Angular cheilitis merupakan penyakit peradangan pada sudut bibir yang menyerang pasien berusia 61 tahun dengan diabetes melitus dan kehilangan banyak gigi. Pasien mengalami nyeri dan lesi di sudut bibir kiri dan kanan. Diagnosa angular cheilitis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis. Penatalaksanaan meliputi asepsis, obat antiinflamasi topikal, dan edukasi kesehatan mulut.
1. Angular Cheilitis In Elderly Patient With Diabetes Melitus And Decrease
Of Vertical Dimensions
Nama : Silma Vanessa
Nim : 10617109
Fakultas Kedokteran Gigi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri
2. Seorang pria, suku Jawa, berusia 61 tahun dan
sudah menikah, datang ke Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Universitas Airlangga sebagai pasien rawat
jalan. Pasien merupakan perokok berat, dan
didiagnosis diabetes mellitus (DM) yang mencari
pertolongan medis karena keluhan lesi nyeri di
sudut kiri dan kanan mulut. Pasien kehilangan
banyak gigi, hanya dua yang tetap utuh dan tidak
pernah menggunakan gigi palsu.
LAPORAN KASUS
3. Penentuan jenis penyakit yang diderita pasien di rongga mulut.
Prinsip anamnesa yang baik : 5W + 1H : Who, What, When, Where, Why, How
Secara garis besar daftar pertanyaan anamnesis meliputi :
a. Khusus : mengenai keadaan gigi
b. Umum : mengenai riwayat penyakit
Data demografis
Data demografis mengidentifikasi karakter pasien
Riwayat Klinis
Keluhan Utama
Keluhan Utama, merupakan keluhan yang dirasakan pasien, sehingga menjadi alasan pasien untuk
dibawa ke rumah sakit..
Ada beberapa pertanyaan dasar yang harus diajukan untuk memastikan ciri-ciri keluhan :
Lokasi
Kapan pertama kali diketahui
Kapan kehadirannya
Faktor-faktor yang mempercepat
Faktor-faktor yang memperingan
Diagnosa ?
4. Pemeriksaan Struktur Rongga Dalam Mulut
Penderita diinstruksikan membuka mulut, perhatikan struktur di dalam cavum oris mulai
dari gigi geligi, palatum, lidah, bukal, dll. Lihat ada tidaknya kelainan berupa,
pembengkakan, hiperemis, massa, atau kelainan kongenital. Lakukan penekanan pada lidah
secara lembut dengan spatula lidah. Perhatikan struktur arkus anterior dan posterior, tonsil,
dinding dorsal faring. Deskripsikan kelainan-kelainan yang tampak. Dengan menggunakan
sarung tangan lakukan palpasi pada daerah mukosa bukal, dasar lidah dan daerah palatum
untuk menilai adanya kelainan-kelainan dalam rongga mulut.
6. Diagnosa ? Diagnosis Angular cheilitis didasarkan dari hasil anamnesa dan
gambaran klinis.
Dari hasil anamnesa pasien datang dengan keluhan lesi nyeri di
sudut kiri dan kanan mulut. Pasien merupakan perokok berat dan
tidak pernah menggunakan gigi palsu.
Pemeriksaan ekstraoral pada sudut kanan dan kiri mulut ditemukan
lesi fisura dengan tepi eritema tidak beraturan dan menyakitkan
Pada pemeriksaan intraoral ditemukan pseudomembran pada
dorsal lidah dengan tepi yang menyebar, tepi tidak beraturan,
permukaan berwarna putih kekuningan yang dapat tergores dan
tidak nyeri. Area edentulous termasuk rahang atas dan rahang
bawah hanya tersisa 31, 41 dan gangren radix kiri 33 dan 43.
(Gambar 2) Dengan kondisi tersebut, pasien mengalami
penurunan dimensi vertikal karena tidak ada ruang untuk oklusi
antara gigi atas dan bawah.
