Dokumen tersebut membahas pentingnya penelitian hadist Nabi beserta pengertian hadist, sunnah, khabar dan atsarnya. Hadist dijelaskan sebagai sumber ajaran Islam setelah Alquran yang menjadi hujjah keagamaan. Sunnah meliputi segala sesuatu dari Nabi Muhammad SAW, sedang hadist hanya terbatas pada perkataan, perbuatan dan takrirnys. Khabar berasal dari selain Nabi SAW sedang atsar dapat sama artiny
2. Rumusan Masalah:
• Apa nilai penting penelitian Hadist Nabi?
• Apa pengertian Hadist, Sunnah, Khobar dan Atsar?
• Apa perbedaan Hadist dengan Sunnah, Khabar dan Atsar?
3. Pentingnya Penelitian Hadist Nabi
Hadist adalah segala sesuatu yang bersumber atau didasarkan kepada
Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, atau taqrir-nya. Hadist
telah disepakati sebagai sumber ajaran islam setelah Alquran dan isinya
menjadi hujjah (sumber otoritas) keagamaan. Oleh karena itu, umat
islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan pengikut jejaknya,
menggunakan hadist sebagai hujah keagamaan yang diikuti dengan
mengamalkan isinya. Sejarah perjalanan hadist tidak terpisahkan dari
sejarah perjalanan Islam itu sendiri
4. Lanjutan…
Fungsi hadist Nabi SAW bagi umat Islam itu sangat urgen. Apalagi,
dalam sejarah perkembangannya tersebut. Karenanya, perlu sekali
untuk sangat hati-hati dalam mengambil atau menggunakannya.
Bagaimanapun, hadist Nabi SAW adalah hasil dari ikhtiar manusia
untuk menghimpun dan mengabadikan aktifitas Nabi SAW, padahal
manusia itu tidak anti lupa atau tempatnya salah. Karena itu pula,
orisinalitas suatu hadist harus dijaga.
5. Tujuan penelitian hadist (Said Aqil Husein: 2010)
• Untuk mengetahui aspek-aspek sanad atau perawi hadist, antara lain;
tsiqoh atau tidak, dan adil atau tidak, dengan begitu akan diketahui
mana hadist yang maqbul atau ditolak.
• Untuk mengetahui aspek kualitas matan hadist, diantaranya apakah
shahih atau dla'if, atau juga apakah suatu hadist itu benar-benar
bersumber dari Nabi SAW atau bukan.
• Pentingnya penelitian itu, karena telah tersebarnya hadist di pelosok
dunia.
6. Manfaat penelitian hadist (Said Aqil Husein: 2010)
• Memperkenalkan sumber-sumber hadist, kitab-kitab asal dari suatu hadist
beserta ulama yang meriwayatkannya.
• Menambah pembendaharaan sanad hadist melalui kitab-kitab yang
ditunjukkannya.
• Memperjelas keadaan sanad, sehingga dapat diketahhui apakah munqathi’
atau lainnya.
• Memperjelas perawi hadist yang samar karena dengan adanya penelitian,
dapat diketahui nama perawi yang sebenarnya secara lengkap.
• Dapat membedakan antara proses periwayatan yang dilakukan dengan
lafadz dan yang dilakukan dengan makna saja.
7. Pengertian Hadist
• Hadist berasal dari bahasa arab yakni al haadist, bentuk jamak dari al
ahaadist, al hidsaan dan al hudsaan.
• Hadist dalam makna etimologi bermakna Al khabaar (berita). Hal ini
disandarkan dari ungkapan dalam pemberitaan hadist yang diungkapakan
oleh para perawi yang menyampaikan periwayatannya. Jika bersambung
sanadnya selalu menggunakan kata al hudtsaan yang memiliki arti
memberikan kepada kami atau mengkhabarkan kepada kami.
• Ulama Mahmud Ath Thanan (Guru besar hadist di fakultas Syari’ah dan
Dirasa Islamia di Universitas Kuwait) mendefinisikan hadist sebagai sesuatu
yang datang dari Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan atau
perbuatan atau persetujuan.
8. Hadist
Hadist mempunyai 3 komponen yakni:
• Hadist perkataan yang disebut dengan hadist qawli
• Hadist perbuatan, disebut hadist fi’li misalnya shalatnya beliau, haji,
perang dan lain lain.
• Hadist persetujuan, disebut hadist taqriri, yaitu suatu perbuatan atau
perkataan di anatara para sahabat yang disetujui Nabi.
9. Pengertian Sunnah
• Sunnah dalam kitab Ushul Al hadist adalah segala sesuatu yang dinukilkan
dari Nabi saw, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, pengajaran, sifat,
kelakuan, perjalanan hidup, baik sebelum Nabi diangkat jadi Rasul atau
sesudahnya.
• Ulama Hadist memberikan pengertian Sunnah meliputi biografi Nabi, sifat-
sifat Nabi baik yang berupa fisik, umpamanya; mengenai tubuhnya,
rambutnya dan sebagainya, maupun yang mengenai physic dan akhlak Nabi
dalam keadaan sehari-harinya, baik sebelum atau sesudah di angkat
sebagai nabi.
• Ulama Ushul Fiqh memberikan pengertian sebagai segala yang di nuklikan
dari Nabi Muhammad SAW Baik berupa perkataan, perbuatan maupun
taqrirnya yang ada sangkut pahutnya dengan Hukum.
10. Pengertian Khabar
• Menurut bahasa berarti an-Naba’ (berita-berita), sedang jama’nya
adalah Akhbar. Khabar adalah segala sesuatu yang disandarkan
kepada nabi dan para sahabat, jadi setiap hadist termasuk khabar
tetapi tidak setiap khabar adalah hadist.
• Berbeda dengan hadist, di mana hadist adalah segala sesuatu yang
datang dari Nabi SAW sedang khabar adalah suatu yang bias datang
dari selain Nabi SAW.
11. Pengertian Atsar
• Atsar menurut etimologi adalah bekasan sesuatu, atau sisa sesuatu,
atau berarti sisa reruntuhan rumah dan sebagainya, dan berarti
nukilan (yang dinukilkan). Sesuatu do’a umpamanya yang dinukilkan
dari Nabi dinamai do’a ma’tsur.
• Sedangkan secara terminologi ada dua pendapat mengenai definisi
atsar ini. Pertama, kata atsar sinonim dengan hadist. Kedua, atsar
adalah perkataan, tindakan, dan ketetapan Shahabat
13. Perbedaan Hadist, Sunnah, khabar, dan Atsar
Para ulama juga membedakan antara hadist, sunnah, khabar dan atsar sebagai
berikut:
• Hadist dan sunnah: hadist terbatas pada perkataan, perbuatan, takrir yang
bersumber pada Nabi SAW, sedangkan sunnah segala yang bersumber dari Nabi
SAW baik berupa perkataan, perbuatan, takrir, tabiat, budi pekerti atau
perjalanan hidupnya, baik sebelum di angkat menjadi rasul maupun sesudahnya.
• Hadist dan khabar: sebagian ulama hadist berpendapat bahwa khabar sebagai
suatu yang berasal atau disandarkan kepada selain nabi SAW, hadist sebagai
sesuatu yang berasal atau disandarkan pada Nabi SAW
• Hadist dan atsar: jumhur ulama berpendapat bahwa atsar sama artinya dengan
khabar dan hadist. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa atsar sama dengan
khabar, yaitu sesuatu yang disandarkan pada Nabi SAW, sahabat dan tabiin.