Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar elektroterapi. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa elektroterapi melibatkan stimulasi jaringan tubuh menggunakan arus listrik dengan berbagai karakteristik seperti voltase, arus, frekuensi, dan bentuk gelombang. Stimulasi dapat menimbulkan respon sensoris, motoris, atau nyeri tergantung tingkatannya.
3. Arus,Voltase dan Tahanan (Hukum
Ohm)
Hubungan antara arus, voltase dan
hambatan didefinisikan dalam hukum
Ohm
Arus berbanding sama dengan voltase,
ketika voltase ditingkatkan maka arus
juga meningkat pada nilai tahanan
yang menetap
Arus berbanding terbalik dengan
hambatan, ketika nilai tahanan
meningkat dengan voltase menetap
maka arus akan turun
Total arus akan meningkat jika voltase
ditingkatkan atau tahanan diturunkan
5. Sehingga dirasa nyaman saat arus masuk kedalam jaringan
Turunnya nilai tahanan jaringan sehingga penggunaan arus relatif rendah
Menurunkan nilai tahanan sangat diperlukan dalam penatalaksanaan elektroterapi
Semakin tinggi kandungan cairan semakin tinggi daya hantar arus dan semakin rendah tahanannya
Setiap jaringan mempunyai nilai tahanan yang berbeda-beda tergantung kandungan cairan dalam jaringan
Tahanan jaringan tubuh sering diistilahkan dengan resistance atau impedance
Jaringan tubuh mempunyai nilai tahanan (1000 + V)18
6. Arus mampu
mengalir dengan 2
syarat:
Ada sumber elektris
yang menciptakan
beda potensial
(positif dan negatif)
Ada medium
penghantarnya
Electrotherapy
Generator
Conducting
Pathway
NaCl (Sodium
Chloride)
7. Resting Membrane Potential
(RMP)
Saat saraf tidak aktif/ istirahat maka potensial didalam membrane saraf
lebih negatif dibanding potensial di luar membrane saraf
10. Absolute Refractory
Periode
• Ketika saraf sudah terdepolarisasi, maka tidak dapat ditambahkan aksi
potensial
• Saraf tidak dapat distimulasi lagi meskipun ditingkatkan intensitasnya
11. Relative Refractory
Periode
• Setelah terjadi depolarisasi dan repolarisasi menuju RMP,
maka saraf dapat distimulasi namun dengan intensitas arus
yang lebih tinggi
13. Aliran
Ion
• Ion positif (cation) bergerak dan berkumpul menuju elektrode
negatif (katoda)
• Ion negatif (anion) bergerak dan berkumpul menuju elektrode positif
14. Ion Sodium
(Na++)
Ion sodium (Na++) menuju
elektrode negatif dengan
mengikat air membentuk
sodium hydroxide (NaOH)
Reaksi kimia
menurunkan
keasaman
jaringan dan
melembutkan
jaringan
15. Ion Chloride
(Cl-)
Ion chloride (Cl-) menuju ke
elektrode positif dengan
mengikat air membentuk
hydrochloric acid (HCL)
Reaksi kimia
meningkatkan
keasaman
jaringan dan
mengeraskan,
mengiritasi
jaringan
17. Direct Current
(DC)
Karena potensial pada elektrode tidak pernah bergantian maka potensial terjadi
akumulasi elektris yang menimbulkan reaksi kimia atau efek polaritas
Salah satu elektrode tetap menjadi anoda dan satunya lagi tetap menjadi katoda
Direct current merupakan arus searah
18. Alternating Current (AC)
Karena secara terus menerus bergantian polaritas tiap detiknya, maka tidak berpotensi
terjadi reksi kimia atau efek polaritas
Digunakan satuan pulse per second (pps) atau Hertz (Hz)
Setiap siklus (cycle) bergantian polaritas pada tiap detiknya
Alternating Current merupakan arus bolak-balik tidak terputus
20. Bentuk
Arus
Arus mempunyai bentuk
dikarenakan adanya hubungan
amplitude (intensitas) dengan
durasi pulsa
Amplitude atau intensitas
adalah kuatnya arus dalam
satuan mili ampere (Ma)
Durasi pulsa adalah lamanya
arus menetap dalam satuan
microsecond (µs), millisecond
(Ms) atau second (S)
21.
22. Frekuensi
Arus
Ketika stimulasi saraf motoris maka semakin tinggi frekuensi menimbulkan kontraksi tetanic
(100Hz)
Ketika stimulasi saraf sensoris maka semakin tinggi frekuensi semakin nyaman (> 80Hz)
Jaringan tubuh merespon durasi pulsa (pulse duration) bukan durasi fase (phase duration)
Frekuensi arus adalah jumlah pengulangan arus (pulsa) tiap detik
23. Modifikasi
Arus
• Modifikasi arus ditujukan agar arus tidak mudah diadaptasi oleh
jaringan, sehingga jaringan selalu terstimulasi selama terapi
• Modifikasi dapat dilakukan dengan mengubah intensitas, durasi dan
frekuensi tiap detik
25. Tingkatan Stimulasi Pada Aplikasi
Klinis
Nyeri (pain) : stimulasi sampai terasa sakit diaplikasikan pada kondisi kronis
Motoris : stimulasi sampai menimbulkan kontraksi otot, dapat digunakan untuk memfasilitasi
kontraksi otot atau mengurangi bengkak (twitch contraction)
Sensoris : benar-benar terasa nyata biasanya diaplikasikan pada kondisi sub akut-kronis
Subsensoris : sedikit terasa biasanya diaplikasikan pada kondisi akut