1. DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
BAGIAN PROSTODONTIA
KARTU STATUS GIGI TIRUAN
JENIS PERAWATAN No : ....................
RA: Mahkota Tiruan/GT Jembatan/ Tanggal :………........
GTS Lepas/ GT Lengkap
RA: Mahkota Tiruan/GT Jembatan/
GTS Lepas/ GT Lengkap
Tujuan pengisian kartu status prosthodontia adalah untuk mencatat dan mendata semua hal mengenai
pasien yang ada hubungannya dengan rencana perawatan gigi tiruan. Dengan data ini, dapat dibuat
diagnosis maupun rencana terapi yang lengkap.
Yang dimaksud dengan jenis perawatan adalah semua perawatan yang diperlukan oleh pasien ini.
============================================================================
Nama Pasien : ………………………. Nama Operator : ………………….
Jenis kelamin: Pria / wanita NIM : ………………….
Usia : ………………………………….
Pekerjaan : …………………………………..
Alamat pekerjaan/Telepon: ………………………………………………………………
Alamat Rumah (RT/RW) : ................................................................................................
Telepon : ...............................................................................................
Data di atas adalah data mengenai identitas dari pasien yang akan dirawat
Nama : diperlukan untuk membedakan satu pasien dengan pasien lainnya
Jenis Kelamin: Perlu diketahui karena ada hubungannya dengan rencana perawatan,
terutama dari segi estetika, Wanita pada umumnya lebih mementingkan faktor estetika
daripada pria.
Umur : Perlu diketahui karena ada hubungannya dengan rencana perawatan, misalnya
pasien usia muda dimana pertumbuhan giginya belum sempurna adalah kontra indikasi
untuk perawatan gigi tiruan cekat, pasien dengan usia lebih tua biasanya lebih
mementingkan fungsi pengunyahan dari pada estetika. Selain itu umur juga dapat
dikaitkan dengan adanya penyakit tertentu pada usia tertentu (praduga)
Pekerjaaan : Seseorang yang pekerjaannnya sering berhadapan dengan masyarakat,
misalnya seorang guru, hakim lebih mementingkan estetika dan fungsi bicara, disamping
fungsi pengunyahan.
Alamat pekerjaan/ rumah dan no. Telpon : Dibutuhkan untuk komunikasi, sehingga
pasien lebih mudah dihubungi kalau dibutuhkan. Pada pasien yang sulit untuyk
ditanyakan, lebih baik minta KTP-nya supaya alamaynya jelas dan lengkap.
===============================================================
A. Anamnesis
1. Status Umum:
a. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pembuatan gigi tiruan:
Diabetes/jantung/ kelainan darah seperti: anemia, hemofilia, leukemia/
alergi/ gastrointestinal/ penyakit infeksi seperti KP, Lues, Hepatitis,AIDS/
tidak ada (*)
b. Penyakit lain ; ...........................................................................................
c. Nama Dokter keluarga/ Telepon : ............................................................
d. Kesimpulan medis : ..................................................................................
.................................................................................................................. ..
1
1
2. Keterangan:
Pasien yang menderita penyakit-penyakit ini : pada umumnya mudah terkena infeksi
karena daya tahan tubuhnya rendah. Akibatnya respons tulang terhadap tekanan gigi
tiruan sangat rendah sehingga perawtan pasca pemasangan adalah sangat perlu.
a. - Diabetes Mellitus
Berpengaruh terhadap rencana perawatan, desain gigi tiruan, cara kerja dan
prognosis. Gejala yang biasanya terlihat dalam mulut adalah banyak gigi yang
goyang, dan gusi bengkak. Kadang-kadang juga tercium bau aceton, dan bila
terjadi luka akan sukar sembuh. Dengan kondisi demikian perhatikan desain gigi
tiruan yang akan dibuat, dan hindari terjadinya trauma pada gigi penyangga dan
jaringan pendukung, juga hindari terjadinya luka dalam mulut pada waktu
bekerja. Untuk mendapatkan hasil perawatan dan prognosis yang baik, sebelum
perawatan sebaiknya pasien dirujuk ke bagian penyakit dalam sampai kadar
gulanya terkontrol.
- Jantung
Biasanya pasien cepat lelah sehingga waktu pearawatan tidak boleh terlalu
lama. Harus lebih hati-hati lagi bila ada gigi-gigi yang masih harus dicabut
dengan memakai anastetikum, dalam kasus ini pasien harus dirujuk dahulu ke
dokter ahli penyakit dalam
- Kelainan darah seperti anemia, hemofilia, dan leukemia
Prognosis pasien ini biasanya kurang memuaskan, karena pasien sering
mengeluh adanya rasa sakit meskipun kedudukan protesa sudah baik. Pada
keadaan yang lanjut, pasien perlu dirujuk terlebih dahulu ke dokter ahli
penyakit dalam.
- Allergi
Keadaan pasien yang sering mengalami alllergi, maka yang harus diperhatikan
pada bidang prosthodontia adalah bahan resin akrilik. Pasien yang sering
allergi terhadap perhiasan imitasi yang terbuat dari plastik atau logam bukan
emas murni seringkali juga allergi terhadap resin akrilik dan logam bukan
emas. Bila terjadi allergi, terlihat mukosa mulut yang merah, dan pasien
merasakan adanya panas bila memakai protesa.
