SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
DHARMOTAMA SATYA PRAJA
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SURUH
Alamat : Jl.Tingkir Suruh
KEPUTUSAN KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SURUH
NOMOR:
TENTANG
KRITERIA OUTBREAK INFEKSI DI PUSKESMAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPTD PUSKESMAS SURUH
Menimbang : a. Bahwa Puskesmas sebagai salah satu sarana
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat memiliki peran yang sangat
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
b. Bahwa dalam rangka sebagai antisipasi terjadinya
ledakan kasus penyakit infeksi air borne di
Puskesmas Suruh
c. Bahwa sehubungan dengan butir 1 dan 2 diatas
perlu ditetapkan melalui suatu Surat Keputusan
Kepala Puskesmas
Mengingat : 1. Undang - undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan ;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 tahun
2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor.27 Tahun 2017
tentang pedoman pencegahan dan pengendalian
infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
MEMUTUSKAN
Menetapkan
KESATU
KEDUA
KETIGA
:
:
:
:
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SURUH TENTANG
KRITERIA OUTBREAK INFEKSI DI PUSKESMAS
Keputusan kepala puskesmas tentang kriteria Outbreak
infeksi
Memberlakukan kebijakan tentang kriteria outbreak
infeksi di puskesmas Suruh
Keputusan ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dengan
ketentuan apabila dipandang perlu dikemudian hari
akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Suruh
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS SURUH
ADJI SURYO TOMO
ADE NURMAYA
KRITERIA OUTBREAK INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN DI
UPTD PUSKESMAS SURUH
1. Terdapat kejadian infeksi yang sebelumnya tidak ada atau sejak lama
tidak pernah muncul yang diakibatkan oleh kegiatan pelayanan
kesehatan yang berdampak risiko infeksi baik di puskesmas maupun
di wilayah kerja puskesmas
2. Peningkatan kajadian 2 kali lipat atau lebih disbanding periode
sebelumnya
3. Kejadian dapat meningkat secara luas dalam kurun waktu yang sama
4. Kejadian infeksi yang ditetapkan sebagai outbreak oleh pemerintah
Ditetapkan di Suruh
Pada tanggal :
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS SURUH
NOMOR :
TENTANG : KRITERIA OUTBREAK INFEKSI
KEPALA PUSKESMAS SURUH
ADJI SURYO TOMO
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS SURUH
NOMOR :
TENTANG : DAFTAR PRIORITAS PENYAKIT
POTENSI KLB DAN KRITERIA KLB
Daftar prioritas penyakit potensi KLB di UPTD Puskesmas Suruh sebagai
berikut:
1. Diare akut
2. Pnemonia
3. Tersangka demam dengue
4. Tersangka Difteri
5. Tersangka Campak
6. AFP(Lumpuh Layuh mendadak)
Definisi Penyakit, masa inkubasi,kriteria KLB dan nilali ambang batas
No Penyakit Definisi Masa Inkubasi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas
1. 1
1
1
Diare akut BAB yang frekuensinya lebihsering
dari biasanya (pada umumnya 3
kali atau lebih per hari dengan
konsistensi cair dan berlangsung
kurang dari 7 hari
1-3 hari Peningkatan kasus 2
kali dari periode waktu
sebelumnya
Peningkatan kasus 2
kali dari periode waktu
sebelumnya
2. 2
2
2
Pneumonia Pada usia < 5 tahun ditandai
dengan batuk dan/tanda kesulitan
bernafas(adanya nafas cepat<14
hari kadang disertai tarikan dinding
dada bagian bawah
kedalam(TDDK)atau gambaran
radiologi foto torax menunjukan
infiltrate paru akut. Frekuensi nafas
berdasarkan usia penderita:
- <2bulan: RR> 60/menit
- 2-12 bulan : RR >40/menit
- 1-5 tahun : RR>40/menit
Pada usia >5 tahun ditandai
dengan demam >38⁰C, batuk
Peningkatan kasus 2
kali dari periode waktu
sebelumnya
dan atau kesulitan bernafas
dan nyeri dada saat menarik
nafas
3 Tersangka
demam
dengue
Demam tinggi (≥39⁰C )mendadak
tanpa sebab yang jelas 2-7
hari,mual muntah,sakit kepala
nyeri dibelakang bola mata (nyeri
retro orbital)nyeri sendi dan adanya
manifestasi perdarahan sekurang-
kurangnya uji tourniquet (rumple
led)positif
4-7 hari Untuk KLB DBD:
- Peningkatan
kasus 2 kali dari
periode waktu
sebelumnya
- Sebelumnya tidak
ada kasus
- Peningkatan
kematian >50%
Untuk tersangka
dengue tidak ada
kriteria KLB
Peningkatan kasus 2
kali dari periode waktu
sebelumnya
4 Tersangka
difteri
Gejala faringitis,tonsillitis,laryngitis
trakeitis atau kombinasi disertai
demam atau tanpa demam dan
adanya pseudomembran putih
keabu-abuan yang sulit
lepas,mudah berdarah apa bila
1-10 hari 1 kasus tersangka
difteri dengan hasil lab
confirm kultur positif
1 kasus tersangka
difteri dengan hasil lab
confirm kultur positif
dilepas atau dilakukan manipulasi.
5 Tersangka
Campak
Setiap kasus dengan gejala minimal
demam dan ruam makulo papullar
7-18 hari - KLB Suspek
campak 5 atau
lebih kasus
campak dalam 4
minggu berturut-
turut da nada
hubungan
epidemiologi.
- KLB campak
pasti/konfirmasi:
apabila hasil lab
minimal 2
spesimen positif
IgM campak dari
hasil oemeriksaan
kasus pada KLB
suspek campak
atau hasil
pemeriksaan
kasus pada CBMS
1 tersangka kasus
campak
ditemukan
minmal 2
spesimen positif
campak da nada
hubungan
epidemiologi
6 AFP(Lump
uh Layuh
mendadak)
Kasus lumpuh layuh mendadak
bukan disebabkan oleh ruda
paksa/trauma pada anak<15 tahun
