2. DEFINISI
• Osteomyelitis adalah proses inflamasi pada tulang, yang
dimulai dimulai dari dalam rongga meduler dan sistem
Haversian dan meluas hingga melibatkan korteks dan
periosteum.
(Topazian et al., 2009; Shin JW., et al. 2019).
3. ETIOLOGI DAN PATHOGENESIS
• Osteomielitis dimulai oleh fokus infeksi yang berdekatan atau
melalui penyebaran hematogen. (Topazian et al., 2009)
• Spesies patogen tunggal hampir selalu ditemukan dari tulang
Stafilokokus spp. adalah organisme yang paling umum diisolasi
pada orang dewasa dan menonjol pada anak-anak dan bayi.
• Sebaliknya, osteomielitis hematogen pada rahang jarang terjadi;
penyakit ini terutama disebabkan oleh penyebaran infeksi
odontogenik yang berasal dari pulpa atau jaringan periodontal
(Topazian et al., 2009)
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
4. Faktor Predisposisi
Mekanisme kondisi sistemik yang menunjang diabetes,
penyakit autoimun, agranulocytosis, leukemia, severe anemia,
malnutrisi, sifilis, kemoterapi kanker, pengguaan obat steroid,
sickle cell disease, perokok dan alcohol use (Topazian, 2009).
Faktor predisposisi dari osteomyelitis (mengganggu
vaskularisasi tulang)
1. radiasi, osteoporosis
2.fibrous dysplasia
3.nekrosis tulang karena merkuri
4. bismuth dan arsenic (Topazian, 2009).
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
5. ETIOLOGI DAN PATHOGENESIS
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
Acute Inflammation
(Edema, pembentukan pus)
Increased Intramedullary Pressure
Vascular Collapse (stasis,
ischemia of bone)
Avascular Bone
Haversian system/nutrient
canal involvement
Elevation of periosteum
Disrupted Blood Supply
Avascular Infected Bone
Pus, organism
extension
6. Mikrobiologi dari Osteomyeltis
Osteomielitis rahang saat ini diakui sebagai penyakit yang terutama disebabkan oleh
streptokokus (alfa hemolitic) dan anaerob oral, terutama peptostretococcus,
fusobacterium, dan prevotella (bacteroides), organisme yang bertanggung jawab atas
infeksi odontogenik.
Oleh karena itu, terapi antibiotik harus diarahkan pada streptokokus dan bakteri
anaerob. Streptokokus hemolitic, pneumokokus, typhoid dan acid-fast bacilli, Escherichia
colli dan organisme actinomyces menyumbang infeksi yang tersisa.
Candida species seperti Blastomyces, Coccidiodes, Cryptococcus, dan Aspergillus
(Momodu, Savaliya, 2021 ).
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
7. PREDILEKSI
Lebih sering terjadi pada mandibula dibandingkan maksila:
• Suplai darah pada maksila lebih banyak
• Pelat kortikal yang tipis dan jaringan meduler yang relatif sedikit di rahang atas
memungkinkan pembuangan edema dan pus ke dalam jaringan lunak dan sinus
paranasal
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
8. STRUKTUR ANATOMI TULANG
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
9. Haversian Canal
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
10. Struktur mandibula menyerupai tulang panjang; memiliki kavitas
medulla, plate kortikal yang padat, dan periosteum yang terdefinisi
dengan baik.
Gangguan suplai darah Faktor Penting penyebab terjadinya
osteomyelitis.
Mandibula menerima suplai darah dari arteri alveolaris inferior,
kecuali bagian processus coronoideus (disuplai M. temporalis).
Sumber sekunder adalah suplai periosteal, yang berjalan parallel
dengan permukaan kortikal tulang, memberikan vaskulariasi yang
berpenetrasi ke tulang kortikal dan beranastomosis dengan cabang
arteri alveolaris inferior.
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
11. Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
Tulang mandibula, memiliki kavitas
medulla, dense cortical plate dan
well-defined periosteum.
Volkmann’s canal merupakan
interconnecting complex vascular
yang memerikan supply nutrisi, dan
membantu terjadinya rapia,
regenrasi dan fungsi dari tulang
mandibula.
15. Clinical Findings:
Acute Suppurative
Hasil pemeriksaan darah dari kondisi ini,
didapati slightly leucocytosis
Karena material untuk kultur jarang sekali ada
di stage ini, maka penggunaan antibiotic
empiris diperlukan
Jika kondisi ini tidak terkontrol dalam 10-14
hari, maka dapat terjadi subacute suppurative
osteomyeltis
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
16. PUS FISTULA
Acute odontogenic osteomyelitis dengan supurasi yang masif.
