1. 1.Pengertian supervisi
Pada umumnya supervisi mengacu kepada usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah/ pengawas/
penilik dalam rangka membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan
pekerjaan secara efektif, sebagaimana yang dikemukakan Purwanto, (2003: 32) bahwa “supervisi
ialah aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah
lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif”.
Untuk menumbuhkan suatu kerangka acuan mengenai Istilah supervisi pendidikan dapat
dijelaskan dari berbagai sudut pandang baik yang berasal dari asal-usul suatu kata (etimologis),
bentuk perkataannya (morfologis) maupun isi yang terkandung didalamnya (semantik).
Pengertian supervisi secara etimologis, istilah supervisi diambil dari bahasa inggris
“supervision” artinya pengawasan. Supervisi pendidikan berarti pengawasan dibidang
pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut sebagai “supervisor” atau pengawas.
Dalam bidang pendidikan disebut supervisor pendidikan. Untuk saat sekarang, mereka yang
secara formal bertugas sebagai supervisor ditingkat sekolah menengah pertama adalah kepala
sekolah dan pengawas. Pengertian supervisi secara morfologis istilah supervisi dapat dijelaskan
menurut bentuk perkataannya yang terdiri dari dua kata, yaitu “super” and “vision”. Super
artinya atas atau lebih dan vision artinya lihat, titik, dan awasi. Seorang “supervisor” memang
mempunyai posisi diatas atau memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari pada orang-orang yang
disupervisinya dengan tugas melihat, menilik dan mengawasi orang-orang yang disupervisinya.
Demikian juga dengan kepala sekolah dalam konteks supervisi pendidikan memiliki kedudukan
lebih tinggi dibandingkan dengan para guru.
Kelebihannya tersebut bukan hanya karena posisi atau kedudukan yang ditempatinya, tetapi juga
karena pengalaman, pendidikan, kecakapan, keterampilan dan sifat-sifat kepribadiannya yang
menonjol dibandingkan dengan para guru. Pengertian supervisi secara semantik adalah
pengertian yang dirumuskan oleh para ahli, untuk memperoleh suatu gambaran komparatif.
Berikut ini beberapa definisi menurut beberapa para ahli.
1)Menurut Purwanto dalam bukunya administrasi dan supervisi pendidikan (2009: 76)
mengatakan supervisi pendidikan adalah Segala bantuan dari pemimpin sekolah yang tertuju
kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personil sekolah lainnya didalam mencapai
tujuan-tujuan pendidikan, berupa dorongan, bimbingan, dan kesempatan bagi pertumbuhan
keahlian dan kecakapan guru-guru seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan
pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pelajaran, dan
metode-metode mengajar yang lebih baik.
2)Dalam Carter Good’s Dictionary Of Education seperti yang dikutip oleh Oteng Sutisna
(1993: 264), supervisi pendidikan didefinisikan sebagai Segala sesuatu dari para pejabat sekolah
yang diangkat, diarahkan kepada penyediaan kepemimpinan bagi para guru dan tenaga
kependidikan lain dalam perbaikan pengajaran, melihat stimulasi pertumbuhan professional dan
perkembangan dari para guru, seleksi dan revisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan
metode-metode mengajar dan evaluasi pengajaran.
3)Pengertian supervisi pendidikan Menurut Hadari Nawawi (1992: 104) adalah Pelayanan
yang disediakan oleh pimpinan untuk membantu para guru agar menjadi cakap sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu pendidikan pada khususnya, sehingga
mampu meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar disekolah.
2. 4)Ahli berikutnya yang mengemukakan batasan supervisi bukan bersifat menyeluruh tetapi
sudah memberikan bantuan layanan dan dukungan. M. Rifai (1982: 38), mengemukakan bahwa
Supervisi merupakan pengawasan yang lebih professional dibandingkan dengan pengawasan
umum karena perkembangan kemajuan pendidikan yang membutuhkannya, yaitu pengawasan
akademik yang mendasarkan kepada kemampuan ilmiah.
5)Ametembun (1992: 3) mengemukakan bahwa supervisi pendidikan merupakan perbaikan dan/
atau peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya dan kualitas mengajar guru-guru dan
kualitas belajar peserta didik pada khususnya.
Berdasarkan rumusan-rumusan supervisi pendidikan diatas, memiliki suatu ide-ide pokok yang
terkandung didalamnya, yaitu pada hakikatnya supervisi pendidikan merupakan aktivitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya secara
continue dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Supervisi pendidikan merupakan
sebagai bimbingan professional artinya segala usaha yang memberikan kesempatan bagi guru
untuk berkembang secara professional, sehingga mereka lebih baik lagi dalam melaksanakan
tugas pokoknya yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses belajar peserta didik sehingga
menjadi lebih baik dan berhasil dalam mencapai tujuan pendidikan.