- Gastro intestinal
Pasien biasanya mudah lelah dan sensitif . Pada waktu melakukan pencetakan
harus hati-hati karena pasien mudah mual. Janganlah bekerja terlalu lama
pada pasien ini.
- Penyakit infeksi seperti KP, Lues, Hepatitis dan AIDS
Adalah penyakit menular yang berbahaya. Keadaan pasien pada
umumnya lemah. Proteksi terhadap operator harus ditingkatkan. Alat-alat
harus disterilkan dengan baik, kalau bisa dengan autoclave, dan gunakan
alat-alat yang disposible
.
b. Kalau ada penyakit lain yang belum disebutkan diatas, mohon dituliskan pada
kolom ini.
c. Tuliskan nama dokter keluarga dan nomor telponnya, untuk bisa dihubungi
sewaktu-waktu bila ada yang perlu ditanyakan sehubungan dengan perawatanya.
d. Tuliskan kesimpulan dari status umum penderita, apakah baik/buruk apakah
perlu dirujuk ke dokter ahli lain, atau apakah perawtan gigi tiruan sudah dapat
dimulai saat ini atau belum.
=====================================================
e. Status Khusus
a. Apakah pernah merasa giginya goyang? Ya/tidak (*)
Kalau ya dibagian mana?
RA : Depan ki/ka (*), belakang ki/ka(*)
2
2
3. RB : Depan ki/ka (*), belakang ki/ka(*)
Sebab Kegoyangan : ............................................................................................
b. Apakah pernah merasa perdarahan dalam rongga mulut ? ya/tidak (*)
Kalau ya, spontan / tidak (*), sejak ...................................................................
c. Sebab kehilangan/kerusakan gigi : Lubang besar/gigi goyang/benturan (*)
Pencabutan terakhir RA:....................................gigi : .........................................
Pencabutan terakhir RB:....................................gigi : .........................................
d. Apakah pernah dibuatkan gigi tiruan? Pernah/tidak (*)
Pernah : - Pada RA/RB/ RA & RB
- Bentuk : Gigi tiruan lepasan/ gigi tiruan cekat (*)
- Pengalaman dengan gigi tiruan lama : ............................................
..........................................................................................................
..........................................................................................................
e. Mengapa pasien ingin dibuatkan gigi tiruan (tujuan)? ......................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Keterangan:
A&B : Pernah merasakan adanya gigi goyang, dan perdarahan dalam rongga
mulut dapat dikaitkan dengan adanya penyakit periodontal, dan atau penyakit
sistemik yang akan mempengaruhi resorbsi tulang alveolar. Yang lebih penting
dari ini adalah dengan pertanyaan ini kita berusaha menarik kesimpulan
bagaimanakah sikap mental dari pasien, apakah pasien seorang yang
memperhatikan kesehatan/perawatan gigi, ataukah seorang yang acuh terhadap
perawatan gigi.
C. Bila sebab kehilangan gigi karena karies, kemungkinan besar pasien kurang
memperhatikan kebersihan mulutnya, dengan demikian pendidikan kesehatan
giginya harus ditingkatkan.
Bila disebabkan karena gigi goyang, penyakit sistemik dan penyakit periodontal
harus diperhatikan.
Bila karena benturan, kadang-kadang perlu dilakukan rontgen foto untuk
mengetahui apakah masih ada sisa akar gigi yang tertinggal, atau adakah tulang
yang tajam.
Percobaan terakhir perlu diketahui untuk memperkirakan laju resorbsi tulang
alveolar dan laju pergeseran gigi, cepat/lambat, atau adakah penyakit sistemik.
D. Pasien yang pernah memakai gigi tiruan adaptasinya akan lebih mudah
dibandingkan pasien yang belum pernah. Namun pasien ini biasanya senang
membanding-bandingkan protesanya yang lama dengan protesa yang kita buat.
Untuk itu, kita perlu melihat dan memperhatikan protesanya yang lama. Kalau
mungkin protesa yang baru jangan terlalu berbeda dengan yang lama, baik
desain, macam dan jenisnya asal tidak mengganggu prinsip dasar perawatan
Pengalaman pasien dengan gigi tiruan yang lama juga perlu ditanyakan, apa
yang disukai dan tidak disukai dari gigi tiruan yang lama supaya kita tahu apa
yang dikehendaki oleh pasien
.
E. Untuk mengetahui tujuan utama dari pembuatan gigi tiruannya, untuk estetika
( misalnya seorang pemain sinetron, guru), fungsi pengunyahan (orang tua,
penyakit lambung), fungsi bicara (Penyiar, imam), dll, atau hanya memenuhi
permintaan orang lain (motivasi)
=====================================================
3
3
4. F. PEMERIKSAAN KLINIK
i. Ekstra Oral
a. Muka : lonjong/persegi/segi tiga/ kombinasi (*) simetris/asimetris(*)
b. Profil : Lurus/cembung/cekung (*)
Bentuk dan profil muka perlu diperiksa untuk pemilihan bentuk dan susunan gigi,
juga sebagai pedoman untuk penetapan hubungan rahang.
