Dokumen tersebut membahas mengenai supervisi pendidikan di sekolah dasar. Supervisi bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran guru dan prestasi belajar siswa melalui pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap proses pembelajaran di sekolah oleh kepala sekolah sebagai supervisor. Beberapa teknik supervisi yang dibahas antara lain observasi kelas, kunjungan kelas, pertemuan formal dan informal dengan guru, serta supervisi seb
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
Supervisi pendidikan sekolah dasar
1. UPERVISI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
Imam Setiyono*
Abstrak: Supervisi pendidikan adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru
dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi,
menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-
tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran.
Beberapa instrument yang terkait dengan supervise pendidikan sekolah dasar yaitu: (1)
instrumen monitoring penerimaan dan orientasi siswa baru,
(2) instrumen pengendali jadwal pelajaran, (3) instrumen pemantauan pelaksanaan ulangan
umum bersama, (4) instrumen pemantauan pelaksanaan EBTA/EBTANAS, (5) instrumen
supervisi administrasi sekolah, (6) instrumen supervisi administrasi kelas, dan (7) instrumen
observasi kelas.
Abstract: Educational supervision is all efforts done by school functionaries to guide teachers
and other education workers to improve instruction including stimulating, selecting the growth,
and development of the teacher’s position, selecting and revising educational objectives,
teaching materials, teaching methods and instructional evaluation. Instruments related to
educational supervision for Elementary Schools comprise those of: 1) monitoring recruitment
and new student’s orientation; (2) controlling lesson schedule;
(3) monitoring the implementation of general examination; (4) monitoring the implemen-
tation of EBTA / EBTANAS; (5) supervising school administration; (6) class administration and;
(7) class observation.
Kata kunci : supervisi pendidikan, peningkatan kualitas, guru, instrumen.
Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, dinyatakan bahwa esensi otonomi daerah adalah
mendekatkan masyarakat pada akses perumusan kebijakan pengambilan keputusan dan pe-
rencanaan pembangunan di daerahnya. Berlandaskan otonomi daerah, pemerintah daerah,
DPRD, dan masyarakat mempunyai kewenangan yang lebih besar dalam menyejahterakan dan
menyiapkan masyarakatnya untuk bersaing dalam perdagangan global (Djam’an, 1999). Dalam
otonomi daerah, dapat dikatakan bahwa ada kebebasan daerah untuk mengatur dan menyusun
anggaran rumah tangganya. Hal ini juga berlaku dalam lembaga pendidikan.
Dalam lembaga pendidikan, seorang kepala sekolah mempunyai kewenangan yang luas dalam
mengambil kebijakan. Melalui kebijakan yang didasari oleh kebutuhan daerah itu, maka dapat
meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah; istilah ini biasanya disebut
dengan muatan lokal. Muatan lokal merupakan suatu kebijakan kurikulum dalam pendidikan
yang memasukkan pelajaran sesuai dengan kebutuhan daerah setempat ( Pidarta ,1997).
Selain itu, kepala sekolah mempunyai peran sebagai supervisor. Kepala sekolah sebagai
supervisor amat berperan dalam menentukan pelaksanaan supervisi di sekolah. Supervisi adalah
suatu proses pembimbingan dari pihak atasan kepada guru-guru dan para personel sekolah
2. lainnya yang langsung menangani belajar para siswa, untuk memperbaiki situasi belajar
mengajar agar para siswa dapat belajar secara efektif sehingga prestasi belajar semakin
meningkat ( Pidarta. 1992). Melalui supervisi, diharapkan seorang guru dapat: (1) bekerja keras
dan demokratis, (2) ramah dan
* Dosen Jurusan Ekonomi FIS Universitas Negeri Surabaya
suka mendengarkan orang lain, (3) sabar, (4) luas pandangan dan menaruh perhatian kepada
orang lain, (5) penampilan pribadi yang menyenangkan dan sopan santun, (6) jujur, (7) suka
humor, (8) kemampuan kerja yang baik dan konsisten, (9) menaruh perhatian pada problem
siswa, (10) fleksibel dalam cara mengajar, (11) bisa menggunakan pujian dan mau memperbaiki,
(12) pandai dalam mengajar pada bidang studi (Sahertian, 1994)
Oleh karena itu supervisi dalam pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan
kinerja guru yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Konsep Supervisi
Supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “visi” yang mengandung arti melihat
dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan
terhadap aktifitas, kreativitas, dan kinerja bawahan. Terdapat beberapa istilah yang hampir sama
dengan supervisi, bahkan dalam pelaksanaannya istilah-istilah tersebut sering digunakan secara
bergantian. Istilah-istilah tersebut antara lain: pengawasan, pemeriksaan, dan inspeksi.
