SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
UPERVISI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
Imam Setiyono*
Abstrak: Supervisi pendidikan adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru
dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi,
menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-
tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran.
Beberapa instrument yang terkait dengan supervise pendidikan sekolah dasar yaitu: (1)
instrumen monitoring penerimaan dan orientasi siswa baru,
(2) instrumen pengendali jadwal pelajaran, (3) instrumen pemantauan pelaksanaan ulangan
umum bersama, (4) instrumen pemantauan pelaksanaan EBTA/EBTANAS, (5) instrumen
supervisi administrasi sekolah, (6) instrumen supervisi administrasi kelas, dan (7) instrumen
observasi kelas.
Abstract: Educational supervision is all efforts done by school functionaries to guide teachers
and other education workers to improve instruction including stimulating, selecting the growth,
and development of the teacher’s position, selecting and revising educational objectives,
teaching materials, teaching methods and instructional evaluation. Instruments related to
educational supervision for Elementary Schools comprise those of: 1) monitoring recruitment
and new student’s orientation; (2) controlling lesson schedule;
(3) monitoring the implementation of general examination; (4) monitoring the implemen-
tation of EBTA / EBTANAS; (5) supervising school administration; (6) class administration and;
(7) class observation.
Kata kunci : supervisi pendidikan, peningkatan kualitas, guru, instrumen.
Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, dinyatakan bahwa esensi otonomi daerah adalah
mendekatkan masyarakat pada akses perumusan kebijakan pengambilan keputusan dan pe-
rencanaan pembangunan di daerahnya. Berlandaskan otonomi daerah, pemerintah daerah,
DPRD, dan masyarakat mempunyai kewenangan yang lebih besar dalam menyejahterakan dan
menyiapkan masyarakatnya untuk bersaing dalam perdagangan global (Djam’an, 1999). Dalam
otonomi daerah, dapat dikatakan bahwa ada kebebasan daerah untuk mengatur dan menyusun
anggaran rumah tangganya. Hal ini juga berlaku dalam lembaga pendidikan.
Dalam lembaga pendidikan, seorang kepala sekolah mempunyai kewenangan yang luas dalam
mengambil kebijakan. Melalui kebijakan yang didasari oleh kebutuhan daerah itu, maka dapat
meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah; istilah ini biasanya disebut
dengan muatan lokal. Muatan lokal merupakan suatu kebijakan kurikulum dalam pendidikan
yang memasukkan pelajaran sesuai dengan kebutuhan daerah setempat ( Pidarta ,1997).
Selain itu, kepala sekolah mempunyai peran sebagai supervisor. Kepala sekolah sebagai
supervisor amat berperan dalam menentukan pelaksanaan supervisi di sekolah. Supervisi adalah
suatu proses pembimbingan dari pihak atasan kepada guru-guru dan para personel sekolah
lainnya yang langsung menangani belajar para siswa, untuk memperbaiki situasi belajar
mengajar agar para siswa dapat belajar secara efektif sehingga prestasi belajar semakin
meningkat ( Pidarta. 1992). Melalui supervisi, diharapkan seorang guru dapat: (1) bekerja keras
dan demokratis, (2) ramah dan
* Dosen Jurusan Ekonomi FIS Universitas Negeri Surabaya
suka mendengarkan orang lain, (3) sabar, (4) luas pandangan dan menaruh perhatian kepada
orang lain, (5) penampilan pribadi yang menyenangkan dan sopan santun, (6) jujur, (7) suka
humor, (8) kemampuan kerja yang baik dan konsisten, (9) menaruh perhatian pada problem
siswa, (10) fleksibel dalam cara mengajar, (11) bisa menggunakan pujian dan mau memperbaiki,
(12) pandai dalam mengajar pada bidang studi (Sahertian, 1994)
Oleh karena itu supervisi dalam pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan
kinerja guru yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Konsep Supervisi
Supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “visi” yang mengandung arti melihat
dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan
terhadap aktifitas, kreativitas, dan kinerja bawahan. Terdapat beberapa istilah yang hampir sama
dengan supervisi, bahkan dalam pelaksanaannya istilah-istilah tersebut sering digunakan secara
bergantian. Istilah-istilah tersebut antara lain: pengawasan, pemeriksaan, dan inspeksi.
Pengawasan mengandung arti suatu kegiatan untuk melakukan pengamatan agar pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan ketentuan. Pemeriksaan dimaksudkan untuk melihat bagaimana
kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan. Inspeksi dimaksudkan untuk mengetahui
kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang perlu diperbaiki dalam suatu pekerjaan.
Untuk memperoleh pemahaman dan wawasan tentang supervisi, berikut dikemukakan beberapa
pengertian supervisi dari para ahli. Charter Good’s Dictionary of Education (dalam Mulyasa,
2002), mendefinisikan supervisi sebagai segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-
guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi,
menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-
tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran.
Sementara dalam Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah, supervisi diartikan
sebagai bantuan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah untuk mengembangkan situasi
belajar mengajar yang lebih baik (Depdikbud, 1994). Sedangkan Pidarta memandang supervisi
sebagai kegiatan membina atau membimbing guru agar bekerja dengan betul dalam mendidik
dan mengajar siswanya ( Pidarta 1992.)
Diantara beberapa definisi supervisi diatas terdapat beberapa kesamaan yaitu: (1) merupakan
suatu proses pemberian bantuan, pengarahan, dan pembinaan, (2) pengajaran ditujukan kepada
guru-guru, (3) bukan mencari kesalahan bawahan, (4) diberikan untuk membantu meningkatkan
dan memperbaiki kemampuan guru dalam pengajaran, (5) meningkatkan prestasi belajar siswa.
Tujuan Supervisi
Berdasarkan beberapa kajian terhadap pengertian supervisi dapat disimpulkan bahwa supervisi
bertujuan mengembangkan iklim yang kondusif dan lebih baik dalam kegiatan belajar mengajar,
melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Dengan kata lain tujuan supervisi
pengajaran adalah membantu dan memberikan kemudahan kepada para guru untuk belajar bagai-
mana meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik.
Secara khusus, Amatembun (dalam Mulyasa, 2002) mengemukakan bahwa tujuan supervisi
adalah untuk : (1) membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuan pen-
didikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam merealisasikan tujuan tersebut, (2)
memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk mempersiapkan peserta didiknva
menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif, (3) membantu kepala sekolah dan guru
mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan-kesulitan
belajar mengajar, serta menolong mereka merencanakan perbaikan-perbaikan, (4) meningkatkan
kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolah lain terhadap cara kerja yang
demokratis dan komprehensif, serta memperbesar kesediaan untuk tolong-menolong, (5)
memperbesar semangat guru-guru men
ingkatkan motivasi berprestasi untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam
profesinya, (6) membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan program
pendidikan di sekolah kepada masyarakat, (7) melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap
tuntutan-tuntutan yang tidak wajar dan kritik-kritik yang tidak sehat dari masyarakat, (8)
membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevaluasi aktivitasnya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, (9) mengembangkan rasa kesatuan dan
persatuan di antara guru-guru.
Sedangkan Sergeovanni (dalam Pidarta, 1992), menyatakan bahwa sehubungan dengan tujuan
supervisi adalah: (1) tujuan akhir adalah untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan siswa,
(2) tujuan kedua adalah membantu kepala sekolah dalam menyukseskan program pendidikan
dari waktu ke waktu secara kontinu, (3) tujuan dekat adalah bekerja sama mengembangkan
proses belajar mengajar yang tepat, dan (4) tujuan perantara adalah membina guru-guru agar
dapat mendidik para siswa dengan baik atau menegakkan disiplin secara manusiawi.
Prinsip-Prinsip Supervisi
Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah yang berfungsi sebagai supervisor hendaknya
memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip supervisi. Prinsip-prinsip supervisi
menurut Hariwung (1989), dan Sahertian (1994) adalah: (1) supervisi hendaknya bersifat ilmiah
yang mencakup unsur-unsur (a) sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur, berencana dan
kontinu;(b) objektif, artinya data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata, bukan tafsiran
pribadi; (c) menggunakan alat (instrumen) yang dapat memberi informasi sebagai umpan balik
untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar; (d) supervisi dilakukan
berdasarkan prinsip demokratis, bukan karena takut atau karena intimidasi atasan,tetapi
dilakukan atas dasar kekeluargaan, melalui musyawarah, saling memberi dan menerima; (e)
supervisi dilakukan dengan cara bekerja sama atau kooperatif dan selalu mengarahkan
kegiatannya untuk mencapai tujuan bersama dengan menciptakan situasi belajar mengajar yang
lebih baik; (f) supervisi dilakukan atas dasar kreativitas dan inisiatif guru sendiri dimana
supervisor hanya memberikan contoh dan dorongan agar tercipta situasi belajar mengajar yang
lebih baik; (g) supervisi dilakukan secara terbuka, tidak sembunyi-sembunyi, melainkan dengan
cara terus-terang melalui pemberitahuan resmi atau tidak resmi sehingga guru yang akan
disupervisi tahu bahwa dirinya akan disupervisi; (h) supervisi hendaknya dilakukan secara
