Surat kuasa membebankan hak tanggungan (SKMHT) memberi kuasa kepada kreditur untuk membebankan hak tanggungan atas jaminan agunan tanah debitur sampai pelunasan kredit. SKMHT berlaku untuk kredit-kredit tertentu seperti kredit usaha kecil, kredit pemilikan rumah, dan kredit produktif lainnya dengan plafon tertentu. SKMHT tidak gugur meskipun pemberi kuasa meninggal, kecuali apabila kreditur sudah diberit
Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Ricco Survival Yubaidi
Materi kali ini kita akan membahas APHT. Salah satu akta yang menjadi kewenangan dan dipersiapkan oleh seseorang Pejabat Pembuat Akta Tanah (APHT). Mari simak apa itu APHT.
Akta Pemberian Hak Tanggungan (APHT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Ricco Survival Yubaidi
Materi kali ini kita akan membahas APHT. Salah satu akta yang menjadi kewenangan dan dipersiapkan oleh seseorang Pejabat Pembuat Akta Tanah (APHT). Mari simak apa itu APHT.
Setiap badan usaha dan perorangan yang membuat dan/atau merancang suatu perjanjian/kontrak dengan itikad baik di Indonesia berdasarkan pada buku III Pasal 1338 KUHPerdata yang menyebutkan semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang - undang bagi mereka yang membuatnya (asas kebebasan berkontrak). Dalam membuat perjanjian/kontrak harus mempunyai anatomi perjanjian/kontrak yang jelas agar dapat dipahami oleh para pihak yang membuat, anatomi perjanjian/kontrak yang digunakan dalam bisnis, yaitu memuat:
Kepala Perjanjian/Kontrak
Judul dari suatu perjanjian/kontrak.
Komparasi/Preamble
Hari, Tanggal, Tahun pembuatan perjanjian/kontrak dan data para pihak yang melakukan perjanjian/kontrak.
Latar belakang/Recital
Latar belakang di adakannya suatu perjanjian/kontrak antara para pihak dan kedudukan para pihak.
Kalimat Penghubung
Kalimat berupa pernyataan kesepakatan para pihak sebelum memuat pasal - pasal tentang isi atau muatan perjanjian.
Substansi Perjanjian/Kontrak
Definisi, obyek perjanjian/kontrak, jangka waktu perjanjian/kontrak, cara pembayaran, hak dan kewajiban para pihak.
Klausul Penunjang
Force majeur/keadaan kahar, addendum, pilihan penyelesaian sengketa, notice/pemberitahuan, pengakhiran perjanjian/kontrak, dan bahasa yang digunakan.
Penutup/Testimonium
Memuat pernyataan tegas kekuatan hukum dalam perjanjian/kontrak yang dibuat para pihak yang berlaku sama dan tanda tangan para pihak.
Lampiran
Lampiran yang memuat hal - hal detail atau penjelasan lebih lanjut dari klausul - klausul dalam kontrak.
tidak terlalu maksimal, karena sebenarnya ini bukan tugas yang dikumpulkan ke dosen. tapi, aku sudah berusaha sampai pusing kepala.. haha
catatan ini untuk keperluan ujian hukum perdata ku di kampus
Pada sesi ini kita akan membahas terkait Hak Tanggungan dan Akta Pemberian Hak Tanggungan. Kedua istilah tersebut tentu sudah tidak asing didengarkan bagi mereka yang pernah berurusan terkait pembiayaan di Perbankan.
Salah satu Materi Hukum Jaminan yang disampaikan oleh Bapak Bachtiar Marbun dalam acara kegiatan Kursus Intensif Hukum Jaminan yang diselenggarakan oleh EMLI Training.
Setiap badan usaha dan perorangan yang membuat dan/atau merancang suatu perjanjian/kontrak dengan itikad baik di Indonesia berdasarkan pada buku III Pasal 1338 KUHPerdata yang menyebutkan semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang - undang bagi mereka yang membuatnya (asas kebebasan berkontrak). Dalam membuat perjanjian/kontrak harus mempunyai anatomi perjanjian/kontrak yang jelas agar dapat dipahami oleh para pihak yang membuat, anatomi perjanjian/kontrak yang digunakan dalam bisnis, yaitu memuat:
Kepala Perjanjian/Kontrak
Judul dari suatu perjanjian/kontrak.
Komparasi/Preamble
Hari, Tanggal, Tahun pembuatan perjanjian/kontrak dan data para pihak yang melakukan perjanjian/kontrak.
Latar belakang/Recital
Latar belakang di adakannya suatu perjanjian/kontrak antara para pihak dan kedudukan para pihak.
