SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
NAMA : ELIAZAR BAZIKHO
NIRM : 01.1.3.17.0547
KELAS : TAN VI A
MATA KULIAH : MANAJEMEN TANAH DAN AIR
1. Tanah merupakan satu bagian dari lapisan bumi yang tersusun dari
material mineral dan juga bahan organic yang merupakan hasil pelapuakan
batuan dan bahan organic lain akibat berbagai factor lingkungan dalam
kurun waktu yang lama. Tanah digunakan sebagai tempat berpijak makhuk
bumi dan juga tempat tumbuh tanaman. Lahan merupakan memiliki
cakupan yang lebih luas sebuah lingkungan fisik abiotik yang terkandung
banyak unsur di dalamnya baik makhluk hidup dan makhluk mati, bahwa
lahan merupakan lingkungan yang didalamnya terkandung tanah. Jadi
tanah merupakan bagian dari lahan. Tanah merupakan bentuk fisik yang
dilihat dari unsur dan juga asal terbentuknya sedangkan lahan merupakan
lingkungan yang terdiri dari unsur-unsur tanah, iklim, air dan juga vegetasi
yang ada di atasnya, Tanah dikatan bentuk 3 dimensi yang memiliki
ukuran volume sedangkan lahan 2 dimensi yang hanya luasan saja.
2. Pengolahan tanah adalah salah satu kegiatan persiapan lahan (Land
preparation) yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang
sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah dapat memperbaiki
daerah perakaran tanaman, kelembaban dan aerasi tanah, mempercepat
infiltrasi serta mengendalikan tumbuhan pengganggu. Pengolahan tanah
juga adalah setiap usaha manipulasi tanah secara mekanik untuk
menciptakan keadaan media tanam (tanah) menjadi lebih baik, sehingga
akar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik Pengelolaan
Lahan adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan
dengan daya dukungnyaterhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup
manusia, Setiap kegiatan pertanian pasti membutuhkan pengolahan
lahan. Pengolahan lahan bertujuan mengubah keadaan lahan pertanian
dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan lahan ( struktur tanah )
yang dikehendaki oleh tanaman. Setiap upaya pengolahan lahan akan
menyebabkan terjadinya perubahan sifat-sifat tanah. Pengolahan lahan
dalam usaha pertanian bertujuan untuk : menciptakan kondisi fisik, kimia
dan biologis tanah menjadi lebih baik, membunuh gulma dan tanaman
yang tidak diinginkan, menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah) pada
tempat yang sesuai agar dekomposisi berjalan dengan baik, menurunkan
laju erosi, meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan,
menyatukan pupuk dengan tanah, mempersiapkan tanah untuk
mempermudah pengaturan irigasi.
3. Kaitan hubungan tekstur dan struktur tanah terhadap pertumbuhan
tanaman sangat erat. Ada hubungan timbal balik antara komponen satu
dengan komponen yang lainnya. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi
oleh tekstur dan struktur tanah.Dalam keadaan tanah yang memiliki tekstur
yang dominan pasir, maka daya ikat tanah terhadap air serta bahan organik
lainnya kecil. Tanah dengan tekstur dominan pasir ini cenderung mudah
melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Drainase dan aerasi
pada tekstur tanah dominan berpasir ini cukup baik, namun tekstur tanah
ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Tanaman akan sulit mendapatkan unsur hara, dan pertumbuhan tanaman
akan terganggu. Dalam keadaan tanah yang dominan liat, akar pada
tanaman akan sulit untuk melakukan penetrasi karena keadaan lingkungan
tanah yang lengket pada saat basah dan mengeras pada saat kering.
Drainase dan aerasi buruk, sehingga pertukaran udara maupun masuknya
unsur hara pada akar tanaman akan terganggu. Pada keadaan basah,
tanaman sulit mengikat gas-gas yang berguna bagi proses fisiologi karena
pori-pori tanah yang kecil tergenang oleh air. Untuk pertumbuhan tanaman
yang baik, tanah dengan aerasi, drainase, serta kemampuan menyimpan
air maupun unsur hara yang baik harus memiliki komponen pasir, debu,
dan liat yang seimbang. Sehingga tanaman mampu tumbuh dalam keadaan
yang optimal. Selain tekstur tanah, faktor lain yang memiliki kaitan yang
erat dengan pertumbuhan tanaman adalah struktur tanah. Pada struktur
tanah, terdapat berbagai macam komponen yang dapat mempengaruhi
tumbuhnya suatu tanaman. Tanah mengandung berbagai macam unsur-
unsur makro maupun mikro yang berguna bagi tanaman. Dengan struktur
tanah yang mantap (terdapat bahan organik yang cukup, mikroorganisme
yang menguntungkan satu sama lain, dan pori-pori tanah cukup baik),
maka aerasi (pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas lainnya di dalam
tanah) akan mampu mencukupi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur
tersebut. Sehingga, tanaman mampu melakukan proses metabolisme
dengan baik. Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh agregat tanah.
Hubungan antara tekstur dan struktur tanah terhadap pertumbuhan
tanaman saling berhubungan satu dengan lainnya. Tanpa adanya tekstur
dan struktur tanah yang baik bagi tanaman, maka pertumbuhan tanaman
kurang berjalan optimal. Sebab, terdapat faktor-faktor yang membatasi
pertumbuhan tanaman akibat keadaan tekstur maupun struktur tanah yang
kurang menguntungkan. Bila keadaan tekstur dan struktur tanah dalam
keadaan mantap, maka faktor-faktor tersebut dapat diatasi. Selain itu,
dengan adanya tanaman di atas tanah tampaknya mampu membantu
pembentukkan struktur tanah. Produktivitas tanaman sangat bergantung
pada jenis tanah yang digunakan sebagai media tanam. Penentuan tekstur
sangat penting bagi penentuan media tumbuh pada tanaman, karena tekstur
merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan jenis tanah. Sifat-
sifat fisik tanah diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar di dalam
tanah, retensi air, drainase, aerasi, dan nutrisi tanaman. Tanah dengan
kandungan bahan organik dan liat yang tinggi mempunyai kapasitas
penyangga yang rendah apabila basah. Tanah berpengaruh penting pada
tanaman melalui hubungannya dengan udara dan air. Kemampuan tanah
untuk menyimpan air diantara hujan yang terjadi menentukan pemberian
musiman kelembaban tanah dan biasanya menentukan spesies apa yang
tumbuh dalam sebuah hutan dan kecepatan pertumbuhannya. Selain itu,
tanah juga mempengaruhi pertumbuhan pohon dan sebaliknya keberadaan
hutan berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon tersebut. Keberadaan
pohon-pohonan yang mengubah keadaan sinar matahari dan angin, yang
mengubah tanah terhadap pertumbuhan pohon. Oleh karena itu tekstur
sangat memegang peran penting (Foth, 1994). Faktor-faktor yang
mempengaruhi tekstur tanah antara lain komposisi mineral dan
batuan/bahan induk, sifat, dan cepatnya proses pembentukan tanah lokal
serta umur relatif tanah.
4. 1. Teknologi pemulsaan. Mulsa mempunyai peran dan fungsi dalam
memperbaiki sifat fisika tanah, menurunkan jumlah erosi, dan
meningkatkan hasil tanaman. Penggunaan mulsa sisa tanaman belum
menjadi budaya petani dalam usaha tani tanaman pangan, walaupun
perannya untuk menghambat degradasi lahan sangat besar. Pemberian
mulsa dapat dilakukan dengan cara disebarkan di permukaan tanah atau di
dalam rorak (slot mulch/ mulsa vertikal). Pemberian mulsa pada lahan
kering di daerah beriklim kering berbeda maksud dan tujuannya dengan di
daerah beriklim basah. Mulsa yang disebar di permukaan tanah pada lahan
pertanian di daerah beriklim kering ditujukan untuk mengurangi
penguapan air dari permukaan tanah (evaporasi), sehingga cocok
diaplikasikan pada akhir musim hujan. 2. Teknologi budi daya lorong