=====================================================
c. Pupil : Sama tinggi / tidak (*)
d. Tragus : Sama Tinggi / tidak (*)
e. Hidung : Simertris/ asimetris (*) pernafasan melalui hidung : lancar/tidak (*)
Pemeriksaan ini terutama diperlukan untuk menentukan garis interpupil dan
garis Camper yaitu yang ditarik dari tragus ke basis hidung pada kehilangan gigi
yang banyak. Garis interpupil ditentukan untuk kesejajaran dengan bidang
insisal galengan gigit anterior. Sedangkan garis Camper ditentukan untuk
kesejajaran dengan bidang oklusal galengan gigit posterior. Selain itu, garis
yang ditarik dari tragus ke foramen infraorbita juga dapat dipakai sebagai
pedoman untuk mencetak rahang atas, yaitu garis tersebut harus sejajar dengan
lantai, supaya posisi kepala pasien agak menunduk.
Pemeriksaan cara bernafas pasien dilakukan dengan memakai kaca mulut yang
ditempelkan pada lubang hidung pasien, kemudian pasien diminta untuk bernafas
melalui hidung dengan mulut dalam keadaan tertutup. Bila kaca mulut terlihat
berembun, berarti pernafasan melalui hidung lancar. Bila tidak lancar, akan
menimbulkan kesulitan pada waktu dilakukan pencetakan karena pasien sulit
bernafas yang mengakibatkan rasa ingin muntah. Salah satu jalan keluarnya
adalah memilih bahan cetak dengan waktu pengerasan yang cepat.
=====================================================
f. Rima Oris : Sempit/normal/besar (*)
Rima oris yang sempit biasanya akan menghalangi pemasukan sendok cetak
dengan bahan cetak ke dalam mulut, maupun pada saat pengeluarannya.
Pemilihan ukuran sendok cetak harus lebih diperhatikan.
===============================================================
g. Bibir atas : Hipotonus/ normal/hipertonus (*), tebal/tipis(*)
Simetris/asimetris (*), panjang/pendek (*)]
h. Bibir Bawah : Hipotonus/ normal/ hipertonus (*), tabal/tipis(*)
Simetris/asimetris (*), panjang/pendek (*)
Tonus dan tebal tipisnya bibir berhubungan dengan inklinasi labiolingual gigi
anterior. Panjang pendeknya vivir untuk menentukan letak bidang insisal dan
garis tertawa. Pada bibir yang asimetris, penyusunan gigi harus dibuat
sedemikian rupa sehingga keadaan tersebut tidak begitu terlihat (dentogenic).
=====================================================
i. Kelenjar Getah Bening
- Submandibular kanan : sakit/tidak (*), teraba/ tidak (*)
- Submandibularis kiri : sakit/tidak (*), teraba/ tidak (*)
- Sublingualis : sakit/tidak (*), teraba/tidak (*)
Pemeriksaan kelenjar submandibularis dilakukan dengan cara meraba bagian
bawah rahang pasien, sebelah medial dari gonion, kemudian pasien diminta
untuk menundukkan kepalanya ke bawah. Kelenjar sublingualis adalah kelenjar
yang terletak dibawah dagu. Bila kelenjar tersebut teraba dan sakit, berarti ada
peradangan pada daerah sekitarnya, bila teraba tetapi tidak sakit, berarti ada
peradangan kronis. Dalam keadaan normal, kelenjar tidak teraba dan tidak sakit.
=====================================================
j. Sendi Rahang:
- Kiri : bunyi/tidak (*), nyeri/tidak (*), sejak ...........................................
- Kanan : bunyi/tidak (*), nyeri/tidak (*), sejak ...........................................
- Buka mulut : Deviasi ke kiri/kanan/ tidak deviasi (*)
4
4
5. Trismus : ............. mm / tidak trismus (*)
Letakkan jari pada garis eye-ear line (garis yang ditarik dari tragus ke sudut
mata), kira-kira 11-12 mm dari tragus, lalu pasien diminta untuk membuka dan
menutup mulutnya berkali-kali secara lambat, dan dengarkan apakah terjadi
bunyi klik pada waktu membuka atau menutup mulut. Bila bunyinya tidak keras,
operator tidak bisa mendengar bunyi yang terjadi (kecuali dengan stetoskop),
tetapi pasien sendiri dapat mendengarnya. Pada saat pasien membuka dan
menutup mulutnya, perhatikan juga apakah ada penyimpangan gerak deviasi,
dan apakah pasien mengalami kesulitan pada waktu membuka mulutnya
(trismus). Bila ketiga gejala ini ada, pasien mungkin mempunyai kelainan sendi
rahang, dan dianjurkan untuk memeriksakan dan merawat sendinya ke bagian
gnatologi.
=====================================================
k. Kelainan lain
Pembengkakan/ celah bibir/ celah langit-langit/tic douloureux/ angular cheilitis/
pasca bedah maksilotomi/ mandibulektomi/ THT (*)/ ..........................................
Tuliskan di sini bila ada kelainan lain yang terlihat dalam rongga mulut.
