BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BELAJAR DAN TIPE-TIPE
1. TUGAS STRUKTUR DOSEN PENGAMPU
FILSAFAT PENDIDIKAN Dr. H. Suriagiri, M.Pd
BELAJAR DAN TIPE-TIPE BELAJAR
OLEH
KELOMPOK 3
Fauziannoor Hafidz Mubarak 210101010738
Rahmad 210101010730
M. Ridhani 210101010732
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ANTASARI BANJARMASIN
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2022 M/1443H
2. KATA PENGANTAR
ِ
مْ
سِب
يمِ
حه
رال ِ
نَْ
ْحه
رال ِه
اَّلل
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Swt. Karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
“PSIKOLOGI PENDIDIKAN”
Shalawat dan salam tidaklah lupa kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi
Besar Muhammad Saw. Beserta keluarga, kerabat, sahabat, dan pengikut beliau
hingga akhir zaman.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu
dalam menyelesaikan makalah ini karena tanpa bantuan dan dukungan dari mereka
mungkin kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah kami masih memiliki kekurangan baik dalam
segi bacaan, isi, tulisan, dan sebagainya. Karena hal tersebut kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kiranya dapat membantu makalahini
agar menjadi lebih baik.
Kami sadar bahwa sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt.
Sedangkan manusia merupakan tempatnya kekurangan dan salah. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih apabila ada salah kata kami mohon maaf.
Banjarmasin, 12 OKTOBER 2022
KELOMPOK 3
3. II
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 2
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Menurut Para Tokoh Behavioralistik, Hurmanis, dan Holistik ............ 3
1. Menurut Tokoh Behavioralistik,....................................................................... 3
2. Menurut Tokoh Hurmanis................................................................................. 3
3. Menurut Tokoh Holistik.................................................................................... 4
B. Tipe-Tipe Belajar .................................................................................................... 4
1. Auditory ............................................................................................................ 5
2. Visual ................................................................................................................ 6
3. Kinestetik .......................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 8
B. Saran ........................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 9
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka
yang diberikan oleh guru. Penilaian prestasi belajar siswa dinilai pada aspek kognitif
dengan ditunjukannya kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi. Bukti dari meningkat atau tidaknya prestasi
belajar siswa ditunjukan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang telah
dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang
ditempuhnya.
Gaya belajar menjadi aspek penting yang harus diperhatikan oleh guru dan siswa
karena gaya belajar menjadi kunci keberhasilan belajar siswa. guru sebaiknya
mengetahui perbedaan gaya belajar masing-masing siswa sehingga siswa dapat belajar
aktif dan efektif. Seseorang dikatakan guru yang sukses apabila mengetahui apa yang
dibutuhkan siswa dan memperlakukan mereka sesuai apa yang mereka butuhkan
termasuk gaya belajar. Oleh karena itu, guru harus melakukan identifikasi gaya belajar
siswa yang diajarnya agar mengetahui kecenderungan gaya belajar siswa yang
diajarnya. Seorang guru yang mengetahui kecenderungan gaya belajar siswa maka
pembelajaran yang dibuat akan memenuhi kebutuhan siswa dan pembelajaran akan
efektif sehingga akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Gaya belajar yang variatif memungkinkan siswa dapat menyerap informasi atau
materi pembelajaran dengan mudah. Daya serap siswa yang berbeda membuat
informasi atau pelajaran yang diberikan oleh guru dengan satu gaya belajar
memungkinkan siswa di dalam kelas tidak semua dapat menyerap informasi atau materi
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Guru harus mampu menerapkan tiga gaya
belajar yang dimiliki oleh siswa di dalam kelas tersebut. Gaya belajar tersebut
diantaranya: (1) Gaya belajar visual, (2) Gaya belajar audiotori dan (3) Gaya belajar
kinestetik.
5. 2
B. Rumusan Masalah
Apa Pengertian Belajar Menurut Para Ahli Behavioralistik, Hurmanis, dan
Holistik?
Apa Saja TipeTipe Belajar?