Kalimat Penghubung
Kalimat berupa pernyataan kesepakatan para pihak sebelum memuat pasal - pasal tentang isi atau muatan perjanjian.
Substansi Perjanjian/Kontrak
Definisi, obyek perjanjian/kontrak, jangka waktu perjanjian/kontrak, cara pembayaran, hak dan kewajiban para pihak.
Klausul Penunjang
Force majeur/keadaan kahar, addendum, pilihan penyelesaian sengketa, notice/pemberitahuan, pengakhiran perjanjian/kontrak, dan bahasa yang digunakan.
Penutup/Testimonium
Memuat pernyataan tegas kekuatan hukum dalam perjanjian/kontrak yang dibuat para pihak yang berlaku sama dan tanda tangan para pihak.
Lampiran
Lampiran yang memuat hal - hal detail atau penjelasan lebih lanjut dari klausul - klausul dalam kontrak.
tidak terlalu maksimal, karena sebenarnya ini bukan tugas yang dikumpulkan ke dosen. tapi, aku sudah berusaha sampai pusing kepala.. haha
catatan ini untuk keperluan ujian hukum perdata ku di kampus
Pada sesi ini kita akan membahas terkait Hak Tanggungan dan Akta Pemberian Hak Tanggungan. Kedua istilah tersebut tentu sudah tidak asing didengarkan bagi mereka yang pernah berurusan terkait pembiayaan di Perbankan.
Salah satu Materi Hukum Jaminan yang disampaikan oleh Bapak Bachtiar Marbun dalam acara kegiatan Kursus Intensif Hukum Jaminan yang diselenggarakan oleh EMLI Training.
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahLeks&Co
Pendahuluan
Peraturan Menteri PU dan PR Nomor 11/PRT/M/2019 tentang Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah (“Permen PPJB”) mencabut dua peraturan sebelumnya, yaitu:
- Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 11/KPTS/1994 tentang Pedoman Perikatan Jual Beli Satuan Rumah Susun; dan
- Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 09/KPTS/M/1995 tentang Pedoman Pengikatan Jual Beli Rumah.
Di dalam ketentuan peralihan, disebutkan bahwa PPJB yang masih dalam proses penyusunan (belum ditandatangani sebelum 18 Juli 2019), harus disesuaikan dengan ketentuan Permen PPJB.
beberapa bank menyediakan layanan perbankan yang namanya Bank Garansi. Bank Garansi dapat meningkatkan keyakinan Anda dalam mengambil projek dan sekaligus meminimalkan resiko kerugian. Bank Garansi adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak penerima jaminan, apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya.
Materi kali ini kita akan membahas terkait OSS (Online Single Submission) sebagai salah satu sarana yang disediakan pemerintah dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pendirian perusahaan perseorangan maupun badan hukum/usaha lainnya.
Materi kali ini menjalaskan mengenai Lelang. Meliputi: pengertian lelang, jenis-jenis lelang, tahapan lelang, syarat lelang. Hal ini digunakan untuk mengetahui lebih lengkap manfaat pelaksanaan lelang baik bagi para pihak didalamnya dan juga Negara pada umumnya.
Materi kali ini akan membahas salah satu bagian dari tahapan dalam Hak Tanggungan, yaitu Roya. Kapan dilakukan Roya? Apa saja persyaratan Roya ? Apakah Roya menjadi satu keharusan dalam pelaksanaan Hak Tanggungan ? Simak materinya berikut ini
Pada bab kali ini akan membahas Fidusia yaitu pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.
Materi kali ini kita akan membahas terkait pendirian yayasan. Yayasan sebagaimana kita ketahui bahwa merupakan salah satu bentuk badan hukum yang bertujuan utama non profit di bidang pendidikan, agama, sosial. Materi ini akan membahas tata cara pendirian, syarat pembubaran maupun topik lainnya yang berkaitan.
Pada materi kali ini kita akan membahas terkait aturan pendirian Perseroan Terbatas (PT) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Tentu PT menjadi badan hukum yang sudah tidak asing didengar oleh masyarakat dalam melakukan jenis dan kegiatan usaha.
Pewarisan dan Surat Keterangan Waris - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Ricco Survival Yubaidi
Materi kali ini membahas terkait pewarisan dalam hal pembagian atas harta kekayaan si pewaris. Hal ini tentu akan terjadi ditengah-tengah masyarakat dimana apabila seseorang pewaris yang meninggal dunia kemudian memiliki harta peninggalan/kekayaan yang ditinggalkan. Untuk itu hukum telah mengatur bagaimana pewarisan, syarat maupun tata caranya.