=====================================================
2. INTRA ORAL
a. Pemeriksaan Umum
1. Higiene Mulut : baik/sedang buruk (*)
2. Kalkulus : ada/ tidak (*)
3. Stain : ada/ tidak (*)
Ketiganya mencerminkan keadaan kebersihan dan cara perawatan pasien terhadap
mulutnya.
=====================================================
4. Saliva : Kuantitas : sedikit/ normal/ banyak (*)
Konsistensi : encer/ normal/ kental (*)
Kuantitas dan konsistensinya saliva mempengaruhi retensi terutama untuk gigi tiruan
lengkap
===============================================================
5. Lidah : Ukuran : Kecil/ normal/ besar(*)
Posisi Wright: kelas I/ II/ III (*)
Mobilitas : normal/ aktif (*)
Lidah yang terlalu besar akan menyulitkan pada waktu pencetakan dan pemasangan
gigi tiruan. Pasien akan merasakan ruang lidahnya sempit, sehingga terjadi
gangguan bicara dan kestabilan protesa.
Posisi Kelas I adalah posisi di mana ujung lidah terletak di atas gigi anterior bawah
Pada Kelas II, lidah lebih tertarik ke belakang, sedangkan pada Kleas III lidah
menggulung ke belakang sehingga terlihat frenulum lingualis. Yang paling
menguntungkan adalah Kelas I.
Lidah yang aktif atau mobilitas tinggi akan mengganggu retensi dan stabilisasi gigi
tiruan.
=====================================================
6. Refleks Muntah : Tinggi/ rendah (*)
Memepengaruhi proses mencetak. Bila refleks muntah tinggi, perlu diupayakan
misalnya dengan menyemprotkan anestetikum ke bagian palatum pasien. Cara lain
adalah dengan mengalihkan perhatian pasien kepada hal-hal lain, mengajak pasien
mengobrol, dll.
=====================================================
5
5
6. 7. Mukosa Mulut : sehat/ ada kelainan (*)
Lakukan pemeriksaan mukosa mulut secara menyeluruh, baik pada rahang atas
maupun rahang bawah. Mukosa mulut yang kurang sehat akan menyebabkan rasa
sakit bila pasien memakai gigitiruan lepas.
=====================================================
8. Gigitan
- Ada /tidak (*), bila ada : stabil/ tidak stabil (*)
- Overbite ; anterior mm, posterior ........mm
- Overjet : anterior ............mm, posterior .........mm
- Gigitan terbuka : ada/tidak (*), regio ......................................................
- Gigitan silang : ada/ tidak (*), regio .....................................................
- Hubungan Rahang : ortognati/ retrognati/ prognati(*)
Gigitan dikatakan ada dan stabil bila model rahang atas dan rahang bawah dapat
dikatupkan dengan baik di luar mulut, dan terlihat adanya 3 titik bertemu yaitu 1 di
bagian anterior, dan 2 di bagian posterior. Tetapi bila terlihat banyak gigi yang aus
dan kontak antara rahang atas dan rahang bawah kurang meyakinkan, dikatakan
gigitan ada tetapi tidak stabil.
Overbite dan overjet diukur dengan milimeter. Dalam keadaan normal overbite dan
overjet berkisar antara 2-4 mm. Bila lebih, harus diwaspadai adanya perubahan
dalam relasi maksilomandibula. Dengan demikian, oklusi yang lama tidak dapat
dipakai sebagai pedoman penentuan gigit.
Bila ada gigitan terbuka atau gigitan silang, tuliskan regionya. Hal ini harus
diperhatikan terutama pada pembuatan gigi tiruan cekat yang mempunyai antagonis
dengan regio tersebut.
Hubungan rahang diperiksa dengan cara mengatupkan model rahang atas dan
rahang bawah serta melihat hubungan yang ada.
=====================================================
9. Artikulasi:
- Cuspid protected/group function/ artikulasi seimbag (*):
ada Tidak ada
Kiri
Kanan
- Kontak prematur : ada/ tidak ada (*)
- Blocking : ada/ tidak ada (*)
Cuspid protected occlusion atau yang disebut mutually protected occlusion atau
organic occlusion adalah terjadinya disklusi gigi posterior pada saat gerak lateral /
protrusif dari mandibule, dan gigi kaninus bertindak sebagai pelindung bagi gigi
posterior, kecuali interkuspasi maksimum. Pada interkuspasi maksimum, gigi
posterior melindungi gigi anterior dengan cara mendukung oklusi sehingga tidak
terdapat beban pada gigi anterior.
Pada group fuction, pada waktu mandibula bergerak ke lateral, tonjol bukan gigi
posterior pada sisi kerja dalam keadaan kontak dengan gigi lawan (artikulasi
seimbang pada satu sisi).
Artilulasi seimbang atau balanced occluasi adalah terdapatnya keseimbangan pada
saat mandibula bergerak ke lateral.
Kontak prematur diperiksa dengan meletakan kertas artikulasi di dalam mulut
pasien, kemudian pasien diminta untuk menutup mulutnya berulang kali dalam
keadaan oklusi. Perhatikan tanda-tanda merah yang terjadi dalam mulut. Bila ada
warna yang lebih gelap dan lebar, berarti pada daerah tersebut terjadi kontak
prematur yang harus diperbaiki dengan occlusal adjutment.
