evidence Based Dentistry
Evidence Based DentistryEvidence Based Dentistry
Evidence Based Dentistry
hmpkgums
 
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)
Cara mencetak dan pembuatan model rahang   fitria rahmah (160110130077)Cara mencetak dan pembuatan model rahang   fitria rahmah (160110130077)
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)
fitriarhmah
 

What's hot (20)

Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berlian
 
Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
 
Proses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiProses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang Gigi
 
Minimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiMinimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigi
 
Evidence Based Dentistry
Evidence Based DentistryEvidence Based Dentistry
Evidence Based Dentistry
 
Keterangan status pasien
Keterangan status pasienKeterangan status pasien
Keterangan status pasien
 
Gigi dan mulut
Gigi dan mulutGigi dan mulut
Gigi dan mulut
 
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)
Cara mencetak dan pembuatan model rahang   fitria rahmah (160110130077)Cara mencetak dan pembuatan model rahang   fitria rahmah (160110130077)
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)
 
Kavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rkKavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rk
 
occlusal adjustment
occlusal adjustmentocclusal adjustment
occlusal adjustment
 
Direct retainers
Direct retainersDirect retainers
Direct retainers
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
 
Restorasi gigi sulung
Restorasi gigi sulungRestorasi gigi sulung
Restorasi gigi sulung
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
 
Laporan kasus gtsl
Laporan kasus gtslLaporan kasus gtsl
Laporan kasus gtsl
 
3.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi23.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi2
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..
 
Mahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan pptMahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan ppt
 
5. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 atas
5. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 atas5. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 atas
5. anatomi gigi premolar 1 &amp; 2 atas
 

Viewers also liked

91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
Aulia Putri Evindra
 
Laporan skenario a blok 6 (Sirosis hepatis)
Laporan skenario a blok 6 (Sirosis hepatis)Laporan skenario a blok 6 (Sirosis hepatis)
Laporan skenario a blok 6 (Sirosis hepatis)
Amanda Putri Utami
 
El 28 de febrero
El 28 de febreroEl 28 de febrero
El 28 de febrero
lroczey
 
Rpt matematik thn3
Rpt matematik thn3Rpt matematik thn3
Rpt matematik thn3
acue8378
 
Group2 ppt
Group2 pptGroup2 ppt
Group2 ppt
eunbyeol
 
El catorce de marzo
El catorce de marzoEl catorce de marzo
El catorce de marzo
lroczey
 
СРО строителей "Стройрегион"
СРО строителей "Стройрегион"СРО строителей "Стройрегион"
СРО строителей "Стройрегион"
Eldar Azizov
 
El 12 de marzo
El 12 de marzoEl 12 de marzo
El 12 de marzo
lroczey
 

Viewers also liked (20)

Pemicu 1
Pemicu  1Pemicu  1
Pemicu 1
 
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
91878881 pembuatan-gigi-tiruan-penuh
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
 
How to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your NicheHow to Become a Thought Leader in Your Niche
How to Become a Thought Leader in Your Niche
 
Sistem saraf
Sistem sarafSistem saraf
Sistem saraf
 
Laporan skenario a blok 6 (Sirosis hepatis)
Laporan skenario a blok 6 (Sirosis hepatis)Laporan skenario a blok 6 (Sirosis hepatis)
Laporan skenario a blok 6 (Sirosis hepatis)
 
laporan pertanggung jawaban ldk
laporan pertanggung jawaban ldklaporan pertanggung jawaban ldk
laporan pertanggung jawaban ldk
 
El 28 de febrero
El 28 de febreroEl 28 de febrero
El 28 de febrero
 
Rpt matematik thn3
Rpt matematik thn3Rpt matematik thn3
Rpt matematik thn3
 
Group2 ppt
Group2 pptGroup2 ppt
Group2 ppt
 
El catorce de marzo
El catorce de marzoEl catorce de marzo
El catorce de marzo
 
СРО строителей "Стройрегион"
СРО строителей "Стройрегион"СРО строителей "Стройрегион"
СРО строителей "Стройрегион"
 
Photoppp
PhotopppPhotoppp
Photoppp
 
El 12 de marzo
El 12 de marzoEl 12 de marzo
El 12 de marzo
 
Photoppp
PhotopppPhotoppp
Photoppp
 
Workbook
WorkbookWorkbook
Workbook
 
Cheap solar pre sale pricelist update_07022015
Cheap solar pre sale pricelist update_07022015Cheap solar pre sale pricelist update_07022015
Cheap solar pre sale pricelist update_07022015
 