Materi kali ini membahas lebih lanjut terkait Wakaf. Tentu di Indonesia dimana mayoritas masyarakat memeluk agama Islam, menjadi hal lumrah dan biasa apabila banyaknya perbuatan hukum Wakaf baik atas perorangan maupun suatu badan hukum. Untuk itu kita kenali lebih lanjut apa saja syarat dan konteksnya.
Materi kali ini kita akan membahas proses yang harus ditempuh ataupun dilalui seseorang pemegang HAT apabila mengalami kehilangan sertipikat sehingga memerlukan adanya penggantian.
Materi ini akan membahas lebih dalam terkait APHB yaitu singkatan dari Akta Pembagian Hak Bersama. Tentu hal ini akrab didengar apabila ada pemegang hak atas tanah yang akan berencana melakukan pembagian kepemilikan bersama, dalam hal ini memerlukan pembuatan Akta Pembagian Hak Bersama.
Materi kali ni kita membahas salah satu langkah yang dapat dilakukan bagi pemegang Hak Atas Tanah (HAT) apabila akan membagi suatu hak atas tanah menjadi beberapa bagian. Hal ini biasa dilakukan oleh pemegang HAT untuk fungsi dan kegunaan tertentu.
Materi kali ini memaparkan terkait pewarisan / turun waris meliputi pengertian, golongan, syarat pewarisan, dan lain sebagainya. Tentu permasalahan pewarisan telah menjadi hal yang umum di setiap keluarga terutama terkait pembagian harta kekayaan dan peninggalan dari seseorang Almarhum kepada Ahli Waris.
Materi kali ini membahas terkait Jual Beli Hak Atas Tanah. Syarat Formil dan Syarat Materiil. Mulai Prosedur Persiapan, Pembuatan Akta hingga Pendaftaran di Kantor Pertanahan setempat.
Ricco S. Yubaidi, S.H., M.Kn.
Bagi kandidat notaris, mempelajari silabus materi magang bersama notaris dapat memberikan pemahaman lebih lanjut guna mempersiapkan diri dalam mengikuti magang bersama sebagai salah satu syarat pengangkatan sebagai notaris.
2. Pengertian
§ Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) adalah kuasa yang
bersifat khusus, tidak memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum
lain selainnya membebankan Hak Tanggungan
§ SKHMT dibuat dalam blangko standar sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun
1996 yang memuat unsur-unsur penting sebagaimana dipersyaratkan
dalam Undang-Undang Hak Tanggungan
§ SKHMT berlaku 1 (satu) bulan, 3 (tiga) bulan bahkan untuk kredit-kredit
tertentu Undang-Undang menentukan bahwa SKMHT dapat berlaku sampai
dengan masa berlakunya perjanjian kredit
3. Persyaratan Dalam SKMHT
§ Tidak memuat kuasa substitusi adalah Kuasa yang dapat dikuasakan
kembali kepada orang lain
§ Tidak memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum lain daripada
membebankan Hak Tanggungan
§ Mencantumkan secara jelas objek Hak Tanggungan, jumlah utang dan
nama serta identitas kreditornya, nama dan identitas debitor apabila
debitor bukan pemberi Hak Tanggungan.
4. UU Yang Mengatur SKMHT
v Pasal 15 Undang-Undang
N o m o r 4 Ta h u n 1 9 9 6
tentang Hak Tanggungan
y a n g Pa s a l 1 5 a y a t ( 1 )
sampai dengan ayat (6)
v U n d a n g - u n d a n g H a k
Tanggungan Nomor 4 Tahun
1996 Pasal 15 ayat (3,4)
v Surat keputusan direksi Bank
I n d o n e s i a n o m o r
2 6 / 2 4 / K E P / D I R / 1 9 9 3
tentang kredit usaha kecil
yang kemudian dicabut dan
d i g a n t i d e n g a n s u r a t
keputusan direksi Bank
I n d o n e s i a n o m o r
30/55/LEP/DIR tanggal 8
Agustus 1998
5. WAKTU PEMBUATAN SKMHT
i. SKMHT dibuat saat jaminan yang diberikan oleh bank untuk menjamin pelunasan
kredit debitur kepada bank adalah berupa tanah yang memenuhi syarat sebagai
objek tanggungan yaitu tanah yang berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak
guna usaha, atau hak pakai yang memiliki sifat dapat dipindahtangankan.
ii. SKMHT juga dibuat jika debitur akan mengajukan kredit properti atau berupa hak
milik atas satuan rumah, SKMHT hanya dibuat jika APHT belum bisa dibuat atau
ditandatangani oleh pihak bank atau kreditur.