6
6
7. Kemudian pasien diminta untuk menggerakan rahangnya ke lateral kiri, kanan, serta
ke depan. Bila pasien tidak dapat melakukan gerak ini, berarti ada gigi, tambalan,
atau restorasi yang menghambat. Daerah mana yang menghambat atau
menyebabkan blocking dapat diketahui dengan melihat jejak warna yang berwarna
lebih gelap, kemudian dilakukan koreksi dengan occlusal adjustment. Bila terlihat
adanya ”blocking” pad gigi kaninus, jangan cepat-cepat diasah, karena
kemungkinan ini adalah cuspid protected occlusion yang malah harus
dipertahankan.
10. Daya Kunyah : normal/besar (*)
Bila terlihat banyak gigi-gigi yang aus atau atrisi dengan faset yang tidak tajam dan
permukaan yang mengkilap, kemungkinan tekanan kunyak pasien ini besar. Pada
keadaan ini, apalagi bila ridge sudah rendah, hindarilah pemakaian elemen gigi
porselen terutama untuk gigi posterior, dan bidang oklusal gigi-gigi jangan dibuat
terlalu besar.
11. Pemeriksaan Rontgen :
- Dental : perlu/ tidak (*), untuk gigi-gigi : ...........................................
- Panoramik : perlu/ tidak (*)
- TMJ : perlu/ tidak (*)
- Interpretasi Foto : ...........................................................................................
............................................................................................
Panoramik sebenarnya selalu diperlukan untuk menentukan rencana perawatan,
terutama pada kasus kehilangan gigi yang banyak. Kemudian bila dicurigai adalah
kelainan pada gigi tertentu, dilakukan lagi foto dental.
Foto dental selalu dibutuhkan pada perawatan gigi tiruan cekat, apalagi kalau gigi
tersebut sudah dirawat endodontik atau memiliki poket yang dalam.
Bila pada pemeriksaan sendi rahang terlihat adanya kelainan sehingga perawatan
gigi tiruan perlu ditunda, langkah selanjutnya adalah pembuatan foto sendi rahang
untuk mengetahui bagaimana posisi kondilus di dalam fosanya.
Hasil pengamatan foto, dituliskan dengan lengkap dan jelas dalam kolom
interpretasi foto.
12. Kebiasaan buruk :
Bekertak gigi/ clenching/ menggigit bibir-benda keras/ mendorong lidah/
Mengunyah satu sisi ki atau ka/ permobilitas rahang/ ................................(*)
Secara anamnestis, pasien ditanyakan mengenai adanya kebiasaan buruk di atas.
Berkeretak gigi ( bluxism ) atau clencing juga dapat dilihat dari adanya faset tajam
pada gigi. Adanya kebiasaan ini dapat menyebabkan protesa yang dibuat menjadi
cepat aus, tidak stabil, dan dapat merupakan etiologi dari kelainan sendi rahang.
Kebiasaan menggigit bibir atau benda keras berkaitan dengan pembuatan gigi tiruan
cekat pada gigi anterior, yaitu dalam penentuan bahan yang akan dipakai.
Kebiasaan mendorong lidah dan mengunyak satu sisi biasanya menyebabkan
stabilitas protesa berkurang, selain itu mengunyak satu sisi juga dapat menimbulkan
kelainan sendi rahang.
7
7
8. Pada hipermobilitas rahang, kesulitan yang akan timbul adalah kesulitan pada
penentuan relasi sentrik.
b. PEMERIKSAAN GIGI – GELIGI
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Fraktur :
Elemen : .............................................. Horisontal/diagonal/vertikal (*)
Diagnosis : .....................................................................................................
......................................................................................................
Bila terlihat adanya gigi yang fraktur, tuliskan elemennya, macam fraktur, dan
diagnosis dari gigi fraktur tersebut.
2. lain-lain : gigi kerucut/ mesiodens/diastema/ impaksi/ ekstrusi/ miring/
berjejal/ hipoplasia/ (*)...............................................................
Mohon digaris bawahi bila terdapat hal-hal tersebut di atas, atau ditambahkan bila
perlu.
3. PEMERIKSAAN LAIN
1) Vestibulum
Post. Kiri Post.kanan Anterior
RA Dlm/sdg/ dgl (*) Dlm/sdg/ dgl (*) Dlm/sdg/ dgl (*)
RB Dlm/sdg/ dgl (*) Dlm/sdg/ dgl (*) Dlm/sdg/ dgl (*)
Vestibulum adalah ruangan yang terdapat diantara mukosa bukal/labial dari
prosessus alveolaris dengan pipi/bibir. Kedalamannya diperiksa dengan memakai kaca
mulut nomor 3 yang dimasukkan ke dalam ruangan tersebut. Bila pada regio tersebut
ada gigi yang hilang, pengukurannnya dilakukan pada regio yang tidak bergigi.
