2. MATERI
• 1. Falsafah keperawatan anak.
• 2. Prinsip Keperawatan anak.
• 3. Peran perawat anak.
• 4. Pengertian FCC ( Family Centered
Care ).
• 5. Prinsip FCC ( Family Centered Care ).
• 6. Atraumatic Care
• 7. Perlindungan Anak di Indonesia
2
3. FALSAFAH KEPERAWATAN ANAK
• Paradigma keperawatan anak merupakan suatu landasan berpikir
dalam penerapan ilmu keperawatan anak. empat komponen; anak,
keperawatan, sehat-sakit dan lingkungan yang dapat digambarkan
berikut ini:
Paradigma
keperawatan
anak
Anak
Lingkungan
Keperawatan
Sehat sakit
3
4. Manusia (Anak)
• Menurut UU nomor 23 tahun 2002, seorang
anak adalah seseorang yang belum mencapai
usia 18 (delapan belas) tahun dan anak yang
masih dalam kandungan.
• (KUHPer) pasal 33O disebutkan bahwa anak
adalah orang yang belum mencapai usia dua
puluh satu tahun (21 Tahun) dan belum pernah
menikah
• kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual
• Anak Tumbuh anak - dewasa dan
Berkembang ciri fisik, kognitif, konsep diri,
pola koping dan perilaku sosial.
• Perilaku sosial anak perkembangan yang
terbentuk mulai bayi seperti anak mau diajak
orang lain.
• Respons emosi terhadap penyakit bervariasi
tergantung pada usia dan pencapaian tugas
perkembangan anak ; bayi saat perpisahan
dengan orang tua menangis, berteriak,
• Terdapat perbedaan dalam memberikan
pelayanan keperawatan antara orang
dewasa dan anak sebagai sasarannya.
Perbedaan itu dapat dilihat dari struktur
fisik, dimana secara fisik anak memiliki
organ yang belum matur sepenuhnya.
• Proses fisiologis juga mengalami
perbedaan, kemampuan anak dalam
membentuk zat penangkal anti
peradarangan belum sempurna sehingga
daya tahan tubuhnya masih rentan dan
mudah terserang penyakit. Pada aspek
kognitif, kemampuan berfikir anak serta
tanggapan terhadap pengalaman masa
lalu sangat berbeda dari orang dewasa,
pengalaman yang tidak menyenangkan
selama di rawat akan di rekam sebagai
suatu trauma, sehingga PELAYANAN
4
5. SEHAT-SAKIT
• Menurut WHO, sehat adalah
keadaan keseimbangan yang
sempurna baik fisik, mental,
sosial, dan tidak semata-mata
hanya bebas dari penyakit
atau cacad. Konsep sehat &
sakit merupakan suatu
spektrum yang lebar & setiap
waktu kesehatan seseorang
bergeser dalam spektrum
sesuai dengan hasil interaksi
yang terjadi dengan kekuatan
yang mengganggunya
• Selama dalam batas rentang
tersebut anak membutuhkan
bantuan perawat baik secara
langsung maupun tidak
langsung, seperti apabila
anak dalam rentang sehat
maka upaya perawat untuk
meningkatkan derajat
kesehatan sampai mencapai
taraf kesejahteraan baik fisik,
sosial maupun spiritual.
• sebaliknya apabila anak
dalam kondisi kritis atau
meninggal maka perawat
selalu memberikan bantuan
dan dukungan pada keluarga.5
6. LINGKUNGAN
• Lingkungan berpengaruh
terhadap terjadinya suatu
kondisi sehat maupun sakit
serta status kesehatan. Faktor-
faktor lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan
berupa lingkungan Internal dan
lingkungan external .
• Lingkungan Internal yang
mempengaruhi kesehatan
seperti tahap perkembangan,
latar belakang intelektual,
persepsi terhadap fungsi fisik,
faktor Emosional, dan spiritual.
• Sedangkan lingkungan external
yang mempengaruhi status
kesehatan antara lain keluarga, 6
7. KEPERAWATAN
• Merupakan salah satu bentuk
pelayanan kesehatan yang
komprehensif meliputi biologi,
psikologis, social dan spiritual
yang ditujukan pada individu,
keluarga, masyarakat dan
kelompok khusus yang
mengutamakan pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang diberikan dalam
kondisi sehat maupun sakit.