Workbook
WorkbookWorkbook
Workbook
 
slideshareexample
slideshareexampleslideshareexample
slideshareexample
 
Finalppt
FinalpptFinalppt
Finalppt
 

Similar to Laporan hasil diskusi pemicu 2

Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
RSIGM
 
BUKU PETUNJUK SKILAB blok 13 FINAL.pdf
BUKU PETUNJUK SKILAB  blok 13 FINAL.pdfBUKU PETUNJUK SKILAB  blok 13 FINAL.pdf
BUKU PETUNJUK SKILAB blok 13 FINAL.pdf
ssusere15b7a
 
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooModul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
WelliSusanto
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
Lisna K. Rezky
 
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuni
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuniComplete denture chapter 1, nurimah wahyuni
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuni
ProstoAngkatan14
 
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptxPendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
dina410715
 

Similar to Laporan hasil diskusi pemicu 2 (20)

109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
 
Skenario 1
Skenario 1Skenario 1
Skenario 1
 
Hasil; perawaatan
Hasil; perawaatanHasil; perawaatan
Hasil; perawaatan
 
kasus gigi
kasus gigikasus gigi
kasus gigi
 
responsi penyakit periodontal evita resky
responsi penyakit periodontal evita reskyresponsi penyakit periodontal evita resky
responsi penyakit periodontal evita resky
 
Cheilitis angularis etio mekaa
Cheilitis angularis etio mekaaCheilitis angularis etio mekaa
Cheilitis angularis etio mekaa
 
BUKU PETUNJUK SKILAB blok 13 FINAL.pdf
BUKU PETUNJUK SKILAB  blok 13 FINAL.pdfBUKU PETUNJUK SKILAB  blok 13 FINAL.pdf
BUKU PETUNJUK SKILAB blok 13 FINAL.pdf
 
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooModul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
 
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuni
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuniComplete denture chapter 1, nurimah wahyuni
Complete denture chapter 1, nurimah wahyuni
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
 
Resume gingivitis dwi rama
Resume gingivitis dwi ramaResume gingivitis dwi rama
Resume gingivitis dwi rama
 
Makalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulutMakalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulut
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
 
Nurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigiNurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigi
 
New Salesman Training.ppt
New Salesman Training.pptNew Salesman Training.ppt
New Salesman Training.ppt
 
Makalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigiMakalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigi
 
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptxPendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
Pendarahan Gingiva pada Anak dengan Anemia Fanconi.pptx
 
Periodontitis kronis
Periodontitis kronisPeriodontitis kronis
Periodontitis kronis
 

Recently uploaded

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Recently uploaded (12)

Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energi
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 