Nanah dapat keluar di sekitar sulkus gingiva dan melalui mukosa dan, mungkin
kulit, fistula
Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
17. GAMBARAN RADIOGRAFI
• Gambaran radiografi panoramik menunjukan radiolusensi pada
struktur tulang trabekula yang berbatas diffuse
• Terdapat pelebaran space medulla tulang
• CT Scans pada hari ke-14 setelah kunjungan pertama menunjukan
absorpsi tulang yang signifikan pada tulang kortikal
Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
20. Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
Nyeri minimal
Drainase Fistula intra oral dan ekstra oral
Karakter Tulang “Wooden”
Pembesaran mandibula karena deposisi
subperiosteal dari tulang baru
Gigi pada area terlibat, menjadi loose dan sensitive
terhadap palpasi dan perkusi
Clinical Findings: Chronic
Osteomyelitis
21. GAMBARAN KLINIS
Elder case of advanced secondary chronic osteomyelitis of the left mandible.
(a) The massive affection of the left mandible demonstrates extraoral fistula and scar formation
(b) Intraoral view of the same patient with large exposure of infected bone and sequestra
(c) Large sequester collected from surgery
Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
22. GAMBARAN RADIOGRAFI
Sebuah OPG dari kasus osteomielitis kronis sekunder menunjukkan osteolisis
di korpus mandibula di sekitar daerah alveolar molar pertama kanan. Sebuah
sequester ditemukan di dasar corpus mandibula kanan
Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
23. GAMBARAN CT SCAN
CT Scan pasien dengan Secondary Chronic Osteomyelitis pada mandibula kiri
dengan giant e pada basis korpus mandibula. Infeksi progresif telah
melemahkan tulang, karenanya menyebabkan terjadinya fraktur patologis
Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
26. Adult Onset Primary Chronic Osteomyelitis pada sisi kiri mandibula.
Sklerosis adalah gambaran yang dominan. Kontur mandibula hanya
sedikit menunjukkan penebalan.
Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
30. Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
TREATMENT
Osetomyelitis rahang biasanya memerlukan perawatan medis dan bedah meskipun kadang terapi
AB saja berhasil.
Prinsip perawatannya:
1. Evaluasi dan koreksi system pertahanan host yang terganggu
2. Tes gram staining dan kultur dan sensitivitas
3. Gambaran Ro regio untuk menentukan perluasan lesi dan menyingkirkan kemungkinan tumor
4. Pemberian antibiotic empiris
5. Mencabut gigi yang goyang dan menghilangkan sekuestra
6. Pemberian antibiotic terapi dan kultur ulang
7. Possible placement dari drain irigasi atau Polymethylmetacrilate antiobiotics beads
8. Sekuestrektomi, debridemen, dekortikasi, reseksi, atau rekonstruksi seperti yang diindikasikan.
31. - IMF harus dipertimbangkan ketika kontinuitas mandibula diragukan dan ada
kemungkinan fraktur patologis.
- Peran HBO untuk osteomyelitis nonradiasi belum didefinisikan dengan baik tapi
dapat dipertimbangkan terutama pada infeksi refraktofy dan pada pasien medically
compromised tanpa kontraindikasi HBO.
33. Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
TREATMENT ANTIBIOTIK
• Pemberian antibiotic dosis tinggi, diberikan selama 6 minggu
• Pemberian antibiotic secara intravena
• Antibiotik yang berlaku untuk perawatan osteomyelitis adalah golongan
penicillin, extended spectrum of penicillin, clyndamicin, cephalosporin,
metronidazole.
• Pemberian antibiotic terapi didasari dari hasil kultur bakteri dan tes
sensitivitas.
34. Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
MIKROORGANISME pada OSTEOMYELITIS
Terapi empiris harus mencakup spektrum mikroorganisme ini. Ini adalah
kasus untuk amoksisilin/asam klavulanat atau klindamisin.
viridans streptococci, peptostreptococci, Eikenella
corrodens, Fusobacterium spp., and Actinomyces spp.
35. Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
Antibiotic therapy for acute osteomyelitis
Terapi dosis tinggi dengan antibiotik bakterisida
selama sekitar 6 minggu diperlukan(Lew and
Waldvogel 1997, 2004).
Dalam kasus osteomielitis odontogenik akut ketika
nekrosis jaringan lunak atau abses belum berkembang:
Debridement bedah kecil dengan pengangkatan fokus
gigi dikombinasikan dengan terapi antimikroba
mungkin efektif.
36. Gomes, et.al. 2013. Osteomyeitis: an overview of antimicrobial therapy . Brazil: BJPS .
Antibiotic therapy for Secondary Chronic
Osteomyelitis
• pada osteomielitis kronis sekunder, debridement bedah yang lebih luas
(misalnya, dekortikasi) merupakan bagian penting dari pengobatan.
• Dalam kasus etiologi polimikroba yang tidak spesifik, amoksisilin/asam
klavulanat atau karbapenem adalah pilihan yang baik, landasan
pengobatan yang manjur adalah debridemen bedah yang cermat termasuk
pengangkatan fokus gigi.
• Prosedur ini harus selalu dikombinasikan dengan biopsi untuk kultur
mikrobiologi dan histologi. Durasi pengobatan adalah 4−6 minggu
37. Gomes, et.al. 2013. Osteomyeitis: an overview of antimicrobial therapy . Brazil: BJPS .
Terapi antimikroba untuk osteomyelitis
38. Treatment of Acute suppurative Osteomyelitis
Manajemen awal adalah pemberian terapi AB IV dosis tinggi,
identifikasi dan koreksi faktor kompromis host, dan merawat
penyebab.
