BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Pendidikan yang mencerahkan
1. PENDIDIKAN YANG MENCERAHKAN
Pendidikan adalah merupakan hal yang wajib bagi seluruh umat manusia.
Pendidikan akan membawa kesejahteraan hidup. Pendidikan rakyat yang tinggi
akan membawa Negara kita maju dan mampu bersaing dengan Negara-Negara
lain di dunia. Oleh sebab itu diperlukan adanya peningkatan pendidikan yang
merata. Hal utama dalam peningkatan pendidikan adalah Pendidikan yang
mencerahkan. Pendidikan yang mencerahkan dimulai dari guru dan orang tua.
pendidikan harus berlandaskan pada tiga jenis kecerdasan, yaitu kecerdasan akal,
emosi dan spiritual. Guru yang memiliki ketiga jenis kecerdasan ini adalah
pendidik yang telah mengalami pencerahan, yang akan mencerahkan anak
didiknya dengan cara menggali potensi-potensi hebat mereka, menimbulkan
kemauan mereka dengan melangsungkan proses belajar yang menarik, menghibur
dan menyenangkan “Tanpa Kekerasan”
Guru hadir sebagai agen perubahan dan rekonsiliasi yang kreatif
mempraktekkan hidup damai dalam kebhinekaan di masyarakat. Guru hendaknya
tidak saja menjadi pengajar atau teacher, namun juga berperan sebagai
pembelajar, learner. Ia tidak hanya pandai dalam ilmu pengetahuan, smart
teacher, dan sukses membangun perilaku, success learner, namun juga harus
memberikan pencerahan jiwa, delight learner. Pendidikan semacam inilah kiranya
yang akan mampu membebaskan dari kemiskinan berpikir dan pembodohan
perilaku atau disebut pendidikan yang mencerahkan.
Proses belajar mengajar yang mencerahkan ini akan menjadi wahana
penemuan diri, menjadi proses identifikasi diri dan pemecahan masalah yang
dihadapi anak didik, baik itu masalah materi pelajaran maupun kehidupan pribadi
mereka. Pendidikan yang mencerahkan adalah pendidikan yang memberikan anak
didik hak-hak belajar mereka. Bukan semata transfer ilmu pengetahuan, tetapi
juga disertai keteladanan dari sang guru yang disaksikan dan dialami langsung
oleh anak didik baik di kelas maupun di ruang publik.
2. Mengapa mesti belajar hingga yang sulitnya bikin pusing kepala? Tanpa
belajar dan berlatih secara terus menerus maka seseorang tidak akan mencapai
suatu tujuan pendidikan dengan maksimal. Oleh sebab itu, belajar tidak terlepas
dari kemauan yang tinggi, jangan mudah menyerah, serta konsisten yang kuat
dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Seorang Thomas Alfa Edison akhirnya
bisa menemukan satu bahan yang cocok untuk membuat bohlam pada
percobaannya yang ke-1000. Jangan terlalu mudah untuk menyerah dalam belajar.
Dalam hal ini, tugas guru adalah memberikan support, memandu, bukan
mendikte, menunjukkan bukan membawa. Bagaimana bisa murid tidak
menyontek, kalau guru masih mengajar dengan sistem menghafal? Tentu mereka
akan memilih meng-copy paste jawaban dari buku biar dapat nilai bagus.
Bagaimana murid tidak suka bolos, malas datang ke sekolah, jika gurunya hanya
sibuk dengan urusan-urusan pribadi di luar sekolah? Guru harus tetap hadir di
dalam kelas pada saat pelajaran sedang berlangsung. Dari pengalaman saya di
kelas bahwa siswa akan menunggu gurunya yang tidak hadir apabila mereka
selalu merasa di sayangi dan membutuhkan nasehat-nasehat dari guru. Siswa akan
malas ke sekolah apabila guru selalu memberikan tugas sampai puluhan nomor
kemudian tidak diperiksa. Di samping itu siswa akan merasa bosan, malas dengan
berbagai macam alas an apabila seorang guru selalu menakut-nakuti siswanya.
Bagaimana bisa murid suka membaca, jika guru tidak memperkenalkan indahnya
buku, juga tak pernah mendongengi murid dengan menarik? Bagaimana murid
bisa berkembang jika berpikir atau berkata sedikit saja sudah dianggap “di luar
batas” dan guru langsung mencapnya sebagai anak nakal?
Oleh sebab itu pendidikan yang mencerahkan adalah dimulai dari guru dan
orang tua. Orang tua haruslah menjalin kerjasama yang baik dengan lembaga-
lembaga pendidikan, memberi contoh yang baik bagi anaknya, begitu juga
Seorang guru haruslah pandai-pandai menciptakan suasana belajar yang aktif,
inovatif, kreatif dan menyenangkang. Proses pembelajaran bukan hanya di dalam
kelas namun juga bisa di luar kelas. Sebagai contoh Mengunjungi suatu museum,
tempat-tempat bersejarah di dalam daerah adalah merupakan salah satu proses
3. pendidikan yang mencerahkan. Yang terakhir adalah pendidikan yang mendalam
tentang agama dan keyakinan merupakan syarat utama dalam menciptakan
pendidikan yang mencerahkan.
Sebagai penutup, penulis kutipkan beberapa kalimat penting dari prof.
Slamet Iman Santoso yang patut kita renungkan (Santoso, 1987)
Kalau manusianya baik, maka barang yang rusak akan diperbaiki. Kalau
orangnya rusak, maka barang yang baik akan dirusak, sesuai denga seleranya
yang rusak.
Orang pintar dalam menghadapi soal “ruwet-bundhet”, dapat
menemukan jalan keluar yang sederhana. Orang bodoh, dalam menghadapi soal
sederhana, meyebabkan soalnya menjadi “ruwet-bundhet”
4. DAFTAR PUSTAKA
Lukman Hakim. 2007. Upgrade yourself. Solo. Era Intermedia
Santoso S.I. Pendidikan di Indonesia dari Masa ke Masa, CV. Haji Masagung.
Jakarta, 1987
5. RIWAYAT HIDUP
Tawakkal dilahirkan di Maroanging kecamatan Tombolo Pao
Kab. Gowa pada tanggal 13 Oktober1986. Penulis merupakan
anak Pertama dari Tiga bersaudara buah kasih dari pasangan
ayahanda Mansyur Aming dengan Ibunda Aisyah T.
Penulis mengawali pendidikan formal di SDI Maroanging, Kec. Tomboolo
Pao, Kab. Gowa pada tahun 1991 sampai 1997. Kemudian pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tingkat Pertama tepatnya SMP
Negeri 2 Tinggi Moncong, Kec. Tombolo Pao dan tamat pada tahun 2000. Pada
tahun yang sama pula, penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri I Tinggi
Moncong, Kec. Tinggi Moncong dan tamat pada tahun 2003. Kemudian pada
tahun 2004 penulis melanjutkan Pendidikan di Universitas Muhammadiyah
Makassar, pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar DII PGSD, dan selesai
pada tahun 2006. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan Strata I (SI) di
Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S-1) PGSD Program SKGJ- PPKHB
dan lulus pada tahun 2015.
Berkat rahmat Allah Swt dan iringan doa dari kedua orang tua, keluarga,
dan Istri tercinta, serta rekan seperjuangan penulis bisa menjadi seorang guru
Sekolah Dasar di SDN 198 Bira, Kec. Bontobahari Kab. Bulukumba sejak tahun
2010 sampai sekarang.