Pengawasan mengandung arti suatu kegiatan untuk melakukan pengamatan agar pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan. Pemeriksaan dimaksudkan untuk melihat bagaimana
kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan. Inspeksi dimaksudkan untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang perlu diperbaiki dalam suatu pekerjaan.
Untuk memperoleh pemahaman dan wawasan tentang supervisi, berikut dikemukakan beberapa
pengertian supervisi dari para ahli. Charter Good’s Dictionary of Education (dalam Mulyasa,
2002), mendefinisikan supervisi sebagai segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-
guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi,
menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-
tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran.
Sementara dalam Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah, supervisi diartikan
sebagai bantuan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah untuk mengembangkan situasi
belajar mengajar yang lebih baik (Depdikbud, 1994). Sedangkan Pidarta memandang supervisi
sebagai kegiatan membina atau membimbing guru agar bekerja dengan betul dalam mendidik
dan mengajar siswanya ( Pidarta 1992.)
Diantara beberapa definisi supervisi diatas terdapat beberapa kesamaan yaitu: (1) merupakan
suatu proses pemberian bantuan, pengarahan, dan pembinaan, (2) pengajaran ditujukan kepada
guru-guru, (3) bukan mencari kesalahan bawahan, (4) diberikan untuk membantu meningkatkan
dan memperbaiki kemampuan guru dalam pengajaran, (5) meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Tujuan Supervisi
Berdasarkan beberapa kajian terhadap pengertian supervisi dapat disimpulkan bahwa supervisi
bertujuan mengembangkan iklim yang kondusif dan lebih baik dalam kegiatan belajar mengajar,
melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Dengan kata lain tujuan supervisi
pengajaran adalah membantu dan memberikan kemudahan kepada para guru untuk belajar bagai-
mana meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik.
Secara khusus, Amatembun (dalam Mulyasa, 2002) mengemukakan bahwa tujuan supervisi
adalah untuk : (1) membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuan pen-
didikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam merealisasikan tujuan tersebut, (2)
memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk mempersiapkan peserta didiknva
menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif, (3) membantu kepala sekolah dan guru
mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan-kesulitan
belajar mengajar, serta menolong mereka merencanakan perbaikan-perbaikan, (4) meningkatkan
kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolah lain terhadap cara kerja yang
demokratis dan komprehensif, serta memperbesar kesediaan untuk tolong-menolong, (5)
memperbesar semangat guru-guru men
ingkatkan motivasi berprestasi untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam
profesinya, (6) membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan program
pendidikan di sekolah kepada masyarakat, (7) melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap
tuntutan-tuntutan yang tidak wajar dan kritik-kritik yang tidak sehat dari masyarakat, (8)
membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevaluasi aktivitasnya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, (9) mengembangkan rasa kesatuan dan
persatuan di antara guru-guru.
Sedangkan Sergeovanni (dalam Pidarta, 1992), menyatakan bahwa sehubungan dengan tujuan
supervisi adalah: (1) tujuan akhir adalah untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan siswa,
(2) tujuan kedua adalah membantu kepala sekolah dalam menyukseskan program pendidikan
dari waktu ke waktu secara kontinu, (3) tujuan dekat adalah bekerja sama mengembangkan
proses belajar mengajar yang tepat, dan (4) tujuan perantara adalah membina guru-guru agar
dapat mendidik para siswa dengan baik atau menegakkan disiplin secara manusiawi.