Laporan hasil diskusi pemicu 2

  • 1. LAPORAN HASIL DISKUSI PEMICU 1 Gigi Palsu Saya Longgar, Dok.. OLEH: KELOMPOK 8 KELAS B DOSEN PEMBINGBING : 1.Prof. Ismet Danial Nasution, drg.,Ph.D.,Sp.Pros (K) 2.Sayuti Hasibuan, drg., Sp.PM 3.dr. Dina Ridha FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI USU 2015
  • 2. DAFTAR NAMA KELOMPOK 8 KETUA : VINCENT TANNIUS (120600061) SEKRETARIS : PRAJOGO HARKAMTO (120600062) ANGGOTA : 1. IKTHARINA RAHIMA H (120600063) 2. MUTIA TOFA ANGGRAENI (120600064) 3. MUHAMMAD ADJI WIBISONO (120600065) 4. ROBEN PASARIBU (120600066) 5. LAMORA YOHANA (120600067) 6. SITI MAISARA AMANDA (120600068) 7. KEYKO A DARYA (120600069) 8. WINDY PRATIWI (120600070) 9. DEANDINI KUSUMAH (120600161) 10. MEYKE ROTUA SIMORANGKIR (120600162) 11. YATCEN PRANANDA (120600163) 12. SARADILA BENAZIA (120600164) 13. RENISHA CIKNESWARY (120600165) 14. SIVAKUMAR A/L YOGANATHAN (120600166) 15. USANANTHINI A/P CHANDRA (120600167) 16. NURLINA BINTI HASAN (120600168)
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehilangan gigi dapat menyebabkan masalah pada bimechanic dan estetik pada pasien, penanganan akan menjadi lebih buruk pada pasien edentulous penuh dan dengan kehilangan ligament periodontalnya. Pasien yang telah menggunakan gigitiruan juga tidak lepas dari masalah, dengan berjalannya waktu jaringan pendukung gigitiruan juga akan mengalami resorbsi dan material gigitiruan itu sendiri juga akan mengalami atrisi pada anasir ataupun perubahan dimensi yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan vertical dimensi dan gigitiruan akan menjadi longgar. Pasien yang datang ke dokter gigi umum atau prostodontis datang dengan keluhan, kondisi, umur yang berbeda-beda. Dapat terjadi resorbsi pada jaringan pendukung gigitiruan. resorbsi ini paling banyak terjadi pada mandibular daripada maksila. Untuk itu dokter gigi harus mampu mengembalikan kondisi gigitiruan menjadi kembali normal dengan melakukan perbaikan pada gigitiruan lama atupun membuat gigitiruan baru. 1.2 Skenario Pasien pria berusia 63 tahun datang ke klinik Prostodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi USU dengan keluhan gigi palsunya longgar sehingga tidak dapat digunakan untuk mengunyah. Pasien telah menggunakan gigitiruan tersebut selama kurang lebih 8 tahun. Pasien ingin gigitiruannya dapat berfungsi dengan baik. Riwayat Medis: Pasien menderita hipertensi terkontrol dan osteoporosis. Pemeriksaan gigitiruan:
  • 4. -) Pemeriksaan klinis (intra oral): cheilitis di kedua sudut mulut 1.3 Learning Issue 1. Prosedur diagnosis 2. Perawatan pendahuluan 3. Persiapan jaringan pendukung GTP 4. Rencana perawatan untuk pasien tanpa gigi tersisa
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 1. Jelaskan faktor penyebab GTP pasien menjadi longgar. Dalam beberapa dekade gigitiruan penuh merupakan pilihan perawatan pada pasien edentulus penuh. Perawatan dengan menggunakan gigitiruan penuh tidak dapat diprediksi hasilnya, dari pengalaman klinis, pasien memiliki reaksi yang bervariasi terhadap pemakaian gigitiruan. Pada umumnya keluhan pasien setelah beberapa lama menggunakan gigitiruan penuh adalah longgarnya gigitiruan yang digunakan, Hal ini disebabkan karena resopsi residual ridge pada pasien yang menggunakan gigi tiruan penuh terus berlanjut.1 Seperti pada kasus, pasien telah menggunakan gigitiruan penuh selama 8 tahun. Resopsi pada residual ridge yang terus berlanjut selama pemakaian gigitiruan akan menyebabkan gigitiruan semakin longgar. Pada kasus dijelaskan bahwa pasien menderita osteoporosis. Osteoporosis merupakan kelainan metabolik yang ditandai dengan rendahnya bone mass dan adanya kerusakan secara mikroarsitektural pada tulang yang akan menyebabkan resiko fraktur pada tulang meningkat. Osterberg et al. Menemukan bahwa resopsi pada residual ridge lebih cepat pada pasien yang memiliki penyakit sistemik osteopososis dibandingkan dengan pasien yang normal. Pada grup pasien gigitiruan penuh dengan penyakit sistemik osteoporosis resopsi residual ridge maksila 2,26% lebih cepat dibandingkan pada grup pasien gigitiruan penuh tanpa penyakit sistemik osteoporosis, dan resopsi residual ridge mandibula 3,98% lebih cepat pada grup yang sama.2 2. Jelaskan prosedur diagnostik untuk pasien tersebut. . 1. ANAMNESA 1.1. Identitas Pasien Nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, ras, agama dan tempat tinggal 1.2. Riwayat Medis