7. DESKRIPSI LESI
a. Lokasi : terdapat lesi pada sudut bibir
b. Bentuk : tidak beraturan
c. Warna : kemerahan
d. Jumlah : lesi terdapat pada kedua sudut mulut
e. Ukuran : lesi meluas ke perbatasan kulit
sekitar >10mm
f. Kedalaman : dalam
g. Lain-lain : nyeri
Angular cheilitis merupakan salah satu jenis penyakit
mulut yang menyerang jaringan lunak rongga mulut
yang ditandai dengan peradangan pada sudut bibir
dapat menyerang pada anak-anak maupun dewasa
(Arham, 2019).
8. Diagnosa Banding
Diagnosa Banding Herpes Labialis Gambar
Perbedaan 1. Disebabkan virus herpes
simplex.
2. Terlihat vesikel atau lesi
ulseratif. Vesikel akan pecah
membentuk krusta kekuning-
kuningan
Persamaan 1. Lesi pada bagian sudut mulut
2. Kemerahan
9. Pemeriksaan Penunjang dan Rujukan
Pemeriksaan sialometri
Sialometri adalah metode yang paling obyektif untuk menilai fungsi saliva
dan untuk menentukan kuantitas seluruh saliva saat istirahat dan saat
stimulasi.Saliva dikumpulkan dalam tabung selama periode waktu tertentu,
biasanya 3-5 menit dan laju aliran kemudian dihitung.Seluruh saliva yang
tidak distimulasi dikumpulkan dengan cara metode mengumpulkan
keseluruhan saliva dimulut dan meludah kedalam tabung yang dilengkapi
corong. Tingkat laju aliran saliva untuk keadaan istirahat ≤0,1ml/min
(Eipsten,2015)
Pemeriksaan Mikroniologii
Pemeriksaan mikrobiologi pada Lesi dapat
membantu dalam menentukan jenis
Mikroorganisme yang menyebabkan Lesi
tersebut pada beberapa kasus dianjurkan
untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang
terlibat karena angular cheilitis seperti candida
Pemeriksaan Hematologi
untuk pemeriksaan hematologi
diperlukan untuk mendiagnosa
apakah angular cheilitis
disebabkan oleh anemia
defisiensi besi, kurang asam
folat dan defisiensi zat besi
Pada Kasus ini, pemeriksaan
yang dilakukan adalah
Pemeriksaan sialometri, hitung
darah lengkap, gula darah acak,
dan pemeriksaan gula darah
puasa juga dilakukan. Pada
pemeriksaan sialometri adalah 0
ml / menit saliva menunjukkan
pasien mengalami mulut kering.
Rujukan
Pada kasus ini pasien dirujuk ke lab patologi
klinik dan klinik periodontitis untuk perawatan
kebersihan mulut.
12. Etiopatogenesis Angular Cheilitis pada Lansia
Usia tua
Faktor penyebab
Kebersihan mulut yang buruk
Lipatan atau kerutan sudur bibir
Kebiasaan merokok
Penumpukan air liur dan Candida
albicans disudut mulut
Terjadi fissure, eritematus dan ulser
pada sudut bibir
Terjadi kehilangan gigi
Penurunan dimensi vertikal
DM rentan mengalami
penyakit periodontal
13. PENATALAKSANAAN
Kunjungan 1
S : Pasien datang dengan keluhan retakan kemerahan di sudut
kanan dan kiri mulut
O :
IO : Pada pemeriksaan intraoral ditemukan pseudomembran pada
dorsal lidah dengan tepi yang menyebar, tepi tidak beraturan,
permukaan berwarna
putih kekuningan yang dapat tergores dan tidak nyeri.
EO : Pemeriksaan ekstraoral pada sudut kanan dan kiri mulut
ditemukan lesi fisura dengan tepi eritema tidak beraturan,
didefinisikan dengan jelas dan menyakitkan
A : Angular Cheilitis
P : asepsis dengan 10% gel gigi povidone-iodine dan klorin
dioksida sebagai obat anti inflamasi topikal dan diresepkan gel gigi
klorin dioksida untuk dioleskan empat kali sehari.