• Anak sebagai individu maupun
salah satu anggota keluarga
merupakan sasaran dalam
pelayanan keperawatan Sehingga
perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan harus memandang
anak sebagai individu yang unik 7
8. PRINSIP KEPERAWATAN
ANAK
1. Anak bukan miniatur orang dewasa
2. Anak sebagai individu unik & mempunyai
kebutuhan sesuai tahap perkembangan
3. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada
pencegahan & peningkatan derajat kesh,
bukan mengobati anak sakit
4. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu
kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan
anak sehingga perawat bertanggung jawab
secara komprehensif dalam memberikan askep
anak
5. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak
dengan anak & keluarga untuk mencegah,
mengkaji, mengintervensi & meningkatkan
kesejahteran dengan menggunakan proses
keperawatan yang sesuai dengan moral ( etik )
& aspek hukum ( legal )
6. Tujuan keperawatan anak & remaja adalah
untuk meningkatkan maturasi / kematangan
7. Berfokus pada pertumbuhan & perkembangan
8
9. PERAN PERAWAT DALAMKEPERAWATAN ANAK
1. Pemberi perawatan
• Merupakan peran utama
perawat yaitu memberikan
pelayanan keperawatan kepada
individu, keluarga,kelompok
atau masyarakat sesuai
dengan masalah yang terjadi
mulai dari masalah yang
sederhana sampai yang
kompleks. Contoh peran
perawat sebagai pemberi
perawatan adalah peran ketika
perawat memenuhi kebutuhan
dasar seperti memberi makan,
membantu pasien melakukan
ambulasi dini.
2. Sebagai Advocat keluarga
• Sebagai client advocate,
perawat bertanggung jawab
untuk memebantu klien dan
keluarga dalam
menginterpretasikan informasi
dari berbagai pemberi
pelayanan daninfo rmasi yang
diperlukan untuk mengambil
persetujuan (inform concent)
atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepadanya.
Peran perawat sebagai
advocate keluarga dapt
ditunjukkan dengan
memberikan penjelasan
tentang prosedur operasi yang 9
10. 3. Pendidik
• Perawat bertanggung jawab dalam hal
pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan
kepada klien, tenaga keperawatan maupun
tenaga kesehatan lainya. Salah satu aspek
perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah
aspek pendidikan, karena perubahan tingkah
laku merupakan salah satu sasaran dari
pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa
berperan sebagai pendidik bagi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberi
penyuluhan kesehatan tentang penanganan
diare merupakan salah satu contoh peran
perawat sebagai pendidik ( health educator )
4. Konseling
• Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi
perubahan pola interaksi klien terhadap
keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan
pola interaksi ini merupakan dasar dalam
perencanaan tindakan keperawatan.
diberikan kepada individu, keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan
dengan pengalaman masa lalu. Pemecahan
masalah difokuskan pada; masalah
keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat
(perubahan pola interaksi).
5. Kolaborasi
• Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga,
team kesehatan lain berupaya mengidentfikasi
pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk
tukar pendapat terhadap pelayanan yang
diperlukan klien, pemberian dukungan, paduan
keahlian dan ketrampilan dari berbagai professional
pemberi palayanan kesehatan. Sebagai contoh,
perawat berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan diet yang tepat pada anak dengan
nefrotik syndrome. Perawat berkolaborasi dengan
dokter untuk menentukan dosis yang tepat untuk
memberikan Antibiotik pada anak yang menderita
infeksi.
6. Peneliti
• Seorang perawat diharapkan dapat menjadi
pembaharu (innovator) dalam ilmu keperawatan
karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap
terhadap rangsangan dari lingkunganya. Kegiatan
ini dapat diperoleh diperoleh melalui penelitian.
Penelitian, pada hakekatnya adalah melakukan
evalusai, mengukur kemampuan, menilai, dan
mempertimbangkan sejauh mana efektifitas
tindakan yang telah diberikan. Dengan hasil
penelitian, perawat dapat mengerakan orang lain
untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan
kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Oleh karena
itu perawat dituntut untuk selalu mengikuti
perkembangan memanfaatkan media massa atau
media informasi lain dari berbagai sumber. Selain
itu perawat perlu melakukan penelitian dalam
rangka mengembagkan ilmu keperawatan dan
meningkatkan praktek profesi keperawatan.
10
11. FAMILY CENTERED CARE (FCC)
• Filosofi ini memperkenalkan keluarga sebagai
suatu kehidupan yang konstan dan seorang
individu yang mendukung, menghargai, dan
meningkatkan kekuatan dan kompetensi dalam
memberikan asuhan terhadap anak ( Johson,
1989 ). Hal ini menjelaskan bahwa Keluarga
merupakan unsur penting dalam merawat
anak, mengingat anak adalah bagian dari
keluarga.
