Dokumen tersebut membahas tentang tanah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Tanah terbentuk dari pelapukan batuan dan bahan organik lainnya selama waktu yang lama, dan memiliki tekstur serta struktur yang mempengaruhi pertumbuhan akar dan nutrisi yang diterima tanaman. Pengolahan tanah dan pemberian bahan organik diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman.
1. NAMA : ELIAZAR BAZIKHO
NIRM : 01.1.3.17.0547
KELAS : TAN VI A
MATA KULIAH : MANAJEMEN TANAH DAN AIR
1. Tanah merupakan satu bagian dari lapisan bumi yang tersusun dari
material mineral dan juga bahan organic yang merupakan hasil pelapuakan
batuan dan bahan organic lain akibat berbagai factor lingkungan dalam
kurun waktu yang lama. Tanah digunakan sebagai tempat berpijak makhuk
bumi dan juga tempat tumbuh tanaman. Lahan merupakan memiliki
cakupan yang lebih luas sebuah lingkungan fisik abiotik yang terkandung
banyak unsur di dalamnya baik makhluk hidup dan makhluk mati, bahwa
lahan merupakan lingkungan yang didalamnya terkandung tanah. Jadi
tanah merupakan bagian dari lahan. Tanah merupakan bentuk fisik yang
dilihat dari unsur dan juga asal terbentuknya sedangkan lahan merupakan
lingkungan yang terdiri dari unsur-unsur tanah, iklim, air dan juga vegetasi
yang ada di atasnya, Tanah dikatan bentuk 3 dimensi yang memiliki
ukuran volume sedangkan lahan 2 dimensi yang hanya luasan saja.
2. Pengolahan tanah adalah salah satu kegiatan persiapan lahan (Land
preparation) yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lingkungan yang
sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah dapat memperbaiki
daerah perakaran tanaman, kelembaban dan aerasi tanah, mempercepat
infiltrasi serta mengendalikan tumbuhan pengganggu. Pengolahan tanah
juga adalah setiap usaha manipulasi tanah secara mekanik untuk
menciptakan keadaan media tanam (tanah) menjadi lebih baik, sehingga
akar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik Pengelolaan
Lahan adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan
dengan daya dukungnyaterhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup
manusia, Setiap kegiatan pertanian pasti membutuhkan pengolahan
lahan. Pengolahan lahan bertujuan mengubah keadaan lahan pertanian
2. dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan lahan ( struktur tanah )
yang dikehendaki oleh tanaman. Setiap upaya pengolahan lahan akan
menyebabkan terjadinya perubahan sifat-sifat tanah. Pengolahan lahan
dalam usaha pertanian bertujuan untuk : menciptakan kondisi fisik, kimia
dan biologis tanah menjadi lebih baik, membunuh gulma dan tanaman
yang tidak diinginkan, menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah) pada
tempat yang sesuai agar dekomposisi berjalan dengan baik, menurunkan
laju erosi, meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan,
menyatukan pupuk dengan tanah, mempersiapkan tanah untuk
mempermudah pengaturan irigasi.
3. Kaitan hubungan tekstur dan struktur tanah terhadap pertumbuhan
tanaman sangat erat. Ada hubungan timbal balik antara komponen satu
dengan komponen yang lainnya. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi
oleh tekstur dan struktur tanah.Dalam keadaan tanah yang memiliki tekstur
yang dominan pasir, maka daya ikat tanah terhadap air serta bahan organik
lainnya kecil. Tanah dengan tekstur dominan pasir ini cenderung mudah
melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Drainase dan aerasi
pada tekstur tanah dominan berpasir ini cukup baik, namun tekstur tanah
ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Tanaman akan sulit mendapatkan unsur hara, dan pertumbuhan tanaman
akan terganggu. Dalam keadaan tanah yang dominan liat, akar pada
tanaman akan sulit untuk melakukan penetrasi karena keadaan lingkungan
tanah yang lengket pada saat basah dan mengeras pada saat kering.