Prinsip-Prinsip Supervisi
Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah yang berfungsi sebagai supervisor hendaknya
memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip supervisi. Prinsip-prinsip supervisi
menurut Hariwung (1989), dan Sahertian (1994) adalah: (1) supervisi hendaknya bersifat ilmiah
yang mencakup unsur-unsur (a) sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur, berencana dan
kontinu;(b) objektif, artinya data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata, bukan tafsiran
pribadi; (c) menggunakan alat (instrumen) yang dapat memberi informasi sebagai umpan balik
untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar; (d) supervisi dilakukan
berdasarkan prinsip demokratis, bukan karena takut atau karena intimidasi atasan,tetapi
4. dilakukan atas dasar kekeluargaan, melalui musyawarah, saling memberi dan menerima; (e)
supervisi dilakukan dengan cara bekerja sama atau kooperatif dan selalu mengarahkan
kegiatannya untuk mencapai tujuan bersama dengan menciptakan situasi belajar mengajar yang
lebih baik; (f) supervisi dilakukan atas dasar kreativitas dan inisiatif guru sendiri dimana
supervisor hanya memberikan contoh dan dorongan agar tercipta situasi belajar mengajar yang
lebih baik; (g) supervisi dilakukan secara terbuka, tidak sembunyi-sembunyi, melainkan dengan
cara terus-terang melalui pemberitahuan resmi atau tidak resmi sehingga guru yang akan
disupervisi tahu bahwa dirinya akan disupervisi; (h) supervisi hendaknya dilakukan secara
profesional, berkesinambungan, dan teratur sehingga diharapkan tercipta self supervision.
(2)memperhatikan beberapa prinsip supervisi,sehingga dalam pelaksanaan supervisi hendaknya
menghindari kesan sebagai berikut: (a) mencari-cari kesalahan dalam melaksanakan supervisi;
(b) pelaksanaan supervisi yang sekedar formalitas; (c) tidak adanya rencana yang rinci secara
sistimatis; (d) supervisi hanya diperuntukkan pada guru-guru tertentu saja (tidak menyeluruh)
dan tidak kontinu; (e) tidak memberikan solusi dan tindak lanjut bila ditemukan kekurangan-
kekurangan atau kesalahan yang dilakukan oleh guru; (f) hubungan bersifat birokratif atau
sebaliknya membebaskan terhadap guru-guru yang disupervisi; (g)menakut-nakuti dengan
memberikan beberapa bentuk sanksi yang akan diberikan; (h) tidak menghargai dan tidak
memahami terhadap kemampuan, martabat, dan keunikan yang dimiliki tiap-tiap guru; (i)
bersifat sombong menonjolkan diri bahwa dialah yang paling pandai; (j) memberikan nasehat
diluar tugasnya tanpa diminta oleh guru yang disupervisi.
Teknik-Teknik Supervisi
Supervisor hendaknya dapat memilih teknik supervisi yang tepat, sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai. Untuk kepentingan tersebut, berikut diuraikan beberapa teknik supervisi yang
dapat dipilih dan digunakan supervisor pendidikan.
Teknik-teknik supervisi menurut Pidarta (1992) meliputi: (1) teknik-teknik yang berhubungan
dengan kelas: (a) observasi kelas, (b) kunjungan kelas, (2) teknik-teknik dengan berdiskusi : (a)
pertemuan formal, (b) pertemuan informal, (c) rapat guru, (3) supervisi yang diren
canakan bersama : (a) teknik supervisi sebaya, (b) teknik yang memakai pendapat siswa dan alat
elektronika, (4) teknik yang mengunjungi sekolah lain, (5) teknik melalui pertemuan pendidikan.