  • 6. Pada pasien yang memiliki penyakit sistemik, akan diperlukan instruksi spesifik, follow-up yang spesifik untuk evaluasi respon jaringan pada rongga mulut terhadap pemakaian gigi tiruan. Diabetes mellitus Diabetes mellitus akan terjadi resopsi lebih cepat dari pada pasien yang tidak memiliki penyakit sistemik, sehingga akan membutuhkan relining yang lebih sering daripada pasien yang tidak memiliki penyakit sistemik. Kelainan pada persendian Kelainan pada sendi yang sering terjadi pada lansia adalah oseoarthritis.. Pada kondisi ini pasien akan sulit membuka mulut karena akan menimbulkan rasa nyeri pada TMJ saat membuka mulut. Cardiovascular Disease Pada pasien yang memiliki kondisi ini dianjurkan untuk konsultasi dengan dokter penyakit dalam sebelum menerima perawatan dari dokter gigi. 1.3. Riwayat Dental Keluhan Utama Lamanya pasien Edentulus Riwayat Pemakaian Gigitiruan 2. PEMERIKSAAN KLINIS 2.1 Pemeriksaan Extra-Oral Pemeriksaan Fasial meliputi: o Bentuk Bibir, philtrum, nasolabial fold, sulkus mentolabial, lebar vermilion border, bentuk wajah o Tonus Otot : tonus otot akan mempengaruhi stabilitas dari gigitiruan o Pemeriksaan TMJ : 2.2 Pemeriksaan Intra-Oral Pemeriksaan Mukosa
  • 7. o Warna Mukosa, kondisi mukosa, dan ketebalan mukosa Saliva Residual Ridge o Pemeriksaan residual ridge meliputi:  ukuran lengkung  bentuk lengkung: terdiri dari square, ovoid, atautaper Palatum Keras o Klasifikasi bentuk palatum keras:  U-shape : Ideal untuk retensi dan stabilitas gigi tiruan  V-shape: Retensi kurang untuk gigi tiruan  Flat : Retensi gigi tiruan kurang terhadap gaya lateral dan rotasi.3 Palatum Lunak Penting untuk mengetahui hubungan antara palatum keras dan palatum lunak untuk penentuan posterior palatal seal pada gigi tiruan.3 Torus Torus merupakan penonjolan yang abnormal pada tulang yang ditemukan pada bagian tengah palatum pada maksila dan pada sisi lingual, regio premolar pada rahang bawah. Sebaiknya pembedahan pada untuk mengangkat torus dihindari kecuali torus sangat besar dan mengganggu pemasangan gigitiruan. Klasifikasi torus :  Klas I : Torus berukuran kecil , umumnya tidak mengganggu pemasangan gigitiruan  Klas II : Torus berukuran sedang , umumnya torus ini sedikit menimbulkan masalah dalam pembuatan danpemasangan gigi tiruan, namun belum membutuhkan pembedahan  Klas III: Torus dengan ukuran yang sangat besar dan mengganggu pemasangan dan pembuatan gigitiruan. Pada kondisi ini dibutuhkan pembedahan untuk mengangkat torus.3 Perlekatan frenulum Perlekatan fenulum yang sangat dekat pada linggir akan membuat gigitiruan tidak stabil saat difungsikan sehingga dibutuhkan pembedahan.3
  • 8. Lidah Pemeriksaan ukuran dan keaktifan perlu diperhatian karena lidah yang besar dan hipertonus akan membuat gigitiruan menjadi tidak stabil.3 Dasar mulut Pemeriksaan daasar mulut perlu dilakukan untuk mengetahui jarak antara puncak ridge dengan dasar mulut. Semakin dekat jarak antara ridge dengan daasar mulut maka akan mengurangi retensi dan stabilitas gigitiruan.3 3.1. Pemeriksaan Radiografi Pemeriksaan radiografi yang paling diajurkan untuk pasien edentulus penuh adalh panoramik karena dapat memperlihatkan keseluruhan kondisi maksila dan mandibula.3 3. Jelaskan etiologi dan mekanisme terjadinya angular cheilitis pada pasien tersebut Angular chelitis adalah inflamasi pada labial commisure dan mukosa didekatnya. Etiologi dari Angular chelitis adalah Candida Albicans, dan faktor predisposisi dari angular chelitis dibagi menjadi 2 yaitu sistemik dan lokal. 