Dokumen tersebut membahas tentang teknik budidaya tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura. Terdapat informasi mengenai profil tanah, tekstur tanah, klasifikasi tanah pertanian, teknik budidaya tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura meliputi pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tomat, mulai dari latar belakang, morfologi, nilai gizi, standar operasional prosedur (SOP) mulai dari persemaian, persiapan lahan, pemupukan, penanaman, hingga panen dan pasca panen tomat.
1. Laporan ini membahas pembuatan medium cair nutrien untuk tumbuh bakteri. Langkah-langkahnya meliputi penimbangan bahan, pencampuran dengan air, pemanasan, penetralan, sterilisasi, dan inkubasi sebelum penanaman bakteri.
2. Hasilnya adalah medium cair bening yang siap untuk menumbuhkan bakteri setelah melalui proses sterilisasi dan inkubasi untuk mencegah kontaminasi.
3. Medium ini berfungsi sebagai temp
Okulasi yaitu proses perbanyakan tanaman secara vegetatif yang mengunakan tanaman dari biji sebagai batang bawahnya dan mata entres dari tanaman yang lebih unggul sebagi batang atas nya yang digabungkan untunk menciptakan tanaman baru yang lebih unggul.
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkokFebrina Tentaka
Laporan ini membahas tentang praktikum okulasi yang dilakukan pada tanaman kakao. Tanaman kakao digunakan sebagai batang bawah dan batang atas. Mata tunas dari batang atas ditempelkan pada batang bawah dengan membuat jendela pada kulit batang. Hasil okulasi akan dinilai selama tiga minggu ke depan untuk mengetahui tingkat keberhasilannya.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tomat, mulai dari latar belakang, morfologi, nilai gizi, standar operasional prosedur (SOP) mulai dari persemaian, persiapan lahan, pemupukan, penanaman, hingga panen dan pasca panen tomat.
1. Laporan ini membahas pembuatan medium cair nutrien untuk tumbuh bakteri. Langkah-langkahnya meliputi penimbangan bahan, pencampuran dengan air, pemanasan, penetralan, sterilisasi, dan inkubasi sebelum penanaman bakteri.
2. Hasilnya adalah medium cair bening yang siap untuk menumbuhkan bakteri setelah melalui proses sterilisasi dan inkubasi untuk mencegah kontaminasi.
3. Medium ini berfungsi sebagai temp
Okulasi yaitu proses perbanyakan tanaman secara vegetatif yang mengunakan tanaman dari biji sebagai batang bawahnya dan mata entres dari tanaman yang lebih unggul sebagi batang atas nya yang digabungkan untunk menciptakan tanaman baru yang lebih unggul.
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkokFebrina Tentaka
Laporan ini membahas tentang praktikum okulasi yang dilakukan pada tanaman kakao. Tanaman kakao digunakan sebagai batang bawah dan batang atas. Mata tunas dari batang atas ditempelkan pada batang bawah dengan membuat jendela pada kulit batang. Hasil okulasi akan dinilai selama tiga minggu ke depan untuk mengetahui tingkat keberhasilannya.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman tomat, mulai dari persyaratan tanah dan iklim untuk pertumbuhan tomat, cara menanamnya di bedengan atau polybag, perawatan mulai dari pemupukan hingga penanggulangan hama dan penyakit, serta tahapan panen tomat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Mikroba dapat berinteraksi dengan tumbuhan, hewan, dan manusia melalui berbagai pola interaksi seperti simbiosis, komensalisme, mutualisme, antibiosis, dan parasitisme. Interaksi ini dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi organisme yang terlibat.
Dokumen tersebut membahas tentang tanaman pangan seperti padi, jagung, ubi kayu, dan kacang-kacangan. Ia menjelaskan pengertian, jenis, kandungan gizi, asal usul, produksi, dan budidaya tanaman pangan tersebut di Indonesia. Budidaya padi sawah dan gogo dibahas secara rinci meliputi persiapan lahan, pemilihan benih, cara tanam, pemupukan, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen
Persilangan tomat dilakukan untuk mendapatkan varietas baru, potensi hasil tinggi, umur panen relatif pendek, daya simpan lama, dan toleran terhadap penyakit layu bakteri
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Moh Masnur
Makalah ini membahas tentang kajian hama dan penyakit tanaman kopi serta cara pengendaliannya berdasarkan studi lapangan di perkebunan kopi PTPN XII Kalisat Jampit dan Pusat Penelitian Kopi & Kakao Jember. Jenis-jenis hama yang dibahas antara lain penggerek buah, penggerek cabang, penggerek batang, kutu hijau, kutu putih, dan wereng pucuk. Sedangkan penyakitnya meliputi karaten
Laporan puts perangkat uji tanah sawahZulfan Fauzi
Dokumen tersebut membahas mengenai alat bantu uji tanah sawah (PUTS) dan bagan warna daun (BWD) beserta fungsinya untuk mengetahui kadar unsur hara tanah dan kebutuhan hara nitrogen tanaman padi. PUTS digunakan untuk mengukur kadar N, P, K dan pH tanah, sedangkan BWD digunakan untuk menentukan kebutuhan hara N tanaman padi dengan membandingkan warna daunnya. Dokumen ini juga menj
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Penggolongan teknik budidaya padi didasarkan pada sumber air, musim tanam, dan kedalaman air genangan. Budidaya padi umumnya meliputi pembibitan, pengolahan tanah, penanaman bibit, pemupukan, pemeliharaan, dan panen. Faktor lingkungan berpengaruh pada setiap tingkat pertumbuhan tanaman padi.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan pupuk organik yang diperkaya mikroba dari berbagai limbah organik seperti tandan kosong kelapa sawit, jerami padi, dan sampah sayuran. Pupuk organik dibuat dengan mencampur limbah tersebut dengan mikroba yang diaktivasi (Promi), ditutup plastik, dan dibiarkan mengompos selama beberapa minggu. Pupuk organik hasilnya bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan buah pada tumbuhan, jenis-jenis buah, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan buah. Terdapat tiga jenis buah berdasarkan proses terbentuknya yaitu buah tunggal, ganda, dan majemuk. Perkembangan buah dipengaruhi oleh hormon seperti sitokinin dan asam giberelat yang dihasilkan oleh biji. Buah dan biji berperan sebagai tempat penyimp
Perkembangan embrio dan biji meliputi tahapan zigot, proembrio, globular, hati, torpedo, dan kotiledon. Embriogenesis berbeda antara monokotil dan dikotil. Pembentukan biji melibatkan integumen, endosperm, dan embrio sebagai bagian-bagiannya."
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit penting pada tanaman karet, di antaranya penyakit jamur akar putih yang disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus, penyakit kering alur sadap yang merupakan gangguan fisiologis, dan penyakit gugur daun Corynospora dan Colletotrichum yang disebabkan oleh jamur Corynespora cassiicola dan Colletotrichum gloeosporioides.
