Dokumen tersebut membahas tentang autraumatic care untuk anak, yang merupakan asuhan terapeutik yang diberikan kepada anak dan keluarga untuk mengurangi distress psikologis dan fisik selama perawatan kesehatan. Prinsip-prinsip autraumatic care meliputi mengurangi dampak pemisahan dari keluarga, meningkatkan kontrol orang tua, mencegah cedera dan nyeri, serta memodifikasi lingkungan untuk mengurangi stres pada anak.
2. PENDAHULUAN
Anak-anak merupakan masa lucu-lucunya
anak sekaligus yang melelahkan bagi orang
tua. Banyak hal perlu diketahui orang tua
selama masa perkembangan ini.
Tingkah laku anak amat beragam, seperti
berperilaku agresif,menarik rambut,banyak
kemauan, berbohong, dan tindakan lain.
Apabila orang tua salah menyikapinya, akan
berdampak tidak baik bagi si anak dalam
perkembangan selanjutnya.
Autraumatic care adalah penyediaan asuhan
terapeutik dalam lingkungan oleh personel
dan melalui penggunaan intervensi yang
menghapuskan atau memperkecil distress
psikologis dan fisik yag diderita oleh anak-
anak dan keluarga mereka dalam sistem
pelayanan kesehatan.
Aktivitas bermain merupakan salah satu
stimulus bagi perkembangan anak. Sekarang
banyak dijual berbagai macam mainan anak-
anak, jika orang tua tidak selektif dalam
memilih jenis permainan pada anaknya atau
kurang memahami fungsinya maka alat
permainan tersebut yang sudah dibeli tidak
akan berfungsi secara efektif.
Alat-alat permainan hendaknya disesuaikan
dengan jenis kelamin dan usia anak,
sehingga dapat merangsang perkembangan
anak dengan optimal.
Terapi bermain ini bertujuan untuk
mempraktekkan dan melatih keterampilan,
memberikan ekspresi terhadap pemikiran,
menjadi kreatif dan merupakan suatu
aktifitas yang memberikan stimulus dalam
kemampuan keterampilan koqnitif dan
afektif. Tidak hanya itu terapi bermain di
rumah sakit juga dapat menghilangkan
kejenuhan anak selama dirawat dirumah
sakit.
2
3. Atraumatic care adalah asuhan
keperawatan yang tidak
menimbulkan trauma pada anak dan
keluarganya merupakan asuhan yang
teurapetik karena bertujuan sebagai
therapi pada anak.
Atraumatic care merupakan bentuk
perawatan teurapetik yang diberikan
oleh tenaga kesehatan dalam tatanan
kesehatan anak, melalui
penggunakan tindakan yang dapat
mengurangi stres fisik maupun stres
psikologis yang dialami anak maupun
orang tuanya.
Asuhan terapeutik mencakup
pencegahan, diagnosis, penanganan
atau penyembuhan kondisi akut atau
kronis. Perawatan tersebut
difokuskan dalam pencegahan
terhadap trauma, yang merupakan
bagian dalam keperawatan anak yang
mendapat perhatian khusus sebab
anak sebagai individu yang masih
dalam usia tumbuh kembang, sangat
dilindungi secara khusus dari adanya
trauma karena masa anak merupakan
masa menuju proses kematangan,
kalau proses menuju kematangan
tersebut terdapat hambatan atau
gangguan, maka anak tidak akan
mencapai kematangan.
3
4. Sedangkan hospitalisasi adalah suatu proses
karena suatu alasan darurat atau berencana
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah
sakit menjalani terapi dan perawatan sampai
pemulangan kembali kerumah.
Selama proses tersebut bukan saja anak
tetapi orang tua juga mengalami kebiasaan
yang asing,lingkunganya yang asing,orang
tua yang kurang mendapat dukungan emosi
akan menunjukkan rasa cemas.rasa cemas
pada orang tua akan membuat stress anak
meningkat.dengan demikian asuhan
keperawatan tidak hanya terfokus pada anak
tetapi juga pada orang tuanya
Lingkungan mengacu pada setiap tempat
yang memberikan perlindungan seperti di
rumah, rumah sakit atau di setiap tempat
pemberian pelayanan kesehatan.
Personel meliputi orang yang secara
langsung terlibat dalam memberikan asuhan
terapeutik.