• Ada 2 konsep dasar pada proses filosofi center
care,yaitu Enabling dan Empowering. Enabling
adalah menciptakan kesempatan keluarga
untuk menunjukkan kemampuan dan
kompetensinya yang berguna dalam
memenuhi kebutuhan anak dan keluarga.
Empowering (Dukungan) menjelaskan interaksi
professional dengan keluarga dimana keluarga
memerlukan perasaan aman terhadap
kehidupan keluarganya dan mendukung
perubahan yang positif sebagai dampak dari
• Manfaat Penerapan Family Centered Care (FCC)
a. Hubungan tenaga kesehatan dengan
keluarga semakin menguat dalam
meningkatkan kesehatan dan
perkembangan setiap anak.
b. Meningkatkan pengambilan keputusan
klinis berdasarkan informasi yang lebih baik
dan proses kolaborasi.
c. Membuat dan mengembangkan tindak
lanjut rencana perawatan berkolaborasi
dengan keluarga.
d. Meningkatkan pemahaman tentang
kekuatan yang dimiliki keluarga dan
kapasitas pemberi pelayanan.
e. Penggunaan sumber-sumber pelayanan
kesehatan dan waktu tenaga profesional
lebih efisien dan efektif (mengoptimalkan
manajemen perawatan di rumah,
mengurangi kunjungan ke unit gawat
darurat atau rumah sakit jika tidak perlu,
lebih efektif dalam menggunakan cara
pencegahan). 11
12. f. Mengembangkan komunikasi
antara anggota tim kesehatan.
g. Persaingan pemasaran
pelayanan kesehatan
kompetitif.
h. Meningkatkan lingkungan
pembelajaran untuk spesialis
anak dan tenaga profesi
lainnya dalam pelatihan-
pelatihan.
i. Menciptakan lingkungan yang
meningkatkan kepuasan
profesional. j. Mempertinggi
kepuasan anak dan keluarga
atas pelayanan kesehatan 12
13. PRINSIP-PRINSIP FAMILY CENTERED CARE
(FCC)
• Menghormati setiap anak dan
keluarganya.
• Menghargai perbedaan suku, budaya,
sosial, ekonomi, agama, dan
pengalaman tentang sehat sakit yang
ada pada anak dan keluarga.
• Mengenali dan memperkuat kelebihan
yang ada pada anak dan keluarga.
• Mendukung dan memfasilitasi pilihan
anak dan keluarga dalam memilih
pelayanan kesehatannya.
• Menjamin pelayanan yang diperoleh
anak dan keluarga sesuai dengan
kebutuhan, keyakinan, nilai, dan
budaya mereka.
• Berbagi informasi secara jujur dan
tidak bias dengan anak dan keluarga
sebagai cara untuk memperkuat dan
mendayagunakan anak dan keluarga
dalam meningkatkan derajat
kesehatan.
• Memberikan dan menjamin dukungan
formal dan informal untuk anak dan
keluarga.
• Berkolaborasi dengan anak dan
keluarga dalam penyusunan dan
pengembangan program perawatan
anak di berbagai tingkat pelayanan
kesehatan.
• Mendorong anak dan keluarga untuk
menemukan kelebihan dan kekuatan
yang dimiliki, membangun rasa
percaya diri, dan membuat pilihan
dalam menentukan pelayanan
kesehatan anak
13
14. ATRAUMATIC CARE
• Kemampuan dalam memberikan
asuhan keperawatan yang
terapoutik oleh individu melalui
pelaksanaan intervensi
keperawatan untuk
membatasi/mengurangi
pengalaman yang tidak
menyenangkan terhadap anak dan
keluarga ditatanan pelayanan
kesehatan.
• Tujuan utama dari atraumatic care
adalah do no harm yang terdiri
dari:
a) Mencegah/ mengurangi anak
berpisah dari orang tua
b) Perlindungan
c) Mencegah/mengurangi trauma
fisik dan nyeri
d) Case management
Sistem pemberian asuhan yang
seimbang antara biaya dan kualitas
dengan memperhatikan pembiayaan
yang berlebihan. Kemampuan
perawat dalam mengelola kasus
dengan baik tentu dampak pada
proses penyembuhan pada anak. 14
15. PERLINDUNGAN ANAK DI INDONESIA
• Anak-anak adalah mandat dan karunia Tuhan
Yang Maha Esa yang melekat pada martabat
dan martabat mereka sebagai manusia
seutuhnya. Mereka sebagai bibit unggul,
bobot, serta masih muda untuk menyukseskan
harapan bangsa masa depan, mempunyai
peran paling depan dan mempunyai karakter
serta watak spesial yang menjamin
keberlangsungan eksistensi bangsa dan negara
di masa depan.