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit penting pada tanaman kopi, di antaranya penyakit karat daun kopi, penyakit bercak daun Cercospora, penyakit jamur upas, penyakit jamur akar cokelat, dan penyakit kanker belah. Penyakit-penyakit tersebut dijelaskan gejalanya beserta penyebab, siklus hidup patogen, dan cara pengendaliannya.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman karet, mulai dari identifikasi kebun entres sebagai sumber bibit, teknik okulasi, pembuatan bibit 3 in 1, hingga pemeliharaan dan penyadapan getah karet. Teknik budidaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman karet di Indonesia.
Composting is a natural way to recycle organic matter by breaking it down with microorganisms. To make compost, brown or dry materials are layered with green or wet materials in a pile. The pile is turned regularly to introduce oxygen and keep the materials decomposing. After 3-4 months, the finished compost is a dark, earthy-smelling material that is beneficial as a natural fertilizer. Proper ratios of carbon-rich and nitrogen-rich materials along with aeration help the microbes do their work efficiently.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman tomat, mulai dari persyaratan tanah dan iklim untuk pertumbuhan tomat, cara menanamnya di bedengan atau polybag, perawatan mulai dari pemupukan hingga penanggulangan hama dan penyakit, serta tahapan panen tomat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Mikroba dapat berinteraksi dengan tumbuhan, hewan, dan manusia melalui berbagai pola interaksi seperti simbiosis, komensalisme, mutualisme, antibiosis, dan parasitisme. Interaksi ini dapat memberikan pengaruh positif atau negatif bagi organisme yang terlibat.
Dokumen tersebut membahas tentang tanaman pangan seperti padi, jagung, ubi kayu, dan kacang-kacangan. Ia menjelaskan pengertian, jenis, kandungan gizi, asal usul, produksi, dan budidaya tanaman pangan tersebut di Indonesia. Budidaya padi sawah dan gogo dibahas secara rinci meliputi persiapan lahan, pemilihan benih, cara tanam, pemupukan, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen
Persilangan tomat dilakukan untuk mendapatkan varietas baru, potensi hasil tinggi, umur panen relatif pendek, daya simpan lama, dan toleran terhadap penyakit layu bakteri
Kajian Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunan Kopi (Coffea sp.) serta Cara Peng...Moh Masnur
Makalah ini membahas tentang kajian hama dan penyakit tanaman kopi serta cara pengendaliannya berdasarkan studi lapangan di perkebunan kopi PTPN XII Kalisat Jampit dan Pusat Penelitian Kopi & Kakao Jember. Jenis-jenis hama yang dibahas antara lain penggerek buah, penggerek cabang, penggerek batang, kutu hijau, kutu putih, dan wereng pucuk. Sedangkan penyakitnya meliputi karaten
Laporan puts perangkat uji tanah sawahZulfan Fauzi
Dokumen tersebut membahas mengenai alat bantu uji tanah sawah (PUTS) dan bagan warna daun (BWD) beserta fungsinya untuk mengetahui kadar unsur hara tanah dan kebutuhan hara nitrogen tanaman padi. PUTS digunakan untuk mengukur kadar N, P, K dan pH tanah, sedangkan BWD digunakan untuk menentukan kebutuhan hara N tanaman padi dengan membandingkan warna daunnya. Dokumen ini juga menj
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Penggolongan teknik budidaya padi didasarkan pada sumber air, musim tanam, dan kedalaman air genangan. Budidaya padi umumnya meliputi pembibitan, pengolahan tanah, penanaman bibit, pemupukan, pemeliharaan, dan panen. Faktor lingkungan berpengaruh pada setiap tingkat pertumbuhan tanaman padi.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan pupuk organik yang diperkaya mikroba dari berbagai limbah organik seperti tandan kosong kelapa sawit, jerami padi, dan sampah sayuran. Pupuk organik dibuat dengan mencampur limbah tersebut dengan mikroba yang diaktivasi (Promi), ditutup plastik, dan dibiarkan mengompos selama beberapa minggu. Pupuk organik hasilnya bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan buah pada tumbuhan, jenis-jenis buah, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan buah. Terdapat tiga jenis buah berdasarkan proses terbentuknya yaitu buah tunggal, ganda, dan majemuk. Perkembangan buah dipengaruhi oleh hormon seperti sitokinin dan asam giberelat yang dihasilkan oleh biji. Buah dan biji berperan sebagai tempat penyimp
Perkembangan embrio dan biji meliputi tahapan zigot, proembrio, globular, hati, torpedo, dan kotiledon. Embriogenesis berbeda antara monokotil dan dikotil. Pembentukan biji melibatkan integumen, endosperm, dan embrio sebagai bagian-bagiannya."
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit penting pada tanaman karet, di antaranya penyakit jamur akar putih yang disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus, penyakit kering alur sadap yang merupakan gangguan fisiologis, dan penyakit gugur daun Corynospora dan Colletotrichum yang disebabkan oleh jamur Corynespora cassiicola dan Colletotrichum gloeosporioides.
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit penting pada tanaman kopi, di antaranya penyakit karat daun kopi, penyakit bercak daun Cercospora, penyakit jamur upas, penyakit jamur akar cokelat, dan penyakit kanker belah. Penyakit-penyakit tersebut dijelaskan gejalanya beserta penyebab, siklus hidup patogen, dan cara pengendaliannya.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman karet, mulai dari identifikasi kebun entres sebagai sumber bibit, teknik okulasi, pembuatan bibit 3 in 1, hingga pemeliharaan dan penyadapan getah karet. Teknik budidaya ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman karet di Indonesia.
Composting is a natural way to recycle organic matter by breaking it down with microorganisms. To make compost, brown or dry materials are layered with green or wet materials in a pile. The pile is turned regularly to introduce oxygen and keep the materials decomposing. After 3-4 months, the finished compost is a dark, earthy-smelling material that is beneficial as a natural fertilizer. Proper ratios of carbon-rich and nitrogen-rich materials along with aeration help the microbes do their work efficiently.
Bab 3 membahas tentang budidaya dan wirausaha tanaman hias. Terdapat beberapa jenis tanaman hias seperti tanaman hias daun, bunga, buah, dan akar. Budidaya tanaman hias memerlukan sarana seperti benih, media tanam, pupuk, dan peralatan seperti cangkul, gembor. Wirausaha tanaman hias membutuhkan karakter seperti percaya diri, berani mengambil resiko, dan kreativitas.
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip dan teknik budidaya tanaman, mulai dari persiapan lahan, penanaman, hingga pasca panen. Teknik budidaya mencakup pengolahan tanah, pemilihan varietas unggul, pemupukan, dan pemeliharaan tanaman."