Vestibulum dikatakan dalam bila pada pemeriksaan lebih dari setengah kaca mulut
terbenam, dikatakan sedang bila setengah kaca mulut terbenam; dan dikatakan dangkal
bila yang terbenam kurang dari setengah kaca mulut. Vestibulum yang menguntungkan
pada pembuatan gigi tiruan adalah yang dalam karena sayap dapat dibuat lebih
panjang, sehinga retensi gigi tiruan bertambah.
=====================================================
2) Processus alveolaris
Rahang Atas
Bentuk Segi 4/oval/segi3 (*) Segi 4/oval/segi3 (*) Segi 4/oval/segi3 (*)
Ketinggian Tinggi/ sdg/rendah (*) Tinggi/ sdg/rendah (*) Tinggi/ sdg/rendah (*)
Tahanan jaringan Flaby/tinggi/rendah (*) Flaby/tinggi/rendah (*) Flaby/tinggi/rendah (*)
Rahang Bawah
Bentuk Segi 4/oval/segi3 (*) Segi 4/oval/segi3 (*) Segi 4/oval/segi3 (*)
Ketinggian Tinggi/ sdg/rendah (*) Tinggi/ sdg/rendah (*) Tinggi/ sdg/rendah (*)
Tahanan jaringan Flaby/tinggi/rendah (*) Flaby/tinggi/rendah (*) Flaby/tinggi/rendah (*)
Relasi Rahang
Anterior : prognati/ normal/ retrognati (*)
8
8
9. Posterior : kiri : normal/gigitan silang (*)
Kanan : normal/gigitan silang (*)
Bentuk ini berpengaruh terhadap retensi dan stabilisasi gigi tiruan lepas, serta
pemilihan desain pontik pada gigi tiruan cekat
Ketinggian proc.Alveolaris mencerminkan besarnya resobsi yang terjadi. Bila
resorpsinya besar, prosesus menjadi rendah, dan ini dilihat dengan cara
membandingkan dengan gigi sisa di sebelahnya. Bila pasien sudah tidak mempunyai gigi
sama sekali, ketinggian diukur dengan memakai kaca mulut nomor 3 pada pemeriksaan
kedalaman vestibulum.
Tahanan jaringan berpengaruh terhadap cara pencetakan. Cara pemeriksaanya adalah
dengan menekankan burnisher pada mukosa diatas prossesus alveolaris. Bila burnisher
tidak terbenam, dan warna mukosa menjadi pucat, maka mukosa dikatakan keras, atau
tahanan jaringan rendah. Bila burnisher bisa ditekan lebih dalam, mukosa dikatakan
lunak, atau tahanan jaringannya tinggi. Mukosa dikatakan flabby bila mukosa bisa
bergerak dalam arah bukolingual pada waktu ditekan dengan burnisher.
Tekanan jaringan pada orang muda biasanya rendah karena mukosanya masih padat,
sedangkan pada orang yang sudah pernah memakai gigi tiruan yang kurang baik,
mukosanya cenderung menjadi lunak dan flabby. Tahanan jaringan yang tinggi biasanya
terdapat pada daerah gigi yang baru dicabut, dan pada daerah retromolar pad pada
kasus ujung bebas (free end).
Relasi rahang dilihat pada daerah anterior dan posterior. Pada daerah anterior, apakah
relasinya normal, prognati atau retrognati. Untuk daerah posterior, dilihat apakah
gigitannnya normal ataua ada gigitan silang.
=====================================================
3) Frenulum
- Labialis Superior : Tinggi/ sedang/ rendah (*)
- Labialis Inferior : Tinggi/ sedang/ rendah (*)
- Bukalis RA kiri : Tinggi/ sedang/ rendah (*)
- Bukalis RA kanan : Tinggi/ sedang/ rendah (*)
- Bukalis RB kiri : Tinggi/ sedang/ rendah (*)
- Bukalis RB kanan : Tinggi/ sedang/ rendah (*)
- Lingualis : Tinggi/ sedang/ rendah (*)
Frenulum adalah tempat perlekatan otot bibir/pipi/lidah terhadap processus alveolaris.
Frenulum dikatakan tinggi bila perlekatan ototnya mendekati puncak alveolaris,
dikatakan rendah bila menjauhi, dan sedang bila berada di tengah antara puncak
processus alveolaris dengan dasar vestibulum.
Frenulum yang tinggi biasanya mengganggu retensi gigi tiruan lepas karena akan
mengganggu sayap dari protesa.
=====================================================
4) Palatum
- Persegi/ oval/ segi 3 : dalam/ sedang/ dangkal (*)
- Torus palatinus : besar/ kecil/ tidak ada (*)
- Palatum molle : Haouse kelas I/ II/ III (*)
Bentuk dan kedalaman palatum berkaitan dengan retensi dan stabilisasi dari gigi tiruan
lepas.
Torus yang besar akan mengganggu kestabilan gigi tiruan. Pada torus yang besar, agar
tidak terjadi fulkrum, dilakukan relief pada waktu melakukan pencetakan fisiologis.
Palatum molle merupakan jaringan lunak di bagian posterior dari palatum durum.