(alley cropping). Sistem budi daya lorong (alley cropping) memadukan
tanaman semusim dan tanaman pagar. Tanaman pangan semusim seperti
padi gogo, kedelai, jagung, dan ubikayu ditanam pada bidang olah di areal
lorong (alley) di antara barisan tanaman pagar (hedgerow crops). Tanaman
pagar merupakan semak berkayu seperti Flemingia congesta atau
Flemingia macrophyla (Indonesia: serengan jantan, Sunda: hahapaan),
pohon legum dan rumput pakan, tanaman pagar dipangkas secara berkala,
sebagai sumber bahan organik dan mengurangi naungan. Sistem ini sangat
baik untuk mengendalikan erosi dan aliran permukaan. 3. Pemberian
pembenah tanah. Pembenah tanah adalah bahan sintetis atau alami,
organik atau mineral berbentuk padat atau cair yang mampu memperbaiki
sifat fisika, kimia dan biologi tanah secara bersama-sama atau hanya salah
satunya saja. Dalam prakteknya sulit sekali membuat pembenah tanah
yang dapat memperbaiki ketiga sifat tanah tersebut. Pembenah tanah
sering hanya ditujukan untuk memperbaiki sifat fisika tanah saja yang
kemudian dapat memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah. Jika kondisi
sifat fisika tanah mendukung untuk menyimpan dan memberikan hara
kepada tanaman dan memberikan lingkungan yang baik bagi
perkembangan mikroorganisme tanah, maka pembenah tanah tersebut baik
digunakan untuk lahan pertanian. Tujuan penggunaan pembenah tanah
adalah menyediakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan
produksi tanaman utama yang dibudidayakan, namun pembenah tanah
bukanlah pupuk. Pembenah tanah yang berasal dari bahan mineral dan
sudah biasa digunakan untuk pertanian adalah fosfat alam, kapur
pertanian, dolomit dan zeolite.
5. Pupuk hayati (biofertilizer) seringkali dianggap sebagai pupuk organik.
Kekeliruan ini sepertinya sepele, namun bisa berakibat fatal jika terdapat
kesalahan dalam menggunakannya. Permentan No.2 tahun 2006,
menggolongkan pupuk hayati kedalam pembenah tanah, bukan pupuk
organik. Pembenah tanah itu sendiri bisa organik ataupun non organik.
Pupuk hayati termasuk dalam pembenah tanah organik. Dalam peraturan
tersebut pupuk organik didefinisikan sebagai sekumpulan material organik
yang terdiri dari zat hara (nutrisi) bagi tanaman, di dalamnya bisa
mengandung organisme hidup atau pun tidak. Sedangkan pupuk hayati
merupakan sekumpulan organisme hidup yang aktivitasnya bisa
memperbaiki kesuburan tanah. Fungsi pupuk hayati yaitu terdapat dua
peran utama pupuk hayati dalam budidaya tanaman, yakni sebagai
pembangkit kehidupan tanah (soil regenerator), penyubur tanah dan
penyedia nutrisi tanaman (Feeding the soil that feed the plant).
Mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk bekerja dengan cara:
Penambat zat hara yang berguna bagi tanaman. Beberapa mikroorganisme
berfungsi sebagai penambat N, tanpa bantuan mikroorganisme tanaman
tidak bisa menyerap nitrogen dari udara. Beberapa berperan sebagai
pelarut fosfat dan penambat kalium, Aktivitas mikroorganisme membantu
memperbaiki kondisi tanah baik secara fisik, kimia maupun biologi.
Menguraikan sisa-sisa zat organik untuk dijadikan nutrisi tanaman.,
Mengeluarkan zat pengatur tumbuh yang diperlukan tanaman sperti
beberapa jenis hormon tumbuh, Menekan pertumbuhan organisme parasit
tanaman. Pertumbuhan mikroorganisme baik akan berkompetisi dengan
organisme patogen, sehingga kemungkinan tumbuh dan berkembangnya
organisme patogen semakin kecil. pupuk hayati tunggal pada bakteri
pembentuk bintil akar dengan parameter, Total sel hidup *) Bakteri : a)
Sinorhizobium b) Bradyrhizobium c) Azorhizobium dan lainnya,
Kontaminan E.coli dan Salmonella sp, Kadar Air (%) dan ph.
Endomikoriza Arbuskular dengan parameter Total propagul/g *) Mikoriza
Arbuskular (MA) : a) Gigaspora margarita b) Glomus manihotis c)
Glomus agregatum, Kontaminan E.coli dan Salmonella sp. Pada
Ektomikoriza dengan parameter Kepadatan spora *) Mikoriza Arbuskular
(MA) : a) Sceloderma columnnare b) Pisholitus tintorius, Kontaminan
E.coli dan Salmonella sp. Pada Bakteri Non Simbiotik dengan parameter
Total sel hidup *) a). Bakteri >107 cfu/g (BK) >106 cfu/g (BK) >107
cfu/ml b). Aktinomiset >106 cfu/g (BK) >105 cfu/g (BK) >105 cfu/ml c).
Fungi Mikroba : a) Azospirillum b) Azotobacter c) Bacillus d)
Pseudomonas e) Streptomyces f) Aspergillus, Patogenisita, Kontaminan
E.coli dan Salmonella sp, Kadar Air %, dan ph. pupuk hayati majemuk
dengan parameter Total sel hidup *) a). Bakteri >105 cfu/g (BK) >105
cfu/g (BK) >105 cfu/ml b). Aktinomiset >104 cfu/g (BK) >104 cfu/g (BK)
>104 cfu/ml c). Fungi Mikroba Majemuk : a) Rhizobium + Bacillus b)
Azotobacter + Rhizobium + Streptomyces + Penicillium, Kadar @ Pb, Cd,
Hg, As, Patogenisita, Kontaminan E.coli dan Salmonella sp, Kadar Air %,
dan ph.
6. Bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat
tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah
untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik penting
dalam pembentukan struktur tanah. Pengaruh pemberian bahan organik
terhadap struktur tanah sangat berkaitan dengan tekstur tanah yang
diperlakukan. Pada tanah lempung yang berat, terjadi perubahan struktur
gumpal kasar dan kuat menjadi struktur yang lebih halus tidak kasar,
dengan derajat struktur sedang hingga kuat, sehingga lebih mudah untuk
diolah. Komponen organik seperti asam humat dan asam fulvat dalam hal
ini berperan sebagai sementasi pertikel lempung dengan membentuk
komplek lempung-logam-humus. Mekanisme pembentukan agregat tanah
oleh adanya peran bahan organik ini dapat digolongan dalam empat
bentuk: (1) Penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi
mikroorganisme tanah baik jamur dan actinomycetes. Melalui pengikatan
secara fisik butir-bitir primer oleh miselia jamur dan actinomycetes, maka
akan terbentuk agregat walaupun tanpa adanya fraksi lempung; (2)
Pengikatan secara kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara bagian–
bagian positip dalam butir lempung dengan gugus negatif (karboksil)
senyawa organik yang berantai panjang (polimer); (3) Pengikatan secara
kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara bagian bagian negatif
dalam lempung dengan gugusan negatif (karboksil) senyawa organik
berantai panjang dengan perantaraan basa-basa Ca, Mg, Fe dan ikatan
hidrogen; (4) Pengikatan secara kimia butir-butir lempung melalui ikatan
antara bagian-bagian negatif dalam lempung dengan gugus positif (gugus
amina, amida, dan amino) senyawa organik berantai panjang (polimer).
kimia. Pengaruh bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah antara lain
terhadap kapasitas pertukaran kation, kapasitas pertukaran anion, pH
tanah, daya sangga tanah dan terhadap keharaan tanah. Penambahan bahan
organik akan meningkatkan muatan negatif sehingga akan meningkatkan
kapasitas pertukaran kation (KPK). Bahan organik memberikan
konstribusi yang nyata terhadap KPK tanah. Sekitar 20 – 70 % kapasitas
pertukaran tanah pada umumnya bersumber pada koloid humus (contoh:
Molisol), sehingga terdapat korelasi antara bahan organik dengan KPK
tanah. Biologi. Bahan organik merupakan sumber energi bagi makro dan
mikro-fauna tanah. Penambahan bahan organik dalam tanah akan
menyebabkan aktivitas dan populasi mikrobiologi dalam tanah meningkat,
terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan mineralisasi
bahan organik. Beberapa mikroorganisme yang beperan dalam
dekomposisi bahan organik adalah fungi, bakteri dan aktinomisetes. Di
samping mikroorganisme tanah, fauna tanah juga berperan dalam