Bg prakarya sma kelas x kurikulum 2013_[blogerkupang.com]Randy Ikas
Buku ini memberikan panduan pembelajaran mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan untuk siswa kelas X SMA/MA berdasarkan kurikulum 2013. Materi pelajaran terdiri atas empat strand yaitu kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan yang disesuaikan dengan potensi daerah. Panduan ini memberikan penjelasan tujuan, prinsip pembelajaran, dan contoh kegiatan pembelajaran untuk masing-masing strand.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman jagung mulai dari sejarah, nilai gizi, botani, kriteria varietas, teknik bercocok tanam, dan pemeliharaannya. Jagung merupakan tanaman pangan penting kedua setelah padi di Indonesia dan memiliki nilai gizi yang tinggi.
Laporan praktikum ini membahas budidaya kangkung darat (Ipomoea reptans Poir). Praktikum dilakukan untuk mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kangkung. Metode yang digunakan adalah percobaan lapangan dengan variasi kedalaman lubang tanam dan kerapatan tanam. Hasil pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot tanaman.
it's only for student from college who studies management of agribussiness !
i hope it will be usefull \(^u^)/
follow me http://twitter.com/aindapryl
add me https://www.facebook.com/andari.latief
Dokumen tersebut membahas budidaya jagung manis, mulai dari persiapan lahan dengan pengolahan tanah, pemupukan, proses tanam hingga panen, serta pengendalian hama dan penyakit yang sering dihadapi. Jagung manis dapat tumbuh dengan baik pada berbagai kondisi tanah dan iklim tertentu, namun membutuhkan perlakuan khusus pascapanen untuk mempertahankan kadar gula.
Laporan praktikum ini membahas teknik produksi tanaman jagung, meliputi persiapan media tanam, penanaman benih, pemupukan, dan pengamatan tanaman jagung. Tujuannya adalah mengetahui produktivitas dan teknik budidaya jagung yang baik.
Pengolahan tanah dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah agar dapat berfungsi secara optimal untuk pertumbuhan tanaman. Proses pengolahan tanah meliputi pembajakan, penggemburan, pembuatan parit, dan pemupukan untuk meningkatkan aerasi, drainase, dan kesuburan tanah. Tujuan akhir pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang tanah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan bahan organik lainnya selama waktu yang lama, dan memiliki tekstur serta struktur yang mempengaruhi pertumbuhan akar dan nutrisi yang diterima tanaman. Pengolahan tanah dan pemberian bahan organik diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi tanah dan lahan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti iklim, bahan induk, mahluk hidup, topografi dan waktu. Dokumen juga menjelaskan jenis-jenis tanah di Indonesia serta kerusakan tanah seperti erosi dan cara menguranginya seperti terasering, contour farming dan reboisasi.
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)farsfyn19
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian tanah, proses pembentukan tanah, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah, lapisan tanah, klasifikasi tanah, penyebab kerusakan tanah seperti erosi dan pencemaran, jenis kerusakan tanah, serta upaya pencegahan dan perbaikan kerusakan tanah.
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)Trisna Monalia
Tiga faktor utama yang diperlukan tanaman untuk tumbuh adalah cahaya matahari, air, dan unsur hara. Ketiganya harus tersedia dalam jumlah seimbang agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Dokumen ini menjelaskan faktor-faktor abiotik seperti iklim, suhu, kelembaban, dan komponen tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna antara lain faktor iklim, tanah, fisiografi, dan biotik. Flora dan fauna dapat menyebar melalui udara, air, darat, dan pengangkutan manusia. Persebaran dapat disebabkan tekanan populasi, persaingan, dan perubahan habitat, namun dapat dihambat oleh kondisi iklim, tanah, geografi, dan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pembentukan tanah, sifat fisik dan kimia tanah, klasifikasi tanah, erosi tanah, dan konservasi tanah melalui metode vegetatif, mekanik, dan kimia.
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...Purwandaru Widyasunu
Dokumen tersebut membahas tentang teknik budidaya tanaman pangan. Beberapa poin kuncinya adalah:
1. Perencanaan komoditas tanaman pangan harus mempertimbangkan jenis lahan basah atau kering.
2. Pengelolaan unsur iklim seperti curah hujan, suhu, dan kelembaban penting untuk produktivitas tanaman.
3. Pengelolaan sumber daya air dan tanah seperti irigasi dan drainase sangat mempengaruhi pertumbuhan tan
Lahan pasang surut merupakan lahan yang terletak di sekitar pantai dan dipengaruhi pasang surut air laut. Terdiri dari tanah gambut dan tanah sulfat masam, lahan ini memiliki potensi untuk pertanian apabila dikelola dengan baik. Ada beberapa jenis lahan pasang surut berdasarkan kedalaman lapisan pirit, ketebalan gambut, dan tingkat intrusi air garam. Pemanfaatan optimal lahan pasang surut dapat meningkatkan produksi pangan melal
Dokumen tersebut membahas tentang pedosfer dan jenis-jenis tanah di Indonesia. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa pedosfer terdiri dari bahan organik dan anorganik yang terbentuk dari pelapukan batuan, serta menyebutkan beberapa jenis tanah di Indonesia seperti tanah humus, tanah pasir, tanah vulkanik, dan tanah gambut beserta ciri-cirinya. Dokumen juga membahas tentang erosi tanah dan upaya konservasi tanah.
Dokumen tersebut membahas tentang konservasi tanah dan air. Tujuannya adalah menjelaskan pengertian konservasi tanah dan air serta mampu melakukan tindakan konservasi secara sederhana. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai teknik konservasi tanah secara vegetatif seperti agroforestri, strip rumput, dan tanaman penutup tanah serta pengelolaan tanah seperti pemberian bahan organik dan drainase.
Makalah ini membahas cara pembuatan jarak pada peta menggunakan MapInfo Professional 11.0 dan prinsip pengukuran ketinggian dengan water pass. Langkah-langkah pembuatan jarak pada peta dijelaskan secara detail mulai dari persiapan data peta, pembuatan layer, penambahan titik koordinat dan garis jarak. Prinsip kerja water pass mencakup persiapan peralatan, pengaturan gelembung air, dan pembacaan nilai ketinggian. Kesalahan
Laporan praktikum ini membahas percobaan mengenai gerbang logika menggunakan IC TTL dan CMOS. Percobaan meliputi gerbang NOT, AND, OR, NAND, NOR, XOR menggunakan modul debouncing switch, IC 7400, dan catu daya 5V. Laporan ini juga membandingkan perbedaan operasi penjumlahan antara gerbang logika OR dan penjumlahan biasa serta karakteristik IC TTL dan CMOS."
Laporan praktikum ini membahas pengukuran suhu secara digital menggunakan sensor LM335. Praktikum dilaksanakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Instrumentasi dan Kontrol Biosistem. Hasil pengukuran menunjukkan hubungan yang linier antara suhu dengan tegangan output sensor. Beberapa kesalahan yang mungkin terjadi juga dijelaskan."