Drainase dan aerasi buruk, sehingga pertukaran udara maupun masuknya
unsur hara pada akar tanaman akan terganggu. Pada keadaan basah,
tanaman sulit mengikat gas-gas yang berguna bagi proses fisiologi karena
pori-pori tanah yang kecil tergenang oleh air. Untuk pertumbuhan tanaman
yang baik, tanah dengan aerasi, drainase, serta kemampuan menyimpan
air maupun unsur hara yang baik harus memiliki komponen pasir, debu,
dan liat yang seimbang. Sehingga tanaman mampu tumbuh dalam keadaan
yang optimal. Selain tekstur tanah, faktor lain yang memiliki kaitan yang
erat dengan pertumbuhan tanaman adalah struktur tanah. Pada struktur
3. tanah, terdapat berbagai macam komponen yang dapat mempengaruhi
tumbuhnya suatu tanaman. Tanah mengandung berbagai macam unsur-
unsur makro maupun mikro yang berguna bagi tanaman. Dengan struktur
tanah yang mantap (terdapat bahan organik yang cukup, mikroorganisme
yang menguntungkan satu sama lain, dan pori-pori tanah cukup baik),
maka aerasi (pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas lainnya di dalam
tanah) akan mampu mencukupi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur
tersebut. Sehingga, tanaman mampu melakukan proses metabolisme
dengan baik. Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh agregat tanah.
Hubungan antara tekstur dan struktur tanah terhadap pertumbuhan
tanaman saling berhubungan satu dengan lainnya. Tanpa adanya tekstur
dan struktur tanah yang baik bagi tanaman, maka pertumbuhan tanaman
kurang berjalan optimal. Sebab, terdapat faktor-faktor yang membatasi
pertumbuhan tanaman akibat keadaan tekstur maupun struktur tanah yang
kurang menguntungkan. Bila keadaan tekstur dan struktur tanah dalam
keadaan mantap, maka faktor-faktor tersebut dapat diatasi. Selain itu,
dengan adanya tanaman di atas tanah tampaknya mampu membantu
pembentukkan struktur tanah. Produktivitas tanaman sangat bergantung
pada jenis tanah yang digunakan sebagai media tanam. Penentuan tekstur
sangat penting bagi penentuan media tumbuh pada tanaman, karena tekstur
merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan jenis tanah. Sifat-
sifat fisik tanah diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar di dalam
tanah, retensi air, drainase, aerasi, dan nutrisi tanaman. Tanah dengan
kandungan bahan organik dan liat yang tinggi mempunyai kapasitas
penyangga yang rendah apabila basah. Tanah berpengaruh penting pada
tanaman melalui hubungannya dengan udara dan air. Kemampuan tanah
untuk menyimpan air diantara hujan yang terjadi menentukan pemberian
musiman kelembaban tanah dan biasanya menentukan spesies apa yang
tumbuh dalam sebuah hutan dan kecepatan pertumbuhannya. Selain itu,
tanah juga mempengaruhi pertumbuhan pohon dan sebaliknya keberadaan
hutan berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon tersebut. Keberadaan
4. pohon-pohonan yang mengubah keadaan sinar matahari dan angin, yang
mengubah tanah terhadap pertumbuhan pohon. Oleh karena itu tekstur
sangat memegang peran penting (Foth, 1994). Faktor-faktor yang
mempengaruhi tekstur tanah antara lain komposisi mineral dan
batuan/bahan induk, sifat, dan cepatnya proses pembentukan tanah lokal
serta umur relatif tanah.