Tindakan korektif dpt berupa transfuse / pemberian besi bagi
penderita anemia, manajemen malnutrisi, penghentian merokok dan
intake alcohol.
Begitu infeksi terkontrol, perawatan dapat dilanjutkan dengan rawat
jalan berbasis IV dengan kateter perkutan dan pumps antibiotic.
Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
39. Chronic suppurative osteomyelitis
Memerlukan Tindakan bedah sekuestrektomi dan penghilangan foreign body
seperti kawat, bone plates, screws, dan culturing berulang dan perbaikan
system pertahanan host.
Perawatan dimulai dengan terapi IV dan berlanjut hingga pasien rawat jalan
dengan terapi IV rumahan (biasanya dengan Unasyn). Terapi IV biasanya
berlanjut selama 2 minggu atau hingga pasien memperlihatkan perbaikan
selama 48-72 jam/
Terapi oral harus dilanjutkan hingga 4-6 minggu setelah pasien tidak
menunjukkan gejala atau dari tanggal terakhir debridemen.
Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
40. HB0 (hyperbaric oxygen)
Hyperbaric oxygen therapy (HBOT) merupakan prosedur
perawatan dengan pemberian oksigen 100% pada
tekanan tertentu dalam durasi yang sudah
ditentukan.
HBOT dapat menjadi terapi utama maupun alternative
untuk kasus infeksi. Penggunaan HBOT efektif pada
infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri yang
resisten terhadap antibiotic.
Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
41. HB0 (hyperbaric oxygen)
Kekurangan HBO
Jika tekanan yang diberikan belebihi 100-
300kPa dapat menyebabkan central
nervous toxicity
Sesi yang harus dijalani oleh pasien sekitara
5-10x
Kontraindikasi HBO :
Penumothorax
Hipertensi tidak terkontrol
Diebetes Mellitus
Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
42. Mekanisme HBO pada osteomyelitis
1. HBOT meningkatkan pembentukan radikal bebas oksigen (ROS) yang mengokisdasi protein
dan lipid membrane termasuk merusak DNA dan menghambat fungsi metabolisme
bakteri.
2. HBOT meningkatkan tension oksigen di jaringan hypoxic yang dibutuhkan untuk
membunuh bakteri oleh neutrophil. Tension oksigen juga mempengaruhi farmakokinetik
dari agen antimikroba
3. HBOT menyebabkan darah menyerap oksigen lebih banyak akibat peningkatan tekanan
oksigen dalam paru
4. Tubuh dengan konsentrasi oksigen lebih tinggi dari normal, akan memicu tubuh untuk
memperbaiki jaringan yang rusak lebih cepat daripada biasanya.
5. Mekanisme bakteriostatik dari HBOT melalui terjadi pada proses sintesis protein, sehingga
efek metabolic bakteri terganggu.
Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
43. Surgical Management
Pada fase akut, bedah seharusnya dibatasi pada penghilangan gigi yang goyang
parah dan fragmen tulang dan insisi dan drainage area yang fluktuasi dan jika
diperlukan, dapat dilakukan sekuestrektomi dengan atau tanpa saucerizasi,
dekortikasi, atau reseksi, kemudian rekonstruksi.
Kecuali jika abses meluas atau pus terlokalisir sangat dalam, drainage awal
dan debridemen dapat dilakukan dengan local anestesi atau sedasi.
Jika abses meluas atau pus terlokalisir sangat dalam, harus menggunakan GA.
Perawatan sistemik dan suportif terdiri dari diet tinggi protein dan vitamin
dengan hidrasi adekuat.
Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
44. Surgical Management
Terdapat 3 tujuan utama :
• Dekompresi dari intermedullary pressure yang
disebabkan karena proses osteomyelitis dan
drainase dari pembentukan superiosteal abses
• Surgical debridement dari jaringan yang
terinfeksi dan menghilangkan focus infeksi
• Membawa well-perfused tissue pada daerah
yang terinfeksi
Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
45. Surgical Management
Terdapat 3 tujuan utama :
• Dekompresi dari intermedullary pressure yang
disebabkan karena proses osteomyelitis dan
drainase dari pembentukan superiosteal abses
• Surgical debridement dari jaringan yang
terinfeksi dan menghilangkan focus infeksi
• Membawa well-perfused tissue pada daerah
yang terinfeksi
Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
46. Mechanism of surgical treatment
Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
47. Sequestrectomy
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
Sekuestra biasanya kortikal tapi dapat juga cancellous atau campuran keduanya dan biasanya
tidak terlihat hingga setidaknya 2 minggu setelah onset infeksi.
Tujuannnya untuk mencegah penyebaran dari infeksi dan meinimalisir terjadinya kehilangan
tulang, kehilangan gigi dan fraktur
Begitu terbentuk seutuhnya, sekuestra menetap selama beberapa bulan sebelum akhirnya
diresorpsi
Sequestra sifatnya avaskuler, sehingga antibiotic tidak dapat berpenetrasi dengan baik.