2.Fungsi Supervisi
Fungsi dasar supervisi memperbaiki situasi pembelajaran, meskipun hal ini bukan
menjadi pokok persoalan. Situasi belajar mengajar dapat menjadi baik, tergantung
pelaksanaannya, aksentuasi uraiannya lebih mengutamakan faktor manusia.
Fungsi supervisi menurut Baharuddin Harahap dalam Aqib (2007) adalah:
1)Supervisi dapat menemukan kegiatan yang sudah sesuai dengan tujuan.
2)Supervisi dapat menemukan kegiatan yang belum sesuai dengan tujuan.
3)Supervisi dapat memberi keterangan tentang apa yang perlu dibenahi lebih dahulu
(diprioritaskan).
4)Melalui supervisi dapat diketahui petugas (guru, kepala sekolah) yang perlu ditatar.
5)Melalui supervisi dapat diketahui petucgas yang perlu diganti.
6)Melalui supervisi dapat diketahui buku yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
7)Melalui supervisi dapat diketahui kelemahan kurikulum.
8)Melalui supervisi mutu proses belajar dan mengajar dapatditingkatkan;
9)Melalui supervisi sesuatu yang baik dapat dipertahankan.
Menurut Purwanto (2001: 119) menyatakan bahwa usaha-usaha yang harus dilakukan
kepala sekolah sesuai fungsinya sebagai supervisor, antara lain:
1)Membangkitkan dan merangsang guru-guru dalam menjalankan tugas sebaik-baiknya.
2)Berusaha melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang
diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan Pembelajaran.
3)Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-
metode mengajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku.
4)Membina kerja sama yang harmonis di antara guru-guru dan pegawai sekolah lainnya.
5)Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara
lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, meyediakan perpustakaan sekolah,
dan mengirim mereka mengikuti penataran-penataran, seminar sesuai bidangnya masing-
masing.
6)Membina hubungan kerja sama antara sekolah dengan komite sekolah dan instansi
lainnya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
3. Depdiknas (2001: 78) menggambarkan tentang sifat-sifat atau ciri-ciri pengawas yang
efektif dapat dikemukakan sebagai berikut:
1)Memenuhi keinginan pegawai-pegawai bawahannya dan selalu memberi keterangan
yang sebaik-baiknya kepada pegawainya.
2)Mengizinkan pegawainya menggunakan kebijaksanaan dan putusannya sendiri
sebanyak yang mereka sanggup membuatnya.
3)Tidak melampaui wewenang dari para ahli dan selalu mebuka pintu selebar-lebarnya
untuk keperluan konferensi dan pembicaraan dengan para bawahannya.
4)Menerima kemungkinan untuk tidak populer diantara pegawainya.
5)Tidak terlalu optimis mengenai keadaan semangat kerja pegawainya dan berusaha
supaya kepala-kepala pembantunya manafsirkan dan melaksanakan perintah dengan
sebaik-baiknya.
6)Berusaha merubah peraturan yang dalam praktik tidak mencapai hasil yang diharapkan
dan menerima kemungkinan bahwa beberapa orang bawahannya lebih cerdas dan cakap
dari pada dirinya sendiri.
7)Tidak suka memberi janji kepada pegawainya, kecuali kalau ia yakin akan dapat
memenuhinya.
8)Tidak hanya mengharapkan kesetiaan dan juga tidak mengadakan diskriminasi
terhadap pegawainya.
9)Tidak mau menyerah kepada pegawainya hanya karena merasa jemu dari desakan
pegawai tersebut.
10)Memperjuangkan kepentingan pegawainya, seperti halnya ia memperjuangkan
kepentingan sendiri.
3.Tujuan Supervisi
Menurut Sahertian (1992: 23) supervisi bertujuan untuk mengembangkan situasi belajar-
mengajar yang lebih baik. Usaha kearah perbaikan belajar dan mengajar di tujukan
kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara
maksimal. Selain itu ia menambahkan tujuan supervisi adalah untuk menciptakan situasi
belajar dengan baik dan guru-guru dapat mengembangkan jabatan mereka sebagai
seorang guru.
Menurut Arikunto (2004: 40) tujuan spervisi dapat dikelompok menjadi dua yakni tujuan
umum dan tujuan khusus. Secara umum bertujuan untuk memberikan bimbingan
bantuan teknis kepada guru agar mampu meningkatkan kualitas krjanya terutama dalam
proses pembelajaran. Secara khusus bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dan
guru, meningkatkan efektivitas kurikulum dan efisiensi sarana/ Prasarana, dan kualitas
situasi umum sekolah.