Tujuan dari observasi kelas ialah ingin memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi di
dalam proses belajar mengajar. Melalui data tersebut, supervisor dapat melakukan pembinaan
terhadap guru yang diobservasi
Pada teknik kunjungan kelas dalam supervisi, supervisor mengadakan observasi dalam satu
pertemuan yang terdiri dari satu sampai tiga jam. Waktu observasi tersebut berguna untuk
mengamati secara lengkap segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Tujuan
yang diinginkan oleh teknik kunjungan kelas adalah: (1) membantu guru yang belum
berpengalaman, (2) membantu guru yang telah berpengalaman tentang kekeliruan yang dia
lakukan, (3)membantu guru pindahan yang belum jelas tentang situasi dan kondisi kelas yang
5. dikerjakan, (4) membantu melaksanakan proyek pendidikan, (5) mengamati perilaku guru
pengganti, (6) mendengarkan nara sumber mengajar, (7) mengamati tim pengajar melaksanakan
tugasnya pada siswa dalam kelompok kecil/ kelompok besar, (8) mengamati cara mengajar
bidang studi yang istimewa, (9)membantu menilai pemakaian media pendidikan. Neagley (dalam
Pidarta,1992).Pertemuan formal adalah pertemuan yang sengaja diadakan pada waktu tertentu,
yang dihadiri guru dengan supervisornya. Topik yang dibahas berupa hasil observasi supervisor
terhadap aktivitas guru dalam kelas,atau dapat juga berupa topik yang lain. Sedang pertemuan
informal adalah pertemuan-pertemuan yang tidak direncanakan waktu dan tempatnya. Pertemuan
bisa terjadi sewaktu-waktu dan dimana saja bila diperlukan. Dalam pertemuan informal guru
lebih melakukan ekspresi dibandingkan dengan pertemuan formal. Sedangkan rapat perlu
dibedakan dengan pertemuan formal, ialah karena dalam rapat semua guru ikut terlibat,
sedangkan dalam pertemuan formal belum tentu semua guru terlibat.Biasanya rapat guru
diadakan secara berkala (misal 3 bulan sekali) atau menurut kebutuhan. Supervisi yang
direncanakan bersama adalah supervisi yang telah direncanakan bersama oleh supervisor dan
guru-guru yang dibimbingnya. Dalam perencanaan itu sudah ditentukan dan dibahas tentang: (1)
bidang studi apa/pokok bahasan apa yang akan dikerjakan; (2) apa yang akan dituju oleh bidang
studi/pokok bahasan tersebut; (3) konsep-konsep yang berhubungan dengan cara-cara mencapai
tujuan; (4) kapan rencana itu akan dilaksanakan; (5) siapa saja yang akan dilibatkan dalam proses
tersebut; (6) bagaimana prosedur supervisi yang akan dilaksanakan.Prinsip dari teknik supervisi
sebaya yaitu guru yang sukses dalam pekerjaannya diberi kesempatan oleh supervisor membantu
guru-guru yang lain dalam memperbaiki proses belajar mengajar. Guru tersebut ditunjuk oleh
supervisor sebagai partnernya dalam bidang keahlian mereka untuk membantu guru-guru me-
majukan proses belajar-mengajar Supervisi yang memakai pendapat para siswa ialah bila
supervisor dalam melaksanakan supervisor meminta bantuan beberapa siswa untuk menilai
gurunya. Supervisi ini digunakan apabila supervisor merasa kesulitan mendekati guru yang akan
disupervisi, misalnya guru gugup dalam mengajar apabila ditunggu supervisor. Dalam negara
yang sudah maju, supervisi dapat dilakukan dengan menggunakan alat elektronika yang dipasang
dalam kelas. Bila supervisor ingin mengobservasi kelas, supervisor tinggal mengaktifkan alat
yang terpasang di setiap kelas.Teknik mengunjungi sekolah lain dilakukan ke sekolah yang
sudah maju. Sekolah yang sudah maju biasanya menjadi kebanggaan pengelola sekolah di
tempat itu. Mereka menceritakan kemajuan itu kepada guru sekolah lain atau mereka
mengadakan kunjungan ke sekolah yang lebih maju. Bila kunjungan dilakukan seperti itu maka
supervisi dengan mengunjungi sekolah lain sudah dijalankan. Supervisor dapat memanfaatkan
pertemuan-pertemuan pendidikan untuk meningkatkan kualifikasi guru-guru yang dibinanya.