profesional, berkesinambungan, dan teratur sehingga diharapkan tercipta self supervision.
(2)memperhatikan beberapa prinsip supervisi,sehingga dalam pelaksanaan supervisi hendaknya
menghindari kesan sebagai berikut: (a) mencari-cari kesalahan dalam melaksanakan supervisi;
(b) pelaksanaan supervisi yang sekedar formalitas; (c) tidak adanya rencana yang rinci secara
sistimatis; (d) supervisi hanya diperuntukkan pada guru-guru tertentu saja (tidak menyeluruh)
dan tidak kontinu; (e) tidak memberikan solusi dan tindak lanjut bila ditemukan kekurangan-
kekurangan atau kesalahan yang dilakukan oleh guru; (f) hubungan bersifat birokratif atau
sebaliknya membebaskan terhadap guru-guru yang disupervisi; (g)menakut-nakuti dengan
memberikan beberapa bentuk sanksi yang akan diberikan; (h) tidak menghargai dan tidak
memahami terhadap kemampuan, martabat, dan keunikan yang dimiliki tiap-tiap guru; (i)
bersifat sombong menonjolkan diri bahwa dialah yang paling pandai; (j) memberikan nasehat
diluar tugasnya tanpa diminta oleh guru yang disupervisi.
Teknik-Teknik Supervisi
Supervisor hendaknya dapat memilih teknik supervisi yang tepat, sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai. Untuk kepentingan tersebut, berikut diuraikan beberapa teknik supervisi yang
dapat dipilih dan digunakan supervisor pendidikan.
Teknik-teknik supervisi menurut Pidarta (1992) meliputi: (1) teknik-teknik yang berhubungan
dengan kelas: (a) observasi kelas, (b) kunjungan kelas, (2) teknik-teknik dengan berdiskusi : (a)
pertemuan formal, (b) pertemuan informal, (c) rapat guru, (3) supervisi yang diren
canakan bersama : (a) teknik supervisi sebaya, (b) teknik yang memakai pendapat siswa dan alat
elektronika, (4) teknik yang mengunjungi sekolah lain, (5) teknik melalui pertemuan pendidikan.
Tujuan dari observasi kelas ialah ingin memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi di
dalam proses belajar mengajar. Melalui data tersebut, supervisor dapat melakukan pembinaan
terhadap guru yang diobservasi
Pada teknik kunjungan kelas dalam supervisi, supervisor mengadakan observasi dalam satu
pertemuan yang terdiri dari satu sampai tiga jam. Waktu observasi tersebut berguna untuk
mengamati secara lengkap segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Tujuan
yang diinginkan oleh teknik kunjungan kelas adalah: (1) membantu guru yang belum
berpengalaman, (2) membantu guru yang telah berpengalaman tentang kekeliruan yang dia
lakukan, (3)membantu guru pindahan yang belum jelas tentang situasi dan kondisi kelas yang
dikerjakan, (4) membantu melaksanakan proyek pendidikan, (5) mengamati perilaku guru
pengganti, (6) mendengarkan nara sumber mengajar, (7) mengamati tim pengajar melaksanakan
tugasnya pada siswa dalam kelompok kecil/ kelompok besar, (8) mengamati cara mengajar
bidang studi yang istimewa, (9)membantu menilai pemakaian media pendidikan. Neagley (dalam
Pidarta,1992).Pertemuan formal adalah pertemuan yang sengaja diadakan pada waktu tertentu,
yang dihadiri guru dengan supervisornya. Topik yang dibahas berupa hasil observasi supervisor
terhadap aktivitas guru dalam kelas,atau dapat juga berupa topik yang lain. Sedang pertemuan
informal adalah pertemuan-pertemuan yang tidak direncanakan waktu dan tempatnya. Pertemuan
bisa terjadi sewaktu-waktu dan dimana saja bila diperlukan. Dalam pertemuan informal guru
lebih melakukan ekspresi dibandingkan dengan pertemuan formal. Sedangkan rapat perlu
dibedakan dengan pertemuan formal, ialah karena dalam rapat semua guru ikut terlibat,
sedangkan dalam pertemuan formal belum tentu semua guru terlibat.Biasanya rapat guru
diadakan secara berkala (misal 3 bulan sekali) atau menurut kebutuhan. Supervisi yang
direncanakan bersama adalah supervisi yang telah direncanakan bersama oleh supervisor dan
guru-guru yang dibimbingnya. Dalam perencanaan itu sudah ditentukan dan dibahas tentang: (1)
bidang studi apa/pokok bahasan apa yang akan dikerjakan; (2) apa yang akan dituju oleh bidang
studi/pokok bahasan tersebut; (3) konsep-konsep yang berhubungan dengan cara-cara mencapai
tujuan; (4) kapan rencana itu akan dilaksanakan; (5) siapa saja yang akan dilibatkan dalam proses
tersebut; (6) bagaimana prosedur supervisi yang akan dilaksanakan.Prinsip dari teknik supervisi
sebaya yaitu guru yang sukses dalam pekerjaannya diberi kesempatan oleh supervisor membantu
guru-guru yang lain dalam memperbaiki proses belajar mengajar. Guru tersebut ditunjuk oleh
supervisor sebagai partnernya dalam bidang keahlian mereka untuk membantu guru-guru me-
majukan proses belajar-mengajar Supervisi yang memakai pendapat para siswa ialah bila
supervisor dalam melaksanakan supervisor meminta bantuan beberapa siswa untuk menilai
gurunya. Supervisi ini digunakan apabila supervisor merasa kesulitan mendekati guru yang akan
disupervisi, misalnya guru gugup dalam mengajar apabila ditunggu supervisor. Dalam negara
yang sudah maju, supervisi dapat dilakukan dengan menggunakan alat elektronika yang dipasang
dalam kelas. Bila supervisor ingin mengobservasi kelas, supervisor tinggal mengaktifkan alat
yang terpasang di setiap kelas.Teknik mengunjungi sekolah lain dilakukan ke sekolah yang
sudah maju. Sekolah yang sudah maju biasanya menjadi kebanggaan pengelola sekolah di
tempat itu. Mereka menceritakan kemajuan itu kepada guru sekolah lain atau mereka
mengadakan kunjungan ke sekolah yang lebih maju. Bila kunjungan dilakukan seperti itu maka
supervisi dengan mengunjungi sekolah lain sudah dijalankan. Supervisor dapat memanfaatkan
pertemuan-pertemuan pendidikan untuk meningkatkan kualifikasi guru-guru yang dibinanya.
Pertemuan-pertemuan pendidikan berupa: diskusi panel, simposium, diskusi formal, dan
sebagainya. Supervisor bekerjasama dengan kepala sekolah dengan mengirim beberapa guru
untuk mengikuti pertemuan itu. Dalam hal ini tugas guru yang dikirim adalah: (1) menyiapkan
diri tentang hal yang akan dibahas dalam pertemuan, (2) menjadi peserta yang baik dan
bertanggung jawab dalam pertemuan, (3) membuat ringkasan hasil pertemuan, (4) melaporkan
hasil pertemuan kepada supervisor, (5) melaksanakan hasil pertemuan itu di sekolah.
Tugas supervisor adalah mengarahkan dan membimbing para guru dalam proses belajar
mengajar (Pidarta, 1992). Dengan adanya pengarahan dan pembimbingan dari supervisor,
seorang guru diharapkan dapat: (1) membuat perencanaan mengajar, (2)melaksanakan
pembelajaran, (3) menilai proses dan hasil belajar siswa, (4) mempunyai sikap dan sifat yang
baik; ini ditandai dengan: adil, percaya dan suka kepada siswa, sabar dan rela berkorban,
memiliki wibawa terhadap siswa, penggembira, bersikap baik terhadap guru-guru lainnya,
bersikap baik dengan masyarakat, benar-benar menguasai mata pelajaran, suka kepada mata
pelajaran yang diberikannya,dan berpengetahuan luas ( Purwanto, 2003) (5) mempunyai peran
yang baik,yang bisa dilihat dari penceramah, nara sumber, fasilitator, konselor, pemimpin
kelompok, tutor, manajer, kepala laboratorium, perancang program,dan manipulator yang dapat
mengubah situasi belajar Oliva (dalam Sahertian, 1994).Agar supervisi yang dilakukan
supervisor mencapai hasil yang baik, hendaknya supervisor:(1) bersikap bersahabat, (2)
mendengarkan pembicaraan dan hati-hati, (3) berusaha meningkatkan partisipasi, (4) ikut
menyumbang teknik menganalisis permasalahan dan mencari sebab-sebabnya, (5) memberi
saran-saran, (6) mencatat rencana dan saran-saran, (7) berusaha agar sebab-sebab permasalahan
diketemukan secara jelas, (8) buat ringkasan tentang ide-ide, kesimpulan, dan keputusan, (9) buat
penilaian tentang pertemuan itu. Marks (dalam Pidarta,1992).Sesuai dengan pembahasan
masalah supervisi dalam tulisan ini ,maka aspek-aspek yang perlu disupervisi meliputi
(1)kurikulum;dalam kaitannya dengan kurikulum, maka hal-hal yang perlu disupervisi adalah :
(a) pemahaman guru terhadap kurikulum, (b) penjabaran guru terhadap teknik penilaian, (c)
penjabaran dan penyesuaian kurikulum,(2)kegiatan belajar mengajar yang meliputi : (a) rencana
pekan efektif, (b) penyusunan program tahunan oleh guru, (c) penyusunan program catur wulan
oleh guru, (d) membuat satuan pelajaran, (e) membuat rencana pengajaran, (f) membuat analisis
materi pelajaran, (g) analisis ulangan harian,(h) pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan,
(i) program kokurikuler, (j) program bimbingan dan konseling, (k) jurnal kegiatan belajar
mengajar.Supervisor pada lembaga pendidikan sekolah dasar dalam mengarahkan dan
membimbing guru agar mencapai hasil yang baik, supervisor harus membuat angket penilaian
sebagai alat bantu pada saat supervisor mengadakan supervisi. Angket-angket yang harus dibuat
antara lain: (1) lembar monitoring penerimaan dan orientasi siswa baru, (2) pengendali jadwal
pelajaran, (3)pemantauan pelaksanaan ulangan umum,(4) pemantauan ujian akhir, (5) lembar
supervisi administrasi sekolah , (6) lembar supervisi administrasi kelas ; (7) lembar observasi
kelas.
Supervisi Pendidikan Sekolah Dasar
Peningkatan mutu pendidikan adalah merupakan salah satu tugas dari supervisor. Hal ini adalah
sebagai gambaran bahwa sistem pendidikan di Indonesia belum gagal, sebab ia mampu me-
nempa manusia-manusia yang dapat melaksanakan pembangunan di segala bidang seperti
sekarang (Pidarta, 1990). Dalam proses pendidikan terdapat 3 dimensi yang harus diperhatikan
oleh supervisor, yaitu: (1) dimensi substantif, mengenai bahan apa yang akan diajar, (2) dimensi
tingkah laku, tentang bagaimana guru mengajar, (3) dimensi lingkungan fisik, mengenai sarana
dan prasarana (Lawrence dalam Hamalik, 2002). Supervisor menurut Pidarta (1990) digolongkan
menjadi 2 yaitu: (1) Kantor Diknas, dan (2) Kepala Sekolah. Dalam pembahasan tulisan ini
supervisor yang dimaksud ialah kepala sekolah. Sebagai supervisor, kepala sekolah harus
berusaha memberikan kesempatan dan bantuan profesional kepada guru-guru untuk tumbuh dan