1. Faktor Sistemik Faktor sistemik yang menyebabkan terjadinya angular chelitis adalah defisiensi nutrisi. Dari hasil diagnosti pasien angular chelitis akan mengalami defisiensi nutrisi seperti : zat Besi, Riboflafin (vitamin B2), Pyridoxine (vitamin B6),Cyanocobalamine (vitamin B12), Asam Folat, Niasin, dan Zinc.4 2. Faktor Lokal Kategori PerubahanAnatomi PenurunanVertikalDimensi Oklusi Pada kasusgigi tiruanpasiensudah mengalami keausandandatar,sehingga terjadi penurunanverikal dimensi.5 AgenInfeksius  CandidaAlbicans:dari cultur jamur ditemukan93% CandidaAlbiccans pada lesi aktif AngularChelitis.5  StaphylococcusAureus:dari hasil
  • 9. kulturbakteri denganmethicilin, didapatkan63% strain staphylococcusAureus.5  β – Hemolyticstreptococci :dari hasil kulturditemukan8% -15% β – HemoliticStreptococci.5 Patogenesis Angular chelitis terjadi disebabkan oleh banyak faktor (Malnutrisi, Penurunan vertikal dimensi, Agen infeksius) . Gigi tiruan yang aus dan memendek menyebabkan bibir tidak terdukung dan Vertikal Dimensi Oklusi menurun. Penurunan vertikal dimensi akan menyebabkan terbentuknya lipatan pada sudut bibir. Lipatan pada sudut bibir akan menyebabkan drooling saliva. Pada kondisi malnutrisi dan sistem pertahanan tubuh menurun, flora normal rongga mulut seperti Candida Albicans dan Staphylococcus aureus akan berubah menjadi patogen dan akan menyebabkan terjadinya inflamasi pada sudut mulut.5 4. Jelaskan prosedur pemeriksaan gigitiruan yang lama. Pemeriksaan yang dilakukan pada gigitiruan sebelumnya yaitu : 1. Lama pasien menggunakan gigi tiruaan. 2. Bentuk gigi anterior dan posterior, bahan gigi tiruan 3. Oklusi sentrik, relasi sentrik, dan profil pasien. 4. Vertikal dimensi oklusi 5. Penyusunan gigi mengikuti garis senyum. 6. Perluasan basis gigi tiruan maksila 7. Posterior palatal seal pada basis gigitiruan maksila harus diperiksa 8. Basal seat dan adaptasi dari gigitiruan. 9. Penyusunan gigi terhadap neutral zone 10. Adanya cross-bite 11. Pemeliharaan gigitiruan: Baik, sedang atau buruk 12. Keausan gigitiruan : Ringan, sedang, parah 13. Retensi dan stabilitas dari gigitiruan.3
  • 10. 5. Jelaskan klasifikasi bentuk palatum dan termasuk kelas berapakah kondisi palatum pasien tersebut. Palatum merupakan salah satu struktur anatomi pendukung gigi tiruan penuh. Bentuk paltum pada setiap individu berbeda-beda. berikut adalah klasifikasi bentuk palatum 1. Klas I : palatum berbentuk U. Keadaan palatum yang seperti ini baik karena akan menyediakan retensi dan resistensi terhadap gaya vertical dan horizontal. 2. Klas II : Palatum berbentuk V. Palatum dengan bentuk seperti ini akan mempunyai prognosa perawatan yang buruk karena gaya vertical cenderung mengganggu seal. 3. Klas III : Palatum lebar dan rata. baik untuk ccccccccccccccmenerima tekanan vertical dan buruk untuk menerima tekanan lateral Pada kasus tersebut, dengan pemeriksaan intra oral di dapatlah hasil bahwa bentuk palatum pasien tersebut adalah dangkal sehingga dapat di masukkan ke dalam klasifikasi palatum Klas III. 6. Dengan kondisi palatum tersebut, bagaimana pengaruhnya terhadap pemakaian GTP? Kondisi palatum yang demikian akan mempengaruhi retensi dari gigi tiruan yang akan dibuatkan. Pada pasien tersebut di tambah dengan adanya torus palatinus yang besar pada daerah palatum sehingga stabilisasi dari gigi tiruan penuh pun berkurang. 7. Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis intraoral pada pasien tersebut, perlukah dilakukan perawatan pendahuluan? Jelaskan alasannya. pada kasus ini perlu dilakukan perawatan pendahuluan, perawatan yang dilakukan yaitu : 1. Eliminasi infeksi Sebulum pembuatan gigi tiruan penuh yang baru, terlebih dahulu kita sembuhkan ulsernya dengan cara mengistirahatkan jaringannya dengan tidak memakai gigi tiruan selama 24-72 jam atau kita bisa memberi terapi obat-obatan untuk menyembuhkan ulsernya.