14. PENATALAKSANAAN
Kunjungan 2 (4hari)
S : Pasien datang melaporkan nyeri 0/10 meskipun obat
yang diresepkan tidak diminum sesuai pesanan
O :
IO : Pada pemeriksaan intraoral ditemukan
pseudomembran pada dorsal lidah dengan tepi yang
menyebar, tepi tidak beraturan, permukaan berwarna
putih kekuningan yang dapat tergores dan tidak nyeri.
EO : Dari pemeriksaan ekstraoral,
lesi pada sudut bibir kanan dan kiri mulut mengalami erosi
dengan batas yang jelas, tepi tidak beraturan, kemerahan,
dan tidak nyeri
A : Angular Cheilitis
P : asepsis dengan 10% gel gigi povidone-iodine dan
klorin dioksida sebagai obat anti inflamasi topikal dan
diresepkan gel gigi klorin dioksida untuk dioleskan
empat kali sehari.
15. PENATALAKSANAAN
Kunjungan 3
S : Pasien lesinya dikedua sudut mulut sembuh dan
pasien melaporkan tidak ada rasa sakit dan
ketidaknyamanan meskipun pasien tidak mematuhi obat
topikal yang diresepkan.
O :
IO : Pada pemeriksaan intraoral ditemukan
pseudomembran pada dorsal lidah dengan tepi yang
menyebar, tepi tidak beraturan, permukaan berwarna
putih kekuningan yang dapat tergores dan tidak nyeri.
EO : Pada pemeriksaan klinis, lesi sekarang
berupa makula hipopigmentasi dengan batas difus, tepi
tidak beraturan
A : Angular Cheilitis
P : asepsis dengan 10% gel gigi povidone-iodine dan
klorin dioksida sebagai obat anti inflamasi topikal dan
diresepkan gel gigi klorin dioksida untuk dioleskan
empat kali sehari.
16. Penulisan Resep
asepsis dengan 10% gel gigi povidone-iodine dan klorin
dioksida sebagai obat anti inflamasi topikal dan
diresepkan gel gigi klorin dioksida untuk dioleskan empat
kali sehari.
Drg Silma Vanessa
SIP 908877
Jln Penanggungan Kediri
081XXXXX
18 Maret 2021
R/ Clorin Dioksida Gel
S.u.e. 4dd applic part dol
(paraf)
R/Povidone Iodine Gel 10% tube 30 gram
S.u.e. 4dd applic part dol
(paraf)
Pro : Tn X
Penulisan resep yang lengkap harus terdiri dari:
Inscriptio
Presciptio
Signatura
Subscriptio
Pro
17. Macam sediaan Obat
Macam sediaan obat :
a. Pulvis (serbuk) Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian luar.
b. Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus
menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.Contohnya
adalah puyer.
c. Tablet (compressi) Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa
cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau
cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan
tambahan
18. KIE
Komunikasi menjelaskan tentang diagnosa angular
cheilitis
Informasi : Jelaskan hal ini karena kurang menjaga oral
hiegiene, kehilangan gigi
Edukasi
konsumsi buah, sayur, air dan kebiasaan berhenti
merokok juga diberikan
menggunakan gel secara teratur, menjaga kebersihan
mulut
19. Column
Style
Arham, Khairul. 2019. Hubungan Pendapatan Orang Tua Dengan Angular
Cheilitis Pada Anak Sdn 13 Tuapejat Dan Sdn 22 Tuapejat Kecamatan Sipora
Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai. B-dent Journal ; 6 (2)
Epstein J., Jensen S. Management Of Hyposalivation And Xerostomia: Criteria
For Treatment Strategies. 2015; 36(6):2
Isfandiasari, Dewi S. 2019. Catatan Oral Medicine. Semarang : EF Press Digimedia
Rahmi.2019. Angular Cheilitis In Elderly Patient With Diabetes Melitus And
Decrease Of Vertical Dimensions. Journal Acta Medica Philippina; 53 (5)
Daftar Pustaka