dekomposi bahan organik antara lain yang tergolong dalam protozoa,
nematoda, Collembola, dan cacing tanah. Fauna tanah ini berperan dalam
proses humifikasi dan mineralisasi atau pelepasan hara, bahkan ikut
bertanggung jawab terhadap pemeliharaan struktur tanah. Pengaruh positip
yang lain dari penambahan bahan organik adalah pengaruhnya pada
pertumbuhan tanaman. Terdapat senyawa yang mempunyai pengaruh
terhadap aktivitas biologis yang ditemukan di dalam tanah adalah senyawa
perangsang tumbuh (auxin), dan vitamin. Senyawa-senyawa ini di dalam
tanah berasal dari eksudat tanaman, pupuk kandang, kompos, sisa tanaman
dan juga berasal dari hasil aktivitas mikrobia dalam tanah. Di samping itu,
diindikasikan asam organik dengan berat molekul rendah, terutama
bikarbonat (seperti suksinat, ciannamat, fumarat) hasil dekomposisi bahan
organik, dalam konsentrasi rendah dapat mempunyai sifat seperti senyawa
perangsang tumbuh, sehingga berpengaruh positip terhadap pertumbuhan
tanaman
7. Sampah Kota. Sampah kota merupakan bahan organik yang banyak kita
temukan di kota-kota besar, yang merupakan permasalahan lingkungan
dalam penanganannya. Usaha penggunaan sampah kota untuk aplikasi
langsung di lahan pertanian, umumnya mengalami berbagai permasalahan.
Limbah Industri. Limbah organik dari industri sering merupakan
masalah lingkungan yang menyulitkan dalam penangannannya. Sementara
ada kemungkinan usaha untuk pemanfaatan sebagai bahan pupuk.
Pengomposan. Bahan organik yang masih mentah dengan nisbah C/N
tinggi, apabila diberikan secara langsung ke dalam tanah akan berdampak
negatip terhadap ketersediaan hara tanah. Bahan organik langsung akan
disantap oleh mikrobia untuk memperoleh energi.
8. Tanah subur : memiliki lapisan humus tebal, memiliki ph yang netral,
memiliki tekstur lempung, kaya dengan biota tanah, dapat ditumbuhi
berbagai macam tanaman. Tanh tidak subur : sedikit vegetasi yang dapat
tumbuh, memiliki ph yang tidak netral, memiliki biota yang sedikit,
memiliki lapisan humus tipis, memiliki tekstur keras.
9. Rhizosphere adalah wilayah sempit tanah yang secara langsung
dipengaruhi oleh sekresi akar dan mikroorganisme tanah terkait yang
dikenal sebagai microbiome akar . [2] Rhizosfer mengandung
banyak bakteri dan mikroorganisme lain yang memakan sel-sel tanaman
yang tidak aktif, disebut rhizodeposisi , [3] dan protein dan gula yang
dilepaskan oleh akar. Simbiosis ini mengarah pada interaksi yang lebih
kompleks, mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan persaingan untuk
sumber daya. Banyak siklus nutrisi dan penindasan penyakit yang
dibutuhkan oleh tanaman terjadi segera berbatasan dengan akar karena
eksudan akar dan komunitas mikroorganisme. [4] Rhizosfer juga
menyediakan ruang untuk memproduksi alelokimia untuk mengendalikan
tetangga dan kerabat. [5] Lingkaran umpan balik tanaman-tanah dan faktor
fisik lainnya adalah tekanan selektif penting bagi masyarakat dan
pertumbuhan rizosfer. Hara diserap tanaman lewat aliran massa (mass
flow), difusi dan/atau serapan langsung oleh akar (root interception).
Dalam aliran massa, air menjadi pembawa hara. Air mengalir dari tempat
yang lebih basah (tegangan lengas lebih kecil) ke tempat yang lebih kering
(tegangan lengas lebih besar). Karena akar menyerap air, tanah di sekitar
akar menjadi lebih kering daripada tanah yang terletak lebih jauh dari akar.
Landaian (gradient) kadar lengas tanah yang terjadi ini menjadi
pengendali aliran air beserta zat hara yang terlarut di dalamnya menuju ke
akar. Dalam difusi, air menjadi medium gerakan hara terlarut. Zat hara
terlarut bergerak dari tempat yang berlarutan lebih pekat (tekanan osmose
lebih tinggi) ke tempat yang berlarutan lebih encer (tekanan osmose lebih
rendah). Karena akar menyerap larutan hara, larutan tanah di sekitar akar
menjadi lebih encer daripada yang berada lebih jauh dari akar. Timbul
suatu landaian kepekatan larutan hara, yang menjadi pengendali gerakan
difusi zat hara terlarut menuju ke akar. Dalam serapan langsung oleh akar,
ion hara diserap akar lewat pertukaran ion antara akar dan larutan tanah,
atau antara akar dengan kompleks jerapan (absorpsi) tanah. Dalam proses
respirasi akar menghasilkan H+, OH- dan HCO -. H+ dipertukarkan dengan
hara kation, sedang OH- dan HCO - dipertukarkan dengan hara anion. Ion
hara yang sampai pada muka akar melalui antara aliran massa atau difusi,
juga diserap dengan proses pertukaran ion. Maka keadaan dan suasana
tanah yang menghambat atau mengganggu pernapasan akar, merugikan
pula penyerapan hara. Aliran massa dan difusi memperluas jangkauan akar
memperoleh hara, karena dengan bantuan kedua macam mekanisme itu zat
hara tidak perlu menempel pada muka akar untuk dapat diserap. Hal ini
penting sekali dilihat dari segi efisiensi pemupukan, karena bahan pupuk
tidak mungkin diletakkan menempel pada akar. Kalau sampai menempel
bahkan dapat merusakkan akar (plasmolisis). Oleh karena aliran massa dan
difusi merupakan mekanisme utama penyerapan hara oleh tanaman maka
air menjadi faktor penentu pokok efisiensi pemupukan dan efisiensi
pemanfaatan hara tanah oleh tanaman, dapat menjelaskan ketiga
mekanisme penyerapan hara oleh akar.
10. Liebig yang menyatakan bahwa pertumbuhan tidak dikendalikan oleh total
sumberdaya yang tersedia, tetapi dikendalikan oleh sumberdaya yang
paling sedikit (faktor pembatas) (Jerz 2013). Sehingga hukum ini lebih
dikenal sebagai “Hukum Minimum Liebig”. Kontroversi mengenai
penemu hukum tersebut, memicu para ahli untuk menamainya sebagai
“Hukum Minimum Sprengel-Liebig”. Hukum Minimum Liebig
menyatakan bahwa pertumbuhan suatu tanaman akan ditentukan oleh
unsur hara esensial yang berada dalam jumlah minimum kritis, jadi
pertumbuhan tanaman tidak ditentukan oleh unsur hara esensial yang
jumlahnya paling sedikit. Dengan demikian unsur hara ini dikatakan
sebagai faktor pembatas karena dapat membatasi pertumbuhan tanaman.
sering hanya disebut hukum Liebig atau hukum minimum , adalah prinsip
yang dikembangkan dalam ilmu pertanian oleh Carl Sprengel (1840) dan
kemudian dipopulerkan oleh Justus von Liebig . Ini menyatakan
bahwa pertumbuhan tidak ditentukan oleh total sumber daya yang tersedia,
tetapi oleh sumber daya yang paling langka ( faktor pembatas ). Undang-
undang ini juga telah diterapkan pada populasi biologis dan model
ekosistem untuk faktor-faktor seperti sinar matahari atau nutrisi mineral.
Hukum Liebig telah diperluas ke populasi biologis (dan umumnya
digunakan dalam pemodelan ekosistem ). Sebagai contoh, pertumbuhan
suatu organisme seperti tanaman mungkin tergantung pada sejumlah faktor
yang berbeda, seperti sinar matahari atau nutrisi
mineral (misalnya, nitrat atau fosfat ). Ketersediaan ini dapat bervariasi,
sehingga pada waktu tertentu satu lebih membatasi daripada yang
lain. Hukum Liebig menyatakan bahwa pertumbuhan hanya terjadi pada
tingkat yang diizinkan oleh faktor yang paling membatasi.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Bab iv bahan organik tanah
Bab iv bahan organik tanahBab iv bahan organik tanah
Bab iv bahan organik tanah
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Makalah sifat fisika dan kimia tanah organisme yang hidup di dalam tanah untu...
Makalah sifat fisika dan kimia tanah organisme yang hidup di dalam tanah untu...Makalah sifat fisika dan kimia tanah organisme yang hidup di dalam tanah untu...
Makalah sifat fisika dan kimia tanah organisme yang hidup di dalam tanah untu...
 