berkembang, serta mengidentifikasi bakat-bakat dan kesanggupan(Syaefuddin, 1998). Dalam
peningkatan keprofesionalan seorang guru oleh supervisor, diharapkan seorang guru tersebut :
(1) mampu mengembangkan tanggung jawab yang baik, (2) mampu melaksanakan perannya
secara berhasil, (3) mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan, (4) mampu
melaksanakan perannya dalam proses belajarmengajar (Hamalik, 2002). Selain itu kepala
sekolah sebagai supervisor menaruh perhatian kepada koordinasi antara guru kelas,
memperhatikan kebutuhan orang tua siswa dan masyarakat, dan menjembatani lingkungan luar
dan sekolah (Pidarta, 1992). Dengan adanya perhatian dari supervisor mengenai hal di atas, maka
pendidikan sebagai salah satu bentuk investasi sumber daya
manusia dapat terwujud. Pendidikan sebagai bentuk investasi sumber daya manusia memiliki 3
tujuan, yaitu: (1) pendidikan suatu bentuk konsumsi yang dapat memenuhi kepuasan seseorang
untuk menikmati peralihan pengetahuan dan keterampilan pada waktu sekarang, (2) pendidikan
dapat membantu peningkatan keterampilan dan pengetahuan bekerja lebih produktif sehingga
dapat meningkatkan penghasilan tenaga kerja lulusan pendidikan di masa mendatang, (3)
pendidikan dapat memberikan pengaruh terhadap pemerataan pendapatan masyarakat melalui
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan (Suryadi,1994).Secara tidak langsung
supervisor mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia pada era
globalisasi. Ini dapat dilihat dari sumber daya manusia yang : (1) mampu mengarahkan diri
sendiri untuk hidup mandiri, (2) dapat berpikir reflektif dan kreatif, (3) berani mengambil resiko
dan siap untuk bersaing, (4) memiliki pribadi yang kuat, (5) memiliki semangat dan
melaksanakan ilmu dan teknologi, (6) mampu berbahasa asing, (7) dapat membawa diri di dalam
pergaulan dunia dan menghormati hak orang lain, (8) berwawasan yang luas ke depan serta tidak
takut kepada perubahan, (9) mampu mengadakan kerjasama dalam waktu yang relatif lama, (10)
Pancasilais, (11) taat beragama, (12) suka belajar dengan prinsip-prinsip belajar seumur
hidup(Pidarta, 1998). Kepala sekolah sebagai supervisor harus dapat menyediakan pengetahuan
yang belum dikuasai oleh guru. Daerah pengetahuan yang harus disediakan agar bisa dikuasai
oleh guru, yaitu: (1) studi analisis terhadap pengajaran, (2) struktur dan kegunaaan pengetahuan,
(3) konsep-konsep tentang perkembangan manusia dan belajar, (4) desain belajar mengajar, (5)
demonstrasi dan evaluasi komptensi-komptensi mengajar. (Harbert La Crobe (dalam Hamalik,
2002).Supervisor lembaga pendidikan sekolah dasar dalam melakukan supervisi perlu
menggunakan beberapa instrumen untuk merekam keadaan dan kegiatan yang berlangsung di
sekolah dasar yang disupervisi.
Dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah (Depdikbud, 1994)
diberikan beberapa contoh instrumen yang meliputi : (1) instrumen monitoring penerimaan dan
orientasi siswa baru, (2) pengendalian jadwal pelajaran, (3) instrumen pemantauan pelaksanaan
ulangan umum bersama, (4) instrumen pemantauan pelaksanaan EBTA/EBTANAS, (5)
instrumen administrasi sekolah, (6) instrumen administrasi kelas, (7) instrumen observasi kelas.
Instrumen monitoring penerimaan siswa baru digunakan untuk merekam : (1) ada tidaknya
pengumuman penerimaan siswa baru, (2) ada-tidaknya kepanitiaan penerimaan siswa baru, (3)
jumlah pendaftar, (4) jumlah pendaftar yang diterima, dan (5) jumlah pendaftar yang tidak diteri-
ma.Instrumen monitoring orientasi siswa baru digunakan untuk merekam ada tidaknya: (1)
perkenalan dengan guru-guru, (2) perkenalan dengan kakak-kakak kelasnya, (3) perkenalan
dengan jadwal pelajaran, (4) pengenalan dengan lingkungan sekolah, (5) penjelasan tata tertib
sekolah, (6) upacara bendera.Instrumen pengendali jadwal pelajaran digunakan untuk merekam
pukul berapa murid-murid kelas 1 s/d kelas VI : (1) masuk kelas, (2) istirahat I, (3) istirahat II,
dan (4) pulang. Instrumen pemantauan pelaksanaan ulangan umum bersama digunakan untuk
merekam: (1) waktu (hari dan tanggal) pelaksanaan umum, (2) nama sekolah dasar, (3) jumlah
murid yang hadir dan yang tidak hadir kelas I s/d kelas VI, (4) pengawasnya dari guru SD yang
bersangkutan atau dari guru SD lain atau campuran, (5) dilaksanakan sesuai jadwal atau tidak,
(6) mata pelajaran yang diujikan pada saat pemantauan, (7) tingkat kesukaran soal ulangan, (8)
tingkat kejarangan tempat duduk peserta ulangan, (9) sumber dana untuk biaya ulangan, (10)
pembuat naskah ulangan pada tingkat SD yang bersangkutan, tingkat kecamatan, atau tingkat
kabupaten, (11) saran dan usul kepala SD yang disupervisi. Instrumen pemantauan pelaksanaan
EBTA/EBTANAS digunakan untuk merekam: (1) waktu (hari, tanggal dan jam) pelaksanaan
EBTA/EBTANAS, (2) nama dan alamat SD yang disupervisi, (3) jumlah siswa yang mendaftar,
yang mengikuti, dan yang tidak mengikuti EBTA/EBTANAS, (4) nomor-nomor siswa yang
tidak mengikuti EBTA/EBTANAS beserta alasan masing-masing, (5) bidang studi yang
diEBTA/EBTANASkan pada saat disupervisi, (6) jumlah guru pengawas dan asal SDnya
masing-maisng, (7) ruang EBTA/EBTANAS yang jumlah pengawasnya dua orang dan satu
orang, (8) keadaan/suasana pelaksanaan EBTA/EBTANS pada saat disupervisi. Instrumen
administrasi sekolah digunakan untuk merekam: (1) nama dan
alamat SD yang disupervisi, (2) nama kepala SD, (3) administrasi pendidikan dan pengajaran, (4)
administrasi kesiswaan, (5) administrasi ketenagaan, (6) administrasi keuangan, dan (7)
hubungan dengan masyarakat. Instrumen administrasi pendidikan dan pengajaran meliputi: (a)
program tahuan, (b) program catur wulan, (c) jadwal pelajaran, (d) program supervisi, (e)
pelaksanaan ulangan akhir catur wulan, (f) rapat guru,dan (g) program ekstra kurikuler.Instrumen
administrasi kesiswaan meliputi: (a) buku induk siswa, (b) rincian jumlah siswa, (c) buku klaper,
(d) mutasi siswa, (e) absensi siswa, (f) notulen rapat kenaikan kelas dan kelulusan.Instrumen
administrasi ketenagaan meliputi: (a) buku induk pegawai, (b) daftar ketenagaan, (c) struktur
organisasi, (d) pembagian tugas, (e) daftar hadir, (f) daftar piket, (g) buku pembinaan pegawai,
(h) DP3.Instrumen administrasi keuangan meliputi: (a)RAPBS, (b) daftar gaji, (c) buku kas
umum, (d) buku kas bantuan pemerintah, (e) buku inventaris. Instrumen hubungan dengan
masyarakat meliputi: (a) rapat BP3/Komite sekolah, dan (b) kunjungan ke wali murid. Instrumen
administrasi kelas diguna-kan untuk merekam : (1) nama dan alamat SD, (2) tingkatan kelas, (3)
nama, NIP dan pangkat/golongan guru kelas, (4) program catur wulan, (5) buku persiapan
harian, (6) evaluasi, (7) analisis hasil evaluasi, (8) program perbaikan dan pengayaan, (9)
bimbingan dan penyuluhan, (10) bank data, (11) absensi siswa, (12) papan absen, (13) buku
inventaris kelas,dan (14) tata tertib siswa.Instrumen observasi kelas digunakan untuk merekam:
(1) nama dan alamat SD, (2) tingkatan kelas, (3) nama, NIP, dan pangkat/golongan guru kelas,
(4) pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang diajarkan pada saat disupervisi, (5) rumusan
tujuan pembelajaran, (6) kegiatan belajar-mengajar, (7) cara mengorganisir kegiatan belajar
mengajar, (8) penggunaan alat/media/sumber belajar, (9) kreatifitas siswa dalam memecahkan
masalah, (10) bentuk evaluasi/tes/uraian subyektif, lisan,dan perbuatan, (11) bimbingan dan
pelayanan individu siswa, (12) catatan untuk penguatan/perbaikan kegiatan belajar mengajar.
Penutup
Pada lembaga pendidikan sekolah dasar yang menjadi supervisor adalah kepala sekolah. Kepala
sekolah mengarahkan dan membimbing guru dalam sekolah atau mensupervisi guru. Supervisi
merupakan bantuan yang diberikan kepada seluruh staf dan guru untuk mengembangkan situasi
belajar mengajar yang baik. Tujuan supervisi ialah membantu memperbaiki dan meningkatkan
pengelolaan sekolah sehingga tercapai kondisi belajar mengajar yang baik. Berlandaskan tujuan
supervisi tersebut diharapkan guru dapat bekerja keras, demokratis, ramah, sabar, luas pan-
dangan, sopan santun, jujur, suka humor, konsisten, fleksibel, dan lain-lain.Agar supervisi
mendapatkan hasil yang baik, hendaknya supervisor bersikap bersahabat, mendengarkan
pembicaraan, berusaha meningkatkan partisipasi, ikut menyumbang teknik menganalisis
permasalahan, memberi saran-saran, mencatat rencana, membuat ringkasan dan membuat
penilaian. Supervisor dalam melakukan supervisi, perlu membuat instrumen yang meliputi:
instrumen penerimaan dan orientasi siswa baru, instrumen pengendali jadwal pelajaran,
instrumen pemantauan ulangan umum, instrumen pemantauan ujian akhir, instrumen supervisi
administrasi sekolah dan kelas, dan instrumen observasi kelas.
Daftar Acuan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di
Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Djam’an. 1999. Analisis Kebijaksanaan Dalam Konteks Desentralisasi Dan Otonomi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru. Jakarta: Bumi Aksara.
Hariwung, A.J. 1989. Supervisi Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Mulyasa. 2002. Manajem en Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pidarta, Made. 1998. Manajemen Pendidikan Dan Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan. Malang :
IKIP Malang.
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka cipta.
Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Pidarta,
Made. 1990. Perencanaan Pendidikan Partisipatori. Jakarta : Rineka Cipta.
Purwanto, M. Ngalim. 2003. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda-
karya.
Sahertian, Piet. 1994. Profil Pendidikan Profesional. Yogyakarta : Andi Offset.
Suryadi. 1994. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Syaefuddin. 1998. Kinerja Kepala Sekolah Dasar Dalam Melaksanakan Supervisi Pengajaran.
Jurnal Pendidikan. Malang : Universitas Muhamadiyah Malang.