1-14 hari 1 kasus konfirmasi polio 1 kasus AFP
LAMPIRAN III : KEPUTUSAN KEPALA
PUSKESMAS SURUH
NOMOR :
TENTANG : TATALAKSANA KEJADIAN
OUTBREAK INFEKSI
TATALAKSANA KEJADIAN OUTBREAK INFEKSI
UPTD PUSKESMAS SURUH
TAHUN 2023
A. Penanggulangan KLB pada DBD di UPTD Puskesmas Suruh
1. Langkah-langkah Penanggulangan KLB DBD
Bila terjadi wabah/KLB, dilakukan pengendalian nyamuk dewasa
menggunakan insektisida(2 siklus dengan interval 1 minggu) PSN 3M
plus,larvasidasi,penyuluhan di seluruh wilayah terjangkit KLB, dan
kegiatan penanggulangan lainnya yang diperlukan,seperti;
pembentukan posko pengobatan dan posko
penanggulangan,penyelidikan KLB, pengumpulan dann pemeriksaan
spesimen serta peningkatan kegiatan survelans kasus dan vektor
dann lain-lain.
a. Pengobatan dan perawatan penderita
Penderita DBD derajat 1 dan 2 dapat dirawat di puskesmas yang
mempunyai fasillitas perawatan, sedangkan DBD derajat 3 dan 4
harus segera dirujuk ke rumah sakit
b. Pemberantasan vektor
Pengendalian nyamuk dewasa menggunakan insektisida
(pengasapan/pengabutan)
Pelaksanaan: petugas dinas kesehatan/kota,puskesmas dan
tenaga lain yang telah terlatih
Lokasi: meliputi seluruh wilayah terjanngkit
Sasaran: rumah dan tempat-tempat umum
Insektisida : sesuai dengan dosis
Alat: hot fogger/ mesin pengabut dan atau ULV
Cara: fogging/ULV dilaksanakan 2 siklus dengan interval satu
minggu
c. Pengendalian larva/jentik nyamuk (PSN 3M Plus)
Pelaksanaan : masyarakat di lingkungan masing-masing
Lokasi : meliputi seluruh wilayah terjangkit dan wilayah sekitarnya
yang merupakan satu kesatuan epidemiologis
Sasaran:semua tempat potensial bagu habitat perkembangbiakan
nyamuk di dalam dan diluar rumah dengan cara:
Melakukan kegiatan PSN 3M plus
- Menguras tempat penampungan air
- Menutup tempat penampungan air
- Mendaur ulang barang-barang bekas
- Plus: upaya menghindari gigitan nyamuk (penggunaan
repellent,kelambu,insektisida rumah tangga)
d. Larvasidasi:
Pelaksanaan: tenaga dari masyarakat dengan bimbingan petugas
puskesmas/dinas kesehatan kabupaten/kota
Lokasi: meliputi seluruh wilayah terjangkit
Sasaran: tempat penampungann air (TPA) di rumah dan tempat-
tempat umum( TTU)
Larvasidasi: sesuai dengan dosis
Cara: lasrvasidasi dilaksanakan diseluruh wilayah KLB
e. Penyuluhan
Penyuluhan dapat dilakukan oleh segenap tenaga kesehatan yang
dikoordinir oleh dinas kesehatan kabupaten/kota setempat
2. Evaluasi pelaksanaan penanggulanagnan KLB DBD
Penilaian operasioanal ditujukan untuk mengetahui persentase
(coverage)pemberantasan vektor dari jumlah yang direncanakan,
penilaian ini dilakukan dengan melakukan kunjungan rumah secara
acak dan wilayah –wilayah yang direncanakan untuk
pengabutan,larvasidasi, dan penyuluhan. Pada kunjungan tersebut
dilakukan wawancara apakah rumah sudah dilakukan pengabutan
larvasidasi dan pemeriksaan jentik serta penyuluhan.
3. Evaluasi hasil penanggulangan KLB DBD
Penilaian ini ditujukan untuk mengetahui dampak upaya
penanggulangan terhadap jumlah penderita dan kematian DBD.
Penilaian epidemiologi dilakukan dengan membandingkan data
kasus/kematian DBD sebelum dann sesudah penanggulangan KLB.
Data-data tersebut digambarkan dengan grafik harian,mingguan atau
bulanan,serta dibandingkan pula dengan keadaan tahun sebelumnya
pada periode yang sama (dalam bentuk laporan).
B. Penanggulangan KLB pada diare
Upaya penanggulangan KLB diare yaitu melakukan
Pra-KLB/Wabah
1. Kab/Kota, Propinsi dan Pusat perlu membuat surat edaran atau
instruksi kesiapsiagaan di setiap tingkat
2. Meningkatkan kewaspadaan dini (SKD) di wilayah Puskesmas
terutama di Desa rawan KLB
3. Mempersiapkan tenaga dan logistik yang cukup di Puskesmas,
Kabupaten/Kota dan Propinsi dengan membentuk Tim Gerak
Cepat (TGC).
4. Meningkatkan upaya promosi kesehatan
5. Meningkatkan kegiatan lintas program dan sector
Saat KLB/Wabah
1. Penyelidikan KLB
Tahapan penyelidikan KLB :
- Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis informasi termasuk
faktor risiko yang ditemukan.
- Membuat kesimpulan berdasarkan : Faktor tempat, Faktor waktu,
Faktor orang
2. Pemutusan rantai penularan meliputi :
Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan yang mencakup : air
bersih, jamban, pembuangan sampah dan air limbah.
Promosi kesehatan yang mencakup : pemanfaatan jamban, air bersih
dan minum air yang sudah dimasak, pengendalian serangga/lalat
3. Penanggulangan KLB
a. Mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)
b. Pembentukan Pusat Rehidrasi (Posko KLB Diare)
Pusat Rehidrasi dibentuk dengan maksud untuk menampung
penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan,
dipimpin oleh seorang dokter dan dibantu oleh tenaga kesehatan
yang dapat melakukan tatalaksana kepada penderita diare.
c. Penemuan penderita Diare secara aktif untuk mencegah kematian di
masyarakat, dengan kegiatan :
Penyuluhan intensif agar penderita segera mencari pertolongan.
Mengaktifkan Posyandu sebagai Pos Oralit.
Melibatkan Kepala Desa/RW/RT atau tokoh masyarakat untuk
membagikan oralit kepada warganya yang diare.
PENANGANAN PEMBERIAN TERAPI PADA DIARE
C. Penanggulangan KLB Difteri UPTD Puskesmas Suruh
1) Setiap suspek Difteri dilakukan penyelidikan epidemiologi