Bab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airBab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan air
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
1991 tanah-dan-lingkungan
1991 tanah-dan-lingkungan1991 tanah-dan-lingkungan
1991 tanah-dan-lingkungan
 
Laporan ilmu tanah
Laporan ilmu tanahLaporan ilmu tanah
Laporan ilmu tanah
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
 
Ilmu tanah 1
Ilmu tanah 1Ilmu tanah 1
Ilmu tanah 1
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Bab iii metode pengelolaan tanah
Bab iii metode pengelolaan tanahBab iii metode pengelolaan tanah
Bab iii metode pengelolaan tanah
 
Suriadi (g2 s119006) bahan presentase tanah ultisol
Suriadi (g2 s119006) bahan presentase tanah ultisolSuriadi (g2 s119006) bahan presentase tanah ultisol
Suriadi (g2 s119006) bahan presentase tanah ultisol
 
Tugas mekanika tanah 1
Tugas mekanika tanah 1Tugas mekanika tanah 1
Tugas mekanika tanah 1
 
Biologi Tanah
Biologi TanahBiologi Tanah
Biologi Tanah
 
Laporan praktikum ilmu tanah agus ap
Laporan praktikum ilmu tanah  agus apLaporan praktikum ilmu tanah  agus ap
Laporan praktikum ilmu tanah agus ap
 
Laporan Praktikum Ilmu Tanah
Laporan Praktikum Ilmu TanahLaporan Praktikum Ilmu Tanah
Laporan Praktikum Ilmu Tanah
 
Tanah - Litosfer
Tanah - Litosfer Tanah - Litosfer
Tanah - Litosfer
 
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indralaporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
 