Pertemuan-pertemuan pendidikan berupa: diskusi panel, simposium, diskusi formal, dan
sebagainya. Supervisor bekerjasama dengan kepala sekolah dengan mengirim beberapa guru
untuk mengikuti pertemuan itu. Dalam hal ini tugas guru yang dikirim adalah: (1) menyiapkan
diri tentang hal yang akan dibahas dalam pertemuan, (2) menjadi peserta yang baik dan
bertanggung jawab dalam pertemuan, (3) membuat ringkasan hasil pertemuan, (4) melaporkan
hasil pertemuan kepada supervisor, (5) melaksanakan hasil pertemuan itu di sekolah.
Tugas supervisor adalah mengarahkan dan membimbing para guru dalam proses belajar
mengajar (Pidarta, 1992). Dengan adanya pengarahan dan pembimbingan dari supervisor,
seorang guru diharapkan dapat: (1) membuat perencanaan mengajar, (2)melaksanakan
6. pembelajaran, (3) menilai proses dan hasil belajar siswa, (4) mempunyai sikap dan sifat yang
baik; ini ditandai dengan: adil, percaya dan suka kepada siswa, sabar dan rela berkorban,
memiliki wibawa terhadap siswa, penggembira, bersikap baik terhadap guru-guru lainnya,
bersikap baik dengan masyarakat, benar-benar menguasai mata pelajaran, suka kepada mata
pelajaran yang diberikannya,dan berpengetahuan luas ( Purwanto, 2003) (5) mempunyai peran
yang baik,yang bisa dilihat dari penceramah, nara sumber, fasilitator, konselor, pemimpin
kelompok, tutor, manajer, kepala laboratorium, perancang program,dan manipulator yang dapat
mengubah situasi belajar Oliva (dalam Sahertian, 1994).Agar supervisi yang dilakukan
supervisor mencapai hasil yang baik, hendaknya supervisor:(1) bersikap bersahabat, (2)
mendengarkan pembicaraan dan hati-hati, (3) berusaha meningkatkan partisipasi, (4) ikut
menyumbang teknik menganalisis permasalahan dan mencari sebab-sebabnya, (5) memberi
saran-saran, (6) mencatat rencana dan saran-saran, (7) berusaha agar sebab-sebab permasalahan
diketemukan secara jelas, (8) buat ringkasan tentang ide-ide, kesimpulan, dan keputusan, (9) buat
penilaian tentang pertemuan itu. Marks (dalam Pidarta,1992).Sesuai dengan pembahasan
masalah supervisi dalam tulisan ini ,maka aspek-aspek yang perlu disupervisi meliputi
(1)kurikulum;dalam kaitannya dengan kurikulum, maka hal-hal yang perlu disupervisi adalah :
(a) pemahaman guru terhadap kurikulum, (b) penjabaran guru terhadap teknik penilaian, (c)
penjabaran dan penyesuaian kurikulum,(2)kegiatan belajar mengajar yang meliputi : (a) rencana
pekan efektif, (b) penyusunan program tahunan oleh guru, (c) penyusunan program catur wulan
oleh guru, (d) membuat satuan pelajaran, (e) membuat rencana pengajaran, (f) membuat analisis
materi pelajaran, (g) analisis ulangan harian,(h) pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan,
(i) program kokurikuler, (j) program bimbingan dan konseling, (k) jurnal kegiatan belajar
mengajar.Supervisor pada lembaga pendidikan sekolah dasar dalam mengarahkan dan
membimbing guru agar mencapai hasil yang baik, supervisor harus membuat angket penilaian
sebagai alat bantu pada saat supervisor mengadakan supervisi. Angket-angket yang harus dibuat
antara lain: (1) lembar monitoring penerimaan dan orientasi siswa baru, (2) pengendali jadwal
pelajaran, (3)pemantauan pelaksanaan ulangan umum,(4) pemantauan ujian akhir, (5) lembar
supervisi administrasi sekolah , (6) lembar supervisi administrasi kelas ; (7) lembar observasi
kelas.