[1] Laporan praktikum ini membahas pengukuran tegangan pada beberapa konfigurasi penguat operasional dengan menggunakan operasional amplifier. [2] Konfigurasi penguat yang diukur meliputi penguat inverting, non-inverting, differential, dan summing amplifier. [3] Hasil pengukuran tegangan keluaran secara umum sesuai dengan perhitungan teoritis.
1. Praktikum ini melibatkan penggunaan flip-flop R-S, D, dan J-K untuk mempelajari operasinya. Komponen yang digunakan antara lain IC TTL 7473, 7474, modul clock, preset-clear, dan debouncing switch. 2. Hasilnya menunjukkan prinsip kerja masing-masing flip-flop dan tabel kebenarannya. Flip-flop D bekerja dengan menunda data masukan hingga clock, sedangkan JK bisa mengganti output. 3. Modul clock men
Transistor merupakan komponen aktif semikonduktor yang bekerja dengan mengolah aliran elektron. Transistor dapat berfungsi sebagai penguat arus maupun tegangan. Laporan ini menjelaskan hasil percobaan transistor yang menunjukkan hubungan antara arus basis dan arus kolektor yang berbanding lurus.
Laporan praktikum ini membahas tentang rangkaian alat ukur cahaya secara analog menggunakan sensor cahaya LDR, jembatan Wheatstone, dan penguat diferensial. Praktikum ini bertujuan untuk mengukur tegangan input dan output pada lima kondisi intensitas cahaya yang berbeda serta membandingkan hasil pengukuran dengan nilai teori."
Laporan ini membahas pengolahan tanah primer menggunakan bajak singkal dan bajak piringan. Terdapat beberapa jenis pola pengolahan tanah seperti pola tengah, pola tepi, pola keliling tengah dan tepi, serta pola lompat kijang dan alfa. Laporan ini juga menjelaskan tujuan dan manfaat dari pengolahan tanah pertanian.
Laporan praktikum ini membahas pengolahan tanah sekunder menggunakan bajak rotary. Ringkasannya adalah:
Laporan ini menjelaskan prosedur praktikum pengolahan tanah sekunder dengan bajak rotary, termasuk persiapan alat, proses kerja, dan kendala yang dihadapi selama praktikum seperti waktu yang terbatas dan luas lahan yang kecil.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum mengenai persiapan traktor untuk operasi lapangan. Laporan tersebut menjelaskan beberapa hal penting yang harus diperiksa pada traktor sebelum digunakan di lapangan, seperti roda, minyak, saringan udara, sistem pendinginan, kelistrikan, dan bahan bakar. Laporan juga menjelaskan beberapa jenis SAE yang sesuai untuk berbagai kondisi iklim di berbagai negara.
Dokumen tersebut menjelaskan prinsip kerja beberapa jenis mesin, yaitu:
1) Mesin 2 tak bekerja dengan mengisap campuran bahan bakar dan udara ketika piston naik, kemudian mengkompres dan membakarnya ketika piston turun
2) Mesin 4 tak bekerja dengan mengisap campuran bahan bakar dan udara, mengkompres, membakar, lalu buang sisa hasil pembakaran secara terpisah
3) Mesin uap kereta api bekerja
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
Teknik budidaya tanaman pangan
1. Teknik Budidaya Tanaman Pangan, Perkebunan Dan
Hortikultura
(Pokok Bahasan 1)
Oleh :
Kelompok 1
1) M. Yuwan Kilmi 131710201007
2) Himma Muhammad I. 131710201035
3) Halimatus Sahro 131710201069
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
2. 1
BAB 1. TANAH
1.1 Profil Tanah
Tanah berasal dari pecahan batuan induk melalui proses pelapukan dan
penghancuran fisika, kimia, serta biologi secara terus-menerus akibat dari faktor-
faktor lingkungan. Menurut Sutedjo et al (2005:23) tanah tersusun atas 5
komponen yaitu partikel mineral, berupa fraksi anorganik hasil perombakan
bahan-bahan bantuan dan anorganik yang terdapat dipermukaan bumi; Bahan
organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang serta berbagai kotoran
binatang; Air; Udara tanah; Kehidupan jasad renik.Dengan adanya perbedaan
komponen–komponen tersebut akan menyebabkan adanya perbedaan antara tanah
yang satu dengan tanah yang lainnya. Sutedjo et al(2005:25) juga menjelaskan
bahwa lapisan tanah terbagi menjadi 2 macam yaitu lapisan atas tanah (top soil)
dan lapisan bawah tanah ( sub soil). Lapisan atas tanah (top soil) merupakan tanah
yang relatif lebih subur karena banyak mengandung bahan organik dan biasanya
banyak digunakan untuk pertanian akan tetapi lapisan atas tanah (top soil) bersifat
rapuh, lebih mudah terangkut dan hanyut oleh air terutama ditanah yang memiliki
kemiringan (slope). Lapisan bawah tanah (sub soil) biasanya digunakan untuk
menanam tanaman keras atau tinggi perakarannya akan menembus batas lapisan
tanah bawah.
1.2 Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif
dalam % fraksi-fraksi liat, debu, dan pasir yang jumlahnya 100% atau sifat yang
menentukan kemampuan tanah menyimpan dan menghantarkan air serta
menyediakan hara tanaman untuk menunjang pertumbuhan tanaman.tekstur tanah
terbagi menjadi tiga macam yaitu tanah berpasir, bertekstur liat, dan tanah
berlempung. Tanah berpasir, yakni tanah dengan kandungan pasir >70%,
porositasnya rendah < 40%, sebagian besar ruang berporiberukuran besar, daya
hantar air cepat, tetapi kemampuan untuk menyimpan air dan zat hara rendah.
Tanah bertekstur berliat, jika kandungan liatnya >35%, porositasnya relatif tinggi
60%, tetapi sebagian besar merupakan pori berukuran kecil akibatnya daya hantar
3. 2
air sangat lambat dan sirkulasi udara kurang lancar, kemampuan untuk
menyimpan air dan hara tanaman tinggi. Tanah berlempung merupakan sifat
peralihan antara debu dan pasir, kemampuan menahan air dan hara sedang,
aerasinya sedang, permeabilitas sedang (Islami et al, 1995:15).
Gambar. segitiga tekstur tanah menurut
USDA
tanah pasir (sand),
tanah debu (silt),
tanah lempung (clay),
tanah lempung pasiran (sandy
clay),
tanah lempung debuah (silty
clay),
tanah geluh (loam),
tanah pasir geluhan (loamy
sand),
tanah geluh pasiran (sandy
loam),
tanah geluh debuan (silt loam),
tanah geluh lempungan (clay
loam),
tanah geluh lempung pasiran
(sandy clay loam), dan
tanah geluh lempung debuan
(silty clay loam).
(Darmawijaya, 1992:163).