Intervensi berkisar dari pendekatan
psikologis seperti menyiapkan anak-anak
untuk prosedur pemeriksaan, sampai pada
intervensi fisik, seperti menyediakan ruang
untuk orang tua tinggal Bersama anak
dalam satu kamar. Distress psikologis
meliputi kecemasan, ketakutan, kemarahan,
kekecewaan, kesedihan, malu atau rasa
bersalah.
Distress fisik dapat berkisar dari kesulitan
tidur dan imobilisasi sampai pengalaman
stimulus. Sensori yang mengganggu seperti
rasa sakit, temperatur ekstrem, bunyi keras,
cahaya yang menyilaukan atau kegelapan.
Asuhan atraumatik berkaitan dengan siapa,
apa, kapan, di mana, mengapa dan
bagaimana setiap prosedur dilakukan pada
anak untuk mencegah atau meminimalkan
stres fisik dan psikologis (Wong, 1989)
4
5. PRINSIP AUTRAUMATIC
CARE
Upaya autramatik care sebagai
bentuk perawtaan terapeutik dapat
diberikan kepada anak dan keluarga
dengan mengurangi dampak
psikologis (cemas, marah, nyeri dan
lain-lain) dari tindakan keperawatan
yang diberikan, seperti
memperhatikan dampak tindakan
keperawatan yang diberikan,
seperti memperhatikan dampak
tindakan yang diberikan dengan
melihat prosedur tindakan atau
aspek lalin yang memungkinkan
berdampaknya adanya trauma.
5
7. PRINSIP-PRINSIP KEPERAWATAN
ANAK
Terdapatprinsipataudasardalamkeperawatan
anakyangdijadikansebagaipedomandalam
memahamifilosofi keperawatananak.
Anakbukanminiaturorangdewasatetapisebagai
individuyangunik,dimanatidakbolehmemandang
anakdariukuranfisik sajamelainkananaksebagai
individuyangunikyangmempunyaipola
pertumbuhandanperkembanganmenujuproses
kematangan.
Anakadalahsebagaiindividuyangunikdan
mempunyaikebutuhanyangsesuaidengantahap
perkembangan.Kebutuhantersebutmeliputi
kebutuhanfisiologis (sepertinutrisi,
dan cairan, aktivitas, eliminasi,
istirahat, tidur dan lain-lain),
kebutuhan psikologis, sosial dan
spritual.
Pelayanan keperawatan anak
berorientasi pada upaya pencegahan
dan peningkatan 6 derajat kesehatan,
bukan hanya mengobati anak yang
sakit.
Keperawatan anak merupakan disiplin
ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat
bertanggung jawab secara
komprehensif dalam memberikan
asuhan keperawatan anak. Anak
dikatakan sejahtera jika anak tidak
merasakan ganggguan psikologis,
seperti rasa cemas, takut atau lainnya,
dimana upaya ini tidak terlepas juga
dari peran keluarga. 7
8. Praktik keperawatan anak mencakup
kontrak dengan anak dan keluarga untuk
mencegah, mengkaji, mengintervensi dan
meningkatkan kesejahteraan hidup,
dengan menggunakan proses
keperawatan yang sesuai dengan aspek
moral (etik) dan aspek hukum (legal).
Sebagai bagian dai keluarga anak harus
dilibatkan dalam pelayanan keperawatan,
dalam hal ini harus terjadi kesepakatan
antara keluarga, anak dan tim kesehatan.
Tujuan keperawatan anak dan remaja
adalah untuk meningkatkan maturasi atau
kematangan yang sehat bagi anak dan
remaja sebagai makhluk biopsikososial
dan spritual dalam kontek keluarga dan
masyarakat g. Pada masa yang akan
datang kecendrungan perawatan anak
berfokus pada ilmu tumbuh kembang,
sebab ilmu tumbuh kembang ini akan
mempelajari aspek kehidupan anak.
8
9. APLIKASI PENERAPAN
PRINSIP AUTRAUMATIC CARE
Semakin baik penerapan
Atraumatic care yang diberikan
maka semakin kecil risiko
kecemasan yang dialami anak saat
proses hospitalisasi.
Diharapkan perawat dapat
memberikan pelayanan atraumatic
care kepada pasien anak sehingga
dapat meminimalkan kecemasan
pada anak dan dapat
mengoptimalkan kemampuan
orang tua dalam mengontrol
kesehatan anak sehingga proses
hospitalisasi dapat berjalan dengan
baik. 9
10. Alat permainan sesuai dengan
kebutuhan anak Bermain merupakan
suatu aktivitas bagi anak yang
menyenangkan dan merupakan suatu
metode bagaimana mereka mengenal
dunia.