4. 1. Teknologi pemulsaan. Mulsa mempunyai peran dan fungsi dalam
memperbaiki sifat fisika tanah, menurunkan jumlah erosi, dan
meningkatkan hasil tanaman. Penggunaan mulsa sisa tanaman belum
menjadi budaya petani dalam usaha tani tanaman pangan, walaupun
perannya untuk menghambat degradasi lahan sangat besar. Pemberian
mulsa dapat dilakukan dengan cara disebarkan di permukaan tanah atau di
dalam rorak (slot mulch/ mulsa vertikal). Pemberian mulsa pada lahan
kering di daerah beriklim kering berbeda maksud dan tujuannya dengan di
daerah beriklim basah. Mulsa yang disebar di permukaan tanah pada lahan
pertanian di daerah beriklim kering ditujukan untuk mengurangi
penguapan air dari permukaan tanah (evaporasi), sehingga cocok
diaplikasikan pada akhir musim hujan. 2. Teknologi budi daya lorong
(alley cropping). Sistem budi daya lorong (alley cropping) memadukan
tanaman semusim dan tanaman pagar. Tanaman pangan semusim seperti
padi gogo, kedelai, jagung, dan ubikayu ditanam pada bidang olah di areal
lorong (alley) di antara barisan tanaman pagar (hedgerow crops). Tanaman
pagar merupakan semak berkayu seperti Flemingia congesta atau
Flemingia macrophyla (Indonesia: serengan jantan, Sunda: hahapaan),
pohon legum dan rumput pakan, tanaman pagar dipangkas secara berkala,
sebagai sumber bahan organik dan mengurangi naungan. Sistem ini sangat
baik untuk mengendalikan erosi dan aliran permukaan. 3. Pemberian
pembenah tanah. Pembenah tanah adalah bahan sintetis atau alami,
organik atau mineral berbentuk padat atau cair yang mampu memperbaiki
sifat fisika, kimia dan biologi tanah secara bersama-sama atau hanya salah
satunya saja. Dalam prakteknya sulit sekali membuat pembenah tanah
yang dapat memperbaiki ketiga sifat tanah tersebut. Pembenah tanah
5. sering hanya ditujukan untuk memperbaiki sifat fisika tanah saja yang
kemudian dapat memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah. Jika kondisi
sifat fisika tanah mendukung untuk menyimpan dan memberikan hara
kepada tanaman dan memberikan lingkungan yang baik bagi
perkembangan mikroorganisme tanah, maka pembenah tanah tersebut baik
digunakan untuk lahan pertanian. Tujuan penggunaan pembenah tanah
adalah menyediakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan
produksi tanaman utama yang dibudidayakan, namun pembenah tanah
bukanlah pupuk. Pembenah tanah yang berasal dari bahan mineral dan
sudah biasa digunakan untuk pertanian adalah fosfat alam, kapur
pertanian, dolomit dan zeolite.
5. Pupuk hayati (biofertilizer) seringkali dianggap sebagai pupuk organik.
Kekeliruan ini sepertinya sepele, namun bisa berakibat fatal jika terdapat
kesalahan dalam menggunakannya. Permentan No.2 tahun 2006,
menggolongkan pupuk hayati kedalam pembenah tanah, bukan pupuk
organik. Pembenah tanah itu sendiri bisa organik ataupun non organik.
Pupuk hayati termasuk dalam pembenah tanah organik. Dalam peraturan
tersebut pupuk organik didefinisikan sebagai sekumpulan material organik
yang terdiri dari zat hara (nutrisi) bagi tanaman, di dalamnya bisa
mengandung organisme hidup atau pun tidak. Sedangkan pupuk hayati
merupakan sekumpulan organisme hidup yang aktivitasnya bisa
memperbaiki kesuburan tanah. Fungsi pupuk hayati yaitu terdapat dua
peran utama pupuk hayati dalam budidaya tanaman, yakni sebagai
pembangkit kehidupan tanah (soil regenerator), penyubur tanah dan
penyedia nutrisi tanaman (Feeding the soil that feed the plant).
Mikroorganisme yang terdapat dalam pupuk bekerja dengan cara:
Penambat zat hara yang berguna bagi tanaman. Beberapa mikroorganisme
berfungsi sebagai penambat N, tanpa bantuan mikroorganisme tanaman
tidak bisa menyerap nitrogen dari udara. Beberapa berperan sebagai
pelarut fosfat dan penambat kalium, Aktivitas mikroorganisme membantu
memperbaiki kondisi tanah baik secara fisik, kimia maupun biologi.
Menguraikan sisa-sisa zat organik untuk dijadikan nutrisi tanaman.,
6. Mengeluarkan zat pengatur tumbuh yang diperlukan tanaman sperti
beberapa jenis hormon tumbuh, Menekan pertumbuhan organisme parasit
tanaman. Pertumbuhan mikroorganisme baik akan berkompetisi dengan
organisme patogen, sehingga kemungkinan tumbuh dan berkembangnya
organisme patogen semakin kecil. pupuk hayati tunggal pada bakteri
pembentuk bintil akar dengan parameter, Total sel hidup *) Bakteri : a)
Sinorhizobium b) Bradyrhizobium c) Azorhizobium dan lainnya,
Kontaminan E.coli dan Salmonella sp, Kadar Air (%) dan ph.