1.3 Klasifikasi Tanah Pertanian
Tanah yang telah terbentuk ternyata tidak semuanya dapat digunakan sebagai
tanah pertanian. Berdasarkan cara dan sistem yang telah dikembangkan melalui
pengalaman-pengalaman praktis ke lapangan maka, tanah dapat dikelompokan
menjadi:
Tanah Pertanian Kelas I, dalam penggunaanya tanah ini sesuai untuk segala
jenis kegiatan pertanian tanpa memerlukan tindakan khusus. Tanahnya merupakan
tanah yang datar, bertekstur halus atau sedang, memiliki kedalaman yang baik,
merupakan tanah yang subur, mudah diolah, serta memiliki respon terhadap
pemupukan yang baik. Dapat dijadikan lahan tanaman semusim;
Tanah Pertanian Kelas II, sesuai dengan segala jenis kegiatan pertanian.
Tanahnya agak berlereng landai dengan kemiringan diantara 5% - 10%, lapisan
4. 3
atas bersifat lempung atau berpasir, kesuburan tanah rata-rata sedang, kedalamnya
dalam dan berstruktur halus sampai agak halus. Diperlukan tindakan atau
perlakuan praktis dalam usaha konvensasi tanah;
Tanah Pertanian Kelas III, sesuai untuk segala jenis penggunaan tanah
pertanian dengan hambatan yang lebih besar dari kelas II. Tanahnya agak miring
atau drainasenya buruk, kedalamannya sedang, permeabilitasnyanya agak cepat.
Tanah jenis ini memerlukan tindakan pengawetan khusus seperti penanaman
dalam strip, pembuatan teras, pergiliran tanaman penutup tanah dengan waktu
tanaman tersebut lebih lama;
Tanah Pertanian Kelas IV, tanah ini terletak pada lereng yang miring 15%-
30% atau berdrainase buruk dan kedalamannya dangkal.Dalam penggunaannya
sangat terbatas untuk tanaman semusim karena diperlukan adanya pembuatan
teras dan pergiliran tanaman lebih kurang 3-5 tahun. Tetapi masih dapat ditanami
rumput-rumputan sebagai padang rumput dan tanaman buah-buahan yang
berumur panjang (tahunan);
Tanah Pertanian Kelas V, tanah ini keadaanya hampir datar tetapi banyak
berbatu dan berkerikil yang tampak tidak mengalami gejala erosi. Dengan
memberikan tindakan serta perlakuan praktis, seperti menanaminya dengan
tanaman rerumputan dan pohon buah-buahan yang berumur tahunan atau pohon
yang dapat diambil kayunya;
Tanah Pertanian Kelas VI, tanah ini sifatnya berbatu yang keadaanya terjal,
biasanya kemiringanya sampai 40%, kadang-kadang beriklim kering dan kadang-
kadang tanahnya berbatu itu agak berpasir dan sangat tidak baik untuk usaha
pertanian;
Tanah Pertanian Kelas VII, tanah ini dianjurkan untuk menanami vegetasi
permanen atau tanaman keras, tanahnya terletak pada lereng yang curam (45%-
65%) dan tanya dangkal atau telah mengalami erosi berat;
Tanah Pertanian Kelas VIII, tanah ini keadaanya sangat buruk karena lama
terkena erosi, berbatu-batu, gersang dan terjal. Biasanya dijadikan sebagai
kawasan hutan lindung dan suaka alam (Jumin,1991:31).
5. 4
BAB 2. TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN, HOLTIKULTURA
Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan
karbohidrat dan protein.Contoh tanaman pangan yaitu padi (Oryza sativa), jagung
(Zeamaes), kedelai (Glise maxmare), dan lain sebagainya.
Perkebunan adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk
membudidayakan tanaman tertentu yang ditanam pada media tanah dengan areal
lahan yang luas.Contoh tanaman perkebunan adalah karet (Hivea brasiliensis),
kopi (Coffea sp), kakao (Theobroma kakao L), dan lain sebagainya.
Tanaman hortikultura adalah cabang dari ilmu pertanian (agriculture) yang
mengkhususkan diri dalam dan penggunaan dari tanaman buah-buahan, sayur-
sayuran, semak-semak dan bunga-bungaan. (Mudakir, 2005:1).
2.1 Teknik budidaya tanaman pangan
2.1.1 Pengolahan lahan
Jenis pengerjaan pengolahan lahan dipengaruhi oleh kondisi lahan.Tanah
yang berat diolah lebih dalam daripada tanah yang ringan. Pengolahan lahan
terbagi menjadi tiga yaitu:
1) Pengolahan lahan pertama menggunakan bajak yang berfungsi untuk
membalik tanah
2) Pengolahan lahan kedua menggunakan garu yang berfungsi sebagai
pemerata tanah yang telah di bajak
3) Pembuatan seedbeds. Tujuan pembuatan seedbeds untuk mempermudah
penanaman dan merangsang pertumbuhan tanaman.
2.1.2 Penanaman
Penanaman dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung dan tidak
langsung. Metode penanaman secara langsung dengan penanaman biji langsung
pada lahan pertanian.contoh tanaman pada penanaman ini adalah jagung, kedelai,
dan jenis umbi-umbian. Penanaman tidak langsung, biji disemai terlebih dahulu
menjadi bibit.Bibit yang telah siap tanam, di pindah ke lahan
pertanian.contohpenanaman ini adalah tanaman padi.
6. 5
2.1.3 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan,
pemberantasan hama penyakit.
1) Penyiraman dilakukan pada tanaman secara rutin 2 kali sehari (pagi dan
sore) apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau, kecuali pada
musim hujan tidak perlu dilakukan penyiraman. (Dinas pertanian Jawa
Barat)
2) Penyiangan dilakukan apabila mulai tumbuh tanaman pengganggu
tanaman inti. Penyiangan berkisar 1 blan dari awal penanaman dan
penyiangan pertama.
3) Pemupukan dilakukan dengan cara tebaran atau dengan siraman.
Penebaran pupuk dilakukan apabila tekstur pupuk yang digunakan padat.
Apabila tekstur pupuk cair, dapat menggunakan handsprayer untuk
penyemprotan pada tanaman. Pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu
pupuk yang mengandung unsur N, P, K.
4) Pengendalian hama dan penyakit. Menurut Mudakir (2005:3) pengendalian
hama dan penyakit terpadu (pest integrated management) yaitu dengan,
sanitasi, biologi musuh alami, dan pestisida.
2.1.4 Panen dan pasca panen
Panen dilakukan apabila tanaman telah masak fisiologis.Masak fisiologis
berarti tanaman telah memenuhi kriteria kemasakan.Seperti warna telah berubah,
aroma mulai tercium, dan lain sebagainya.
2.2 Teknik budidaya tanaman perkebunan
2.2.1 Pengolahan lahan
Pengolahan pada lahan perkebunan dimulai dengan menentukan jarak
tanam.Jarak tanam di buat lubang tanam.Setelah digali dengan ukuran yang
sesuai, lubang tanam kemudian dibiarkan terkena panas matahari selama dua
minggu agar bibit hama dan penyakit yang ada didalamnya mati.