Pelestarian tanah
Pelestarian tanahPelestarian tanah
Pelestarian tanah
 
Laporan resmi
Laporan resmiLaporan resmi
Laporan resmi
 

Similar to Eliezar

Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan-Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan.pptx
Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan-Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan.pptxFungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan-Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan.pptx
Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan-Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan.pptxAgathaHaselvin
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxAgathaHaselvin
 
Teknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman panganTeknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman panganYuwan Kilmi
 
Acara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanahAcara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanahperdos5 cuy
 
Faktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografiFaktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografiMeilani Marjuki
 
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)farsfyn19
 
TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptxTUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptxAbyyuKusuma
 
Lingkungan abiotik
Lingkungan abiotikLingkungan abiotik
Lingkungan abiotikB Pasaribu
 
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.pptPertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.pptricky235411101008
 
Pengantar evaluasi lahan
Pengantar evaluasi lahanPengantar evaluasi lahan
Pengantar evaluasi lahanAqyu DenganMyu
 
BUKU AJAR PENGANTAR GEOGRAFI TANAH.pdf
BUKU AJAR PENGANTAR GEOGRAFI TANAH.pdfBUKU AJAR PENGANTAR GEOGRAFI TANAH.pdf
BUKU AJAR PENGANTAR GEOGRAFI TANAH.pdfDwiKurniawati35
 

Similar to Eliezar (20)

Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan-Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan.pptx
Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan-Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan.pptxFungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan-Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan.pptx
Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan-Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan.pptx
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
 
Teknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman panganTeknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman pangan
 
Acara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanahAcara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanah
 
01. ilmu tanah
01. ilmu tanah01. ilmu tanah
01. ilmu tanah
 
Peran Tanah dan Organisme.pptx
Peran Tanah dan Organisme.pptxPeran Tanah dan Organisme.pptx
Peran Tanah dan Organisme.pptx
 
Acara vii
Acara viiAcara vii
Acara vii
 
Ekologi tanah
Ekologi tanahEkologi tanah
Ekologi tanah
 
Faktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografiFaktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografi
 
Tanah agro
Tanah agroTanah agro
Tanah agro
 
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
GEOGRAFI - Penyebab kerusakan tanah dan cara mengatasinya (SMA kurtilas)
 
TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptxTUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
TUGAS REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN.pptx
 
Lingkungan abiotik
Lingkungan abiotikLingkungan abiotik
Lingkungan abiotik
 
Mekanika Tanah 1 (Pendahuluan Tanah)
Mekanika Tanah 1 (Pendahuluan Tanah)Mekanika Tanah 1 (Pendahuluan Tanah)
Mekanika Tanah 1 (Pendahuluan Tanah)
 
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.pptPertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Tanah
TanahTanah
Tanah
 
Mengenal pedosfer
Mengenal pedosferMengenal pedosfer
Mengenal pedosfer
 
Pengantar evaluasi lahan
Pengantar evaluasi lahanPengantar evaluasi lahan
Pengantar evaluasi lahan
 
BUKU AJAR PENGANTAR GEOGRAFI TANAH.pdf
BUKU AJAR PENGANTAR GEOGRAFI TANAH.pdfBUKU AJAR PENGANTAR GEOGRAFI TANAH.pdf
BUKU AJAR PENGANTAR GEOGRAFI TANAH.pdf
 

Recently uploaded

415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 

Recently uploaded (9)