Endomikoriza Arbuskular dengan parameter Total propagul/g *) Mikoriza
Arbuskular (MA) : a) Gigaspora margarita b) Glomus manihotis c)
Glomus agregatum, Kontaminan E.coli dan Salmonella sp. Pada
Ektomikoriza dengan parameter Kepadatan spora *) Mikoriza Arbuskular
(MA) : a) Sceloderma columnnare b) Pisholitus tintorius, Kontaminan
E.coli dan Salmonella sp. Pada Bakteri Non Simbiotik dengan parameter
Total sel hidup *) a). Bakteri >107 cfu/g (BK) >106 cfu/g (BK) >107
cfu/ml b). Aktinomiset >106 cfu/g (BK) >105 cfu/g (BK) >105 cfu/ml c).
Fungi Mikroba : a) Azospirillum b) Azotobacter c) Bacillus d)
Pseudomonas e) Streptomyces f) Aspergillus, Patogenisita, Kontaminan
E.coli dan Salmonella sp, Kadar Air %, dan ph. pupuk hayati majemuk
dengan parameter Total sel hidup *) a). Bakteri >105 cfu/g (BK) >105
cfu/g (BK) >105 cfu/ml b). Aktinomiset >104 cfu/g (BK) >104 cfu/g (BK)
>104 cfu/ml c). Fungi Mikroba Majemuk : a) Rhizobium + Bacillus b)
Azotobacter + Rhizobium + Streptomyces + Penicillium, Kadar @ Pb, Cd,
Hg, As, Patogenisita, Kontaminan E.coli dan Salmonella sp, Kadar Air %,
dan ph.
6. Bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat
tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah
untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik penting
dalam pembentukan struktur tanah. Pengaruh pemberian bahan organik
terhadap struktur tanah sangat berkaitan dengan tekstur tanah yang
diperlakukan. Pada tanah lempung yang berat, terjadi perubahan struktur
gumpal kasar dan kuat menjadi struktur yang lebih halus tidak kasar,
7. dengan derajat struktur sedang hingga kuat, sehingga lebih mudah untuk
diolah. Komponen organik seperti asam humat dan asam fulvat dalam hal
ini berperan sebagai sementasi pertikel lempung dengan membentuk
komplek lempung-logam-humus. Mekanisme pembentukan agregat tanah
oleh adanya peran bahan organik ini dapat digolongan dalam empat
bentuk: (1) Penambahan bahan organik dapat meningkatkan populasi
mikroorganisme tanah baik jamur dan actinomycetes. Melalui pengikatan
secara fisik butir-bitir primer oleh miselia jamur dan actinomycetes, maka
akan terbentuk agregat walaupun tanpa adanya fraksi lempung; (2)
Pengikatan secara kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara bagian–
bagian positip dalam butir lempung dengan gugus negatif (karboksil)
senyawa organik yang berantai panjang (polimer); (3) Pengikatan secara
kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara bagian bagian negatif
dalam lempung dengan gugusan negatif (karboksil) senyawa organik
berantai panjang dengan perantaraan basa-basa Ca, Mg, Fe dan ikatan
hidrogen; (4) Pengikatan secara kimia butir-butir lempung melalui ikatan
antara bagian-bagian negatif dalam lempung dengan gugus positif (gugus
amina, amida, dan amino) senyawa organik berantai panjang (polimer).