2.2.2 Penanaman
Setelah bibit dan lubang tanam siap, maka penanaman dapat dilakukan.Jika
bibit yang ditanam merupakan bibit yang diambil dari lahan, akar tunggangnya
7. 6
harus masuk lurus ke dalam tanah.Buka plastik pembungkus kemudian bibit
dimasukkan ke dalam lubang tanam dan diurug dengan tanah yang
adadisekitarnya.
2.2.3 Pemeliharaan
1) Penyiraman. Pada tanaman yang baru di tanam, penyiraman di lakukan
secara rutin yaitu pagi dan sore.
2) Penyulaman. Penyulaman di lakukan apabila tanaman yang sudah ditanam
ada yang mati. Umur tanaman yang akan digunakan untuk menyulam
harus sama.
3) Penyiangan. Kegiatan penyiangan dapat dilakukan setiap saat, yaitu ketika
pertumbuhan gulma sudah mengganggu perkembangan tanaman.
Meskipun demikian, umumnya penyiangan dilakukan tiga kali dalam
setahun untuk menghemat tenaga dan biaya.
4) Pemupukan. Pemberian pupuk yang paling baik adalah dengan cara
menggabungkan paling tidak 3 jenis pupuk untuk menghemat tenaga kerja.
5) Pemangkasan. Untuk mempermudah perawatan, tanaman dilakukan
pemangkasan. Pemangkasan terdapat beberapa jenis yaitu pemangkasan
bentuk (tanaman kopi), pemangkasan rejufinasi (pemangkasan
peremajaan)
6) Pemberantasan hama dan penyakit. Pemberantasan hama dapat
menggunakan tiga metode yaitu dengan pergantian tanaman, secara
boilogis, dan penggunaan pestisida.
2.2.4 Panen dan pasca panen
Panen dilakukan apabila tanaman telah masak fisiologis.Masak fisiologis
berarti tanaman telah memenuhi kriteria kemasakan.Seperti warna telah berubah,
aroma mulai tercium, dan lain sebagainya.
2.3 Teknik budidaya tanaman holtikultura
2.3.1 Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dapat menggunakan cangkul atau bajak. Pembalikan tanah
pada bajak akan terjadi pertukaran udara kedalam tanah. Menurut Ashari
(1995:174) pemberian bahan organik berupa pupuk kandang, pupuk hijau atau
8. 7
kompos sebaiknya dilakukan pada saat pengolahan tanah, agar bahan organik
tersebut tercampur rata dengan tanah.Pembuatan lubang disesuaikan dengan jarak
tanam dan ditambah bahan organik lalu ditutup kembali selama beberapa minggu.
2.3.2 Penanaman
Penanaman dapat di lakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung atau
tidak langsung. Menurut Ashari (1995:178) caralangsung: biji ditanam langsung
pada tanah yang telah diolah. Sistem ini diterapkan dalam budidaya buncis, kapri,
kacang tanah, labu siam dan sebagainya. Cara tidak langsung: biji disemaikan
dulu pada media persemaian.Hal yang perlu diperhatikan dalam menanam biji
secara langsung atau dalam persemaian adalah kedalaman tanah dan kondisi
kelembaban tanah.
2.3.3 Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman mencakup penyulaman, penyiangan, pemupukan,
dan pengendalian hama dan penyakit.
a) Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati atau terjangkit
hama dan penyakit. Bibit yang digunakan untuk menyulam seharusnya
bibit yang memiliki umur yang sama.
b) Penyiangan dilakukan apabila terdapat gulma-gulma yang tumbuh di
sekitar tanaman inti. Penyiangan dapat secara manual maupun
menggunakan alat, sesuai dengan kondisi pertumbuhan tanaman.
c) Pemupukan dilakukan minimal ketika tanaman berumur 3 minggu.
Terdapat 2 jenis pupuk, pupuk padat dan pupuk cair. Pemberian pupuk cair
ke tanaman dapat menggunakan handsprayer, sedangkan pupuk padat
dengan tebaran.
d) Pengendalian hama dan penyakit. Menurut Mudakir (2005:3) pengendalian
hama dan penyakit terpadu (pest integrated management) yaitu dengan,
sanitasi, biologi musuh alami, pestisida.
2.3.4 Panen
Panen dilakukan apabila tanaman telah masak fisiologis.Masak fisiologis
berarti tanaman telah memenuhi kriteria kemasakan.Seperti warna telah berubah,
aroma mulai tercium, dan lain sebagainya.
9. 8
BAB 3. ALAT DAN MESIN PERTANIAN
Menurut Gultom (2013) Alat mesin pertanian adalah berbagai alat dan
mesin yang digunakan dalam usaha pertanian, dan juga berguna untuk
mempermudah budidaya serta peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.
Macam-macam alat dan mesin budidaya pertanian.
1. Pengolahan lahan
1) Alat pengolahan lahan pertama
Bajak singkal, dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan
sangat baik untuk membalik tanah.
Bajak piring, Bajak piringan fungsinya sama dengan bajak singkal, tetapi
singkalnya diganti dengan piringan. Piringan bulat seperti parabola dan berfungsi
untuk memotong dan membalik tanah.
Bajak rotari, bajak yang terdiri dari pisau-pisau berputar. Berbeda dengan
bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari
pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar
karena digerakkan oleh suatu motor.
Bajak chisel, alat ini tidak membalik tanah seperti bajak yang lain. Tetapi
hanya memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai.
Bajak subsoil, alat ini sering digunakan untuk memecah lapisan keras
didalam tanah.
2) Alat pengolahan lahan kedua
Alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk melakukan pengolahan
tanah kedua adalah alat pengolahan tanah jenis garu (harrow). Penggunaan garu,
selain bertujuan untuk lebih meghancurkan dan meratakan permukaan tanah
hingga lebih baik untuk pertumbuhan benih maupun tanaman, juga bertujuan
untuk mengawetkan lengas tanah dan meningkatkan kandungan unsur hara pada
tanah dengan jalan lebih menghancurkan sisa-sisa tanaman dan mencampurnya
dengan tanah. Macam-macam garu yang digunakan untuk pengolahan tanah
kedua adalah : garu piringan (disk harrow); garu bergigi paku (spikes tooth
harrow); garu bergigi per (springs tooth harrow); dan garu-garu untuk pekerjaan
10. 9
khusus (special harrow). Garu piringan (disk harrow), mempunyai ukuran dan
kecekungan piringan yang lebih kecil dibandingkan dengan bajak, hal ini
disebabkan karena pengolahan tanah kedua dilakukan lebih dangkal dan tidak
diperlukan pembalikan tanah yang efektif seperti pengolahan tanah pertama.