Glickman seperti yang dikutip Kamars (2005: 84) mengemukakan bahwa supervisi
bertujuan untuk membawa guru-guru secara bersama-sama sebagai orang-orang yang
perpengetahuan profesional bekerja untuk keberhasilan siswa.
Selanjutnya Nawawi (1984: 50) mengemukakan tujuan supervisi adalah untuk menilai
kemampuan guru sebagai pendidik dan mengajar dalam bidang studi masing-masing.
Supervisi juga berguna membantu mereka melakukan perbaikan-perbaikan bila
diperlukan dengan menunjukkan kekurangannya untuk diatasi dengan usahanya sendiri.
Dengan kata lain, supervisi bertujuan menolong guru agar dengan kesadarannya sendiri
berusaha untuk tumbuh dan berkembang menjadi guru yang lebih baik dan cakap dalam
menjalakan tugasnya.
4. Purwanto (1991: 53) mengatakan tujuan supervisi sebagai upaya perbaikan dan
pengembangan proses belajar-mengajar. Hal ini berarti bahwa tujuan supervisi tidak
hanya untuk memperbaiki mutu pengajar saja tetapi juga membina pertumbuhan profesi
guru secara luas termasuk didalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas pelayanan
kepemimpinan dan hubungan kemanusiaan yang baik.
Tujuan supervisi menurut Burton dan Bruckner seperti yang dikutip Kamars (2005: 78)
adalah untuk:
1)Meningkatkan pengembangan siswa dan dengan sendirinya perbaikan masyarakat.
2)Membantu pemimpin melakukan penyesuaian secara kontiniu dalam program
pendidikan, pengalaman mengajar dan isi pengajaran.
3)Secara bersama mengembangkan suasana belajar mengajar yang menarik.
Sasaran Supervisi Ditinjau dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi:
1)Supervisi Akademik
Menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal
yang berlangsung berada dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa
sedang dalam proses mempelajari sesuatu
2)Supervisi Administrasi
Menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi
sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.
3)Supervisi Lembaga
Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada di sekolah.
Supervisi ini dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah
secara keseluruhan. Misalnya: Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan
lain-lain.
4.Supervisi Akademik
Glickman (1981), mendefinisikan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan
membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-
guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. (Daresh, 1989).
Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk
kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru
mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Meskipun demikian, supervisi
akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unuuk kerja guru dalam mengelola
pembelajaran. Apabila di atas dikatakan, bahwa supervisi akademik merupakan
serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran
merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya (Sergiovanni,
1987).
Penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses
pemberian estimasi kualitas unjuk kerja gurudalam mengelola proses pembelajaran,
merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik. Dapat
dikatakan bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya, maka dalam pelaksanaannya terlebih dahulu perlu
diadakan penilaian kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan aspek yang perlu
dikembangkan dan cara mengembangkannya. Namun satu hal yang perlu ditegaskan
disini, bahwa setelah melakukan penilaian unjuk kerja guru tidak berarti selesailah tugas
5. atau kegiatan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan perancangan
danpelaksanaan pengembangan kemampuannya. Dengan demikian, melalui supervisi
akademik guru akan semakin mampu memfasilitasi belajar bagi murid-muridnya.
Alfonso, Firth, dan Neville (1981) menegaskan Instructional supervision is herein defined as:
behavior officially designed bythe organization that directly affects teacher behavior in such a
way to facilitate pupil learning and achieve the goals of organization
Menurut Alfonso, Firth, dan Neville, ada tiga konsep pokok (kunci) dalam pengertian
supervisi akademik.
1)Supervisi akademik harus secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan
perilaku guru dalam mengelola proses pembelajaran. Inilah karakteristik esensia supervisi
akademik. Sehubungan dengan ini, janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa hanya
ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan
perilaku guru. Tidak ada satupun perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi
semua guru (Glickman, 1981). Tegasnya, tingkat kemampuan, kebutuhan, minat, dan
kematangan profesional serta karakteristik personal guru lainnya harus dijadikan dasar
pertimbangan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program supervisi
akademik (Sergiovanni, 1987 dan Daresh,1989).
2)Perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya harus
didesain secara ofisial, sehingga jelas waktu mulai dan berakhirnya program
pengembangan tersebut. Desain tersebut terwujud dalam bentuk program supervisi
akademik yang mengarah pada tujuan tertentu. Oleh karena supervisi akademik
merupakan tanggung jawab bersama antara supervisor dan guru, maka alangkah baik
jika programnya didesain bersama oleh supervisor dan guru.
3)Tujuan akhir supervisi akademik adalah agar guru semakin mampu memfasilitasi
belajar bagi murid-muridnya.