Begitu sequestrum terbentuk utuh, dapat dihilangkan dengan trauma bedah minimal. Metode ini
mencegah penyebaran infeksi dan meminimalkan kehilangan tulang dan gigi.
48. Saucerizasi dan Sequestrectomy
Saucerizasi adalah “unroofing” atau membuka atap tulang untuk mengekspos kavitas
medulla agar bisa dilakukan debridemen secara menyeluruh.
Saucerizasi bermanfaat pada osteomyelitis kronis karena memungkinkan
pembuangan sekuestra yang sudah terbentuk dan sedang terbentuk.
Prosedur ini dapat dilakukan segera setelah infeksi akut sembuh dengan tujuan
dekompresi tulang untuk memungkinkan ekstrusi pus, debris, dan fragmen avascular
Indikasi : Pada kondisi osteomyelitis akut dan kronis sekunder
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
49. Tatalaksana Saucerizasi dan Sequestrectomy
1. Flap mucoperiosteal bukal direfleksikan untuk mengekspos tulang yang terinfeksi.
Refleksi jaringan secara luas harus dihindari untuk mempertahankan suplai darah.
2. Gigi goyang dan segmen tulang dan partikel-partikel dibuang dari daerah terinfeksi.
3. Korteks lateral mandibula direduksi menggunakan burs atau rongeurs hingga
perdarahan tulang didapat di seluruh margin, kurang lebih pada level mukosa tidak
bergerak, sehingga menghasilkan defek mirip saucer.
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
50. Tatalaksana Saucerizasi dan Sequestrectomy
4. Seluruh jaringan granulasi dan fragmen tulang yang goyang dibuang dari bone bed
menggunakan kuret dan area tersebut diirigasi secara teliti, regio ini biasanya hiperemi
tetapi bleeding dapat dikontrol dengan packing.
5. Flap buccal dipotong dan medikasi seperti iodoform gauze yang ditutupi dengan triple
antibiotic ointment dimasukkan untuk hemostasis dan mempertahankan flap pada posisi
retraksi hingga initial healing terjadi. Pack ditempatkan tanpa tekanan. Pack dijahit
interrupted non-resorbable, meluas dari bukal ke lingual, selama 3-6 jari dan dapat
diganti beberapa kali hingga permukaan bed granulasi mengalami epitelisasi dan
marginnya sembuh.
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
51. Tatalaksana Saucerizasi dan Sequestrectomy
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
52. DEKORTIKASI
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
Dekortikasi mandibula merujuk pada pembuangan korteks tulang
yang terinfeksi secara kronis. Tepi lateral dan inferior korteks dibuang
1-2 cm di atas area yang terinfeksi sehingga memberikan akses ke
kavitas medulla.
Indikasi : Osteomyelitis akut dan subakut, Initial treatment pada
osteomyelitis kornis dan kronis sekudner disaat intial conservstive
regimes dinyatakan gagal.
53. Langkah-Langkah Dekortikasi
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
1. Pembuatan flap bukal dengan insisi krestal yang meluas sepanjang leher
gigi
2. Refleksi mucoperiosteum ke tepi inferior
3. Penghilangan gigi di area yang terlibat
4. Melakukan pemotongan korteks bagian lateral dan tepi inferior tulang yang
terinfeksi dengan menggunakan chisel. Korteks lateral dapat dibagi
menjadi beberapa bagian dengan bur kemudian dilepas per bagian
dengan menggunakan osteotome. Pemotongan tulang diperluas hingga
area yang tidak terinfeksi, ditandai dengan adanya bleeding points pada
batas tulang yang sehat.
54. Langkah-Langkah Dekortikasi
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
5. Debridement jaringan
6. Flap dijahit dengan dead space antara flap jaringan lunak dan tulang
didekatkan dengan menggunakan pressure bandage selama 24-48 jam
55. Langkah-Langkah Dekortikasi
Topazian GR., Goldberg MH., Hup JR. 2009. Oral and Maxillofacial Infection 4th Edition. Philadelphia:Elsevier.
Decortication of the mandible.
A. Lateral cortical plate and a portion of
the inferior cortical plate are
removed a distance of 1 to 2 cm
beyond the involved area. Usually
bone that support teeth is involved,
which necessitates tooth removal/
B. Vascular muscle flap is shown
approximating the bony surface
when teeth are retained, and
C. when they are removed
56. Surgical Ilustration
Odontogenic secondary
chronic osteomyelitis of the
left mandible: The infection
originated from the decayed
lower left second molar and
spread anteriorly to the
second left premolar;
posteriorly the affected bone
reaches the ascending
Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
57. Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
buccal incision along the gingival margin with
vestibular extensions distally and mesially
(a). Subperiosteal dissection
creating a full thickness
mucoperiosteal flap to expose
the affected bone
b). Note that the subperiosteal
newly formed bone may not
easily be separated from the
affected periosteum
59. Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
Subperiosteal dissection and exposure of the affected region (a).