Supervisi Pendidikan Sekolah Dasar
Peningkatan mutu pendidikan adalah merupakan salah satu tugas dari supervisor. Hal ini adalah
sebagai gambaran bahwa sistem pendidikan di Indonesia belum gagal, sebab ia mampu me-
nempa manusia-manusia yang dapat melaksanakan pembangunan di segala bidang seperti
sekarang (Pidarta, 1990). Dalam proses pendidikan terdapat 3 dimensi yang harus diperhatikan
oleh supervisor, yaitu: (1) dimensi substantif, mengenai bahan apa yang akan diajar, (2) dimensi
tingkah laku, tentang bagaimana guru mengajar, (3) dimensi lingkungan fisik, mengenai sarana
dan prasarana (Lawrence dalam Hamalik, 2002). Supervisor menurut Pidarta (1990) digolongkan
menjadi 2 yaitu: (1) Kantor Diknas, dan (2) Kepala Sekolah. Dalam pembahasan tulisan ini
supervisor yang dimaksud ialah kepala sekolah. Sebagai supervisor, kepala sekolah harus
berusaha memberikan kesempatan dan bantuan profesional kepada guru-guru untuk tumbuh dan
berkembang, serta mengidentifikasi bakat-bakat dan kesanggupan(Syaefuddin, 1998). Dalam
peningkatan keprofesionalan seorang guru oleh supervisor, diharapkan seorang guru tersebut :
(1) mampu mengembangkan tanggung jawab yang baik, (2) mampu melaksanakan perannya
secara berhasil, (3) mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan, (4) mampu
7. melaksanakan perannya dalam proses belajarmengajar (Hamalik, 2002). Selain itu kepala
sekolah sebagai supervisor menaruh perhatian kepada koordinasi antara guru kelas,
memperhatikan kebutuhan orang tua siswa dan masyarakat, dan menjembatani lingkungan luar
dan sekolah (Pidarta, 1992). Dengan adanya perhatian dari supervisor mengenai hal di atas, maka
pendidikan sebagai salah satu bentuk investasi sumber daya
manusia dapat terwujud. Pendidikan sebagai bentuk investasi sumber daya manusia memiliki 3
tujuan, yaitu: (1) pendidikan suatu bentuk konsumsi yang dapat memenuhi kepuasan seseorang
untuk menikmati peralihan pengetahuan dan keterampilan pada waktu sekarang, (2) pendidikan
dapat membantu peningkatan keterampilan dan pengetahuan bekerja lebih produktif sehingga
dapat meningkatkan penghasilan tenaga kerja lulusan pendidikan di masa mendatang, (3)
pendidikan dapat memberikan pengaruh terhadap pemerataan pendapatan masyarakat melalui
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan (Suryadi,1994).Secara tidak langsung
supervisor mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia pada era
globalisasi. Ini dapat dilihat dari sumber daya manusia yang : (1) mampu mengarahkan diri
sendiri untuk hidup mandiri, (2) dapat berpikir reflektif dan kreatif, (3) berani mengambil resiko
dan siap untuk bersaing, (4) memiliki pribadi yang kuat, (5) memiliki semangat dan
melaksanakan ilmu dan teknologi, (6) mampu berbahasa asing, (7) dapat membawa diri di dalam
pergaulan dunia dan menghormati hak orang lain, (8) berwawasan yang luas ke depan serta tidak
takut kepada perubahan, (9) mampu mengadakan kerjasama dalam waktu yang relatif lama, (10)
Pancasilais, (11) taat beragama, (12) suka belajar dengan prinsip-prinsip belajar seumur
hidup(Pidarta, 1998). Kepala sekolah sebagai supervisor harus dapat menyediakan pengetahuan
yang belum dikuasai oleh guru. Daerah pengetahuan yang harus disediakan agar bisa dikuasai
oleh guru, yaitu: (1) studi analisis terhadap pengajaran, (2) struktur dan kegunaaan pengetahuan,
(3) konsep-konsep tentang perkembangan manusia dan belajar, (4) desain belajar mengajar, (5)
demonstrasi dan evaluasi komptensi-komptensi mengajar. (Harbert La Crobe (dalam Hamalik,
2002).Supervisor lembaga pendidikan sekolah dasar dalam melakukan supervisi perlu
menggunakan beberapa instrumen untuk merekam keadaan dan kegiatan yang berlangsung di
sekolah dasar yang disupervisi.
Dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah (Depdikbud, 1994)
diberikan beberapa contoh instrumen yang meliputi : (1) instrumen monitoring penerimaan dan
orientasi siswa baru, (2) pengendalian jadwal pelajaran, (3) instrumen pemantauan pelaksanaan
ulangan umum bersama, (4) instrumen pemantauan pelaksanaan EBTA/EBTANAS, (5)
instrumen administrasi sekolah, (6) instrumen administrasi kelas, (7) instrumen observasi kelas.
Instrumen monitoring penerimaan siswa baru digunakan untuk merekam : (1) ada tidaknya
pengumuman penerimaan siswa baru, (2) ada-tidaknya kepanitiaan penerimaan siswa baru, (3)
jumlah pendaftar, (4) jumlah pendaftar yang diterima, dan (5) jumlah pendaftar yang tidak diteri-
ma.Instrumen monitoring orientasi siswa baru digunakan untuk merekam ada tidaknya: (1)
perkenalan dengan guru-guru, (2) perkenalan dengan kakak-kakak kelasnya, (3) perkenalan
dengan jadwal pelajaran, (4) pengenalan dengan lingkungan sekolah, (5) penjelasan tata tertib
sekolah, (6) upacara bendera.Instrumen pengendali jadwal pelajaran digunakan untuk merekam
pukul berapa murid-murid kelas 1 s/d kelas VI : (1) masuk kelas, (2) istirahat I, (3) istirahat II,
8. dan (4) pulang. Instrumen pemantauan pelaksanaan ulangan umum bersama digunakan untuk
merekam: (1) waktu (hari dan tanggal) pelaksanaan umum, (2) nama sekolah dasar, (3) jumlah
murid yang hadir dan yang tidak hadir kelas I s/d kelas VI, (4) pengawasnya dari guru SD yang
bersangkutan atau dari guru SD lain atau campuran, (5) dilaksanakan sesuai jadwal atau tidak,
(6) mata pelajaran yang diujikan pada saat pemantauan, (7) tingkat kesukaran soal ulangan, (8)
tingkat kejarangan tempat duduk peserta ulangan, (9) sumber dana untuk biaya ulangan, (10)
pembuat naskah ulangan pada tingkat SD yang bersangkutan, tingkat kecamatan, atau tingkat
kabupaten, (11) saran dan usul kepala SD yang disupervisi. Instrumen pemantauan pelaksanaan
EBTA/EBTANAS digunakan untuk merekam: (1) waktu (hari, tanggal dan jam) pelaksanaan
EBTA/EBTANAS, (2) nama dan alamat SD yang disupervisi, (3) jumlah siswa yang mendaftar,
yang mengikuti, dan yang tidak mengikuti EBTA/EBTANAS, (4) nomor-nomor siswa yang
tidak mengikuti EBTA/EBTANAS beserta alasan masing-masing, (5) bidang studi yang
diEBTA/EBTANASkan pada saat disupervisi, (6) jumlah guru pengawas dan asal SDnya
masing-maisng, (7) ruang EBTA/EBTANAS yang jumlah pengawasnya dua orang dan satu
orang, (8) keadaan/suasana pelaksanaan EBTA/EBTANS pada saat disupervisi. Instrumen
administrasi sekolah digunakan untuk merekam: (1) nama dan
alamat SD yang disupervisi, (2) nama kepala SD, (3) administrasi pendidikan dan pengajaran, (4)
administrasi kesiswaan, (5) administrasi ketenagaan, (6) administrasi keuangan, dan (7)
hubungan dengan masyarakat. Instrumen administrasi pendidikan dan pengajaran meliputi: (a)
program tahuan, (b) program catur wulan, (c) jadwal pelajaran, (d) program supervisi, (e)
pelaksanaan ulangan akhir catur wulan, (f) rapat guru,dan (g) program ekstra kurikuler.Instrumen
administrasi kesiswaan meliputi: (a) buku induk siswa, (b) rincian jumlah siswa, (c) buku klaper,
(d) mutasi siswa, (e) absensi siswa, (f) notulen rapat kenaikan kelas dan kelulusan.Instrumen
administrasi ketenagaan meliputi: (a) buku induk pegawai, (b) daftar ketenagaan, (c) struktur
organisasi, (d) pembagian tugas, (e) daftar hadir, (f) daftar piket, (g) buku pembinaan pegawai,
(h) DP3.Instrumen administrasi keuangan meliputi: (a)RAPBS, (b) daftar gaji, (c) buku kas
umum, (d) buku kas bantuan pemerintah, (e) buku inventaris. Instrumen hubungan dengan