C. Tujuan Pembahasan
Untuk Mengetahui Pengertian Belajar Menurut Para Ahli Behavioralistik,
Hurmanis, dan Holistik.
Untuk Mengetahui Tipe-Tipe Belajar.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar Menurut Para Tokoh
Pada kali ini kita akan membahas pengertian belajar berdasarkan para tokoh
Behavioralistik, Hurmanis, dan Holistik.
1. Menurut Tokoh Behavioralistik
Menurut Teori Belajar Behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan
kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang di alami siswa dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil
interaksi antara stimulus dan respon.
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan
respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan
belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat di tangkap
melalui alat indera dan Watson adalah seorang tokoh aliran behavioristik yang
datang sesudah Thorndike. Menurutnya, belajar adalah proses interaksi antara
stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang di maksud harus
berbentuk tingkah laku yang dapat di amati (observabel) dan dapat di ukur.1
2. Menurut Tokoh Hurmanistik
Menurut Abraham Maslow kepada individu Dari teori-teori belajar
behavioristik, kognitif dan kunstruktivistik, teori inilah yang paling abstrak,
yang mendekati dunia filsafat. Realitasnya pandangan ini membahas
pembelajaran dan segala aspeknya dalam kemasan paling ideal. Artinya
pandangan ini menaruh minat pada pemikiran pembelajaran yang paling ideal
dan relevan dari pada pembelajaran pada umumnya.
Psikologi humanistik lahir untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang
kesadaran, pikiran, kebebasan dan kemauan, martabat manusia,kemampuan
untuk berkembang, dan kepastian refleksi diri. Humanistik akhirnya menjadi
alternatif antara behaviristik dan kognitivistik sehingga lebih terkenal sebagai
"kekuatan ketiga". Menurut Haryu (2006) para ahli psikologi humanistik
memandang bahwa aliran behavioristik merupakan sebuah aliran yang
1
. Dahar, R. W., Teori-teori Belajar. (Jakarta: Depdikbud, 1989)
7. 4
menekankan aspek belajar dan tingkah laku telah memberikan hal yang sangat
menkjubkan, akan tetapi gagal dalam memandang manusia sebagai manusia.
Behavioristik memandang manusia ibarat makhluk menakinstik yang
diekndalikan kekuatan dari luar dirinya.2
Teori humanistik memandang bahwa proses belajar harus dimulai dan
ditunjukkan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab
itu, teori humanistik bersifat lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian
filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian-kajian
psikologi belajar.
Teori humanistik lebih banyak berbicara konsep-konsep pendidikan untuk
memebentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam
bentukknya yang paling ideal. Teori humanistik lebih tertarik pada pengertian
belajar dalam bentukknya yang paling ideal daripada pemahaman tentang
proses belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh
teori-teori belajar lainnya.
3. Menurut Tokoh Holistik
. pendidikan holistik merupakan suatu metode pendidikan yang
membangun manusia secara keseluruhan dan utuh dengan mengembangkan
semua potensi manusia yang mencangkup potensi sosial, emosi, intelektual,
moral atau karakter, kreatifitas, dan spiritual.