  • 11. 2. Eliminasi keadaan patologis Melakukan perawatan berupa obat antifungal pada angular cheilitis, untuk torus palitinus dapat dilakukan pembedahan jika ukuran torus besar (Klas III) dan untuk xerostomia nya kita dapat menggunakan terapi saliva buatan contohnya menggunakan bioten. 3. Preprostetic surgery Pada kasus tersebut Preprostetic surgery pada torus palatinus dapat dilakukan dapat juga tidak dilakukan tergantung besarnya torus tersebut. 4. Tissue Conditioning pasien di instruksikan untuk mengistirahatkan jaringan dengan cara tidak memakai gigi tiruannya selama 24-72 jam. pada tissue conditioning kita menggunakan bahan tissue conditioner dengan tujuan untuk pendistribusian gaya yang lebih baik, mengurangi trauma jaringan mukosa dan elastic modulus yang rendah dari tissue conditioner ini sangat sesuai dengan jaringan mukoperiosteum. 5. Nutritional Counseling Berdasarkan skenario diketahui bahwa pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 63 tahun memiliki riwayat medis osteoporosis dan hipertensi yang terkontrol, pada pemeriksaan klinis intra oral ditemukan bahwa pasien menderita xerostomia. terdapat angular cheilitis pada sudu mulut. Maka dari itu, penatalaksaan gizi pada pasien tersebut sangatlah penting. Perbaikan nutrisi pada pasien tersebut akan dilakukan berkelanjutan mulai dari perawatan pendahuluan sampai pada akhir perawatan utama. 8. Berdasarkan kondisi sistemik pasien tersebut, dapatkah dilakukan perawatan pendahuluan secara bedah? Kategori Tekanan Darah Sistol (mmHg) Tekanan Darah Diatol (mmHg) Optimal Normal Normal-Tinggi < 120 < 130 130-139 < 80 < 85 85-89 Tingkat 1 (Hipertensi Ringan) 140-159 90-99
  • 12. Dari hasil pemeriksaan, di dapat hasil bahwa pasien tergolong dalam hipertensi terkontrol tapi tidak disebutkan secara rinci terkontrol yang bagaimana, sehingga perawatan pendahuluan berupa bedah dapat dilakukan jika pasien hipertensi terkontrol dalam rentang normal dan tidak dapat dilakukan jika pasien hipertensi terkontrol tapi dalam rentangan tidak normal. 9. Jelaskan etiologi dan mekanisme terjadinya inflamasi dan ulser pada mukosa linggir alveolaris pasien tersebut Etiologi terjadinya inflamasi dan ulser pada mukosa linggir alveolaris pasien tersebut adalah iritasi gigi tiruan yang longgar Mekanisme inflamasi dan ulser pada mukosa linggir alveolaris pasien tersebut adalah diawali dari pasien telah edentulus dan memakai gigi tiruan selama 8 tahun disertai penyakit sistemik osteoporosis menyebabkan resopsi linggir alveolaris yang hebat. Linggir alveolaris memendek sehingga gigi tiruan tidak fitting (cekat) lagi di atas jaringan pendukung. Sayap gigi tiruan tampak memanjang dan menekan mukosa saat gigi tiruan berfungsi. Tekanan dari beban pengunyahan yang besar dari pasien dapat dilihat dari keadaaan anasir gigi tiruan yang telah rata memperberat kondisi mukosa sehingga terjadi respon fisiologi berupa inflamasi dan jika iritasi ini terus berlanjut menyebabkan terjadi ulserasi pada mukosa. Penyembuhan dari inflamasi semakin sulit karena saliva yang seharusnya berperan dalam sistem imun dan lubrikasi untuk mengadaptasikan gigi tiruan tidak ada sehingga ulserasi pada mukosa linggir alveolaris. Sub-group: perbatasan 140-149 90-94 Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109 Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥ 180 ≥ 110 Hipertensi sistol terisolasi (Isolated systolic hypertension) Sub-group: perbatasan ≥ 140 140-149 < 90 <90
