1. Biphasic Pulsed Current TENS
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation
Aditya Johan Romadhon, SST.FT, M.Fis
2. Pendahulu
an
Dapat digunakan sesuai kebutuhan sepanjang hari
Sedikit /hampir tidak ada efek samping
TENS dapat diaplikasikan mandiri oleh pasien
Tujuan utama penggunaan modalitas TENS yakni untuk menurunkan nyeri
Stimulasi elektris dialirkan melewati kulit permukaan sampai kepada saraf tepi yang dituju
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) merupakan tindakan non invasive
stimulasi elektris pada saraf tepi
3. Sejarah
Singkat
“PAIN MECHANISMS: A NEW THEORY”
Pada tahun 1965 popularitas elektroterapi mulai muncul kembali
disebabkan naskah publikasi Melzack & Wall
Pada abad 19 elektroterapi menurun popularitasnya karena produksi obat
analgesic yang besar
Pada abad 18 elektroterapi popular sebagai terapi untuk menurunkan nyeri
Awal penggunaan tenaga listrik dalam pengobatan sudah dilakukan 2500
SM di Mesir menggunakan electrogenic fish untuk menurunkan nyeri
4. PAIN MECHANISMS: A NEW
THEORY
Sering dikenal sebagai teori gerbang kontrol (Gate Control)
Saraf sensoris A delta dan C berfungsi menerima informasi rasa nyeri
Saraf sensoris A beta berfungsi menerima informasi sensoris rasa sentuh, getar, tekan
nyaman
Aktifnya saraf sensoris A beta mampu menginhibisi saraf tepi sensoris berdiameter kecil/
tanpa myelin (A delta & C)
Penggunaan stimulasi elektris mampu meng-aktifkan saraf tepi sensoris berdiameter tebal
(A beta)
5. Dasar
Penatalaksanaan
Modifikasi pola arus (teknik penatalaksanaan)
Durasi/ pulse duration/ pulse width (µs, ms, s) yakni lamanya arus
menetap
Frekuensi (Hz/ Pulse persecond) yakni pengulangan arus dalam 1 detik
Amplitudo/ intensitas (mA) yakni kuatnya arus berdasar pada 3 level
eksitasi
Pada umumnya penggunaan elektroterapi berkaitan dengan pengaturan
dosis
6. Teknik Penatalaksanaan
TENS
Conventional TENS (intensitas
rendah-frekuensi tinggi)
Acupunture Like TENS (intensitas
tinggi-frekuensi rendah)
Intense TENS (intensitas tinggi-
frekuensi tinggi)
Conventional TENS sering
menjadi pilihan pertama
khususnya untuk pasien yang
belum pernah terapi sebelumnya
7. Conventional
TENS
Teknik conventional TENS
Frekuensi tinggi (50-100Hz)
Intensitas rendah (sub
sensory/sensory)
Durasi pulsa (50-200µs)
Tujuan dari teknik ini adalah stimulasi
serabut saraf sensoris berpenampang
tebal (low threshold) Abeta
Inhibisi second order neuron tingkat
spinal guna menurunkan nyeri
8. Acupuncture Like TENS (AL-
TENS)
Teknik AL-TENS merupakan teknik
hiperstimulasi
Digunakan ketika teknik conventional
TENS tidak mendapat respon
Frekuensi rendah (2 - 4Hz)
Intensitas tinggi (tolerable pain)
Durasi pulsa panjang (100-400µs)
Tujuan dari teknik ini adalah stimulasi
saraf sensoris berpenampang tipis
(high threshold) A delta
Aktivasi ekstrasegmental (supraspinal)
dalam menurunkan nyeri
9. Intense
TENS
Teknik Intense Tens pada dasarnya
mempunyai tujuan yang sama
sebagaimana AL-TENS
Yakni stimulasi saraf sensoris
berpenampang tipis A delta
Aktivasi extrasegmental (supraspinal)
dalam menurunkan nyeri
Penggunaan frekuensi tinggi 200Hz dan
intensitas tinggi
12. Asymmetrical &
Symmetrical
Symmetrical digunakan untuk menurunkan nyeri dan stimulasi kontraksi
(twitch) otot besar
Asymmetrical sering digunakan untuk menurunkan nyeri dan stimulasi
kontraksi (twitch) otot kecil
Variasi tersebut mencegah akomodasi jaringan
Terdapat variasi durasi fase (phase duration) dan variasi frekuensi pulsa
(pulse frequency)
Asymmetrical biphasic sering digunakan pada produk TENS
13. Burst
Mode
Burst sering juga disebut sebagai
“train of pulses” yakni rangkaian
pulsa yang dimampatkan
Burst mode lebih dipilih untuk
menurunkan nyeri yang bersifat
kronis