kimia. Pengaruh bahan organik terhadap kesuburan kimia tanah antara lain
terhadap kapasitas pertukaran kation, kapasitas pertukaran anion, pH
tanah, daya sangga tanah dan terhadap keharaan tanah. Penambahan bahan
organik akan meningkatkan muatan negatif sehingga akan meningkatkan
kapasitas pertukaran kation (KPK). Bahan organik memberikan
konstribusi yang nyata terhadap KPK tanah. Sekitar 20 – 70 % kapasitas
pertukaran tanah pada umumnya bersumber pada koloid humus (contoh:
Molisol), sehingga terdapat korelasi antara bahan organik dengan KPK
tanah. Biologi. Bahan organik merupakan sumber energi bagi makro dan
mikro-fauna tanah. Penambahan bahan organik dalam tanah akan
menyebabkan aktivitas dan populasi mikrobiologi dalam tanah meningkat,
terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan mineralisasi
bahan organik. Beberapa mikroorganisme yang beperan dalam
dekomposisi bahan organik adalah fungi, bakteri dan aktinomisetes. Di
8. samping mikroorganisme tanah, fauna tanah juga berperan dalam
dekomposi bahan organik antara lain yang tergolong dalam protozoa,
nematoda, Collembola, dan cacing tanah. Fauna tanah ini berperan dalam
proses humifikasi dan mineralisasi atau pelepasan hara, bahkan ikut
bertanggung jawab terhadap pemeliharaan struktur tanah. Pengaruh positip
yang lain dari penambahan bahan organik adalah pengaruhnya pada
pertumbuhan tanaman. Terdapat senyawa yang mempunyai pengaruh
terhadap aktivitas biologis yang ditemukan di dalam tanah adalah senyawa
perangsang tumbuh (auxin), dan vitamin. Senyawa-senyawa ini di dalam
tanah berasal dari eksudat tanaman, pupuk kandang, kompos, sisa tanaman
dan juga berasal dari hasil aktivitas mikrobia dalam tanah. Di samping itu,
diindikasikan asam organik dengan berat molekul rendah, terutama
bikarbonat (seperti suksinat, ciannamat, fumarat) hasil dekomposisi bahan
organik, dalam konsentrasi rendah dapat mempunyai sifat seperti senyawa
perangsang tumbuh, sehingga berpengaruh positip terhadap pertumbuhan
tanaman
7. Sampah Kota. Sampah kota merupakan bahan organik yang banyak kita
temukan di kota-kota besar, yang merupakan permasalahan lingkungan
dalam penanganannya. Usaha penggunaan sampah kota untuk aplikasi
langsung di lahan pertanian, umumnya mengalami berbagai permasalahan.
Limbah Industri. Limbah organik dari industri sering merupakan
masalah lingkungan yang menyulitkan dalam penangannannya. Sementara
ada kemungkinan usaha untuk pemanfaatan sebagai bahan pupuk.
Pengomposan. Bahan organik yang masih mentah dengan nisbah C/N
tinggi, apabila diberikan secara langsung ke dalam tanah akan berdampak
negatip terhadap ketersediaan hara tanah. Bahan organik langsung akan
disantap oleh mikrobia untuk memperoleh energi.
8. Tanah subur : memiliki lapisan humus tebal, memiliki ph yang netral,
memiliki tekstur lempung, kaya dengan biota tanah, dapat ditumbuhi
berbagai macam tanaman. Tanh tidak subur : sedikit vegetasi yang dapat
tumbuh, memiliki ph yang tidak netral, memiliki biota yang sedikit,
memiliki lapisan humus tipis, memiliki tekstur keras.
9. 9. Rhizosphere adalah wilayah sempit tanah yang secara langsung
dipengaruhi oleh sekresi akar dan mikroorganisme tanah terkait yang
dikenal sebagai microbiome akar . [2] Rhizosfer mengandung
banyak bakteri dan mikroorganisme lain yang memakan sel-sel tanaman
yang tidak aktif, disebut rhizodeposisi , [3] dan protein dan gula yang
dilepaskan oleh akar. Simbiosis ini mengarah pada interaksi yang lebih
kompleks, mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan persaingan untuk
sumber daya. Banyak siklus nutrisi dan penindasan penyakit yang
dibutuhkan oleh tanaman terjadi segera berbatasan dengan akar karena
eksudan akar dan komunitas mikroorganisme. [4] Rhizosfer juga
menyediakan ruang untuk memproduksi alelokimia untuk mengendalikan
tetangga dan kerabat. [5] Lingkaran umpan balik tanaman-tanah dan faktor
fisik lainnya adalah tekanan selektif penting bagi masyarakat dan
pertumbuhan rizosfer. Hara diserap tanaman lewat aliran massa (mass
flow), difusi dan/atau serapan langsung oleh akar (root interception).
Dalam aliran massa, air menjadi pembawa hara. Air mengalir dari tempat
yang lebih basah (tegangan lengas lebih kecil) ke tempat yang lebih kering
(tegangan lengas lebih besar). Karena akar menyerap air, tanah di sekitar
akar menjadi lebih kering daripada tanah yang terletak lebih jauh dari akar.