More Related Content

What's hot

Instrumenkisi kisi paud-pnfi
Instrumenkisi kisi  paud-pnfiInstrumenkisi kisi  paud-pnfi
Instrumenkisi kisi paud-pnfiEva Meutia
 
CONTOH PKG GURU KELAS
CONTOH PKG GURU KELASCONTOH PKG GURU KELAS
CONTOH PKG GURU KELASYustin Anin
 
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitastrategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitaTjoetnyak Izzatie
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianNarto Wastyowadi
 
Kuesioner a (1)
Kuesioner a (1)Kuesioner a (1)
Kuesioner a (1)verdalena
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
 
Angket budaya-sekolah
Angket budaya-sekolahAngket budaya-sekolah
Angket budaya-sekolahwigati_isye
 
Pp evaluasi kel ii ( menyusun instrumen non tes)
Pp evaluasi kel ii ( menyusun instrumen non tes)Pp evaluasi kel ii ( menyusun instrumen non tes)
Pp evaluasi kel ii ( menyusun instrumen non tes)Lusy Mariana Pasaribu
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasaraudiasls
 
contoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikcontoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikTuti Lestari
 
Evaluasi diri sekolah (eds) sdn merak 1 kec sukamulya
Evaluasi diri sekolah (eds) sdn merak 1 kec sukamulyaEvaluasi diri sekolah (eds) sdn merak 1 kec sukamulya
Evaluasi diri sekolah (eds) sdn merak 1 kec sukamulyaAde Adji
 
Makalah media pembelajaran (kriteria pemilihan media)
Makalah media pembelajaran (kriteria pemilihan media)Makalah media pembelajaran (kriteria pemilihan media)
Makalah media pembelajaran (kriteria pemilihan media)ginaariasoniasonia
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifEdi Candra
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarAdelaide Australia
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarNaita Novia Sari
 
Kko indikator HOTS
Kko indikator HOTSKko indikator HOTS
Kko indikator HOTSumirosidah5
 
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SDPPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SDFitriadina1
 

What's hot (20)

Instrumenkisi kisi paud-pnfi
Instrumenkisi kisi  paud-pnfiInstrumenkisi kisi  paud-pnfi
Instrumenkisi kisi paud-pnfi
 
CONTOH PKG GURU KELAS
CONTOH PKG GURU KELASCONTOH PKG GURU KELAS
CONTOH PKG GURU KELAS
 
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahitastrategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
strategi pembelajaran individual pada anak tuna grahita
 
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaianContoh instrumen dan rubrik penilaian
Contoh instrumen dan rubrik penilaian
 
Supervisi pendidikan
Supervisi pendidikanSupervisi pendidikan
Supervisi pendidikan
 
Kuesioner a (1)
Kuesioner a (1)Kuesioner a (1)
Kuesioner a (1)
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
Angket budaya-sekolah
Angket budaya-sekolahAngket budaya-sekolah
Angket budaya-sekolah
 
Powerpoint presentasi ptk-cetak
Powerpoint presentasi ptk-cetakPowerpoint presentasi ptk-cetak
Powerpoint presentasi ptk-cetak
 
Pp evaluasi kel ii ( menyusun instrumen non tes)
Pp evaluasi kel ii ( menyusun instrumen non tes)Pp evaluasi kel ii ( menyusun instrumen non tes)
Pp evaluasi kel ii ( menyusun instrumen non tes)
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
contoh penilaian autentik
contoh penilaian autentikcontoh penilaian autentik
contoh penilaian autentik
 
Evaluasi diri sekolah (eds) sdn merak 1 kec sukamulya
Evaluasi diri sekolah (eds) sdn merak 1 kec sukamulyaEvaluasi diri sekolah (eds) sdn merak 1 kec sukamulya
Evaluasi diri sekolah (eds) sdn merak 1 kec sukamulya
 
Makalah media pembelajaran (kriteria pemilihan media)
Makalah media pembelajaran (kriteria pemilihan media)Makalah media pembelajaran (kriteria pemilihan media)
Makalah media pembelajaran (kriteria pemilihan media)
 
Penilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektifPenilaian ranah afektif
Penilaian ranah afektif
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
7. rpp power point
7. rpp power point7. rpp power point
7. rpp power point
 
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
 
Kko indikator HOTS
Kko indikator HOTSKko indikator HOTS
Kko indikator HOTS
 
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SDPPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
PPT MATERI DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SD
 

Similar to Supervisi pendidikan sekolah dasar

Tugas supervisi pendidikan
Tugas supervisi pendidikanTugas supervisi pendidikan
Tugas supervisi pendidikanmhd_riski
 
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisiProfesure Rezky Jihanudin
 
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikanMakalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikanMARTINADIAN1
 