Pengertian di atas diperkuat oleh Jeremy Henzell-Thomas sebagaimana
dikutip oleh Syaifuddin Sabda bahwa pendidikan holistik adalah suatu upaya
membangun secara utuh dan seimbang pada setiap murid dalam seluruh aspek
pembelajaran, yang mencakup spiritual, moral, imajinatif, intelektual, budaya,
estetika, emosi dan fisik yang mengarahkan seluruh aspek-aspek tersebut ke
arah pencapaian sebuah kesadaran tentang hubungannya dengan Tuhan yang
merupakan tujuan akhir dari semua kehidupan di dunia.3
B. Tipe-tipe Belajar
Tipe adalah sesuatu yang dibedakan menurut sifat-sifat seperti arah, minat,
perhatian, dan perilaku yang menunjukkan pola-pola kelompok atau jenis-jenis.4
2
. Husamah Dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Malang;Universitas Muhammadiyah Malang ,2018)
3
. Ratna Megawangi, Pendidikan Holistik (Cimanggis: Indonesia Heritage Foundation, 2005), hal. 5-6
4
. Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h. 91
8. 5
Belajar didefinisikan sebagai usaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berupa
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.5
Sedangkan pengertian tipe-tipe belajar yaitu suatu sifat khas yang dimiliki setiap
individu yang membedakan dengan individu lainnya dalam proses perubahan tingkah
laku sehingga seseorang memiliki kemampuan dalam hidupnya seperti kecakapan
intelektual, pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Gaya belajar setiap siswa berbeda-beda, dan masing-masing gaya belajar tersebut
memiliki nilai positif dan negatif, begitu juga dengan dampaknya kepada orang tersebut
dan disekelilingnya. Siswa yang tidak mengenal gaya belajarnya akan menghasilkan
prestasi belajar yang buruk. Selain itu tentu saja mutu pendidikan yang baik juga
mempengaruhi gaya belajar siswa, begitu juga dengan lingkungan siswa tersebut.
Namun motivasi yang tinggi bagi siswa untuk mengembangkan gaya belajar sangat
mendukung untuk mencapai prestasi belajar. Hal ini berarti setiap orang mempunyai
gaya belajar yang berbeda-beda.6
Tipe-tipe Belajar yang akan dibahas kali ini terbagi atas tiga yaitu
1. Auditory
Tipe atau gaya belajar ini merupakan sebuah cara yang dipakai untuk
belajar dengan menggunakan pancaindra pendengaran. Gaya belajar auditory ini
cendrung lebih mudah untuk dicerna, mengelolah, dan menyampaikan informasi
dengan mendengarkan secara langsung.
Seorang siswa lebih suka mendengarkan kaset audio, ceramah-kuliah,
diskusi, debat, dan instruksi (perintah) verbal. Alat perekam sangat membantu
pembelajaran tipe auditori.
Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar auditori misalnya
lirikan mata ke arah kiri atau kanan, mendatar bila berbicara dan sedang-sedang
saja. Untuk itu, guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga alat
pendengarannya. Anak yang memiliki gaya belajar auditori dapat belajar cepat
dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan.
Anak auditori mencerna makna yang disampaikan melalui tone, suara, pitch
(tinggi rendahnya), kecepatan berbicara, dan hal-hal auditori lainnya. Informasi
tertulis memiliki makna yang minim bagi anak auditori. Anak-anak seperti ini
5
. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1988),
h. 13
6
. Junierissa Marpaung, Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa, (Univercity Of Kepulauan Riau,
Batam, Jurnal Kopasta, 2015), hal.84
9. 6
biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan
mendengarkan kaset.7
Dalam merancang pelajaran yang menarik bagi auditori yang kuat dalam
diri pembelajar, carilah cara untuk mengajak mereka membicarakan apa yang
sedang mereka pelajari. Suruh mereka menerjemahkan pengalaman mereka
dengan suara. Mintalah mereka membaca keraskeras secara dramatis jika
mereka mau. Ajak mereka berbicara saat mereka memecahkan masalah,
membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai
keterampilan membuat pengalaman belajar, atau menciptakan makna-makna
pribadi bagi diri mereka sendiri.
2. Visual
Siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah
mata atau penglihatan (visual). Mereka cenderung belajar melalui apa yang
mereka lihat. Siswa mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh
dan ekspresi wajah gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung
untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir
menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan
menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran
bergambar, dan video.Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai
detail-detailnya untuk mendapatkan informasi.8
Rahasia keberhasilan pembelajaran terletak pada pengenalan seseorang
terhadap dirinya sendiri, kesesuaian gaya mengajar dan gaya belajar,
potensinya, dan konsekuensi yang ditimbulkannya. Hampir semua siswa yang
berprestasi rendah adalah siswa yang gaya belajarnya tidak cocok dengan gaya
mengajar guru di sekolah.