415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 

Eliezar

  • 1. NAMA : ELIAZAR BAZIKHO NIRM : 01.1.3.17.0547 KELAS : TAN VI A MATA KULIAH : MANAJEMEN TANAH DAN AIR 1. Tanah merupakan satu bagian dari lapisan bumi yang tersusun dari material mineral dan juga bahan organic yang merupakan hasil pelapuakan batuan dan bahan organic lain akibat berbagai factor lingkungan dalam kurun waktu yang lama. Tanah digunakan sebagai tempat berpijak makhuk bumi dan juga tempat tumbuh tanaman. Lahan merupakan memiliki cakupan yang lebih luas sebuah lingkungan fisik abiotik yang terkandung banyak unsur di dalamnya baik makhluk hidup dan makhluk mati, bahwa lahan merupakan lingkungan yang didalamnya terkandung tanah. Jadi tanah merupakan bagian dari lahan. Tanah merupakan bentuk fisik yang dilihat dari unsur dan juga asal terbentuknya sedangkan lahan merupakan lingkungan yang terdiri dari unsur-unsur tanah, iklim, air dan juga vegetasi yang ada di atasnya, Tanah dikatan bentuk 3 dimensi yang memiliki ukuran volume sedangkan lahan 2 dimensi yang hanya luasan saja. 2. Pengolahan tanah adalah salah satu kegiatan persiapan lahan (Land preparation) yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah dapat memperbaiki daerah perakaran tanaman, kelembaban dan aerasi tanah, mempercepat infiltrasi serta mengendalikan tumbuhan pengganggu. Pengolahan tanah juga adalah setiap usaha manipulasi tanah secara mekanik untuk menciptakan keadaan media tanam (tanah) menjadi lebih baik, sehingga akar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik Pengelolaan Lahan adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnyaterhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia, Setiap kegiatan pertanian pasti membutuhkan pengolahan lahan. Pengolahan lahan bertujuan mengubah keadaan lahan pertanian
  • 2. dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan lahan ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman. Setiap upaya pengolahan lahan akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat-sifat tanah. Pengolahan lahan dalam usaha pertanian bertujuan untuk : menciptakan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi lebih baik, membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan, menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah) pada tempat yang sesuai agar dekomposisi berjalan dengan baik, menurunkan laju erosi, meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan, menyatukan pupuk dengan tanah, mempersiapkan tanah untuk mempermudah pengaturan irigasi. 3. Kaitan hubungan tekstur dan struktur tanah terhadap pertumbuhan tanaman sangat erat. Ada hubungan timbal balik antara komponen satu dengan komponen yang lainnya. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah.Dalam keadaan tanah yang memiliki tekstur yang dominan pasir, maka daya ikat tanah terhadap air serta bahan organik lainnya kecil. Tanah dengan tekstur dominan pasir ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Drainase dan aerasi pada tekstur tanah dominan berpasir ini cukup baik, namun tekstur tanah ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Tanaman akan sulit mendapatkan unsur hara, dan pertumbuhan tanaman akan terganggu. Dalam keadaan tanah yang dominan liat, akar pada tanaman akan sulit untuk melakukan penetrasi karena keadaan lingkungan tanah yang lengket pada saat basah dan mengeras pada saat kering. Drainase dan aerasi buruk, sehingga pertukaran udara maupun masuknya unsur hara pada akar tanaman akan terganggu. Pada keadaan basah, tanaman sulit mengikat gas-gas yang berguna bagi proses fisiologi karena pori-pori tanah yang kecil tergenang oleh air. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik, tanah dengan aerasi, drainase, serta kemampuan menyimpan air maupun unsur hara yang baik harus memiliki komponen pasir, debu, dan liat yang seimbang. Sehingga tanaman mampu tumbuh dalam keadaan yang optimal. Selain tekstur tanah, faktor lain yang memiliki kaitan yang erat dengan pertumbuhan tanaman adalah struktur tanah. Pada struktur
  • 3. tanah, terdapat berbagai macam komponen yang dapat mempengaruhi tumbuhnya suatu tanaman. Tanah mengandung berbagai macam unsur- unsur makro maupun mikro yang berguna bagi tanaman. Dengan struktur tanah yang mantap (terdapat bahan organik yang cukup, mikroorganisme yang menguntungkan satu sama lain, dan pori-pori tanah cukup baik), maka aerasi (pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas lainnya di dalam tanah) akan mampu mencukupi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur tersebut. Sehingga, tanaman mampu melakukan proses metabolisme dengan baik. Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh agregat tanah. Hubungan antara tekstur dan struktur tanah terhadap pertumbuhan tanaman saling berhubungan satu dengan lainnya. Tanpa adanya tekstur dan struktur tanah yang baik bagi tanaman, maka pertumbuhan tanaman kurang berjalan optimal. Sebab, terdapat faktor-faktor yang membatasi pertumbuhan tanaman akibat keadaan tekstur maupun struktur tanah yang kurang menguntungkan. Bila keadaan tekstur dan struktur tanah dalam keadaan mantap, maka faktor-faktor tersebut dapat diatasi. Selain itu, dengan adanya tanaman di atas tanah tampaknya mampu membantu pembentukkan struktur tanah. Produktivitas tanaman sangat bergantung pada jenis tanah yang digunakan sebagai media tanam. Penentuan tekstur sangat penting bagi penentuan media tumbuh pada tanaman, karena tekstur merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan jenis tanah. Sifat- sifat fisik tanah diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar di dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi, dan nutrisi tanaman. Tanah dengan kandungan bahan organik dan liat yang tinggi mempunyai kapasitas penyangga yang rendah apabila basah. Tanah berpengaruh penting pada tanaman melalui hubungannya dengan udara dan air. Kemampuan tanah untuk menyimpan air diantara hujan yang terjadi menentukan pemberian musiman kelembaban tanah dan biasanya menentukan spesies apa yang tumbuh dalam sebuah hutan dan kecepatan pertumbuhannya. Selain itu, tanah juga mempengaruhi pertumbuhan pohon dan sebaliknya keberadaan hutan berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon tersebut. Keberadaan