Supervisi pendidikan by Rahayu Mega Yuliana
Supervisi pendidikan by Rahayu Mega Yuliana Supervisi pendidikan by Rahayu Mega Yuliana
Supervisi pendidikan by Rahayu Mega Yuliana rahayumega yuliana
 
13.fitrya (06111404013)
13.fitrya (06111404013)13.fitrya (06111404013)
13.fitrya (06111404013)Dewi_Sejarah
 
Kel.3 Manajemen Kurikulum & Pembelajaran Berbasis Sekolah .pptx
Kel.3 Manajemen Kurikulum & Pembelajaran Berbasis Sekolah .pptxKel.3 Manajemen Kurikulum & Pembelajaran Berbasis Sekolah .pptx
Kel.3 Manajemen Kurikulum & Pembelajaran Berbasis Sekolah .pptxCheniMaharani1
 
Hakekat Supervisi Pendidikan
Hakekat Supervisi PendidikanHakekat Supervisi Pendidikan
Hakekat Supervisi Pendidikananggi_damanik
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanImaaELF
 
Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA)
Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA) Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA)
Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA) JOKO PAMUNGKAS
 
Presentation supervisi pendidikan
Presentation supervisi pendidikanPresentation supervisi pendidikan
Presentation supervisi pendidikanaan agung prasetyo
 
Media presentasi aplikasi komputer (PPT Supervisi Pendidikan), Ernawati lubis
Media presentasi aplikasi komputer (PPT Supervisi Pendidikan), Ernawati lubisMedia presentasi aplikasi komputer (PPT Supervisi Pendidikan), Ernawati lubis
Media presentasi aplikasi komputer (PPT Supervisi Pendidikan), Ernawati lubisErnawatiLubis
 
artikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdfartikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdfDAVIDFITRIANTO2
 
SUPERVISI-DAN-MONITORING.ppt
SUPERVISI-DAN-MONITORING.pptSUPERVISI-DAN-MONITORING.ppt
SUPERVISI-DAN-MONITORING.pptIwanAbdi1
 
supervisi pendidikan
 supervisi pendidikan supervisi pendidikan
supervisi pendidikanSolihin Utjok
 

Similar to Supervisi pendidikan sekolah dasar (20)

Makalah supervisi pendidikan
Makalah supervisi pendidikanMakalah supervisi pendidikan
Makalah supervisi pendidikan
 
SUPERVISI PENDIDIKAN
SUPERVISI PENDIDIKANSUPERVISI PENDIDIKAN
SUPERVISI PENDIDIKAN
 
Tugas supervisi pendidikan
Tugas supervisi pendidikanTugas supervisi pendidikan
Tugas supervisi pendidikan
 
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
 
Konsep supervisi
Konsep supervisiKonsep supervisi
Konsep supervisi
 
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikanMakalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
 
Supervisi pendidikan by Rahayu Mega Yuliana
Supervisi pendidikan by Rahayu Mega Yuliana Supervisi pendidikan by Rahayu Mega Yuliana
Supervisi pendidikan by Rahayu Mega Yuliana
 
13.fitrya (06111404013)
13.fitrya (06111404013)13.fitrya (06111404013)
13.fitrya (06111404013)
 
Kel.3 Manajemen Kurikulum & Pembelajaran Berbasis Sekolah .pptx
Kel.3 Manajemen Kurikulum & Pembelajaran Berbasis Sekolah .pptxKel.3 Manajemen Kurikulum & Pembelajaran Berbasis Sekolah .pptx
Kel.3 Manajemen Kurikulum & Pembelajaran Berbasis Sekolah .pptx
 
Profesi kependidikan
Profesi kependidikanProfesi kependidikan
Profesi kependidikan
 
Hakekat Supervisi Pendidikan
Hakekat Supervisi PendidikanHakekat Supervisi Pendidikan
Hakekat Supervisi Pendidikan
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikan
 
Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA)
Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA) Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA)
Supervisi Pendidikan Joko Pamungkas (153111244 pai 3g IAIN SURAKRTA)
 
Presentation supervisi pendidikan
Presentation supervisi pendidikanPresentation supervisi pendidikan
Presentation supervisi pendidikan
 
Motivasi Kerja
Motivasi KerjaMotivasi Kerja
Motivasi Kerja
 
Media presentasi aplikasi komputer (PPT Supervisi Pendidikan), Ernawati lubis
Media presentasi aplikasi komputer (PPT Supervisi Pendidikan), Ernawati lubisMedia presentasi aplikasi komputer (PPT Supervisi Pendidikan), Ernawati lubis
Media presentasi aplikasi komputer (PPT Supervisi Pendidikan), Ernawati lubis
 
1 sm
1 sm1 sm
1 sm
 
artikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdfartikel_DAVID FITRIANTO.pdf
artikel_DAVID FITRIANTO.pdf
 
SUPERVISI-DAN-MONITORING.ppt
SUPERVISI-DAN-MONITORING.pptSUPERVISI-DAN-MONITORING.ppt
SUPERVISI-DAN-MONITORING.ppt
 
supervisi pendidikan
 supervisi pendidikan supervisi pendidikan
supervisi pendidikan
 

Recently uploaded

Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptParulianGultom2
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfEirinELS
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanNesha Mutiara
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatanSuzanDwiPutra
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa PemrogramanSaeranSaeran1
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 

Recently uploaded (20)

Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 

Supervisi pendidikan sekolah dasar

  • 1. UPERVISI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR Imam Setiyono* Abstrak: Supervisi pendidikan adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan- tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran. Beberapa instrument yang terkait dengan supervise pendidikan sekolah dasar yaitu: (1) instrumen monitoring penerimaan dan orientasi siswa baru, (2) instrumen pengendali jadwal pelajaran, (3) instrumen pemantauan pelaksanaan ulangan umum bersama, (4) instrumen pemantauan pelaksanaan EBTA/EBTANAS, (5) instrumen supervisi administrasi sekolah, (6) instrumen supervisi administrasi kelas, dan (7) instrumen observasi kelas. Abstract: Educational supervision is all efforts done by school functionaries to guide teachers and other education workers to improve instruction including stimulating, selecting the growth, and development of the teacher’s position, selecting and revising educational objectives, teaching materials, teaching methods and instructional evaluation. Instruments related to educational supervision for Elementary Schools comprise those of: 1) monitoring recruitment and new student’s orientation; (2) controlling lesson schedule; (3) monitoring the implementation of general examination; (4) monitoring the implemen- tation of EBTA / EBTANAS; (5) supervising school administration; (6) class administration and; (7) class observation. Kata kunci : supervisi pendidikan, peningkatan kualitas, guru, instrumen. Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, dinyatakan bahwa esensi otonomi daerah adalah mendekatkan masyarakat pada akses perumusan kebijakan pengambilan keputusan dan pe- rencanaan pembangunan di daerahnya. Berlandaskan otonomi daerah, pemerintah daerah, DPRD, dan masyarakat mempunyai kewenangan yang lebih besar dalam menyejahterakan dan menyiapkan masyarakatnya untuk bersaing dalam perdagangan global (Djam’an, 1999). Dalam otonomi daerah, dapat dikatakan bahwa ada kebebasan daerah untuk mengatur dan menyusun anggaran rumah tangganya. Hal ini juga berlaku dalam lembaga pendidikan. Dalam lembaga pendidikan, seorang kepala sekolah mempunyai kewenangan yang luas dalam mengambil kebijakan. Melalui kebijakan yang didasari oleh kebutuhan daerah itu, maka dapat meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah; istilah ini biasanya disebut dengan muatan lokal. Muatan lokal merupakan suatu kebijakan kurikulum dalam pendidikan yang memasukkan pelajaran sesuai dengan kebutuhan daerah setempat ( Pidarta ,1997). Selain itu, kepala sekolah mempunyai peran sebagai supervisor. Kepala sekolah sebagai supervisor amat berperan dalam menentukan pelaksanaan supervisi di sekolah. Supervisi adalah suatu proses pembimbingan dari pihak atasan kepada guru-guru dan para personel sekolah
  • 2. lainnya yang langsung menangani belajar para siswa, untuk memperbaiki situasi belajar mengajar agar para siswa dapat belajar secara efektif sehingga prestasi belajar semakin meningkat ( Pidarta. 1992). Melalui supervisi, diharapkan seorang guru dapat: (1) bekerja keras dan demokratis, (2) ramah dan * Dosen Jurusan Ekonomi FIS Universitas Negeri Surabaya suka mendengarkan orang lain, (3) sabar, (4) luas pandangan dan menaruh perhatian kepada orang lain, (5) penampilan pribadi yang menyenangkan dan sopan santun, (6) jujur, (7) suka humor, (8) kemampuan kerja yang baik dan konsisten, (9) menaruh perhatian pada problem siswa, (10) fleksibel dalam cara mengajar, (11) bisa menggunakan pujian dan mau memperbaiki, (12) pandai dalam mengajar pada bidang studi (Sahertian, 1994) Oleh karena itu supervisi dalam pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan kinerja guru yang pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan. Konsep Supervisi Supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “visi” yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktifitas, kreativitas, dan kinerja bawahan. Terdapat beberapa istilah yang hampir sama dengan supervisi, bahkan dalam pelaksanaannya istilah-istilah tersebut sering digunakan secara bergantian. Istilah-istilah tersebut antara lain: pengawasan, pemeriksaan, dan inspeksi. Pengawasan mengandung arti suatu kegiatan untuk melakukan pengamatan agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan. Pemeriksaan dimaksudkan untuk melihat bagaimana kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan. Inspeksi dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau kesalahan yang perlu diperbaiki dalam suatu pekerjaan. Untuk memperoleh pemahaman dan wawasan tentang supervisi, berikut dikemukakan beberapa pengertian supervisi dari para ahli. Charter Good’s Dictionary of Education (dalam Mulyasa, 2002), mendefinisikan supervisi sebagai segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru- guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan- tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran. Sementara dalam Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah, supervisi diartikan sebagai bantuan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik (Depdikbud, 1994). Sedangkan Pidarta memandang supervisi sebagai kegiatan membina atau membimbing guru agar bekerja dengan betul dalam mendidik dan mengajar siswanya ( Pidarta 1992.) Diantara beberapa definisi supervisi diatas terdapat beberapa kesamaan yaitu: (1) merupakan suatu proses pemberian bantuan, pengarahan, dan pembinaan, (2) pengajaran ditujukan kepada guru-guru, (3) bukan mencari kesalahan bawahan, (4) diberikan untuk membantu meningkatkan dan memperbaiki kemampuan guru dalam pengajaran, (5) meningkatkan prestasi belajar siswa.
  • 3. Tujuan Supervisi Berdasarkan beberapa kajian terhadap pengertian supervisi dapat disimpulkan bahwa supervisi bertujuan mengembangkan iklim yang kondusif dan lebih baik dalam kegiatan belajar mengajar, melalui pembinaan dan peningkatan profesi mengajar. Dengan kata lain tujuan supervisi pengajaran adalah membantu dan memberikan kemudahan kepada para guru untuk belajar bagai- mana meningkatkan kemampuan mereka guna mewujudkan tujuan belajar peserta didik. Secara khusus, Amatembun (dalam Mulyasa, 2002) mengemukakan bahwa tujuan supervisi adalah untuk : (1) membina kepala sekolah dan guru-guru untuk lebih memahami tujuan pen- didikan yang sebenarnya dan peranan sekolah dalam merealisasikan tujuan tersebut, (2) memperbesar kesanggupan kepala sekolah dan guru-guru untuk mempersiapkan peserta didiknva menjadi anggota masyarakat yang lebih efektif, (3) membantu kepala sekolah dan guru mengadakan diagnosis secara kritis terhadap aktivitas-aktivitasnya dan kesulitan-kesulitan belajar mengajar, serta menolong mereka merencanakan perbaikan-perbaikan, (4) meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehensif, serta memperbesar kesediaan untuk tolong-menolong, (5) memperbesar semangat guru-guru men ingkatkan motivasi berprestasi untuk mengoptimalkan kinerja secara maksimal dalam profesinya, (6) membantu kepala sekolah untuk mempopulerkan pengembangan program pendidikan di sekolah kepada masyarakat, (7) melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap tuntutan-tuntutan yang tidak wajar dan kritik-kritik yang tidak sehat dari masyarakat, (8) membantu kepala sekolah dan guru-guru dalam mengevaluasi aktivitasnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, (9) mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan di antara guru-guru. Sedangkan Sergeovanni (dalam Pidarta, 1992), menyatakan bahwa sehubungan dengan tujuan supervisi adalah: (1) tujuan akhir adalah untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan siswa, (2) tujuan kedua adalah membantu kepala sekolah dalam menyukseskan program pendidikan dari waktu ke waktu secara kontinu, (3) tujuan dekat adalah bekerja sama mengembangkan proses belajar mengajar yang tepat, dan (4) tujuan perantara adalah membina guru-guru agar dapat mendidik para siswa dengan baik atau menegakkan disiplin secara manusiawi. Prinsip-Prinsip Supervisi Dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah yang berfungsi sebagai supervisor hendaknya memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip supervisi. Prinsip-prinsip supervisi menurut Hariwung (1989), dan Sahertian (1994) adalah: (1) supervisi hendaknya bersifat ilmiah yang mencakup unsur-unsur (a) sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinu;(b) objektif, artinya data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata, bukan tafsiran pribadi; (c) menggunakan alat (instrumen) yang dapat memberi informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar; (d) supervisi dilakukan berdasarkan prinsip demokratis, bukan karena takut atau karena intimidasi atasan,tetapi