(PE) dan mencari kasustambahan dan kontak.
2) Dilakukan rujukan segera kasus Difteri ke Rumah Sakit
untuk mendapatkan pengobatandan perawatan.
3) Pemberian profilaksis pada kontak dan karier.
4) Melaksanakan Outbreak Response Immunization (ORI)
sesegera mungkin di lokasi yang terjadi KLB Difteri dengan
sasaran sesuai dengan kajian epidemiologi sebanyak tiga
putaran dengan interval waktu 0-1-6 bulan tanpa
memandang status imunisasi.
5) Meningkatkan dan mempertahankan cakupan imunisasi
rutin Difteri (baik imunisasi dasar maupun lanjutan) agar
mencapai minimal 95%.
6) Edukasi mengenai difteri, berupa penegakkan diagnosis,
tatalaksana, dan pencegahan kepada tenaga kesehatan dan
pemerintah daerah, serta bekerjasama dengan media masa
untuk melakukan edukasi pada masyarakat mengenai
difteri.
7) Edukasi kepada masyarakat untuk segera ke pelayanan
kesehatan bila ada tanda dan gejala nyeri tenggorok, serta
menggunakan masker termasuk di tempat umum bila
mengalami tanda dan gejala infeksi saluran pernafasan.
1. Kegiatan survelans Epidemiologi
- Setiap laporan tentang adanya kasus yang datang dari
masyarakat, petugas kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas
bahkan media, harus secepatnya ditindaklanjuti dengan
melakukan verifikasi informasi.
- Verifikasi informasi diantaranya dengan menanyakan kembali
informasi yang lebih lengkap ke petugas surveilans tentang
gejala, jumlah kasus, waktu sakit dan tempatnya dan lain-lain.
- Dilakukan kunjungan kepada kasus difteri untuk pengumpulan
data riwayat penyakit, faktor risiko, kontak dan risiko penularan
dan penyebaran dengan menggunakan format daftar kasus
difteri individu (lampiran 1).
- Setelah adanya kepastian bahwa informasi tersebut akurat
terjadi KLB penyakit difteri, secepatnya form W1 dilengkapi
dengan daftar kasus difteri individu dilaporkan secara berjenjang
ke tingkat yang lebih tinggi.
- Petugas yang melaksanakan penyelidikan epidemiologi adalah
petugas yang terlatih (dari Pustu, Puskesmas, Dinkes Kab/Kota,
Dinkes Propinsi, dan Kementerian Kesehatan.
- Petugas yang melakukan penyelidikan epidemiologi harus
menggunakan APD yaitu minimal masker bedah,penutup kepala
dan sarung tangan.
2. Identifikasi Faktor Risiko
- Faktor risiko tertular difteri antara lain status imunisasi dan
intensitas kontakdengan kasus dan karier.
- Faktor Risiko terjadinya KLB yaitu cakupan imunisasi yang
rendah danendemisitas terhadap difteri.
3. Pelaporan.
Pelaporan dalam penanggulangan KLB, antara lain :
a. Laporan W1
Merupakan Laporan cepat <24 jam, dapat didahului
dengan melaporkan langsung secara berjenjang dengan
telepon/ SMS/ WA dan tetap harus dilanjutkan dengan
mengisi dan mengirimkan form W1.
a. Laporan Penanggulangan Sementara KLB.
b. Laporan lnegkap penanggulangan KLB.
D. Penanggulangan KLB pada campak
Penanggulangan KLB suspek campak-rubela didasarkan analisis
dan rekomendasi hasil penyelidikan KLB,dilakukan sesegera
mungkin untuk meminimalisasijumlah kasus.
Langkah-langkah penangggulangan:
a. Tata laksana kasus
b. Lakukan komunikasi risiko kepada masyarakat dan para
pengambil keputusan
c. Pelaksanaan respon imunisasi segera (outbreak response
immunization/ORI )berdasarkan hasil kajian epidemiologi
ORI dilakukan untuk menghentikan transmisi campak dan atau
rubela dengan cara meningkatkan kekebalan masyarakat
terhadap kedua penyakit tersebut sehinga KLB dapat teratasi.
ORI dilaksanakan melalui strategi yaitu selektif dan massal
1. ORI selektif
ORI selektif dilakukan bila KLB terjadi pada wilayah dengan
risiko sedang yaitu bila cakupan imunisasi >95% atau jumlah
balita rentan belum mendekati jumlah kohort bayi satu tahun
ORI seletif dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
- Lengkapi status imunisasi campak-rubela seluruh anak
usia 9-59 bulan (riwayat imunisasi campak-rubela dapat
diperoleh berdasarkan kartu/catatan). Upaya melengkapi
status imunisasi campak-rubela pada kelempok usia
lainnya yang lebih dewasa dapat dipertimbangkan
disesuiankan dengan hasil kajian epidemiologi
- Tentukan luas wilyah ORI selektif sesuai hasil kajian
epidmiologi
- Target cakupan ORI masal adalah 95%, merata di seluruh
desa/kelurahan selanjutnya, bila KLB sudah dapat
ditanggulangi, harus dicapai cakupan imunisasi rutin
campak-rubela yang tinggi dan merata
- Lakukan evaluasi apabila KLB berlanjut, pertimbangkan
untuk melaksanakan ORI massal di wilayah KLB dan
desa/kelurahan sekitar yang mempunyai hubungan
epidemiologi
2. ORI MASSAL
ORI massal dlakukan KLB terjadi pada wilayah daerah risiko
tinggi yaitu daerah dengan pertimbangan hal-hal sebagai
berikut:
- Daerah dengan cakupan imunisasi rendah<95% atau
jumlah balita rentan telah mendekati jumlah kohort bayi
satu tahun
- Mobilitas penduduk tinggi
- Daerah rawan gizi
- Daerah pengungsi maupun daerah padat dan kumuh
Apabila KLB yang terjadi adalah KLB rubela maka:
- Bila ada ibu hamil yang menderita rubela, ibu hamil
tersebut dimonitor untuk mengetahui adakah dampak
dari rubela terhadap kehamilannya (abortus,prematur,
lahir mati)
- Ibu hamil yang tidak menderitaa rubela diupayakan untuk
menghindari kontak dengan kasus
Ditetapkan di Suruh
Pada tanggal :
KEPALA PUSKESMAS SURUH
ADJI SURYO TOMO