Landaian (gradient) kadar lengas tanah yang terjadi ini menjadi
pengendali aliran air beserta zat hara yang terlarut di dalamnya menuju ke
akar. Dalam difusi, air menjadi medium gerakan hara terlarut. Zat hara
terlarut bergerak dari tempat yang berlarutan lebih pekat (tekanan osmose
lebih tinggi) ke tempat yang berlarutan lebih encer (tekanan osmose lebih
rendah). Karena akar menyerap larutan hara, larutan tanah di sekitar akar
menjadi lebih encer daripada yang berada lebih jauh dari akar. Timbul
suatu landaian kepekatan larutan hara, yang menjadi pengendali gerakan
difusi zat hara terlarut menuju ke akar. Dalam serapan langsung oleh akar,
ion hara diserap akar lewat pertukaran ion antara akar dan larutan tanah,
atau antara akar dengan kompleks jerapan (absorpsi) tanah. Dalam proses
respirasi akar menghasilkan H+, OH- dan HCO -. H+ dipertukarkan dengan
hara kation, sedang OH- dan HCO - dipertukarkan dengan hara anion. Ion
10. hara yang sampai pada muka akar melalui antara aliran massa atau difusi,
juga diserap dengan proses pertukaran ion. Maka keadaan dan suasana
tanah yang menghambat atau mengganggu pernapasan akar, merugikan
pula penyerapan hara. Aliran massa dan difusi memperluas jangkauan akar
memperoleh hara, karena dengan bantuan kedua macam mekanisme itu zat
hara tidak perlu menempel pada muka akar untuk dapat diserap. Hal ini
penting sekali dilihat dari segi efisiensi pemupukan, karena bahan pupuk
tidak mungkin diletakkan menempel pada akar. Kalau sampai menempel
bahkan dapat merusakkan akar (plasmolisis). Oleh karena aliran massa dan
difusi merupakan mekanisme utama penyerapan hara oleh tanaman maka
air menjadi faktor penentu pokok efisiensi pemupukan dan efisiensi
pemanfaatan hara tanah oleh tanaman, dapat menjelaskan ketiga
mekanisme penyerapan hara oleh akar.
10. Liebig yang menyatakan bahwa pertumbuhan tidak dikendalikan oleh total
sumberdaya yang tersedia, tetapi dikendalikan oleh sumberdaya yang
paling sedikit (faktor pembatas) (Jerz 2013). Sehingga hukum ini lebih
dikenal sebagai “Hukum Minimum Liebig”. Kontroversi mengenai
penemu hukum tersebut, memicu para ahli untuk menamainya sebagai
“Hukum Minimum Sprengel-Liebig”. Hukum Minimum Liebig
menyatakan bahwa pertumbuhan suatu tanaman akan ditentukan oleh
unsur hara esensial yang berada dalam jumlah minimum kritis, jadi
pertumbuhan tanaman tidak ditentukan oleh unsur hara esensial yang
jumlahnya paling sedikit. Dengan demikian unsur hara ini dikatakan
sebagai faktor pembatas karena dapat membatasi pertumbuhan tanaman.
sering hanya disebut hukum Liebig atau hukum minimum , adalah prinsip
yang dikembangkan dalam ilmu pertanian oleh Carl Sprengel (1840) dan
kemudian dipopulerkan oleh Justus von Liebig . Ini menyatakan
bahwa pertumbuhan tidak ditentukan oleh total sumber daya yang tersedia,
tetapi oleh sumber daya yang paling langka ( faktor pembatas ). Undang-
undang ini juga telah diterapkan pada populasi biologis dan model
ekosistem untuk faktor-faktor seperti sinar matahari atau nutrisi mineral.
Hukum Liebig telah diperluas ke populasi biologis (dan umumnya
11. digunakan dalam pemodelan ekosistem ). Sebagai contoh, pertumbuhan
suatu organisme seperti tanaman mungkin tergantung pada sejumlah faktor
yang berbeda, seperti sinar matahari atau nutrisi
mineral (misalnya, nitrat atau fosfat ). Ketersediaan ini dapat bervariasi,
sehingga pada waktu tertentu satu lebih membatasi daripada yang
lain. Hukum Liebig menyatakan bahwa pertumbuhan hanya terjadi pada
tingkat yang diizinkan oleh faktor yang paling membatasi.