Daerah ini memiliki jaringan yang sangat kuat yang disebut APPONEUROSIS, sebgai
tempat dari posterior palatal seal (postdam). House membagi palatum molle menjadi 3 :
Kelas I ; paltum durum mempunyai pergerakan paling kecil, dapat dibuat postdam
bentuk kupu-kupu. Kelas II : pergerakan membentuk sudut lebih dari 30 derajat,
9
9
10. postdam dibuat lebih kecil. Kelas III; Pergerakan membentuk sudut lebih dari 60
derajat, postdam dibuat dengan bentuk V atau berupa parit.
5) Tuberositas alveolaris
Kiri : besar/ kecil kanan: besar/ kecil (*)
Disebut juga tuber maxillare atau alveolar tubercle. Daerah ini ditutup dengan jaringan
fibrous dengan ketebalan yang berbeda-beda. Disebut kecil bila tuber ini lebih kecil dari
processus alveolaris, dan besar bila tuber melebar atau menonjol ke arah oklusal atau
lateral. Tuber yang besar akan mengganggu retensi gigi tiruan.
=====================================================
6) Undercut
RA RB
Kiri Ada/ tidak ada (*) Ada/ tidak ada (*)
Kanan Ada/ tidak ada (*) Ada/ tidak ada (*)
Undercut bisanya mengganggu perluasan basis protesa yang dapat mempengaruhi
retensi dan stabilisasi gigi tiruan, serta menghalangi pemasukan dan pengeluaran
protesa. Bila diperkirakan akan menggangu, perlu dilakukan alveolektomi sebelum
dilakukan pencetakan untuk model kerja.
=====================================================
7) Ruang retromilohioid
Kiri : dalam/ sedang/ dangkal (*) Kanan : dalam/ sedang/ dangkal (*)
Ruang ini berada diantara prosessus alveolaris rahang bawah dengan lidah. Kriteria
penentuannya adalah sama dengan vestibulum, yaitu dengan menggunakan kaca mulut
nomor 3. Ruang retromylohioid yang dalam memungkinkan pembuatan sayap lingual
gigi tiruan lengkap dibuat lebih dalam sehingga dapat menambah retensi dan
stabilisasinya.
=====================================================
8) Bentuk lengkung rahang : RA : Persegi/ oval/ segitiga (*)
RB : Persegi/ oval/ segitiga (*)
Bentuk segitiga adalah yang paling menyulitkan terutama dalam menyusun gigi pada
pembuatan gigitiruan lengkap yang tidak mengganggu artikulasi dan selanjutnya tidak
mengganggu stabilisasi.
=====================================================
9) Ruang protesa : besar / sedang / kecil (*)
Adalah jarak vertikal antara prosessus alveolaris rahang atas dan rahang bawah. Ruang
protesa yang besar adalah menguntungkan dalam hal penyususnan gigi, dan penentuan
tinggi bidang oklusal.
=====================================================
10) Perlekatan dasar mulut : tinggi/ normal/ rendah (*)
Diperlukan untuk menentukan panjang sayap lingual protesa rahang bawah, yang akan
mempengaruhi stabilisasi gigi tiruan.
=====================================================
11) Lain-lain
- Eksostosis : ada/ tidak ada (*), Ada, regio :....................................
- Torus mandibularis : ada/ tidak ada (*)
Tuliskan disini bila ada penonjolan tulang, seklaigus dengan lokasinya, dan perhatikan
apakah akan menyulitkan pemasangan gigi tiruan.
=====================================================
4. SIKAP PASIEN : Filosofi/ exacting/ indefferent/hosterical
House mengelompokkan pasien prosthodontia menjadi empat kelompok tersebut diatas.
1. Filosofis : adalah tipe yangterbaik. Pasien biasanya bersikap rasional dan
percaya terhadap dokter yang merawatnya. Motivasi juga baik untuk
10
10
11. memelihara kesehatan gigi dan penampilan. Tipe pasien ini juga cepat
untuk beradaptasi.
2. Exacting : adalah tipe yang hampir menyerupai tipe pertama tetapi lebih banyak
tuntunannya. Sifat pasien ini metodikal dan akurat. Ingin diikut sertakan
dalam perawatan dan minta penjelasan secara terperinci. Untuk
mencapai keberhasilan yang optimal, perlu dilakukan pendekatan dan
penjelasannya yang lebih baik.
3. Indefferent : adalah tipe pasien yang apatis, tidak peduli akan penampilannnya,
tidak merasakan perlunya perawatan gigi tiruan, jadi tidak memiliki
motivasi. Selain itu uga pasien tidak memperhatikan intruksi yang
diberikan, tidak kooperatif, dan cenderung menyalahkan dokter yang
merawatnya. Untuk memperoleh keberhasilan, diperlukan seorang
pendamping atau keluarga untuk memberikan penjelasan sehubungan
dengan perawatannya. Prognosis kurang menguntungkan.
4. Histerical : adalah pasien yang sangat emosional, tidak stabil, mempunyai reaksi
berlebihandan sangat sensitif. Pasien biasanya takut terhadap
perawatan kedokteran gigi, dan yakin bahwa pemasangan gigi tiruan
akan berakhir dengan kegagalan. Prognosis seringkali kurang baik, dan
kadang-kadang diperlukan bantuan psikiater sebelum perawatan
dimulai.
