Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 5-7 Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed. Ditulis oleh Bondansari dan Purwandaru Widyasunu. Untuk keperluan pendidikan (For education purpose only). Bahan-bahan kuliah diambilkan dari berbagai buku, data jurnal, Peraturan Pemerintah R.I., dan foto/gambar dan data asal internet tentang Irigasi. Boleh download untuk mahasiswa dan kalangan yang tertarik untuk belajar tentang irigasi dan drainase. Salam Indonesia Raya, Humanisme dunia internasional, dan keselamatan planet bumi "our mother heart".
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan Kuliah Irigasi dan Drainase Bab 5-7 Prodi Agroteknologi Faperta Unsoed. Ditulis oleh Bondansari dan Purwandaru Widyasunu. Untuk keperluan pendidikan (For education purpose only). Bahan-bahan kuliah diambilkan dari berbagai buku, data jurnal, Peraturan Pemerintah R.I., dan foto/gambar dan data asal internet tentang Irigasi. Boleh download untuk mahasiswa dan kalangan yang tertarik untuk belajar tentang irigasi dan drainase. Salam Indonesia Raya, Humanisme dunia internasional, dan keselamatan planet bumi "our mother heart".
Tokoalatuji.com - Menurut kamu apa sih lahan gambut itu? Lahan gambut merupakan sebuah type tanah atau lahan basah yang berasal dari tanaman seperti pepohonan dan graminoid ( sejenis rerumputan ) yang mati dan tidak membusuk sepenuhnya lalu menghasilkan bahan organic yang sangat banyak secara natural/alami yang disebabkan oleh keadaan area yang memiliki kadar keasaman yang tinggi dan berair.
Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surutdianaeureka1
Presentasi tugas kelompok mata kuliah semester 4 Teknologi Produksi Tanaman Pangan pada lahan rawa pasang surut prodi Agroekoteknologi Jurusan Budidaya Fakultas pertanian Universitas Bengkulu tahun 2018.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang berlebihan pada rongga pleura, cairan tersebut mengisi ruangan yang mengelilingi paru. Cairan dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu pernapasan dengan membatasi peregangan paru selama inhalasi.
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang berlebihan di dalam rongga pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran cairan pleura. Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar 10-200 ml. Cairan pleura komposisinya sama dengan cairan plasma, kecuali pada cairan pleura mempunyai kadar protein lebih rendah yaitu <1,5 />< 30mm.
Diantara celah-celah sel ini terdapat sel limfosit
Di bawah sel-sel mesothelial ini terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit
Di bawahnya terdapat lapisan tengah berupa jaringan kolagen dan serat-serat elastik
Lapisan terbawah terdapat jaringan interstitial subpleura yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler dari a. Pulmonalis dan a. Brakhialis serta pembuluh limfe
Menempel kuat pada jaringanparu
Fungsinya. untuk mengabsorbsi cairan. Pleura
• Pleura parietalis
Jaringan lebih tebal terdiri dari sel-sel mesothelial dan jaringan ikat (kolagen dan elastis)
Dalam jaringan ikat tersebut banyak mengandung kapiler dari a. Intercostalis dan a. Mamaria interna, pembuluh limfe, dan banyak reseptor saraf sensoris yang peka terhadap rasa sakit dan perbedaan temperatur. Keseluruhan berasal n. Intercostalis dinding dada dan alirannya sesuai dengan dermatom dada
Mudah menempel dan lepas dari dinding dada di atasnya
Fungsinya untuk memproduksi cairan pleura
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini mengenai gangguan pernapasan yang berjudul` EFUSI PLEURA`.adalah mengetahui patofisiologi dari penyakit pernapasan tersebut.
C. Rumusan Permasalahan
• Untuk mengetahui pengertian efusi pleura
• Untuk mengetahui etiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui manifestasi efusi pleura
• Untuk mengetahui patofisiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui diagnosis efusi pleura
• Untuk mengetahui pengobatan(penatalaksaan) efusi pleura
• Untuk meng
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Lahan pasang surut
1.
2.
3. Pengertian Lahan Pasang Surut
Lahan pasang surut merupakan suatu lahan yang terletak pada wilayah sekitar pantai yang
ditandai dengan adanya pengaruh langsung limpasan air dari pasang surutnya air laut ataupun
hanya berpengaruh pada muka air tanah. Sebagian besar Jenis tanah rawa pasang surut terdiri
dari tanah gambut dan tanah sufat masam. Lahan pasang surut jika dikembangkan secara
optimal akan meningkatkan fungsi dan manfaatnya maka akan menjadi lahan yang potensial
untuk dijadikan lahan pertanian.
4.