More Related Content

What's hot

Laporan Evaluasi Indikator Mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat- November.pptx
Laporan Evaluasi Indikator Mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat- November.pptxLaporan Evaluasi Indikator Mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat- November.pptx
Laporan Evaluasi Indikator Mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat- November.pptx
PuskemasPanunggangan
 
SOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docxSOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docx
IinUnique
 
360552721-Laporan-Bulanan-Ppi-September-2017-Copy.docx
360552721-Laporan-Bulanan-Ppi-September-2017-Copy.docx360552721-Laporan-Bulanan-Ppi-September-2017-Copy.docx
360552721-Laporan-Bulanan-Ppi-September-2017-Copy.docx
citramedika3
 
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
ELFTV
 
ICRA DALAM IMPLEMENTASI PPI DI PUSKESMAS.pptx
ICRA DALAM IMPLEMENTASI PPI DI PUSKESMAS.pptxICRA DALAM IMPLEMENTASI PPI DI PUSKESMAS.pptx
ICRA DALAM IMPLEMENTASI PPI DI PUSKESMAS.pptx
PatenPisan1
 
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdfBUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
ssuser1519bc
 
Agenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutuAgenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutu
dr.Ade Adra
 

What's hot (20)

POWER POINT PPI.pptx
POWER POINT PPI.pptxPOWER POINT PPI.pptx
POWER POINT PPI.pptx
 
Laporan Evaluasi Indikator Mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat- November.pptx
Laporan Evaluasi Indikator Mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat- November.pptxLaporan Evaluasi Indikator Mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat- November.pptx
Laporan Evaluasi Indikator Mutu UPT Puskesmas Panunggangan Barat- November.pptx
 
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.docKAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
KAK PENGELOLAAN LIMBAH B3.doc
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
 
SOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docxSOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docx
 
360552721-Laporan-Bulanan-Ppi-September-2017-Copy.docx
360552721-Laporan-Bulanan-Ppi-September-2017-Copy.docx360552721-Laporan-Bulanan-Ppi-September-2017-Copy.docx
360552721-Laporan-Bulanan-Ppi-September-2017-Copy.docx
 
Audit Kebersihan Tangan KKT.pptx
Audit Kebersihan Tangan KKT.pptxAudit Kebersihan Tangan KKT.pptx
Audit Kebersihan Tangan KKT.pptx
 
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
4.1.1 ep 1 sop identifikasi kebutuhan
 
ICRA FKTP LAFKESPRI.pptx
ICRA FKTP LAFKESPRI.pptxICRA FKTP LAFKESPRI.pptx
ICRA FKTP LAFKESPRI.pptx
 
ICRA DALAM IMPLEMENTASI PPI DI PUSKESMAS.pptx
ICRA DALAM IMPLEMENTASI PPI DI PUSKESMAS.pptxICRA DALAM IMPLEMENTASI PPI DI PUSKESMAS.pptx
ICRA DALAM IMPLEMENTASI PPI DI PUSKESMAS.pptx
 