6. FUNGSI SKMHT
a. Supaya pihak bank atau kreditur dapat mewakili pemberi jaminan untuk melaksanakan
pembebanan hak tanggungan dengan menandatangani APHT sesuai dengan syarat dan
ketentuan yang berlaku atau sesuai dengan pasal 15 UU Hak Tanggungan Nomor 4 thn 1996
(UUHT)
b. Bank sebagai penyedia KPR (Kredit Pemilikan Rumah) akan mewakili kamu untuk menerima
Hak Tanggungan. SKMHT bersifat sah setelah dibuat oleh notaris dan ditandatangani sebagai
bukti otentik atas KPR
7. Ketentuan Hukum Yang berlaku Untuk SKMHT
§ Surat Kuasa Membebankan Hak
Ta n g g u n g a n u n t u k m e n j a m i n
p e l u n a s a n
kredit/pembiayaan/pinjaman …
“ b e r l a k u s a m p a i d e n g a n
berakhirnya perjanjian pokok”…
Untuk :
a. Kredit/Pembiayaan/Pinjaman
p r o d u k t i f u n t u k U s a h a
Mikro/Usaha Kecil dengan plafon
kredit Rp50.000.000,00(lima
puluh juta rupiah) sampai dengan
Rp250.000.000,00 (dua ratus lima
puluh juta rupiah).
b. Kredit/Pembiayaan/Pinjaman yang
ditujukan untuk pengadaan rumah
toko oleh Usaha Mikro/Usaha Kecil
dengan paling luas sebesar 200
m² (dua ratus meter persegi) dan
luas bangunan paling luas sebesar
70 m² (tujuh puluh meter persegi)
d e n g a n p l a f o n
kredit/pembiayaan/pinjaman tidak
melebihi Rp250.000.000,00(dua
ratus lima puluh juta rupiah) yang
dijamin dengan hak atas tanah
yang dibiayai pengadaannya
d e n g a n
kredit/pembiayaan/pinjaman
tersebut
8. Jenis-Jenis Kredit Yang Menggunakan SKMHT
1. Kredit yang diberikan kepada nasabah
usaha kecil, yang meliputi :
a. Kredit kepada Koperasi Unit Desa; b.
Kredit Usaha Tani;
c. Kredit kepada Koperasi Primer untuk
Anggotanya
2. Kredit produktif lain yang diberikan oleh
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
dengan plafond kredit tidak melebihi Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah),
antara lain :
a. Kredit Umum Pedesaan (BRI);
b. b . K r e d i t Ke l a ya k a n U s a h a ( ya n g
disalurkan oleh Bank Pemerintah);
3. Kredit Pemilikan Rumah yang diadakan
untuk pengadaan perumahan, yaitu :
a) Kredit yang diberikan untuk membiayai
pemilikan rumah inti, rumah sederhana atau
rumah susun dengan luas tanah maksimum
200 m² (dua ratus meter persegi) dan luas
bangunan tidak lebih dari 70 m² (tujuh puluh
meter persegi);
b) Kredit yang diberikan untuk pemilikan
Kapling Siap Bangun (KSB) dengan luas tanah
54 m² (lima puluh empat meter persegi)
sampai dengan 72 m² (tujuh puluh dua meter
persegi) dan kredit yang diberi-kan untuk
membiayai bangunannya;
c ) K r e d i t y a n g d i b e r i k a n u n t u k
perbaikan/pemugaran rumah sebagai-mana
dimaksud huruf a dan b;
9. Apabila Pemberi Kuasa Dalam SKMHT Meninggal Dunia
§ Dijelaskan dalam Pasal 15 ayat I UUHT dan telah diperjanjikan sebelumnya
terdapat dalam klausula SKMHT tersebut, bahwa “kuasa yang diberikan
dengan akta ini tidak dapat ditarik kembali dan tidak dapat berakhir oleh
sebab apapun juga kecuali telah dilaksanakan pembuatan APHT”, Tetapi
dalam prakteknya di lapangan ada beberapa unsur yang menjadikan
SKMHT tidak gugur jika pemberi kuasa meninggal dunia, yang pertama,
pihak penerima kuasa dan notaris/PPAT tidak mengetahui atau belum
mengetahui jika si pemberi kuasa meninggal dunia, karena proses
pengurusan pengurusan APHT sudah di limpahkan sepenuhnya kepada
penerima kuasa. Yang kedua agar tidak merugikan pihak kreditur yang
sudah memberikan fasilitas kredit kepada nasabah yang meninggal dunia.
Akan tetapi, jika penerima kuasa telah mengetahui bawha pemberi kuasa
meninggal dunia dari dan ataupun keterangan dari ahli waris, bukan berarti
SKMHT dapat berakhir begitu saja, karena untuk menjamin kepentingan
kreditur biasanya tanggung jawab di limpahkan kepada ahli waris.