Insertion of a retractor subperiosteally at the inferior border of the
mandible to facilitate exposure of the affected mandibular corpus
(b)
60. Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
SQUESTRECTOMY
Removal of the odontogenic focus and the teeth in the affected
region and removal of sequester (a,b)
61. Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
(a). The coronal section
demonstrates that the area of
decortication should be
extended caudally according to
the extension of the affected
bone, including the inferior
border of the mandible, if
necessary
The margins of the intended area of decortication are marked with a burr. Note that
the distal and mesial boarders are selected in an area where well-vascularized and
healthy bone are assumed, usually 1−2 cm beyond the affected area
62. Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
After demarcation of the intended area of decortication
a long Lindemann burr is used to perform multiple monocortical decortication
osteotomies on the buccal cortex of the mandible leaving a distance of approximately 1
cm between the decortication osteotomies (a). When performing the osteotomies it
should be stressed that they are strictly limited to the buccal cortex of the mandible to
avoid damage to the inferior alveolar nerve
63. Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
The extent of the decortication is
dictated by the amount affected bone,
which is poorly vascularized with
necrotic compartments
e buccal cortical bone and the inferior border are then removedwith a chisel, lane by lane,
until bleeding bone is encountered
If necessary, additional osteotomies and removal of buccal cortical bone may be
performed.
64. Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
Mobilization (neurolysis) of the interior alveolar nerve is performed to allow
access to the surrounding deeper areas of affected bone. The nerve may be
marked with a vessel loop
65. Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
An intraoperative view after surgical debridement
(decortication) of the anterior mandible and perforations of
the lingual cortical bone
66. Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
If extensive debridement was required and the remaining bone is suspected to be
prone to fracture, appropriate stabilization and reconstruction should be
performed. In this case stabilization of the left mandible was achieved by
osteosynthesis with a thick reconstruction plate.
67. Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
The surgical site after completed decortication and stabilization of the
anterior mandible with reconstruction plate
68. Baltensperger, et.al. 2009. Osteomyeitis of the jaws. Switzerland: Springer .
Primary closure is achieved to ensure close contact of the
bone bed to the well vascularized soft tissue. Irrigation
tubes and/or antibiotic beads are usually not placed
Pus travels through the haversian and nutrient canals and accumulates beneath the periosteum, elevating cortext and reduce vascular suppy
Compression of the neurovascular bundle accelerates thrombosis dan iskkemia dan menyebabkan osteomyelitis, diikuti dengan disfungsi Inferior Alveolar Nerve (makanya ciri khasnya terjadi parastesi)
Ekstensi periosteal muncul lbh sering pd anak anak karena periosteum anak anak less firmly
Inflamasi – terbetnuknya jaringan granulasi – blood vessels lyse bone – terbentuk separating fragmens of necrotic bone (SEQUESTRA).
Sequestra dapat revascualrisasi.
Tulang yang mengelilingi sequestra seringkali tampak radiolusen disbanding sequestra itun sendiri karena terjadi peningkatan vaskularisasi dari vital bone dan menyebabkan demineralisasi pada daerah disekeliling sequestra
Dividing branches of the external carotid artery after selective catheterization. Selective arteriography of the external carotid artery (a), and flat panel CT angiography (b). 1: lingual artery; 2: facial artery; 3: occipital artery; 4: superficial temporal artery; 5: internal maxillary artery; 6: ascending pharyngeal artery.
Dividing branches of the external carotid artery after selective catheterization. Selective arteriography of the external carotid artery (a), and flat panel CT angiography (b). 1: lingual artery; 2: facial artery; 3: occipital artery; 4: superficial temporal artery; 5: internal maxillary artery; 6: ascending pharyngeal artery.
Pus travels through the haversian and nutrient canals and accumulates beneath the periosteum, elevating cortext and reduce vascular suppy
Compression of the neurovascular bundle accelerates thrombosis dan iskkemia dan menyebabkan osteomyelitis, diikuti dengan disfungsi Inferior Alveolar Nerve (makanya ciri khasnya terjadi parastesi)
Ekstensi periosteal muncul lbh sering pd anak anak karena periosteum anak anak less firmly
Inflamasi – terbetnuknya jaringan granulasi – blood vessels lyse bone – terbentuk separating fragmens of necrotic bone (SEQUESTRA).
Sequestra dapat revascualrisasi.
Tulang yang mengelilingi sequestra seringkali tampak radiolusen disbanding sequestra itun sendiri karena terjadi peningkatan vaskularisasi dari vital bone dan menyebabkan demineralisasi pada daerah disekeliling sequestra
Berkurangnya blood supply merupakan critical factor yang menyebabkan terjadinya osteomyelitis
Mandibula menerima blood supply dari Inferior Alveolar Artery
Pus travels through the haversian and nutrient canals and accumulates beneath the periosteum, elevating cortext and reduce vascular suppy
Compression of the neurovascular bundle accelerates thrombosis dan iskkemia dan menyebabkan osteomyelitis, diikuti dengan disfungsi Inferior Alveolar Nerve (makanya ciri khasnya terjadi parastesi)
Ekstensi periosteal muncul lbh sering pd anak anak karena periosteum anak anak less firmly
Inflamasi – terbetnuknya jaringan granulasi – blood vessels lyse bone – terbentuk separating fragmens of necrotic bone (SEQUESTRA).