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
 
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdfBUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
BUNDLES HAIS FKTP MARET 2023.pdf
 
1. PPI .pdf
1. PPI .pdf1. PPI .pdf
1. PPI .pdf
 
Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
Indikator Sasaran Keselamatan PasienIndikator Sasaran Keselamatan Pasien
Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
 
Agenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutuAgenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutu
 
KAK PPI COPAS.docx
KAK PPI COPAS.docxKAK PPI COPAS.docx
KAK PPI COPAS.docx
 
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxprogram K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
 
profil indikator.docx
profil indikator.docxprofil indikator.docx
profil indikator.docx
 
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docxLAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
 
- AUDIT KEBERSIHAN TANGAN.ppt
- AUDIT KEBERSIHAN TANGAN.ppt- AUDIT KEBERSIHAN TANGAN.ppt
- AUDIT KEBERSIHAN TANGAN.ppt
 

Similar to sk outbreak infeksi (1).docx

KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdfKP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
andrekesuma1
 
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.ppt
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.pptMATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.ppt
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.ppt
SITIYURIAH
 
Surveilans potensi klb
Surveilans potensi klbSurveilans potensi klb
Surveilans potensi klb
Obhy Erry
 
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
Ajrinaaputri
 
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
Resna Adtya
 

Similar to sk outbreak infeksi (1).docx (20)

KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdfKP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
 
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.ppt
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.pptMATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.ppt
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.ppt
 
SOP tatalaksana demam Berdarah.docx
SOP tatalaksana demam Berdarah.docxSOP tatalaksana demam Berdarah.docx
SOP tatalaksana demam Berdarah.docx
 
SOP tatalaksana demam Berdarah.docx
SOP tatalaksana demam Berdarah.docxSOP tatalaksana demam Berdarah.docx
SOP tatalaksana demam Berdarah.docx
 
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlLaporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
 
Puskesmas
PuskesmasPuskesmas
Puskesmas
 
Surveilans pws penyakit potensial wabah
Surveilans pws penyakit potensial wabahSurveilans pws penyakit potensial wabah
Surveilans pws penyakit potensial wabah
 
Wabah
WabahWabah
Wabah
 
Surveilans potensi klb
Surveilans potensi klbSurveilans potensi klb
Surveilans potensi klb
 
materi pembekalan PKN.pptx
materi pembekalan PKN.pptxmateri pembekalan PKN.pptx
materi pembekalan PKN.pptx
 
rAnOxvInJCH0xlx1WWYa1594968223.pdf
rAnOxvInJCH0xlx1WWYa1594968223.pdfrAnOxvInJCH0xlx1WWYa1594968223.pdf
rAnOxvInJCH0xlx1WWYa1594968223.pdf
 
Makalah KLB DIARE klp 2
Makalah KLB DIARE klp 2Makalah KLB DIARE klp 2
Makalah KLB DIARE klp 2
 
Investigasi Wabah.pptx
Investigasi Wabah.pptxInvestigasi Wabah.pptx
Investigasi Wabah.pptx
 
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
Data k lb_wabah_prov_sumsel_2015-dikonversi[1]
 
TUGAS PENYAJIAN DATA
TUGAS PENYAJIAN DATATUGAS PENYAJIAN DATA
TUGAS PENYAJIAN DATA
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
 
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversiData k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
Data k lb wabah prov sumsel 2015 dikonversi
 
Makalah nandang
Makalah nandangMakalah nandang
Makalah nandang
 
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
DATA DISTRIBUSI KLB PENYAKIT MENULAR DAN KERACUNAN BERDASARKAN JENIS PENYAKIT...
 

Recently uploaded

ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

sk outbreak infeksi (1).docx

  • 1. DHARMOTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS SURUH Alamat : Jl.Tingkir Suruh KEPUTUSAN KEPALA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SURUH NOMOR: TENTANG KRITERIA OUTBREAK INFEKSI DI PUSKESMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA UPTD PUSKESMAS SURUH Menimbang : a. Bahwa Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat b. Bahwa dalam rangka sebagai antisipasi terjadinya ledakan kasus penyakit infeksi air borne di Puskesmas Suruh c. Bahwa sehubungan dengan butir 1 dan 2 diatas perlu ditetapkan melalui suatu Surat Keputusan Kepala Puskesmas Mengingat : 1. Undang - undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan ; 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien; 4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat; 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor.27 Tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan
  • 2. MEMUTUSKAN Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA : : : : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SURUH TENTANG KRITERIA OUTBREAK INFEKSI DI PUSKESMAS Keputusan kepala puskesmas tentang kriteria Outbreak infeksi Memberlakukan kebijakan tentang kriteria outbreak infeksi di puskesmas Suruh Keputusan ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dengan ketentuan apabila dipandang perlu dikemudian hari akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya Ditetapkan di Suruh Pada tanggal : KEPALA UPTD PUSKESMAS SURUH ADJI SURYO TOMO ADE NURMAYA
  • 3. KRITERIA OUTBREAK INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN DI UPTD PUSKESMAS SURUH 1. Terdapat kejadian infeksi yang sebelumnya tidak ada atau sejak lama tidak pernah muncul yang diakibatkan oleh kegiatan pelayanan kesehatan yang berdampak risiko infeksi baik di puskesmas maupun di wilayah kerja puskesmas 2. Peningkatan kajadian 2 kali lipat atau lebih disbanding periode sebelumnya 3. Kejadian dapat meningkat secara luas dalam kurun waktu yang sama 4. Kejadian infeksi yang ditetapkan sebagai outbreak oleh pemerintah Ditetapkan di Suruh Pada tanggal : LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SURUH NOMOR : TENTANG : KRITERIA OUTBREAK INFEKSI KEPALA PUSKESMAS SURUH ADJI SURYO TOMO
  • 4. LAMPIRAN II : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SURUH NOMOR : TENTANG : DAFTAR PRIORITAS PENYAKIT POTENSI KLB DAN KRITERIA KLB Daftar prioritas penyakit potensi KLB di UPTD Puskesmas Suruh sebagai berikut: 1. Diare akut 2. Pnemonia 3. Tersangka demam dengue 4. Tersangka Difteri 5. Tersangka Campak 6. AFP(Lumpuh Layuh mendadak)
  • 5. Definisi Penyakit, masa inkubasi,kriteria KLB dan nilali ambang batas No Penyakit Definisi Masa Inkubasi Kriteria KLB Nilai Ambang Batas 1. 1 1 1 Diare akut BAB yang frekuensinya lebihsering dari biasanya (pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 7 hari 1-3 hari Peningkatan kasus 2 kali dari periode waktu sebelumnya Peningkatan kasus 2 kali dari periode waktu sebelumnya 2. 2 2 2 Pneumonia Pada usia < 5 tahun ditandai dengan batuk dan/tanda kesulitan bernafas(adanya nafas cepat<14 hari kadang disertai tarikan dinding dada bagian bawah kedalam(TDDK)atau gambaran radiologi foto torax menunjukan infiltrate paru akut. Frekuensi nafas berdasarkan usia penderita: - <2bulan: RR> 60/menit - 2-12 bulan : RR >40/menit - 1-5 tahun : RR>40/menit Pada usia >5 tahun ditandai dengan demam >38⁰C, batuk Peningkatan kasus 2 kali dari periode waktu sebelumnya
  • 6. dan atau kesulitan bernafas dan nyeri dada saat menarik nafas 3 Tersangka demam dengue Demam tinggi (≥39⁰C )mendadak tanpa sebab yang jelas 2-7 hari,mual muntah,sakit kepala nyeri dibelakang bola mata (nyeri retro orbital)nyeri sendi dan adanya manifestasi perdarahan sekurang- kurangnya uji tourniquet (rumple led)positif 4-7 hari Untuk KLB DBD: - Peningkatan kasus 2 kali dari periode waktu sebelumnya - Sebelumnya tidak ada kasus - Peningkatan kematian >50% Untuk tersangka dengue tidak ada kriteria KLB Peningkatan kasus 2 kali dari periode waktu sebelumnya 4 Tersangka difteri Gejala faringitis,tonsillitis,laryngitis trakeitis atau kombinasi disertai demam atau tanpa demam dan adanya pseudomembran putih keabu-abuan yang sulit lepas,mudah berdarah apa bila 1-10 hari 1 kasus tersangka difteri dengan hasil lab confirm kultur positif 1 kasus tersangka difteri dengan hasil lab confirm kultur positif
  • 7. dilepas atau dilakukan manipulasi. 5 Tersangka Campak Setiap kasus dengan gejala minimal demam dan ruam makulo papullar 7-18 hari - KLB Suspek campak 5 atau lebih kasus campak dalam 4 minggu berturut- turut da nada hubungan epidemiologi. - KLB campak pasti/konfirmasi: apabila hasil lab minimal 2 spesimen positif IgM campak dari hasil oemeriksaan kasus pada KLB suspek campak atau hasil pemeriksaan kasus pada CBMS 1 tersangka kasus campak
  • 8. ditemukan minmal 2 spesimen positif campak da nada hubungan epidemiologi 6 AFP(Lump uh Layuh mendadak) Kasus lumpuh layuh mendadak bukan disebabkan oleh ruda paksa/trauma pada anak<15 tahun 1-14 hari 1 kasus konfirmasi polio 1 kasus AFP
  • 9. LAMPIRAN III : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SURUH NOMOR : TENTANG : TATALAKSANA KEJADIAN OUTBREAK INFEKSI TATALAKSANA KEJADIAN OUTBREAK INFEKSI UPTD PUSKESMAS SURUH TAHUN 2023 A. Penanggulangan KLB pada DBD di UPTD Puskesmas Suruh 1. Langkah-langkah Penanggulangan KLB DBD Bila terjadi wabah/KLB, dilakukan pengendalian nyamuk dewasa menggunakan insektisida(2 siklus dengan interval 1 minggu) PSN 3M plus,larvasidasi,penyuluhan di seluruh wilayah terjangkit KLB, dan kegiatan penanggulangan lainnya yang diperlukan,seperti; pembentukan posko pengobatan dan posko penanggulangan,penyelidikan KLB, pengumpulan dann pemeriksaan spesimen serta peningkatan kegiatan survelans kasus dan vektor dann lain-lain. a. Pengobatan dan perawatan penderita Penderita DBD derajat 1 dan 2 dapat dirawat di puskesmas yang mempunyai fasillitas perawatan, sedangkan DBD derajat 3 dan 4 harus segera dirujuk ke rumah sakit b. Pemberantasan vektor Pengendalian nyamuk dewasa menggunakan insektisida (pengasapan/pengabutan) Pelaksanaan: petugas dinas kesehatan/kota,puskesmas dan tenaga lain yang telah terlatih Lokasi: meliputi seluruh wilayah terjanngkit Sasaran: rumah dan tempat-tempat umum Insektisida : sesuai dengan dosis Alat: hot fogger/ mesin pengabut dan atau ULV
  • 10. Cara: fogging/ULV dilaksanakan 2 siklus dengan interval satu minggu c. Pengendalian larva/jentik nyamuk (PSN 3M Plus) Pelaksanaan : masyarakat di lingkungan masing-masing Lokasi : meliputi seluruh wilayah terjangkit dan wilayah sekitarnya yang merupakan satu kesatuan epidemiologis Sasaran:semua tempat potensial bagu habitat perkembangbiakan nyamuk di dalam dan diluar rumah dengan cara: Melakukan kegiatan PSN 3M plus - Menguras tempat penampungan air - Menutup tempat penampungan air - Mendaur ulang barang-barang bekas - Plus: upaya menghindari gigitan nyamuk (penggunaan repellent,kelambu,insektisida rumah tangga) d. Larvasidasi: Pelaksanaan: tenaga dari masyarakat dengan bimbingan petugas puskesmas/dinas kesehatan kabupaten/kota Lokasi: meliputi seluruh wilayah terjangkit Sasaran: tempat penampungann air (TPA) di rumah dan tempat- tempat umum( TTU) Larvasidasi: sesuai dengan dosis Cara: lasrvasidasi dilaksanakan diseluruh wilayah KLB e. Penyuluhan Penyuluhan dapat dilakukan oleh segenap tenaga kesehatan yang dikoordinir oleh dinas kesehatan kabupaten/kota setempat 2. Evaluasi pelaksanaan penanggulanagnan KLB DBD Penilaian operasioanal ditujukan untuk mengetahui persentase (coverage)pemberantasan vektor dari jumlah yang direncanakan, penilaian ini dilakukan dengan melakukan kunjungan rumah secara acak dan wilayah –wilayah yang direncanakan untuk pengabutan,larvasidasi, dan penyuluhan. Pada kunjungan tersebut dilakukan wawancara apakah rumah sudah dilakukan pengabutan larvasidasi dan pemeriksaan jentik serta penyuluhan. 3. Evaluasi hasil penanggulangan KLB DBD Penilaian ini ditujukan untuk mengetahui dampak upaya penanggulangan terhadap jumlah penderita dan kematian DBD.
  • 11. Penilaian epidemiologi dilakukan dengan membandingkan data kasus/kematian DBD sebelum dann sesudah penanggulangan KLB. Data-data tersebut digambarkan dengan grafik harian,mingguan atau bulanan,serta dibandingkan pula dengan keadaan tahun sebelumnya pada periode yang sama (dalam bentuk laporan). B. Penanggulangan KLB pada diare Upaya penanggulangan KLB diare yaitu melakukan Pra-KLB/Wabah 1. Kab/Kota, Propinsi dan Pusat perlu membuat surat edaran atau instruksi kesiapsiagaan di setiap tingkat 2. Meningkatkan kewaspadaan dini (SKD) di wilayah Puskesmas terutama di Desa rawan KLB 3. Mempersiapkan tenaga dan logistik yang cukup di Puskesmas, Kabupaten/Kota dan Propinsi dengan membentuk Tim Gerak Cepat (TGC). 4. Meningkatkan upaya promosi kesehatan 5. Meningkatkan kegiatan lintas program dan sector Saat KLB/Wabah 1. Penyelidikan KLB Tahapan penyelidikan KLB : - Mengumpulkan, mengolah dan menganalisis informasi termasuk faktor risiko yang ditemukan. - Membuat kesimpulan berdasarkan : Faktor tempat, Faktor waktu, Faktor orang 2. Pemutusan rantai penularan meliputi : Peningkatan kualitas kesehatan lingkungan yang mencakup : air bersih, jamban, pembuangan sampah dan air limbah. Promosi kesehatan yang mencakup : pemanfaatan jamban, air bersih dan minum air yang sudah dimasak, pengendalian serangga/lalat
  • 12. 3. Penanggulangan KLB a. Mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC) b. Pembentukan Pusat Rehidrasi (Posko KLB Diare) Pusat Rehidrasi dibentuk dengan maksud untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan, dipimpin oleh seorang dokter dan dibantu oleh tenaga kesehatan yang dapat melakukan tatalaksana kepada penderita diare. c. Penemuan penderita Diare secara aktif untuk mencegah kematian di masyarakat, dengan kegiatan : Penyuluhan intensif agar penderita segera mencari pertolongan. Mengaktifkan Posyandu sebagai Pos Oralit. Melibatkan Kepala Desa/RW/RT atau tokoh masyarakat untuk membagikan oralit kepada warganya yang diare.
  • 13. PENANGANAN PEMBERIAN TERAPI PADA DIARE C. Penanggulangan KLB Difteri UPTD Puskesmas Suruh 1) Setiap suspek Difteri dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE) dan mencari kasustambahan dan kontak. 2) Dilakukan rujukan segera kasus Difteri ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pengobatandan perawatan. 3) Pemberian profilaksis pada kontak dan karier. 4) Melaksanakan Outbreak Response Immunization (ORI) sesegera mungkin di lokasi yang terjadi KLB Difteri dengan sasaran sesuai dengan kajian epidemiologi sebanyak tiga putaran dengan interval waktu 0-1-6 bulan tanpa memandang status imunisasi. 5) Meningkatkan dan mempertahankan cakupan imunisasi rutin Difteri (baik imunisasi dasar maupun lanjutan) agar mencapai minimal 95%. 6) Edukasi mengenai difteri, berupa penegakkan diagnosis, tatalaksana, dan pencegahan kepada tenaga kesehatan dan pemerintah daerah, serta bekerjasama dengan media masa untuk melakukan edukasi pada masyarakat mengenai difteri.
  • 14. 7) Edukasi kepada masyarakat untuk segera ke pelayanan kesehatan bila ada tanda dan gejala nyeri tenggorok, serta menggunakan masker termasuk di tempat umum bila mengalami tanda dan gejala infeksi saluran pernafasan. 1. Kegiatan survelans Epidemiologi - Setiap laporan tentang adanya kasus yang datang dari masyarakat, petugas kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas bahkan media, harus secepatnya ditindaklanjuti dengan melakukan verifikasi informasi. - Verifikasi informasi diantaranya dengan menanyakan kembali informasi yang lebih lengkap ke petugas surveilans tentang gejala, jumlah kasus, waktu sakit dan tempatnya dan lain-lain. - Dilakukan kunjungan kepada kasus difteri untuk pengumpulan data riwayat penyakit, faktor risiko, kontak dan risiko penularan dan penyebaran dengan menggunakan format daftar kasus difteri individu (lampiran 1). - Setelah adanya kepastian bahwa informasi tersebut akurat terjadi KLB penyakit difteri, secepatnya form W1 dilengkapi dengan daftar kasus difteri individu dilaporkan secara berjenjang ke tingkat yang lebih tinggi. - Petugas yang melaksanakan penyelidikan epidemiologi adalah petugas yang terlatih (dari Pustu, Puskesmas, Dinkes Kab/Kota, Dinkes Propinsi, dan Kementerian Kesehatan. - Petugas yang melakukan penyelidikan epidemiologi harus menggunakan APD yaitu minimal masker bedah,penutup kepala dan sarung tangan. 2. Identifikasi Faktor Risiko - Faktor risiko tertular difteri antara lain status imunisasi dan intensitas kontakdengan kasus dan karier. - Faktor Risiko terjadinya KLB yaitu cakupan imunisasi yang rendah danendemisitas terhadap difteri.
  • 15. 3. Pelaporan. Pelaporan dalam penanggulangan KLB, antara lain : a. Laporan W1 Merupakan Laporan cepat <24 jam, dapat didahului dengan melaporkan langsung secara berjenjang dengan telepon/ SMS/ WA dan tetap harus dilanjutkan dengan mengisi dan mengirimkan form W1. a. Laporan Penanggulangan Sementara KLB. b. Laporan lnegkap penanggulangan KLB. D. Penanggulangan KLB pada campak Penanggulangan KLB suspek campak-rubela didasarkan analisis dan rekomendasi hasil penyelidikan KLB,dilakukan sesegera mungkin untuk meminimalisasijumlah kasus. Langkah-langkah penangggulangan: a. Tata laksana kasus b. Lakukan komunikasi risiko kepada masyarakat dan para pengambil keputusan c. Pelaksanaan respon imunisasi segera (outbreak response immunization/ORI )berdasarkan hasil kajian epidemiologi ORI dilakukan untuk menghentikan transmisi campak dan atau rubela dengan cara meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap kedua penyakit tersebut sehinga KLB dapat teratasi. ORI dilaksanakan melalui strategi yaitu selektif dan massal 1. ORI selektif ORI selektif dilakukan bila KLB terjadi pada wilayah dengan risiko sedang yaitu bila cakupan imunisasi >95% atau jumlah balita rentan belum mendekati jumlah kohort bayi satu tahun ORI seletif dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: - Lengkapi status imunisasi campak-rubela seluruh anak usia 9-59 bulan (riwayat imunisasi campak-rubela dapat diperoleh berdasarkan kartu/catatan). Upaya melengkapi status imunisasi campak-rubela pada kelempok usia lainnya yang lebih dewasa dapat dipertimbangkan disesuiankan dengan hasil kajian epidemiologi
  • 16. - Tentukan luas wilyah ORI selektif sesuai hasil kajian epidmiologi - Target cakupan ORI masal adalah 95%, merata di seluruh desa/kelurahan selanjutnya, bila KLB sudah dapat ditanggulangi, harus dicapai cakupan imunisasi rutin campak-rubela yang tinggi dan merata - Lakukan evaluasi apabila KLB berlanjut, pertimbangkan untuk melaksanakan ORI massal di wilayah KLB dan desa/kelurahan sekitar yang mempunyai hubungan epidemiologi 2. ORI MASSAL ORI massal dlakukan KLB terjadi pada wilayah daerah risiko tinggi yaitu daerah dengan pertimbangan hal-hal sebagai berikut: - Daerah dengan cakupan imunisasi rendah<95% atau jumlah balita rentan telah mendekati jumlah kohort bayi satu tahun - Mobilitas penduduk tinggi - Daerah rawan gizi - Daerah pengungsi maupun daerah padat dan kumuh Apabila KLB yang terjadi adalah KLB rubela maka: - Bila ada ibu hamil yang menderita rubela, ibu hamil tersebut dimonitor untuk mengetahui adakah dampak dari rubela terhadap kehamilannya (abortus,prematur, lahir mati) - Ibu hamil yang tidak menderitaa rubela diupayakan untuk menghindari kontak dengan kasus Ditetapkan di Suruh Pada tanggal : KEPALA PUSKESMAS SURUH ADJI SURYO TOMO