  • 4. dilakukan atas dasar kekeluargaan, melalui musyawarah, saling memberi dan menerima; (e) supervisi dilakukan dengan cara bekerja sama atau kooperatif dan selalu mengarahkan kegiatannya untuk mencapai tujuan bersama dengan menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik; (f) supervisi dilakukan atas dasar kreativitas dan inisiatif guru sendiri dimana supervisor hanya memberikan contoh dan dorongan agar tercipta situasi belajar mengajar yang lebih baik; (g) supervisi dilakukan secara terbuka, tidak sembunyi-sembunyi, melainkan dengan cara terus-terang melalui pemberitahuan resmi atau tidak resmi sehingga guru yang akan disupervisi tahu bahwa dirinya akan disupervisi; (h) supervisi hendaknya dilakukan secara profesional, berkesinambungan, dan teratur sehingga diharapkan tercipta self supervision. (2)memperhatikan beberapa prinsip supervisi,sehingga dalam pelaksanaan supervisi hendaknya menghindari kesan sebagai berikut: (a) mencari-cari kesalahan dalam melaksanakan supervisi; (b) pelaksanaan supervisi yang sekedar formalitas; (c) tidak adanya rencana yang rinci secara sistimatis; (d) supervisi hanya diperuntukkan pada guru-guru tertentu saja (tidak menyeluruh) dan tidak kontinu; (e) tidak memberikan solusi dan tindak lanjut bila ditemukan kekurangan- kekurangan atau kesalahan yang dilakukan oleh guru; (f) hubungan bersifat birokratif atau sebaliknya membebaskan terhadap guru-guru yang disupervisi; (g)menakut-nakuti dengan memberikan beberapa bentuk sanksi yang akan diberikan; (h) tidak menghargai dan tidak memahami terhadap kemampuan, martabat, dan keunikan yang dimiliki tiap-tiap guru; (i) bersifat sombong menonjolkan diri bahwa dialah yang paling pandai; (j) memberikan nasehat diluar tugasnya tanpa diminta oleh guru yang disupervisi. Teknik-Teknik Supervisi Supervisor hendaknya dapat memilih teknik supervisi yang tepat, sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk kepentingan tersebut, berikut diuraikan beberapa teknik supervisi yang dapat dipilih dan digunakan supervisor pendidikan. Teknik-teknik supervisi menurut Pidarta (1992) meliputi: (1) teknik-teknik yang berhubungan dengan kelas: (a) observasi kelas, (b) kunjungan kelas, (2) teknik-teknik dengan berdiskusi : (a) pertemuan formal, (b) pertemuan informal, (c) rapat guru, (3) supervisi yang diren canakan bersama : (a) teknik supervisi sebaya, (b) teknik yang memakai pendapat siswa dan alat elektronika, (4) teknik yang mengunjungi sekolah lain, (5) teknik melalui pertemuan pendidikan. Tujuan dari observasi kelas ialah ingin memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam proses belajar mengajar. Melalui data tersebut, supervisor dapat melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi Pada teknik kunjungan kelas dalam supervisi, supervisor mengadakan observasi dalam satu pertemuan yang terdiri dari satu sampai tiga jam. Waktu observasi tersebut berguna untuk mengamati secara lengkap segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Tujuan yang diinginkan oleh teknik kunjungan kelas adalah: (1) membantu guru yang belum berpengalaman, (2) membantu guru yang telah berpengalaman tentang kekeliruan yang dia lakukan, (3)membantu guru pindahan yang belum jelas tentang situasi dan kondisi kelas yang
  • 5. dikerjakan, (4) membantu melaksanakan proyek pendidikan, (5) mengamati perilaku guru pengganti, (6) mendengarkan nara sumber mengajar, (7) mengamati tim pengajar melaksanakan tugasnya pada siswa dalam kelompok kecil/ kelompok besar, (8) mengamati cara mengajar bidang studi yang istimewa, (9)membantu menilai pemakaian media pendidikan. Neagley (dalam Pidarta,1992).Pertemuan formal adalah pertemuan yang sengaja diadakan pada waktu tertentu, yang dihadiri guru dengan supervisornya. Topik yang dibahas berupa hasil observasi supervisor terhadap aktivitas guru dalam kelas,atau dapat juga berupa topik yang lain. Sedang pertemuan informal adalah pertemuan-pertemuan yang tidak direncanakan waktu dan tempatnya. Pertemuan bisa terjadi sewaktu-waktu dan dimana saja bila diperlukan. Dalam pertemuan informal guru lebih melakukan ekspresi dibandingkan dengan pertemuan formal. Sedangkan rapat perlu dibedakan dengan pertemuan formal, ialah karena dalam rapat semua guru ikut terlibat, sedangkan dalam pertemuan formal belum tentu semua guru terlibat.Biasanya rapat guru diadakan secara berkala (misal 3 bulan sekali) atau menurut kebutuhan. Supervisi yang direncanakan bersama adalah supervisi yang telah direncanakan bersama oleh supervisor dan guru-guru yang dibimbingnya. Dalam perencanaan itu sudah ditentukan dan dibahas tentang: (1) bidang studi apa/pokok bahasan apa yang akan dikerjakan; (2) apa yang akan dituju oleh bidang studi/pokok bahasan tersebut; (3) konsep-konsep yang berhubungan dengan cara-cara mencapai tujuan; (4) kapan rencana itu akan dilaksanakan; (5) siapa saja yang akan dilibatkan dalam proses tersebut; (6) bagaimana prosedur supervisi yang akan dilaksanakan.Prinsip dari teknik supervisi sebaya yaitu guru yang sukses dalam pekerjaannya diberi kesempatan oleh supervisor membantu guru-guru yang lain dalam memperbaiki proses belajar mengajar. Guru tersebut ditunjuk oleh supervisor sebagai partnernya dalam bidang keahlian mereka untuk membantu guru-guru me- majukan proses belajar-mengajar Supervisi yang memakai pendapat para siswa ialah bila supervisor dalam melaksanakan supervisor meminta bantuan beberapa siswa untuk menilai gurunya. Supervisi ini digunakan apabila supervisor merasa kesulitan mendekati guru yang akan disupervisi, misalnya guru gugup dalam mengajar apabila ditunggu supervisor. Dalam negara yang sudah maju, supervisi dapat dilakukan dengan menggunakan alat elektronika yang dipasang dalam kelas. Bila supervisor ingin mengobservasi kelas, supervisor tinggal mengaktifkan alat yang terpasang di setiap kelas.Teknik mengunjungi sekolah lain dilakukan ke sekolah yang sudah maju. Sekolah yang sudah maju biasanya menjadi kebanggaan pengelola sekolah di tempat itu. Mereka menceritakan kemajuan itu kepada guru sekolah lain atau mereka mengadakan kunjungan ke sekolah yang lebih maju. Bila kunjungan dilakukan seperti itu maka supervisi dengan mengunjungi sekolah lain sudah dijalankan. Supervisor dapat memanfaatkan pertemuan-pertemuan pendidikan untuk meningkatkan kualifikasi guru-guru yang dibinanya. Pertemuan-pertemuan pendidikan berupa: diskusi panel, simposium, diskusi formal, dan sebagainya. Supervisor bekerjasama dengan kepala sekolah dengan mengirim beberapa guru untuk mengikuti pertemuan itu. Dalam hal ini tugas guru yang dikirim adalah: (1) menyiapkan diri tentang hal yang akan dibahas dalam pertemuan, (2) menjadi peserta yang baik dan bertanggung jawab dalam pertemuan, (3) membuat ringkasan hasil pertemuan, (4) melaporkan hasil pertemuan kepada supervisor, (5) melaksanakan hasil pertemuan itu di sekolah. Tugas supervisor adalah mengarahkan dan membimbing para guru dalam proses belajar mengajar (Pidarta, 1992). Dengan adanya pengarahan dan pembimbingan dari supervisor, seorang guru diharapkan dapat: (1) membuat perencanaan mengajar, (2)melaksanakan
  • 6. pembelajaran, (3) menilai proses dan hasil belajar siswa, (4) mempunyai sikap dan sifat yang baik; ini ditandai dengan: adil, percaya dan suka kepada siswa, sabar dan rela berkorban, memiliki wibawa terhadap siswa, penggembira, bersikap baik terhadap guru-guru lainnya, bersikap baik dengan masyarakat, benar-benar menguasai mata pelajaran, suka kepada mata pelajaran yang diberikannya,dan berpengetahuan luas ( Purwanto, 2003) (5) mempunyai peran yang baik,yang bisa dilihat dari penceramah, nara sumber, fasilitator, konselor, pemimpin kelompok, tutor, manajer, kepala laboratorium, perancang program,dan manipulator yang dapat mengubah situasi belajar Oliva (dalam Sahertian, 1994).Agar supervisi yang dilakukan supervisor mencapai hasil yang baik, hendaknya supervisor:(1) bersikap bersahabat, (2) mendengarkan pembicaraan dan hati-hati, (3) berusaha meningkatkan partisipasi, (4) ikut menyumbang teknik menganalisis permasalahan dan mencari sebab-sebabnya, (5) memberi saran-saran, (6) mencatat rencana dan saran-saran, (7) berusaha agar sebab-sebab permasalahan diketemukan secara jelas, (8) buat ringkasan tentang ide-ide, kesimpulan, dan keputusan, (9) buat penilaian tentang pertemuan itu. Marks (dalam Pidarta,1992).Sesuai dengan pembahasan masalah supervisi dalam tulisan ini ,maka aspek-aspek yang perlu disupervisi meliputi (1)kurikulum;dalam kaitannya dengan kurikulum, maka hal-hal yang perlu disupervisi adalah : (a) pemahaman guru terhadap kurikulum, (b) penjabaran guru terhadap teknik penilaian, (c) penjabaran dan penyesuaian kurikulum,(2)kegiatan belajar mengajar yang meliputi : (a) rencana pekan efektif, (b) penyusunan program tahunan oleh guru, (c) penyusunan program catur wulan oleh guru, (d) membuat satuan pelajaran, (e) membuat rencana pengajaran, (f) membuat analisis materi pelajaran, (g) analisis ulangan harian,(h) pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan, (i) program kokurikuler, (j) program bimbingan dan konseling, (k) jurnal kegiatan belajar mengajar.Supervisor pada lembaga pendidikan sekolah dasar dalam mengarahkan dan membimbing guru agar mencapai hasil yang baik, supervisor harus membuat angket penilaian sebagai alat bantu pada saat supervisor mengadakan supervisi. Angket-angket yang harus dibuat antara lain: (1) lembar monitoring penerimaan dan orientasi siswa baru, (2) pengendali jadwal pelajaran, (3)pemantauan pelaksanaan ulangan umum,(4) pemantauan ujian akhir, (5) lembar supervisi administrasi sekolah , (6) lembar supervisi administrasi kelas ; (7) lembar observasi kelas. Supervisi Pendidikan Sekolah Dasar Peningkatan mutu pendidikan adalah merupakan salah satu tugas dari supervisor. Hal ini adalah sebagai gambaran bahwa sistem pendidikan di Indonesia belum gagal, sebab ia mampu me- nempa manusia-manusia yang dapat melaksanakan pembangunan di segala bidang seperti sekarang (Pidarta, 1990). Dalam proses pendidikan terdapat 3 dimensi yang harus diperhatikan oleh supervisor, yaitu: (1) dimensi substantif, mengenai bahan apa yang akan diajar, (2) dimensi tingkah laku, tentang bagaimana guru mengajar, (3) dimensi lingkungan fisik, mengenai sarana dan prasarana (Lawrence dalam Hamalik, 2002). Supervisor menurut Pidarta (1990) digolongkan menjadi 2 yaitu: (1) Kantor Diknas, dan (2) Kepala Sekolah. Dalam pembahasan tulisan ini supervisor yang dimaksud ialah kepala sekolah. Sebagai supervisor, kepala sekolah harus berusaha memberikan kesempatan dan bantuan profesional kepada guru-guru untuk tumbuh dan berkembang, serta mengidentifikasi bakat-bakat dan kesanggupan(Syaefuddin, 1998). Dalam peningkatan keprofesionalan seorang guru oleh supervisor, diharapkan seorang guru tersebut : (1) mampu mengembangkan tanggung jawab yang baik, (2) mampu melaksanakan perannya secara berhasil, (3) mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan, (4) mampu
