Teks tersebut merupakan penghargaan dari seorang mahasiswa S3 terhadap dosen pembimbingnya, Prof. Dr. H. Tuhpawana Priatna Sendjaja. Mahasiswa tersebut mendeskripsikan Prof. Sendjaja sebagai sosok yang ramah, sabar, dan selalu memberikan motivasi kepada mahasiswanya. Prof. Sendjaja dihormati karena kepakaran dan keterlibatannya dalam pengembangan ilmu untuk kemaslahatan masyarakat.

1. Sukabumi, Kamis, 19 Maret 2014 M
٧١ Jumadal Ula 1435 H
Prof. Dr. H. Tuhpawana Priatna Sendjaja, Ir., MS. Saya dan teman-teman di
Kampus biasa menyapa dengan panggilan prof Ntuh...., singkat, mudah
diingat dan sangat familiar, sesuai dengan kepribadian beliau yang memang
sulit dilupakan (mudah diingat) dan mudah akrab dengan siapapun tanpa
pandang bulu. Sebetulnya Saya tahu beliau sejak Saya kuliah S1 di Fakultas
Pertanian UNPAD, hanya saja karena saat itu Saya jurusan agronomi sehingga
tidak bisa mengenal lebih dekat. Baru sekarang ketika Saya kuliah S3 di
Fakultas Pertanian UNPAD bisa mengenal sosoknya lebih dekat lagi.
Mengenal Beliau adalah anugerah yang indah bagi Saya. Sikapnya yang
senantiasa bersahaja dan hangat, serta senyumnya yang tak pernah lepas
dari wajah Beliau ketika berjumpa dalam kesempatan apapun. Belum pernah
Saya bertemu Beliau dalam keadaan kucem, judes (bahasa anak sekarang:
jutek atau bete). Saya pikir inilah mungkin kunci rahasianya sehingga Beliau
selalu tampak segar dan awet muda. Beliau tak pernah menolak memberikan
bantuan berupa saran atau bimbingan terutama terkait penyelesaian tugas
akhir Kami (Disertasi) walaupun Saya dan teman-teman lainnya bukan
mahasiswa bimbingannya. Dengan kesabaran dan ketulusannya, Beliau
menanggapi pertanyaan dan keluhan Kami. Dan yang membuat Saya lebih
kagum lagi adalah sikapnya yang tidak pernah merendahkan kemampuan
Kami, meyepelekan Kami bahkan senantiasa memberi motivasi yang
membuat semangat Saya dan teman-teman bangkit lagi. Bila mencari contoh
figur bagaikan tanaman padi yang semakin berisi semakin merunduk, prof
Ntuh lah salah satunya yang paling sesuai. Tidak ada kesan Beliau merasa
lebih pintar, merasa lebih hebat atau merasa berkuasa sebagai dosen
terhadap mahasiswanya. Saya sebagai mahasiswa merasa nyaman dan
senantiasa semangat memiliki Dosen seperti Beliau, maka Saya pun
beranggapan mahasiswa Saya akan nyaman dan semangat pula bila memiliki

2. Dosen yang demikian. Oleh karena itu Sikap Beliau inilah yang kemudian
Saya tiru dalam tugas Saya sebagai Dosen di tempat Saya bertugas di
Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) walaupun mungkin Saya
harus lebih banyak lagi belajar.
Hal yang paling membuat Saya terkesan adalah bahwa Beliau hapal terhadap
mahasiswa khususnya angkatan Saya: Reny dari Sukabumi, Syafrinal dari
Riau, Ivan dari Bandung, Wahid dan Tintin dari Garut, Dian dari Serang,
Zulfikar dari Ciamis dan Stanly dari Manado. Padahal Kami hanya
berkesempatan bertatap muka di kelas dua mata kuliah saja itu pun team
teaching. Tetapi luar biasa, walaupun diantara kami ber-delapan hanya 3
orang yang dibimbing Beliau dalam disertasinya, kami semua tetap
mendapatkan perhatian yang sama.
Kesan Saya terhadap Beliau bukan hanya dari sisi kehangatan pribadinya
saja, melainkan juga dari sisi keilmuannya. Kepakaran beliau diakui dimana-
mana, ini dibuktikan dengan banyaknya kiprah yang Beliau lakukan.
Perhatiannya yang sungguh-sungguh dalam pengembangan ilmu dapat
ditelusuri lewat berbagai kegiatannya dalam mengamalkan ilmunya di
masyarakat. Karena seperti yang kita yakini bersama bahwa dengan ilmulah
seseorang dapat mengubah “tindakan” menjadi sebuah “amal”. Tanpa ilmu,
tindakan bisa jadi hanya merupakan aktivitas tidak bernilai. Berdasarkan
inilah kesimpulan akhir Saya akan sosok Prof Ntuh adalah bahwa Beliau
adalah orang yang “Moderat dan Beragama”.
Tidak cukup kiranya untaian kata-kata untuk menggambarkan sosok Prof
Ntuh. Di paragraf akhir ini Saya merenung cukup lama memikirkan hal
negatif tentang prof Ntuh, tapi Saya tidak berhasil menemukannya, entah
karena pergaulan Saya yang terbatas dengan prof Ntuh atau memang karena
Beliau memang sosok yang tidak memiliki hal-hal yang berbau negatif ? Yang
jelas selama tiga tahun lebih, Saya menimba ilmu S3 di FAPERTA UNPAD
belum pernah sedikitpun mendengar isu atau cerita miring tentang Beliau.

3. Akhirnya....Selamat bertambah usia prof...semoga hari-hari ke depan prof
mendapatkan kebahagian lebih, diberikan kesehatan dan senantiasa
dilindungi Allah SWT, amiin. Terakhir, ijinkan Saya memberikan puisi
sebagai kenang-kenangan untuk prof.....
KETULUSANMU
Untukmu wahai Guruku...
Yang tulus mengabdi
Tak kenal lelah dan pamrih
Ilmumu membukakan pikiran kami
Amalmu mencerahkan kami
Semangatmu meneguhkan kami
Senyummu meluluhkan hati kami
Sapamu menggetarkan qalbu
Candamu menghibur hati
Karenanya kami menghormatimu
Untukmu wahai Guruku...
Yang tulus mengabdi
Doa kami tak henti untukmu
Smoga abadi pengabdianmu....
Terima kasih
RENY SUKMAWANI
MAHASISWA S3 EKONOMI PERTANIAN ANGKATAN 2010
WAKIL REKTOR I UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI