SlideShare a Scribd company logo
Teknik Budidaya Tanaman Pangan, Perkebunan Dan
Hortikultura
(Pokok Bahasan 1)
Oleh :
Kelompok 1
1) M. Yuwan Kilmi 131710201007
2) Himma Muhammad I. 131710201035
3) Halimatus Sahro 131710201069
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
1
BAB 1. TANAH
1.1 Profil Tanah
Tanah berasal dari pecahan batuan induk melalui proses pelapukan dan
penghancuran fisika, kimia, serta biologi secara terus-menerus akibat dari faktor-
faktor lingkungan. Menurut Sutedjo et al (2005:23) tanah tersusun atas 5
komponen yaitu partikel mineral, berupa fraksi anorganik hasil perombakan
bahan-bahan bantuan dan anorganik yang terdapat dipermukaan bumi; Bahan
organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang serta berbagai kotoran
binatang; Air; Udara tanah; Kehidupan jasad renik.Dengan adanya perbedaan
komponen–komponen tersebut akan menyebabkan adanya perbedaan antara tanah
yang satu dengan tanah yang lainnya. Sutedjo et al(2005:25) juga menjelaskan
bahwa lapisan tanah terbagi menjadi 2 macam yaitu lapisan atas tanah (top soil)
dan lapisan bawah tanah ( sub soil). Lapisan atas tanah (top soil) merupakan tanah
yang relatif lebih subur karena banyak mengandung bahan organik dan biasanya
banyak digunakan untuk pertanian akan tetapi lapisan atas tanah (top soil) bersifat
rapuh, lebih mudah terangkut dan hanyut oleh air terutama ditanah yang memiliki
kemiringan (slope). Lapisan bawah tanah (sub soil) biasanya digunakan untuk
menanam tanaman keras atau tinggi perakarannya akan menembus batas lapisan
tanah bawah.
1.2 Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif
dalam % fraksi-fraksi liat, debu, dan pasir yang jumlahnya 100% atau sifat yang
menentukan kemampuan tanah menyimpan dan menghantarkan air serta
menyediakan hara tanaman untuk menunjang pertumbuhan tanaman.tekstur tanah
terbagi menjadi tiga macam yaitu tanah berpasir, bertekstur liat, dan tanah
berlempung. Tanah berpasir, yakni tanah dengan kandungan pasir >70%,
porositasnya rendah < 40%, sebagian besar ruang berporiberukuran besar, daya
hantar air cepat, tetapi kemampuan untuk menyimpan air dan zat hara rendah.
Tanah bertekstur berliat, jika kandungan liatnya >35%, porositasnya relatif tinggi
60%, tetapi sebagian besar merupakan pori berukuran kecil akibatnya daya hantar
2
air sangat lambat dan sirkulasi udara kurang lancar, kemampuan untuk
menyimpan air dan hara tanaman tinggi. Tanah berlempung merupakan sifat
peralihan antara debu dan pasir, kemampuan menahan air dan hara sedang,
aerasinya sedang, permeabilitas sedang (Islami et al, 1995:15).
Gambar. segitiga tekstur tanah menurut
USDA
 tanah pasir (sand),
 tanah debu (silt),
 tanah lempung (clay),
 tanah lempung pasiran (sandy
clay),
 tanah lempung debuah (silty
clay),
 tanah geluh (loam),
 tanah pasir geluhan (loamy
sand),
 tanah geluh pasiran (sandy
loam),
 tanah geluh debuan (silt loam),
 tanah geluh lempungan (clay
loam),
 tanah geluh lempung pasiran
(sandy clay loam), dan
 tanah geluh lempung debuan
(silty clay loam).
(Darmawijaya, 1992:163).
1.3 Klasifikasi Tanah Pertanian
Tanah yang telah terbentuk ternyata tidak semuanya dapat digunakan sebagai
tanah pertanian. Berdasarkan cara dan sistem yang telah dikembangkan melalui
pengalaman-pengalaman praktis ke lapangan maka, tanah dapat dikelompokan
menjadi:
Tanah Pertanian Kelas I, dalam penggunaanya tanah ini sesuai untuk segala
jenis kegiatan pertanian tanpa memerlukan tindakan khusus. Tanahnya merupakan
tanah yang datar, bertekstur halus atau sedang, memiliki kedalaman yang baik,
merupakan tanah yang subur, mudah diolah, serta memiliki respon terhadap
pemupukan yang baik. Dapat dijadikan lahan tanaman semusim;
Tanah Pertanian Kelas II, sesuai dengan segala jenis kegiatan pertanian.
Tanahnya agak berlereng landai dengan kemiringan diantara 5% - 10%, lapisan
3
atas bersifat lempung atau berpasir, kesuburan tanah rata-rata sedang, kedalamnya
dalam dan berstruktur halus sampai agak halus. Diperlukan tindakan atau
perlakuan praktis dalam usaha konvensasi tanah;
Tanah Pertanian Kelas III, sesuai untuk segala jenis penggunaan tanah
pertanian dengan hambatan yang lebih besar dari kelas II. Tanahnya agak miring
atau drainasenya buruk, kedalamannya sedang, permeabilitasnyanya agak cepat.
Tanah jenis ini memerlukan tindakan pengawetan khusus seperti penanaman
dalam strip, pembuatan teras, pergiliran tanaman penutup tanah dengan waktu
tanaman tersebut lebih lama;
Tanah Pertanian Kelas IV, tanah ini terletak pada lereng yang miring 15%-
30% atau berdrainase buruk dan kedalamannya dangkal.Dalam penggunaannya
sangat terbatas untuk tanaman semusim karena diperlukan adanya pembuatan
teras dan pergiliran tanaman lebih kurang 3-5 tahun. Tetapi masih dapat ditanami
rumput-rumputan sebagai padang rumput dan tanaman buah-buahan yang
berumur panjang (tahunan);
Tanah Pertanian Kelas V, tanah ini keadaanya hampir datar tetapi banyak
berbatu dan berkerikil yang tampak tidak mengalami gejala erosi. Dengan
memberikan tindakan serta perlakuan praktis, seperti menanaminya dengan
tanaman rerumputan dan pohon buah-buahan yang berumur tahunan atau pohon
yang dapat diambil kayunya;
Tanah Pertanian Kelas VI, tanah ini sifatnya berbatu yang keadaanya terjal,
biasanya kemiringanya sampai 40%, kadang-kadang beriklim kering dan kadang-
kadang tanahnya berbatu itu agak berpasir dan sangat tidak baik untuk usaha
pertanian;
Tanah Pertanian Kelas VII, tanah ini dianjurkan untuk menanami vegetasi
permanen atau tanaman keras, tanahnya terletak pada lereng yang curam (45%-
65%) dan tanya dangkal atau telah mengalami erosi berat;
Tanah Pertanian Kelas VIII, tanah ini keadaanya sangat buruk karena lama
terkena erosi, berbatu-batu, gersang dan terjal. Biasanya dijadikan sebagai
kawasan hutan lindung dan suaka alam (Jumin,1991:31).
4
BAB 2. TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN, HOLTIKULTURA
Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan
karbohidrat dan protein.Contoh tanaman pangan yaitu padi (Oryza sativa), jagung
(Zeamaes), kedelai (Glise maxmare), dan lain sebagainya.
Perkebunan adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk
membudidayakan tanaman tertentu yang ditanam pada media tanah dengan areal
lahan yang luas.Contoh tanaman perkebunan adalah karet (Hivea brasiliensis),
kopi (Coffea sp), kakao (Theobroma kakao L), dan lain sebagainya.
Tanaman hortikultura adalah cabang dari ilmu pertanian (agriculture) yang
mengkhususkan diri dalam dan penggunaan dari tanaman buah-buahan, sayur-
sayuran, semak-semak dan bunga-bungaan. (Mudakir, 2005:1).
2.1 Teknik budidaya tanaman pangan
2.1.1 Pengolahan lahan
Jenis pengerjaan pengolahan lahan dipengaruhi oleh kondisi lahan.Tanah
yang berat diolah lebih dalam daripada tanah yang ringan. Pengolahan lahan
terbagi menjadi tiga yaitu:
1) Pengolahan lahan pertama menggunakan bajak yang berfungsi untuk
membalik tanah
2) Pengolahan lahan kedua menggunakan garu yang berfungsi sebagai
pemerata tanah yang telah di bajak
3) Pembuatan seedbeds. Tujuan pembuatan seedbeds untuk mempermudah
penanaman dan merangsang pertumbuhan tanaman.
2.1.2 Penanaman
Penanaman dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Metode penanaman secara langsung dengan penanaman biji langsung
pada lahan pertanian.contoh tanaman pada penanaman ini adalah jagung, kedelai,
dan jenis umbi-umbian. Penanaman tidak langsung, biji disemai terlebih dahulu
menjadi bibit.Bibit yang telah siap tanam, di pindah ke lahan
pertanian.contohpenanaman ini adalah tanaman padi.
5
2.1.3 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan,
pemberantasan hama penyakit.
1) Penyiraman dilakukan pada tanaman secara rutin 2 kali sehari (pagi dan
sore) apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau, kecuali pada
musim hujan tidak perlu dilakukan penyiraman. (Dinas pertanian Jawa
Barat)
2) Penyiangan dilakukan apabila mulai tumbuh tanaman pengganggu
tanaman inti. Penyiangan berkisar 1 blan dari awal penanaman dan
penyiangan pertama.
3) Pemupukan dilakukan dengan cara tebaran atau dengan siraman.
Penebaran pupuk dilakukan apabila tekstur pupuk yang digunakan padat.
Apabila tekstur pupuk cair, dapat menggunakan handsprayer untuk
penyemprotan pada tanaman. Pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu
pupuk yang mengandung unsur N, P, K.
4) Pengendalian hama dan penyakit. Menurut Mudakir (2005:3) pengendalian
hama dan penyakit terpadu (pest integrated management) yaitu dengan,
sanitasi, biologi musuh alami, dan pestisida.
2.1.4 Panen dan pasca panen
Panen dilakukan apabila tanaman telah masak fisiologis.Masak fisiologis
berarti tanaman telah memenuhi kriteria kemasakan.Seperti warna telah berubah,
aroma mulai tercium, dan lain sebagainya.
2.2 Teknik budidaya tanaman perkebunan
2.2.1 Pengolahan lahan
Pengolahan pada lahan perkebunan dimulai dengan menentukan jarak
tanam.Jarak tanam di buat lubang tanam.Setelah digali dengan ukuran yang
sesuai, lubang tanam kemudian dibiarkan terkena panas matahari selama dua
minggu agar bibit hama dan penyakit yang ada didalamnya mati.
2.2.2 Penanaman
Setelah bibit dan lubang tanam siap, maka penanaman dapat dilakukan.Jika
bibit yang ditanam merupakan bibit yang diambil dari lahan, akar tunggangnya
6
harus masuk lurus ke dalam tanah.Buka plastik pembungkus kemudian bibit
dimasukkan ke dalam lubang tanam dan diurug dengan tanah yang
adadisekitarnya.
2.2.3 Pemeliharaan
1) Penyiraman. Pada tanaman yang baru di tanam, penyiraman di lakukan
secara rutin yaitu pagi dan sore.
2) Penyulaman. Penyulaman di lakukan apabila tanaman yang sudah ditanam
ada yang mati. Umur tanaman yang akan digunakan untuk menyulam
harus sama.
3) Penyiangan. Kegiatan penyiangan dapat dilakukan setiap saat, yaitu ketika
pertumbuhan gulma sudah mengganggu perkembangan tanaman.
Meskipun demikian, umumnya penyiangan dilakukan tiga kali dalam
setahun untuk menghemat tenaga dan biaya.
4) Pemupukan. Pemberian pupuk yang paling baik adalah dengan cara
menggabungkan paling tidak 3 jenis pupuk untuk menghemat tenaga kerja.
5) Pemangkasan. Untuk mempermudah perawatan, tanaman dilakukan
pemangkasan. Pemangkasan terdapat beberapa jenis yaitu pemangkasan
bentuk (tanaman kopi), pemangkasan rejufinasi (pemangkasan
peremajaan)
6) Pemberantasan hama dan penyakit. Pemberantasan hama dapat
menggunakan tiga metode yaitu dengan pergantian tanaman, secara
boilogis, dan penggunaan pestisida.
2.2.4 Panen dan pasca panen
Panen dilakukan apabila tanaman telah masak fisiologis.Masak fisiologis
berarti tanaman telah memenuhi kriteria kemasakan.Seperti warna telah berubah,
aroma mulai tercium, dan lain sebagainya.
2.3 Teknik budidaya tanaman holtikultura
2.3.1 Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dapat menggunakan cangkul atau bajak. Pembalikan tanah
pada bajak akan terjadi pertukaran udara kedalam tanah. Menurut Ashari
(1995:174) pemberian bahan organik berupa pupuk kandang, pupuk hijau atau
7
kompos sebaiknya dilakukan pada saat pengolahan tanah, agar bahan organik
tersebut tercampur rata dengan tanah.Pembuatan lubang disesuaikan dengan jarak
tanam dan ditambah bahan organik lalu ditutup kembali selama beberapa minggu.
2.3.2 Penanaman
Penanaman dapat di lakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung atau
tidak langsung. Menurut Ashari (1995:178) caralangsung: biji ditanam langsung
pada tanah yang telah diolah. Sistem ini diterapkan dalam budidaya buncis, kapri,
kacang tanah, labu siam dan sebagainya. Cara tidak langsung: biji disemaikan
dulu pada media persemaian.Hal yang perlu diperhatikan dalam menanam biji
secara langsung atau dalam persemaian adalah kedalaman tanah dan kondisi
kelembaban tanah.
2.3.3 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman mencakup penyulaman, penyiangan, pemupukan,
dan pengendalian hama dan penyakit.
a) Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati atau terjangkit
hama dan penyakit. Bibit yang digunakan untuk menyulam seharusnya
bibit yang memiliki umur yang sama.
b) Penyiangan dilakukan apabila terdapat gulma-gulma yang tumbuh di
sekitar tanaman inti. Penyiangan dapat secara manual maupun
menggunakan alat, sesuai dengan kondisi pertumbuhan tanaman.
c) Pemupukan dilakukan minimal ketika tanaman berumur 3 minggu.
Terdapat 2 jenis pupuk, pupuk padat dan pupuk cair. Pemberian pupuk cair
ke tanaman dapat menggunakan handsprayer, sedangkan pupuk padat
dengan tebaran.
d) Pengendalian hama dan penyakit. Menurut Mudakir (2005:3) pengendalian
hama dan penyakit terpadu (pest integrated management) yaitu dengan,
sanitasi, biologi musuh alami, pestisida.
2.3.4 Panen
Panen dilakukan apabila tanaman telah masak fisiologis.Masak fisiologis
berarti tanaman telah memenuhi kriteria kemasakan.Seperti warna telah berubah,
aroma mulai tercium, dan lain sebagainya.
8
BAB 3. ALAT DAN MESIN PERTANIAN
Menurut Gultom (2013) Alat mesin pertanian adalah berbagai alat dan
mesin yang digunakan dalam usaha pertanian, dan juga berguna untuk
mempermudah budidaya serta peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.
Macam-macam alat dan mesin budidaya pertanian.
1. Pengolahan lahan
1) Alat pengolahan lahan pertama
Bajak singkal, dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan
sangat baik untuk membalik tanah.
Bajak piring, Bajak piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, tetapi
singkalnya diganti dengan piringan. Piringan bulat seperti parabola dan berfungsi
untuk memotong dan membalik tanah.
Bajak rotari, bajak yang terdiri dari pisau-pisau berputar. Berbeda dengan
bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari
pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar
karena digerakkan oleh suatu motor.
Bajak chisel, alat ini tidak membalik tanah seperti bajak yang lain. Tetapi
hanya memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai.
Bajak subsoil, alat ini sering digunakan untuk memecah lapisan keras
didalam tanah.
2) Alat pengolahan lahan kedua
Alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk melakukan pengolahan
tanah kedua adalah alat pengolahan tanah jenis garu (harrow). Penggunaan garu,
selain bertujuan untuk lebih meghancurkan dan meratakan permukaan tanah
hingga lebih baik untuk pertumbuhan benih maupun tanaman, juga bertujuan
untuk mengawetkan lengas tanah dan meningkatkan kandungan unsur hara pada
tanah dengan jalan lebih menghancurkan sisa-sisa tanaman dan mencampurnya
dengan tanah. Macam-macam garu yang digunakan untuk pengolahan tanah
kedua adalah : garu piringan (disk harrow); garu bergigi paku (spikes tooth
harrow); garu bergigi per (springs tooth harrow); dan garu-garu untuk pekerjaan
9
khusus (special harrow). Garu piringan (disk harrow), mempunyai ukuran dan
kecekungan piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan bajak, hal ini
disebabkan karena pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak
diperlukan pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah pertama.
Selanjutnya, karena draft penggaruan lebih kecil dari draft pembajakan, maka
dengan besar daya penarikan yang sama, lebar kerja garu akan lebih besar
dibandingkan dengan lebar kerja bajak, dengan demikian jumlah piringan garu
piringan dengan sendirinya akan lebih banyak dibandingkan dengan bajak
piringan.
Garu bergigi paku (spikes tooth harrow) atau biasa disebut sebagai garu
sisir, adalah jenis garu yang sudah umum digunakan petani di Indonesia. Garu
sisir yang ditarik hewan, umumnya giginya terbuat dari kayu dan biasa digunakan
untuk pengolahan tanah sawah dalam keadaan basah, sebagai pekerjaan lanjutan
setelah tanah diolah dengan bajak singkal.Konstruksi garu bergigi paku yang
ditarik dengan tenaga traktor biasanya terdiri dari satu batang penempatan.
Pemasangan gigi pada batang penempatan disusun berselang-seling antara batang
penempatan yang satu dengan lainnya. Garu bergigi paku digunakan untuk
meratakan dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan, lebih cocok digunakan
untuk tanah yang mudah hancur. Alat ini cukup efektif untuk memberantas
tanaman pengganggu khususnya yang masih kecil-kecil, atau baru tumbuh.
Garu bergigi per (spring tooth harrow) ini, secara keseluruhan
konstruksinya hampir menyerupai garu bergigi paku, hanya gigi-giginya terbuat
dari per atau pegas. Alat ini lebih sesuai digunakan untuk tanah yang mudah
dihancurkan dan untuk memberantas gulma yang mempunyai perakaran yang
cukup kuat dan dalam. Hal ini dikarenakan garu bergigi per mempunyai penetrasi
kedalaman yang lebih besar dibandingkan dengan garu bergigi paku. Dari sifatnya
yang lentur dan bentuknya yang lengkung akan dapat mengangkat atau mencabut
akar-akar tanaman sehingga terlempar keluar ke permukaan tanah.
Garu-garu khusus (special harrow), biasanya digunakan untuk mengerjakan
pengolahan tanah dengan tujuan yang lebih khusus. Sebagai misal, pengolahan
tanah dengan tujuan khusus untuk memusnahkan tanaman pengganggu,
10
menghancurkan seresah, atau untuk menggemburkan tanah secara intensif, atau
mungkin bertujuan untuk membuat bedengan (seed bed) yang lebih layak..
Macam-macam garu khusus antara lain adalah : pencacah gulma atau seresah
(weeder mulcher); garu potong putar (rotary cross harrow); penggemburan tanah
(soil surgeon).
2. Penanaman
Dalam sistem penanaman alat yang digunakan bisa diklafikasikan seperti
berikut yaitu mesin tanam larikan. Mesin tanam larikan yaitu mesin tanam yang
dirancang serta dikontruksi untuk menanam biji dalam larikan dengan jarak yang
cukup besar sehingga penyiangan dengan mesin penyiang dapat dilakukan,
biasanya mesin ini hanya untuk menanam satu jenis tanaman tertentu saja. Pada
umumnya mesin ini dibedakan menjadi lima kelas atau golongan. Golongan
mesin tanam itu adalah untuk jagung, kapas, cantel, sayuran, kacang-kacangan,
kentang, dan tomat. Untuk sistem dalam penggunaan mesin tanam larikan ini,
hampir sama antara golongan atau kelas pembeda tanaman tersebut (Smith et al,
1990:299). Mesin penanaman kedua yaitu alat penabur benih. Alat penabur benih
yang biasa digunakan yaitu mesin tugal, mesin ini dirancang dan dibuat untuk
menempatkan butir-butir biji yang kecil dan benih rumput di tanah dengan larikan
yang sempit dengan jarak dalam larikan antar 6 sampai 8 inci pada kedalaman
yang seragam (Smith et al, 1990:336).
3. Penyiangan
Pemberantasan gulma dapat dilakukan dengan kultivator, selain itu
penggunaan api juga dapat dilakukan untuk memberantasan gulma. Secara kimia
dilakukan dengan menggunakan alat sprayer dan duster. Secara biologis dilakukan
dengan menanam tanaman lain sehingga tanaman pengganggu akan terdesak
tumbuhnya. Atau menutup tumbuhan pengganggu dengan sampah atau bekas-
bekas tanaman ( Dawyin et al, 2008: 95).
4. Pemupukan
Pemupukan merupakan usaha memasukkan usaha zat hara kedalam tanah
dengan maksud memberikan/menambahkan zat tersebut untuk pertumbuhan
tanaman agar didapatkan hasil (produksi) yang diharapkan. Berdasarkan sumber
11
tenaga yang dipergunakan untuk menggerakkan alat, alat pemupukan dapat
dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu alat pemupukan dengan sumber tenaga
manusia, alat pemupukan dengan sumber tenaga hewan, dan alat pemupukan
dengan sumber tenaga traktor. Alat pemupukan dengan sumber tenaga manusia
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tradisional, dan semi mekanis.
Tradisional, Cara tradisional ini masih banyak dipergunakan petani di
Indonesia. Pupuk yang digunakan adalah berbentuk butiran kering. Pupuk
diangkut ke sawah atau ladang dengan menggunakan keranjang atau karung.
Sedangkan pada pembenaman pupuk kandang dengan menggunakan cangkul.
Kelemahan cara tradisional antara lain adalah hanya baik untuk pupuk padat dan
kering, disamping itu hasil sebarannya pun kurang seragam.
Semi mekanis, alat penyebar semi mekanis menyebarkan pupuk dalam
bentuk butiran. Sebagai sumber tenaganya adalah manusia, dengan mendorong
alat melalui tangkai pengendali. Pergerakan peralatan mengeluarkan pupuk diatur
oleh perputaran roda melalui rantai transmisi dan gigi atau belt. Dibandingkan
dengan cara tradisional, cara ini memperoleh hasil yang lebih baik.
Alat pemupukan dengan sumber tenaga hewan. Pupuk padatan banyak
dipergunakan pada peralatan yang ditarik oleh hewan. Pada alat penyebar pupuk
butiran bisanya dilengkapi roda 2 buah, sedangkan pada alat penyebar pupuk
kandang beroda 4. Pergerakan alat dari alat penyebar pupuk tersebut berasal dari
perputaran roda. Dalam operasinya, biasanya alat dikaitkan dengan alat penanam
benih.
Alat pemupukan yang digerakkan traktor mempunyai bentuk bermcam-
macam, dan tergolong peralatan mekanis. Atas dasar pupuk yang dipergunakan,
maka mesin dapat digolongkan menjadi 3, yaitu alat penyebar pabuk (pupuk
kandang), alat penyebar pupuk butiran, alat penyebar pupuk cair dan gas, alat
penyebar rabuk (pupuk kandang). Cara penempatan dan pemberian pupuk sangat
erat hubungannya dengan tanaman yang diusahakan. Pupuk kandang merupakan
salah satu hasil sampingan pertanian yang banyak bermanfaat. Penyebaran yang
seragam dan halus dapat dilakukan dengan alat penyebar pupuk.
12
5. Alat dan Mesin Pemanenan
Alat dan mesin pemanenan dilakukan berdasarkan jenis tanamannya. Pada
tanaman padi menggunakan sabit, dan dirontokkan dengan cara membantingkan
tanaman padi ke kayu atau dengan cara dinjak kuda. Ada pula alat atau mesin
yang dapat mempermudah petani seperti treserdan combine. Pada tanaman
jagung, pemanenannya dapat dilakukan manual atau dengan alat dan mesin yang
dapat memetik biji jagung yaitu stipper.Sedangkan picker-husker dapat mengupas
kelobot jagung.Alat yang dapat memetik jagung dan mengupas kelobot jangung
disebut picker-seller.Picker dan stipper dapat digunakan juga pada tanaman
kapas. Ada juga gunting buah yang biasanya dipakai secara manual untuk
memanen buah ( Smith dan Wilkes, 1990).
6. Pengolahan Hasil Pertanian
Pengeringan dan pendinginan bertujuan untuk menghindari atau mengurangi
kerusakan tanaman. Teknologi pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu sebagai berikut.
a. Pengeringan gabah secara alami dilakukan di atas lantai gabah dihamparkan
setebal 3-5 cm ,ketika sudah kering melakukan pembalikan dengan sekop.
b. Alat pengering mekanis antara lain sebagai berikut: alat pengering yang
berbentuk rotari (tunnel dryer) untuk pengeringan hasil tanaman berbentuk
biji-bijian seperti: padi, jagung pipilan, kedelai, dan lain-lain; alat pengering
berbentuk silinders (drum dryer) untuk pengeringan bahan cairan yang berasal
dari tanaman, seperti sari buah, sari kedelai dan lain-lain untuk dijadikan
tepung; alat pengering gabah jenis Batch Dryer yang terdiri dua bagian, yaitu:
kotak pengering dan bagian pemanas udara yang dilengkapi heater (pemanas)
dab blower untuk menghembuskan udara kedalam kotak atau ruangan
pengering. Sedangkan pendinginan pada buah-buahan dapat dilakukan di
lemari es. (Kartasapoetra, 1989: 208-209).
13
BAB 4. IKLIM
4.1 Pengertian Iklim dan Cuaca
Iklim adalah sintesis dari perubahan nilai unsur cuaca dalam jangka
panjang disuatu wilayah. Iklim juga dapat pula diartikan sebagai sifat cuaca di
suatu wilayah.Data cuaca dan data iklim terdiri dari data diskontinu dan data
kontinu. Data diskontinu antara lain data radiasi dan lama penyinaran surya, curah
hujan, embun, salju dan penguapan. Sedangkan data continu antara lain data suhu,
kelembapan, dan tekanan udara serta kecepatan angin.
Cuaca adalah nilai sesaat dari atmosfer, serta perubahan dalam jangka
pendek di suatu tempat tertentu di bumi. Nilai unsur-unsur cuaca selama 24 jam di
suatu tempat akan menunjukkan pola siklus yang disebut perubahan cuaca
diurnal. Cuaca dicatat terus menerus pada jam tertentu secara rutin sehingga
menghasilkan suatu data yang selanjutnya dapat digunakan untuk iklim.
4.2 Pengaruh Iklim.
Iklim tanah sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor radiasi matahari
dan temperatur. Karena ketika tanah yang terkena radiasi kemungkinan yang
terjadi yaitu radiasi diteruskan, radiasi disebarkan oleh debu atau tanah, radiasi
mungkin dipantulkan dan radiasi itu diserap oleh tanah.ketika radiasi mengenai
tanah maka mempengaruhi temperatur tanah. Ketika radiasi matahari yang diserap
oleh oleh tanah tinggi maka temperatur di dalam tanah meningkat biasanya terjadi
pada siang hari, sedangkan jika radiasi matahari yang diserap oleh tanah itu
rendah terjadi pada malam hari.
Pengendalian dan pengolaan temperatur tanah dapat diatur dengan dua hal
yaitu penutup tanah dan kandungan air tanah. Penutup tanah fungsinya untuk
membuat temperatur tanah menjadi tinggi karna menahan radiasi yang sudah
terserap oleh tanah sedangkan kandungan air tanah sndiri berfungsi untuk
mendinginkan tanah melalui evaporasi ( Yulipriyanto, 2010:35).
14
Pada tanaman, iklim sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan. Ketika
bibit akan ditanam, bibit membutuhkan cuaca yang tepat, misal bibit padi akan
ditanam ketika musim hujan sehinggabibit tersebut tercukupi kadar airnya dan
mampu tumbuh dengan baik. Namun, apabila ditanam ketika musim kemarau
maka, kemungkinan bibit tersebut akan mati dan menyebabkan gagal panen.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta: UI Press.
Darmawidjaja, M. I. 1997. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Daywin, F., Sitompul, R., dan Hidayat, I. 2008. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian
di Lahan Kering. Yogyakarta: Graha Ilmu
Handoko. 1995. Klimatologi Dasar. Jakarta: PT DUNIA PUSTAKA JAYA.
Islami, T., Utomo, W. 1995. Hubungan Tanah, Air Dan Tanaman. Semarang :
IKIP Semarang Press.
Jumin, H.B. 1991. Dasar – Dasar Agronomi. Cetakan II. Jakarta : Rajawali.
Mudakir, I. 2005. Hortikultura. Jember: Universitas Jember.
Rizaldi, T. 2006. Mesin peralatan. Sumatera Utara. Fakultas Pertanian.
Universitas Sumatera Utara
Smith, H.P., Wilkes, L.H. 1990. Mesin Dan Peralatan Usaha Tani. Yogyakarta :
Gadja Mada University Press.
Sutedjo, M.M., Kartasapoetra, A.G. 2005. Pengantar Ilmu Tanah (Terbentunya
Tanah dan Tanah Pertanian). Cetakan IV. Jakarta : Rineka Cipta.
Tjasyono, B. 1987. Iklim dan Lingkungan. Bandung: PT Cendikia Jaya Utama.
Zulkarnain. 2009. Dasar-Dasar Hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara.
16
Gultom, R. 2013. Pengenalan Alat Dan Mesin Pertanian. dikutip pada 12
Februari 2014 di http://tujuhbelasdesember.blogspot.com/2013/05/alat-dan-
mesin-pertanian.html.
Iskandar, M. 2009. Alat Dan Mesin Penanaman (Mekanisasi pertanian).
http:www.jtp.ub.ac.id.
Zahra, J. 2012. Alat Dan Mesin Pertanian. Dikutip pada 12 Februari 2014 Di
http://www.scribd.com/doc/90890592/Alat-Dan-Mesin-Pertanian.

More Related Content

What's hot

Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisisfahmiganteng
 
Budidaya tomat ptt
Budidaya tomat pttBudidaya tomat ptt
Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011
PERIE ANUGRAHA WIGUNA
 
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
nuelsitohang
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
Ekal Kurniawan
 
Tanaman tomat
Tanaman tomatTanaman tomat
Tanaman tomat
University of Lampung
 
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Moh Masnur
 
Laporan puts perangkat uji tanah sawah
Laporan puts perangkat uji tanah sawahLaporan puts perangkat uji tanah sawah
Laporan puts perangkat uji tanah sawah
Zulfan Fauzi
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Tidar University
 
Teknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padiTeknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padi
Monaswasti May
 
Pembuatan Pupuk Organik Diperkaya Mikroba dengan PROMI
Pembuatan Pupuk Organik Diperkaya Mikroba dengan PROMIPembuatan Pupuk Organik Diperkaya Mikroba dengan PROMI
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanperdos5 cuy
 
Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)
f' yagami
 
Sediaan
SediaanSediaan
Sediaan
Gifson Aguin
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
Agustin Dian Kartikasari
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Ankardiansyah Pandu Pradana
 
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Ankardiansyah Pandu Pradana
 
Budidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawitBudidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawitMuto Sn
 
Laporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARETLaporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARET
Posma Andri Octavia Siagian
 
Slides kompos
Slides komposSlides kompos

What's hot (20)

Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisis
 
Budidaya tomat ptt
Budidaya tomat pttBudidaya tomat ptt
Budidaya tomat ptt
 
Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011Interaksi mikroba 2011
Interaksi mikroba 2011
 
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)Persentasi  padi-1(Tanaman Pangan)
Persentasi padi-1(Tanaman Pangan)
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Tanaman tomat
Tanaman tomatTanaman tomat
Tanaman tomat
 
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...
 
Laporan puts perangkat uji tanah sawah
Laporan puts perangkat uji tanah sawahLaporan puts perangkat uji tanah sawah
Laporan puts perangkat uji tanah sawah
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Teknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padiTeknik budidaya tanaman padi
Teknik budidaya tanaman padi
 
Pembuatan Pupuk Organik Diperkaya Mikroba dengan PROMI
Pembuatan Pupuk Organik Diperkaya Mikroba dengan PROMIPembuatan Pupuk Organik Diperkaya Mikroba dengan PROMI
Pembuatan Pupuk Organik Diperkaya Mikroba dengan PROMI
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanaman
 
Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)
 
Sediaan
SediaanSediaan
Sediaan
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan BijiPPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
PPT Embriologi Tumbuhan - Perkembangan Embrio dan Biji
 
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Karet dan Teknik Pengendaliannya
 
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
 
Budidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawitBudidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawit
 
Laporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARETLaporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARET
 
Slides kompos
Slides komposSlides kompos
Slides kompos
 

Viewers also liked

Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
Muhammad Danial Machbubi
 
Budidaya tanaman ppt
Budidaya tanaman pptBudidaya tanaman ppt
Budidaya tanaman pptMasruroh 07
 
KWU BUDIDAYA TANAMAN HIAS
KWU BUDIDAYA TANAMAN HIASKWU BUDIDAYA TANAMAN HIAS
KWU BUDIDAYA TANAMAN HIAS
fatmalatika
 
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanPertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Andary Aindåapryl
 
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!![PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
pingg0501
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
Haris Thabrani
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
inezya thalita
 
Bg prakarya sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bg prakarya sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Bg prakarya sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bg prakarya sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Randy Ikas
 
Ulangan harian budidaya tanaman hias kelas x
Ulangan harian budidaya tanaman hias kelas x Ulangan harian budidaya tanaman hias kelas x
Ulangan harian budidaya tanaman hias kelas x
Sudanis Hariyanto
 
Pemangkasan Tanaman Landskap
Pemangkasan Tanaman LandskapPemangkasan Tanaman Landskap
Pemangkasan Tanaman Landskap
casia biflora
 
Teknik budidaya tanaman chairani hanum jilid 2
Teknik budidaya tanaman chairani hanum jilid 2Teknik budidaya tanaman chairani hanum jilid 2
Teknik budidaya tanaman chairani hanum jilid 2
Sudanis Hariyanto
 
Budidaya tanaman pangan jagung
Budidaya tanaman pangan jagungBudidaya tanaman pangan jagung
Budidaya tanaman pangan jagung
Elvin Puspitasari
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
Ferli Dian SAputra
 
Analisis swot ikan gurame
Analisis swot ikan gurameAnalisis swot ikan gurame
Analisis swot ikan gurame
ikarahma97
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
Andary Aindåapryl
 
Presentasi budidaya jagung manis
Presentasi   budidaya jagung manisPresentasi   budidaya jagung manis
Presentasi budidaya jagung manis
Alya Titania Annisaa
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
AGROTEKNOLOGI
 

Viewers also liked (20)

Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 
Budidaya tanaman ppt
Budidaya tanaman pptBudidaya tanaman ppt
Budidaya tanaman ppt
 
KWU BUDIDAYA TANAMAN HIAS
KWU BUDIDAYA TANAMAN HIASKWU BUDIDAYA TANAMAN HIAS
KWU BUDIDAYA TANAMAN HIAS
 
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanamanPertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
Pertemuan 1 prinsip dan teknik budidaya tanaman
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!![PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 
Tanaman pangan
Tanaman panganTanaman pangan
Tanaman pangan
 
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
Budidaya Tanaman Pangan (Jagung)
 
Bg prakarya sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bg prakarya sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Bg prakarya sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
Bg prakarya sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
 
Ulangan harian budidaya tanaman hias kelas x
Ulangan harian budidaya tanaman hias kelas x Ulangan harian budidaya tanaman hias kelas x
Ulangan harian budidaya tanaman hias kelas x
 
Pemangkasan Tanaman Landskap
Pemangkasan Tanaman LandskapPemangkasan Tanaman Landskap
Pemangkasan Tanaman Landskap
 
Teknik budidaya tanaman chairani hanum jilid 2
Teknik budidaya tanaman chairani hanum jilid 2Teknik budidaya tanaman chairani hanum jilid 2
Teknik budidaya tanaman chairani hanum jilid 2
 
Budidaya tanaman pangan jagung
Budidaya tanaman pangan jagungBudidaya tanaman pangan jagung
Budidaya tanaman pangan jagung
 
Syarat tumbuh jagung
Syarat tumbuh jagungSyarat tumbuh jagung
Syarat tumbuh jagung
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Analisis swot ikan gurame
Analisis swot ikan gurameAnalisis swot ikan gurame
Analisis swot ikan gurame
 
Budidaya jagung
Budidaya jagungBudidaya jagung
Budidaya jagung
 
Presentasi budidaya jagung manis
Presentasi   budidaya jagung manisPresentasi   budidaya jagung manis
Presentasi budidaya jagung manis
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 

Similar to Teknik budidaya tanaman pangan

Acara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanahAcara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanah
perdos5 cuy
 
Eliezar
EliezarEliezar
Pedosfer x6 2012
Pedosfer x6 2012Pedosfer x6 2012
Pedosfer x6 2012
Paranody
 
TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptxTUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
AbyyuKusuma
 
Penataan lahan
Penataan lahan Penataan lahan
Penataan lahan Noveriady
 
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
farsfyn19
 
Acara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekbenAcara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekben
Alfian Nopara Saifudin
 
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
Trisna Monalia
 
Persebaran flora & fauna
Persebaran flora & faunaPersebaran flora & fauna
Persebaran flora & fauna
Ay Rontini
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
Fadhel Hizham
 
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
Purwandaru Widyasunu
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
sobarputra
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
Relly Ermando
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
Relly Ermando
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
Erma Lestari
 
Juknis Budidaya Padi Gogo Aromatik
Juknis Budidaya Padi Gogo AromatikJuknis Budidaya Padi Gogo Aromatik
Juknis Budidaya Padi Gogo Aromatik
Pekerja Sosial Masyarakat
 
Konservasi_tanah_dan_air.ppt
Konservasi_tanah_dan_air.pptKonservasi_tanah_dan_air.ppt
Konservasi_tanah_dan_air.ppt
AlvianNurcahyoHavilu
 

Similar to Teknik budidaya tanaman pangan (20)

Acara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanahAcara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanah
 
Eliezar
EliezarEliezar
Eliezar
 
Acara vii
Acara viiAcara vii
Acara vii
 
Pedosfer x6 2012
Pedosfer x6 2012Pedosfer x6 2012
Pedosfer x6 2012
 
TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptxTUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
 
Penataan lahan
Penataan lahan Penataan lahan
Penataan lahan
 
Lahan
LahanLahan
Lahan
 
Pelestarian tanah
Pelestarian tanahPelestarian tanah
Pelestarian tanah
 
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
 
Acara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekbenAcara 4 fix tekben
Acara 4 fix tekben
 
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
 
Persebaran flora & fauna
Persebaran flora & faunaPersebaran flora & fauna
Persebaran flora & fauna
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Juknis Budidaya Padi Gogo Aromatik
Juknis Budidaya Padi Gogo AromatikJuknis Budidaya Padi Gogo Aromatik
Juknis Budidaya Padi Gogo Aromatik
 
Konservasi_tanah_dan_air.ppt
Konservasi_tanah_dan_air.pptKonservasi_tanah_dan_air.ppt
Konservasi_tanah_dan_air.ppt
 

More from Yuwan Kilmi

Tutorial Map Info
Tutorial Map InfoTutorial Map Info
Tutorial Map Info
Yuwan Kilmi
 
Laporan ikb acara 8
Laporan ikb acara 8Laporan ikb acara 8
Laporan ikb acara 8
Yuwan Kilmi
 
Laporan ikb acara 5
Laporan ikb acara 5Laporan ikb acara 5
Laporan ikb acara 5
Yuwan Kilmi
 
Laporan ikb acara 3
Laporan ikb acara 3Laporan ikb acara 3
Laporan ikb acara 3
Yuwan Kilmi
 
Laporan ikb acara 1
Laporan ikb acara 1Laporan ikb acara 1
Laporan ikb acara 1
Yuwan Kilmi
 
Laporan dioda
Laporan diodaLaporan dioda
Laporan dioda
Yuwan Kilmi
 
Laporan acara flip flop
Laporan acara flip flopLaporan acara flip flop
Laporan acara flip flop
Yuwan Kilmi
 
Acara 7 transistor
Acara 7 transistorAcara 7 transistor
Acara 7 transistor
Yuwan Kilmi
 
Acara 2 ikb
Acara 2 ikbAcara 2 ikb
Acara 2 ikb
Yuwan Kilmi
 
Acar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaAcar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahaya
Yuwan Kilmi
 
Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4
Yuwan Kilmi
 
Alsin laporan 5
Alsin laporan 5Alsin laporan 5
Alsin laporan 5
Yuwan Kilmi
 
Alsintan acara 3
Alsintan acara 3Alsintan acara 3
Alsintan acara 3
Yuwan Kilmi
 
Laporan alsintan2
Laporan alsintan2Laporan alsintan2
Laporan alsintan2
Yuwan Kilmi
 
Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1
Yuwan Kilmi
 
Traktor pertanian
Traktor pertanianTraktor pertanian
Traktor pertanian
Yuwan Kilmi
 
Prinsip Kerja Pada Mesin
Prinsip Kerja Pada MesinPrinsip Kerja Pada Mesin
Prinsip Kerja Pada Mesin
Yuwan Kilmi
 

More from Yuwan Kilmi (17)

Tutorial Map Info
Tutorial Map InfoTutorial Map Info
Tutorial Map Info
 
Laporan ikb acara 8
Laporan ikb acara 8Laporan ikb acara 8
Laporan ikb acara 8
 
Laporan ikb acara 5
Laporan ikb acara 5Laporan ikb acara 5
Laporan ikb acara 5
 
Laporan ikb acara 3
Laporan ikb acara 3Laporan ikb acara 3
Laporan ikb acara 3
 
Laporan ikb acara 1
Laporan ikb acara 1Laporan ikb acara 1
Laporan ikb acara 1
 
Laporan dioda
Laporan diodaLaporan dioda
Laporan dioda
 
Laporan acara flip flop
Laporan acara flip flopLaporan acara flip flop
Laporan acara flip flop
 
Acara 7 transistor
Acara 7 transistorAcara 7 transistor
Acara 7 transistor
 
Acara 2 ikb
Acara 2 ikbAcara 2 ikb
Acara 2 ikb
 
Acar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaAcar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahaya
 
Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4
 
Alsin laporan 5
Alsin laporan 5Alsin laporan 5
Alsin laporan 5
 
Alsintan acara 3
Alsintan acara 3Alsintan acara 3
Alsintan acara 3
 
Laporan alsintan2
Laporan alsintan2Laporan alsintan2
Laporan alsintan2
 
Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1
 
Traktor pertanian
Traktor pertanianTraktor pertanian
Traktor pertanian
 
Prinsip Kerja Pada Mesin
Prinsip Kerja Pada MesinPrinsip Kerja Pada Mesin
Prinsip Kerja Pada Mesin
 

Recently uploaded

Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalanPerencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
MarvinPatrick1
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
afifsalim12
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
ymikhael4
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
ssuser5e48eb
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
 

Recently uploaded (6)

Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalanPerencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
Perencanaan Anggaran Biaya dan penjadwalan
 
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdfPROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI 2024.pdf
 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
 
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
1 - Metode Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang-1.pptx
 
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptxBAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
BAHAN KULIUAH BAHAN TAMBAHAN MAKANANTM 03.pptx
 
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
 

Teknik budidaya tanaman pangan

  • 1. Teknik Budidaya Tanaman Pangan, Perkebunan Dan Hortikultura (Pokok Bahasan 1) Oleh : Kelompok 1 1) M. Yuwan Kilmi 131710201007 2) Himma Muhammad I. 131710201035 3) Halimatus Sahro 131710201069 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2013
  • 2. 1 BAB 1. TANAH 1.1 Profil Tanah Tanah berasal dari pecahan batuan induk melalui proses pelapukan dan penghancuran fisika, kimia, serta biologi secara terus-menerus akibat dari faktor- faktor lingkungan. Menurut Sutedjo et al (2005:23) tanah tersusun atas 5 komponen yaitu partikel mineral, berupa fraksi anorganik hasil perombakan bahan-bahan bantuan dan anorganik yang terdapat dipermukaan bumi; Bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang serta berbagai kotoran binatang; Air; Udara tanah; Kehidupan jasad renik.Dengan adanya perbedaan komponen–komponen tersebut akan menyebabkan adanya perbedaan antara tanah yang satu dengan tanah yang lainnya. Sutedjo et al(2005:25) juga menjelaskan bahwa lapisan tanah terbagi menjadi 2 macam yaitu lapisan atas tanah (top soil) dan lapisan bawah tanah ( sub soil). Lapisan atas tanah (top soil) merupakan tanah yang relatif lebih subur karena banyak mengandung bahan organik dan biasanya banyak digunakan untuk pertanian akan tetapi lapisan atas tanah (top soil) bersifat rapuh, lebih mudah terangkut dan hanyut oleh air terutama ditanah yang memiliki kemiringan (slope). Lapisan bawah tanah (sub soil) biasanya digunakan untuk menanam tanaman keras atau tinggi perakarannya akan menembus batas lapisan tanah bawah. 1.2 Tekstur Tanah Tekstur tanah merupakan Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif dalam % fraksi-fraksi liat, debu, dan pasir yang jumlahnya 100% atau sifat yang menentukan kemampuan tanah menyimpan dan menghantarkan air serta menyediakan hara tanaman untuk menunjang pertumbuhan tanaman.tekstur tanah terbagi menjadi tiga macam yaitu tanah berpasir, bertekstur liat, dan tanah berlempung. Tanah berpasir, yakni tanah dengan kandungan pasir >70%, porositasnya rendah < 40%, sebagian besar ruang berporiberukuran besar, daya hantar air cepat, tetapi kemampuan untuk menyimpan air dan zat hara rendah. Tanah bertekstur berliat, jika kandungan liatnya >35%, porositasnya relatif tinggi 60%, tetapi sebagian besar merupakan pori berukuran kecil akibatnya daya hantar
  • 3. 2 air sangat lambat dan sirkulasi udara kurang lancar, kemampuan untuk menyimpan air dan hara tanaman tinggi. Tanah berlempung merupakan sifat peralihan antara debu dan pasir, kemampuan menahan air dan hara sedang, aerasinya sedang, permeabilitas sedang (Islami et al, 1995:15). Gambar. segitiga tekstur tanah menurut USDA  tanah pasir (sand),  tanah debu (silt),  tanah lempung (clay),  tanah lempung pasiran (sandy clay),  tanah lempung debuah (silty clay),  tanah geluh (loam),  tanah pasir geluhan (loamy sand),  tanah geluh pasiran (sandy loam),  tanah geluh debuan (silt loam),  tanah geluh lempungan (clay loam),  tanah geluh lempung pasiran (sandy clay loam), dan  tanah geluh lempung debuan (silty clay loam). (Darmawijaya, 1992:163). 1.3 Klasifikasi Tanah Pertanian Tanah yang telah terbentuk ternyata tidak semuanya dapat digunakan sebagai tanah pertanian. Berdasarkan cara dan sistem yang telah dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman praktis ke lapangan maka, tanah dapat dikelompokan menjadi: Tanah Pertanian Kelas I, dalam penggunaanya tanah ini sesuai untuk segala jenis kegiatan pertanian tanpa memerlukan tindakan khusus. Tanahnya merupakan tanah yang datar, bertekstur halus atau sedang, memiliki kedalaman yang baik, merupakan tanah yang subur, mudah diolah, serta memiliki respon terhadap pemupukan yang baik. Dapat dijadikan lahan tanaman semusim; Tanah Pertanian Kelas II, sesuai dengan segala jenis kegiatan pertanian. Tanahnya agak berlereng landai dengan kemiringan diantara 5% - 10%, lapisan
  • 4. 3 atas bersifat lempung atau berpasir, kesuburan tanah rata-rata sedang, kedalamnya dalam dan berstruktur halus sampai agak halus. Diperlukan tindakan atau perlakuan praktis dalam usaha konvensasi tanah; Tanah Pertanian Kelas III, sesuai untuk segala jenis penggunaan tanah pertanian dengan hambatan yang lebih besar dari kelas II. Tanahnya agak miring atau drainasenya buruk, kedalamannya sedang, permeabilitasnyanya agak cepat. Tanah jenis ini memerlukan tindakan pengawetan khusus seperti penanaman dalam strip, pembuatan teras, pergiliran tanaman penutup tanah dengan waktu tanaman tersebut lebih lama; Tanah Pertanian Kelas IV, tanah ini terletak pada lereng yang miring 15%- 30% atau berdrainase buruk dan kedalamannya dangkal.Dalam penggunaannya sangat terbatas untuk tanaman semusim karena diperlukan adanya pembuatan teras dan pergiliran tanaman lebih kurang 3-5 tahun. Tetapi masih dapat ditanami rumput-rumputan sebagai padang rumput dan tanaman buah-buahan yang berumur panjang (tahunan); Tanah Pertanian Kelas V, tanah ini keadaanya hampir datar tetapi banyak berbatu dan berkerikil yang tampak tidak mengalami gejala erosi. Dengan memberikan tindakan serta perlakuan praktis, seperti menanaminya dengan tanaman rerumputan dan pohon buah-buahan yang berumur tahunan atau pohon yang dapat diambil kayunya; Tanah Pertanian Kelas VI, tanah ini sifatnya berbatu yang keadaanya terjal, biasanya kemiringanya sampai 40%, kadang-kadang beriklim kering dan kadang- kadang tanahnya berbatu itu agak berpasir dan sangat tidak baik untuk usaha pertanian; Tanah Pertanian Kelas VII, tanah ini dianjurkan untuk menanami vegetasi permanen atau tanaman keras, tanahnya terletak pada lereng yang curam (45%- 65%) dan tanya dangkal atau telah mengalami erosi berat; Tanah Pertanian Kelas VIII, tanah ini keadaanya sangat buruk karena lama terkena erosi, berbatu-batu, gersang dan terjal. Biasanya dijadikan sebagai kawasan hutan lindung dan suaka alam (Jumin,1991:31).
  • 5. 4 BAB 2. TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN, HOLTIKULTURA Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan karbohidrat dan protein.Contoh tanaman pangan yaitu padi (Oryza sativa), jagung (Zeamaes), kedelai (Glise maxmare), dan lain sebagainya. Perkebunan adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk membudidayakan tanaman tertentu yang ditanam pada media tanah dengan areal lahan yang luas.Contoh tanaman perkebunan adalah karet (Hivea brasiliensis), kopi (Coffea sp), kakao (Theobroma kakao L), dan lain sebagainya. Tanaman hortikultura adalah cabang dari ilmu pertanian (agriculture) yang mengkhususkan diri dalam dan penggunaan dari tanaman buah-buahan, sayur- sayuran, semak-semak dan bunga-bungaan. (Mudakir, 2005:1). 2.1 Teknik budidaya tanaman pangan 2.1.1 Pengolahan lahan Jenis pengerjaan pengolahan lahan dipengaruhi oleh kondisi lahan.Tanah yang berat diolah lebih dalam daripada tanah yang ringan. Pengolahan lahan terbagi menjadi tiga yaitu: 1) Pengolahan lahan pertama menggunakan bajak yang berfungsi untuk membalik tanah 2) Pengolahan lahan kedua menggunakan garu yang berfungsi sebagai pemerata tanah yang telah di bajak 3) Pembuatan seedbeds. Tujuan pembuatan seedbeds untuk mempermudah penanaman dan merangsang pertumbuhan tanaman. 2.1.2 Penanaman Penanaman dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Metode penanaman secara langsung dengan penanaman biji langsung pada lahan pertanian.contoh tanaman pada penanaman ini adalah jagung, kedelai, dan jenis umbi-umbian. Penanaman tidak langsung, biji disemai terlebih dahulu menjadi bibit.Bibit yang telah siap tanam, di pindah ke lahan pertanian.contohpenanaman ini adalah tanaman padi.
  • 6. 5 2.1.3 Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan, pemberantasan hama penyakit. 1) Penyiraman dilakukan pada tanaman secara rutin 2 kali sehari (pagi dan sore) apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau, kecuali pada musim hujan tidak perlu dilakukan penyiraman. (Dinas pertanian Jawa Barat) 2) Penyiangan dilakukan apabila mulai tumbuh tanaman pengganggu tanaman inti. Penyiangan berkisar 1 blan dari awal penanaman dan penyiangan pertama. 3) Pemupukan dilakukan dengan cara tebaran atau dengan siraman. Penebaran pupuk dilakukan apabila tekstur pupuk yang digunakan padat. Apabila tekstur pupuk cair, dapat menggunakan handsprayer untuk penyemprotan pada tanaman. Pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu pupuk yang mengandung unsur N, P, K. 4) Pengendalian hama dan penyakit. Menurut Mudakir (2005:3) pengendalian hama dan penyakit terpadu (pest integrated management) yaitu dengan, sanitasi, biologi musuh alami, dan pestisida. 2.1.4 Panen dan pasca panen Panen dilakukan apabila tanaman telah masak fisiologis.Masak fisiologis berarti tanaman telah memenuhi kriteria kemasakan.Seperti warna telah berubah, aroma mulai tercium, dan lain sebagainya. 2.2 Teknik budidaya tanaman perkebunan 2.2.1 Pengolahan lahan Pengolahan pada lahan perkebunan dimulai dengan menentukan jarak tanam.Jarak tanam di buat lubang tanam.Setelah digali dengan ukuran yang sesuai, lubang tanam kemudian dibiarkan terkena panas matahari selama dua minggu agar bibit hama dan penyakit yang ada didalamnya mati. 2.2.2 Penanaman Setelah bibit dan lubang tanam siap, maka penanaman dapat dilakukan.Jika bibit yang ditanam merupakan bibit yang diambil dari lahan, akar tunggangnya
  • 7. 6 harus masuk lurus ke dalam tanah.Buka plastik pembungkus kemudian bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dan diurug dengan tanah yang adadisekitarnya. 2.2.3 Pemeliharaan 1) Penyiraman. Pada tanaman yang baru di tanam, penyiraman di lakukan secara rutin yaitu pagi dan sore. 2) Penyulaman. Penyulaman di lakukan apabila tanaman yang sudah ditanam ada yang mati. Umur tanaman yang akan digunakan untuk menyulam harus sama. 3) Penyiangan. Kegiatan penyiangan dapat dilakukan setiap saat, yaitu ketika pertumbuhan gulma sudah mengganggu perkembangan tanaman. Meskipun demikian, umumnya penyiangan dilakukan tiga kali dalam setahun untuk menghemat tenaga dan biaya. 4) Pemupukan. Pemberian pupuk yang paling baik adalah dengan cara menggabungkan paling tidak 3 jenis pupuk untuk menghemat tenaga kerja. 5) Pemangkasan. Untuk mempermudah perawatan, tanaman dilakukan pemangkasan. Pemangkasan terdapat beberapa jenis yaitu pemangkasan bentuk (tanaman kopi), pemangkasan rejufinasi (pemangkasan peremajaan) 6) Pemberantasan hama dan penyakit. Pemberantasan hama dapat menggunakan tiga metode yaitu dengan pergantian tanaman, secara boilogis, dan penggunaan pestisida. 2.2.4 Panen dan pasca panen Panen dilakukan apabila tanaman telah masak fisiologis.Masak fisiologis berarti tanaman telah memenuhi kriteria kemasakan.Seperti warna telah berubah, aroma mulai tercium, dan lain sebagainya. 2.3 Teknik budidaya tanaman holtikultura 2.3.1 Pengolahan lahan Pengolahan lahan dapat menggunakan cangkul atau bajak. Pembalikan tanah pada bajak akan terjadi pertukaran udara kedalam tanah. Menurut Ashari (1995:174) pemberian bahan organik berupa pupuk kandang, pupuk hijau atau
  • 8. 7 kompos sebaiknya dilakukan pada saat pengolahan tanah, agar bahan organik tersebut tercampur rata dengan tanah.Pembuatan lubang disesuaikan dengan jarak tanam dan ditambah bahan organik lalu ditutup kembali selama beberapa minggu. 2.3.2 Penanaman Penanaman dapat di lakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung atau tidak langsung. Menurut Ashari (1995:178) caralangsung: biji ditanam langsung pada tanah yang telah diolah. Sistem ini diterapkan dalam budidaya buncis, kapri, kacang tanah, labu siam dan sebagainya. Cara tidak langsung: biji disemaikan dulu pada media persemaian.Hal yang perlu diperhatikan dalam menanam biji secara langsung atau dalam persemaian adalah kedalaman tanah dan kondisi kelembaban tanah. 2.3.3 Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman mencakup penyulaman, penyiangan, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit. a) Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati atau terjangkit hama dan penyakit. Bibit yang digunakan untuk menyulam seharusnya bibit yang memiliki umur yang sama. b) Penyiangan dilakukan apabila terdapat gulma-gulma yang tumbuh di sekitar tanaman inti. Penyiangan dapat secara manual maupun menggunakan alat, sesuai dengan kondisi pertumbuhan tanaman. c) Pemupukan dilakukan minimal ketika tanaman berumur 3 minggu. Terdapat 2 jenis pupuk, pupuk padat dan pupuk cair. Pemberian pupuk cair ke tanaman dapat menggunakan handsprayer, sedangkan pupuk padat dengan tebaran. d) Pengendalian hama dan penyakit. Menurut Mudakir (2005:3) pengendalian hama dan penyakit terpadu (pest integrated management) yaitu dengan, sanitasi, biologi musuh alami, pestisida. 2.3.4 Panen Panen dilakukan apabila tanaman telah masak fisiologis.Masak fisiologis berarti tanaman telah memenuhi kriteria kemasakan.Seperti warna telah berubah, aroma mulai tercium, dan lain sebagainya.
  • 9. 8 BAB 3. ALAT DAN MESIN PERTANIAN Menurut Gultom (2013) Alat mesin pertanian adalah berbagai alat dan mesin yang digunakan dalam usaha pertanian, dan juga berguna untuk mempermudah budidaya serta peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Macam-macam alat dan mesin budidaya pertanian. 1. Pengolahan lahan 1) Alat pengolahan lahan pertama Bajak singkal, dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah. Bajak piring, Bajak piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, tetapi singkalnya diganti dengan piringan. Piringan bulat seperti parabola dan berfungsi untuk memotong dan membalik tanah. Bajak rotari, bajak yang terdiri dari pisau-pisau berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakkan oleh suatu motor. Bajak chisel, alat ini tidak membalik tanah seperti bajak yang lain. Tetapi hanya memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai. Bajak subsoil, alat ini sering digunakan untuk memecah lapisan keras didalam tanah. 2) Alat pengolahan lahan kedua Alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk melakukan pengolahan tanah kedua adalah alat pengolahan tanah jenis garu (harrow). Penggunaan garu, selain bertujuan untuk lebih meghancurkan dan meratakan permukaan tanah hingga lebih baik untuk pertumbuhan benih maupun tanaman, juga bertujuan untuk mengawetkan lengas tanah dan meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah dengan jalan lebih menghancurkan sisa-sisa tanaman dan mencampurnya dengan tanah. Macam-macam garu yang digunakan untuk pengolahan tanah kedua adalah : garu piringan (disk harrow); garu bergigi paku (spikes tooth harrow); garu bergigi per (springs tooth harrow); dan garu-garu untuk pekerjaan
  • 10. 9 khusus (special harrow). Garu piringan (disk harrow), mempunyai ukuran dan kecekungan piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan bajak, hal ini disebabkan karena pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak diperlukan pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah pertama. Selanjutnya, karena draft penggaruan lebih kecil dari draft pembajakan, maka dengan besar daya penarikan yang sama, lebar kerja garu akan lebih besar dibandingkan dengan lebar kerja bajak, dengan demikian jumlah piringan garu piringan dengan sendirinya akan lebih banyak dibandingkan dengan bajak piringan. Garu bergigi paku (spikes tooth harrow) atau biasa disebut sebagai garu sisir, adalah jenis garu yang sudah umum digunakan petani di Indonesia. Garu sisir yang ditarik hewan, umumnya giginya terbuat dari kayu dan biasa digunakan untuk pengolahan tanah sawah dalam keadaan basah, sebagai pekerjaan lanjutan setelah tanah diolah dengan bajak singkal.Konstruksi garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor biasanya terdiri dari satu batang penempatan. Pemasangan gigi pada batang penempatan disusun berselang-seling antara batang penempatan yang satu dengan lainnya. Garu bergigi paku digunakan untuk meratakan dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan, lebih cocok digunakan untuk tanah yang mudah hancur. Alat ini cukup efektif untuk memberantas tanaman pengganggu khususnya yang masih kecil-kecil, atau baru tumbuh. Garu bergigi per (spring tooth harrow) ini, secara keseluruhan konstruksinya hampir menyerupai garu bergigi paku, hanya gigi-giginya terbuat dari per atau pegas. Alat ini lebih sesuai digunakan untuk tanah yang mudah dihancurkan dan untuk memberantas gulma yang mempunyai perakaran yang cukup kuat dan dalam. Hal ini dikarenakan garu bergigi per mempunyai penetrasi kedalaman yang lebih besar dibandingkan dengan garu bergigi paku. Dari sifatnya yang lentur dan bentuknya yang lengkung akan dapat mengangkat atau mencabut akar-akar tanaman sehingga terlempar keluar ke permukaan tanah. Garu-garu khusus (special harrow), biasanya digunakan untuk mengerjakan pengolahan tanah dengan tujuan yang lebih khusus. Sebagai misal, pengolahan tanah dengan tujuan khusus untuk memusnahkan tanaman pengganggu,
  • 11. 10 menghancurkan seresah, atau untuk menggemburkan tanah secara intensif, atau mungkin bertujuan untuk membuat bedengan (seed bed) yang lebih layak.. Macam-macam garu khusus antara lain adalah : pencacah gulma atau seresah (weeder mulcher); garu potong putar (rotary cross harrow); penggemburan tanah (soil surgeon). 2. Penanaman Dalam sistem penanaman alat yang digunakan bisa diklafikasikan seperti berikut yaitu mesin tanam larikan. Mesin tanam larikan yaitu mesin tanam yang dirancang serta dikontruksi untuk menanam biji dalam larikan dengan jarak yang cukup besar sehingga penyiangan dengan mesin penyiang dapat dilakukan, biasanya mesin ini hanya untuk menanam satu jenis tanaman tertentu saja. Pada umumnya mesin ini dibedakan menjadi lima kelas atau golongan. Golongan mesin tanam itu adalah untuk jagung, kapas, cantel, sayuran, kacang-kacangan, kentang, dan tomat. Untuk sistem dalam penggunaan mesin tanam larikan ini, hampir sama antara golongan atau kelas pembeda tanaman tersebut (Smith et al, 1990:299). Mesin penanaman kedua yaitu alat penabur benih. Alat penabur benih yang biasa digunakan yaitu mesin tugal, mesin ini dirancang dan dibuat untuk menempatkan butir-butir biji yang kecil dan benih rumput di tanah dengan larikan yang sempit dengan jarak dalam larikan antar 6 sampai 8 inci pada kedalaman yang seragam (Smith et al, 1990:336). 3. Penyiangan Pemberantasan gulma dapat dilakukan dengan kultivator, selain itu penggunaan api juga dapat dilakukan untuk memberantasan gulma. Secara kimia dilakukan dengan menggunakan alat sprayer dan duster. Secara biologis dilakukan dengan menanam tanaman lain sehingga tanaman pengganggu akan terdesak tumbuhnya. Atau menutup tumbuhan pengganggu dengan sampah atau bekas- bekas tanaman ( Dawyin et al, 2008: 95). 4. Pemupukan Pemupukan merupakan usaha memasukkan usaha zat hara kedalam tanah dengan maksud memberikan/menambahkan zat tersebut untuk pertumbuhan tanaman agar didapatkan hasil (produksi) yang diharapkan. Berdasarkan sumber
  • 12. 11 tenaga yang dipergunakan untuk menggerakkan alat, alat pemupukan dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu alat pemupukan dengan sumber tenaga manusia, alat pemupukan dengan sumber tenaga hewan, dan alat pemupukan dengan sumber tenaga traktor. Alat pemupukan dengan sumber tenaga manusia dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tradisional, dan semi mekanis. Tradisional, Cara tradisional ini masih banyak dipergunakan petani di Indonesia. Pupuk yang digunakan adalah berbentuk butiran kering. Pupuk diangkut ke sawah atau ladang dengan menggunakan keranjang atau karung. Sedangkan pada pembenaman pupuk kandang dengan menggunakan cangkul. Kelemahan cara tradisional antara lain adalah hanya baik untuk pupuk padat dan kering, disamping itu hasil sebarannya pun kurang seragam. Semi mekanis, alat penyebar semi mekanis menyebarkan pupuk dalam bentuk butiran. Sebagai sumber tenaganya adalah manusia, dengan mendorong alat melalui tangkai pengendali. Pergerakan peralatan mengeluarkan pupuk diatur oleh perputaran roda melalui rantai transmisi dan gigi atau belt. Dibandingkan dengan cara tradisional, cara ini memperoleh hasil yang lebih baik. Alat pemupukan dengan sumber tenaga hewan. Pupuk padatan banyak dipergunakan pada peralatan yang ditarik oleh hewan. Pada alat penyebar pupuk butiran bisanya dilengkapi roda 2 buah, sedangkan pada alat penyebar pupuk kandang beroda 4. Pergerakan alat dari alat penyebar pupuk tersebut berasal dari perputaran roda. Dalam operasinya, biasanya alat dikaitkan dengan alat penanam benih. Alat pemupukan yang digerakkan traktor mempunyai bentuk bermcam- macam, dan tergolong peralatan mekanis. Atas dasar pupuk yang dipergunakan, maka mesin dapat digolongkan menjadi 3, yaitu alat penyebar pabuk (pupuk kandang), alat penyebar pupuk butiran, alat penyebar pupuk cair dan gas, alat penyebar rabuk (pupuk kandang). Cara penempatan dan pemberian pupuk sangat erat hubungannya dengan tanaman yang diusahakan. Pupuk kandang merupakan salah satu hasil sampingan pertanian yang banyak bermanfaat. Penyebaran yang seragam dan halus dapat dilakukan dengan alat penyebar pupuk.
  • 13. 12 5. Alat dan Mesin Pemanenan Alat dan mesin pemanenan dilakukan berdasarkan jenis tanamannya. Pada tanaman padi menggunakan sabit, dan dirontokkan dengan cara membantingkan tanaman padi ke kayu atau dengan cara dinjak kuda. Ada pula alat atau mesin yang dapat mempermudah petani seperti treserdan combine. Pada tanaman jagung, pemanenannya dapat dilakukan manual atau dengan alat dan mesin yang dapat memetik biji jagung yaitu stipper.Sedangkan picker-husker dapat mengupas kelobot jagung.Alat yang dapat memetik jagung dan mengupas kelobot jangung disebut picker-seller.Picker dan stipper dapat digunakan juga pada tanaman kapas. Ada juga gunting buah yang biasanya dipakai secara manual untuk memanen buah ( Smith dan Wilkes, 1990). 6. Pengolahan Hasil Pertanian Pengeringan dan pendinginan bertujuan untuk menghindari atau mengurangi kerusakan tanaman. Teknologi pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut. a. Pengeringan gabah secara alami dilakukan di atas lantai gabah dihamparkan setebal 3-5 cm ,ketika sudah kering melakukan pembalikan dengan sekop. b. Alat pengering mekanis antara lain sebagai berikut: alat pengering yang berbentuk rotari (tunnel dryer) untuk pengeringan hasil tanaman berbentuk biji-bijian seperti: padi, jagung pipilan, kedelai, dan lain-lain; alat pengering berbentuk silinders (drum dryer) untuk pengeringan bahan cairan yang berasal dari tanaman, seperti sari buah, sari kedelai dan lain-lain untuk dijadikan tepung; alat pengering gabah jenis Batch Dryer yang terdiri dua bagian, yaitu: kotak pengering dan bagian pemanas udara yang dilengkapi heater (pemanas) dab blower untuk menghembuskan udara kedalam kotak atau ruangan pengering. Sedangkan pendinginan pada buah-buahan dapat dilakukan di lemari es. (Kartasapoetra, 1989: 208-209).
  • 14. 13 BAB 4. IKLIM 4.1 Pengertian Iklim dan Cuaca Iklim adalah sintesis dari perubahan nilai unsur cuaca dalam jangka panjang disuatu wilayah. Iklim juga dapat pula diartikan sebagai sifat cuaca di suatu wilayah.Data cuaca dan data iklim terdiri dari data diskontinu dan data kontinu. Data diskontinu antara lain data radiasi dan lama penyinaran surya, curah hujan, embun, salju dan penguapan. Sedangkan data continu antara lain data suhu, kelembapan, dan tekanan udara serta kecepatan angin. Cuaca adalah nilai sesaat dari atmosfer, serta perubahan dalam jangka pendek di suatu tempat tertentu di bumi. Nilai unsur-unsur cuaca selama 24 jam di suatu tempat akan menunjukkan pola siklus yang disebut perubahan cuaca diurnal. Cuaca dicatat terus menerus pada jam tertentu secara rutin sehingga menghasilkan suatu data yang selanjutnya dapat digunakan untuk iklim. 4.2 Pengaruh Iklim. Iklim tanah sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor radiasi matahari dan temperatur. Karena ketika tanah yang terkena radiasi kemungkinan yang terjadi yaitu radiasi diteruskan, radiasi disebarkan oleh debu atau tanah, radiasi mungkin dipantulkan dan radiasi itu diserap oleh tanah.ketika radiasi mengenai tanah maka mempengaruhi temperatur tanah. Ketika radiasi matahari yang diserap oleh oleh tanah tinggi maka temperatur di dalam tanah meningkat biasanya terjadi pada siang hari, sedangkan jika radiasi matahari yang diserap oleh tanah itu rendah terjadi pada malam hari. Pengendalian dan pengolaan temperatur tanah dapat diatur dengan dua hal yaitu penutup tanah dan kandungan air tanah. Penutup tanah fungsinya untuk membuat temperatur tanah menjadi tinggi karna menahan radiasi yang sudah terserap oleh tanah sedangkan kandungan air tanah sndiri berfungsi untuk mendinginkan tanah melalui evaporasi ( Yulipriyanto, 2010:35).
  • 15. 14 Pada tanaman, iklim sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan. Ketika bibit akan ditanam, bibit membutuhkan cuaca yang tepat, misal bibit padi akan ditanam ketika musim hujan sehinggabibit tersebut tercukupi kadar airnya dan mampu tumbuh dengan baik. Namun, apabila ditanam ketika musim kemarau maka, kemungkinan bibit tersebut akan mati dan menyebabkan gagal panen.
  • 16. 15 DAFTAR PUSTAKA Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta: UI Press. Darmawidjaja, M. I. 1997. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Daywin, F., Sitompul, R., dan Hidayat, I. 2008. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. Yogyakarta: Graha Ilmu Handoko. 1995. Klimatologi Dasar. Jakarta: PT DUNIA PUSTAKA JAYA. Islami, T., Utomo, W. 1995. Hubungan Tanah, Air Dan Tanaman. Semarang : IKIP Semarang Press. Jumin, H.B. 1991. Dasar – Dasar Agronomi. Cetakan II. Jakarta : Rajawali. Mudakir, I. 2005. Hortikultura. Jember: Universitas Jember. Rizaldi, T. 2006. Mesin peralatan. Sumatera Utara. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara Smith, H.P., Wilkes, L.H. 1990. Mesin Dan Peralatan Usaha Tani. Yogyakarta : Gadja Mada University Press. Sutedjo, M.M., Kartasapoetra, A.G. 2005. Pengantar Ilmu Tanah (Terbentunya Tanah dan Tanah Pertanian). Cetakan IV. Jakarta : Rineka Cipta. Tjasyono, B. 1987. Iklim dan Lingkungan. Bandung: PT Cendikia Jaya Utama. Zulkarnain. 2009. Dasar-Dasar Hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara.
  • 17. 16 Gultom, R. 2013. Pengenalan Alat Dan Mesin Pertanian. dikutip pada 12 Februari 2014 di http://tujuhbelasdesember.blogspot.com/2013/05/alat-dan- mesin-pertanian.html. Iskandar, M. 2009. Alat Dan Mesin Penanaman (Mekanisasi pertanian). http:www.jtp.ub.ac.id. Zahra, J. 2012. Alat Dan Mesin Pertanian. Dikutip pada 12 Februari 2014 Di http://www.scribd.com/doc/90890592/Alat-Dan-Mesin-Pertanian.