masyarakat meliputi: (a) rapat BP3/Komite sekolah, dan (b) kunjungan ke wali murid. Instrumen
administrasi kelas diguna-kan untuk merekam : (1) nama dan alamat SD, (2) tingkatan kelas, (3)
nama, NIP dan pangkat/golongan guru kelas, (4) program catur wulan, (5) buku persiapan
harian, (6) evaluasi, (7) analisis hasil evaluasi, (8) program perbaikan dan pengayaan, (9)
bimbingan dan penyuluhan, (10) bank data, (11) absensi siswa, (12) papan absen, (13) buku
inventaris kelas,dan (14) tata tertib siswa.Instrumen observasi kelas digunakan untuk merekam:
(1) nama dan alamat SD, (2) tingkatan kelas, (3) nama, NIP, dan pangkat/golongan guru kelas,
(4) pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang diajarkan pada saat disupervisi, (5) rumusan
tujuan pembelajaran, (6) kegiatan belajar-mengajar, (7) cara mengorganisir kegiatan belajar
mengajar, (8) penggunaan alat/media/sumber belajar, (9) kreatifitas siswa dalam memecahkan
masalah, (10) bentuk evaluasi/tes/uraian subyektif, lisan,dan perbuatan, (11) bimbingan dan
pelayanan individu siswa, (12) catatan untuk penguatan/perbaikan kegiatan belajar mengajar.
Penutup
9. Pada lembaga pendidikan sekolah dasar yang menjadi supervisor adalah kepala sekolah. Kepala
sekolah mengarahkan dan membimbing guru dalam sekolah atau mensupervisi guru. Supervisi
merupakan bantuan yang diberikan kepada seluruh staf dan guru untuk mengembangkan situasi
belajar mengajar yang baik. Tujuan supervisi ialah membantu memperbaiki dan meningkatkan
pengelolaan sekolah sehingga tercapai kondisi belajar mengajar yang baik. Berlandaskan tujuan
supervisi tersebut diharapkan guru dapat bekerja keras, demokratis, ramah, sabar, luas pan-
dangan, sopan santun, jujur, suka humor, konsisten, fleksibel, dan lain-lain.Agar supervisi
mendapatkan hasil yang baik, hendaknya supervisor bersikap bersahabat, mendengarkan
pembicaraan, berusaha meningkatkan partisipasi, ikut menyumbang teknik menganalisis
permasalahan, memberi saran-saran, mencatat rencana, membuat ringkasan dan membuat
penilaian. Supervisor dalam melakukan supervisi, perlu membuat instrumen yang meliputi:
instrumen penerimaan dan orientasi siswa baru, instrumen pengendali jadwal pelajaran,
instrumen pemantauan ulangan umum, instrumen pemantauan ujian akhir, instrumen supervisi
administrasi sekolah dan kelas, dan instrumen observasi kelas.
Daftar Acuan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di
Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Djam’an. 1999. Analisis Kebijaksanaan Dalam Konteks Desentralisasi Dan Otonomi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru. Jakarta: Bumi Aksara.
Hariwung, A.J. 1989. Supervisi Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Mulyasa. 2002. Manajem en Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pidarta, Made. 1998. Manajemen Pendidikan Dan Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan. Malang :
IKIP Malang.
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka cipta.
Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Pidarta,
Made. 1990. Perencanaan Pendidikan Partisipatori. Jakarta : Rineka Cipta.
Purwanto, M. Ngalim. 2003. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda-
karya.
Sahertian, Piet. 1994. Profil Pendidikan Profesional. Yogyakarta : Andi Offset.
10. Suryadi. 1994. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Syaefuddin. 1998. Kinerja Kepala Sekolah Dasar Dalam Melaksanakan Supervisi Pengajaran.
Jurnal Pendidikan. Malang : Universitas Muhamadiyah Malang.