  • 13. 10. perlakuan apa yang dapat dilakukan pada GTP pasien yang lama agar dapat berfungsi dengan baik selama menunggu GTP yang baru. Pada kasus diatas pasien mengalami ulser diakibatkan gesekan GTP terhadap mukosa linggir akibat dari tidak cekatnya GTP. Hal yang dapat kita lakukan yaitu relining dengan bahan tissue conditioning yang di oleskan pada basis yang sudah diradir kurang lebih 1-2 mm. Sehingga gigi tiruan tidak menekan jaringan yang inflamasi dan lebih cekat sehingga terjadi penyebaran tekanan yang lebih merata pada mukosa linggir alveolar. Tissue conditioning juga dapat mempersiapkan jaringan yang sudah distorsi akibat pemakaian gigi tiruan yang terlalu lama. 11. Jelaskan pilihan perawatan yang terbaik untuk pasien tersebut secara prostodontik Pada GTP lama pasien, anasir sudah menjadi atrisi dan basis sudah tidak cekat lagi, maka Perawatan terbaik untuk pasien tersebut yang dapat diambil adalah dengan membuatkan gigi tiruan penuh yang baru, sehingga vertikal dimensi oklusi pasien sudah mengalami penurunan dan untuk mengembalikannya caranya adalah membuatkan gigi tiruan yang baru karena perbaikan anasir gigi tiruam rumit dan memakan waktu yang lebih lama. Pembuatan gigi tiruan yang baru dilakukan setelah inflamasi dan ulserasi pada mukosa pasien sembuh dan pasien siap untuk dilakukan pencetakan. 12. Bagaimana penatalaksanaan gizi untuk pasien tersebut? Perbaikan nutrisi pada pasien tersebut akan dilakukan berkelanjutan mulai dari perawatan pendahuluan sampai pada akhir perawatan utama. Nutrient Sumber Makanan Tanda Defisiensi pada Oral Riboflavin (B2) Susu, telur, biji- bijian, hati Angular cheilitis; glossitis reccurent aphthae Niacin (B3) Susu, telur, hati, daging, ekstrak ragi, kacang-kacangan Muccosal atrhopy; stomatitis; glossitis; angular cheilitis Pyridoxine (B6) Hati, daging, ikan, biji-bijian, susu, kacang-kacangan Glossitis; stomatitis; reccurent aphthae; angular cheilitis Cyanocobalamin (B12) Daging, ikan, telur, susu Atrophic glossitis; stomatitis; ; reccurent aphthae; angular cheilitis
  • 14. BAB III KESIMPULAN Kehilangan gigi penuh atau edentulous penuh memiliki banyak dampak pada pasien baik pada intraoral maupun ekstraoral. Pada pasien edentulous penuh memang resorbsi tidak bisa dihindari, hal ini juga diperparah usia pasien yang sudah tua dimana regenerasi tulang sudah menjadi lebih lambat. Resorbsi akan menyebabkan gigitiruan tidak cekat dan menjadi longgar, vertical dimensi juga menjadi turun sehingga akan menyebabkan terbentuknya lipatan pada sudut mulut yang selanjutnya menjadi lembab akibat penumpukan saliva, daerah ini akan menjadi tempat yang sangat baik bagi mikroorganisme pathogen sehingga akan menyebabkan angular cheilitis. Hal inilah yang menyebabkan pasien datang ke doktergigi untuk membuat gigitiruan yang baru. Pembuatan gigi tiruan baru membutuhkan waktu yang agak lama, artinya pasien harus mengalami periode tanpa gigi atau ompong, namun ada hal lain yang dapat dilakukan seperti melakukan relining dengan tissue conditioner. Hal ini dapat dilakukan selagi menunggu GTP yang baru. Selain itu dengan memberikan tissue conditioner, penyembuhan juga akan menjadi lebih cepat.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA 1. D’souza D.Residual Ridge Resorption – Revisited, Oral Health Care – Prosthodontics,Periodontology, Biology, Research and Systemic Conditions, Mandeep (ed). Intech. China 2012:20. 2. Singhal S dkk. The effect of osteoporosis on residual ridge resorption and masticatory performance in denture wearers. J of Gerodontology. 2012;29:c1059-c1066. 3. Veeraiyan DN, Ramalingam K, Bhat V. Textbook of Prosthodontics. 1st ed. New Delhi:Jaypee Brothers.2004:13-31. 4. Park KK, Brodell RT, Helms SE. Angular Cheilitis, Part 2: Nutritional, Systemic, and Drug-Related Causes and Treatment. J of Cutis;88:27-32. 5. Park KK, Brodell RT, Helms SE. Angular Cheilitis, Part 1: Local Etiologies. J of Cutis;87:289-295.