3. Kinestetik
Tipe atau gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar yang dipakai
dengan menggunakan aktivitas fisik dan melakukan kegiatan secara langsung
bisa berupa bergerak, menyentuh, dan merasakan sendiri secara langsung.
Bagi siswa yang belajar menggunakan gaya kinestetik maka ia harus memiliki
kondisi fisik yang baik karena fisik menjadi faktor utama keberhasilan gaya
7
. Shoimin, Aris. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. (Yogyakarta: ArRuzz Media, 2014)
8
. Junierissa Marpaung, Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa........hal.86
10. 7
belajar ini. Sebaliknya jika dalam keadaan tidak sehat maka cendrung tidak bisa
fokus, tidak bisa memahami dan lain-lain.9
Gaya belajar kinestetik merupakan gaya belajar yang mengarah pada
gerakan.Anak cenderung tidak bisa diam. Anak dengan gaya belajar seperti ini
tidak bisa belajar di sekolah-sekolah yang bergayakonvensional di mana guru
menjelaskan dan anak duduk diam.Anak akan lebih cocok dan berkembang bila
di sekolah dengan sistem active learning, dimana anak banyak terlibat dalam
proses belajar.Siswa akan lebih mudah menangkap pelajaran apabila mereka
bergerak, meraba, atau mengambil tindakan.10
9
. Arylien Ludji Bire, Udah Geradua, & Josua Bire. Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik
Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Kependidikan Universitas Nusa Cendana. Vol. 44, No. 2, November
2014.
10
. Lestari, Susi & Muhammad Widda Djuhan. Analisis Gaya Belajar Visual, Audiotor & Kinestetik Dalam
Pengembangan Prestasi Belajar Siswa. IIPSI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia. Nomor 1 Volume
1 Tahun 2021, hal. 87
11. 8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesuksesan dalam belajar tidak hanya bergantung dari materi yang diberikan tetapi juga
berdasarkan siswa dan gurunya, jika siswa diberikan materi yang sesuai dengan
kemampuan nya maka iya akan mudah memahami materi yang diberikan tetapi jika
pemberian materi tidak sesuai kemampuannya maka ia akan mangalami kesulitan
memahami materi yang diberikan. Selain itu guru juga dalam penyampaian materi
haruslah paham akan muridnya, semisal anak murid ini cendrung mudah paham dengan
metode tertentu saja maka guru tersebut melakukan penyampaian materi berdasarkan
metode tersebut maka dari itu ada pembagian tipe-tipe belajar agar murid dan guru bisa
saling menyesuaikan.
B. Saran
Demikian makalah ini kami tulis dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan, dari segi penulisan maupun isi. Dalam hal isi, kami
meminta maaf apabila adanya kekeliruan dalam mengeja kata, nama, kesalahan tanda baca,
adanya materi yang kurang lengkap, dll. Oleh karena itu kami mengharapkan kepada
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk
memperbaiki makalah ini agar kedepannya dapat membuat makalah dengan lebih baik lagi.
12. 9
DAFTAR PUSTAKA
Arylien Ludji Bire, Udah Geradua, & Josua Bire. Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan
Kinestetik Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Kependidikan Universitas Nusa Cendana. Vol. 44,
No. 2, November 2014.
Lestari, Susi & Muhammad Widda Djuhan. Analisis Gaya Belajar Visual, Audiotor & Kinestetik Dalam
Pengembangan Prestasi Belajar Siswa. IIPSI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia. Nomor
1 Volume 1 Tahun 2021,
Shoimin, Aris. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. (Yogyakarta: ArRuzz Media,
2014)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
1988)
Junierissa Marpaung, Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa, (Univercity Of
Kepulauan Riau, Batam, Jurnal Kopasta, 2015)
Husamah Dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Malang;Universitas Muhammadiyah Malang ,2018)
Ratna Megawangi, Pendidikan Holistik (Cimanggis: Indonesia Heritage Foundation, 2005),
Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi (Jakarta: Rineka Cipta, 1993)
Dahar, R. W., Teori-teori Belajar. (Jakarta: Depdikbud, 1989)