5. 1. lahan potensial
Lahan potensial adalah lahan yang paling kecil kendalanya dengan ciri lapisan pirit (2 %)
berada pada kedalaman lebih dari 30 cm, tekstur tanahnya liat, kandungan N dan P tersedia
rendah, kandungan pasir kurang dari 5 persen, kandungan debu 20 % dan derajat kemasaman
3,5 hingga 5,5 . (Manwan, I. dkk.1992). Lahan potensial yaitu lahan pasang surut yang
tanahnya termasuk tanah sulfat masam potensial dengan lapisan pirit berkadar 2% terletak
pada kedalaman lebih dari 50 cm dari permukaan tanah (Jumberi).
6. 2. Lahan Sulfat Masam
Lahan sulfat masam adalah lahan yang lapisan piritnya berada pada kedalaman kurang dari 30
cm dan berdasarkan tingkat oksidadinya lahan sulfat masam ini dibagi lagi lahan sulfat masam
potensial yaitu lahan sulfat masam yang belum mengalami oksidasi dan lahan sulfat masam
aktual yaitu lahan sulfat masam yang telah mengalami oksidadi. (Manwan, I. dkk.1992). Lahan
sulfat masam ini dibedakan lagi menjadi :
a) lahan sulfat masam potensial, yaitu apabila lapisan piritnya belum teroksidasi
b) lahan sulfat masam aktual, yaitu apabila lapisan piritnya sudah teroksidasi yang dicirikan
oleh adanya horizon sulfurik dan pH tanah < 3,5. (Jumberi,)
7. 3. Lahan Gambut/Bergambut
lahan gambut/bergambut adalah lahan yang mempunyai lapisan gambut dan berdasarkan
ketebalan gambutnya lahan ini dibagi ke dalam empat sub tipologi yaitu lahan bergambut,
gambut dangkal, gambut dalam dan gambut sangat dalam, umumnya lahan gambut kahat
beberapa unsur hara mikro yang ketersediaannya sangat penting untu pertumbuban dan
pekermbangan tanaman(Manwan, I. dkk.1992).
lahan gambut ini dibagi lagi menjadi :
(a) lahan bergambut bila ketebalan lapisan gambut 20-50 cm,
(b) gambut dangkal bila ketebalan lapisan gambut 50-100 cm,
(c) gambut sedang bila ketebalan lapisan gambut 100-200 cm,
(d) gambut dalam bila ketebalan lapisan gambut 200-300 cm dan
(e) gambut sangat dalam bila ketebalan lapisan gambut > 300 cm. (Jumberi,)
8. 4. Lahan Salin
Lahan salin adalah lahan pasang surut yang mendapat intrusi air laut, sehingga mempunyai
daya hantar listrik 4 MS/cm, kandungan Na dalam larutan tanah 8 – 15 % (Manwan, I.
dkk.1992). Lahan salin adalah lahan pasang surut yang mendapat pengaruh atau intrusi air
garam dengan kandungan Na dalam larutan tanah sebesar > 8% selama lebih dari 3 bulan
dalam setahun, sedangkan lahannya dapat berupa lahan potensial, sulfat masam dan gambut.
(Jumberi,?)
9. 5. Lahan Tipe Luapan Air Pasang Surut
1. tipe luapan A bila lahan selalu terluapi air baik pada waktu pasang besar maupun pasang
kecil dan Lahan bertipe luapan A selalu terluapi air pasang, baik pada musim hujan
maupun musim kemarau,;
2. tipe luapan B bila lahannya hanya terluapi oleh air pasang besar. Lahan bertipe luapan B
hanya terluapi air pasang pada musim hujan saja;
3. lahan tidak terluapi air pasang baik pasang besar maupun pasang kecil, tetapi permukaan
air tanah kurang dari 30 cm dari permukaan tanah. Lahan bertipe luapan C tidak terluapi
air pasang tetapi kedalaman muka air tanahnya kurang dari 50 cm,;
4. tipe luapan D bila lahannya tidak terluapi oleh air pasang baik pasang besar maupun
pasang kecil, tetapi permukaan air tanahnya berada padakedalaman lebih dari 30 cm dari
permukaan tanah.
11. Pemanfaatan lahan pasangan surut terutama tipe A dan tipe B yaitu sistem persawahan karena
sistem ini paling tepat dan aman terutama terhadap kendala yang ditimbulkan akibat sifat fisik dan
kimia tanah. Sistem sawah akan membuat tanah tetap dalam keadaan reduksi dan pada keadaan ini
pirit tetap stabil di dalam tanah sehingga tidak membahayakan bagi tanaman padi (Widjaya-Adhi et
al., 1992). Berhubungan dengan sistem ini maka pemilihan varietas yang sesuai, pengelolaan air
dan pemanfaatan vegetasi alami merupakan kunci utama dalam memperoleh hasil yang optimal.
