2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
STRUKTUR DAN KONSEP HADIS
1. Nama Kelompok :
1. Ridha Nurhidayati G04219065
2. Rifqun Nisa’ G04219066
3. Indah Dwi Kartika G94219160
2. Kata “hadis” berasal dari kata al-hadis yang menurut bahasa,
berarti al-jadid atau sesuatu yang baru. Kata hadist juga berarti al-
khabar atau berita.
Hadis menurut istilah adalah apa yang disandarkan kepada
Nabi Muhammad baik berupa ucapan, perbuatan penetapan, sifat,
atau sirah beliau, baik sebelum kenabian atau sesudahnya.
PENGERTIAN
HADIS
3. SRUKTUR HADIS
Sanad Menurut bahasa berarti “sandaran yang kita bersandar
padanya”. Sedangkan secara istilah yaitu rangkaian urutan
orang-orang yang menjadi sandaran atau jalan
menghubungkan satu hadis dan sunnah sampai pada Nabi
Muhammad.
Matan Matan menurut lughah ialah tengah jalan, punggung bumi,
atau bumi yang keras dan tinggi. Sedangkan secara istilah
yaitu materi berita berupa sabda, perbuatan atau taqrir
Nabi SAW. Secara umum, matan dapat diartikan sesuatu
pembicaraan yang berasal atau tentang Nabi SAW., juga
berasal tentang dari sahabat atau tabi’in.
4. Hadis yang berupa matannya perkataan yang
pernah diucapkan Rasulullah SAW.
Yaitu hadis yang matannya berupa perbuatan yang
disandarkan kepada Rasulullah SAW.
yaitu kesan atau peristiwa, sikap atau keadaan
mendiamkan, tidak mengadakan tanggapan atau
menyetujui apa yang dilakukan atau dikatakan
seorang (sahabat).
5. Yaitu hadis yang kandungan matannya berupa
keinginan atau cita-cita Rasulullah SAW.
Hadis Ahwali, yaitu hadis mengenai keadaan, hal
ikhwal, atau sifat-sifat nabi.
“Rasulullah SAW adalah orang yang paling mulia
akhlaknya”.
6. Rawi Kata “rawi” berarti orang yang meriwayatkan
atau memberitahukan hadis (naqil al-hadis).
Sanad hadis pada tiap tingkatan lapisan dalam
sanad (thabaqah) juga disebut rawi, perbedaan
keduanya terletak pada pembukuan hadis.
Orang yang menerima hadis dan kemudian
menghimpunnya dalam suatu kitab tadwin, disebut dengan
perawi. Selanjutnya perawi dapat disebut dengan mudawwin
(orang yang membukukan dan menghimpun hadis).
7. SYARAT SYARAT RAWI
Perawi tersebut seorang yang adil.
Rawi harus diketahui identitasnya, karena orang yang tidak dikenal
namanya atau silsilahnya tentu sulit untuk dinilai apakah ia seorang
yang dapat dipercaya atau tidak. Perawi tersebut seorang yang dhabit
bagi periwayatnya.
Seorang rawi tidak boleh dusta, tertuduh dusta, fasik, jahalah al-hal,
dan bid’ah.