=====================================================
5. KUMPULAN DATA UTAMA (HUBUNGAN DGN PROSTODONTI)
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Adalah menyimpulkan data-data yang diperlukan yang ada kaitannya dengan perawatan
yang akan dilakukan
=====================================================
6. DIAGNOSIS
.........................................................................................................................................
Contoh :
Bentuk kasus kehilangan gigi ............................memerlukan rehabilitasi dengan
pemasangan mahkota tiruan/ gigi tiruan sebagian lepas paradental/gigi tiruan lengkap
dan lain-lain.
7. RENCANA PERAWATAN
Dibagi menjadi dua bagian :
I. Gigi Tiruan Lepas
- RA : sebagian/ lengkap (*), elemen .............................................................
- RB : sebagian/ lengap (*), elemen ...............................................................
II. Gigi Tiruan Cekat:
a. Mahkota tiruan/ Mahkota pasak/ GT jembatan (*), elemen ........................
III.GIGI TIRUAN LEPAS : SEBAGIAN/ LENGKAP (*)
a. Perawatan Pra Prostodontik
1) Perawatan periodontal : ada/ tidak ada (*)
2) Perawatan Bedah : ada/ tidak ada (*)
Ada : Pencabutan gigi, elemen ................................................................
Lain- laian : ................................................................................
3) Konservasi gigi : ada/ tidak ada (*) , ada pada gigi-gigi...............................
4) Rekonturing : ada/ tidak ada (*)
Ada : - Pembuatan mahkota ...............................................................................
- Pengasahan gigi miring ...........................................................................
- Pengasahan gigi ekstrud ...........................................................................
- Lain-lain ...................................................................................................
5) Persiapan tempat cengkeram : ada/ tidak ada (*)
Ada pada gigi-gigi ....................................................................................
6) Macam cetakan :
11
11
12. a) RA : mukostatis/mukokompresi/mukofungsional/selecive pressure(*)
b) RB : mukostatis/mukokompresi/mukofungsional/selecive pressure(*)
7) Warna gigi: ........................................................................................................
b. DESAIN
1)
2)
Gambarkan desain yang akan anda buat pada gambr no.1) gambar no.2) adalah untuk
desain yang merupakan alternatif lain dari kasus yang sama , misalnya untuk desain
kerangka logam dan sebaliknya.
===============================================================
IV. GIGI TIRUAN CEKAT
PERAWATAN PRA PROSTODONTIK
1) Perawtan periodontal : ada/ tidak ada (*), Ada, pada gigi ......................................
2) Konservasi gigi : ada/ tidak ada (*), Ada, pada gigi ......................................
3) Pencabutan gigi : ada/ tidak ada (*), Ada, pada
gigi ......................................
4) Pengasahan selektif : ada/ tidak ada (*), Ada, pada gigi ......................................
5) Perawatan Ortodonsi : perlu/tidak perlu(*)
A) MAHKOTA TIRUAN
Tipe : penuh / sebagian (*)
Elemen : ……………………….... Warna : …………………………
Bahan : ………………………… Catatan gigit : perla / tidak perla (*)
Bahan cetak : alginate / rubber base (*)/ ………………………………………...
Macam artikulator : okludator/artikulator rata-rata/ semi adjustable (*)/ ……………..
B) MAHKOTA PASAK
Tipe : terpisah/ bersatu (*) (detached/attached)
Elemen : …………………………….. warna : ……………………
Bahan : - Pasak : ………………………
- Mahkota : …………………………………….
Catatan gigit : perlu/ tidak perlu (*)
Bahan cetak : alginate/ rubber base (*)/ ....................................
Macam artikulator: okludator/ artikulator rata-rata/ semi adjustable (*)/......................
C) GIGI TIRUAN JEMBATAN
Tipe : rigid/ semi rigid/ cantilever/adhesive bridge (*)
Elemen : ………………………………… Warna : …………………….
12
12
13. Bahan : ……………………………………. Catatan gigit : perlu/ tidak perlu (*)
Bahan cetak : alginate/ rubber base (*)/ ..........................................................
Macam artikulator : okludator/ artikulator rata-rata/ seme adjustable (*)/ ..................
8. PROGNOSIS : baik/ sedang/ buruk (*)
Adalah ramalan dari keberhasilan perawatan atau evaluasi ilmiah tentang kondisi yang
ada.
=====================================================
9. PEMERIKSAAN ULANG
1) Relining : Regio : ................................................ tanggal : .....................
2) Reparasi : regio : ................................................ tanggal .....................
Sebab: .............................................................................................
3) Lain-lain : ............................................................ tanggal
: ......................
4) Keterangan : .............................................................................................
.
Setiap paisen sesudah kontrol terakhir dimohon kembali lagi untuk pemeriksaan setiap
enam bulan. Hal ini dimaksud supaya semua kelainan misalnya mukosa yang merah, gigi
tiruan yang tidak stabil, atau adanya kerusakan pada gigi penjangkaran dll, dapat
diketahui secara dini dan dapat dilakukan penanggulangan secepatnya.
13
13