Selanjutnya, karena draft penggaruan lebih kecil dari draft pembajakan, maka
dengan besar daya penarikan yang sama, lebar kerja garu akan lebih besar
dibandingkan dengan lebar kerja bajak, dengan demikian jumlah piringan garu
piringan dengan sendirinya akan lebih banyak dibandingkan dengan bajak
piringan.
Garu bergigi paku (spikes tooth harrow) atau biasa disebut sebagai garu
sisir, adalah jenis garu yang sudah umum digunakan petani di Indonesia. Garu
sisir yang ditarik hewan, umumnya giginya terbuat dari kayu dan biasa digunakan
untuk pengolahan tanah sawah dalam keadaan basah, sebagai pekerjaan lanjutan
setelah tanah diolah dengan bajak singkal.Konstruksi garu bergigi paku yang
ditarik dengan tenaga traktor biasanya terdiri dari satu batang penempatan.
Pemasangan gigi pada batang penempatan disusun berselang-seling antara batang
penempatan yang satu dengan lainnya. Garu bergigi paku digunakan untuk
meratakan dan menghaluskan tanah sesudah pembajakan, lebih cocok digunakan
untuk tanah yang mudah hancur. Alat ini cukup efektif untuk memberantas
tanaman pengganggu khususnya yang masih kecil-kecil, atau baru tumbuh.
Garu bergigi per (spring tooth harrow) ini, secara keseluruhan
konstruksinya hampir menyerupai garu bergigi paku, hanya gigi-giginya terbuat
dari per atau pegas. Alat ini lebih sesuai digunakan untuk tanah yang mudah
dihancurkan dan untuk memberantas gulma yang mempunyai perakaran yang
cukup kuat dan dalam. Hal ini dikarenakan garu bergigi per mempunyai penetrasi
kedalaman yang lebih besar dibandingkan dengan garu bergigi paku. Dari sifatnya
yang lentur dan bentuknya yang lengkung akan dapat mengangkat atau mencabut
akar-akar tanaman sehingga terlempar keluar ke permukaan tanah.
Garu-garu khusus (special harrow), biasanya digunakan untuk mengerjakan
pengolahan tanah dengan tujuan yang lebih khusus. Sebagai misal, pengolahan
tanah dengan tujuan khusus untuk memusnahkan tanaman pengganggu,
11. 10
menghancurkan seresah, atau untuk menggemburkan tanah secara intensif, atau
mungkin bertujuan untuk membuat bedengan (seed bed) yang lebih layak..
Macam-macam garu khusus antara lain adalah : pencacah gulma atau seresah
(weeder mulcher); garu potong putar (rotary cross harrow); penggemburan tanah
(soil surgeon).
2. Penanaman
Dalam sistem penanaman alat yang digunakan bisa diklafikasikan seperti
berikut yaitu mesin tanam larikan. Mesin tanam larikan yaitu mesin tanam yang
dirancang serta dikontruksi untuk menanam biji dalam larikan dengan jarak yang
cukup besar sehingga penyiangan dengan mesin penyiang dapat dilakukan,
biasanya mesin ini hanya untuk menanam satu jenis tanaman tertentu saja. Pada
umumnya mesin ini dibedakan menjadi lima kelas atau golongan. Golongan
mesin tanam itu adalah untuk jagung, kapas, cantel, sayuran, kacang-kacangan,
kentang, dan tomat. Untuk sistem dalam penggunaan mesin tanam larikan ini,
hampir sama antara golongan atau kelas pembeda tanaman tersebut (Smith et al,
1990:299). Mesin penanaman kedua yaitu alat penabur benih. Alat penabur benih
yang biasa digunakan yaitu mesin tugal, mesin ini dirancang dan dibuat untuk
menempatkan butir-butir biji yang kecil dan benih rumput di tanah dengan larikan
yang sempit dengan jarak dalam larikan antar 6 sampai 8 inci pada kedalaman
yang seragam (Smith et al, 1990:336).
3. Penyiangan
Pemberantasan gulma dapat dilakukan dengan kultivator, selain itu
penggunaan api juga dapat dilakukan untuk memberantasan gulma. Secara kimia
dilakukan dengan menggunakan alat sprayer dan duster. Secara biologis dilakukan
dengan menanam tanaman lain sehingga tanaman pengganggu akan terdesak
tumbuhnya. Atau menutup tumbuhan pengganggu dengan sampah atau bekas-
bekas tanaman ( Dawyin et al, 2008: 95).
4. Pemupukan
Pemupukan merupakan usaha memasukkan usaha zat hara kedalam tanah
dengan maksud memberikan/menambahkan zat tersebut untuk pertumbuhan
tanaman agar didapatkan hasil (produksi) yang diharapkan. Berdasarkan sumber
12. 11
tenaga yang dipergunakan untuk menggerakkan alat, alat pemupukan dapat
dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu alat pemupukan dengan sumber tenaga
manusia, alat pemupukan dengan sumber tenaga hewan, dan alat pemupukan
dengan sumber tenaga traktor. Alat pemupukan dengan sumber tenaga manusia
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tradisional, dan semi mekanis.
Tradisional, Cara tradisional ini masih banyak dipergunakan petani di
Indonesia. Pupuk yang digunakan adalah berbentuk butiran kering. Pupuk
diangkut ke sawah atau ladang dengan menggunakan keranjang atau karung.
Sedangkan pada pembenaman pupuk kandang dengan menggunakan cangkul.
Kelemahan cara tradisional antara lain adalah hanya baik untuk pupuk padat dan
kering, disamping itu hasil sebarannya pun kurang seragam.
Semi mekanis, alat penyebar semi mekanis menyebarkan pupuk dalam
bentuk butiran. Sebagai sumber tenaganya adalah manusia, dengan mendorong
alat melalui tangkai pengendali. Pergerakan peralatan mengeluarkan pupuk diatur
oleh perputaran roda melalui rantai transmisi dan gigi atau belt. Dibandingkan
dengan cara tradisional, cara ini memperoleh hasil yang lebih baik.
Alat pemupukan dengan sumber tenaga hewan. Pupuk padatan banyak
dipergunakan pada peralatan yang ditarik oleh hewan. Pada alat penyebar pupuk
butiran bisanya dilengkapi roda 2 buah, sedangkan pada alat penyebar pupuk
kandang beroda 4. Pergerakan alat dari alat penyebar pupuk tersebut berasal dari
perputaran roda. Dalam operasinya, biasanya alat dikaitkan dengan alat penanam
benih.
Alat pemupukan yang digerakkan traktor mempunyai bentuk bermcam-
macam, dan tergolong peralatan mekanis. Atas dasar pupuk yang dipergunakan,
maka mesin dapat digolongkan menjadi 3, yaitu alat penyebar pabuk (pupuk
kandang), alat penyebar pupuk butiran, alat penyebar pupuk cair dan gas, alat
penyebar rabuk (pupuk kandang). Cara penempatan dan pemberian pupuk sangat
erat hubungannya dengan tanaman yang diusahakan. Pupuk kandang merupakan
salah satu hasil sampingan pertanian yang banyak bermanfaat. Penyebaran yang
seragam dan halus dapat dilakukan dengan alat penyebar pupuk.