Bagi anak bermain tidak sekedar
mengisi waktu, tetapi merupakan
kebutuhan anak seperti halnya
makanan, perawatan, cinta kasih dan
lain-lain.
Anak-anak memerlukan berbagai
variasi permainan untuk kesehatan
fisik, mentaldan perkembangan
emosinya. Dengan bermain anak
dapat menstimulasi pertumbuhan
otot-ototnya, kognitifnya dan juga
emosinya karena mereka bermain
dengan seluruh emosinya,
perasaannya dan pikirannya
Elemen pokok dalam bermain adalah
kesenangan dimana dengan
kesenangan ini mereka mengenal
segala sesuatu yang ada disekitarnya
sehingga anak yang mendapat
kesempatan cukup untuk bermain
juga akan mendapatkan kesempatan
yang cukup untuk mengenal
sekitarnya sehingga ia akan menjadi
orang dewasa yang lebih mudah
berteman, kreatif dan cerdas, bila
dibandingkan dengan mereka yang
masa kecilnya kurang mendapat
10
11. MACAM – MACAM BERMAIN
Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan
secara aktif, kesenangan diperoleh
dari apa yang diperbuat oleh mereka
sendiri.
Bermain aktif meliputi :
1) Bermain mengamati/menyelidiki
(exploratory play) Perhatian pertama
anak pada alat bermain adalah
memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok-ocok
apakah ada bunyi, mencium, meraba,
menekan dan kadang-kadang
berusaha membongkar.
2) Bermain konstruksi (construction
play) Pada anak umur 3 tahun dapat
menyusun balok-balok menjadi
rumah-rumahan.
3) Bermain drama (dramatic play)
Misalnya bermain sandiwara boneka,
main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
4) Bermain fisik Misalnya bermain
bola, bermain tali dan lain-lain.
11
12. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain
pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar.
Permainan ini cocok apabila anak
sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk
mengatasi kebosanan dan
keletihannya.
Contoh ; melihat gambar di
buku/majalah.,mendengar cerita atau
musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak
dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal
seperti dibawah ini :
1) Kesehatan anak menurun. Anak
yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
2) Tidak ada variasi dari alat
permainan.
3) Tidak ada kesempatan belajar dari
alat permainannya.
4) Tidak mempunyai teman bermain
MACAM – MACAM BERMAIN
12
13. AJARKAN KEBIASAAN MENCUCI
TANGAN KEPADA ANAK DAN
KELUARGA
Mencuci tangan merupakan rutinitas yang
murah dan penting dalam prosedur
pengontrol infeksi dan merupakan
metode terbaik untuk mencegah transmisi
mikroorganisme.
Mencuci tangan adalah tindakan aktif,
singkat dengan menggosok bersamaan
semua permukaan tangan yang bersabun,
yang kemudian diikuti dengan
membasuhnya di bawah air hangat yang
mengalir.
Aspek terpenting dari mencuci tangan
adalah pergesekan yang ditimbulkan
dengan menggosok tangan bersamaan.
Pergesekan ini secara mekanis
menghilangkan mikroba-mikroba dari
tangan.
Mencuci tangan dengan sabun, dengan
air mengalir dan pergesekan yang
dilakukan secara rutin oleh semua tenaga
kesehatan:
1. Adalah pengukur kontrol yang paling
jelas untuk pencegahan infeksi
nosokomial.
2. Mencegah kontaminasi silang antar
pasien dan antara pasien dengan
peralatan dan pemberi asuhan kesehatan.
3. Adalah salah satu pengukur kontrol
terpenting untuk memutus rantai infeksi.
13
14. MANFAAT CUCI TANGAN (
PENGARUH POSITIF CUCI
TANGAN)
Pentingnya mencuci tangan untuk
menjaga kesehatan dan terhindar dari
penyakit.
Sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik
mencuci tangan kepada anak yang masih
kecil, karena salah satu penyakit
pembunuh anak nomor 1 di Indonesia
adalah diare, yang dapat dicegah dengan
mengajarkan anak untuk mencuci tangan.
Karena seperti yang kita ketahui,
sepanjang hari kita akan banyak
melakukan kontak langsung dengan
orang-orang, permukaan benda yang
terkontaminasi, makanan, bahkan
binatang dan kotoran binatang .