• Karena itu setiap anak memiliki hak untuk
bertahan hidup, tumbuh dan berkembang dan
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Untuk memberikan perlindungan
hukum kepada anak-anak, Pemerintah
Indonesia menetapkan Undang-Undang No. 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak :
seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun termasuk anak yang masih dalam
kandungan
• Hak Anak :
1. Prinsip non diskriminasi. Artinya semua hak yang
diakui dan terkandung dalam Konvensi Hak Anak
harus diberlakukan kepada setiap anak tanpa
pembedaan apapun.
2. Prinsip yang terbaik bagi anak (best interest of
the child). Yaitu bahwa dalam semua tindakan
yang menyangkut anak yang dilakukan oleh
lembaga-lembaga kesejahteraan sosial
pemerintah atau badan legislatif. Maka dari itu,
kepentingan yang terbaik bagi anak harus
menjadi pertimbangan utama
3. Prinsip atas hak hidup, kelangsungan dan
perkembangan (the rights to life, survival and
development). Yakni bahwa negara-negara
peserta mengakui bahwa setiap anak memiliki
hak yang melekat atas kehidupan.
4. Prinsip penghargaan terhadap pendapat anak
(respect for the views of the child). Maksudnya
bahwa pendapat anak, terutama jika menyangkut
15
16. • Jenis perlindungan khusus anak
• Perlindungan khusus adalah
perlindungan yang diberikan
kepada anak dalam situasi darurat,
anak yang berhadapan dengan
hukum, anak dari kelompok
minoritas dan terisolasi, anak yang
dieksploitasi secara ekonomi
dan/atau seksual, anak yang
diperdagangkan, anak yang
menjadi korban penyalahgunaan
narkotika, alkohol, psikotropika,
dan zat adiktif lainnya (napza),
anak korban penculikan,
penjualan, perdagangan, anak
korban kekerasan baik fisik
dan/atau mental, anak yang
menyandang cacat, dan anak
korban perlakuan salah dan
• Sistem perlindungan anak
• Secara norma hukum, Indonesia telah memiliki
norma hukum yang memadai sebagai bentuk
perlindungan terhadap anak. Undang-Undang
No 1/ 1974 dan Undang-Undang No 4/1979
tentang Kesejahteraan Anak menunjukkan
komitmen pemenuhan hak anak oleh
pemerintah Indonesia sebelum era 1980-an.
• Ratifikasi Convention on the Rights of Children
(CRC) melalui Keputusan Presiden Nomor
36/1990 adalah bentuk komitmen Indonesia di
kancah internasional. Setelah itu, lahir
Undang-Undang Perlindungan Anak No 23/
2002 yang kemudian mengalami perubahan
menjadi UU Perlindungan Anak No 35/ 2014
dan Undang-Undang No 17/2016. Adanya
Undang- Undang Sistem Peradilan Pidana
Anak (SPPA) No 11/2012 menjadi momentum
perlindungan khusus bagi anak berhadapan
dengan hukum (ABH).
• Undang- Undang No 23/2004 Tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (PKDRT) dan Undang-Undang No 21/
2007 tentang Penghapusan Tindak Pidana
Perdagangan Orang (PTPPO). Selain itu, pada
UUD 1945 Pasal 28 B Ayat 2 juga telah
mencantumkan hak anak, yaitu ”Setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi”. 16
17. • Berbagai kementerian dan
lembaga terlibat langsung dalam
pemenuhan hak anak, di antaranya
Kementerian Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan, Kementerian
Kesehatan, Kementerian
Pendidikan, Kementerian Agama,
Kementerian Sosial, Kementerian
Hukum dan HAM, Kementerian
Dalam Negeri, BKKBN,
Kementerian Luar Negeri,
Kepolisian, Kejaksaan, Mahkamah
Agung, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat,
serta kementerian lain yang terlibat
secara tidak langsung pada
pemenuhan hak anak.
• Pada akhirnya, perlindungan
anak membutuhkan kerja
bersama. Perlindungan anak
bukan sekadar retorika merawat
dan membesarkan buah hati.
Namun, semua laku kebangsaan
menyiapkan generasi kuat,
kukuh, dan tanggung jawab
demi masa depan cerah.
Semoga sistem perlindungan
anak ini dapat segera
diwujudkan pada setiap
tingkatan pemerintahan. 17