13. 12
5. Alat dan Mesin Pemanenan
Alat dan mesin pemanenan dilakukan berdasarkan jenis tanamannya. Pada
tanaman padi menggunakan sabit, dan dirontokkan dengan cara membantingkan
tanaman padi ke kayu atau dengan cara dinjak kuda. Ada pula alat atau mesin
yang dapat mempermudah petani seperti treserdan combine. Pada tanaman
jagung, pemanenannya dapat dilakukan manual atau dengan alat dan mesin yang
dapat memetik biji jagung yaitu stipper.Sedangkan picker-husker dapat mengupas
kelobot jagung.Alat yang dapat memetik jagung dan mengupas kelobot jangung
disebut picker-seller.Picker dan stipper dapat digunakan juga pada tanaman
kapas. Ada juga gunting buah yang biasanya dipakai secara manual untuk
memanen buah ( Smith dan Wilkes, 1990).
6. Pengolahan Hasil Pertanian
Pengeringan dan pendinginan bertujuan untuk menghindari atau mengurangi
kerusakan tanaman. Teknologi pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu sebagai berikut.
a. Pengeringan gabah secara alami dilakukan di atas lantai gabah dihamparkan
setebal 3-5 cm ,ketika sudah kering melakukan pembalikan dengan sekop.
b. Alat pengering mekanis antara lain sebagai berikut: alat pengering yang
berbentuk rotari (tunnel dryer) untuk pengeringan hasil tanaman berbentuk
biji-bijian seperti: padi, jagung pipilan, kedelai, dan lain-lain; alat pengering
berbentuk silinders (drum dryer) untuk pengeringan bahan cairan yang berasal
dari tanaman, seperti sari buah, sari kedelai dan lain-lain untuk dijadikan
tepung; alat pengering gabah jenis Batch Dryer yang terdiri dua bagian, yaitu:
kotak pengering dan bagian pemanas udara yang dilengkapi heater (pemanas)
dab blower untuk menghembuskan udara kedalam kotak atau ruangan
pengering. Sedangkan pendinginan pada buah-buahan dapat dilakukan di
lemari es. (Kartasapoetra, 1989: 208-209).
14. 13
BAB 4. IKLIM
4.1 Pengertian Iklim dan Cuaca
Iklim adalah sintesis dari perubahan nilai unsur cuaca dalam jangka
panjang disuatu wilayah. Iklim juga dapat pula diartikan sebagai sifat cuaca di
suatu wilayah.Data cuaca dan data iklim terdiri dari data diskontinu dan data
kontinu. Data diskontinu antara lain data radiasi dan lama penyinaran surya, curah
hujan, embun, salju dan penguapan. Sedangkan data continu antara lain data suhu,
kelembapan, dan tekanan udara serta kecepatan angin.
Cuaca adalah nilai sesaat dari atmosfer, serta perubahan dalam jangka
pendek di suatu tempat tertentu di bumi. Nilai unsur-unsur cuaca selama 24 jam di
suatu tempat akan menunjukkan pola siklus yang disebut perubahan cuaca
diurnal. Cuaca dicatat terus menerus pada jam tertentu secara rutin sehingga
menghasilkan suatu data yang selanjutnya dapat digunakan untuk iklim.
4.2 Pengaruh Iklim.
Iklim tanah sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor radiasi matahari
dan temperatur. Karena ketika tanah yang terkena radiasi kemungkinan yang
terjadi yaitu radiasi diteruskan, radiasi disebarkan oleh debu atau tanah, radiasi
mungkin dipantulkan dan radiasi itu diserap oleh tanah.ketika radiasi mengenai
tanah maka mempengaruhi temperatur tanah. Ketika radiasi matahari yang diserap
oleh oleh tanah tinggi maka temperatur di dalam tanah meningkat biasanya terjadi
pada siang hari, sedangkan jika radiasi matahari yang diserap oleh tanah itu
rendah terjadi pada malam hari.
Pengendalian dan pengolaan temperatur tanah dapat diatur dengan dua hal
yaitu penutup tanah dan kandungan air tanah. Penutup tanah fungsinya untuk
membuat temperatur tanah menjadi tinggi karna menahan radiasi yang sudah
terserap oleh tanah sedangkan kandungan air tanah sndiri berfungsi untuk
mendinginkan tanah melalui evaporasi ( Yulipriyanto, 2010:35).
15. 14
Pada tanaman, iklim sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan. Ketika
bibit akan ditanam, bibit membutuhkan cuaca yang tepat, misal bibit padi akan
ditanam ketika musim hujan sehinggabibit tersebut tercukupi kadar airnya dan
mampu tumbuh dengan baik. Namun, apabila ditanam ketika musim kemarau
maka, kemungkinan bibit tersebut akan mati dan menyebabkan gagal panen.
16. 15
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta: UI Press.
Darmawidjaja, M. I. 1997. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Daywin, F., Sitompul, R., dan Hidayat, I. 2008. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian
di Lahan Kering. Yogyakarta: Graha Ilmu
Handoko. 1995. Klimatologi Dasar. Jakarta: PT DUNIA PUSTAKA JAYA.
Islami, T., Utomo, W. 1995. Hubungan Tanah, Air Dan Tanaman. Semarang :
IKIP Semarang Press.
Jumin, H.B. 1991. Dasar – Dasar Agronomi. Cetakan II. Jakarta : Rajawali.
Mudakir, I. 2005. Hortikultura. Jember: Universitas Jember.
Rizaldi, T. 2006. Mesin peralatan. Sumatera Utara. Fakultas Pertanian.
Universitas Sumatera Utara
Smith, H.P., Wilkes, L.H. 1990. Mesin Dan Peralatan Usaha Tani. Yogyakarta :
Gadja Mada University Press.
Sutedjo, M.M., Kartasapoetra, A.G. 2005. Pengantar Ilmu Tanah (Terbentunya
Tanah dan Tanah Pertanian). Cetakan IV. Jakarta : Rineka Cipta.
Tjasyono, B. 1987. Iklim dan Lingkungan. Bandung: PT Cendikia Jaya Utama.
Zulkarnain. 2009. Dasar-Dasar Hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara.
17. 16
Gultom, R. 2013. Pengenalan Alat Dan Mesin Pertanian. dikutip pada 12
Februari 2014 di http://tujuhbelasdesember.blogspot.com/2013/05/alat-dan-
mesin-pertanian.html.
Iskandar, M. 2009. Alat Dan Mesin Penanaman (Mekanisasi pertanian).
http:www.jtp.ub.ac.id.
Zahra, J. 2012. Alat Dan Mesin Pertanian. Dikutip pada 12 Februari 2014 Di
http://www.scribd.com/doc/90890592/Alat-Dan-Mesin-Pertanian.