Kendala dan Upaya Pemanfaatan Lahan Pasang Surut Lahan pasang surut biasanya dicirikan oleh
kombinasi beberapa kendala seperti (Anwarhan dan Sulaiman, 1985):
1. Ph rendah
2. Genangan yang dalam
3. Akumulasi zatzat beracun ( besi dan aluminium)
4. Salinitas tinggi, kekurangan unsur hara
5. Serangan hama dan penyakit
6. Tumbuhnya gulma yang dominan.
Manfaat Lahan Pasang Surut
12. Penyiapan lahan dengan pengolahan tanah di lahan pasang surut diperlukan selain untuk
memperbaiki kondisi lahan menjadi lebih seragam dan rata dengan adanya penggemburan
dan pelumpuran juga untuk mempercepat proses pencucian bahan beracun dan pencampuran
bahan ameliorasi maupun pupuk dengan tanah . Pengolahan tanah yang memberikan hasil
baik dari segi fisik lahan dan hasil tanaman adalah dengan bajak singkal atau tajak diikuti
oleh rotary atau glebeg yang dikombinasikan dengan herbisida . Bila tanahnya sudah gembur
atau berlumpur baik dan merata yang umumnya dijumpai pada lahan bergambut dengan tipe
luapan air A dan B, pengolahan tanah secara intensif tidak diperlukan tetapi diganti dengan
pengolahan tanah minimum atau tanpa olah tanah (TOT) yang dikombinasikan dengan
penggunaan herbisida. Hal ini menunjukkan bahwa dilahan pasang surut untuk pengolahan
tanahnya tergantung kondisi lahannya. Walaupun pengolahan tanah diperlukan tapi tidak
harus dilakukan setiap musim, karena pengolahan tanah yang dilakukan selang dua musim
tanam tidak menurunkan hasil tanaman.
Pengelolahaan Sumber Daya Lahan
13. Kondisi Lahan Pasang Surut Saat Ini
Usahatani di lahan rawa pasang surut umumnya produktivitasnya masih rendah, karena tingkat
kesuburan lahannya rendah, mengandung senyawa pirit, masam, terintrusi air laut dan
dibeberapa bagian tertutup oleh lapisan gambut. Pertumbuhan tanaman di lahan pasang surut
menghadapi berbagai kendala seperti kemasaman tanah, keracunan dan defisiensi hara,
salinitas serta air yang sering tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman. Komoditas yang banyak
diusahakan petani adalah padi dengan teknik budidaya yang diterapkan masih sederhana dan
menggunakan varietas lokal serta pemupukan tidak lengkap dengan takaran rendah (Suwarno
et al, 2000). Untuk mendukung pengembangan pertanian di lahan pasang surut, pemerintah
melalui lembaga penelitian dan perguruan tinggi telah melakukan kegiatan penelitian di
beberapa lokasi pasang surut Kalimantan dan Sumatera selama sekitar 20 tahun. Badan
Litbang Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Rawa dan berbagai proyek penelitian juga
telah melakukan kegiatan penelitian secara intensif sejak pertengahan tahun 1980 an. Berbagai
komponen teknologi usahatani sudah dihasilkan dan berbagai paket teknologi usahatani juga
sudah direkayasa untuk mendukung pengembangan usahatani atau agribinis di lahan pasang
surut. Litbang pertanian juga telah menghasilkan berbagai komponen teknologi pengelolaan
lahan dan komoditas serta model usahatani (Ismail et al., 1993 dan Alihamsyah et al., 2003).
14. 1. Penerapan teknologi ramah lingkungan.
2. Pengendalian air secara menyeluruh dengan pembuatan saluran-saluran air.
3. Pemakaian benih sunggul sesuai lahan sasaran
4. Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu
5. Pemakaian pupuk ramah lingkungan
6. Menguragi penggunaan bahan-bahan kimia
Konsep Pengelolaan lahan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
15. DAFTAR PUSTAKA
Hutabean Lintje, DKK. 2016. Pengembangan teknologi pertanian lahan rawa pasang surut dalam mendukung
peningkatan produksi pangan: kasus di sumatera selatan.
Imdah Nur. 2013. Peran lahan pasang surut sebagai sentra produksi tanaman pangan di provinsi jambi. Balai
pengkajian teknologi pertanian jambi. Jambi
Muslihat Lili. DKK. 2004. Mengenal tipe rawa gambut. Wetlands international-indonesia programme. Bogor
Wijaya Andi, DKK. 2014. Lahan Pasang Surut. Teknik-universitas riau. Pekanbaru