  • 7. melaksanakan perannya dalam proses belajarmengajar (Hamalik, 2002). Selain itu kepala sekolah sebagai supervisor menaruh perhatian kepada koordinasi antara guru kelas, memperhatikan kebutuhan orang tua siswa dan masyarakat, dan menjembatani lingkungan luar dan sekolah (Pidarta, 1992). Dengan adanya perhatian dari supervisor mengenai hal di atas, maka pendidikan sebagai salah satu bentuk investasi sumber daya manusia dapat terwujud. Pendidikan sebagai bentuk investasi sumber daya manusia memiliki 3 tujuan, yaitu: (1) pendidikan suatu bentuk konsumsi yang dapat memenuhi kepuasan seseorang untuk menikmati peralihan pengetahuan dan keterampilan pada waktu sekarang, (2) pendidikan dapat membantu peningkatan keterampilan dan pengetahuan bekerja lebih produktif sehingga dapat meningkatkan penghasilan tenaga kerja lulusan pendidikan di masa mendatang, (3) pendidikan dapat memberikan pengaruh terhadap pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan (Suryadi,1994).Secara tidak langsung supervisor mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia pada era globalisasi. Ini dapat dilihat dari sumber daya manusia yang : (1) mampu mengarahkan diri sendiri untuk hidup mandiri, (2) dapat berpikir reflektif dan kreatif, (3) berani mengambil resiko dan siap untuk bersaing, (4) memiliki pribadi yang kuat, (5) memiliki semangat dan melaksanakan ilmu dan teknologi, (6) mampu berbahasa asing, (7) dapat membawa diri di dalam pergaulan dunia dan menghormati hak orang lain, (8) berwawasan yang luas ke depan serta tidak takut kepada perubahan, (9) mampu mengadakan kerjasama dalam waktu yang relatif lama, (10) Pancasilais, (11) taat beragama, (12) suka belajar dengan prinsip-prinsip belajar seumur hidup(Pidarta, 1998). Kepala sekolah sebagai supervisor harus dapat menyediakan pengetahuan yang belum dikuasai oleh guru. Daerah pengetahuan yang harus disediakan agar bisa dikuasai oleh guru, yaitu: (1) studi analisis terhadap pengajaran, (2) struktur dan kegunaaan pengetahuan, (3) konsep-konsep tentang perkembangan manusia dan belajar, (4) desain belajar mengajar, (5) demonstrasi dan evaluasi komptensi-komptensi mengajar. (Harbert La Crobe (dalam Hamalik, 2002).Supervisor lembaga pendidikan sekolah dasar dalam melakukan supervisi perlu menggunakan beberapa instrumen untuk merekam keadaan dan kegiatan yang berlangsung di sekolah dasar yang disupervisi. Dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah (Depdikbud, 1994) diberikan beberapa contoh instrumen yang meliputi : (1) instrumen monitoring penerimaan dan orientasi siswa baru, (2) pengendalian jadwal pelajaran, (3) instrumen pemantauan pelaksanaan ulangan umum bersama, (4) instrumen pemantauan pelaksanaan EBTA/EBTANAS, (5) instrumen administrasi sekolah, (6) instrumen administrasi kelas, (7) instrumen observasi kelas. Instrumen monitoring penerimaan siswa baru digunakan untuk merekam : (1) ada tidaknya pengumuman penerimaan siswa baru, (2) ada-tidaknya kepanitiaan penerimaan siswa baru, (3) jumlah pendaftar, (4) jumlah pendaftar yang diterima, dan (5) jumlah pendaftar yang tidak diteri- ma.Instrumen monitoring orientasi siswa baru digunakan untuk merekam ada tidaknya: (1) perkenalan dengan guru-guru, (2) perkenalan dengan kakak-kakak kelasnya, (3) perkenalan dengan jadwal pelajaran, (4) pengenalan dengan lingkungan sekolah, (5) penjelasan tata tertib sekolah, (6) upacara bendera.Instrumen pengendali jadwal pelajaran digunakan untuk merekam pukul berapa murid-murid kelas 1 s/d kelas VI : (1) masuk kelas, (2) istirahat I, (3) istirahat II,
  • 8. dan (4) pulang. Instrumen pemantauan pelaksanaan ulangan umum bersama digunakan untuk merekam: (1) waktu (hari dan tanggal) pelaksanaan umum, (2) nama sekolah dasar, (3) jumlah murid yang hadir dan yang tidak hadir kelas I s/d kelas VI, (4) pengawasnya dari guru SD yang bersangkutan atau dari guru SD lain atau campuran, (5) dilaksanakan sesuai jadwal atau tidak, (6) mata pelajaran yang diujikan pada saat pemantauan, (7) tingkat kesukaran soal ulangan, (8) tingkat kejarangan tempat duduk peserta ulangan, (9) sumber dana untuk biaya ulangan, (10) pembuat naskah ulangan pada tingkat SD yang bersangkutan, tingkat kecamatan, atau tingkat kabupaten, (11) saran dan usul kepala SD yang disupervisi. Instrumen pemantauan pelaksanaan EBTA/EBTANAS digunakan untuk merekam: (1) waktu (hari, tanggal dan jam) pelaksanaan EBTA/EBTANAS, (2) nama dan alamat SD yang disupervisi, (3) jumlah siswa yang mendaftar, yang mengikuti, dan yang tidak mengikuti EBTA/EBTANAS, (4) nomor-nomor siswa yang tidak mengikuti EBTA/EBTANAS beserta alasan masing-masing, (5) bidang studi yang diEBTA/EBTANASkan pada saat disupervisi, (6) jumlah guru pengawas dan asal SDnya masing-maisng, (7) ruang EBTA/EBTANAS yang jumlah pengawasnya dua orang dan satu orang, (8) keadaan/suasana pelaksanaan EBTA/EBTANS pada saat disupervisi. Instrumen administrasi sekolah digunakan untuk merekam: (1) nama dan alamat SD yang disupervisi, (2) nama kepala SD, (3) administrasi pendidikan dan pengajaran, (4) administrasi kesiswaan, (5) administrasi ketenagaan, (6) administrasi keuangan, dan (7) hubungan dengan masyarakat. Instrumen administrasi pendidikan dan pengajaran meliputi: (a) program tahuan, (b) program catur wulan, (c) jadwal pelajaran, (d) program supervisi, (e) pelaksanaan ulangan akhir catur wulan, (f) rapat guru,dan (g) program ekstra kurikuler.Instrumen administrasi kesiswaan meliputi: (a) buku induk siswa, (b) rincian jumlah siswa, (c) buku klaper, (d) mutasi siswa, (e) absensi siswa, (f) notulen rapat kenaikan kelas dan kelulusan.Instrumen administrasi ketenagaan meliputi: (a) buku induk pegawai, (b) daftar ketenagaan, (c) struktur organisasi, (d) pembagian tugas, (e) daftar hadir, (f) daftar piket, (g) buku pembinaan pegawai, (h) DP3.Instrumen administrasi keuangan meliputi: (a)RAPBS, (b) daftar gaji, (c) buku kas umum, (d) buku kas bantuan pemerintah, (e) buku inventaris. Instrumen hubungan dengan masyarakat meliputi: (a) rapat BP3/Komite sekolah, dan (b) kunjungan ke wali murid. Instrumen administrasi kelas diguna-kan untuk merekam : (1) nama dan alamat SD, (2) tingkatan kelas, (3) nama, NIP dan pangkat/golongan guru kelas, (4) program catur wulan, (5) buku persiapan harian, (6) evaluasi, (7) analisis hasil evaluasi, (8) program perbaikan dan pengayaan, (9) bimbingan dan penyuluhan, (10) bank data, (11) absensi siswa, (12) papan absen, (13) buku inventaris kelas,dan (14) tata tertib siswa.Instrumen observasi kelas digunakan untuk merekam: (1) nama dan alamat SD, (2) tingkatan kelas, (3) nama, NIP, dan pangkat/golongan guru kelas, (4) pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang diajarkan pada saat disupervisi, (5) rumusan tujuan pembelajaran, (6) kegiatan belajar-mengajar, (7) cara mengorganisir kegiatan belajar mengajar, (8) penggunaan alat/media/sumber belajar, (9) kreatifitas siswa dalam memecahkan masalah, (10) bentuk evaluasi/tes/uraian subyektif, lisan,dan perbuatan, (11) bimbingan dan pelayanan individu siswa, (12) catatan untuk penguatan/perbaikan kegiatan belajar mengajar. Penutup
  • 9. Pada lembaga pendidikan sekolah dasar yang menjadi supervisor adalah kepala sekolah. Kepala sekolah mengarahkan dan membimbing guru dalam sekolah atau mensupervisi guru. Supervisi merupakan bantuan yang diberikan kepada seluruh staf dan guru untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik. Tujuan supervisi ialah membantu memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan sekolah sehingga tercapai kondisi belajar mengajar yang baik. Berlandaskan tujuan supervisi tersebut diharapkan guru dapat bekerja keras, demokratis, ramah, sabar, luas pan- dangan, sopan santun, jujur, suka humor, konsisten, fleksibel, dan lain-lain.Agar supervisi mendapatkan hasil yang baik, hendaknya supervisor bersikap bersahabat, mendengarkan pembicaraan, berusaha meningkatkan partisipasi, ikut menyumbang teknik menganalisis permasalahan, memberi saran-saran, mencatat rencana, membuat ringkasan dan membuat penilaian. Supervisor dalam melakukan supervisi, perlu membuat instrumen yang meliputi: instrumen penerimaan dan orientasi siswa baru, instrumen pengendali jadwal pelajaran, instrumen pemantauan ulangan umum, instrumen pemantauan ujian akhir, instrumen supervisi administrasi sekolah dan kelas, dan instrumen observasi kelas. Daftar Acuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Djam’an. 1999. Analisis Kebijaksanaan Dalam Konteks Desentralisasi Dan Otonomi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2002. Pendidikan Guru. Jakarta: Bumi Aksara. Hariwung, A.J. 1989. Supervisi Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Mulyasa. 2002. Manajem en Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pidarta, Made. 1998. Manajemen Pendidikan Dan Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan. Malang : IKIP Malang. Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka cipta. Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Pidarta, Made. 1990. Perencanaan Pendidikan Partisipatori. Jakarta : Rineka Cipta. Purwanto, M. Ngalim. 2003. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda- karya. Sahertian, Piet. 1994. Profil Pendidikan Profesional. Yogyakarta : Andi Offset.
  • 10. Suryadi. 1994. Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Syaefuddin. 1998. Kinerja Kepala Sekolah Dasar Dalam Melaksanakan Supervisi Pengajaran. Jurnal Pendidikan. Malang : Universitas Muhamadiyah Malang.