Hal itu tentunya akan menyebabkan
menumpuknya bibit penyakit pada
tangan khususnya telapak tangan. Maka
dari itu juga kita tidak mencuci tangan
cukup sering, maka kita dapat tertular
berbagai penyakit lewat sentuhan (
misalnya : tanpa sadar kita menyantuh
mata, hudung,mulut dengan telapak
tangan.
Hal itu tentunya akan mengakibatkan
kuman-kuman dan bakteri-bakteri yang
melekat pada telapak tangan akan
berpindah ke mata, mulut atau hidung
dan tentunya akan menimbulkan berbagai
macam penyakit.
Tanpa kita sadari , kita juga dapat
menyebarkan penyakit ke orang lain lewat
sentuhan langsung atau lewat media
permukaan benda yang mereka sentuh. 14
15. PENYAKIT-PENYAKIT YANG DAPAT
DICEGAH DENGAN MENCUCI TANGAN
DENGAN SABUN
Diare.
Penyakit diare menjadi penyebab
kematian kedua yang paling umum
untuk anak-anak balita. Sebuah
ulasan yang membahas sekitar 30
penelitian terkait menemukan bahwa
cuci tangan dengan sabut dapat
memangkas angka penderita diare
hingga separuh.
Penyakit diare seringkali diasosiasikan
dengan keadaan air, namun secara
akurat sebenarnya harus diperhatikan
juga penanganan kotoran manusia
seperti tinja dan air kencing, karena
kuman-kuman penyakit penyebab
diare berasal dari kotoran-kotoran ini.
Kuman-kuman penyakit ini membuat
manusia sakit ketika mereka masuk
mulut melalui tangan yang telah
menyentuh tinja, air minum yang
terkontaminasi, makanan mentah,
dan peralatan makan yang tidak
dicuci terlebih dahulu atau
terkontaminasi akan tempat
makannya yang kotor.
Tingkat kefektifan mencuci tangan
dengan sabun dalam penurunan
angka penderita diare dalam persen
menurut tipe inovasi pencegahan
adalah: Mencuci tangan dengan
sabun (44%), penggunaan air olahan
(39%), sanitasi (32%), pendidikan
kesehatan (28%), penyediaan air
(25%), sumber air yang diolah (11%) 15
16. Infeksi saluran pernapasan
adalah penyebab kematian utama untuk
anak-anak balita. Mencuci tangan dengan
sabun mengurangi angka infeksi saluran
pernapasan ini dengan dua langkah:
dengan melepaskan patogen-patogen
pernapasan yang terdapat pada tangan
dan permukaan telapak tangan dan
dengan menghilangkan patogen (kuman
penyakit) lainnya (terutama virus
entrentic) yang menjadi penyebab tidak
hanya diarenamun juga gejala penyakit
pernapasan lainnya.
Bukti-bukti telah ditemukan bahwa
praktik-praktik menjaga kesehatan dan
kebersihan seperti - mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan/ buang air
besar/kecil - dapat mengurangi tingkat
infeksi hingga 25 persen.
Penelitian lain di Pakistan menemukan
bahwa mencuci tangan dengan sabun
mengurangi infeksi saluran pernapasan
yang berkaitan dengan pnemonia pada
anak-anak balita hingga lebih dari 50
persen. 3. Infeksi cacing, infeksi mata dan
penyakit kulit.
Penelitian juga telah membuktikan bahwa
selain diare dan infeksi saluran
pernapasan penggunaan sabun dalam
mencuci tangan mengurangi kejadian
penyakit kulit; infeksi mata seperti
trakoma, dan cacingan khususnya untuk
16
17. Autraumatic care adalah penyediaan
asuhan terapeutik dalam lingkungan oleh
personel dan melalui penggunaan
intervensi yang menghapuskan atau
memperkecil distress psikologis dan fisik
yag diderita oleh anak-anak dan keluarga
mereka dalam sistem pelayanan
kesehatan.
Prinsip-prinsip yang dilakukan oleh
perawat yaitu menurunkan atau
mencegah dampak perpisahan dari
keluarga, meningkatkan kemampuan
orang tua dalam mengontril perawatan
anak, mencegah dan mengurangi cedera
(injury) nyeri (dampak psikologis), tidak
melakukan kekerasan pada anak dan
modifikasi lingkungan fisik
Aplikasi penerapan prinsip autraumatic
care yaitu alat permainan sesuai dengan
kebutuhan anak dan ajarkan kebiasaan
mencuci tangan kepada anak dan
keluarga. 17