Sequestra dapat revascualrisasi.
Tulang yang mengelilingi sequestra seringkali tampak radiolusen disbanding sequestra itun sendiri karena terjadi peningkatan vaskularisasi dari vital bone dan menyebabkan demineralisasi pada daerah disekeliling sequestra
Tanda Klinis
Pembengkakan
Nyeri
Pembentukan sinus
Adanya produk purulent
Pembentukan sequester
Mobilitas hingga kehilangan gigi
Fraktur patologis
Radiograf
Patchy
- Ragged
- Radiolusensi berbatas tidak jelas
- Sering terdapat radiopak squestra
Osteomyelitis kronis primer (tidak didahului episode gejala akut), memiliki onset dengan gejala yang muncul perlahan berupa rasa sakit sedikit, ukuran rahang yang berangsur-angsur membesar, dan terjadinya sekuestra, seringkali tanpa fistula.
Disebabkan oleh kombinasi spesies Actinomyces dan Eikenella corrodens
Kombinasi kedua patogen tersebut menghasilkan fibrosis dan sklerosis pada medula tulang
Garre’s Osteomyelitis (proliferative periostitis) juga dikenal dengan chronic nonsuppurative sclerosing osteomyelitis, proliferative of garre. merupakan inflamasi yang menginduksi penebalan focal dari periosteum dan cortical bone.
Penyakit ini terjadi pada anak anak dan dewasa muda
Secara klinis, kondisi Garre’s osteomyelitis
Localized
Hard, Non tender
Unilateral bone sweeling of the lateral dan inferior aspect of mandible
Kulit normal
Tidak terjadi demam, linfadenopati dan leukositosis
Radiografik:
Terdapat focal area dari well calcified bone dan tampak gambaran khas onion skin appearance
Treatment Menghilangkan sumber inflamasi
Onion Skin Appearance dapat terbentuk Jika infeksi menetap, korteks tepi bawah rahang menebal akibat respon imunitas tubuh dan sel-sel osteoblast sehingga membentuk gambaran onion-skin appearance
Osteomielitis sklerosis difus kronis primer atau sejati adalah penyakit inflamasi, nonsupuratif, nyeri dengan protracted course. Hanya terjadi pada mandibula dan mempengaruhi tulang basal dan prosesus alveolar, yaitu melibatkan seluruh tinggi mandibula secara bersamaan, dan biasanya unilateral.
Selain badan mandibula, dapat mempengaruhi sudut, ramus, dan bahkan kondilus. Tulang sering sedikit melebar dan lunak
Episode pembengkakan dan nyeri berulang terjadi.
Penyakit ini terlihat terutama pada orang dewasa di dekade ketiga mereka, meskipun kejadiannya pada pasien berusia 60-an telah dilaporkan. Sekitar dua pertiga pasien adalah wanita tanpa predileksi ras yang jelas.
Secara radiografik, sklerosis intramedullary difus dengan batas yang tidak jelas terlihat dengan daerah fokal radiolusen dan radiopasitas.
Clyndamicin tidak direkomendasikan sebagai firtst choice, karena sifat bacteriostatic dan dapat menyebabkan diare serta pseudomembranous colitis
Cephalosporin, sebagai third choice dari osteomyelitis pada pasien dengan alergi penisilin.
Cephalosporine tidak direkomendasikan sebagai first choice karena moderately efektif untuk bakteri anaerob.
Berbagai jenis osteomielitis memerlukan strategi manajemen yang berbeda Sebagai aturan, pengobatan antimikroba pada osteomielitis secara umum idealnya harus didasarkan pada hasil mikrobiologis yang jelas Ini juga dianjurkan pada osteomielitis rahang, karena berbagai mikroorganisme, termasuk agen jamur atau mikobakteri, dapat terlibat dengan demikian, untuk terapi antimikroba yang manjur, diperlukan uji kultur dan kerentanan.