  • 4. pohon-pohonan yang mengubah keadaan sinar matahari dan angin, yang mengubah tanah terhadap pertumbuhan pohon. Oleh karena itu tekstur sangat memegang peran penting (Foth, 1994). Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah antara lain komposisi mineral dan batuan/bahan induk, sifat, dan cepatnya proses pembentukan tanah lokal serta umur relatif tanah. 4. 1. Teknologi pemulsaan. Mulsa mempunyai peran dan fungsi dalam memperbaiki sifat fisika tanah, menurunkan jumlah erosi, dan meningkatkan hasil tanaman. Penggunaan mulsa sisa tanaman belum menjadi budaya petani dalam usaha tani tanaman pangan, walaupun perannya untuk menghambat degradasi lahan sangat besar. Pemberian mulsa dapat dilakukan dengan cara disebarkan di permukaan tanah atau di dalam rorak (slot mulch/ mulsa vertikal). Pemberian mulsa pada lahan kering di daerah beriklim kering berbeda maksud dan tujuannya dengan di daerah beriklim basah. Mulsa yang disebar di permukaan tanah pada lahan pertanian di daerah beriklim kering ditujukan untuk mengurangi penguapan air dari permukaan tanah (evaporasi), sehingga cocok diaplikasikan pada akhir musim hujan. 2. Teknologi budi daya lorong (alley cropping). Sistem budi daya lorong (alley cropping) memadukan tanaman semusim dan tanaman pagar. Tanaman pangan semusim seperti padi gogo, kedelai, jagung, dan ubikayu ditanam pada bidang olah di areal lorong (alley) di antara barisan tanaman pagar (hedgerow crops). Tanaman pagar merupakan semak berkayu seperti Flemingia congesta atau Flemingia macrophyla (Indonesia: serengan jantan, Sunda: hahapaan), pohon legum dan rumput pakan, tanaman pagar dipangkas secara berkala, sebagai sumber bahan organik dan mengurangi naungan. Sistem ini sangat baik untuk mengendalikan erosi dan aliran permukaan. 3. Pemberian pembenah tanah. Pembenah tanah adalah bahan sintetis atau alami, organik atau mineral berbentuk padat atau cair yang mampu memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah secara bersama-sama atau hanya salah satunya saja. Dalam prakteknya sulit sekali membuat pembenah tanah yang dapat memperbaiki ketiga sifat tanah tersebut. Pembenah tanah
  • 5. sering hanya ditujukan untuk memperbaiki sifat fisika tanah saja yang kemudian dapat memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah. Jika kondisi sifat fisika tanah mendukung untuk menyimpan dan memberikan hara kepada tanaman dan memberikan lingkungan yang baik bagi perkembangan mikroorganisme tanah, maka pembenah tanah tersebut baik digunakan untuk lahan pertanian. Tujuan penggunaan pembenah tanah adalah menyediakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman utama yang dibudidayakan, namun pembenah tanah bukanlah pupuk. Pembenah tanah yang berasal dari bahan mineral dan sudah biasa digunakan untuk pertanian adalah fosfat alam, kapur pertanian, dolomit dan zeolite. 5. Pupuk hayati (biofertilizer) seringkali dianggap sebagai pupuk organik. Kekeliruan ini sepertinya sepele, namun bisa berakibat fatal jika terdapat kesalahan dalam menggunakannya. Permentan No.2 tahun 2006, menggolongkan pupuk hayati kedalam pembenah tanah, bukan pupuk organik. Pembenah tanah itu sendiri bisa organik ataupun non organik. Pupuk hayati termasuk dalam pembenah tanah organik. Dalam peraturan tersebut pupuk organik didefinisikan sebagai sekumpulan material organik yang terdiri dari zat hara (nutrisi) bagi tanaman, di dalamnya bisa mengandung organisme hidup atau pun tidak. Sedangkan pupuk hayati merupakan sekumpulan organisme hidup yang aktivitasnya bisa memperbaiki kesuburan tanah. Fungsi pupuk hayati yaitu terdapat dua peran utama pupuk hayati dalam budidaya tanaman, yakni sebagai pembangkit kehidupan tanah (soil regenerator), penyubur tanah dan penyedia nutrisi tanaman (Feeding the soil that feed the plant). Mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk bekerja dengan cara: Penambat zat hara yang berguna bagi tanaman. Beberapa mikroorganisme berfungsi sebagai penambat N, tanpa bantuan mikroorganisme tanaman tidak bisa menyerap nitrogen dari udara. Beberapa berperan sebagai pelarut fosfat dan penambat kalium, Aktivitas mikroorganisme membantu memperbaiki kondisi tanah baik secara fisik, kimia maupun biologi. Menguraikan sisa-sisa zat organik untuk dijadikan nutrisi tanaman.,
  • 6. Mengeluarkan zat pengatur tumbuh yang diperlukan tanaman sperti beberapa jenis hormon tumbuh, Menekan pertumbuhan organisme parasit tanaman. Pertumbuhan mikroorganisme baik akan berkompetisi dengan organisme patogen, sehingga kemungkinan tumbuh dan berkembangnya organisme patogen semakin kecil. pupuk hayati tunggal pada bakteri pembentuk bintil akar dengan parameter, Total sel hidup *) Bakteri : a) Sinorhizobium b) Bradyrhizobium c) Azorhizobium dan lainnya, Kontaminan E.coli dan Salmonella sp, Kadar Air (%) dan ph. Endomikoriza Arbuskular dengan parameter Total propagul/g *) Mikoriza Arbuskular (MA) : a) Gigaspora margarita b) Glomus manihotis c) Glomus agregatum, Kontaminan E.coli dan Salmonella sp. Pada Ektomikoriza dengan parameter Kepadatan spora *) Mikoriza Arbuskular (MA) : a) Sceloderma columnnare b) Pisholitus tintorius, Kontaminan E.coli dan Salmonella sp. Pada Bakteri Non Simbiotik dengan parameter Total sel hidup *) a). Bakteri >107 cfu/g (BK) >106 cfu/g (BK) >107 cfu/ml b). Aktinomiset >106 cfu/g (BK) >105 cfu/g (BK) >105 cfu/ml c). Fungi Mikroba : a) Azospirillum b) Azotobacter c) Bacillus d) Pseudomonas e) Streptomyces f) Aspergillus, Patogenisita, Kontaminan E.coli dan Salmonella sp, Kadar Air %, dan ph. pupuk hayati majemuk dengan parameter Total sel hidup *) a). Bakteri >105 cfu/g (BK) >105 cfu/g (BK) >105 cfu/ml b). Aktinomiset >104 cfu/g (BK) >104 cfu/g (BK) >104 cfu/ml c). Fungi Mikroba Majemuk : a) Rhizobium + Bacillus b) Azotobacter + Rhizobium + Streptomyces + Penicillium, Kadar @ Pb, Cd, Hg, As, Patogenisita, Kontaminan E.coli dan Salmonella sp, Kadar Air %, dan ph. 6. Bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik penting dalam pembentukan struktur tanah. Pengaruh pemberian bahan organik terhadap struktur tanah sangat berkaitan dengan tekstur tanah yang diperlakukan. Pada tanah lempung yang berat, terjadi perubahan struktur gumpal kasar dan kuat menjadi struktur yang lebih halus tidak kasar,
  • 7. dengan derajat struktur sedang hingga kuat, sehingga lebih mudah untuk diolah. Komponen organik seperti asam humat dan asam fulvat dalam hal ini berperan sebagai sementasi pertikel lempung dengan membentuk komplek lempung-logam-humus. Mekanisme pembentukan agregat tanah oleh adanya peran bahan organik ini dapat digolongan dalam empat bentuk: (1) Penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi mikroorganisme tanah baik jamur dan actinomycetes. Melalui pengikatan secara fisik butir-bitir primer oleh miselia jamur dan actinomycetes, maka akan terbentuk agregat walaupun tanpa adanya fraksi lempung; (2) Pengikatan secara kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara bagian– bagian positip dalam butir lempung dengan gugus negatif (karboksil) senyawa organik yang berantai panjang (polimer); (3) Pengikatan secara kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara bagian bagian negatif dalam lempung dengan gugusan negatif (karboksil) senyawa organik berantai panjang dengan perantaraan basa-basa Ca, Mg, Fe dan ikatan hidrogen; (4) Pengikatan secara kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara bagian-bagian negatif dalam lempung dengan gugus positif (gugus amina, amida, dan amino) senyawa organik berantai panjang (polimer). kimia. Pengaruh bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah antara lain terhadap kapasitas pertukaran kation, kapasitas pertukaran anion, pH tanah, daya sangga tanah dan terhadap keharaan tanah. Penambahan bahan organik akan meningkatkan muatan negatif sehingga akan meningkatkan kapasitas pertukaran kation (KPK). Bahan organik memberikan konstribusi yang nyata terhadap KPK tanah. Sekitar 20 – 70 % kapasitas pertukaran tanah pada umumnya bersumber pada koloid humus (contoh: Molisol), sehingga terdapat korelasi antara bahan organik dengan KPK tanah. Biologi. Bahan organik merupakan sumber energi bagi makro dan mikro-fauna tanah. Penambahan bahan organik dalam tanah akan menyebabkan aktivitas dan populasi mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Beberapa mikroorganisme yang beperan dalam dekomposisi bahan organik adalah fungi, bakteri dan aktinomisetes. Di