Antibiotik beta-laktam intravena biasa digunakan untuk mengobati osteomielitis karena kemanjuran dan keamanan relatifnya bila diberikan untuk jangka waktu yang lama (Idul Fitri, Berbari, 2012)
klindamisin adalah antibiotik lincosamide yang aktif melawan sebagian besar bakteri gram positif, memiliki bioavailabilitas oral yang sangat baik dan rasio serum tulang yang tinggi dan saat ini diberikan secara oral setelah pengobatan intravena awal selama 1 hingga 2 minggu (Calhoun, Manring, 2005; Pawar, Bhandari, 2011).
fluoroquinolones generasi kedua seperti ciprofloxacin, ofloxacin, dan pefloxacin terhadap beberapa organisme Gram-positif (Pawar, Bhandari, 2011). Namun, mereka memiliki aktivitas yang buruk terhadap Streptococcus spp., Enterococcus spp., dan bakteri anaerob (Calhoun, Manring, 2005)
Kuinolon generasi ketiga, levofloxacin, telah memperbaiki Streptococcus spp. aktivitas, tetapi dengan cakupan anaerobik minimal (Calhoun, Manring, 2005). Fluoroquinolones generasi keempat yang lebih baru, gatifloksasin, moksifloksasin, dan gemifloksasin mencakup banyak organisme gram positif dan gram negatif, dan anaerob tertentu. meluasnya penggunaan kuinolon telah menyebabkan munculnya strain S. aureus yang resisten terhadap kuinolon
Satu-satunya obat dengan kemanjuran konstan terhadap semua strain stafilokokus, dan yang telah dipelajari secara ekstensif dalam pengobatan infeksi tulang, adalah glikopeptida, khususnya vankomisin
Antibiotik baru dengan penetrasi tulang yang tinggi seperti linezolid, daptomycin dan tigecycline Linezolid, yang dapat diberikan baik secara oral atau intravena, merupakan antibiotik kelas baru tanpa resistensi silang terhadap antibiotik lain. Ini aktif melawan organisme Gram-positif termasuk VRE (E. faecium dan E. faecalis) dan MRSA (Darley, MacGowan, 2004; Calhoun, Manring, 2005). Telah terbukti efektif untuk mengobati infeksi serius, termasuk osteomielitis
Daptomisin menembus tulang dengan baik dan dapat menjadi pilihan terapi potensial untuk pasien dengan MRSA atau osteomielitis VRE
Biasanya dididagnosis dengan gambaran rasa sakit dalam dan intens, parasthesia n. alveolaris inferior, demam, penyebab yang terdentifikasi dengan jelas, dan gambaran scan positive bone.
Segala bentuk tulang atau jaringan lunak yang dieksisi harus dikultur.
Terapi Clindamycin direkomendasikan jika Unasyn tidak efektif dan specimen tidak dapat diperoleh. Radionuclied dapat digunakan untuk menentukan kapan terapi AB dihentikan.
Antibiotik terbukti menurunkan morbiditas dan mortalitas yang disebabkan infeksi. Akan tetapi dalam beberapa kondisi terbukti adanya resistensi antibiotic. Fenomena resistensi antibiotic disebabkan karena mutasinya mikroorganisme.
Prinsip kerja :
pemberian oksigen 100% tekanan 2-3 atm.
pengobatan decompression sickness.
Kondisi ini akan memicu meningkatnya fibroblas dan angiogenesis yang menyebabkan neovaskularisasi jaringan luka, sintesis kolagen, dan peningkatan efek fagositik leukosit.
peningkatan dan perbaikan aliran darah mikrovaskular.
Densitas kapiler meningkat sehingga daerah yang mengalami iskemia akan mengalami reperfusi.
peningkatan nitrit oksida (NO) hingga 4-5 kali dengan diiringi pemberian oksigen hiperbarik 2-3 ATA selama 2 jam.
Pada sel endotel, oksigen juga meningkatkan intermediet vascular endothelial growth factor (VEGF). Melalui siklus krebs akan terjadi peningkatan nikotinamid adenine dinukleotida hydrogen (NADH) yang memicu peningkatan fibroblas.
Fibroblas diperlukan untuk sintesis proteoglikan dan bersama dengan VEGF akan memacu sintesis kolagen pada proses remodeling, salah satu tahapan dalam penyembuhan luka.
Tujuan utama dari surgery treatment adalah merubah kondisi infeksi pada tulang yang nekrotik menjadi kondisi yang well-vascularized.
Indikasi : diaplikasikan pada kasus osteomyelitis terlokalisir dengan pembentukan sequester superfisial
Kontra indikasi : pada kasus advance dengan penyebaran infeksid an pembentukan sequester lebih dalam pada tulang
Fraktur pathologis dapat terjadi di regio infeksi karena kehilangan tulang akibat sekuestrasi atau pengurangan kekuatan tulang.
Jarang terjadi abses steril (Brodie’s abscess) pada rahang normal pada tulang Panjang.
Margin tulang nekrotik yang melingkupi focus osteomyelitis dieksisi sehingga memungkinkan terjadinya visualisasi sekuestra dan eksisi tulang yang terinfeksi.
Saucerizasi jarang dibutuhkan pada defek di maksila, karena corteks maksilla tipis dan defect dari sequestra yang meluas pada maxilla biasanya menyebabkan terjadinya oro antral fistula.
Saucauterization yang dilakukan pada mandibula, mengalami penyembuhan sekunder
Begitu penyakit ini pada tahap subakut atau kronis, penggunaan dekortikasi memberikan resolusi berdasarkan pemikiran bahwa tulang kortikal avascular dan merupakan tempat mikroorganisme.
Dekortikasi dibutuhkan sebagai initial treatment pada primary dans condary osteomyelitis kronis
Pada osteomyelitis kronis sekunder (sekuel dari osteomyelitis akut), pembuangan plate kortikal lateral mengekspos kavitas medulla yang diisi oleh jaringan granulasi, pus, dan sekuestra.
Pada osteomyelitis kronis primer, kavitas biasanya tidaj ditemukan, melainkan tulang sklerotik padat dijumpai dengan area kecil jaringan granulasi.
Jika area yang terinfeksi meluas dan plate lingual terkena, kemungkinan fraktur mandibula selama debridemen harus diantisipasi.
Pada osteomyelitis kronis sekunder (sekuel dari osteomyelitis akut), pembuangan plate kortikal lateral mengekspos kavitas medulla yang diisi oleh jaringan granulasi, pus, dan sekuestra.
Pada osteomyelitis kronis primer, kavitas biasanya tidaj ditemukan, melainkan tulang sklerotik padat dijumpai dengan area kecil jaringan granulasi.
Jika area yang terinfeksi meluas dan plate lingual terkena, kemungkinan fraktur mandibula selama debridemen harus diantisipasi.
Dekortikasi mandibula.
A. Pelat kortikal lateral dan sebagian dari lempeng kortikal inferior dipindahkan sejauh 1 sampai 2 cm di luar area yang terlibat. Biasanya tulang yang menopang gigi terlibat, yang memerlukan pencabutan gigi/
B. Flap otot vaskular ditunjukkan mendekati permukaan tulang saat gigi dipertahankan, dan
C, saat dicabut
Osteomielitis kronis sekunder odontogenik pada mandibula kiri: Infeksi berasal dari gigi molar kedua kiri bawah yang rusak dan menyebar ke anterior ke premolar kedua kiri; posterior tulang yang terkena mencapai ramus ascending
a. Diseksi subperiosteal membuat flap mukoperiosteal dengan ketebalan penuh untuk mengekspos tulang yang terkena
b. Perhatikan bahwa tulang subperiosteal yang baru terbentuk mungkin tidak mudah dipisahkan dari periosteum yang terkena
a. Diseksi subperiosteal membuat flap mukoperiosteal dengan ketebalan penuh untuk mengekspos tulang yang terkena
b. Perhatikan bahwa tulang subperiosteal yang baru terbentuk mungkin tidak mudah dipisahkan dari periosteum yang terkena
Diseksi subperiosteal dan paparan daerah yang terkena (a). Gunakan retraktor secara subperiosteal pada batas inferior mandibula untuk memfasilitasi paparan korpus mandibula yang terkena (b)
membuang focus infeksi odontogenik dan gigi di daerah yang terkena dan pelepasan sequester (a,b)
Margin area dekortikasi yang dimaksud ditandai dengan BUR. Perhatikan bahwa batas distal dan mesial dipilih di area di mana diasumsikan tulang yang sehat dan vaskularisasi baik, biasanya 1−2 cm di luar area yang terkena.
Bagian koronal menunjukkan bahwa area dekortikasi harus diperluas ke kaudal sesuai dengan ekstensi tulang yang terkena, termasuk batas inferior mandibula, jika perlu.
burr Lindemann yang panjang digunakan untuk melakukan beberapa osteotomi dekortikasi monokortikal pada korteks bukal mandibula dengan menyisakan jarak sekitar 1 cm antara osteotomi dekortikasi (a).
Saat melakukan osteotomi, harus ditekankan bahwa mereka sangat terbatas pada korteks bukal mandibula untuk menghindari kerusakan pada saraf alveolar inferior (b).
Luasnya dekortikasi ditentukan oleh jumlah tulang yang terkena, yang vaskularisasinya buruk dengan kompartemen nekrotik.
a. Jika perlu, osteotomi tambahan dan pengangkatan tulang kortikal bukal dapat dilakukan.
b. Tulang kortikal bukal dan batas inferior kemudian diangkat dengan pahat, jalur demi jalur, sampai ditemukan tulang yang berdarah
Mobilisasi (neurolisis) dari saraf alveolar interior dilakukan untuk memungkinkan akses ke daerah sekitar tulang yang lebih dalam yang terkena. Saraf dapat ditandai dengan loop pembuluh darah
Gambaran intraoperatif setelah debridement bedah (dekortikasi) mandibula anterior dan perforasi tulang kortikal lingual
Jika debridemen ekstensif diperlukan dan tulang yang tersisa diduga rentan terhadap fraktur, stabilisasi dan rekonstruksi yang tepat harus dilakukan. Dalam hal ini stabilisasi mandibula kiri dicapai dengan osteosintesis dengan pelat rekonstruksi yang tebal.
Daerah pembedahan setelah selesai dekortikasi dan stabilisasi mandibula anterior dengan pelat rekonstruksi
Penutupan primer dicapai untuk memastikan kontak yang erat dari dasar tulang ke jaringan lunak yang tervaskularisasi dengan baik. Tabung irigasi dan/atau manik-manik antibiotik biasanya tidak ditempatkan