  • 8. samping mikroorganisme tanah, fauna tanah juga berperan dalam dekomposi bahan organik antara lain yang tergolong dalam protozoa, nematoda, Collembola, dan cacing tanah. Fauna tanah ini berperan dalam proses humifikasi dan mineralisasi atau pelepasan hara, bahkan ikut bertanggung jawab terhadap pemeliharaan struktur tanah. Pengaruh positip yang lain dari penambahan bahan organik adalah pengaruhnya pada pertumbuhan tanaman. Terdapat senyawa yang mempunyai pengaruh terhadap aktivitas biologis yang ditemukan di dalam tanah adalah senyawa perangsang tumbuh (auxin), dan vitamin. Senyawa-senyawa ini di dalam tanah berasal dari eksudat tanaman, pupuk kandang, kompos, sisa tanaman dan juga berasal dari hasil aktivitas mikrobia dalam tanah. Di samping itu, diindikasikan asam organik dengan berat molekul rendah, terutama bikarbonat (seperti suksinat, ciannamat, fumarat) hasil dekomposisi bahan organik, dalam konsentrasi rendah dapat mempunyai sifat seperti senyawa perangsang tumbuh, sehingga berpengaruh positip terhadap pertumbuhan tanaman 7. Sampah Kota. Sampah kota merupakan bahan organik yang banyak kita temukan di kota-kota besar, yang merupakan permasalahan lingkungan dalam penanganannya. Usaha penggunaan sampah kota untuk aplikasi langsung di lahan pertanian, umumnya mengalami berbagai permasalahan. Limbah Industri. Limbah organik dari industri sering merupakan masalah lingkungan yang menyulitkan dalam penangannannya. Sementara ada kemungkinan usaha untuk pemanfaatan sebagai bahan pupuk. Pengomposan. Bahan organik yang masih mentah dengan nisbah C/N tinggi, apabila diberikan secara langsung ke dalam tanah akan berdampak negatip terhadap ketersediaan hara tanah. Bahan organik langsung akan disantap oleh mikrobia untuk memperoleh energi. 8. Tanah subur : memiliki lapisan humus tebal, memiliki ph yang netral, memiliki tekstur lempung, kaya dengan biota tanah, dapat ditumbuhi berbagai macam tanaman. Tanh tidak subur : sedikit vegetasi yang dapat tumbuh, memiliki ph yang tidak netral, memiliki biota yang sedikit, memiliki lapisan humus tipis, memiliki tekstur keras.
  • 9. 9. Rhizosphere adalah wilayah sempit tanah yang secara langsung dipengaruhi oleh sekresi akar dan mikroorganisme tanah terkait yang dikenal sebagai microbiome akar . [2] Rhizosfer mengandung banyak bakteri dan mikroorganisme lain yang memakan sel-sel tanaman yang tidak aktif, disebut rhizodeposisi , [3] dan protein dan gula yang dilepaskan oleh akar. Simbiosis ini mengarah pada interaksi yang lebih kompleks, mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan persaingan untuk sumber daya. Banyak siklus nutrisi dan penindasan penyakit yang dibutuhkan oleh tanaman terjadi segera berbatasan dengan akar karena eksudan akar dan komunitas mikroorganisme. [4] Rhizosfer juga menyediakan ruang untuk memproduksi alelokimia untuk mengendalikan tetangga dan kerabat. [5] Lingkaran umpan balik tanaman-tanah dan faktor fisik lainnya adalah tekanan selektif penting bagi masyarakat dan pertumbuhan rizosfer. Hara diserap tanaman lewat aliran massa (mass flow), difusi dan/atau serapan langsung oleh akar (root interception). Dalam aliran massa, air menjadi pembawa hara. Air mengalir dari tempat yang lebih basah (tegangan lengas lebih kecil) ke tempat yang lebih kering (tegangan lengas lebih besar). Karena akar menyerap air, tanah di sekitar akar menjadi lebih kering daripada tanah yang terletak lebih jauh dari akar. Landaian (gradient) kadar lengas tanah yang terjadi ini menjadi pengendali aliran air beserta zat hara yang terlarut di dalamnya menuju ke akar. Dalam difusi, air menjadi medium gerakan hara terlarut. Zat hara terlarut bergerak dari tempat yang berlarutan lebih pekat (tekanan osmose lebih tinggi) ke tempat yang berlarutan lebih encer (tekanan osmose lebih rendah). Karena akar menyerap larutan hara, larutan tanah di sekitar akar menjadi lebih encer daripada yang berada lebih jauh dari akar. Timbul suatu landaian kepekatan larutan hara, yang menjadi pengendali gerakan difusi zat hara terlarut menuju ke akar. Dalam serapan langsung oleh akar, ion hara diserap akar lewat pertukaran ion antara akar dan larutan tanah, atau antara akar dengan kompleks jerapan (absorpsi) tanah. Dalam proses respirasi akar menghasilkan H+, OH- dan HCO -. H+ dipertukarkan dengan hara kation, sedang OH- dan HCO - dipertukarkan dengan hara anion. Ion
  • 10. hara yang sampai pada muka akar melalui antara aliran massa atau difusi, juga diserap dengan proses pertukaran ion. Maka keadaan dan suasana tanah yang menghambat atau mengganggu pernapasan akar, merugikan pula penyerapan hara. Aliran massa dan difusi memperluas jangkauan akar memperoleh hara, karena dengan bantuan kedua macam mekanisme itu zat hara tidak perlu menempel pada muka akar untuk dapat diserap. Hal ini penting sekali dilihat dari segi efisiensi pemupukan, karena bahan pupuk tidak mungkin diletakkan menempel pada akar. Kalau sampai menempel bahkan dapat merusakkan akar (plasmolisis). Oleh karena aliran massa dan difusi merupakan mekanisme utama penyerapan hara oleh tanaman maka air menjadi faktor penentu pokok efisiensi pemupukan dan efisiensi pemanfaatan hara tanah oleh tanaman, dapat menjelaskan ketiga mekanisme penyerapan hara oleh akar. 10. Liebig yang menyatakan bahwa pertumbuhan tidak dikendalikan oleh total sumberdaya yang tersedia, tetapi dikendalikan oleh sumberdaya yang paling sedikit (faktor pembatas) (Jerz 2013). Sehingga hukum ini lebih dikenal sebagai “Hukum Minimum Liebig”. Kontroversi mengenai penemu hukum tersebut, memicu para ahli untuk menamainya sebagai “Hukum Minimum Sprengel-Liebig”. Hukum Minimum Liebig menyatakan bahwa pertumbuhan suatu tanaman akan ditentukan oleh unsur hara esensial yang berada dalam jumlah minimum kritis, jadi pertumbuhan tanaman tidak ditentukan oleh unsur hara esensial yang jumlahnya paling sedikit. Dengan demikian unsur hara ini dikatakan sebagai faktor pembatas karena dapat membatasi pertumbuhan tanaman. sering hanya disebut hukum Liebig atau hukum minimum , adalah prinsip yang dikembangkan dalam ilmu pertanian oleh Carl Sprengel (1840) dan kemudian dipopulerkan oleh Justus von Liebig . Ini menyatakan bahwa pertumbuhan tidak ditentukan oleh total sumber daya yang tersedia, tetapi oleh sumber daya yang paling langka ( faktor pembatas ). Undang- undang ini juga telah diterapkan pada populasi biologis dan model ekosistem untuk faktor-faktor seperti sinar matahari atau nutrisi mineral. Hukum Liebig telah diperluas ke populasi biologis (dan umumnya
  • 11. digunakan dalam pemodelan ekosistem ). Sebagai contoh, pertumbuhan suatu organisme seperti tanaman mungkin tergantung pada sejumlah faktor yang berbeda, seperti sinar matahari atau nutrisi mineral (misalnya, nitrat atau fosfat ). Ketersediaan ini dapat bervariasi, sehingga pada waktu tertentu satu lebih membatasi daripada yang lain. Hukum Liebig menyatakan bahwa pertumbuhan hanya terjadi pada tingkat yang diizinkan oleh faktor yang paling membatasi.